Di susun oleh :
Rizky taufik
Syifa baashita
XI IPA 5
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala rahmat yang diberikannya
sehingga tugas Makalah yang berjudul “seorang muslim / muslimah sejati” ini dapat saya
selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudmya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah
ini penulis sangat hargai.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul.................................................................................................................
Kata pengantar................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN’
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Muslimah Sejati
Merupakan cerminan sosok mulia di saat jutaan wanita terhina di dalam kubangan hawa
dan angkara. Ketika para wanita berbangga mengumbar syahwatnya, ia tampil
mempesona dengan syariat jilbabnya. Ia adalah anugerah ilahi bagi seluruh wanita di
bumi ini. Perangainya adalah akhlak wanita-wanita teladan yang menjaga kehormatan.
Pribadinyapun pancaran indah dari beningnya sabda junjungan. Dan jiwa-jiwanya adalah
jiwa pendidik dai teladan dan mujahid militan.
Sungguh sangat banyak sekali para wanita yang mengaku dirinya sebagai muslimah sejati.
Akan tetapi kenyataannya sangat jauh dari kriterianya. Sedikit sekali
seorang muslimah yang mampu meraih prestasi gemilang sebagai muslimah sejati. Hal
tersebut karena muslimah sejati memiliki kriteria dan karakteristik tersendiri yang datang
dari Alloh dan rosul-Nya.
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
1. Iman yang dalam terhadap semua yang datang dari Alloh dan Rosul-Nya.
Keimanan yang dalam terhadap apa saja yang datang dari Alloh dan Rosul-Nya
adalah kriteria utama muslimah sejati. Keimanan inilah yang meneguhkan hati Sumayyah
menghadapi ujian yang sangat berat. Namun demikian pahitnya ujian tersebut seolah
lebur dengan manisnya iman yang bersemayam dalam dadanya. Tanpa adanya iman yang
dalam ini tidak mungkin seorang wanita menjadi muslimah sejati.
2. Tunduk dan patuh terhadap segala perintah Alloh dan Rosul-Nya serta menjauhi
larangan-larangan keduanya.
Banyak wanita yang mengaku muslimah namun tidak tunduk dan patuh dengan aturan
Alloh dan rosul-Nya. Mereka hidup dengan hawa nafsunya dalam berpakaian, bergaul dan
bekerja. Ia tidak rela diatur oleh sang Pencipta, namun justru bangga diatur oleh setan
dan hawa nafsu-Nya. Padahal Alloh berfirman:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Alloh dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan
rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. (QS.al Ahzab [33]:36)
Mencontoh nabi, istri-istrinya serta para shohabiyyah yang mulia merupakan kewajiban
seorang muslimah. Sayangnya hari ini kebanyakan para muslimah – kecuali yang
dirahmati Alloh – justru bangga mengikuti trend para artis. Mulai dari gaya rambut, baju,
perangai bahkan pergaulan meniru mereka. Akhirnya rasa malu merekapun pudar dan
harga diri mereka menjadi murah. Murah karena diobral kepada siapa saja yang
menginginkannya.
Sabar dan syukur adalah hiasan muslimah sejati. Dengan itulah ia akan menjadi hamba
yang qonaah terhadap takdir Alloh . Muslimah yang sabar dan syukur akan menjadi sosok
mulia di sisi Alloh apalagi di sisi manusia. Sabar dan syukur ini ibarat dua sayap yang
dengannya seseorang terbang bebas menuju keridhaaan Alloh .
Taat kepada ortu merupakan kriteria muslimah sejati. Namun bagi muslimah yang sudah
berumah tangga, ketaatan pertama adalah ketaatan kepada suami kemudian baru orang
tua. Taat kepada orang tua biasanya lebih mudah dilakukan seorang istri karena memang
orang tualah yang membesarkan dan mendidiknya dari kecil. Akan tetapi taat kepada
suami terkadang membutuhkan kerja keras bagi seorang muslimah. Namun demikian
balasannya pun juga besar yaitu surga Alloh yang sangat luas dan indah.
Dakwah bukan hanya kewajiban para lelaki saja, namun ia juga tugas besar yang harus
diemban di pundak kaum muslimah. Hal tersebut disebabkan banyak sektor kehidupan
yang memang lebih tepat ditangani langsung oleh muslimah karena kekhususannya. Oleh
karena itu peran dakwah dalam sektor tersebut sangatlah urgen. Selain berdakwah iapun
tak lupa gemar bersedekah. Semua itu karena ia sangat faham bahwa sedekah merupakan
bukti keimanan sekaligus sebagai jalan masuk surga.
10. Selalu Menjaga iffah(kesucian diri).
Kesucian diri adalah mutiara berharga bagi setiap wanita. Tidak ada yang paling pandai
dalam menjaga kesucian diri selain wanita muslimah. Menjaga kesucian diri bukan hanya
sebatas menjaga diri yang penting tidak sampai berzina saja. Menjauhkan diri dari
ikhtilath, pacaran, cating, facebook an yang tak berguna dengan lawan jenispun bagian
dari menjaga kesucian diri. Inilah yang seringkali dilupakan para muslimah hari ini.
Peranan Roh
Roh berperanan dalam soal iman. Roh melibatkan soal kepercayaan dan keyakinan.
Tentang akidah dan pegangan. Tentang keimanan kepada Tuhan dan hari Akhirat.
Tentang rasa cinta dan takut dengan Tuhan.
Namun kalau peranan roh saja yang wujud tanpa ada peranan akal dan kepimpinan,
maka seseorang itu akan menjadi fanatik. Dia akan menjadi taksub secara membuta.
Perasaannya tidak seimbang dan sukar untuk dikawal. Dia ingin bertindak, beramal dan
membuat sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana dan apa caranya. Pertimbangannya juga
tidak seimbang dan berat sebelah. Dia akan menjadi orang yang berjiwa tetapi kaku. Dia
mau bergerak tetapi tidak tahu bagaimana hendak menyusun langkah.
Peranan Akal
Akal berperanan dalam soal ilmu. Ia berkait dengan penyampaian dan penerimaan ilmu.
Tentang ta’alim atau pengajian. Tentang pembelajaran. Peranan akal membuat seseorang
itu menjadi alim dan bepengetahuan. Namun kalau peranan akal saja yang wujud dan
peranan roh dan kepimpinan tidak ada, maka seseorang itu akan menjadi ahli ilmu yang
tidak cinta dan tidak takut dengan Tuhan. Yang tidak ada cita-cita akhirat.
Ilmunya akan digunakan untuk dunia semata-mata. Ilmunya akan dijual dan
dikomersialkan. Ilmunya akan ditukar menjadi duit dan harta kekayaan. Ilmunya hanya
untuk bermujadalah (berdebat), berforum dan berseminar. Untuk mendapat pujian,
uang , pangkat, jawatan dan nama. Ilmunya tidak memberi hasil pada pribadinya.
Dia tidak dapat beramal dengan ilmunya, jauh sekali untuk memperjuangkannya. Dia
akan menjadi orang alim yang tidak beramal dengan ilmunya. Dia akan menjadi jumud
dan beku. Walaupun dia tahu bagaimana hendak menyusun langkah, tetapi dia tidak
mempunyai kemauan dan kekuatan dalaman untuk bergerak.
Peranan Kepimpinan
Kepimpinan melibatkan didikan, panduan, contoh dan suri teladan. Tentang bagaimana
ilmu itu dapat dan patut diamalkan. Tentang siapa yang patut dicontohi dalam
mengamalkan ilmu. Tanpa ada pimpinan dari seorang pemimpin sebagai contoh atau
model, sukar ilmu dapat difahami lebih-lebih lagi untuk diamalkan dan dihayati.
Tanpa pimpinan, ilmu akan hanya tinggal ilmu. Itu sebabnya di dalam agama, dikirim
Rasul yang diberi atau yang membawa kitab. Bukan kitab saja yang dihantar tanpa Rasul.
Kalau kitab saja yang dihantar, maka tidak akan ada contoh atau role-model untuk
diikuti. Tanpa contoh dan role-model, mustahil ilmu dapat difahami dan diamalkan.
Dalam hendak mengamalkan ilmu dan dalam hendak menjadi seorang muslim yang sempurna, contoh
fisik atau kepimpinan sangat perlu. Semua bentuk peranan ini mesti ada. Tidak ada satu yang boleh
ditolak. Barulah ia boleh lengkap melengkapkan. Peranan roh dan akal mesti bergabung dan contoh
atau pimpinan mesti dicari.
…Dengan menjadi seorang muslim, berarti Allah meninggikan jiwa kita dan mengarahkan
kita kepada sebuah happy ending…
Dengan menjadi seorang muslim, berarti Allah meninggikan jiwa kita dan mengarahkan
kita kepada sebuah happy ending. Menjadi seorang muslim berarti memperlakukan
saudara sesama mukmin dengan penuh cinta. Seorang muslim mesti menghormati para
wanita muslim dengan menundukkan pandangan di hadapan mereka. Seorang muslim
juga senantiasa memanjatkan doa di sepertiga malam.
Menjadi hamba Allah merupakan peran yang sangat membanggakan, karena dapat
mengeluarkanmu dari kegelapan dan menerangi jiwamu. Sehingga jiwa menjadi
terpuaskan. Tidak ada hal yang paling dicari umat manusia dari kepuasan dan
kebahagiaan jiwa. Namun jika engkau mengabaikan segenap seruan Allah, maka bersiap-
siaplah didera kesengsaraan. Maka bacalah Al-Qur’an yang di dalamnya memuat
petunjuk untuk manusia.
Ia merupakan kitab suci umat Islam. Tak terhitung lagi jumlah orang-orang non-muslim
yang berusaha untuk menyerang Al-Qur’an; mereduksi pemahamannya dan mengebiri
kesakralannya. Alih-alih ingin mengkritik Al-Qur’an, mereka justru semakin
menampakkan kebodohan mereka sendiri.
Islam tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang Arab saja. Ia ajaran universal untuk
seluruh manusia dengan berbagai ras yang ada di muka bumi. Semua muslim memiliki
hak dan kewajiban yang sama di dalam Islam. Mereka memiliki kesempatan yang sama
untuk menggapai surga.
Allah tidak pernah menyatakan bahwa surga itu mudah untuk diraih. Engkaulah yang
harus pro-aktif untuk mendapatkannya dengan amalan-amalan ibadah, tidak cukup
hanya dengan keyakinan tauhid di dalam hati saja. Surga digapai dengan tindakan yang
meniscayakan pengorbanan jiwa dan harta.
1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan
aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan
ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada
Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan
sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw
mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah.
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam
satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari
ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah
merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.
3. Matinul Khuluq.
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus
dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk
makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia
apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka
Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang
artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).
4. Qowiyyul Jismi.
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan
jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam
secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan
bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian
seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun
demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan
jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting,
maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang
lemah (HR. Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Menjadi seorang muslim berarti memiliki tekad kuat untuk mendapatkan semua
pengetahuan dan wawasan keislaman. Hal tersebut dilakukan karena Allah. Lalu
menyampaikan dan mentransformasikan pengetahuan tersebut kepada orang lain
dengan penuh kerendahan hati.
4. Islam tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang Arab saja. Ia ajaran universal
untuk seluruh manusia dengan berbagai ras yang ada di muka bumi. Semua
muslim memiliki hak dan kewajiban yang sama di dalam Islam. Mereka memiliki
kesempatan yang sama untuk menggapai surga.
DAFTAR PUSAKA
https://daelidirgantara.wordpress.com/2015/ 10/22/10-kriteria-seorang-muslimah-sejati/