Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PERSIAPAN PENYEMPURNAAN

Penetapan Panas (Heeat-Set), Relaksasi, Pengurangan Berat dan Optical Brightening Agent
(OBA) Kain Poliester

Disusun oleh

Kelompok 1 (2K4)

Rofiqoh Adillah (18020076)

Ryan Aditya H (18020078)

Timothy Nathaniel (18020090)

Zahraa’ Siti Khodijah (18020095)

Dosen : Ir.Elly K., Bk,. Teks.,M.Pd.

Asisten Dosen : - Eka O., S,ST., MT.

- Anna S.

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

2019
I Maksud dan Tujuan

1.1 Maksud

Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada serat sintetisrelaksasi


(relaxing), pemantapan panas (heat setting) dan pengurangan berat kain poliester.

1.2 Tujuan

1. Memperoleh kain poliester yang bersih dari kotoran alami maupun kotoran luar
sehingga meningkatkan daya serap kain.
2. Mencegah timbulnya efek crease mark, mendapatkan pegangan yang lembut, lemas
dan bergelombang pada bahan, dan untuk mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret
maksimum.
3. Menstabilkan dimensi kain poliester sehingga dimensi kain tidak berubah pada saat
proses selanjutnya.
4. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain poliester.
5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment.

II Dasar Teori

2.1 Serat Polyester


Serat polyester merupakan suatu polimer (sebuah molekul raksasa yang merupakan
gabungan monomer-monomer/molekul molekul terkecil) dimana masing-masing unit
dihubungkan oleh sambungan ester. Nama lazim dari polyester adalah poly (etilen tereftalat),
sedangkan nama sehari-harinya tergantung pada pemakaiannya, apakah digunakan sebagai
serat atau sebagai material untuk membuat produk seperti botol untuk minuman ringan. Jika
digunakan sebagai serat untuk membuat kain, biasanya sering disebut dengan polyester,
terylene atau Dacron. Sedang untuk membuat botol biasa disebut PET.

Pembuatan Serat Polyester


 Etilena glikol dan asam tereftalat di Polimerisasikan dan disemprotkan melalui
spinneret, sehingga berbentuk pita dan dipotong-potong membentuk seperti chip dan
dikeringkan.
 Setelah menjadi chip kemudian dibuat filamen dengan cara pemintalan leleh dan
filamen tersebut dibuat tow dengan cara perangkapan.
 Tow kemudian diregangkan, disempurnakan dan dikeringkan sehingga menjadi tow
kering yang stabil dan keriting.
 Tow kering yang stabil itu dipotong dan dibundel serta dibungkus sehingga menjadi
serat pendek yang siap pakai/stapel fibrer.

Sifat-Sifat Serat Polyester


Sifat Fisika Polyester
 Mempunyai elastisitas yang baik sehingga tahan kusut.
 Stabilitas terhadap panas sangat baik.
 MR serat polyester dalam kondisi standar dengan RH 65% adalah 0,4%. Sedangkan
dalam kelembaban relatif/MC 100% adalah 0,6-0,8%.
 Berat jenis polyester adalah 1,38 gr/cm3.
 Ketahan sinar dapat berkurang kekuatannya dalam penyinaran yang lama.
 Polyester merupakan isolator yang baik.
 Pada suhu 230-2400C dapat melunak, dan pada 255-2600C akan meleleh.
 Meskipun polyester dapat dibakar, tetapi karena diikuti dengan pelelehan yang
kemudian akan terlepas jatuh, maka nyala api tidak akan menjalar. Tetapi jika
dicampur dengan serat lain yang membantu pembakaran kain, maka akan terbakar.
 Bau hasil pembakaran seperti zat kimia terbakar dan sedikit manis.
 Abu/sisa hasil pembakaran berbentuk bulat keras dan berwarna abu-abu.

Sifat Kimia Polyester


 Tahan terhadap asam kuat.
 Tahan zat oksidator, alkohol, sabun dan zat-zat untuk pencucian kimia.
 Larut dalam metakresol, dan metilsalisilat.
 Serat polyester sangat tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga.
 Tahan terhadap zat-zat oksidator.
Struktur Molekul Serat Polyester

Morfologi Serat Polyester

Melintang Membujur
2.2 Proses Relaksasi

Proses relaksasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat sintetik
terutama serat sintetik yang terdiri dari serat filament seperti poliester, nilon, akrilik, dan
spandex. Tujuan proses relaksasi adalah untuk mencegah timbulnya efek crease mark,
mendapatkan pegangan yang lembut, lemas dan bergelombang pada bahan dan untuk
mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret maksimum.

Pada proses relaksasi bahan dibiarkan melepaskan tegangan alaminya secara


perlahan-lahan melalui perendaman dengan pemanasan. Terdapat dua metode relaksasi yaitu
metode perendaman (Exhaust) dan metode kontinyu menggunakan mesin relaksasi Goller
dan Sofcer. Pada metode exhaust kain yang akan direlaksasi harus dalam keadaan tersusun
rapi. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kekusutan pada saat proses berlangsung.
Sedangkan metode kontinyu biasanya kain dalam keadaan terbuka lebar dan akan mengalami
relaksasi melalui semprotan air yang ada dalam mesin.

2.3 Proses Penetapan Panas (Heat-set)

Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang
terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Ada
dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan kering. Bahan tekstil yang
mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul polimer sejajar sumbu seratnya dan
dimensi yang stabil.

Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun kain
rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun dan kain rajut
menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat dilakukan dengan tiga cara :

1. Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang masih grey /
mentah.
2. Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan setelah
pemasakan.
3. Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah proses
pewarnaan.

Adapun dua metode pemantapan panas yaitu :

1) Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan dengan bentuan
uap panas dari mesin steamer.
2) Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan menggunakan
udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin stenter.

2.4 Proses Penguranga Berat (Weight Reduce)

Ada banyak metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah metoda exhaust/perendaman
suhu dan tekanan tinggi menggunakan mesin HT-dyeing. Kain yang telah mengalami
pengurangan berat akan terasa lebih lembut dan langsai.

Selain metode perendaman terdapat beberapa metode para proses weight reduce yang
tergantung pada jenis mesin yang tersedia

1) Metode perendaman pada suhu dab tekanan tinggi


2) Metide pad-Rol-Batching
3) Metode pad-steam
4) Metode pad-cure
5) Metode pad-radiasi
2.5 Pemutihan Optik
Pemutihan optik melalui pengelantangan hanya mendekomposisi pigmen alam dalam
serat, sehingga distribusi pemantulan sinar oleh serat menjadi lebih seragam disepanjang
spektrum sinar tampak (400-700nm) sehingga kain nampak lebih putih. Sedangkan untuk
meningkatkan efek putih sekaligus kecerahan pada bahan perlu dilakukan proses pemutihan
optik, yang bersifat flouresen.
Zat Flouresen dapat menghasilkan efek pemutihan secara fisika melalui pancaran
sinar tampak dipermukaan kain atau serat.Senyawa ini mampu menyerap energi dari sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang kurang dari 400nm dan memancarkan kembali pada
daerah sinar tampak, yaitu antara 400-700nm, pada spectrum warna violet hingga kebiruan.
Selain sinar ini tidak berwarna dan tidak menyerap energi pada daerah sinar
tampak.Fenomena ini hanya terjadi bila bahan yang telah diberi zat pemutih optik menangkap
sinar yang merupakan sinar ultraviolet, sehingga efek ini kurang terlihat jika disinari dengan
lampu.
Sifat-sifat lain yang harus dimiliki zat pemutih optic adalah zat ini harus lebih
substantif terhadap serat tekstil, memiliki sifat migrasi yang baik, stabil terhadap garam atau
elektrolit, dan memiliki kestabilan serta reaktifitas pH dan suhu proses.
Untuk kain yang terbuat dari selulosa terutama serat kapas, terdapat tiga jenis yang
berbeda dalam afinitas dan substantifitasnya. Afinitas yang rendah dipengaruh oleh
penambahan elektrolit dan suhu proses. Jenis medium sedikit terpengaruh oleh elektrolit dan
suhu.Dan jenis afinitas tinggi sedikit terpengaruh oleh elektrollit dan suhu. Proses pemutihan
optik biasanya ddilakukan setelah pengelantangan, atau diproses simultan dengan
pengelantangan.
Proses pemutihan optic pada serat sintetik dilakukan dengan kondisi yang sama
dengan pencelupannya dengan zat warma dispersi, dan zat pemutih yang digunakan adalah
jenis non-ionik. Proses ini dapat dilakukan dengan metoda Exhaust, Pad Roll, Pad-Steam,
Pad-bake, dan Pad termosol.
III Metode Praktikum

3.1 Alat dan bahan

-gelas piala -pengaduk kaca

-kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen -timbangan digital

-pipet volume -buah nampan plastik

-buah termometer -lembar kain poliester

-Zat sesuai resep -Mesin Stenter

-Mesin Padder

IV Diagram Alir

Heat-set dan Relaksasi

Persiapan bahan dan larutan sesuai resep

Proses Heat-set

Cuci panas dan dingin

Pengeringan

Evaluasi

- lusi

- pakan
Pengurangan berat

Persiapan bahan dan larutan sesuai resep

Proses pemanbahan berat

Cuci panas dan dingin

Pengeringan

Evaluasi

- pengurangan berat

Optical Brightening Agent

Persiapan bahan dan larutan sesuai resep

Perendaman bahan kedalam larutan pemutih optik

Peregangan

Pemerasan/padding

Penetralan

Pengeringan

Evaluasi akhir

- Test kecerhan bahan


V Resep

Resep heat-set dan relaksasi


Na2CO3 : 0,5 gr/L
Crease Mark : 2 ml/L
Wetting agent : 1 ml/L
Vlot : 1:20
Waktu : 15’, 25’, 35’, 45’
Suhu : 100°C
Resep weight reduce
NaOH : 2 gr/L
Anti oligomer : 1 ml/L
Wetting agent : 1 ml/L
Vlot : 1:30
Suhu :130°C
Waktu : 20’ 30’ 40’ 50’
Optical Brightening Agent

Metode rendam peras

Pemutih optik heterosiklik : 10-40 gr/L

WPU : 60%

Suhu : 180-200°C

Waktu : 30-40”

VI Fungsi Zat

 Zat pembasah : memudahkan kain terbasahi, menurukan tegangan permukaan


 Na2CO3 : meningkatkan kerja zat pembasah, menyabunkan kotoran
minyak
 Zat anti crease mark : mencegah terjadinya kekusutan pada kain
 NaOH : zat yang akan menghidrolisa serat poliester
 Anti oligomer : zat pencengah pengendapan oligomer pada permukaan kain
 Pemutih optik : untuk pemutihkan bahan

VII Skema Proses

Heat set dan Relaksasi

Weight reduce

Optical Brightening Agent


VIII Data Pengamatan

Heat-set dan Relaksasi

Heat set
Berat Lusi Lusi 2 Pakan Pakan Mengkeret Mengkeret
Kain awal 1(cm) (cm) 1(cm) 1(cm) lusi (%) pakan (%)
(gram)
Timothy 6,33 9,2 8,9 9,7 9,2 9,5 5,5
Ryan 6,47 8,9 8,9 9,6 10,2 11 1
Zahraa’ 6,24 9 9 9,7 9,7 10 3
Rofiqoh 6,04 9,2 9 9,8 9,7 9 2,5

Relaksasi
Berat Lusi Lusi 2 Pakan Pakan Mengkeret Mengkeret
Kain akhir 1(cm) (cm) 1(cm) 1(cm) lusi (%) pakan (%)
(gram)
Timothy 6,20 8,6 9 9,7 9,6 12 3,5
Ryan 6,35 8,7 8,9 9,6 9,8 12 3
Zahraa’ 6,16 8,7 8,6 9,6 9,5 13,5 4,5
Rofiqoh 5,99 8,7 8,9 9,7 9,5 12 4

Weight Reduce

Weight reduce
Kain Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Pengurangan berat
(%)
Timothy 3,00 2,84 5,33
Ryan 2,71 2,51 7,58
Zahraa’ 3,00 2,76 8
Rofiqoh 2,90 2,70 6,89

Optical Brightening Agent

Optical Brightening Agent


Kain Kecerahan 1 Kecerahan 2
Timothy 1 2
Ryan 2 3
Zahraa’ 3 4
Rofiqoh 4 5
IX Perhitungan

Heat set dan relaksasi

Beratawal −Beratak hir


Pengurangan berat = x 100%
Beratawal

6,33−6,20
Timothy = x 100 %
6,33
= 2,10 %

6,47−6,35
Ryan = x 100 %
6,47
= 1,9 %

6,24−6,16
Zahraa’ = x 100 %
6,24
= 1,3%

6,04−5,99
Rofiqoh = x 100 %
6,04
= 0,8%

Weight Reduce

Beratawal −Beratak hir


Pengurangan berat = x 100%
Beratawal

3,00−2,84
Timothy = x 100 %
3,00
= 5,33 %

2,71−2,51
Ryan = x 100 %
2,71
= 7,58 %

3,00−2,76
Zahraa’ = x 100 %
3,00
= 8%

2,90−2,70
Rofiqoh = x 100 %
2,90
= 6,89 %

X Grafik
Heat set

Relaksasi

Weight reduce

Optical Brightening Agent


6
5 kecerah
an 1
4
kecerahan

3
2
1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Kain

XI Diskusi

11.1. Heat-set dan relaksasi

Pada praktikum kali ini dilakukan proses heat-setting dan proses relaksasi. Proses
pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang terbuat dari serat
sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Proses pemantapan
panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang terbuat dari serat sintetik
sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Dan tujuan proses relaksasi
adalah untuk mencegah timbulnya efek crease mark, mendapatkan pegangan yang lembut,
lemas dan bergelombang pada bahan dan untuk mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret
maksimum. Proses heat-set dilakukan dengan metode dry setting pada mesin stenter dengan
waktu kurang lebih 5 menit.

Sedangkan pada proses relaksasi, dilakukan variasi yakni variasi waktu.Variasi waktu
dilakukan untuk melihat efisiensi waktu dalam mencapai kondisi optimum pada kain.
Namun, hasil proses didapat bervariatif dengan grafik yang naik dan turun. Hasil yang
didapat bervariatif ,hal ini dikarenakan adanya perbedaan sifat dari setiap kain yang
dihasilkan dari proses sebelumnya.

Adapun beberapa faktor lain sehingga menyebabkan perbedaan antara hasil praktikum
dengan referensi. Faktor tersebut antara lain :

 Dilakukan peregangan yang kurang sempurna pada saat heat-setting


 Kain tidak terendam sempurna saat dilakukan proses relaksasi
 Sifat kain dari proses sebelumnya
 Kain masih basah/ panas pada saat penimbangan.
 Pengambilan zat yang kurang tepat.

11.2. Weight Reduce


Pada proses Weight Reduce ini menggunakan metode exhaust dengan cara
Perendaman. Dalam praktikum ini yang divariasikan adalah waktu perendamannya, Waktu
perendaman dalam proses ini sangat mempengaruhi terhadap proses pengurangan berat
poliester ,pegangan kain.

Hasil optimum terjadi pada waktu perendaman 40 menit. Karena memiliki % paling
besar yaitu 8 % , namun berdasarkan teori, proses Weight Reduce polyester ditujukan untuk
menambah kenyamanan pegangan agar kain tidak terlalu kaku dengan cara dikurangi
beratnya dengan mengikis rantai molekul poliester dengan cara Hidrolisis dengan
menggunakan larutan alkali (NaOH) sehingga dengan kata lain semakin lama waktu
perendaman pada proses weight reduce maka semakin berkurang berat kainnya, hal ini
dikarenakan serat pada polyester terkikis dan terlihat seperti berlubang. Namun pada
praktikum kami menunjukan grafik yang naik yang menunjukkan semakin lama waktu
perendaman maka akan semakin tinggi % pengurangan berat pada polyester adapun
kesalahan kecil karena grafik yang dihasilkan tidak garis lurus tetapi ada sedikit berbelok
pada waktu 50 menit. hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor sehingga menyebabkan
perbedaan antara hasil praktikum dengan referensi. Faktor tersebut antara lain :

 Kain tidak terendam sempurna saat dilakukan proses perendaman


 Sifa tkaindari proses sebelumnya
 Kain masih basah/ panas pada saat penimbangan.
 Pengambilan zat yang kurang tepat.

XII Kesimpulan

12.1. Heat Setting dan Relaksasi


Pada praktikum kali ini praktikan mampu melakukan proses heat-setting dan proses
relaksasi pada kain polyester dengan hasil pada heat-set yakni:
 Lusi : 11 % (Hasil terbesar) dan 9 % (Hasil terkecil)
 Pakan : 5,5 % (Hasil terbesar) dan 1 % (Hasil terkecil)

Dan untuk relaksasi, yakni :

 Lusi: 13,5 % (Hasil terbesar) dan 12 % (Hasil terkecil)


 Pakan : 4,5 % (Hasil terbesar) dan 3 % (Hasil terkecil)

12.2. Weight Reduce


Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa praktikan mampu melakukan proses
pengurangan berat (weight reduce) pada kain polyester dengan hasil :

1. Orang ke- 1 : 5,33 %


2. Orang ke- 2 :7,58 %
3. Orang ke- 3 :8 %
4. Orang ke- 4 :6,89 %

DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Persiapan Penyempurnaan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Thn 2004
Hidaya, Krebet dkk. 1981. Teori Penyempurnaan Tekstil 2. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai