Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324705501

Teori Keluarga (Perspektif Ekologi)

Presentation · January 2016


DOI: 10.13140/RG.2.2.15180.10884

CITATIONS READS

0 2,089

1 author:

Tomi Setiawan
Universitas Padjadjaran
32 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Keterlekatan Ilmu Sosial dengan Lingkungan: Suatu Telaah atas Pemikiran Awal Abad Pertengahan dan Relevansinya dengan Pemikiran Kontemporer View project

All content following this page was uploaded by Tomi Setiawan on 23 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Teori Keluarga
(Perspektif Ekologi)
Tomi Setiawan

Fakultas Ekologi Manusia


Institut Pertanian Bogor
Outline

1. Historis
2. Tradisi Intelektual
3. Ruang Lingkup Asumsi

4. Konsep-Konsep

5. Preposisi
6. Varian

7. Aplikasi Empiris
8. Implikasi untuk Intervensi
1. Historis

 Tahun 1873, Ernst Haeckel menggunakan istilah Jerman Oekologie


(dengan awalan oe) dan menjadi istilah universal yakni “rumah bagi setiap
manusia” atau “lingkungan” .
 Tahun 1907, E. L. Richards, menegaskan proposalnya untuk ilmu baru:
Ekologi Manusia, yakni studi tentang lingkungan manusia dan efek yang
mereka hasilkan di dalam hidupnya.
 Tahun 1920, Barrington Moore, mendesak agar ekologi manusia diambil
untuk mewakili suatu aspek yang sangat penting dari ekologi.
 Setelah tahun 1920, ekologi manusia dikembangkan terutama dalam asosiasi
pada disiplin akademis sosiologi.
2. Tradisi Intelektual

 Studi awal ekologi manusia (Burgess, 1925; McKenzie, 1924; Park, 1925;
Park & Burgess, 1921) berasal banyak dari landasan intelektual dan
konseptual dari karya ekologi tanaman.
 Thomas Malthus (1766-1834):
– Esai tentang Prinsip Kependudukan: kebijaksanaan mengenai
pemanfaatan sumber makanan yang tidak boleh melebihi kemampuan
yang dapat disediakan oleh alam.
– Karyanya menyajikan prinsip ekologi yang bersumber pada studi ekonomi,
sosiologi, dan demografi dengan menyoroti interaksi lingkungan (dan
variabel biologi) dengan variabel sosial dan manusia.
 Charles Darwin (1809-1882):
– Memberikan substansi yang luas dan bentuk teoritis untuk interaksi
variabel biologi dan sosial, yang kemudian mengilhami Herbert Spencer.
Tradisi Intelektual (lanjutan...)

 Gregor Mendel (1822 –1884)


– Terutama untuk teori ekologi keluarga, ia menggabungkan pengembangan
ontogenetic (riwayat pertahapan pertumbuhan dan perkembangan individu) dalam
interaksinya dengan lingkungan.
 E. L. Richards (1842-1911)
– Melalui pendidikan, manusia dapat memahami bagaimana berinteraksi dengan
lingkungannya dan dapat mengarahkan konsumsinya (dan juga produksinya )
untuk kepentingan lingkungan secara keseluruhan (atau bagi pengelolaan sumber
daya keluarga).
3. Asumsi

 Manusia, baik secara individual maupun kelompok adalah melekat secara


biologi dan sosial di alam. Hal ini menghubungkan sifat dualistis alamiah dari
manusia baik sebagai konstruksi biologi maupun budaya.
 Manusia adalah makhluk sosial, dengan demikian saling bergantung pada
manusia lainnya.
 Manusia memiliki keterbatasan, dan siklus hidup, serta memeiliki kebutuhan
biologis untuk bertahan hidup. Semua itu ditentukan oleh ‘waktu’ baik sebagai
batasan, maupun sebagai sumber daya.
– Waktu adalah faktor kunci dalam evolusi populasi dan merupakan
komponen penting dalam perkembangan kehidupan manusia.
3. Asumsi (lanjutan....)

 Interaksi manusia secara spasial selalu terorganisir.


– Populasi manusia mengatur interaksi mereka dengan lingkungannya.
interaksi yang terorganisir ditampilkan, seperti pengaturan tata ruang yang
berbeda-beda.
 Perilaku manusia dapat dipahami dalam beberapa tingkatan. Dua tingkat
yang paling sering digunakan dalam ekologi manusia adalah populasi dan
individu.
– Misalnya, populasi organisme dapat dilihat dalam pengaturan spasial.
Organisme secara individu dapat beradaptasi (atau gagal beradaptasi)
dengan lingkungannya.
4. Konsep-Konsep

 Ekosistem.
– Sistem ketergantungan secara timbal balik pada populasi tertentu secara
keseluruhan yang beroperasi sebagai satu kesatuan, dan setiap anggota
populasi memelihara hubungan secara terus menerus dengan lingkungannya.
 Niche.
– Posisi unik yang ditempati oleh suatu spesies tertentu berdasarkan rentang
fisik yang bisa ditempati, dan peranan yang bisa dilakukan di dalam
komunitasnya.
 Jangkauan Adaptif.
– Perkembangan ontogenetic organisme memberikan berbagai perilaku, tetapi
setiap organisme tidak dapat beradaptasi di luar jangkauan pertumbuhannya.
4. Konsep-Konsep (lanjutan....)

 Unit.
– Satuan dalam populasi.

 Perkembangan Ontogenetik.
– Perubahan yang datang dari struktur internalnya sendiri. Bagi manusia, bagian
biologis yang paling penting dari perkembangan seperti ini adalah
pertumbuhan dan penuaannya.
 Seleksi Alam dan Adaptasi.
– Konsep seleksi alam dan adaptasi merupakan sisi yang berbeda dari proses
yang sama. Seleksi alam adalah konsepsi dari hasil adaptasi. Dalam teori
ekologi, seleksi alam sering diperlakukan sebagai proses dalam populasi,
sedangkan adaptasi sebagai proses pada tingkat individu.
5. Preposisi

1. Individu tumbuh dan beradaptasi melalui interaksi, baik dalam ekosistemnya


langsung (keluarga) maupun lingkungan yang lebih jauh, seperti sekolah.
(Bronfenbrenner, 1979)
2. Perubahan ekosistem yang muncul akibat adanya pengetahuan baru,
memunculkan fungsi (spesialisasi) yang baru atau peningkatan spesialisasi dari
fungsi yang lama dalam keluarga. (Hawley;. 1986, p 60).
3. Perubahan dalam spesialisasi, akan mengakibatkan perubahan dalam hubungan
antara fungsi didalam keluarga. (Hawley, 1986, hlm. 60)
4. Kompleksitas anggota (dalam keluarga) berkembang di dalam dua lintasan yakni:
atas dasar perbedaan yang saling melengkapi (corporate) dan atas dasar
persyaratan lingkungan dalam mendapat manfaat (commensalistic). (Hawley,
1986, hlm. 86)
5. Dalam hubungan corporate, kedekatan anggota (dalam keluarga) cenderung
terlepas dari keterbukaan ekosistem. (Hawley, 1986, hlm. 86)
6. Varian Teori

 Ekologi Perkembangan Manusia


– Urie Bronfenbrenner (1979) mengkaitkan ide dari teori ekologi Kurt Lewin
(1935) untuk merumuskan ide-ide dalam bukunya The Ecology of Human
Development. Bronfenbrenner berpendapat bahwa anak selalu berkembang
dalam konteks jenis hubungan keluarga dan bahwa perkembangan
merupakan hasil bukan hanya dari faktor genetik tetapi juga interaksi
seseorang dengan keluarga dekat dan akhirnya dengan komponen lain dari
lingkungan
 Ekologi dan Demografi Keluarga
– Peterson (1969) mendefinisikan demografi sebagai "analisis sistematis
fenomena populasi". Sejak awal, demografi telah berkaitan dengan studi
banyak variabel "keluarga" seperti kematian dan kelahiran. Orientasi teoritis
pokok yang disediakan adalah fokusnya pada bagaimana pengelompokan
sosial terjalin dalam ruang dan waktu untuk setiap masyarakat tertentu.
6. Varian Teori (lanjutan....)

 Sosiobiologi Keluarga
– Ahli Sosiobiologi keluarga menerima konsep bahwa perilaku manusia adalah
interaksi yang kompleks dari genetik dan lingkungan (van den Berghe, 1979).
konsep utama yang digunakan dalam sosiobiologi adalah kecocokan inklusif,
atau seleksi keluarga. kecocokan inklusif mengacu pada individu berperilaku
dalam cara-cara untuk memaksimalkan mereka sendiri atau keluarga mereka
dengan keberhasilan reproduksi.
 Ekonomi Rumah Tangga Dan Ekologi Manusia
– Deacon dan Firebaugh (1988) mengembangkan kerangka ekologis untuk
pengambilan keputusan keluarga. Mereka melihat keluarga sebagai sistem
yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sumber daya dan beberapa
kebutuhan untuk keluarga berasal dari luar keluarga. Sistem keluarga
didekomposisi menjadi subsistem pribadi individu, dan subsistem manajerial
keluarga.
7. Aplikasi Empiris

 Pengaruh Daycare Pada Anak


– Penelitian tentang tempat penitipan anak dan dampaknya pada anak-anak telah
dibuktikan sebagai penerapan yang paling efektif dari teori ekologi keluarga.
Sebagian besar penelitian ini telah dipandu oleh rumusan ekologi Bronfenbrenner
(1979). termasuk Penelitian besar Belsky, Gillstrap, dan Rovine (1984) di Amerika
Serikat dan Goelman dan Pence (1987) di Kanada.
– Belsky (1990) menyimpulkan temuan penelitiannya, pertama, bahwa lingkungan
makro di mana penelitian ini dilakukan telah berubah dari waktu ke waktu, yakni:
"Kurang dari sepertiga dari semua ibu dengan bayi di bawah usia satu tahun menjadi
pekerja pada tahun 1976" tetapi "tahun 1985 hampir satu dari setiap dua wanita
tersebut bekerja"
7. Aplikasi Empiris (lanjutan....)

– Kedua, anak-anak yang diasuh dengan aturan penitipan anak, di pusat perawatan,
penitipan anak, dan pengasuh keluarga, untuk tahun-tahun awal kehidupan anak,
berada pada peningkatan risiko negatif. Ketika mereka kurang mendapatkan kasih
sayang dari ibunya pada usia 12 sampai 18 bulan, mereka akan menjadi lebih
memberontak dan agresif ketika berusia 3-8 tahun.
– Belsky dan Eggebeen (1991) juga menganalisis hasil penelitian “The National
Longitudinal Survey of Youth” dan menemukan fakta ketidakpatuhan yang lebih
besar di antara anak-anak yang ibunya secara ekstensif terlibat dalam pekerjaan
(bekerja) awal kehidupan perkembangan anak.
8. Implikasi untuk Intervensi

 Implikasi untuk Intervensi


– Campbell (1993) menunjukkan bahwa salah satu bidang yang sangat
penting dari aplikasi untuk teori ekologi dalam pelayanan kesehatan.
– Bagian dari solusi adalah pergeseran program "rumah sakit umum" ke
pengobatan yang menekankan pada model “kesehatan komunitas” atau
“pengobatan berbasis keluarga”.
– Dalam prakteknya, keluarga, dokter kemudian bekerjasama dengan ahli gizi
dan terapis keluarga untuk memberikan layanan yang ditujukan untuk
keluarga (Bloch, 1983).
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai