Anda di halaman 1dari 8

SESI/PERKULIAHAN KE : 2

TIK : Pada akhir pertemuan ini Anda diharapkan mampu :


Mendefinisikan fungsi dan menggambarkan grafik fungsi.

Pokok Bahasan : Fungsi


Deskripsi Singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari pengertian,
definisi dan grafik fungsi.

I. Bahan Bacaan
Purcell, J. E. and D. Varberg. 1992. Calculus with Analytic Geometry. 4th
Edition. Penerjemah I Nyoman Susila, dkk. Jakarta : Erlangga.

II. Bacaan Tambahan


Hutahaean, E., dkk. 1984. Seri Matematika : Soal Latihan Matematika untuk
Tingkat Pertama Universitas. Bandung : ITB.

Kusdiono. 1995. Matematika Universitas. Bandung : Citra Pindo.

Tim Dosen Matematika. 2002. Kalkulus : Tahun Pertama Bersama (TPB).


Makassar : Mathematics Department, Hasanuddin University.
Martono, K. 1999. Kalkulus. Jakarta : Penerbit Erlangga.

III. Pertanyaan Kunci


Ketika Anda membaca bahan-bahan bacaan, gunakanlah pertanyaan berikut
untuk memandu Anda : Apakah “fungsi” itu sesuatu yang mempunyai tugas
atau pekerjaan atau peranan dalam matematika ?
IV. Tugas
Cari tahu apa perbedaan antara “relasi” dengan “fungsi” !

Fungsi 13
Bab
2

PENDAHULUAN
Telah disebutkan dalam Bab 1 bahwa G. W. Leibniz merupakan
salah seorang yang menonjol dalam bidang kalkulus. Selain itu,
Leibniz juga memperkenalkan istilah “fungsi” beserta dasar-dasarnya
dalam tahun 1694.
Konsep “fungsi” merupakan konsep yang sangat penting serta
banyak kegunaannya, sebab ia muncul hampir dalam setiap cabang
matematika termasuk kalkulus. Oleh karena itu, ada baiknya bila
fungsi dibahas sebelum membahas inti persoalan kalkulus.

2.1 PENGERTIAN FUNGSI


Berbeda dengan pengertian sehari-hari, kata “fungsi” dalam matematika
menyatakan suatu kaitan atau hubungan atau relasi yang khas (specific) antar dua
buah himpunan. Relasi dalam hal ini adalah pengawanan atau pemadanan dari unsur-
unsur dalam himpunan pertama dengan unsur-unsur dalam himpunan kedua.

Fungsi dapat didefinisikan sebagai aturan pengawanan sedemikian rupa


sehingga setiap unsur x dalam himpunan pertama mempunyai padanan tepat
dengan satu unsur y dalam himpunan kedua. Himpunan yang pertama tadi disebut
daerah “asal” (domain) dan misalnya disimbolkan dengan S, sementara himpunan
yang kedua disebut daerah “kawan” (codomain) yang dilambangkan misalnya
dengan T.

Fungsi 13
Fungsi disebut pula “pemetaan” dan biasanya dilambangkan dengan sebuah
huruf kecil misalnya f. Dengan demikian fungsi dapat ditulis :

f:ST ........................................................................................... (2-1)


Karena x Є S dan y Є T, maka dapat dinyatakan :
y = f(x) ............................................................................................. (2-2)
atau
f:xy ............................................................................................... (2-3)
atau
x  f(x) ................................................................................................ (2-4)
atau
x f y .................................................................................................. (2-5)
Dalam persamaan (2-1) sampai (2-5), f disebut juga sebagai “operator”. Lambang
f(x) disebut peta atau bayangan atau padanan dari x oleh f atau nilai f pada x.
Himpunan padanan semua unsur S dalam T disebut daerah hasil (range) dari f dan
ditulis :
f(S) = {f(x)  x Є S} ......................................................................... (2-6)
Jika daerah asal dari suatu fungsi tidak diperinci maka selalu dianggap bahwa daerah
asalnya adalah himpunan bilangan nyata terbesar. Dengan demikian aturan fungsi
ada maknanya dan akan memberikan nilai bilanghan nyata. Daerah asal yang
demikian disebut daerah asal alamiah (natural domain).
Bilamana aturan untuk suatu fungsi diberikan oleh y = f(x) maka biasanya x
disebut variabel bebas (independent variable) dan y disebut variabel tak bebas
(dependent variable) atau variabel terikat. Jadi sembarang unsur dari daerah asal
dapat dipilih sebagai nilai variabel bebas x, dan nilai y bergantung pada pilihan
nilai x.

CONTOH 2.1 :
Diberikan S = {3, 4, 5, 6} dan T = {1, 2, 3, 4}. Aturan pengawanan antara x Є S
dengan y Є T adalah y = x - 2. Apakah aturan pengawanan tersebut memenuhi aturan
suatu fungsi ? Jika ya, tentukanlah daerah hasilnya (range).

Fungsi 13
JAWAB :
Baiklah bila unsur-unsur dikawankan sesuai dengan aturan y = x - 2.
xЄS y=x-2
3 1
4 2
5 3
6 4

Terlihat bahwa dengan mengambil satu nilai x yang tertentu maka dihasilkan satu
nilai y pula. Setiap unsur x dalam S mempunyai tepat satu kawan dalam T,
sehingga aturan pengawanan tersebut adalah fungsi, dan ditulis :
f(x) = x - 2 atau x  x - 2
Daerah hasilnya adalah : f(S) = {1, 2, 3, 4} = T

CONTOH 2.2 :
Diberikan S = {3, 4, 5, 6} dan T = {1, 2, 3, 4}. Aturan pengawanan antara x Є S
dengan y Є T adalah y = x - 3. Apakah aturan pengawanan tersebut memenuhi aturan
suatu fungsi ? Jika ya, tentukanlah daerah hasilnya (range).
JAWAB :

Baiklah bila unsur-unsur dikawankan sesuai dengan aturan y = x - 3 .


xЄS y=x-3
3 0
4 1
5 2
6 3

Terlihat bahwa ada unsur x dalam S (yaitu 3 Є S) yang tidak mempunyai kawan
dalam T (unsur 0 bukan anggota dari T), sehingga aturan pengawanan di atas tidak
memenuhi syarat sebagai fungsi.

CONTOH 2.3 :
1
Carilah daerah asal alamiah dari f(x) =
x 3

JAWAB :

Daerah asal alamiah untuk f adalah S = {x Є R, x ≠ 3}. Bilangan 3 dikecualikan


untuk menghindari pembagian dengan nol. Jadi dikatakan bahwa daerah asal alamiah

Fungsi 13
fungsi di atas adalah himpunan unsur x dalam bilangan nyata sedemikian rupa
sehingga x tidak sama dengan 3.

CONTOH 2.4 :
Mana dari yang berikut yang menentukan suatu fungsi dengan rumus y = f(x) ?
a) x2 + y2 = 4
y
b) 3x =
y 1

JAWAB :

a) x2 + y2 = 4 diubah menjadi y = 4x2 . Terlihat bahwa terdapat unsur-unsur


x yang menghasilkan y yang tidak tunggal. Hal ini disebabkan oleh hasil dari
akar bilangan positif yang menghasilkan bilangan yang berlawanan tanda (±).
Jadi x2 + y2 = 4 bukanlah suatu fungsi. [Catatan : daerah asal adalah 4 - x 2  0
atau -2  x  2. Ini untuk menghindari akar dari bilangan negatif].
y 3x
b) 3x = dapat diubah menjadi y = . Terlihat bahwa untuk setiap
y 1 1  3x

1
x yang nyata kecuali x = maka akan didapatkan nilai y yang tunggal. Jadi
3

y
3x = adalah suatu fungsi. [Catatan : daerah asal untuk fungsi tersebut
y 1

1 1
adalah x Є R, x ≠ . Unsur dikecualikan untuk menghindari pembagian
3 3
dengan nol].

2.2 GRAFIK FUNGSI


Dalam menggambarkan grafik fungsi maka pada umumnya digunakan cara
titik demi titik yaitu apa yang disebut sebagai sistem kordinat siku-siku (Cartesian).
Grafik dari suatu fungsi kadang-kadang disebut “kurva”. Cara ini mula-mula
dilakukan oleh ahli matematika Rene Descartes dalam tahun 1637. Himpunan
bilangan terurut (x, y) merupakan himpunan titik-titik pada bidang yang disebut
bidang Cartesian.

Fungsi 13
Kadang-kadang terdapat apa yang disebut “asimtot” yang mana terlibat dalam
grafik suatu fungsi. Asimtot terdiri atas “asimtot tegak”, “asimtot datar” dan “asimtot
miring”. Asimtot tegak adalah suatu garis tegak tertentu (sejajar sumbu Y) yang
didekati kurva secara tak terbatas. Dapat diartikan bahwa kurva akan memotong
asimtot tegak di titik dengan y tak terbatas. Dengan demikian asimtot tegak akan
menghasilkan y    dalam suatu persamaan fungsi.
Demikian pula asimtot datar diartikan sebagai suatu garis datar tertentu
(sejajar sumbu X) yang didekati kurva secara tak terbatas. Dapat diartikan bahwa
kurva akan memotong asimtot datar di titik dengan x tak terbatas. Dengan demikian
asimtot datar akan menghasilkan x    dalam suatu persamaan fungsi.
Selanjutnya, asimtot miring adalah suatu garis miring yang didekati kurva secara tak
terbatas.

CONTOH 2.5 :
1
Diketahui fungsi f(x) = . Tentukanlah asimtot tegak dan asimtot datarnya,
5 x

kemudian tentukan pula daerah asal dan daerah hasilnya. Gambarkan pula grafiknya.
JAWAB :

1 1
Fungsi f(x) = dapat ditulis y = .
5 x 5 x

Mencari asimtot tegak :


1
Pandanglah y = . Supaya y   maka tentunya (5 - x)  0+. Jadi x  5-.
5 x

Supaya y  -  maka tentunya (5 - x)  0-. Jadi x  5+. Sehingga persamaan

1
asimtot tegaknya adalah x = 5. Cara lain : adalah dengan mengubah y =
5 x

1
menjadi x = 5 . Dengan mengambil y  -  maka akan diperoleh x  5+.
y

Selanjutnya dengan mengambil y  +  maka akan diperoleh x  5-. Berarti


persamaan asismtot tegaknya adalah x = 5.
[Catatan : x  5+ artinya x mendekati 5 dari arah kanan, sedangkan x  5- artinya
x mendekati 5 dari arah kiri].

Fungsi 13
Mencari asimtot datar :
1 1
Pandanglah y = . Dengan mengambil x  +  maka tentunya 
5 x 5 x

1
0- atau y  0-. Dengan mengambil x  -  maka diperoleh 5  x  0+ atau y

 0+. Jadi persamaan asimtot datarnya adalah y = 0 yang tidak lain dari sumbu-X.

1 1
Cara lain : adalah dengan mengubah y = menjadi x = 5 . Supaya x  +
5 x y

 maka tentunya y  0-. Supaya x  -  maka tentunya y  0+. Sehingga


persamaan asimtot datarnya adalah y = 0 yang tidak lain dari sumbu-X.
1
Daerah asal dan daerah hasil : dari f(x) = , terlihat bahwa daerah asalnya
5 x

adalah S = {x Є R, x ≠ 5}, sedangkan daerah hasilnya adalah f(S) = {y Є R, y ≠ 0}.


[Catatan : dapat dikatakan bahwa daerah asal adalah semua x kecuali asimtot
tegaknya, sedangkan daerah hasil adalah semua y kecuali asimtot datarnya].
Gambar grafik :
Y

x 5
asimtot tegak
1
y
5x

X
y0 0 5

asimtot datar

Gambar 2.1 Grafik untuk fungsi dalam Contoh 2.5.

LATIHAN 2.1
1. Untuk S = [0, ] dan T = R = himpunan bilangan nyata, apakah aturan
pengawanan antara x Є S dengan y Є T dimana x = y 2 memenuhi syarat suatu
fungsi atau tidak ?

Fungsi 13
2. Untuk S = T = [0, ], apakah aturan pengawanan antara x Є S dengan y Є T
dimana x = y2 memenuhi syarat suatu fungsi atau tidak ?
3. Manakah dari yang berikut yang menentukan suatu fungsi f dengan rumus y =
f(x) ?
a. xy + y + 3x = 4
b. x = 3y  1

4. Tentukanlah daerah asal alamiah dari f(x) = 9x2

3
5. Dari f(x) = x  2 , tentukanlah asimtot tegak dan asimtot datarnya, kemudian

tentukan daerah asal dan daerah hasilnya. Gambarkan pula grafiknya.

Fungsi 13

Anda mungkin juga menyukai