Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVOLUSI

“Evolusi Primata”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

MEGA FITRIANI 170384205012


SEPTI RIYANI 170384205042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat taufik dan
hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Evolusi
Primata”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah evolusi, yaitu
Azza Nuzullah Putri, M.pd dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan partisipasi, baik moral maupun materil dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah evolusi. Selain itu,
makalah ini dibuat sebagai suatu kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai
evolusi primata.
Penulis juga menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan
dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Batam, 20 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Evolusi Primata...................................................................................................
B. Perkembangan primata primitif ke primata maju................................................
C. Makhluk-makhluk pra homo sapiens..................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Primata tampaknya telah mengalami suatu evolusi pada awal mulanya
untuk mengembangkan jari tidak terspesialisasi yang amat baik untuk
kehidupan arboreal. Perubahan dalam pengelihatan, modifikasi pelvis,
perilaku, dan perkembangan otak terjadi. Dan pada primata modern, termasuk
kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan bukannya arboreal menandakan
modernisasi primata.
Terdapat salah satu definisi evolusi adalah merupakan suatu ilmu yang
mempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai
dengan masa dan tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan
apakah suatu jenis berasal dari jenis yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula evolusi primata ?
2. Bagaimana perkembangan primata ?
3. Apa saja makluk-makhluk pra homo sapiens ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal mula evolusi primata.
2. Untuk mengetahui perkembangan primata.
3. Untuk mengetahui makhluk-makhluk pra homo sapiens.

12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal mula evolusi primata
Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya
dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah ditemukan dari
primata. Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni
Prosimian (meliputi lemur, tarsius, dan lainnya) dan Antropoid (kera, monyet,
manusia). Prosimian yang dahulu mendominasi primata, sekarang semakin
tersingkir dan akhirnya menjadi endemik beberapa daerah seperti
Madagaskar. Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari
Anthropoidea ada 3: monyet, kera, dan Hominid (manusia).
Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta tahun lalu. Awal mulanya,
monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno, dan belakangan monyet
dunia lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah. Garis keturunan yang
tersisa setelah pemisahan monyet disebut garis Hominoid. George Gaylord
Simpson menyarankan pengelompokan garis itu ke superfamilia Hominoidea.
Pengelompokan itu mencakup: Hylobatidae (kera kecil), Pongidae (kera
besar), Hominidae (manusia). Namun, belakangan ini para taksonom
cenderung tidak membedakan lagi antara kera kecil dan kera besar. Kera kecil
mencakup siamang atau gibbon dan kerabatnya. Kera besar contohnya gorila,
simpanse, dan orangutan. Simpanse punya 2 spesies dan beberapa subspesies,
sementara gorila hanya punya 1 spesies, namun orangutan punya 2 spesies: P.
pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus abelli. Manusia modern juga hanya
memiliki 1 spesies, yakni Homo sapiens.
Fosil kera primitif yang pernah ditemukan kira-kira berusia 35 juta tahun
dan dinamakan Aegyptopithecus. Karena itu merupakan garis keturunan
hominoid, maka kera tersebut adalah nenek moyang bersama kera dan
manusia. Divergensi antara kera purba dan manusia diduga terjadi sekitar 7
atau 8 tahun yang lalu.
Awal mulanya, primata mengadaptasikan kehidupan arboreal. Sendi bahu
yang sangat fleksibel pada monyet dan kera memudahkan mereka untuk

13
berayun-ayun dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Tipe lokomosi seperti
itu disebut brachiasi (dari kata Latin brachia/brachium untuk lengan).
Kebanyakan primata memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan
fleksibel.

B. Perkembangan primata primitif ke primata maju


1. Hubungan antara tulang vertebra dan tengkorak mengalami perubahan
yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak. Mula-mula
hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada di bawah.
Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki
menjadi dua kaki. Sejalan dengan perubahan ini, maka otot leher pun
menjadi lebih lemah, sedangkan panggul menjadi lebih kuat. Bentuk
tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan
membentuk moncong menjadi bertambah pendek. Rongga hidung yang
besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.

2. Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang
meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah sepenuhnya ter-
lindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat
penting. Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata yang menghadap ke
samping, menjadi berangsur-angsur menghadap ke depan.
Penglihatanpun berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi, dan
kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk
membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua
spektrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam
hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat
makan diantara ranting-ranting pohon, dan untuk menyelinap dengan
mudah diantara hutan

3. Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini


terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut
mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku

14
yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan.
Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan
arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemapuan bergerak dengan
cepat di atas pohon. Kehidupan arboreal lebih membutuhkan
kemampuan untuk memegang. Dengan demikian, terjadi pula
perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan
persendiaan yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya
dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar
perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak
tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang
yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada
kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.

4. Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan lebih penting daripada


kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kera yang memilki tangan yang lebih
panjang dan lebih kuat daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat
berayun-ayun dan berpindah tempat. Dengan berubahnya permukaan
bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin sedikit. Selain itu,
ditemukan primata besar yang tidak dapat ditunjang oleh hutan. Dengan
demikian, primata mulai turun ke permukaan bumi. Akibatnya tangan
menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar
mangsa dan menghindarkan diri dari predator.

5. Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata


terlihat pada golongan kera-manuasia. Australopithecus hanya
mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern sekitar
dua kali lebih besar. Data fosil menunjukkan bahwa fosil manusia
lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume otak
dapat pula dilihat pada perubahan dahi.

15
C. Makluk-makhluk pra homo sapiens
Evolusi dari makhluk - makhluk pra homo sapiens dapat digolongkan
menjadi dua bagian besar yaitu berdasarkan kedekatan kekebaratannya
dengan manusia, dan berdasarkan penemuan fosilnya.
1. Berdasarkan hubungan kekerabatannya
Berdasarkan hubungan kekerabatannya evolusi pra homo sapiens
terbagi menjadi beberapa famili terdekat dengan homonidea yang
merupakan famili homo sapiens mulai dari famili Tupaiidae,
Lemuroidae, Pongidae dan famili Homonidae.
a. Famili Tupaiidae
Famili Tupaiidae merupakan ordo Primata, yaitu golongan hewan
pemakan serangga, berukuran kecil seukuran tikus dan memiliki
jumlah 19 spesies dalam familinya contoh famili ini adalah tupai.

b. Famili Lemuroidae
Famili ini merupakan Ordo Primata primitif termasuk di dalamnya
adalah jenis binatang setelah kera. salah satu dari lima keluarga
umumnya dikenal sebagai lemur. Hewan-hewan itu dianggap
sebagai pendahulu evolusi dari monyet dan kera, tapi ini tidak lagi
dianggap benar. Contoh dari spesies famili ini yang ada di indonesia
yaitu Tarsius spectrum (binatang hantu), yang hidup di hutan. Jenis

16
binatang tersebut mempunyai ekor panjang serta berkuku bukan
cakar.

c. Famili pongidae
Famili ini dari bangsa kera besar mulai dari orang utan, simpanse
dan gorilla.

17
d. Famili hominide
Famili Hominidae awalnya adalah famili yang menggolongkan
spesies relasi terdekat dengan manusia yang sebenarnya telah punah,
dengan kera besar lainnya ditempatkan di keluarga yang terpisah,
yaitu Pongidae. Salah satu contoh spesiesnya adalah
Australopithecus afarensis.

2. Berdasarkan Ditemukannya Fosil


Evolusi pra homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang
ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta
tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman, yaitu :
a. Zaman Miosin (25 – 10 juta tahun yang lalu)
1) Tahap pertama, yakni Plipithecus.
Makhluk ini sepenuhnya bersifat kera, oleh karena itu
dinamakan kera primitif. Tubuhnya kecil dan pendek. Kedua
tangannya mungkin masih digunakan untuk bergelantungan di

18
dahan pohon. Mereka belum dapat berjalan tegak. Diduga, kera
primitif hidup 35 – 25 juta tahun yang lalu.

2) Tahap kedua, Proconsul


Yakni kera purba yang hidup sekitar 25 -15 juta tahun yang
lalu. Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini tidak sepenuhnya
bersifat kera, disebabkan pada muka, rahang, gig geliginya terdapat
ciri yang ditafsirkan sebagai ciri manusia. Makhluk ini ditemukan
di danau Victoria. Proconsul semakin banyak terkumpul dan
semuanya menunjukkan bahwa binatang ini muncul dengan
berbagai ukuran yang berbeda – beda, ada yang sekecil simpanse
dan ada yang menjadi sebesar gorilla. Tipe gorilla inilah yang
menjadi nenek moyang gorilla modern.

3) Tahap ketiga, Dryopithecus


Yakni kera raksasa yang hidup sekitar 15 – 10 juta tahun
yang lalu. Makhluk ini sejenis Proconsul.Fosilnya ditemukan luas
di Eropa, India, Cina, dan Afrika. Fosil ini belum lengkap untuk
menunjukkan salah satu anggota dari genus yang luas manuju ke
arah manusia. Karena rekonstruksi makhluk ini dibuat terutama
dengan menggunakan fragmen–fragmen dan gigi–gigi.
Dryopithecus memiliki bentuk badan yang cukup besar serta sangat
gemar mengembara sehingga menempati hutan tropis yang sangat
luas.

4) Tahap keempat, Ramapithecus


Yakni primata paling purba yang pada umumnya dianggap
sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15 -10 juta yang lalu.
Ukurannya jauh lebih lebih kecil daripada manusia sekarang, yakni
0,9 – 1,2 meter dan kapasitas tengkoraknya lebih kurang 40 cc.
Ramapithecus memiliki busur gigi yang lebih kecil namun jauh

19
lebih besar daripada kera. Bentuknya kira-kira mirip dengan busur
gigi manusia.

b. Zaman Pliosin (10 – 2 juta tahun yang lalu)

Pada zaman ini telah muncul makhluk baru yakni primata yang
tidak menyerupai primata yang hidup sebelumnya. Makhluk ini bukan
kera penghuni hutan, tetapi lebih banyak hidup di padang rumput
terbuka. Makhluk ini berjalan tegak dengan kedua kakinya. Ada dua
jenis makhluk ini, yakni:

1) Tahap kelima, Australopithecus afarensis

Makhluk ini merupakan tingkatan kelima. Australopithecus


afarensis merupakan makhluk purba yang diduga merupakan
keturunan Ramapithecus. Hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu.
Makhluk ini juga dianggap sebagai Hominoid paling awal yang
menurut beberapa ahli sudah mampu berjalan tegak.

Australopithecus afarensis ditemukan oleh Lois dan Mary


Leakey dibagian Timur dan Utara Afrika Selatan, di tebing
Olduvai dekat dengan Ethiopia. Fosil–fosil makhluk ini ditemukan
dari lapisan–lapisan batuan yang berbentuk tebing lembah. Dengan
metode kalium – argon dapat ditentukan dengan tepat fosil itu.

2) Tahap keenam, Australopithecus africanus

Australopithecus africanus merupakan tingkatan keenam.


Makhluk ini ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924,
yakni seorang ahli otonomi dan palaentologi dari Universitas
Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan. Fosil
Australopithecus africanus dipelajari Dart dari koleksi batuan yang
mengandung fosil dari suatu lubang galian pertambangan kapur di
Taung, Batswana. Fosil terbenam dalam salah satu bagian batuan

20
dimana tengkorak – tengkorak yang ditemukan tidak menyerupai
tengkorak lainnya yang pernah dilihatnya. Ketika tenggkorak tdi
dipisahkan sama sekali dari batuan, Nampak suatu tengkorak yang
menakjubkan. Dalam beberapa hal, tengkorak ini menyerupai anak
manusia yang berumur lima atau enam tahun. Tetapi dalam hal
beberapa lainnya tengkorak tadi jelas menyerupai tengkorak kera.
Dart menamakan penemuanya dengan Australopithecus africanus,
artinya “Kera Afrika Selatan”. dia terus mempelajarinya dan
setelah empat tahun bekerja berhasil memisahkan rahang tengkorak
sedemikian, sehingga giginya tampak jelas. Terlihat gigi – giginya
sangat menyerupai gigi anak manusia. Lain dari itu, dari letak
foramen magnum, yakni lubang yang menghadap ke tengkorak dan
yang melewati oleh urat saraf tulang belakang menuju ke otak,
menghadap langsung ke bawah. Dart merasa bahwa tengkorak tadi
adalah tengkorak suatu makhluk yang letak kepalanya seperti pada
manusia; mungkin makhluk tersebut sudah berjalan tegak.
Penemuan Dart didukung oleh ahli palaentologi lain yang berkerja
di Afrika Selatan, yakni Robert Broom. Setelah bertahun – tahun
dia mempelajari fosil Mammalia di Afrika Selatan. dengan
beberapa teman sekerja, Broom mencari fosil – fosil lagi yang
mungkin dapat memberikan petunjuk untuk memperkuat
kesimpulannya. Selama empat puluh tahun berikutnya, terkumpul
sudah bahan fosil yang fosil tengkorak, tulang kaki, dan tulang
panggul. Semua fosil diharapkan dapat memberi petunjuk dengan
jelas bahwa memang sesungguhnya di Afrika Selatan terdapat
makhluk pra – manusia (pra – Homo sapiens).

c. Zaman Pleistosin (2 juta tahun yang lalu sampai sekarang)

Pada zaman ini manusia menglami evolusi yang sangat cepat dan
sudah menggunakan perkakas baik dari batu maupun kayu. Mereka
sudah pandai berburu, sudah dapat menggunakan api dan diduga

21
sudah dapat berbicara. Anggapan ini berdasarkan pada volume otak
yang lebih besar bila dibandingkan dengan makhluk sebelumnya.

1) Tahap ketujuh, Australopithecus robustus

Australopithecus robustus merupakan makhluk sejenis


Australopithecus africanus, namun ukurannya lebih besar. Tinggi
badannya mencapai 1,5 meter dan berat badannya 65 – 75 kg,
mempunyai gigi – gigi besar dan otak rahang yang kuat yang
menunjukkan bahwa spesies ini adalah herbivora. Sedangkan
Australopithecus robustus lebih langsing, berat badanya kira – kira
50 kg dan tingginya 1,2 meter. Meskipun catatan fosil jauh dari
sempurna, akan tetapi ada petunjuk bahwa Australopithecus
tersebut hidup di Afrika Selatan kira – kira selama 750. 000 tahun
yang lalu. Selama waktu itu, Australopithecus africanus makin
lama makin menyerupai manusia, sedangkan Australopithecus
robustus tetap tidak berubah.

2) Tahap kedelapan, Australopithecus boisei

Makhluk ini merupakan tahap kedelapan, yang merupakan


jenis Australopithecus yang paling besar. Australopithecus boisei
hidup di Afrika Timur, dengan ciri – ciri badan tegap, muka dan
giginya khas lagi kokoh, tempurung kepalanya rendah dan kasar.
Diduga hidup 1,5 juta tahun yang lalu. Ditemukanj oleh Leakey di
Lenbah Olvuvai, Tanzania.

3) Tahap kesembilan, Homo habilis

Makhluk ini merupakan keturunan dari Australopithecus


purba yang lebih ramping dan berbeda dengan saudara –
saudaranya, karena lebih tinggi intelegensinya. Homo habilis
(manusia tukang) merupakan pembuat dan memakai alat. Homo
habilis hidup sekitar 2 – 1,5 tahun yang lalu. Beberapa ahli

22
berpendapat bahwa makhluk ini sebagai “manusia sejati pertama”,
yang lebih cerdas daripada Homo habilis karena memiliki rongga
otak yang lebih besar. Ditemukan oleh Leakey di Lembah Olduvai.

4) Tahap kesepuluh, Homo erectus

Makhluk ini diduga hidup pada 1,5 – 0,5 juta tahun yang
lalu. Homo erectus dapat berjalan tegak, kakinya panjang dan
lurus, dan tulang tungkainya lebih maju. Otaknya lebih besar
dengan valume berkisar 750 – 1.400 cc. Homo erectus sebagai
manusia purba sudah pandai membuat perkakas, misalnya kapak
genggam, walaupun masih agak kasar. Kehidupannya dengan
berburu mammalia besar. Telah menggunakan api, sudah dapat
berbicara untuk mengajari anaknya bagaimana membuat perkakas.
Makhluk ini ditemukan tersebar di dunia. Kenapa Homo erectus
dapat hidup di seluruh dunia belumlah jelas. Mungkin tipe
makhluk ini berevolusi di beberapa tempat menyebar sepanjang
daratan subur dan yang mudah dilalui, terbentang dari Afrika
Timur, mengitari Samudra Indonesia sampai ke Jawa.

5) Tahap kesebelas, munculnya makhluk yang dinamakan Homo


sapiens purba, yakni makhluk yang hidup sekitar 400.000 tahun
yang lalu. Makhluk ini sebagai hasil penemuan fosil dari tiga
tengkorak yang tidak lengkap, yakni kepingan tengkorak, tulang,
dan beberapa gigi. Dari fosil yang ada ditafsirkan bahwa manusia
purba ini merupakan tipe peralihan antara Homo erectus ke Homo
sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat sudah jauh
lebih maju, bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai
bercocok tanam.

6) Tahap keduabelas, adalah munculnya Homo sapiens


neanderthalesis (Manusia Lembah Neander (Neanderthal)) , yakni
makhluk yang diduga hidup pada masa antara 75.000 –10.000

23
tahun yang lalu. Fosil makhluk ini ditemukan tahun 1856 di
Lembah Neanderthal, Jerman. Bentuk tubuhnya sepenuhnya
manusia, hidungnya terlihat mancung. Ukuran volume otaknya
relative sudah termasuk dalam kisaran ukuran rongga antara 1.,6 –
1,8 meter, berbahu lebar, berdada cembung, dan berotot padat.
Manusia Lembah Neander sudah memiliki kemampuan membuat
dam memakai pakaian dari kulit dan hidup menetap secara
sederhana di gua – gua.

7) Tahap ketiga belas, yakni munculnya manusia Cro-Magnon.


Makhluk ini merupakan Hominidae (manusia) purba termodern.
Diduga hidup 10.000 – ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki
kebudayaan yang cukup maju, bercocok tanam secara baik,
memelihara binatang, menguasai lingkungan, bahkan kemudian
membangun kota serta mengembangkan peradapan. Ciri – cirinya
adalah memiliki dagu yang menonjol, hidung mancung, gigi kecil
dan merata, serta raut wajah yang tampan. Makhluk ini mirip
dengan orang – orang Eropa sekarang. Cro – magnon diambilkan
dari nama gua di Prancis, tempat fosil – fosil makhluk ini
ditemukan.

8) Tahap keempat belas, yakni munculnya Homo sapiens-sapiens


(manusia modern). Tidak pasti benar kapan munculnya manusia
modern, namun para peneliti ada yang beranggapan bahwa manusia
modern muncul sejak sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi.

24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya
dinosaurus. Evolusi dari makhluk - makhluk pra homo sapiens dapat
digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu berdasarkan kedekatan
kekebaratannya dengan manusia, dan berdasarkan penemuan fosilnya.
Berdasarkan hubungan kekerabatannya evolusi pra homo sapiens terbagi
menjadi beberapa famili terdekat dengan homonidea yang merupakan famili
homo sapiens mulai dari famili Tupaiidae, Lemuroidae, Pongidae dan famili
Homonidae. Evolusi pra homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang
ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun
lalu yang tersebar menjadi 3 zaman yaitu zaman miosin, zaman pliosin, dan
zaman pleistosin yang melalui 14 tahap.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang evolusi primata.
Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan.
Untik itu saran dari pembaca yang bersifat membangun yang kami harapkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

26

Anda mungkin juga menyukai