A. Identitas Peserta :
Nama : GUSTI NUGRAHA
NIM : 1808511037
WAKTU : 11.00 WITA
Tanggal : Selasa, 21 April 2020
B. Tugas
1. Jelaskan bagaimana prinsip kerja uji molisch pada larutan gula 1%, sukrosa 1%, maltose
1 % dan pati 1%. Buat perkiraan hasilnya serta beri alasannya.
‘Uji molisch adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya karbohidrat.
Reagen Molisch adalah larutan dari alfa-naftol dalam etanol 95%. Tes ini berguna
untuk mengidentifikasi senyawa yang dapat didehidrasi menjadi furfural atau
hidroksimetilfurfural dengan adanya H 2SO4. Furfural berasal dari dehidrasi pentosa dan
pentosan, sementara hidroksimetilfurfural dihasilkan dari heksosa dan heksosan.
Oligosakarida dan polisakarida yang dihidrolisis akan menghasilkan monomer mereka.
Meskipun tes ini akan mendeteksi senyawa selain karbohidrat, hasil negatif
mengindikasikan tidak adanya karbohidrat (Harisha, 2005).
Prinsip dari uji Molisch ini adalah berdasarkan kepada reaksi karbohidrat
dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksimetil furfural dengan α-naftol akan
membentuk senyawa kompleks berupa cincin ungu.
Reaksi yang terjadi adalah:
C6H12O6 + H2SO4 → Furfural
Furfural + α-naftol → senyawa kompleks ungu
Hasil yang diperkirakan: 1. larutan gula 1% = Terbentuk cincin coklat tipis
2. sukrosa 1% = Terbentuk cincin coklat tebal
3. maltose 1% = Terbentul cincin kecoklatan
4. pati 1% = Terbentuk cincin coklat tipis
Dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui semua sampel memberi hasil positif yang
ditunjukkan dengan terbentuknya cincin, yang menandakan adanya karbohidrat pada
sampel uji, selain itu terbentuknya cincin juga dipengaruhi oleh peningkatan suhu
akibat penambahan asam sulfat pekat.( Malhotra,2005)
Hasil yang diperkirakan: 1. larutan gula 1% = Larutan dan endapan merah bata
2. sukrosa 1% = Tidak terjadi perubahan
3. maltose 1% = Larutan dan endapan merah bata
4. pati 1% = Tidak terjadi perubahan
Pada data tersebut dapat disimpulkan glukosa 1% dan maltose 1% positif terhadap uji
benedict sementara pati 1% dan Sukrosa 1% Negatif terhadap uji benedict. Sampel
yang positif yang ditunjukan dengan adanya perubahan warna adalah gula dan maltosa. Seperti
yang sudah diketahui bahwa maltosa dan gula tersusun dari glukosa yang merupakan
monosakarida dan memiliki gugus pereduksi (-OH) didalam rantainya sehingga glukosa
mampu mereduksi reagen benedict dan menghasilkan endapan warna merah bata. Pada
sukrosa, gugus pereduksi telah hilang digunakan oleh glukosa dan fruktosa untuk berikatan
membentuk H2 O. Pati negatif terhadap reagen benedict karena pati merupakan polisakarida dan
tidak mempunyai gugus aldehid ataupun keton bebas.( Zulfa,2014)
4. Buatlah prinsip kerja dan perhitungannya dalam pembuatan reagen benedict sebanyak
100 ml dan jelaskan fungsi dari masing-masing bahan kimia tersebut.
Satu liter reagen Benedict dapat dibuat dari 100 gr natrium karbonat anhidrat,
173 gr natrium sitrat dan 17,3 gr tembaga (II) sulfat mentahidrat. Larutan ini sering
digunakan di tempat pemecahan Fehling. Reaksi dipercepat dengan bantuan
pemanasan, larutkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat anhidrat dalam
800 ml Akuades. Saring dan encerkan hingga volume larutan 850 ml. Larutkan pula
17,3 gr CuSO45H2O dalam 100 ml akuades (jika perlu dipanaskan). Bila larutan di atas
sudah dingin, dengan perlahan-lahan tambahkan larutan CuSO 4 ini ke dalam larutan
karbonat dan sitrat. Kemudian encerkan dengan akuades hingga 1 liter.
Dari data diatas benedict 100 mL dapat dibuat dengan mencampurkan 17,3
gram natrium sitrat dan 10 gram Na 2CO3 anhidrat dalam kira-kira 80 ml air, aduk, lalu
saring. Kemudian tambahkan 1,73 gram CuSO 4 yang telah dilarutkan dalam 10 mL
aquades. Selanjutnya volume total dibuat 100 mL dengan aquades.
Prinsip pembuatan uji Benedict yaitu bila direaksikam dengan sampel yang
mengandung gula pereduksi akan memberikan hasil yang positif dan hasil hasil negatif
pada sampel yang tidak mengandung gula pereduksi seperti sukrosa.
B. Adanya glukosa dalam urin dapat diperiksa dengan teknik yang berdasarkan
atas sifat dari glukosa yang dapat mereduksi ion ion logam tertentu dalam
larutan alkalis, misalnya cu, bi,hg,dan fe. Metode yang berdasarkan reduksi ion-
ion Cu atau uji gula reduksi antara lain uji fehling dan uji Benedict. Pereaksi
Benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine
daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine
terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi
Fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict lebih peka daripada
pereaksi Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya
terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua
macam larutan. Dengan pereaksi benedict ini, pengujian dilakukan secara
kualitatif sehingga kadar glukosa dalam urin tidak bisa ditentukan secara pasti.
Sekecil apapun kadar glukosa yang terdapat dalam urin sudah bisa menjadi
indikator bahwa urin tersebut tidak normal.( Williams,2005)
X = 5 mL
Jadi volume glukosa pada 5% glukosa dalam 100 mL sebanyak 5 mL
2. Pada pembuatan glukosa 5 M
Diketahui : - 5M glukosa
- Volume larutan 100 mL
- Mr glukosa = 180 gr/mol
Ditanya : massa glukosa…?
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
Jawab : M= 𝑥
𝐴𝑟/𝑀𝑟 𝑉
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) 1000
5M = 𝑥
180 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 100 𝑚𝐿
Massa = 90 gram
Jadi massa glukosa pada 5M glukosa dalam 100 mL sebanyak 90 gram
DAFTAR PUSTAKA
Agamanolis, D.P. 2005. Metabolic and toxic disorders. In: Prayson R, editor. Neuropathology: a
volume in the foundations in diagnostic pathology series. Elsevier/Churchill Livingstone.
Philadelphia
Malhotra, Varun Kumar. 2005. Practical Biochemistry. Jaype Brothers Medical. New Delhi
Stansfield, William D. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta