1
antibodi untuk suatu jaringan tertentu dalam Pembagian kulit secara garis besar tersusun
tubuh. Dalam Pemfigoid Bulosa, sistem atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis,
kekebalan menghasilkan antibodi terhadap lapisan dermis dan lapisan subkutis. Lapisan
membran basal kulit, lapisan tipis dari serat epidermis atas : stratum korneum, stratum
menghubungkan lapisan luar kulit (dermis) dan lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum
lapisan berikutnya dari kulit (epidermis). dan stratum basal.5,6
Antibodi ini memicu aktivitas inflamasi yang Anatomi yang terlibat pada penyakit
menyebabkan kerusakan pada struktur kulit dan Pemfigoid Bulosa adalah stratum basale. Stratum
rasa gatal pada kulit.2 basal terdiri atas sel – sel berbentuk kubus yang
Tidak ada penyebab khusus yang memicu tersusun vertikal pada perbatasan dermo –
timbulnya PB, namun beberapa faktor dikaitkan epidermal berbaris seperti pagar. Lapisan ini
dengan terjadinya PB. Sebagian kecil kasus merupakan lapisan epidermis yang paling bawah.
mungkin dipicu obat seperti furosemide, Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel
sulphasalazine, penicillamine dan captopril. berbentuk kolumnar dan sel pembentuk melanin.
Suatu studi kasus menyatakan obat anti psikotik Pada sel basal dalam membran basalis, terdapat
dan antagonis aldosterone termasuk dalam faktor hemidesmosom. Fungsi hemidesmosom adalah
pencetus Pemfigoid Bulosa. Belum diketahui melekatkan sel – sel basal dengan membrana
apakah obat yang berefek langsung pada sistem basalis.5,7
imun, seperti kortikosteroid, juga berpengaruh
V. PATOFISIOLOGI
pada kasus Pemfigoid Bulosa. Sinar ultraviolet
juga dinyatakan sebagai faktor yang memicu PB
ataupun memicu terjadinya eksaserbasi PB.
Beberapa faktor fisik termasuk suhu panas, luka,
trauma lokal, dan radioterapi dilaporkan dapat
2
menginduksi PB pada kulit normal.
IV. ANATOMI
2
penyakit kulit autoimun subepidermal PB230 dan 180 kD dinamakan PBAg2 atau
bulosa. Autoantigens utama pada PB180. PB230 lebih banyak ditemukan dari pada
pasien PB adalah antigen PB 230 PB180.5
(PB230) dan antigen PB 180. Terbentuknya bula akibat komplemen yang
Autoantibodi PB terakumulasi dalam beraktivasi melalui jalur klasik dan alternatif,
jaringan dan mengikat antigen pada yang kemudian akan mengeluarkan enzim yang
membran basal. merusak jaringan sehingga terjadi pemisahan
(dikutip dari kepustakaan 8) epidermis dengan dermis.5
Studi ultrastruktural memperlihatkan
Pasien dengan PB mengalami respon sel T pembentukan awal bula pada pemfigus bulosa
autoreaktif untuk PB180 dan PB230, dan ini terjadi dalam lamina lucida, di antara membrane
mungkin penting untuk merangsang sel B untuk basalis dan lamina densa. Terbentuknya bula pada
menghasilkan autoantibodi patogen.1 tempat tersebut disebabkan hilangnya daya
Setelah pengikatan autoantibodi terhadap tarikan filament dan hemidesmosom.3
antigen target, pembentukan bula subepidermal Langkah awal dalam pembentukan bula
terjadi melalui rentetan peristiwa yang melibatkan adalah pengikatan antibodi terhadap antigen
aktivasi komplemen, perekrutan sel inflamasi Pemfigoid Bulosa. Fiksasi IgG pada membran
(terutama neutrofil dan eosinofil), dan basal mengaktifkan jalur klasik komplemen.
pembebasan berbagai kemokin dan protease, Aktifasi komplemen menyebabkan kemotaksis
seperti metaloproteinase matriks-9 dan neutrofil leukosit serta degranulasi sel mast. Produk-
elastase. 1 produk sel mas menyebabkan kemotaksis dari
Pemfigoid Bulosa adalah contoh penyakit eosinofil melalui mediator seperti faktor
autoimun dengan respon imun seluler dan kemotaktik eosinofil anafilaksis. Akhirnya,
humoral yang bersatu menyerang antigen pada leukosit dan protease sel mast mengakibatkan
membran basal.4 Antigen PB merupakan protein pemisahan epidermis kulit. Sebagai contoh,
yang terdapat pada hemidesmosom sel basal, eosinofil, sel inflamasi dominan di membran
diproduksi oleh sel basal dan merupakan bagian basal pada lesi Pemfigoid Bulosa, menghasilkan
BMZ (basal membrane zone) epitel gepeng gelatinase yang memotong kolagen ekstraselular
berlapis. Fungsi hemidesmosom ialah melekatkan dari PBAG2, yang mungkin berkontribusi
sel-sel basal dengan membrane basalis, terhadap pembentukan bula.3
strukturnya berbeda dengan desmosom.5
VI. DIAGNOSA
Terdapat dua jenis antigen Pemfigoid
A. GAMBARAN KLINIS
Bulosa yaitu dengan berat molekul 230kD disebut
Fase Non Bulosa
PBAg1 (Pemfigoid Bulosa Antigen 1) atau
3
Manifestasi kulit PB bisa polimorfik. setempat sampai beberapa tahun. Rasa gatal
Dalam fase prodromal penyakit non-bulosa, tanda kadang dijumpai, walaupun jarang ada. Tanda
dan gejala sering tidak spesifik, dengan rasa gatal Nikolsky tidak dijumpai karena tidak ada proses
ringan sampai parah atau dalam hubungannya akantolisis. Kebanyakan bula ruptur dalam waktu
dengan eksema, papul dan atau urtikaria, 1 minggu, tidak seperti pemfigus vulgaris, ia tidak
ekskoriasi yang dapat bertahan selama beberapa menyebar dan sembuh dengan cepat.4
minggu atau bulan. Gejala non-spesifik ini bisa
Lesi kulit
ditetapkan sebagai satu-satunya tanda-tanda
Eritem, papul atau tipe lesi urtikaria mungkin
1
penyakit.
mendahului pembentukan bula. Bula besar,
Fase Bulosa tegang, oval atau bulat; mungkin timbul dalam
Tahap bulosa dari PB ditandai oleh kulit normal atau yang eritema dan mengandung
perkembangan vesikel dan bula pada kulit normal cairan serosa atau hemoragik. Erupsi dapat
ataupun eritematosa yang tampak bersama-sama bersifat lokal maupun generalisata, biasanya
dengan urtikaria dan infiltrat papul dan plak yang tersebar tapi juga berkelompok dalam pola
kadang-kadang membentuk pola melingkar. Bula serpiginosa dan arciform.3
tampak tegang, diameter 1 – 4 cm, berisi cairan
Tempat Predileksi
bening, dan dapat bertahan selama beberapa hari,
Aksila; paha bagian medial, perut, fleksor
meninggalkan area erosi dan berkrusta. Lesi
lengan bawah, tungkai bawah3.
seringkali memiliki pola distribusi simetris, dan
dominan pada aspek lentur anggota badan dan
tungkai bawah, termasuk perut. Perubahan post
Gambar
inflamasi memberi gambaran hiper- dan
hipopigmentasi serta, yang lebih jarang, miliar.
Keterlibatan mukosa mulut diamati pada 10-30%
pasien. Daerah mukosa hidung mata, faring,
esofagus dan daerah anogenital lebih jarang
3: Pemfigoid Bulosa. Bula
terpengaruh. Pada sekitar 50% pasien, didapatkan tegang diatas kulit yang
1
eosinofilia darah perifer. eritema.
4
1. HISTOPATOLOGI
Gambar 5: Pemfigoid Bulosa
Kelainan yang dini pada Pemfigoid
(Dikutip dari kepustakaan 7)
Bulosa yaitu terbentuknya celah di
perbatasan dermal-epidermal, bula terletak
di subepidermal, sel infiltrat yang utama
adalah eosinofil.5
2. IMUNOLOGI
Pada pemeriksaan
Gambar 6: Pemfigoid Bulosa.
imunofluoresensi terdapat endapan IgG
(Dikutip dari kepustakaan 7)
dan C3 tersusun seperti pita di BMZ
(Base Membrane Zone).5
Pewarnaan Immunofluorescence
Gambar 7: Pemfigoid
langsung (IF) menunjukkan IgG dan
Bulosa
(Dikutip dari kepustakaan
biasanya juga C3, deposit dalam lesi dan
7) paralesional kulit dan substansi
intraseluler dari epidermis.5
5
pemeriksaan imunopatologi, diperoleh IgG granulomatosa, dan adakalanya terdapat vesikel
dengan pola interseluler.8 di pinggiran lesi. Membran mukosa terlibat
pada sebagian besar kasus. Distribusi lesi pada
Gambar 8: Lesi utama pemfigus
daerah intertriginosa, daerah perioral, leher,
kepala dan aksila. Pada pemeriksaan
histopatologi, terlihat gambaran akantolosis
suprabasal dan abses-abses intraepidermal yang
berisi eosinofil. Pada pemeriksaan
imunopatologi, didapatkan hasil seperti
vulgaris
Pemfigus vulgaris.7
bula
Epidermolisis Bulosa (EB), adalah
yang
sebuah penyakit bula subepidermal kronik yang
lembek.
berkaitan dengan autoimunitas pada kolagen
tipe II dalam fibrin pada zona membrane basal.
Gambar 9:
Lesi kulit berupa bula yang berdinding tegang
Pemphigus dan erosi, gambaran noninflamasi ataupun
vulgaris. menyerupai pemfigus bulosa, Dermatitis
Erosions and flaccid bullae pada kulit normal.
herpetiformis, atau Dermatosis IgA linear.
(Dikutip dari kepustakaan 7)
Membran mukosa terlibat pada kasus yang
Pemfigus foliaseus (PF) adalah bentuk parah. Distribusi lesinya sama dengan
Lesi kulit pada pemfigus foliaseus berupa krusta Pada pemeriksaan imunopatologi diperoleh IgG
dan adakalanya berupa vesikel yang kendur. linear pada zona membrane basal7.
lesinya pada bagian tubuh yang lebih terbuka adalah erupsi pruritus yang kronis, rekuren, dan
dan bagian tubuh yang memiliki banyak intensif yang muncul secara simetris pada
kelenjar sebasea. Pada gambaran histopatologi, ekstremitas dan pada badan dan terdiri dari
terlihat gambaran akantolisis pada stratum vesikel-vesikel kecil, papul, dan plak urtika
diperoleh IgG dengan pola intraseluler.7 dengan gluten-sensitive enteropathy (GSE) dan
Pemfigus vegetans (PVeg), deposit IgA pada kulit. Lesi kulit berupa papul
memberikan gambaran lesi berupa plak berkelompok, urtikaria, vesikel serta krusta.
Membran mukosa tidak terlibat. Lesi
6
terdistribusi pada daerah siku, lutut, glutea, didapatkan IgA linear pada zona membran
sakral dan skapula. Pada pemeriksaan basal.7,9,10
histopatologi, terlihat gambaran mikroabses di
papilla dermis, dan vesikel subepidermal. Pada VIII. PENATALAKSANAAN
pemeriksaan imunopatologi, didapatkan IgA Pengobatan terdiri dari prednisone
berbentuk granula pada ujung papilla.7 sistemik, sendiri atau dalam kombinasi dengan
IX. PROGNOSIS
Pemfigoid Bulosa ialah penyakit kulit
kronis yang bisa menetap selama beberapa bulan
atau beberapa tahun, namun secara umum
prognosisnya baik.. Walaupun mayoritas pasien
yang mendapatkan terapi akan mengalami remisi
spontan, tingkat mortalitas dipertimbangkan pada
pasien yang sudah lanjut usia.12
Usia tua dan kondisi umum yang buruk
telah terbukti secara signifikan mempengaruhi
prognosis. Secara historis, dinyatakan bahwa
prognosis pasien dengan Pemfigoid Bulosa jauh
lebih baik dari pasien dengan pemfigus, terutama
Pemfigus Vulgaris dengan Pemfigoid Bulosa
dimana tingkat mortalitasnya sekitar 25% untuk