Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTIKUM SISTEM
PROTEKSI

NAMA : Andrian Putra

NOMOR BP : 1701031026

KELAS : III B REGULER

NO JOB : 06

NAMA PERCOBAAN : Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

TANGGAL PRATIKUM : 25 Mei 2020

TANGGAL PENYERAHAN : 01 Juni 2020

INSTRUKTUR : 1. Firmansyah, ST.,MT

2. Junaidi Asrul, SST.,MT

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2020
BAB I

TUJUAN

1. Karakteristik objek yang akan dilakukan :


a. Melakukan pengukuran tahanan jenis tanah secara benar,
b. Menghitung tanahan jenis tanah dari hasil pengukuran
c. Menentukan tahanan jenis tanah untuk setiap lokasi yang berbeda dan mampu
menentukan metoda yang akan digunakan didalam merencanakan sistem
pengetanahan

2. Relevansi

Melalui percobaan / pengujian ini, Sekering dapat digunakan dan bekerja


sesuai setting dan rating yang digunakan, sehingga keandalan dan keamanan
sistem dapat dipertahankan.
3. Pendataan

Pengambilan data dilakukan berdasarkan besaran-besaran yang diminta pada


karakteristik yang diinginkan, berupa Arus (I), Tegangan (V), waktu trip (T trip),
dan daya sesaat akan trip (Ptrip).
2. Solusi

Solusi yang dimaksud disini adalah selesai melakukan perobaan, maka


praktikan mampu untuk mengambilkan suatu alternatif yang tidak mengurangi
fungsi dan faedahnya, yaitu menentukan karakteristik Pengukuran Tahanan Jenis
Tanah yang akan dipasang pada system pengaman agar pada saat terjadi gangguan
arus hubung singkat dan arus beban lebih pada Pengukuran Tahanan Jenis Tanah
dapat bekerja untuk melepaskan rangkaian dari beban, sehingga system terpisah
dari gangguan.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Definisi

Pengujian tahanan jenis merupakan dasar-dasar yang penting didalam


menentukan sistem pengetanahan. Tanahan jenis tanah merupakan kemampuan
dari struktur tanah didalam menghantarkan listrik secara terinduksi ke setiap
permukaannya. Besarnya tahanan jenis tanah untuk setiap jenis tanah yang
berbeda mempunyai harga yang berbeda. Hal ini dapat diamati dari tabel berikut.

Tabel 1. Resistansi Jenis Tanah

Tanah liat Pasir dan


Tanah Pasir Kerikil Tanah
Jenis tanah dan tanah kerikil
rawa basah basah berbatu
ladang kering

Tahanan
jenis (ohm- 30 100 200 500 1000 3000
m)

2.1.1 Pengetesan Pengaman

Untuk mengetahui apakah suatu pentanahan baik atau harus dilakukan


pengetesan / pengukuran secara langsung. Pengetesan pentanahan harus dilakukan
dalam pengetesan suatu instalasi listrik yang bertegangan kerjanya 220 Volt.
Salah satu cara pengetesan / pengukuran tahanan pentanahan pengaman ke
elektroda bantu dan mengukur beda tegangan antara elektroda pentanahan
pengaman dengan elektroda sementara.

Menurut PUIL 77 disyaratkan bahwa jarak elektroda pentanahan berturut-


turut harus paling kecil 20 m dan 40 m. Hal tersebut disebabkan, bila elektroda
sementara jaraknya terhadap elektroda sementara dan elektroda bantu dengan
mengukur beda tegangan antara elektrode pentanahan berturut-turut harus paling
kecil 20 m dan 40 m. Juga bila elektroda sementara berada pada daerah resistansi
elektroda bantu, pengukuran ini tidak dibenarkan.

Jika pada pengukuran dengan elektroda sementara 20 m dari elektroda


pentanahan tidak didapat daerah “tegangan konstan” maka elektroda sementara
harus dipindahkan pada jarak yang lebih dari 20 m, sampai didapatkan daerah
“tegangan konstan” begitu juga untuk letak elektrode bantunya. Pengukuran atau
pengetesan yang benar adalah bila letak elektroda sementara ada pula daerah
“tegangan konstan” seperti terlihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Pengujian Resistansi Pentanahan

2.1.2 Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

Pengukuran tahanan jenis dapat dilakukan dengan menggunakan empat


elektroda, betere (Supply DC), sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter yang
sensitif, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Pengukuran Tahanan Jenis Tanah dengan Metoda
Empat Elektroda

2.1.3 Tahanan Pengetanahan

Besar tahanan pengetanahan ini tergantung dari beberapa faktor antara lain :

a. Jenis elektroda yang dipakai.


b. Tahanan jenis tanah dimana elektroda pengetahuan ditanam tergantung dari
kondisi tanah setempat.
c. Ukuran elektroda pengetanahan (panjang, diameter dan sebagainya).
d. Kesempurnaan kontak antara elektroda dengan tanah (batu yang menempel
pada elektroda di dalam tanah dapat memperbesar tahanan, tetapi dalam
perhitungan-perhitungan selanjutnya dianggap bahwa kontak itu sempurna.

2.1.4 Jenis-jenis Elektroda pentanahan

a. Elektroda Batang (Rod)

Elektroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasang
ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan
sekali menjadi landasan teori – teori baru dari elektroda jenis lain. Secara teknis,
elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan menancapkannya ke
dalam tanah. Kelebihan elektroda jenis batang (ROD) adalah tidak memerlukan
lahan yang luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu – gardu induk.
Gambar 3. Elektroda Batang

Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) sebagai berikut.

...................................................................(1)

Dengan Keterangan persamaan 1 sebagai berikut.

RG = Tahanan pentanahan (ohm)

RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)

P = Tahanan jenis tanah (ohm – meter)

LR = Panjang elektroda (meter)

AR = Diameter elektroda (meter)


b. Elektroda Pelat

Gambar 4. Elektoda Pelat

Elektroda adalah elektroda dari bahan pelet logam (utuh atau berlubang)
dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tanahan pentanahan yang
kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Berikut rumusnnya yaitu :

..........................................................(2)

Dengan Keterangan persamaan 2 sebagai berikut.

RP = Tahanan pentanahan pelat (ohm)

P = Tahanan jenis tanah (ohm – meter)

LP = Panjang pelat (m)

WP = Lebar pelat (m)

TP = Tebal pelat (m)


c. Elektroda Pita

Gambar 5. Elektroda Pita

Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita
atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dalam. Pemasangan elektroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapat lapisan-
lapisan tanah yang berbatu. Di samping sulit pemasangannya, untuk mendapati
nilai tahanan yang rendah juga akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut
pemasangan secara vertikal ke dalam tanah dapat dilakukan dengan menanam
batang hantaran secara mendatar (horizontal) dan dangkal.

Gambar 6. Cara Pemasangan


...............................................(3)

Dengan Keterangan persamaan 3 sebagai berikut.

RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)

P = Tahanan jenis tanah (Ohm – meter)

LW = Panjang total grid kawat (m)

dW = Diameter kawat (m)

AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m2)

ZW = Kedalaman Penanaman (m)

2.2 Rangkaian Ekivalen

Besar impedansi pentanahan tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak


faktor baik faktor internal maupun faktor ekternal. Yang dimaksud dengan faktor
internal meliputi dimensi konduktor pentanahan (diameter dan panjangnya),
resistivitas relatif tanah, dan konfigurasi sistem pentanahan. Sedangkan yang
dimaksud dengan faktor eksternal meliputi bentuk arus (pulsa, sinusoidal, searah)
dan frekuensi arus yang mengalir. Hambatan jenis tanah yang akan menentukan
impedansi pentanahan dipengaruhi oleh beberapa factor yang meliputi temperatur,
gradien tegangan, besar arus, kandungan air dan bahan kimia, kelembaban serta
cuaca.

Penelitian tentang karakteristik sistem pentanahan grid dianalisis dan


dibandingkan dengan grid yang biasa (Otero et al., 2002). Hasilnya menunjukkan
bahwa unjuk kerja system pentanahan sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari arus
yang diinjeksikan. Frekuensi tinggi sangat penting dipertimbangkan. Biasanya,
desain pentanahan grid dilakukan dengan memfokuskan pada frekuensi rendah
yang mana dengan jarak pemisah elektrode yang tak sama adalah lebih efisien
daripada dengan jarak pemisah elektrode yang sama.
Gambar 7. Rangkaian Pengganti Elektrode Pentanahan

2.3 Rumus

Persamaan yang digunakan didalam perhitungan sebagai berikut.

2 L
 = R
 L
ln  4 
 d  ...................................................................................................(4)

Keterangan Persamaan (4) sebagai Berikut.

R = tahanan pentanahan (ohm)

L = panjang elektroda

d = diameter batang elektroda pentanahan (m)

 = tahanan jenis tanah (ohm-m)

Ln = logarithmus (dasar e = 2.7182818)


2.4 Karakteristik

a. Karakteristik Pentanahan yang Efektif

Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah :

a. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.

b. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

c. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap


komponen pada data center.

d. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

e. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan


tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat
konduktif pada potensial listrik yang sama.

b. Karakteristik Tanah

Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui


karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang
akan digunakan. Sesuai dengan tujuan pentanahan bahwa arus gangguan harus
secepatnya terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang
karakteristik tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis
tanah merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan
pentanahan. Pada kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam,
tergantung pada komposisi tanahnya dan faktor faktor lain.

2.5 Teori Tambahan

a. Tahanan Jenis Tanah (ρ)

Rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang


hemispherical R = ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus
dengan besarnya ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung
pada beberapa faktor :

1. sifat geologi tanah

2. Komposisi zat kimia dalam tanah

3. Kandungan air tanah

4. Temperatur tanah

5. Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya

b. Cara Kerja Sistem Pentanahan

Cara kerja system pentanahan ini adalah bila terjadi arus listrik yang
terlalu besar akibat adanya kebocoran, induksi tegangan listrik atau kegagalan
isolasi pada suatu peralatan listrik atau instalasi listrik maka bagian pentanahan
akan secepatnya menyalurkan ke bumi atau tanah, dan orang yang tidak sengaja
memegang peralatan listrik yang bermasalah akan aman. Juga peralatan listrik
akan terhindar dari kerusakan. Sudah menjadi hukum alam bahwa arus listrik akan
selalu mencari tempat yang paling mudah untuk mengalir, oleh karena itu system
pentanahan haruslah terhubung dengan baik dalam suatu instalasi listrik.
BAB III

DAFTAR MATERIAL

Alat dan komponen yang digunakan dalam percobaan untuk pengukuran


sehingga memperoleh berupa data.

Tabel 2. Daftar Material

No Alat dan Bahan Keterangan


1 Elektroda 3 Buah
2 Palu 1 Buah
3 Meteran 1 Buah
4 Multimeter 1 Buah
5 ERT 1 Buah
BAB IV

GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

4.1 Percobaan dengan 3 Elektroda

Gambar 8. Pentanahan dengan 3 Elektroda

Gambar 9. Ilustrasi Pentanahan di Microsoft Visio


Gambar 10. Pengukuran Pentanahan

4.2 Percobaan dengan 4 Elektroda

Gambar 11. Pentanahan dengan 4 Elektroda


BAB V

LANGKAH KERJA

Adapun langkah kerja yang akan dilakukan pratikan sebelum pratikum adalah
sebagai berikut :

a. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan.

b. Merangkai rangkaian seperti gambar rangkaian diatas.

c. Menanamkan elektroda seperti gambar dengan mengatur jarak antara masing-


masing elektroda, kemudian menghubungkan dengan ERT.

d. Mengukur tahanan yang etrdapat pada elektroda tersebut.

e. Mengukur arus dan tegangannya. Kemudian mencatatnya hasil pengukuran ke


dalam table.
BAB VI

TABULASI DATA

Tabel 3. Percobaan 1 dengan 3 buah Elektroda Pada Tanah Ladang

Jarak yang Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan


ditanam Arus Tegangan R  Arus R 
(cm) (A) (V) (ohm) (ohmmeter) (A) (ohm) (ohmmeter)

20 0,001 3 3000 18840 0.001 3000 947,68

40 0,09 6 66,66 418,668 0,090 66,667 21,057

60 0,11 8,2 74,54 468,112 0,110 74,545 23,546

80 0.07 10,4 148,57 933,0196 0,070 148,571 46,932

100 0,0625 94 1446,15 9081,82 0,0650 1504 456,832

Taebl 4. Percobaan 2 dengan 4 buah Elektroda Pada Tanah Ladang

Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan


Jarak yang
ditanam
Arus Tegangan R  Arus R 
(cm)
(A) (mV) (ohm) (ohmmeter) (A) (ohm) (ohmmeter)

20 0,0065 42 6,46 40,568 0,0065 6,461 2,040

40 0,1 22 0,22 1,3816 0,1 0,22 0,276

60 0,075 300 4 25,12 0,075 4 1,263

80 0,08 450 5,625 35,325 0,08 5,625 1,776

100 0,06 550 9,16 57,5248 0,060 9,167 2,893


BAB VII

ANALISA

7.1 Analisa Rangkaian

Pada job kali ini praktikan akan melakukan praktikum dengan job yang
berjudul “Pengukuran Tahanan Jenis Tanah”. Hal pertama yang mesti dilakukan
praktikan adalah menyiapkan alat dan bahan yaitu berupa 1 unit Sumber tegangan
AC, 4 buah elektroda batang, 1 buah Amperemeter, 1 buah Multimeter 1 buah
palu, 1 buah meteran, 3 buah penjepit kabel, beberapa meter kebel penghubung.
Setelah itu, praktikan memulai praktikum dengan melakukan 2 percobaan yaitu
Percobaan 3 elektroda dan Percobaan 4 elektroda. Sebagai pembanding, praktikan
melakukan percobaan di media tanah yang berbeda. Dan untuk penjelasannya
sebagai berikut :

a. Percobaan dengan 3 Elektroda

Percobaan pengujian tahanan jenis tanah ini kita dilakukan bebarapa kali
pengujian yaitu dengan cara membuat tegangan masukan pada elektroda sebesar
20 volt dan kedalaman elektroda yang di tanam ke dalam tanah. pengujian ini kita
menggunakan 3 batang elektroda dengan panjang 125 cm, elektroda-elektroda ini
ditanam ke dalam tanah dengan bermacam-macam kedalaman seperti kedalaman
20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm dan 100 cm. Untuk pengukurannya kita
menggunakan alat-alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter. Dalam pengujian,
jarak antar elektroda ke elektroda yang lain sepanjang 1 meter. Pada elektroda
pertama dipasang sumber tegangan DC yang negatif, pada positif sumber AC
dihubungkan pada alat ukur ampermeter dan keluaran dari ampere meter kita
hubungkan pada elektroda yang ke dua, dan pada elektroda pertama kita
hubungkan pada alat ukur voltmeter setelah itu keluaran dari voltmeter kita
hubungkan pada elektroda ke dua.
b. Percobaan dengan 4 Elektroda

Percobaan pengujian tahanan jenis tanah ini, melakukan pengujian


bebarapa kali yaitu dengan cara membuat tegangan masukan pada elektroda
sebesar 20 volt dan kedalaman elektroda yang di tanam ke dalam tanah. Pengujian
tahanan jenis tanah dengan menggunakan empat batang elektroda dengan panjang
masing-masing 125 cm, pengujian tahanan jenis tanah dengan menggunakan
empat batang elektroda ini hampir sama dengan tiga elektroda, yang ditanam ke
dalam tanah dan kita menggunakan alat ukur voltmeter dan amperemeter serta
sumber DC variabel. Dalam rangkaian memasang ke empat elektroda ke dalam
tanah dengan jarak antar elektroda 1 meter, elektroda pertama diberikan sumber
tegangan DC yang negatif, sumber DC yang positif dihubungkan pada alat ukur
amperemeter dan keluaran dari amperemeter dihubungkan pada elektroda yang
ke empat dan pada elektroda kedua dihubungkan pada alat ukur voltmeter dan
keluaran dari voltmeter dihubungkan pada elektroda ke tiga.

7.2 Analisa Data

a. Percobaan 3 Elektroda

Percobaan ini menggunakan 3 batang elektroda, menggunakan alat ukur


voltmeter dan ampere meter. Dari hasil data yang didapat, selanjutnya praktikan
akan melakukan perhitungan berapa besar nilai :

untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil data pengukuran sebagai berikut :

a. Perhitungan Resistansi (R)

1. Menanamkan 3 elektroda dengan kedalaman 20 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 3 V, dan I = 0.001 A. Maka didapatkan nilai
perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 3/0,001 = 3000 ohm

I = V/R = 3/3000 = 0,001 A


2. Menanamkan 3 elektroda dengan kedalaman 40 cm, dan memberikan sumber
sebesar 20 V, data yang didapat V = 6 V, dan I = 0.09 A. Maka didapatkan nilai
perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 6/0,09 = 66,667 ohm

I = V/R = 6/66,66 =0,090 A

3. Menanamkan 3 elektroda dengan kedalaman 60 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 8,2 V, dan I = 0.11 A. Maka didapatkan nilai
perhitungan sebagai berikut :

R= V/I = 8,2/0,11 = 74,545 ohm

I = V/R = 8,2/74,54 = 0,110 A

4. Menanamkan 3 elektroda dengan kedalaman 80 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 10,4 V, dan I = 0,07 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R=V/I = 10,4/0,07 = 148,571 ohm

I = V/R = 10,4/148,57 = 0,070 A

5. Menanamkan 3 elektroda dengan kedalaman 100 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 94 V, dan I = 0,0625 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R=V/I = 94/0,0625 = 1504 ohm

I = V/R = 94/1446,15 = 0,0650 A


b. Perhitungan tahanan jenis tanah (ρ)

1. L = 0,2 meter

d = 0,015 meter

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
a. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(3000 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟑𝟕𝟔𝟖
=
3,976

= 947,68 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
b. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(66,66 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟖𝟑,𝟕𝟐𝟒
=
3,976

= 21,057 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
c. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 )
𝐝

(74,54 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟗𝟑,𝟔𝟐𝟐
=
3,976
= 23,546 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
d. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(148,57 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟏𝟖𝟔,𝟔𝟎𝟑
=
3,976

= 46,932 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
e. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(1446,15 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟏𝟖𝟏𝟔,𝟑𝟔𝟒𝟒
=
3,976

= 456,832 Ω-m

b. Percobaan 4 Elektroda

Percobaan ini menggunakan 4 batang elektroda, menggunakan alat ukur


voltmeter dan ampere meter. Dari hasil data yang didapat, selanjutnya praktikan
akan melakukan perhitungan berapa besar nilai :

untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasil data pengukuran sebagai berikut :

a. Perhitungan Resistansi (R)

1. Menanamkan 4 elektroda dengan kedalaman 20 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 0,042 V, dan I = 0.0065 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :
R = V/I = 0,042/0,0065 = 6,461 ohm

I = V/R = 0,042/6,46 = 0,00650 A

2. Menanamkan 4 elektroda dengan kedalaman 40 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 0,022 V, dan I = 0.1 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 0,022/0,1 = 0,22 ohm

I = V/R = 0,022/0,22 = 0,1 A

3. Menanamkan 4 elektroda dengan kedalaman 60 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 0,3 V, dan I = 0.075 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 0,3/0,075 = 4 ohm

I = V/R = 0,3/4 = 0,075 A

4. Menanamkan 4 elektroda dengan kedalaman 80 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 0,450 V, dan I = 0.08 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 0,450/0,08 = 5,625 ohm

I = V/R = 0,450/5,625 = 0,08 A

5. Menanamkan 4 elektroda dengan kedalaman 100 cm, dan memberikan sumber


sebesar 20 V, data yang didapat V = 0,550 V, dan I = 0.06 A. Maka didapatkan
nilai perhitungan sebagai berikut :

R = V/I = 0,550/0,06 = 9,167 ohm

I = V/R = 0,550/9,16 = 0,060 A


1. L = 0,2 meter

d = 0,015 meter

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
a. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(6,46 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟖,𝟏𝟏𝟑𝟕𝟔
=
3,976

= 2,040 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
b. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 )
𝐝

(0,22 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟎,𝟐𝟕𝟔𝟑𝟐
=
3,976

= 0,276 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
c. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(5,625 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟕,𝟎𝟔𝟓
=
3,976

= 1,776 Ω-m
(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
d. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 𝐝 )

(5,625 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟕,𝟎𝟔𝟓
=
3,976

= 1,776 Ω-m

(𝐑 𝐱 𝟐𝛑𝐋)
e. ρ = 𝟒𝐋
(𝐥𝐧 )
𝐝

(9,16 Ω x 2x3,14x0,2)
=
(ln 4x0,2/0,015)

𝟏𝟏,𝟓𝟎𝟒
=
3,976

= 2,893 Ω-m

7.3 Analisa Perbandingan

Terdapat dua percobaan dalam praktikum ini yaitu percobaan dengan 3


buah batang elektoda dan 4 buah batang elektroda dengan membandingkan media
tanah yang akan diukur pentanahannya. Sebetulnya dalam masalah pengukuran
pentanahan antara berapa banyak elektroda yang terpasang, perbedaannya tidak
terlalu mencolok. Ini bisa kita lihat dari karakteristik berikut :
Karakteritik Pentanahan
10000000
9000000
Tahanan Jenis Tanah 8000000
7000000
6000000
5000000
4000000 Karakteritik
3000000
2000000
1000000
0
20 40 60 80 100
Kedalaman Elektroda

Gambar 12. Karakteristik Tabel 3

Dari gambar karakteristik di atas membuktikan bahwa perbedaan antara


pemakaian banyaknya elektroda tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tahanan jenis tanah. Pentanahan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tanah,
Bentuk dan ukuran elektroda pentanahan serta luas bidang pentanahan.

Karakteritik Pentanahan
70
60
Tahanan Jenis Tanah

50
40
30
Karakteritik
20
10
0
20 40 60 80 100
Kedalaman Elektroda

Gambar 13. Karakteristik Tabel 3


BAB VIII

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum pengujian Sekering, maka dapat diperoleh beberapa


kesimpulan, diantaranya :

a. Pentanahan merupakan suatu hal terpenting dalam kelistrikan. Pentanahan


selain bertujuan untuk membatasi tegangan antara bagian peralatan juga
bertujuan untuk mendapatkan impedansi yang kecil (rendah).
b. Besar tahanan pentanahan dipengaruhi oleh ukuran elektroda yang digunakan,
dan ini sangat tergantung pada ketersediaan dan spesifikasi ukuran elektroda
tersebut.

c. Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan, antara lain Tahanan Jenis Tanah, Struktur tanah, keadaan
lingkungan, biaya, ukuran dan bentuk sistemnya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://autopower15.blogspot.com/2019/06/sistem-pentanahan-grounding-
pada-gardu-induk.html
[2] http://margionoabdil.blogspot.com/2013/10/pengertian-tahanan-
pentanahan.html
[3] https://www.elektroindonesia.com/elektro/ener24b.html
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Pentanahan
[5] http://journals.itb.ac.id/index.php/jipk/article/view/12377

Anda mungkin juga menyukai