1. Corona Virus
Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Virus ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut, sampai kematian. Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus
ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa
negara.
Infeksi virus Corona bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu,
seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau
gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: Deman, batuk, dan sesak
nafas. Menurut penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2
minggu setelah paparan virus Corona.
2. Asbestosis
Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai “pertusis” atau dalam bahasa
Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30
sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data
dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen
kasus ini terjadi di negara berkembang.
Penyebab,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang
diakibatkan oleh B. Parapertussis.
Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan
di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang
serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang
berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke
trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya
tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik
sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk
membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan
terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala
penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.
4. Faringitis
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang
lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman.
Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai
dengan vitamin bisa menolong.Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan
pratanda penyakit flu atau pilek.
faringitis ada yang akut dan kronis. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih
baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis
kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya
tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.
5. Dipteri
7. SARS
Pengertian SARS
adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan yang
disebabkan oleh coronavirus.
Gejala SARS
Gejala SARS diketahui berupa malaise, mialgia, demam, dan diikuti gejala pernapasan
berupa batuk disertai kesulitan bernapas. Gejalanya juga dapat disertai dengan diare.
Gejala-gejala ini memberat beberapa hari kemudian disertai dengan viraemia, 10 hari
setelah onset.
Diagnosis SARS
Pencegahan SARS
Vaksin untuk penyakit SARS belum ditemukan, oleh karena itu hindari berkunjung ke
negara yang sedang terjangkit SARS, gunakan masker saat bepergian atau menjenguk
pasien di RS, hal ini dapat membantu mengurangi penyebaran melalui udara, melalui
percikan dan kontak langsung.
Penanganan SARS
Oseltamivir secara oral bersama dengan antibiotika berspektrum luas dan ribavirin
intravena dalam dosis yang direkomendasikan, juga memberikan hasil yang kurang
meyakinkan. Pada saat ini, penanganan pengidap SARS yang dianggap paling penting
adalah terapi suportif, yaitu mengupayakan agar pengidap tidak mengalami dehidrasi
dan infeksi ikutan.
8. MERS
Pengertian MERS
Penyebab MERS
Penyebab MERS adalah betacoronavirus yang baru ditemukan. Coronavirus adalah virus
terbesar dari semua jenis virus RNA. Kemungkinan mekanisme transmisi spesifik penyakit
ini adalah antara manusia dan hewan sumber yang belum diketahui dan dapat terjadi
penularan dari manusia ke manusia.
Pengobatan MERS
Belum terdapat pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin. Umumnya, langkah
penanganan dari dokter akan dilakukan berdasarkan gejala yang dialami oleh pengidap
serta kondisi kesehatannya.