Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENJADI SEORANG MUSLIM / MUSLIMAH SEJATI

Di susun oleh :

Dffa millati hanifa

Hani hanifah shabirah

Muhammad ilham i.f

Muhammad irfan tresna

Rizky taufik

Syifa baashita

XI IPA 5

SMA PGII 1 BANDUNG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala rahmat yang diberikannya
sehingga tugas Makalah yang berjudul “seorang muslim / muslimah sejati” ini dapat saya
selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudmya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah
ini penulis sangat hargai.

28 juli 2016, bandung

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul.................................................................................................................

Kata pengantar................................................................................................................

Daftar isi.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN’

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kriteria muslim sejati


B. Menjadi seorang muslim
C. Ciri-ciri muslim sejati

BAB III PENUTUPAN

DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Muslimah Sejati

Merupakan cerminan sosok mulia di saat jutaan wanita terhina di dalam kubangan hawa
dan angkara. Ketika para wanita berbangga mengumbar syahwatnya, ia tampil
mempesona dengan syariat jilbabnya. Ia adalah anugerah ilahi bagi seluruh wanita di
bumi ini. Perangainya adalah akhlak wanita-wanita teladan yang menjaga kehormatan.
Pribadinyapun pancaran indah dari beningnya sabda junjungan. Dan jiwa-jiwanya adalah
jiwa pendidik dai teladan dan mujahid militan.

Sungguh sangat banyak sekali para wanita yang mengaku dirinya sebagai muslimah sejati.
Akan tetapi kenyataannya sangat jauh dari kriterianya. Sedikit sekali
seorang muslimah yang mampu meraih prestasi gemilang sebagai muslimah sejati. Hal
tersebut karena muslimah sejati memiliki kriteria dan karakteristik tersendiri yang datang
dari Alloh  dan rosul-Nya.

Rumusan masalah

1. Bagaimana supaya kita dapat menjadi muslim/muslimah sejati?


2. Bagaimana cara mengislamkan ibadah kita?

Tujuan penulisan

1. Menjelaskan bagaimana menjadi seorang muslim sejati


2. Menjelaskan ciri-ciri seorang muslim / muslimah sejati
BAB II

PEMBAHASAN

Kriteria muslimah sejati tersebut adalah sebagai berikut:

1. Iman yang dalam terhadap semua yang datang dari Alloh   dan Rosul-Nya.

Keimanan yang dalam terhadap apa saja yang datang dari Alloh dan Rosul-Nya
adalah kriteria utama muslimah sejati. Keimanan inilah yang meneguhkan hati Sumayyah
menghadapi ujian yang sangat berat. Namun demikian pahitnya ujian tersebut seolah
lebur dengan manisnya iman yang bersemayam dalam dadanya. Tanpa adanya iman yang
dalam ini tidak mungkin seorang wanita menjadi muslimah sejati.

2. Tunduk dan patuh terhadap segala perintah Alloh  dan Rosul-Nya serta menjauhi
larangan-larangan keduanya.

Banyak wanita yang mengaku muslimah namun tidak tunduk dan patuh dengan aturan
Alloh dan rosul-Nya. Mereka hidup dengan hawa nafsunya dalam berpakaian, bergaul dan
bekerja. Ia tidak rela diatur oleh sang Pencipta, namun justru bangga diatur oleh setan
dan hawa nafsu-Nya. Padahal Alloh  berfirman:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Alloh dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan
rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. (QS.al Ahzab [33]:36)

Ketundukan terhadap perintah Alloh  dan Rosul-Nya tersebut


merupakan kriteria besar muslimah sejati.

3. Berakhlak dan berkepribadian islami dengan mencontoh Rosululloh -sholallohu


‘alaihi wa sallam-, istri-istri nabi  dan para shohabiyah yang mulia.

Mencontoh nabi, istri-istrinya serta para shohabiyyah yang mulia merupakan kewajiban
seorang muslimah. Sayangnya hari ini kebanyakan para muslimah – kecuali yang
dirahmati Alloh – justru bangga mengikuti trend para artis. Mulai dari gaya rambut, baju,
perangai bahkan pergaulan meniru mereka. Akhirnya rasa malu merekapun pudar dan
harga diri mereka menjadi murah. Murah karena diobral kepada siapa saja yang
menginginkannya.

4. Beribadah hanya kepada Alloh  dengan berittiba’ kepada nabi .


Kriteria ini adalah cerminan lurusnya akidah seorang muslimah sejati. Ia hanya
beribadah kepada Alloh  dan selalu menjauhi kesyirikan. Bahkan tata cara beribadah
mereka hanya merujuk pada nabi  sehingga terhindar dari perkara yang bid’ah.

5. Sabar dan berjiwa tegar; syukur dan tidak kufur.

Sabar dan syukur adalah hiasan muslimah sejati. Dengan itulah ia akan menjadi hamba
yang qonaah terhadap takdir Alloh . Muslimah yang sabar dan syukur akan menjadi sosok
mulia di sisi Alloh  apalagi di sisi manusia. Sabar dan syukur ini ibarat dua sayap yang
dengannya seseorang terbang bebas menuju keridhaaan Alloh .

6. Tawazun(proporsional dan profesional) dalam segala urusannya.

Muslimah sejati adalah sosok yang tawazun dalam segala urusannya. Di samping perannya


sebagai pendidik anak ia juga harus mengatur waktu dan pekerjaan melayani suaminya.
Terkadang pula ia pun harus berbagi waktu  untuk menambah amalan sholih lainnya. Ia
tidak membentur-benturkan tugas dan kewajibannya. Segalanya ia manage dengan
sangat tawazun.

7. Rajin dan semangat tolabul ilmi(menuntut ilmu).

Seorang muslimah sejati selalu rajin dan semangat dalam menuntut ilmu. Meskipun ia


telah berkeluarga bahkan mampu meraih gelar tinggi (dalam bidang akademik misalnya)
namun tetap haus dengan ilmu dari siapa saja yang menyampaikannya. Menuntut ilmu
dan mendapatkan pendidikan bukanlah khusus bagi seorang muslim saja. Bahkan di
dalam islam kaum muslimah diwajibkan belajar seumur hidup bukan hanya wajib belajar
sampai SMA atau sederajat. Dan hendaknya menuntut ilmu menjadi hobi yang membuat
muslimah benar-benar “kecanduan” ketika meninggalkannya.

8. Taat kepada suami dan orang tua.

Taat kepada ortu merupakan kriteria muslimah sejati. Namun bagi muslimah yang sudah
berumah tangga, ketaatan pertama adalah ketaatan kepada suami kemudian baru orang
tua. Taat kepada orang tua biasanya lebih mudah dilakukan seorang istri karena memang
orang tualah yang membesarkan dan mendidiknya dari kecil. Akan tetapi taat kepada
suami terkadang membutuhkan kerja keras bagi seorang muslimah. Namun demikian
balasannya pun juga besar yaitu surga Alloh  yang sangat luas dan indah.

9. Gemar berdakwah dan bersedekah.

Dakwah bukan hanya kewajiban para lelaki saja, namun ia juga tugas besar yang harus
diemban di pundak kaum muslimah. Hal tersebut disebabkan banyak sektor kehidupan
yang memang lebih tepat ditangani langsung oleh muslimah karena kekhususannya. Oleh
karena itu peran dakwah dalam sektor tersebut sangatlah urgen.  Selain berdakwah iapun
tak lupa gemar bersedekah. Semua itu karena ia sangat faham bahwa sedekah merupakan
bukti keimanan sekaligus sebagai jalan masuk surga.
10. Selalu Menjaga iffah(kesucian diri).

Kesucian diri adalah mutiara berharga bagi setiap wanita. Tidak ada yang paling pandai
dalam menjaga kesucian diri selain wanita muslimah. Menjaga kesucian diri bukan hanya
sebatas menjaga diri yang penting tidak sampai berzina saja. Menjauhkan diri dari
ikhtilath, pacaran, cating, facebook an yang tak berguna dengan lawan jenispun  bagian
dari menjaga kesucian diri. Inilah yang seringkali dilupakan para muslimah hari ini.

Sebenarnya masih banyak sekali kriteria muslimah sejati. Mudah-mudahan 10 kriteria


muslimah sejati tersebut bisa dilazimi oleh para muslimah dalam kehidupan sehari –
hari. Wallohu ‘alam bi showab.

Peranan Roh
Roh berperanan dalam soal iman. Roh melibatkan soal kepercayaan dan keyakinan.
Tentang akidah dan pegangan. Tentang keimanan kepada Tuhan dan hari Akhirat.
Tentang rasa cinta dan takut dengan Tuhan.

Namun kalau peranan roh saja yang wujud tanpa ada peranan akal dan kepimpinan,
maka seseorang itu akan menjadi fanatik. Dia akan menjadi taksub secara membuta.
Perasaannya tidak seimbang dan sukar untuk dikawal. Dia ingin bertindak, beramal dan
membuat sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana dan apa caranya. Pertimbangannya juga
tidak seimbang dan berat sebelah. Dia akan menjadi orang yang berjiwa tetapi kaku. Dia
mau bergerak tetapi tidak tahu bagaimana hendak menyusun langkah.

Peranan Akal
Akal berperanan dalam soal ilmu. Ia berkait dengan penyampaian dan penerimaan ilmu.
Tentang ta’alim atau pengajian. Tentang pembelajaran. Peranan akal membuat seseorang
itu menjadi alim dan bepengetahuan. Namun kalau peranan akal saja yang wujud dan
peranan roh dan kepimpinan tidak ada, maka seseorang itu akan menjadi ahli ilmu yang
tidak cinta dan tidak takut dengan Tuhan. Yang tidak ada cita-cita akhirat.

Ilmunya akan digunakan untuk dunia semata-mata. Ilmunya akan dijual dan
dikomersialkan. Ilmunya akan ditukar menjadi duit dan harta kekayaan. Ilmunya hanya
untuk bermujadalah (berdebat), berforum dan berseminar. Untuk mendapat pujian,
uang , pangkat, jawatan dan nama. Ilmunya tidak memberi hasil pada pribadinya.

Dia tidak dapat beramal dengan ilmunya, jauh sekali untuk memperjuangkannya. Dia
akan menjadi orang alim yang tidak beramal dengan ilmunya. Dia akan menjadi jumud
dan beku. Walaupun dia tahu bagaimana hendak menyusun langkah, tetapi dia tidak
mempunyai kemauan dan kekuatan dalaman untuk bergerak.

Peranan Kepimpinan
Kepimpinan melibatkan didikan, panduan, contoh dan suri teladan. Tentang bagaimana
ilmu itu dapat dan patut diamalkan. Tentang siapa yang patut dicontohi dalam
mengamalkan ilmu. Tanpa ada pimpinan dari seorang pemimpin sebagai contoh atau
model, sukar ilmu dapat difahami lebih-lebih lagi untuk diamalkan dan dihayati.
Tanpa pimpinan, ilmu akan hanya tinggal ilmu. Itu sebabnya di dalam agama, dikirim
Rasul yang diberi atau yang membawa kitab. Bukan kitab saja yang dihantar tanpa Rasul.
Kalau kitab saja yang dihantar, maka tidak akan ada contoh atau role-model untuk
diikuti. Tanpa contoh dan role-model, mustahil ilmu dapat difahami dan diamalkan.

Dalam hendak mengamalkan ilmu dan dalam hendak menjadi seorang muslim yang sempurna, contoh
fisik atau kepimpinan sangat perlu. Semua bentuk peranan ini mesti ada. Tidak ada satu yang boleh
ditolak. Barulah ia boleh lengkap melengkapkan. Peranan roh dan akal mesti bergabung dan contoh
atau pimpinan mesti dicari.

Menjadi Seorang Muslim Sejati (2)

Menjadi seorang muslim berarti menganggarkan pendapatan untuk diberikan kepada


orang fakir miskin. Seorang muslim wajib menghormati seluruh nabi, meneladani seluruh
perbuatan mereka, mengapresiasi semua prestasi yang mereka raih.

…Dengan menjadi seorang muslim, berarti Allah meninggikan jiwa kita dan mengarahkan
kita kepada sebuah happy ending…

Dengan menjadi seorang muslim, berarti Allah meninggikan jiwa kita dan mengarahkan
kita kepada sebuah happy ending. Menjadi seorang muslim berarti memperlakukan
saudara sesama mukmin dengan penuh cinta. Seorang muslim mesti menghormati para
wanita muslim dengan menundukkan pandangan di hadapan mereka. Seorang muslim
juga senantiasa memanjatkan doa di sepertiga malam.

Seorang muslim juga diharuskan mengagungkan Allah dengan mematuhi dan


menjalankan semua hukum-Nya, serta menjauhi segala hukum buatan manusia. Seorang
muslim akan meyakini bahwa Hari Pembalasan akan segera tiba dan siksa kubur adalah
benar adanya

Menjadi hamba Allah merupakan peran yang sangat membanggakan, karena dapat
mengeluarkanmu dari kegelapan dan menerangi jiwamu. Sehingga jiwa menjadi
terpuaskan. Tidak ada hal yang paling dicari umat manusia dari kepuasan dan
kebahagiaan jiwa. Namun jika engkau mengabaikan segenap seruan Allah, maka bersiap-
siaplah didera kesengsaraan. Maka bacalah Al-Qur’an yang di dalamnya memuat
petunjuk untuk manusia.

Ia merupakan kitab suci umat Islam. Tak terhitung lagi jumlah orang-orang non-muslim
yang berusaha untuk menyerang Al-Qur’an; mereduksi pemahamannya dan mengebiri
kesakralannya. Alih-alih ingin mengkritik Al-Qur’an, mereka justru semakin
menampakkan kebodohan mereka sendiri.

Islam tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang Arab saja. Ia ajaran universal untuk
seluruh manusia dengan berbagai ras yang ada di muka bumi. Semua muslim memiliki
hak dan kewajiban yang sama di dalam Islam. Mereka memiliki kesempatan yang sama
untuk menggapai surga.

Allah tidak pernah menyatakan bahwa surga itu mudah untuk diraih. Engkaulah yang
harus pro-aktif untuk mendapatkannya dengan amalan-amalan ibadah, tidak cukup
hanya dengan keyakinan tauhid di dalam hati saja. Surga digapai dengan tindakan yang
meniscayakan pengorbanan jiwa dan harta.

5 ciri-ciri Muslim Sejati

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan
aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan
ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada
Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku,
semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan
sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw
mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam
satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari
ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah
merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau
pengurangan.

3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus
dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk
makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia
apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka
Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita
akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang
artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan
jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam
secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan
bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian
seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun
demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan
jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting,
maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang
lemah (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Menjadi seorang muslim berarti memiliki tekad kuat untuk mendapatkan semua
pengetahuan dan wawasan keislaman. Hal tersebut dilakukan karena Allah. Lalu
menyampaikan dan mentransformasikan pengetahuan tersebut kepada orang lain
dengan penuh kerendahan hati.

2. Menjadi seorang muslim berarti melaksanakan qiyamullail, cinta terhadap amalan-


amalan ibadah. Jika semua hal itu dilakukan karena Allah, niscaya keimananmu
semakin bertambah kuat. Seorang muslim tidak akan mengucapkan kata-kata
kotor kepada kedua orangtua, dan menghormati saudara.

3. Ajaran-ajaran Islam sungguh indah. Ia mampu mengeluarkan manusia dari


tekanan kehidupan. Islam menyeru kita untuk menjadi hamba yang shaleh,
menyembah Allah Yang Maha Esa yang akan membebaskan kita dari belenggu
kegelisahan. Pembalasan atas perbuatan menjadi salah satu prinsip yang
dikandung Islam. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an menjadi
cara terampuh untuk menjadi hamba yang berperikemanusiaan.

4. Islam tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang Arab saja. Ia ajaran universal
untuk seluruh manusia dengan berbagai ras yang ada di muka bumi. Semua
muslim memiliki hak dan kewajiban yang sama di dalam Islam. Mereka memiliki
kesempatan yang sama untuk menggapai surga.
DAFTAR PUSAKA

https://daelidirgantara.wordpress.com/2015/ 10/22/10-kriteria-seorang-muslimah-sejati/

dainusantara.com › Artikel Islami

Anda mungkin juga menyukai