Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MENYISAKAN


MAKANAN PASIEN DIIT DIABETES MELLITUS
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu*

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Permasalahan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang menyebab-
Diterima 22 September 2010
Disetujui 29 Oktober 2010
kan pasien diit diabetes mellitus menyisakan makanannya? Tujuannya untuk
Dipublikasikan Januari 2011 mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menyisakan
makanan pada pasien penderita diit diabetes mellitus di RSUD Dr. M. Ashari
Keywords: Pemalang. Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah penjelasan,
Diet of DM
Leftovers
dengan menggunakan pendekatan belah lintang. Jumlah sampel penelitian se-
Glouse banyak 14 pasien. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara total. Data
dianalisis menggunakan uji fisher dengan tingkat kebermaknaan < 0,05. Ins-
trumen yang digunakan adalah kuesioner, timbangan makanan dan formulir
pengamatan sisa makanan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor
yang berhubungan dengan sisa makanan diit DM yaitu jadwal makan (nilai p =
0,005), makanan luar RS (nilai p = 0,015), cita rasa makanan (nilai p = 0,005),
dan kebiasaan makan (nilai p = 0,003).

Abstract
Problem in this study was how to identify factors that cause diabetes mellitus pa-
tients leaving his food? Purpose of this study was to determine the factors associ-
ated with food leaving behavior of patients who received diabetes mellitus in Dr.
M. Ashari Pemalang Hospital. The type and design of the study was explanatory,
using cross-sectional approach. The number of samples were as many as 14 pa-
tients. Sample selection technique was using the total sampling. The data analyzed
using fisher test with significance level <0.05. The instruments used were question-
naires, food scales and observation form. In conclusion, the factors associated with
DM diet leftovers are meal schedule (p value = 0.005), outside the hospital food (p
value = 0.015), the taste of food obtained (p value = 0.005), and eating habits (p
value = 0.003).

© 2011 Universitas Negeri Semarang

*
Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jalan Candi Prambanan No. 23 Semarang 50183
Email: srivatuar@yahoo.com
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Pendahuluan ruhan upaya perawatan dan pengobatan untuk


penyembuhan penyakit pasien. Pengaturan
Pelayanan rumah sakit yang baik dan makan, perawatan penyakit dan pengobatan,
bermutu pada hakekatnya adalah untuk me- ketiganya merupakan satu kesatuan dalam
menuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu
jasa pelayanan kesehatan (health need and de- tanggung jawab pengaturan makan bagi orang
mand), yang apabila berhasil dipenuhi akan sakit bukanlah semata-mata tanggung jawab
dapat menimbulkan rasa puas terhadap pela- seorang ahli gizi, akan tetapi merupakan tang-
yanan kesehatan. Makin sempurna kepuasan, gung jawab bersama dari keempat unsur yang
makin baik mutu pelayanan kesehatan (Azwar, berperan dalam proses penyembuhan penyakit,
1996). yaitu dokter, perawat, ahli gizi, dan pasien.
Salah satu pelayanan kesehatan di rumah Kendati dokter telah menetapkan diit
sakit adalah pelayanan gizi rumah sakit. Pela- yang tepat bagi penderita dan diit itu telah di-
yanan gizi rumah sakit merupakan pelayanan siapkan dengan baik dalam bentuk sajian ma-
gizi yang diberikan di rumah sakit bagi pasien kanan, diit yang baik itu tidak ada manfaatnya
yang dirawat dan berobat jalan, untuk mem- jika penderita tidak mengkonsumsi makanan
peroleh makanan yang sesuai guna mencapai yang telah disajikan tersebut (Miron et al.,
status gizi yang sebaik-baiknya. Masalah gizi 2010). Oleh karena itu bagi seorang pasien,
klinis adalah masalah gizi yang ditinjau seca- pengetahuan tentang peranan makanan dan
ra individual mengenai apa yang terjadi dalam penggunaan makan dalam penyembuhan pe-
tubuh seseorang, yang seharusnya ditanggu- nyakit, sama pentingnya dengan pengetahuan
langi secara individu. Demikian pula masalah tentang peranan kegunaan obat bagi penyem-
gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara buhan penyakit. Bahkan setelah penderita sem-
langsung ataupun tidak langsung mempenga- buh sekalipun, pada waktu akan meninggalkan
ruhi proses penyembuhan, harus diperhatikan rumah sakit, ahli gizi masih harus selalu mem-
secara individual. Adanya kecenderungan pe- berikan petunjuk bagaimana harus mengatur
ningkatan kasus penyakit yang terkait dengan makanannya di rumah, sesuai dengan diit dan
gizi (nutrition related disease) menunjukkan penyakit yang dideritanya.
semakin perlunya penanganan khusus. Semua Diabetes mellitus merupakan salah satu
ini memerlukan pelayanan gizi yang bermutu penyakit yang memerlukan diit khusus. Diabe-
untuk mempertahankan status gizi yang opti- tes mellitus atau penyakit kencing manis adalah
mal, sehingga tidak terjadi kurang gizi dan un- suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseo-
tuk mempercepat penyembuhan (Departemen rang yang disebabkan adanya peningkatan ka-
Kesehatan RI, 2003). dar gula (glukosa) darah secara terus menerus
Makanan bagi pasien di rumah sakit (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuanti-
berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tatif maupun kualitatif (Tapan, 1998; Morrison
tubuh dan membantu mempercepat proses et al., 2010).
penyembuhan. Makanan yang disajikan harus Ada beberapa jenis diabetes melitus, yai-
memenuhi kebutuhan baik kualitas maupun tu tipe I, yang sering disebut Diabetes Mellitus
kuantitasnya. Hidangan makanan yang me- Tergantung Insulin (DTMI) atau disebut Insu-
menuhi kebutuhan gizi dan terkonsumsi habis lin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), dan
akan mempercepat penyembuhan dan mem- tipe 2 sering disebut Diabetes Mellitus Tidak
perpendek hari perawatan. Penilaian hidangan Tergantung Insulin (DMTTI) atau NIDDM
merupakan salah satu proses evaluasi pela- (non insulin dependent diabetes mellitus) (Mah-
yanan gizi dan sisa makanan pasien dapat di- mud, 2005). Ada jenis lain yaitu diabetes pada
jadikan indikator keberhasilan pelayanan gizi kehamilan (gestationa diabetes), yang timbul
di rumah sakit (Adi dan Waskitorini, 2003). hanya pada saat kehamilan (Cross, 2010). Dia-
Pengaturan makanan dan diit untuk betes yang disebabkan oleh kerusakan pankreas
penyembuhan penyakit bukanlah merupakan akibat kekurangan gizi disebut MRDM (Ma-
tindakan yang berdiri sendiri, tetapi merupa- nutrition Related Diabetes Mellitus) atau dia-
kan bagian yang tidak terpisahkan dari keselu- betes mellitus terkait malnutrisi (Tapan, 1998;

121
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Katulanda et al., 2010). atau belum (Mifisoni, 2009). Berkaitan dengan


Di Indonesia, DM tipe 1 sangat jarang di- banyaknya makanan pasien yang terbuang dan
jumpai. Lain halnya dengan DM tipe 2, dijum- bisa dilihat oleh petugas berupa sisa makanan
pai sekitar 90% dari seluruh penderita diabe- yang masih terdapat dalam alat makan yang di-
tes, dan tipe ini dipengaruhi oleh lingkungan. tarik kembai ke dapur setelah jam makan sele-
Menurut penelitian epidemiologi yang telah sai (Astuti, 2002).
dilaksanakan di Indonesia, prevalensi diabe- Kegagalan dan keberhasilan suatu pe-
tes tipe 2 berkisar antara 1,4%-1,6% (Karyadi, ngelolaan makanan akan terlihat dari sisa
2006) makanan yang disajikan. Upaya khusus harus
Tahun 2008 telah tercatat lebih dari 8 dilakukan untuk meningkatkan daya terima
juta penduduk Indonesia yang menderita dia- makanan yang disajikan di rumah sakit. Lang-
betes mellitus, dan diperkirakan jumlahnya kah utama dalam meningkatkan daya terima
melebihi 21 jiwa pada tahun 2025 mendatang. pasien terhadap makanan yang disajikan ada-
Jumlah tersebut menjadikan indonesia sebagai lah dengan meningkatkan mutu pelayanan (Al-
negara peringkat keempat penderita diabetes matsier, 2007).
terbesar setelah China, India, dan Amerika. Dari hasil penelitian pendahuluan me-
Jumlah kasus diabetes mellitus yang ditemukan ngenai sisa makan diit diabetes mellitus di
di provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebanyak RSUD Dr. M. Ashari Pemalang yang dilakukan
209.319 kasus. Di Kabupaten Pemalang, diabe- selama 3 hari (1-3 Februari 2010), dari ma-
tes mellitus menduduki peringkat ketiga dalam kanan yang disajikan, terdapat sisa makanan
daftar sepuluh besar penyakit. Dimana IDDM sebesar 59% yang meliputi nasi, bubur, lauk he-
(DM tipe I) sebanyak 185 kasus, dan NIDDM wani, lauk nabati, dan sayur. Adapun faktor pe-
(DM tipe II) sebanyak 2.289 kasus, sedangkan nyebab terjadinya sisa makanan sampai saat ini
pasien di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang seba- belum diketahui secara pasti karena belum per-
nyak 413 pasien, dimana 305 pasien merupa- nah dilakukan uji statistik untuk mengetahui
kan DM tipe II (Penampilan kerja RSUD Dr. M. faktor penyebab terjadinya sisa makanan pada
Ashari Pemalang, 2008). pasien yang mendapat diit diabetes mellitus.
Pengelolaan diit diabetes mellitus meli- Pengamatan di atas dilakukan secara
puti pengaturan makan (diit), melakukan akti- khusus pada pasien dengan diit diabetes mel-
fitas fisik (olahraga), minum obat teratur, dan litus di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Ashari
edukasi berkelanjutan (Santacroce et al., 2010). pemalang. Oleh sebab itu penulis terdorong
Diit adalah pengelolaan utama yang dapat me- untuk mengetahui faktor-faktor yang ber-
neka kenaikan-kenaikan kadar gula dan tim- hubungan dengan sisa makanan pasien yang
bulnya komplikasi akut maupun kronik (Su- mendapat diit diabetes mellitus di RSUD Dr.
bekti, 2006). M. Ashari Pemalang.
Program pengaturan Diit DM sudah
cukup luas disosialisasikan kepada para pen-
derita, namun kenyataan dalam praktek masih Metode
banyak penderita DM yang belum dapat me-
laksanakannya dengan benar sesuai program Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang telah diberikan. Hal ini dapat dilihat de- eksplanatori yaitu menjelaskan variabel yang
ngan masih banyaknya sisa makanan pada diit saling berhubungan melalui pengujian statistik.
diabetes mellitus, sisa makanan merupakan Metode yang digunakan adalah survei dengan
makanan yang tidak habis dimakan dan di- pendekatan cross sectional.
buang sebagai sampah (Utari, 2009). Sisa ma- Variabel bebas dalam penelitian ini
kanan dapat dilihat dari jumlah makanan yang adalah karakteristik diit DM (jadwal makan),
masih ada di piring masing-masing pasien. Ma- makanan luar RS, cita rasa makanan, variasi
kanan yang tersisa di piring adalah suatu data menu, kebiasaan makan. Sedangkan variabel
kuantitatif yang bisa digunakan untuk evaluasi terikatnya adalah sisa makanan diit diabetes
apakah program pendidikan gizi sudah efektif mellitus.
dan diit yang diterima pasien sudah memadai Populasi dari penelitian ini adalah semua

122
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Asha- Ada 10 71,4


ri yang mendapat diit diabetes mellitus yang
berjumlah 14 pasien. Adapun kriteria inklu- Total 14 100,0
si dalam penelitian ini adalah pasien usia di Rasa makanan
atas 30 tahun, mempunyai kesadaran yang Kurang enak 7 50,0
baik, mengerti, dan dapat berkomunikasi Enak 7 50,0
serta dapat memberikan pendapat secara
Total 14 100,0
langsung atau dengan bantuan orang lain
untuk mengisi kuesioner, dirawat di ruang Variasi menu
perawatan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang Kurang bervariasi 4 28,6
kecuali ruang ICU, sudah dirawat selama Bervariasi 10 71,4
dua hari atau lebih dan mendapat diit dia- Total 14 100,0
betes mellitus, pasien sedang tidak tergang-
Kebiasaan makan responden
gu kejiwaannya / stres.
Teknik pengambilan sampel dalam pe- Tidak sesuai dengan di
9 64,3
nelitian ini dilakukan dengan metode total rumah
sampling, yaitu pengambilan sampel secara Sesuai dengan di rumah 5 35,7
total yang dilakukan dengan cara menetapkan Total 14 100,0
sejumlah anggota sampel secara total (Notoat-
modjo, 2003). Jadi besar sampel dalam peneli- Besar sisa makanan
tian ini adalah 14. Sedikit 6 42,9
Banyak 8 57,1
Total 14 100,0
Hasil

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD


Tabel 2. Rangkuman Hasil Analisis Faktor
Dr. M. Ashari Pemalang, dapat diketahui data
Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Yang
pada Tabel 1.
Mendapat Diit DM di Ruang Rawat Inap RSUD
Berdasarkan hasil penelitian di Dr. M. Ashari Pemalang.
RSUD Dr. M. Ashari Pemalang, diperoleh
hasil bivariat dengan analisis statistik de- Faktor Nilai p
ngan menggunakan uji fisher dan koefisien Jadwal makan 0,005
konfingensi pada Tabel 2.
Makanan luar RS 0,015
Cita rasa makanan 0,005
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasar-
kan Ketepatan Waktu Makan, Makanan Luar Variasi menu 0,580
Rumah Sakit, Rasa Makanan, Penilaian Va- Kebiasaan makan 0,003
riasi Menu, Kebiasaan Makan, dan Besar Sisa
Makanan
Pembahasan
Variabel n %
Waktu makan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tidak tepat 7 50,0 ada hubungan antara persepsi ketepatan jad-
Tepat 7 50,0 wal makan dengan terjadinya sisa makanan
Total 14 100,0 diit DM di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang.
Hal tersebut dibuktikan dalam analisis bivariat
Makanan luar RS
diperoleh hasil nilai p sebesar 0,005(p < 0,05).
Tidak ada 4 28,6 Hal ini sejalan dengan penelitian yang

123
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Persepsi Ketepatan Jadwal Makan Dengan Sisa Makanan Diit DM,
Makanan Luar RS dengan Besar Sisa Makanan Diit DM, Cita Rasa Makanan Dengan Sisa Makan-
an Diit DM, Variasi Menu dengan Besar Sisa Makanan Diit DM, dan Kebiasaan Makan dengan
Besar Sisa Makanan Diit DM

Sisa makanan
Sedikit Banyak Jumlah Nilai
Variabel
p
n % n % N %
Jadwal makan
Tidak tepat 0 0,0 7 100,0 7,0 100
Tepat 6 85,7 1 14,3 7,0 100
Jumlah 6 42,9 8 57,1 14,0 100 0,005
Makanan luar RS
Tidak ada 4 100,0 0 0,0 4,0 100
Ada 2 20,0 8 80,0 10,0 100
Jumlah 6 42,9 8 57,1 14,0 100 0,015
Cita rasa makanan
Kurang baik 0 0,0 7 100,0 100,0 100
Baik 6 85,7 1 14,3 14,3 100
Jumlah 6 42,9 8 57,1 57,1 100 0,005
Variasi menu
Kurang variasi 1 25,0 3 75,0 4,0 100
Bervariasi 5 50,0 5 50,0 10,0 100
Jumlah 6 42,9 8 57,1 14,0 100 0,580
Kebiasaan Makan
Tidak Sesuai 1 11,1 8 88,9 9,0 100
Sesuai 5 100,0 0 100,0 5,0 100
Jumlah 6 42,9 8 57,1 14,0 100 0,003

dilakukan oleh Azizah (2005) bahwa ada kan bahwa ada hubungan antara makanan luar
hubungan antara jadwal makan dengan besar RS dengan terjadinya sisa makanan di RSUD
sisa makanan. Sedangkan menurut Heryawan- Dr. M. Ashari Pemalang. Hal ini dibuktikan
ti, dkk., (2004) bahwa waktu penyajian ma- dalam analisis bivariat diperoleh nilai p sebesar
kanan merupakan faktor eksternal yang dapat 0,015 (p < 0,05).
menyebabkan terjadinya sisa makanan. Waktu Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penyajian yang tidak tepat dapat menyebabkan dilakukan oleh Dewi (1999) yang menyatakan
berkurangnya selera untuk menghabiskan ma- bahwa makanan dari luar RS mempengaruhi
kanan yang disajikan. Hal ini sesuai dengan teori terjadinya sisa makanan. Moehyi (1992) bahwa
yang diungkapkan oleh Moehyi (1992) bahwa makanan yang dimakan oleh pasien luar RS
waktu pembagian makanan yang tepat dengan akan berpengaruh terhadap terjadinya sisa
jam makan pasien serta jarak waktu yang sesuai makanan. Rasa lapar yang tidak segera di atasi
antara makan pagi, siang, dan malam hari da- pada pasien yang sedang dalam perawatan, tim-
pat mempengaruhi habis tidaknya makanan bulnya rasa bosan karena mengkonsumsi ma-
yang disajikan. Bila jadwal pemberian makan kanan kurang bervariasi menyebabkan pasien
tidak sesuai makan makanan yang sudah siap mencari makanan tambahan dari luar RS atau
akan mengalami waktu penungguan sehingga jajan, sehingga kemungkinan besar makanan
pada saat makanan akan disajikan ke pasien, yang disajikan kepada pasien tidak dihabiskan.
makanan menjadi tidak menarik karena me- Bila hal tersebut selalu terjadi maka makanan
ngalami perubahan suhu makanan. yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit
Berdasarkan hasil penelitian menunjuk- tidak dimakan sehingga terjadi sisa makanan.

124
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Sedangan pada pasien yang mendapat diit DM kebiasaan maka orang tersebut akan membu-
sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan tuhkan waktu untuk penyesuaian.
apalagi dalam masa perawatan guna untuk
mempertahankan berat badan ideal dan menja-
ga kadar glukosa darah (Morrison et al., 2010). Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian menun-
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
jukkan bahwa ada hubungan antara persepsi
dapat diperoleh suatu simpulan bahwa: 1) Ada
pasien mengenai cita rasa makanan dengan
hubungan antara persepsi pasien mengenai
terjadinya sisa makanan diit DM di RSUD Dr.
ketepatan jadwal makan dengan terjadinya sisa
M. Ashari Pemalang. Hal tersebut dibuktikan
makanan diit DM di RSUD Dr. M. Ashari Pe-
dalam hasil analisis bivariat diperoleh nilai p
malang dengan nilai p sebesar 0,005 (p < 0,05).
sebesar 0,005 (p < 0,05).
2) Ada hubungan antara persepsi pasien me-
Hasil penelitian ini mendukung peneli-
ngenai makanan luar RS dengan terjadinya sisa
tian yang pernah dilakukan oleh Utari (2009),
makanan diit DM di RSUD Dr. M. Ashari Pe-
hasil pengamatan menunjukkan bahwa cita
malang dengan nilai p sebesar 0,015 (p < 0,05).
rasa suatu makanan mempengaruhi terjadinya
3) Ada hubungan antara persepsi pasien me-
sisa makanan karena cita rasa makanan mem-
ngenai cita rasa makanan dengan terjadinya
pengaruhi selera makan pasien.
sisa makanan diit DM di RSUD Dr. M. Ashari
Berdasarkan hasil penelitian menunjuk-
Pemalang dengan nilai p sebesar 0,005 (p <
kan bahwa tidak ada hubungan antara vari-
0,05). 4) Tidak Ada hubungan antara persepsi
asi menu dengan terjadinya sisa makanan diit
pasien mengenai variasi menu dengan ter-
DM di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Hal ini
jadinya sisa makanan diit DM di RSUD Dr. M.
dibuktikan dalam hasil analisis bivariat diper-
Ashari Pemalang dengan nilai p sebesar 0,580
oleh nilai p sebesar 0,580 (p > 0,05).
(p > 0,05). 5) Ada hubungan antara persepsi
Hasil penelitian ini sependapat de-ngan
pasien mengenai kebiasaan makan dengan ter-
hasil penelitian yang dilakukan oleh Heryawan-
jadinya sisa makanan diit DM di RSUD Dr. M.
ti dkk., (2004) bahwa tidak ada hubungan vari-
Ashari Pemalang dengan nilai p sebesar 0,003
asi menu dengan sisa makanan. Hal ini dapat
(p < 0,05).
disebabkan karena menu yang disajikan oleh
Perlu melakukan kontrol atau evaluasi
instalasi gizi RSUD Dr. M. Ashari bervariasi
terhadap kegiatan penyelenggaraan makanan
dan menu dirancang dengan siklus menu 10
mulai dari perencanaan menu sampai pe-
hari sehingga menu yang disajikan setiap hari
nyajian makanan pada pasien sedangkan un-
berbeda sampai dengan 10 hari.
tuk meningkatkan mutu makanan baik dalam
Berdasarkan hasil penelitian menunjuk-
penampilan maupun rasa makanan di RSUD
kan bahwa ada hubungan antara kebiasaan ma-
Dr. M. Ashari Pemalang perlu memanfaatkan
kan dengan terjadinya sisa makanan diit DM di
tenaga pemasak dengan semaksimal mungkin,
RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Hal ini dibukti-
dan mengadakan pelatihan bagi tenaga pema-
kan dalam hasil analisis bivariat diperoleh nilai
sak dalam bidang kuliner dan pengetahuan
p sebesar 0,003 (p < 0,05).
ilmu resep.
Hasil penelitian ini tidak sependapat
Upaya penyuluhan gizi terutama pada
dengan hasil penelitian Azizah (2005) yang
pasien yang mendapat diit perlu ditingkatkan.
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
Karena diit yang berhubungan dengan kondisi
kebiasaan makan dengan sisa makanan. Menu-
pasien saat dirawat sebagai salah satu faktor
rut Heryawanti (2004) bahwa kebiasaan makan
penyembuhan kepada pasien di RSUD Dr. M.
seseorang dapat mempengaruhi daya terima
Ashari Pemalang melalui penyuluhan pero-
makannya. Bila makanan yang disajikan sesuai
rangan.
dengan kebiasaan makannya baik susunan
Rumah sakit perlu memberitahukan
maupun besar porsinya, serta menu yang ada
agar keluarga pasien tidak membawakan ma-
sesuai dengan selera dan kesukaannya, maka
kanan dari luar Rumah Sakit karena akan
daya terima terhadap makanan akan baik. Se-
mengganggu program diit yang diberikan oleh
baliknya bila makanan yang disajikan di luar

125
Devi Karina Puspita, Rr. Sri Ratna Rahayu / KEMAS 6 (2) (2011) 120-126

Rumah Sakit. Terhadap Sisa Makanan di Ruang Rawat Inap


Sebaiknya menyadari bahwa diit yang RSUD Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Gizi
diberikan oleh rumah sakit merupakan salah Klinik Indonesia, 1 (2)
satu faktor pendukung proses penyembuhan, Karyadi, E. 2006. Kiat Mengatasi Penyakit Diabetes,
Hiperkolesterololemia, Stroke. Jakarta: PT.
dengan mengikuti program diit yang diberikan
Gramedia
dapat mempertahankan berat badan ideal dan
Katulanda, G.W., Katulanda, P., Adler, A.I.,
juga mengontrol kadar glukosa darah. Peiris, S.R., Draisey, Wijeratne, S., Sheriff,
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut S., Matthews, D.R. and Shine, B. 2010.
mengenai faktor yang berhubungan dengan Apolipoproteins in Diabetes Dyslipidaemia
terjadinya sisa makanan pada pasien yang men- in South Asians with Young Adult-Onset
dapat diit DM yang belum diteliti, misalnya Diabetes: Distribution, Associations and
suasana lingkungan tempat perawatan. Patterns. Ann Clin Biochem, 47: 29–34
Mahmud, F.H., Murray, J.A., Kudva, Y.C. 2005.
Celiac Disease in Type 1 Diabetes Mellitus in
a North American Community: Prevalence,
Daftar Pustaka Serologic Screening, and Clinical Features.
Mayo Clin Proc, 80 (11): 1429-1434
Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003, Hubungan antara Mifisoni, S. 2009. Nutritional Habits of the
Faktor Menu, Pasien dan Lingkungan dengan Inhabitants of the Island of Vis. CoU.
Besarnya Sisa Makanan (Studi di RSUD Antropol, 33 (4): 1273-1279
Kertosono Nganjuk), Abstrak, Bagian Gizi Miron, R.W., Peled, R., Yaari, E., Tov, O.S., Weinner,
Kesmas FKM Unair, PIN Diitetik Update, V.A., Porath, A. and Kokia, E. 2010. Disparities
Yogyakarta in Diabetes Care: Role of The Patient’s Socio-
Almatsier, S. 2007. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Demographic Characteristics. BMC Public
Almatsier, S. 1992. Persepsi Pasien terhadap Maka- Health, 10: 729
nan di Rumah Sakit (Survey pada 10 RS di Moehyi, S. 1992, Pengaturan Makanan dan Diet
DKI Jakarta). Gizi Indonesia. 13 (87) Untuk Penyembuhan Penyakit. Jakarta: PT.
Astuti, A. 2002. Perencanaan Menu Instalasi Gizi Gramedia
Rumah Sakit dr. Sardjito. Yogyakarta Moehyi, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi
Azizah, U. 2005. Hubungan Faktor Internal dan dan Jasa Boga. Jakarta: Bhatara
Eksternal Pasien dengan Sisa Makanan (Studi Morrison, M.K., Lowe, J.M. and Collins, C.E. 2010.
Pada Pasien Rawat Inap Non Diit BRSUD Original Article: Epidemiology Perceived
Banjarnegara). Skripsi FKM UNDIP Risk of Type 2 Diabetes in Australian Women
Azwar A, 1996, Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, with a Recent History of Gestational Diabetes
Aplikasi Prinsip Lingkungan Pemecahan Mellitus. Journal compilation ª, Diabetes UK.
Masalah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Diabetic Medicine, 27: 882–886
Cross, J.A., Temple, R.C., Hughes, J.C., Dozio, N.C., Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
Brennan, C., Stanley, K., Murphy§, H.R., Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Fowler§, D., Hughes, D.A. and Sampson, Pradana Soewondo. 2006. Hidup Sehat dengan
M.J. 2010. Original Article: Pathophysiology Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit
Cord Blood Telomere Length, Telomerase FKUI
Activity and Inflammatory Markers in Santacroce, L., Carlaio, R.G. and Bottalico, L.
Pregnancies in Women with Diabetes or 2010. Does It Make Sense that Diabetes is
Gestational Diabetes. Diabetic Medicine ª, Reciprocally Associated with Periodontal
Diabetes UK Disease?. Endocrine, Metabolic & Immune
Depkes RI, 2003, Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Disorders - Drug Targets, 10: 57-70
Sakit, Jakarta: DepKes RI Subekti, I. 2006. Hidup Sehat dengan Diabetes.
Dewi, A.K.P. 1999. Penerimaan Pasien Rawat Inap Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Terhadap Makanan Biasa Dan Hubungannya Tapan, E. 1998. Penyakit Degeneratif. Jakarta:
Dengan Sisa Makanan di RSU Kardinah Tegal Gramedia
(Studi Di Bangsal Kebidanan Dan Bedah). Utari, R. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien
http://www.fkm.undip.ac.id Rawat Inap Di Puskesmas Gondangrejo
Heryawanti, T., Prawirohartono, E.P., Sudargo, T. Karanganyar. Karya tulis ilmiah FIK UMS
2004. Pengaruh Alat Penyajian Disposable

126

Anda mungkin juga menyukai