Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Audit Pendahuluan


Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk
mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu
pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang
material. Hal ini dicapai dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti berkenaan
dengan asersi-asersi yang terdapat dalam laporan keuangan manajemen.

B. Komponen Strategi Audit Pendahuluan


Dalam mengembangkan startegi audit pendahuluan untuk asersi-asersi, auditor
menspesifikasikan empat komponen sebagai berikut:
1. Tingkat resiko bawaan yang dinilai.
 Tingkat resiko pengendalian yang direncankan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
 Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh.
 Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur resiko
pengendalian.
2. Tingkat resiko prosedur analitis yang direncankan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
 Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh.
 Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan bukti mengenai
penyajian wajar dari suatu asesri.
3. Tindakan pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan denga
prosedur lain, menguragi resiko audit sehingga tingkat rendah yang sesuai.
Cara di mana auditor menspesifikasikan keempat komponen dasar dari strategi
audit akan dijelaskan dalam bagian berikut.
Pedoman audit AICPA mengenai Consideration of Internal Control Structure
in a Financial Statement Audit memperkenalkan dua strategi audit utama yang
ekuivalen dengan (1) suatu pendekatan subatantif utama yang menekankan pengujian
rinciian dan (2) suatu tingkat resiko pengendalian yang diniali lebih rendah. Kedua
strategi audit pertama berada pada akhir yang berlawanan dari suatu rangkaian
kemungkinan keputusan mengenai:
1. Tingkat resiko pengendalian yang direncankan untuk dinilai.
2. Luasnya pemahaman mengenai pengen dalian intern.
3. Keyakinan yang diinginkan dari pengujian pengendalian.
4. Tingkat pengujian subatantif yang direncanakan akan dilaksanakan untuk
mengurangi resiko audit hingga suatu tingkat rendah yang sesuai.

1
Suatu Pendekatan Subtantif Utama dengan Peneknan terhadap Pengujian
Terinci
Menurut suatu pendekatan subtantif utama dengan peneknan terhadap
pengujian terinci, auditor menspesifikasikan komponen-komponen strategi audit
sebagai berikut:

 Gunakan tingkat resiko prosedur analitis yang direncakan untuk dinilai pada
tingkat yang tinggi.
 Gunakan tingkat resiko pengendalian yang direncankan untuk dinilai pada tingkat
yang tinggi.
 Renacankan untuk memperoleh pemahaman minimum mengenai bagian-bgian
yang relevan dari pengendalian inter.
 Rencanakan pengujian subtantif yang luas atas transaksi dan saldo berdasarkan
pada tingkat resiko deteksi yang direncankan dapat diterima yang rendah.
Auditor dapat memilih pendekatan ini ketika i mengetahui dari awal mungkin
dari pengalaman masa lalu berhadapan dengan klien atau dari langkah perencanaan
awal, bahwa pengendalian intern yang berdasarkan dengan asersi tidak ada atau tidak
efektif.
Strategi ini juga dapat dipilih ketika auditor menyimpulakan bahwa biaya
melaksanakan prosedur tambahan untuk memperolrh suatu pemahaman yang lebih
mendalam mengenai pengendalian intern dan pengujian pengendalian untuk
mendukung tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah akan melebihi biaya
pelaksanaan pengujian subtantif yang lebih luas. Kondisi tersebut dapat berhubungan
dengan aesrsi untuk akun-akun yang memiliki populasi relatif kecil atau transaksi
yang tidak sering terjadi. Contohnya, termasuk asersi yang berhubunngan dengan
aktiva tetap, hutang obligasi, atau modal saham. Strategi audit ini menekankan pada
pengujian bottom-up dari suatu asesri. Pendekatan subtantif utama juga dapat
digunakan untuk lebih banyak asesri pada audit wal daripada pada audit yang
berulang.
Suatu Tingat Resiko Pengendalian Yang Dinilai Lebih Rendah
Menurut pendekatan Tingat resiko pengendalian yang dinilai lebih rendah,
auditor menspesifikasikan komponen-komponen dari strategi audit sebagi berikut:

 Gunakan tingkat resiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai pada
tingkat yang tinggi.
 Gunakan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai pada
tingkat sedang atau rendah.
 Rencanakan pengujian pengendalian, mungkin pengujian pengendalian komputer
yang berda dalam sistem klien.
 Rencanakan pengujian subtantif atas transaksi atu saldo yang terbatas
berdasarkan tingkat resiko deteksi yang direncanakan untuk diterima pada
tingakat sedang atau tinggi.

2
Auditor dapat memilih strategi ini ketika ia percaya bahwa pengendalian yang
berhubungan dengan suatu asersi telah dirancang dengan baik dan berjalan dengan
sangat efektif. Selain itu, auditorharus percaya bahwa biaya pelaksanaan prosedur
yang lebih luas untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern,
termasuk aspek komputer dari pengendalian intern, dan untuk menguji pengendalian
akan lebih besar daripada yang diimbangi oleh penghematan biaya dari pelaksanaan
pengujian subtantif atas saldo dan transaksi yang lebih sempit. Hal ini sering terjadi
pada asersi yang berkenaan dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh volume
transaksi rutin yang tinggi seperti penjualan, piutang usaha, persediaan, pembelian,
hutang usaha, dan penekanan yang kuat terhadap prosedur audit bottom-up, dengan
menguji pengendalian terhadap pencatatn transaksi dan transaksi itu sendiri.
C. STRATEGI AUDIT TAMBAHAN
Tantangan dalam merencanakan strategi audit adalah bahwa model risiko
audit bukan model yang memiliki dua dimensi. Pilihan auditor tidak hanya
bergantung pada pengendalian intern atau untuk melakukarı pengujian secara
substantif. Komponen model risiko audit yang penting lainnya melibatkan prosedur
analitis. Kedua strategi audit tersebut juga menyajikan akhir yang berlawanan dari
suatu rangkaian strategi-strategi yang mungkin yang melibatkan spesifikasi berbeda
tentang:
 Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai
 Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang akan diperoleh
 Keyakinan yang diperoleh dari prosedur analitis (misalnya, kecukupan dan
kompetensi bukti yang disediakan oleh prosedur analitis)
 Tingkat pengujian substantif yang direncanakan akan dilaksanakan untuk
mengurangi risiko audit hingga pada suatu tingkat rendah yang sesuai
Pendekatan Substantif Utama yang Menekankan Pada Prosedur Analitis
Menurut pendekatan substantif utama yang menekankan pada prosedur analitis
(a primarily substantive approach emphasizing analytical procedures) autitor
menspesifikasikan komponen-kermponen strategi audit sebagai berikut

 Memperoleh pengetahuan yang luas mengenai proses bisnis klien vang relevan
dengan asersi.
 Auditor mengantisipası bahwa dia dapat memperoleh bukti kompeten dari
prosedur analitis untuk mendukung suatu penilaian risiko sedang atau rendah dari
bukti tersebut.
 Gunakan suatu tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai pada
tingkat yang tinggi (atau pada tingkat maksimum).
 Rencanakan untuk memperoleh suatu pemahaman minimum mengenai bagian
relevan dari pengendalian intern.
 Rencanakan sedikit, jika ada pengujian pengendalian.
 Rencanakan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang lebih sempit
sebagai akibat dari pengurangan risiko yang diberikan prosedur analitis

3
Auditor dapat memilih pendekatan ini apabila ia memiliki keahlian dan
pengetahuan mengenai bisnis dan industri untuk mengembangkan prediksi yang
akurat mengenai saldo laporan keuangan. Sebagai contoh, pengetahuan auditor
mengenai tujuan dan sumberdaya klien, pasar dan lingkungan persaingan. proses inti,
serta siklus operasi mungkin akan memudahkan auditor untuk memprediksi seçara
akurat volume penjualan operasi dan tingkat piutang yang diharapkan.
Auditor juga dapat mengantisipasi aktivitas investasi perusahaan dengan
pengetahuan mengenai aktivitas pembiayaan. Sebagai contoh, jika auditor
mengetahui bahwa klien baru saja menerbitkan obligasi pendapatan industri, ia akan
mampu secara akurat memprediksi jumlah dan sifat penambahan terhadap aktiva
tetap berdasarkan pengetahuan ini. Jika penambahan perusahaan terhadap aktiva tetap
konsisten dengan ekspektasi, auditor dapat membatasi tingkat pengujian substantif
terinci dengan tepat.
Strategi audit ini merepresentasikan suatu bauran yang seimbang secara
relative dari prosedur' audit top-down dan bottom-up. Olen karena penekanan dalam
penggunäan pengetahuan auditor mengenai bisnis dan industri untuk mendukung
prosedur analitis, strategi ini menempatkan auditor dalam banyak prosedur yang
mendukung pembenan jasa bernilai tambah lairnya. Sebagai contoh prosedur yang
dlaksanakan untuk memahami tujuan penjualan manajemen dan menilai risiko bisnis
yang akan membawa manajemen mencapai tujuan tersebut akan menbuat auditor
untuk (1) memperoleh keyakinan mengenai kewajaran penyajian penjualan dan (2)
menasehati klien mengenai kemungkinan risiko pasar yang tidak terlihat.
Sekarang pertimbangkan spektrum penuh dari strategi audit yang tersedia bagi
auditor yang melibatkan berbagai penekanan pada pemahaman mengenai
pengendalian intern dan pengujian pengendalian pemaharman bisnis dan industri dan
prosedur analitis, serta pengujian substantif terinci detil substantif.
Empat Strategi Audit Pendahuluan Umum
1. Pendekatan substantif utama yang menekankan pengujian terinci
- Pengujian pengendalian
- Prosedur analitis
- Pengujian terinci antara transaksi dan saldo
- Risiko audit
2. Tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah
- Pengujian pengendalian
- Prosedur analitis
- Pengujian terinci antara transaksi dan saldo
- Risiki audit
3. Pendekatan substantif utama yang menekankan prosedur analitis
- Pengujian pengendalian
- Prosedur analitis
- Pengujian terinci atas transaksi dan saldo

4
- Risiko audit
4. Penekanan pada risiko bawaan dan prosedur analitis
- Risiko bawaan
- Pengujian pengendalian
- Prosedur analitis
- Pengujian terinci atas transaksi dan saldo
- Risiko audit
Penekanan pada Risiko Bawaan dan Prosedur Analitis
Setiap pendekatan sebelumnya mengasumsikan bahwa risiko bawaan dinilai
pada tingkat maksimum. Akan tetapi, terdapat banyak asersi yang tidak demikian,
sebagai contoh, subjek dari penghitungan yang kompleks, penyalahgunaan aktiva,
atau estimasi akuntansi. Penilaian dari beban dibayar di muka, kewajiban gaji akrual,
atau biaya hıstoris pabrik dan peralatan yang mewakili contoh-contoh dari aseesi-
asersi di mana risiko bawaan dapat dinilai dibawah maksimum. Penekanan pada risiko
bawaan dan prosedur analitis (emphasis on inherent risk and analytiçal procedures)
juga mengasumsikan bahwa prosedur analitis lebih murah dari pada prosedur audit
lainnya. Oleh karena itu, menurut pendekatan audit ini auditor menspesifikasikan
komponen-komponen strategi audit sebagai berikut:

 Risiko bawaan dinilai pada tingkat di bawah maksimum.


 Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai
serendah mungkin
 Gunakan tingkat risiko pergendalian yang direncanakan untuk dinilai pada tingkat
yang tinggi (atau pada tingkat maksimum).
 Rencanakan untuk memperoleh pemahaman minimum mengenai bagian yang
relevan dari pengendalian intern.
 Rencanakan sedikit, jika ada. pengujian pengendalian.
 Rencanakan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang lebih sempit
sebagai akibat dari pengurangan risiko yang diperoleh dari risiko bawaan dan
prosedur analitis yang lebih rendah.
Auditor dapat memilih strategi ini ketika risiko bawaan berada di bawah
maksimum dan auditor dapat mengembangkan ekspektasi yang dapat diandalkan
berkenaan dengan saldo akun
D. HUBUNGAN ANTARA STRATEGI DAN SIKLUS TRANSAKSI
Strategi yang diuraikan pada bagian sebelumnya dunaksudkan untuk
mendeskripsikan pendekatan audit untuk asersi-asersi yang berbeda, bukan untuk
keseluruhan audit sebut digunakan untuk sejumlah asersi. Namun, seringkali suatu
strategi yang serupa diterapkan pada sekelompok asersi yang dipengaruhi oleh
golongan transaksi (transection class) dalam suatu siklus transaksi (trans action
cycle). Logikanya adalah bahwa banyak pengendalian intern berfokus pada
pemrosesan satu jenis transaksi dalam satu siklus. Meskipun kantor akuntan
menggunakan nama yang berbeda untuk golongan transaksi dan siklus transaksi, dan

5
dalam beberapa kasus bahkan berbeda dalam menspesifikasikan golongan transaksi
mana yang masuk dalam siklus tertentu, kerangka kerja berikut yang digunakan dalam
buku ini menggambarkan praktik:

Siklus Golongan Transaksi Utama


Pendapatan Penjualan, penerimaan kas, dan penyusaian penjualan
Pengeluaran Pembelian dan pengeluaran kas
Jasa Personel Penggajian
Produksi Memproses persediaan
Investasi Investasi dalam aktiva jangka Panjang atau investasi moneter dari
kelebihan kas
Pembiayaan Pembiayaan dari hutang lancer dan hutang jangka panjang, serta
modal saham
Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana kerangka kerja tersebut
digunakan dalam perencanaan dan perngorganisasian audit. Dua akun yang hampir
selalu memiliki dampak yang signifikan pada laporan keuangan adalah penjualan
dalam laporan laba-rugi serta piutang usaha dalam neraca. Akun-akun tersebut
merupakan salah satu dari sekelompok akun yang biasanya diidentifikasi dengan
siklus pendapatan. Saldo akun untuk penjualan dan piutang usaha dinaikkan oleh
transaksi penjualan yang seringkali bersifat rutin dan banyak. Lebih lanjut.
kebanyakan masalah dengan penjualan berkisar mengenai penjualan yang belum
dikumpulkan. Oleh karena itu, asersi keberadaan atau keterjadian untuk kedua akun
dipengaruhi oleh asersi keberadaan atau keterjadian untuk golongan transaksi
penjualan. Tentu saja ekspektasi auditor mengenai efektivitas dari pengendalian intern
yang berhubungan dengan pemrosesan transaksi penjualan dipertimbangkan dalam
menspesifikasi tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai untuk
penjualan. Oleh karena transaksi penerimaan kas dan penyesuaian penjualan dan juga
transaksi penjualan mempengaruhi saldo piutang usaha, maka ekspektasi auditor
mengenai efektivitas ketiga golongan transaksi dipertimbangakan dalam
mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi piutang usaha.

6
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tiga komponen penting dalam perencanaan audit salah satunya adalah
mengembangkan strategi audit pendahuluan. Strategi audit pendahuluan yang berbeda
dapat diterapkan untuk asersi laporan keuangan yang signifikan. alternatif strategi
disajikan berdasarkan pada tingkat risiko bawaan, Risiko pengendalian, Risiko
prosedur analitis, dan risiko pengujian terinci yang direncanakan untuk dinilai. Tujuan
auditor adalah untuk mengembangkan suatu strategi audit yang memungkinkan dia
untuk 
1. Memperoleh keyakinan yang memadai 
2. Mendukung nilai tambah sementara meminimalkan biaya pekerjaan audit.

7
DAFTAR PUSTAKA

Willam C. Boyton, P. D. (2002). Modern Auditing Edisi Tujuh. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai