Disusun Oleh
Kelompok 2 :
1. Aimah Nurul Farida (7117004)
2. Dyah Hanum Pertiwi (7117005)
3. Umi Muntiani (7117006)
4. Ita Yustiana (7117020)
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kita dapat melaksanakan amanah dari tanggung jawab yang kami emban selama
ini. Begitupun saudara begitu juga adanya.
Amin.
Dengan terselesainya Makalah ini tak lupa kami menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum
Jombang.
2. Ka Prodi DIII Keperawatan FIK Unipdu, yang telah memberikan
dukungannya untuk penyusunan Makalah yang kami buat.
3. Dosen Pengampu yang memberikan banyak masukan pada Makalah yang
kami buat
Semoga Allah SWT. membalas atas segala bantuannya. Kiranya Tuhan
membalas kebaikan yang lebih besar dari yang mereka berikan selama ini. Kami
meyadari akan keterbatasan dan kelemahan dalam pengetahuan pengalaman.
Sehingga kami mengharapkan saran, masukkan dan kritikan yang membangun
demi kesempurnaan dalam Makalah ini.
Akhir kata, tiada kata lain harapan kami, semoga Makalah ini dengan segala
kekurangan dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1. Pendidikan Tinggi Keperawatan..........................................................3
2.2. Fungsi Pokok Pendidikan Tinggi Keperawatan....................................3
2.3. Landasan Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan......4
2.4. Pengembangan Pendidikan Keperawatan.............................................5
2.5. Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan..........................................6
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................10
3.1. Pendidikan Keperawatan.....................................................................11
3.3. Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan......................11
3.2. Perkembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan.................................11
3.4. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan...............................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................14
4.1. Kesimpulan.........................................................................................14
4.2. Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan Tinggi Keperawatan
2. Apa Saja Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan
3. Landasan Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan
4. Bagaimana Pengembangan Pendidikan Keperawatan
5. Apa Saja Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
6. Bagaimana Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan Tentang Pendidikan Tinggi Keperawatan
2. Mengetahui Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan
3. Mengetahui Landasan Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi
Keperawatan
4. Mengetahui Bagaimana Pengembangan Pendidikan Keperawatan
5. Mengetahui Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan
6. Mengetahui Bagaimana Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3. Landasan Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan
1. Tekanan dan tuntutan kebutuhan masyarakat (prediksi community need
and demand, yaitu bila kebutuhan dan tuntutan masyarkat meningkat
maka dibutuhkan berbagai jenis lulusan dengan berbagai jenjang
kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan system pemberian
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan asuhan keperawatan sebagai
penggerak, pengarah dan pelaksana)
2. Perkembangan global keperawatan professional (harus memperhatikan
kaidah-kaidah keperawatn sebagai profesi serta memperhatikan arah dan
sifat pengembangan dan keperawatan global sehingga professional
responsibility tidak terombang-ambing oleh pandangan perorangan dan
pandangan yang hanya didasarkan pada kepentingan sesaat
pengembngan pendidikan tinggi tidak menyimpang dari hakekat
keperawatan sebagai profesi yangdiyakini oleh keperawatan secara
universal)
3. Kemampuan system memanfaatkan hasil dan keluaran (diharapkan
seluruh keluaran atau lulusan dapat dimanfaatkan atau tidak ada yang tak
terpakai yangpada akhirnya dapat merusak system pendidikan )
4. Kemampuan system dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya
pendidikan (yang perlu mendapat perhatian khusus adalah staff
akademik atau educational staff, berbagai pengalaman belajar atau
learning axperience, fasiltas laboratorium pendidikan, perpustakaan dan
rumah sakit pendidikan keperawatan/teaching hospital). Disamping
memparhatikan orientasi pendidikan, dalam menyususn dan
melaksanakan program pendidikan , juga harus memahami arti dan
makna kerangka konsep pendidikan tinggi keperawatan yang mencakup
5 konsep pendidikan sehingga lulusan yang dihasilkan bersikap dan
berkemampuan sebagai anggota profesi keperawatan
4
2.4. Pengembangan Pendidikan Keperawatan
Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan metodologi
keperawatan yang bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan
tentang keperawatan, dan pergeseran dalam asuhan keperawatan,
merupakan tekanan utama terjadinya perubahan dalam pendidikan
keperawatan .
Pengembangan pendidikan keperawatan meliputi ,
1. Orientasi pendidikan keperawatan
Orientasi pendidikan keperawatan di Indonesia adalah ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan serta tuntutan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan, khususnya pembangunan kesehatan dimasa datang.
2. Kerangka konsep
a. Penguasaan ilmu pengtahuan dan teknologi keperawatan
b. menguasai body of knowledge,berbagai metode dan teknik
keperawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan dengan standar
profesionaldan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan
c. Sikap, tingkah laku dan kemampuan professional
Sikap dan tingkah laku professional yang di tuntut dari seorang
perawat dalam melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan dan
dalam kehidupan keprofesiannya harus ditumbuhkan dan dibina sejak
awal proses pendidikan dalam suatu lingkungan yang syarat dengan
model peran /role model.
d. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
Penalaran ilmiah/ scientificreasoning, penguasaan proses
keperawatan/nursing process danpengambilan keputusan
klinis/clinical decision),
e. Belajar sendiri dan mandiri (harus ditumbuhkan sejak awal proses
pendidikanmenuju terbinanya sikap dan kemampuan sepanjang hayat,
dan dilaksanakan dengan beroientasi pada peserta didik/ student
oriented),
5
f. Pendidikan di Masyarakat
Pendidikan atau pengalaman belajar yang dikembangkan di
masyarakat (community based lerning) memungkinkan untuk
menumbuhkan dan membina dan membina sikap dan ketrampilan
professional para peserta didik. Melalui dua bentuk pengalaman
belajar yang dilaksanakan di masyarakat yaitu :
1. PBK (Pengalaman Belajar Klinik)
2. PBL (Pengalaman Belajar Lapangan)
Dalam melaksanakan system pendidikan keperawatan maka
diperlukan berbagai sumber pendidikan yang diperlukan untuk
menunjang agar pelaksaan sistem berjalan dengan maksimal, sumber
pendidikan tersebut adalah :
1. Staff akademik (dari berbagai kelompok atau disiplin ilmu dapat
menunjangilmu keperawatan)
2. Laboratorium (lab biomedik dan lab keperawatan dasar)
3. Lahan praktik (puskesmas, rumah sakit)
4. Lahan latihan penalaran etik keperawatan professional
6
Program pendidikan D-III Keperawatan, menghasilkan perawat
generalis sebagai perawat professional pemula (ahli madya
keperawatan), dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup
dan landasan keprofesian yang kokoh. Lulusannya diharapkan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan professional dengan berpedoman
kepada standar asuhan keperawatan dan dengan etika keperawatan
sebagai tuntunan.
Sebagai perawat vokasional diharapkan memiliki tingkah laku
dan kemampuan professional, akuntabel dalam melaksanakan
asuhan/praktik keperawatan dasar secara mandiri di bawah supervise
Ners. Lama pendidikan 3 tahun untuk waktu normal. Lulusan D-III
Keperawatan juga diharapkan mampu mengelola praktik keperawatan
yang dilakukan sesuai dengan tuntutan klien serta memiliki kemampuan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna.
2. Program pendidikan Sarjana Keperawatan
Lulusan jenjang ini diharapkan memiliki sikap dan kemampuan
professional competancies. pendidkan ini menekankan pada penguasaan
landasan keilmuan, yaitu ilmu-ilmu keperawatan dan ilmu-ilmu
penunjang,penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampialn
professional dalam keperawatan pendidikan ini juga menghasilkan
perawat yang generalis. Pada jenjang ini terdapat 2 tahap, yaitu tahap
program akademik dengangelar sarjana keperawatan (S.kep) dan tahap
program keprofesian dengan gelar profesi “Ners” (Ns).
Jenjang akademik harus menyelesaikan 121 sks reguler, 50 sks
transfer sedangkan jenjang profesi 25 sks.
Program pendidikan Ners menghasilkan perawat ilmuwan
( Serjana Keperawatan) dan Profesional (Ners = “ First professional
Degree”) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional,
serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar
(sampai dengan tingkat kerumitan tertentu) secara mandiri. Sebagai
perawat professional, yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan objektif
7
klien dan melakukan supervise praktik keperawatan yang dilakukan
oleh perawat professional pemula (D-III Keperawatan). Selain itu,
mereka dituntut untuk memiliki kemampuan meningkatkan mutu
asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan
melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.
Program pendidikan Ners memiliki landasan keilmuan yang
kokoh dari pada lulusan D-III Keperawatan serta memiliki landasan
keprofesian yang mentap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan
profesi. Tetapi, untuk lulusan S1 Keperawatan tanpa mengikuti profesi
Ners, adalah orang yang berkemampuan akademik sebagai serjana
keperawatan tetapi tidak memiliki kewenangan melakukan praktik
keperawatan atau melakukan kegiatan pada bidang non keperawatan.
Sedangkan lulusan Serjana keperawatan+Ners adalah seseorang
tenaga profesional berkemampuan dan berwenang melakukan pekerjaan
dibidang pelayanan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kesehatan.
3. Program Magister Keperawatan
Lulusan jenjang ini diharapkan berkompeten di bidang
kepemimpinan dan manajemen keperawatan, Program magister
keperawatan menghasilkan perawat ilmuwan (scientist) dengan sikap
tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuwan keperawatan. Sebagai
perawat ilmuwan diharapkan mempunyai kemampuan berikut ini:
a. Meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan.
b. Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya.
c. Mengembangkan penampilannya dalam spectrum yang lebih luas
dengan mengkaitkan ilmu/profesi serupa.
d. Merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah
masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (Keputusan Mendikbud
No.056/U/1994-pasal 2 ayat 3).
8
4. Program Spesialis Bidang Keperawatan
Jenjang pendidikan ini merupakan pendidikan yang
memperdalam pengetahuan dan keteramplan keprofesian. Jenjang ini di
dasarkan pada tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan, dan
perkembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan klinis,
mencegah pragmentasi yang berlebih yang dapat merugikan masyarakat
dan perkembangan profesi keperawatan.
Program pendidikan Ners Spesialis menghasilkan perawat
ilmuwan (Magister) dan Profesional (Ners Spesialis, “ Second
professional Degree”) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan
professional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan spesialistik. Ners Spesialis merupakan ilmuwan dalam
bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung
jawab sebagai ilmuwan klinis keperawatan klinis (SK Mendikbud
No.056/U/1994)
9
BAB 3
PEMBAHASAN
10
Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:
1. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
2. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
3. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
4. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
5. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
6. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah
sebagai berikut:
1. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
2. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7
3. Magister keperawatan - Level KKNI 8
4. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8
5. Doktor keperawatan - Level KKNI 9
11
sejak tahun 1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan
keperawatan indonesia yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh
komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah
kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium
Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan
Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada
pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang
suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di
Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun 1985.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan
Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality
(HPEQ), menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat
Indonesia, Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar
Pendidikan Ners, standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. dan
semua standar tersebut mengacu pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sat ini
sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan
kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.
Standar-standar yang dimaksud diatas juga mengacu pada
perkembangan keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu
berubah, dibawah ini sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam
dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan
Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKN.
12
pemakai jasa keperawatan sehingga meningkatkan citra perawat dan
pengakuan masyarakat tentang keperawatan sebagai profesi
2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kesehatan
Pendidikan tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti
terhadap cara perawat memandang asuhan keperawatan dan secara
bertahap keperawatan beralih dari yang semula berorientasi pada tugas
menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan
efektif dengan menggunakan pendekatan holistic dan proses keperawatan
3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK
keperawtan melalui penelitian
Kerjasama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan
pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk
teridentifikasinya masalah kesehatan khususnya yang terkait dengan
masalah keperawatan untuk penelitian. Tujuan penelitian adalah:
a. Menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan
b. Menghasilkan solusi masalah
c. Menemukan dan menafsirkan fakta baru
d. Menguji teori berdasarkan fakta baru
e. Merumuskan teori baru
4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendidikan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan
kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan
pendidikan professional perawat sebagai anggota dari suatu organisasi
profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan
haknya sebagai anggota profesi. Selain itu organisasi profesi akan lebih
berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan ketrampilan
professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya.
13
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil pemaparan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa:
1. Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan
di Indonesia mencakup:Pendidikan Vokasional, Pendidikan Akademikdan
Pendidikan Profesi. Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doctor.
Pendidikan tinggi keperawatan diarahkan untuk dapat menghasilkan
berbagai jenis ketenagaan keperawatan professional dengan berbagai
jenjang kemampuan, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai professional
atau tenaga profesi keperawatan.
2. Pendidikan tinggi sebagai subsistem pendidikan nasional dibentuk untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, dan/atau menciptakan IPTEK. System pendidikan tinggi
keperawatan sebagai landasan integral dari system pendidikan tinggi
merupakan kesatuan dari staf akademik dan peserta didik yang mempunyai
kemampuan serta potensi dalam profesi, ilmiah, belajar dan kreasi yang
tinggi. Dilengkapi sarana belajar dan penelitian serta prasarana pendidikan
yang secara keseluruhan mempunyai potensi besar untuk berperan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat secara umum dan masyarakat
keperawatan kesehatan pada khususnya.
4.2. Saran
Pentingnya mahasiswa mempelajari hakikat pendidikan tinggi dalam
keperawatan sehingga mampu berperan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat. Kami menganggap perlu adanya sumbang saran untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
16