Anda di halaman 1dari 17

Disampaikan pada

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL


ADMINISTRATOR KESEHATAN

Tanggal 17 Maret 2020


drg. RIEKA SITI KADARIA, M.Kes
Garut, 26 Maret 1963

087720174728/081221782005
riekaska@gmail.com
RIWAYAT PEKERJAAN
▪ Dokter gigi Puskesmas Banding Agung OKU Sumsel
▪ Dokter gigi Puskesmas Kademangan Kab Cianjur
▪ Dokter gigi Puskesmas Mande Kab Cianjur
▪ Kepala Puskesmas Kademangan Kab Cianjur
▪ Kepala Puskesmas Cipendawa Kab Cianjur
▪ Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto

3/19/2020 riekaska@gmail.com 3
Agar pelatihan ini dapat memberikan
dampak yang bermakna terhadap
peningkatan mutu tim penilai jabatan
fungsional kesehatan , maka perlu
diadakan usaha – usaha nyata pasca
pelatihan yang dituangkan dalam
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pengertian
RTL merupakan suatu dokumen yang
menjelaskan tentang kegiatan kegiatan
yang akan dilakukan. Setibanya peserta di
wilayah kerja masing masing dengan
memperhitungkan hal hal yang telah
ditetapkan berdasarkan potensi dan
sumber daya yang ada.
CIRI CIRI

Terarah Jelas

Fleksibel
Manfaat Penyusunan RTL
• Penyusunan RTL diharapkan dapat menjadi
bukti hasil pelatihan bagi peserta untuk
dilaporkan pada atasannya masing masing.
Dengan demikian diharapkan peserta
mendapatkan dukungan dari atasannya.
• RTL yang disusun itu merupakan RTL peserta
untuk masing masing intansi yang diharapkan
bisa dilaksanakan oleh mereka sebagai upaya
peningkatan pelayanan
Ruang Lingkup RTL

• Menetapkan kegiatan apa saja yang akan


dilakukan
• Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan yang
ingin dicapai
• Menetapkan metode yang akan digunakan pada
setiap kegiatan
• Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan
• Menetapkan siapa pelaksana atau
penanggungjawab setiap kegiatan
• Menetapkan besar biaya dan sumbernya
Rencana Tindak Lanjut : Pelatihan Jabatan Fungsional
Administrator Kesehatan
Instansi: ..................................................................
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA BIAYA INDIKATOR

2
Dst.

Ciloto, 17 Maret 2020

Peserta 1............ Peserta 2............ Dst.


Mari kita
baca cerita
Kisah 5
saudara
Kisah 5 Saudara bingung
Ada 5 orang bersaudara, mereka memiliki
nama aneh :
Seseorang, Setiap Orang, Siapapun,
Orang Lain, dan Tak Seorangpun

3/19/2020 riekaska@gmail.com 11
Mereka tidak terlalu kompak, sekalipun tinggal di rumah yang sama.
Pada suatu hari Seseorang punya hajat penting yang dia tidak bisa kerjakan sendiri, ia berfikir
mengajak Orang Lain untuk membantu mengerjakannya.
Karena Orang Lain tidak ada di tempat, akhirnya ia meminta pada Setiap Orang saja yang
membantunya.
Seseorang berfikir bahwa Setiap Orang pasti akan mengerjakan permintaannya, karena ia sudah
mengatakan padanya. Setiap Orang mengiyakan, sambil berfikir bahwa pekerjaan itu pasti akan
dikerjakan oleh Siapapun yang ada diantara mereka. Namun, ternyata malah Tak Seorangpun
yang mengerjakan pekerjaan itu seperti permintaan Seseorang. Sebab nyatanya Siapapun yang
ada pada saat itu mengira bahwa sudah ada Orang Lain yang mengerjakannya.
Akhirnya Setiap Orang menyalahkan Siapapun yang ada di depannya, agar ia bisa terhindar dari
kesalahan yang ditimpakan Seseorang padanya.
Dalam hal ini Tak Seorangpun akhirnya yang mau bertanggungjawab pada persoalan ini. Setiap
Orang berpendapat bahwa Orang Lain lah yang salah dalam persoalan ini. Seseorang akhirnya
mendendam pada Setiap Orang, karena ia berfikir Tak Seorangpun yang mengerjakan pekerjaan
ini disebabkan karena Siapapun melempar pekerjaan itu pada Orang Lain.

3/19/2020 riekaska@gmail.com 12
Apa moral cerita di atas ?

Jika Sebuah pekerjaan tidak direncanakan


dan dibagikan secara spesifik, maka tak
seorang pun yang akan mengerjakan karena
merasa bukan pekerjaannya atau mengira
bahwa pasti ada seseorang yang akan
melakukannya.
3/19/2020 riekaska@gmail.com 13
Pelaksanaan tindak lanjut
menuntut peran aktif
masing – masing sektor yang
juga memerlukan koordinasi
dan kerjasama yang baik
Kesimpulan
➢ PELATIHAN AKAN EFEKTIF ABABILA :
• Diterapkan di tempat kerja, → tidak hanya dikerjakan di kelas saja→
harus difasilitasi untuk pelaksanaan selanjutnya.
• Ada dukungan dari instansi asal peserta, setelah selesai pelatihan
harus bisa meng “follow up” actionnya langsung.
• Ada coaching dan monitoring dari atasan.
• Ada pengukuran dan indikator-indikator
• Pelatihan sebagai kebutuhan organisasi dan individu ( harus
“mach” ) → bukan menjadi kebutuhan organisasi saja atau
individunya saja.

Anda mungkin juga menyukai