LP Post Partum
LP Post Partum
POST PARTUM
Disusun Oleh :
191 FK 04062
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM
A. Definisi
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu
(Hadijono,2008:356).
Periode pasca partum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak,2004:492).
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap
hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).
Puer perium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6
minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002).
Vol. Cairan turun Port of the entri Duktus & alveoli Payudara
Anemia akut kontraksi bengkak
Kurang
perawatan Resiko infeksi
Hb O2 turun
Ketidakefektifan efektif Tidak efektif
Nyeri Akut
Perfusi Jaringan
Perrifer hipoksia Invasi bakteri
ASI tidak
ASI keluar
Kuman mudah keluar
Resiko syok Daya tahan masuk
hipovolemik tubuh turun Ibu tidak tahu
bagaimana cara
Kelemahan Intoleransi menyusui bayinya
umum aktivitas
Kurang
Defisit Pengetahuan
perawatan diri
E. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
F. Komplikasi
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.
G. Asuhan keperawatan pada ibu post partum
1. Pengkajian
Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,
management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan
libido.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
b. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan
saluran kemih.
c. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya
mobilisasi; diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.
d. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka
episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
e. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
f. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan;
perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
g. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir
3. Intervensi keperwatan
Diagnosa Tujuan dan Rencana Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri akut NOC : Pain Management
b/d agen v Pain Level, § 1. Lakukan 1. Mengetahui
injuri fisik v Pain control, pengkajian nyeri tingkat
(peregangan v Comfort level secara komprehensif pengalaman nyeri
perineum; Setelah termasuk lokasi, klien dan
luka dilakukan askep karakteristik, durasi, tindakan
episiotomi; selama …x 24 frekuensi, kualitas keperawatan
involusi uteri; jam, diharapkan dan faktor presipitasi yang akan
hemoroid; nyeri berkurang (PQRST) dilakukan untuk
pembengkaka Kriteria Hasil : § 2. Observasi reaksi mengurangi nyeri
n payudara). v Mampu nonverbal dari 2. Reaksi terhadap
mengontrol ketidaknyamanan nyeri biasanya
nyeri (tahu § 3. Gunakan teknik ditunjukkan
penyebab nyeri, komunikasi dengan reaksi
mampu terapeutik untuk non verbal tanpa
menggunakan mengetahui disengaja.
tehnik pengalaman nyeri 3. Mengetahui
nonfarmakologi pasien pengalaman nyeri
untuk § 4. Ajarkan tentang Penanganan nyeri
mengurangi teknik non tidak selamanya
nyeri, mencari farmakologi diberikan obat
bantuan) § 5. Evaluasi 4. Nafas dalam
v Melaporkan keefektifan kontrol dapat membantu
bahwa nyeri nyeri mengurangi
berkurang § 6. Motivasi untuk tingkat nyeri
dengan meningkatkan 5. Mengetahui
menggunakan asupan nutrisi yang keefektifan
manajemen bergizi. control nyeri
nyeri § 7. Tingkatkan 6. Mengurangi rasa
v Mampu istirahat nyeri
mengenali nyeri§ 8. Latih mobilisasi 7. Menentukan
(skala, miring kanan miring intervensi
intensitas, kiri jika kondisi klien keperawatan
frekuensi dan mulai membaik sesuai skala nyeri
tanda nyeri) · 9. Kaji kontraksi 8. Mengidentifikasi
v Menyatakan rasa uterus, proses penyimpangan
nyaman setelah involusi uteri. dan kemajuan
nyeri berkurang · 10. Anjurkan pasien berdasarkan
v Tanda vital untuk membasahi involusi uteri
dalam rentang perineum dengan air 9. Mengurangi
normal hangat sebelum ketegangan pada
TD : 120-140 berkemih. luka perineum.
/80 – 90 mmHg · 11. Anjurkan dan 10. Melatih ibu
RR : 16 – 24 latih pasien cara mengurangi
x/mnt merawat payudara bendungan ASI
N : 80- 100 x secara teratur. dan
mnt · 12. Jelaskan pada ibu memperlancar
T : 36,5o C – tetang teknik pengeluaran ASI.
37,5 o C merawat luka 11. Mencegah infeksi
perineum dan dan kontrol nyeri
mengganti PAD pada luka perineu
secara teratur setiap 12. Mengurangi
3 kali sehari atau intensitas nyeri
setiap kali lochea denagn menekan
keluar banyak. rangsang nyeri
· 13. Kolaborasi dokter pada nosiseptor.
tentang pemberian
analgesic
Resiko defisitv Fluid balance Fluid management ·
volume cairan
v Hydration · 1. Obs Tanda-tanda 1. Mengidentifikasi
b/d Setelah vital setiap 4 jam. penyimpangan
pengeluaran dilakukan askep · 2. Obs Warna urine. indikasi
yang selama …x 24 · Status umum setiap kemajuan atau
berlebihan; jam, Pasien 8 jam. penyimpangan
perdarahan; dapat · 3. Pertahankan dari hasil yang
diuresis; mendemostrasik catatan intake dan diharapkan.
keringat an status cairan output yang akurat 2. Memenuhi
berlebihan. membaik. · 4. Monitor status kebutuhan cairan
Kriteria hidrasi ( kelembaban tubuh klien
evaluasi: tak membran mukosa, 3. Menjaga status
ada manifestasi nadi adekuat, balance cairan
dehidrasi, tekanan darah klien
resolusi ortostatik ), jika 4. Memenuhi
oedema, diperlukan kebutuhan cairan
haluaran urine · 5. Monitor masukan tubuh klien
di atas 30 makanan / cairan dan 5. Memenuhi
ml/jam, kulit hitung intake kalori kebutuhan cairan
kenyal/turgor harian tubuh klien
kulit baik. · 6. Lakukan terapi IV 6. Temuan-temuan
·7. Dorong masukan ini menandakan
oral hipovolemia dan
· Beritahu dokter perlunya
bila: haluaran urine < peningkatan
30 ml/jam, haus, cairan.
takikardia, gelisah, 7. Mencegah pasien
TD di bawah rentang jatuh ke dalam
normal, urine gelap kondisi kelebihan
atau encer gelap. cairan yang
· 8. Konsultasi dokter beresiko
bila manifestasi terjadinya oedem
kelebihan cairan paru.
terjadi. 8. Mengidentifikasi
· Pantau: cairan masuk keseimbangan
dan cairan keluar cairan pasien
setiap 8 jam. secara adekuat
dan teratur.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP
yang operasional dengan pengertian :
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi
keperawatan.
O : adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi
keperawatan.
A : adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan criteria dan
standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana
keperawatan klien.
P : adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis. Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai
Asuhan Keperawatan Post Partum Normal (episiotomi) yaitu :
1. Rasa nyeri teratasi
2. Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan payudara
3. Pemenuhan ADL terpenuhi.
4. Resiko cidera tidak terjadi
5. Infeksi tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC