Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
AKUNTANSI / EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
A. SAMPEL REPRESENTATIF
Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang
representatif. Sampel representatif merupakan sampel yang karakteristiknya hampir sama
dengan yang dimiliki oleh populasi. Akan tetapi dalam praktiknya, tidak selalu sampelnya
bersifat representatif. Auditor bisaa meningkatkan kemungkinan sampel yang representatif
dengan merancang proses sampling, pemilihan sampel, dan evaluasi hasil sampel. Resikonya
ada 2 dan keduanya bisa dikendalikan, yaitu :
Resiko non sampling adalah resiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian
yang ada dalam sampel. Penyebab nya ada 2, yaitu kagagalan auditor untuk mengenali
pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena
sampel populasi tidak representatif. Auditor ada 2 cara mengendalikan risiko sampling :
1. Menyesuaikan ukuran sample.
2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi.
B. METODE SAMPLING AUDIT : SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING
NONSTATISTIK
Kategori tersebut serupa karena keduanya melibatkan tiga tahap :
1. Perencanaan sampel
2. Pemilihan sampel dan melakukan pengujian
3. Pengevaluasian hasil
Sampling statistik menerapkan aturan matematika, dengan mengukur risiko sampling dalam
merencanakan sampel(langkah 1 dan evaluasi hasil langkah 3).
Dalam sampling nonstatistik auditor tidak mengukur risiko sampling. Sebaliknya, memilih
item sampel yang diyakini informasinya bermanfaat, di situasi tertentu dalam mencapau
kesimpulan populasi atas dasar pertimbangan. Disebut juga sampel pertimbangan.
PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK VS NONPROBABILISTIK (LANGKAH 2)
Pada pemilihan sampel probabilistik, auditor memilih secara acak item-item, sehingga tiap
item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Pemilihan
sampel nonprobabilistik, auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbngan
profesional dan bukan metode probabilitas.
Kritik yang biasanya dilontarkan pada sampling adalah bahwa hal tersebut mengurangi
penggunaan pertimbangan profesional oleh auditor. Perbandingan di 14 langkah yang dibahas
dalam bab ini untuk sampling nonstatistik dan atribut menunjukkan bahwa kritik tersebut
tidak terbukti. Agar aplikasinya tepat, sampling atribut mengharuskan auditor menggunakan
pertimbangan profesional di sebagian besar langkah tersebut. Ketika memilih ukuran sampel
awal, auditor sangat tergantung pada TER dan ARACR yang memerlukan tingkat
pertimbangan profesional yang tinggi, serta EPER, yang memerlukan estimasi yang cermat.
Demikian juga evaluasi akhir atas kelayakan aplikasi sampling atribut secara keseluruhan,
yang termasuk kelayakan ukuran sampel, juga harus didasarkan pada pertimbangan
profesional tingkat tinggi.