Text Book Reading-Rhinitis Non-Alergi
Text Book Reading-Rhinitis Non-Alergi
hipersekresi. Rhinitis dapat disebabkan oleh berbagai jenis kondisi alergi dan
Rinitis alergi adalah salah satu kondisi kronis yang paling umum di
Amerika Serikat. Sekitar 50 juta orang AS yang memiliki rhinitis, banyak yang
tidak memiliki alergi sebagai penyebab rinitis mereka. Gejala-gejala rinitis non-
Aliran udara melalui hidung lebih efisien dalam pertukaran gas dan
sebagai saluran awal menuju jalan napas. Dengan demikian, hidung memiliki
yang kita hirup. Siklus hidung terdiri dari modulasi simultan antara simpatik dan
parasimpatik yang berlawanan. Siklus hidung dapat mengubah aliran udara di satu
bersilia. Epitel jenis ini melapisi seluruh rongga sinonasal; Kepentingannya adalah
imotil menyebabkan krusta kronis akibat stasis lendir. Di bawah mukosa terletak
sel-sel stroma, sel-sel inflamasi, saraf, pembuluh darah, dan kelenjar seromukosa.
Hidung dibagi menjadi kiri dan kanan dan dipisahkan oleh septum yang
terdiri dari kartilago. Secara lateral, tiga proyeksi tulang konka superior, media,
dan inferior— di proyeksikan ke dalam rongga hidung. Tulang konka ini dilapisi
maksila, dan ethmoid anterior bermuara ke meatus media. Sinus ethmoid posterior
bermuara ke meatus superior. Akhirnya, ostium sinus sphenoid yang lebih tinggi
dari choana dan bermuara ke konka superior. Peradangan di bagian drainase ini
cabang dari arteri oftalmikus, cabang dari arteri carotis interna. Arteri karotis
biasanya ada dalam dua lapisan pada permukaan epitel. Lapisan yang lebih dalam,
lebih tipis dan kurang kental dari lapisan luar dan memungkinkan silia untuk
partikel inhalasi dan memiliki kepadatan mediator inflamasi dan leukosit yang
lebih besar untuk perlindungan terhadap agen infeksi dan zat asing.
RHINITIS NON-ALERGI
hidung yang jelas. Bersin, gatal, dan mata berair biasanya tidak mucnul pada
rhinitis non-alergi. Ada peningkatan insiden rinitis non-alergi pada usia lanjut.
semprotan hidung yang dijual bebas, trauma sebelumnya, pekerjaan atau paparan
kimia, dan penggunaan obat intranasal sebelumnya. Epistaksis, nyeri, dan gejala
Rhinitis Virus
Rhinitis virus merupakan rhinitis yang paling umum terjadi dan sering
berhubungan dengan gejala penyakit virus lainnya, seperti sakit kepala, lemas,
pegal-pegal dan batuk. Drainase hidung pada rinitis virus paling sering jernih atau
Occupational Rhinitis
hidung. Agen ini termasuk debu, ozon, sulfur dioksida, asap rokok, semprotan
hidung terlihat pada paparan asap rokok kronik dan terhadap paparan partikel
kayu. Kontrol lingkungan sangan penting untuk pasien ini. Membatasi paparan
Rhinitis Vasomotor
hidung dan drainage hidung yang jernih. Gejala sering berhubungan dengan
perubahan suhu, pola makan, paparan bau-bauan dan bahan kimia, atau
inhalan saat di skin test atau vitro testing. Penyebab NARES secara pasti belum
diketahui.
Rhinitis Medikamentosa
obstruksi hidung yang memburuk lebih dari beberapa tahun. Mereka biasanya
menggunakan obat nasal spray terlalu lama. Butuh waktu lama bagi pasien dalam
digunakan dalam jangka waktu panjang menyebabkan rebound dari rhinitis pada
pasien obstruksi nasal yang reda akibat efek dari agent topikal yang
berkurang/hilang.
Kejadian lain paling umum dari rhinitis non-alergi diantaranya rhinitis pada
dalam, evaluasi bagian septum nasi. Tanda inflamasi kronik, vasculitis, dan
perforasi septum dapat menjadi indikasi berbagai masalah sistemik mulai dari
konka juga perlu diperhatikan, seperti adanya rinorhea. Terlebih dokter harus
melakukan pemeriksaan pada pasien dengan polip nasal, atau massa intranasal.
Pemeriksaan hidung untuk bagian yang lebih dalam dapat dilakukan setelah
fleksibel. Endoskopi rigid dengan ukuran 4.0 mm bisa digunakan untuk pasien
dan regio nasofaring yang tidak dapat dilihat melalui rhinoskopi anterior. Selain
itu, sitologi hidung dapat membantu untuk menentukan kedua jenis sel dan adanya
motilitas siliaris.
1. Menghindari iritan
seperti bahan kimia, asap rokok, parfum, dan bau-bau yang lain. Sebagai
2. Irigasi salin
3. Steroid topical
4. Adrenergik agent
takikardi, hipertensi dan retensi urin. Obat ini kontraindikasi bagi pasien
lebih dari 5 hari. Oleh karena itu, pasien harus berhati-hati ketika
mentosa)
5. Obat tambahan
vasomotor.
Beberapa obat lain seperti kromolin sodium, aman digunakan
berulang. Spray intranasal ini menstabilkan sel mast. Obat ini harus
diberikan sebelum terjadi degranulasi sel mast agar efektif dan memiliki
waktu paruh yang relatif singkat, sehingga pemberian obat harus lebih
B. Terapi Bedah
lebih besar.
2. Operasi konka
non-alergi. Jenis dan tingkat operasi pada konka inferior terus menjadi
parsial atau lengkap. Secara umum, kecenderungan saat ini adalah untuk
mempertahankan sebanyak mungkin mukosa konka untuk
Tomooka LT, Murphy C, Davidson TM. Clinical study and literature review of nasal
irrigation. Laryngoscope 2000;110:1189 [PMID: 10892694].