Penetapan Panas (Heeat-Set), Relaksasi, Pengurangan Berat dan Optical Brightening Agent
(OBA) Kain Poliester
Disusun oleh
Kelompok 1 (2K4)
- Anna S.
2019
I Maksud dan Tujuan
1.1 Maksud
1.2 Tujuan
1. Memperoleh kain poliester yang bersih dari kotoran alami maupun kotoran luar
sehingga meningkatkan daya serap kain.
2. Mencegah timbulnya efek crease mark, mendapatkan pegangan yang lembut, lemas
dan bergelombang pada bahan, dan untuk mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret
maksimum.
3. Menstabilkan dimensi kain poliester sehingga dimensi kain tidak berubah pada saat
proses selanjutnya.
4. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain poliester.
5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment.
II Dasar Teori
Melintang Membujur
2.2 Proses Relaksasi
Proses relaksasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat sintetik
terutama serat sintetik yang terdiri dari serat filament seperti poliester, nilon, akrilik, dan
spandex. Tujuan proses relaksasi adalah untuk mencegah timbulnya efek crease mark,
mendapatkan pegangan yang lembut, lemas dan bergelombang pada bahan dan untuk
mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret maksimum.
Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang
terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Ada
dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan kering. Bahan tekstil yang
mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul polimer sejajar sumbu seratnya dan
dimensi yang stabil.
Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun kain
rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun dan kain rajut
menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang masih grey /
mentah.
2. Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan setelah
pemasakan.
3. Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah proses
pewarnaan.
1) Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan dengan bentuan
uap panas dari mesin steamer.
2) Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan menggunakan
udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin stenter.
Ada banyak metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah metoda exhaust/perendaman
suhu dan tekanan tinggi menggunakan mesin HT-dyeing. Kain yang telah mengalami
pengurangan berat akan terasa lebih lembut dan langsai.
Selain metode perendaman terdapat beberapa metode para proses weight reduce yang
tergantung pada jenis mesin yang tersedia
-Mesin Padder
IV Diagram Alir
Proses Heat-set
Pengeringan
Evaluasi
- lusi
- pakan
Pengurangan berat
Pengeringan
Evaluasi
- pengurangan berat
Peregangan
Pemerasan/padding
Penetralan
Pengeringan
Evaluasi akhir
WPU : 60%
Suhu : 180-200°C
Waktu : 30-40”
VI Fungsi Zat
Weight reduce
Heat set
Berat Lusi Lusi 2 Pakan Pakan Mengkeret Mengkeret
Kain awal 1(cm) (cm) 1(cm) 1(cm) lusi (%) pakan (%)
(gram)
Timothy 6,33 9,2 8,9 9,7 9,2 9,5 5,5
Ryan 6,47 8,9 8,9 9,6 10,2 11 1
Zahraa’ 6,24 9 9 9,7 9,7 10 3
Rofiqoh 6,04 9,2 9 9,8 9,7 9 2,5
Relaksasi
Berat Lusi Lusi 2 Pakan Pakan Mengkeret Mengkeret
Kain akhir 1(cm) (cm) 1(cm) 1(cm) lusi (%) pakan (%)
(gram)
Timothy 6,20 8,6 9 9,7 9,6 12 3,5
Ryan 6,35 8,7 8,9 9,6 9,8 12 3
Zahraa’ 6,16 8,7 8,6 9,6 9,5 13,5 4,5
Rofiqoh 5,99 8,7 8,9 9,7 9,5 12 4
Weight Reduce
Weight reduce
Kain Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Pengurangan berat
(%)
Timothy 3,00 2,84 5,33
Ryan 2,71 2,51 7,58
Zahraa’ 3,00 2,76 8
Rofiqoh 2,90 2,70 6,89
6,33−6,20
Timothy = x 100 %
6,33
= 2,10 %
6,47−6,35
Ryan = x 100 %
6,47
= 1,9 %
6,24−6,16
Zahraa’ = x 100 %
6,24
= 1,3%
6,04−5,99
Rofiqoh = x 100 %
6,04
= 0,8%
Weight Reduce
3,00−2,84
Timothy = x 100 %
3,00
= 5,33 %
2,71−2,51
Ryan = x 100 %
2,71
= 7,58 %
3,00−2,76
Zahraa’ = x 100 %
3,00
= 8%
2,90−2,70
Rofiqoh = x 100 %
2,90
= 6,89 %
X Grafik
Heat set
Relaksasi
Weight reduce
3
2
1
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Kain
XI Diskusi
Pada praktikum kali ini dilakukan proses heat-setting dan proses relaksasi. Proses
pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang terbuat dari serat
sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Proses pemantapan
panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang terbuat dari serat sintetik
sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Dan tujuan proses relaksasi
adalah untuk mencegah timbulnya efek crease mark, mendapatkan pegangan yang lembut,
lemas dan bergelombang pada bahan dan untuk mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret
maksimum. Proses heat-set dilakukan dengan metode dry setting pada mesin stenter dengan
waktu kurang lebih 5 menit.
Sedangkan pada proses relaksasi, dilakukan variasi yakni variasi waktu.Variasi waktu
dilakukan untuk melihat efisiensi waktu dalam mencapai kondisi optimum pada kain.
Namun, hasil proses didapat bervariatif dengan grafik yang naik dan turun. Hasil yang
didapat bervariatif ,hal ini dikarenakan adanya perbedaan sifat dari setiap kain yang
dihasilkan dari proses sebelumnya.
Adapun beberapa faktor lain sehingga menyebabkan perbedaan antara hasil praktikum
dengan referensi. Faktor tersebut antara lain :
Hasil optimum terjadi pada waktu perendaman 40 menit. Karena memiliki % paling
besar yaitu 8 % , namun berdasarkan teori, proses Weight Reduce polyester ditujukan untuk
menambah kenyamanan pegangan agar kain tidak terlalu kaku dengan cara dikurangi
beratnya dengan mengikis rantai molekul poliester dengan cara Hidrolisis dengan
menggunakan larutan alkali (NaOH) sehingga dengan kata lain semakin lama waktu
perendaman pada proses weight reduce maka semakin berkurang berat kainnya, hal ini
dikarenakan serat pada polyester terkikis dan terlihat seperti berlubang. Namun pada
praktikum kami menunjukan grafik yang naik yang menunjukkan semakin lama waktu
perendaman maka akan semakin tinggi % pengurangan berat pada polyester adapun
kesalahan kecil karena grafik yang dihasilkan tidak garis lurus tetapi ada sedikit berbelok
pada waktu 50 menit. hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor sehingga menyebabkan
perbedaan antara hasil praktikum dengan referensi. Faktor tersebut antara lain :
XII Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Persiapan Penyempurnaan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Thn 2004
Hidaya, Krebet dkk. 1981. Teori Penyempurnaan Tekstil 2. Jakarta