Anda di halaman 1dari 8

SESI/PERKULIAHAN KE : 3

TIK : Pada akhir pertemuan ini Anda diharapkan mampu :


Melakukan operasi aljabar terhadap fungsi dan menjelaskan beberapa
macam fungsi.

Pokok Bahasan : Fungsi


Deskripsi Singkat : Dalam pertemuan ini Anda akan mempelajari operasi
aljabar pada fungsi dan beberapa macam fungsi.

I. Bahan Bacaan
Purcell, J. E. and D. Varberg. 1992. Calculus with Analytic Geometry. 4th
Edition. Penerjemah I Nyoman Susila, dkk. Jakarta : Erlangga.

II. Bacaan Tambahan


Hutahaean, E., dkk. 1984. Seri Matematika : Soal Latihan Matematika untuk
Tingkat Pertama Universitas. Bandung : ITB.

Kusdiono. 1995. Matematika Universitas. Bandung : Citra Pindo.

Tim Dosen Matematika. 2002. Kalkulus : Tahun Pertama Bersama (TPB).


Makassar : Mathematics Department, Hasanuddin University.
Martono, K. 1999. Kalkulus. Jakarta : Penerbit Erlangga.

III. Pertanyaan Kunci


Ketika Anda membaca bahan-bahan bacaan, gunakanlah pertanyaan berikut
untuk memandu Anda : Apakah perkalian aljabar sama dengan perkalian dot
pada komposisi fungsi ?
IV. Tugas
Cari tahu apa perbedaan antara operasi pembagian fungsi dengan fungsi invers !

Fungsi 21
2.3 OPERASI ALJABAR PADA FUNGSI
Operasi yang dapat dilakukan pada fungsi adalah : jumlah, selisih, hasilkali,
hasilbagi dan pangkat. Jika f(x) dan g(x) adalah dua buah fungsi maka berlaku
operasi-operasi aljabar berikut :
Operasi jumlah : (f + g)(x) = f(x) + g(x) ................................................ (2-7)
Operasi selisih : (f - g)(x) = f(x) - g(x) ..................................................... (2-8)
Operasi hasilkali : (f g)(x) = f(x) g(x) ......................................................... (2-9)
f f (x)
Operasi pembagian : ( g ) (x) = untuk g(x) ≠ 0 .............................. (2-10)
g( x )

Operasi pangkat : f n (x) = (f(x))n .............................................................. (2-11)

CONTOH 2.6 :
2
Jika f(x) = x3 + 2 dan g(x) = , maka tentukanlah rumus untuk (f + g)(x).
x 1

Nyatakan pula daerah hasilnya.


JAWAB :

Terapkan persamaan (2-7) untuk mendapatkan :


2 x ( x 3  x 2  2)
(f + g)(x) = f(x) + g(x) = x3 + 2 + =
x 1 x 1

Maka daerah asal untuk (f + g)(x) adalah S = {x Є R, x ≠ 1}. Artinya, daerah asal
adalah semua x kecuali x = 1. [Unsur x = 1 dikecualikan untuk menghindari
pembagian dengan nol].

2.4 BEBERAPA MACAM FUNGSI


Dilihat dari cara mengawankan unsur-unsur himpunan, maka dikenal fungsi
“ke dalam”, fungsi “kepada” dan fungsi “satu-satu”. Adapun fungsi-sungsi yang
dikenal adalah sebagai berikut.

2.4.1 Fungsi “ke dalam” (into function atau surjective function)

Fungsi 21
Suatu fungsi f : S  T dikatakan fungsi dari S ke dalam T jika sekurang-
kurangnya ada satu unsur y Є T yang bukan padanan dari x Є S. Jika daerah hasil
fungsi ini adalah f(S) maka berlaku :
f(S)  T ............................................................................................. (2-11)
Artinya, daerah hasil adalah himpunan bagian dari himpunan T.

2.4.2 Fungsi “ke pada” (onto function)


Suatu fungsi f : S  T dikatakan fungsi dari S kepada T jika semua/setiap
unsur y Є T yang bukan padanan dari x Є S. Jika daerah hasil fungsi ini adalah f(S)
maka berlaku :
f(S) = T ............................................................................................. (2-12)
Artinya, daerah hasil adalah sama dengan himpunan T.

2.4.3 Fungsi “satu-satu” (injective function)


Suatu fungsi f : S  T dikatakan fungsi satu-satu T jika setiap unsur-unsur
berlainan di dalam domain (S) mempunyai padanan yang berlainan pula di dalam
daerah hasil (f(S)).

Selain pembagian fungsi seperti disebutkan di atas, dikenal pula “fungsi


genap”, “fungsi ganjil”, “fungsi nilai mutlak”, “fungsi bilangan bulat terbesar”,
“fungsi identitas”, dan sebagainya.

2.4.4 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Suatu fungsi dikatakan fungsi genap (even function) jika memenuhi :
f(-x) = f(x) .................................................................................................... (2-13)
Nampak bahwa untuk pasangan unsur x yang nilainya sama namun berlawanan
tanda maka akan menghasilkan nilai fungsi yang sama. Jadi grafik fungsi genap
adalah simetris terhadap sumbu Y.
Selanjutnya, suatu fungsi dikatakan fungsi ganjil (odd function) jika
memenuhi :
f(-x) = - f(x) ...................................................................................... (2-14)

Fungsi 21
Terlihat bahwa untuk pasangan unsur x yang nilainya sama namun berlawanan
tanda maka akan menghasilkan nilai fungsi yang sama tetapi berlawanan tanda. Jadi
grafik fungsi genap adalah simetris terhadap titik asal (titik O).

2.4.5 Fungsi Nilai Mutlak


Fungsi nilai mutlak adalah fungsi f : S  T yang memetakan setiap unsur x Є
S ke harga mutlaknya dalam T yaitu y = x Є T. Bentuk dari fungsi harga mutlak
adalah :
x jika x  0
f(x) = x =  x jika x  0 ....................................................... (2-15)

2.4.6 Fungsi Bilangan Bulat Terbesar


Fungsi bilangan bulat terbesar berbentuk sebagai :
f(x) =  x  = bilangan bulat terbesar yang  x ........................................... (2-16)
Fungsi bilangan bulat terbesar disebut pula sebagai fungsi tangga.

2.4.7 Fungsi Identitas


Fungsi identitas didefinisikan sebagai fungsi yang menyatakan f(x) = x pada
fungsi f : S  S untuk sembarang himpunan S. Jadi fungsi identitas
memadankan/memasangkan setiap unsur ke dalam himpunannya sendiri.

2.4.8 Fungsi Tetap/Fungsi Konstan


Fungsi konstan didefinisikan sebagai fungsi yang memetakan himpunan S ke
dalam T dimana semua unsur x Є S dipadankan dengan satu saja unsur y Є T. Fungsi
konstan ditulis sebagai :
f:xc ........................................................................................... (2-17)
atau
f(x) = c ........................................................................................... (2-18)
dalam hal ini :
c = bilangan nyata yang tunggal

Fungsi 21
2.4.9 Fungsi Suku Banyak (Polinom)
Dengan melakukan operasi aljabar (misalnya penambahan, pengurangan dan
perkalian) pada fungsi konstan dan fungsi identitas maka didapatkan fungsi suku
banyak (polinom) yang berbentuk :
n

f(x) = a
m 0
m x m = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + . . . + a n 1 x n 1 + a n x n ... (2-

19)
dalam hal ini :
a 0 , a 1 , a 2 , . . . = bilangan nyata yang disebut koefisien

Jika dari persamaan (2-19) n≠ 0, maka n adalah derajat atau orde dari
polinom tersebut. Jika n = 1, didapatkan fungsi linier yang berbentuk :
f(x) = ao + a 1 x ................................................................................ (2-20)
dalam hal ini a 1 ≠ 0.
Jika n = 2, didapatkan fungsi kuadrat yang berbentuk :
f(x) = ao + a 1 x + a 2 x 2 ................................................................. (2-21)
dalam hal ini a 2 ≠ 0.
Dengan melakukan pembagian antar sesama fungsi-fungsi polinom maka didapatkan
fungsi rasional yang berbentuk :
a 0  a 1 x  a 2 x 2  a 3 x 3  .. .
f(x) = ........................................... (2-22)
b 0  b1 x  b 2 x 2  b 3 x 3  ...

2.4.10 Fungsi Invers


Jika fungsi f : S  T memadankan setiap unsur x Є S dengan unsur y Є T
-1
maka pengawanan sebaliknya dari y Є T ke x Є S disebut operasi invers. Bentuk f
: T  S disebut relasi invers tetapi belum pasti fungsi invers. Jika f adalah fungsi
-1
“satu-satu” maka f adalah juga fungsi yang disebut “fungsi invers”. Jadi syarat
suatu fungsi mempunyai invers, atau fungsi tersebut dapat di-invers-kan adalah ia
harus merupakan fungsi “satu-satu”.

Fungsi 21
2.4.11 Fungsi Komposisi
Misalkan terdapat fungsi-fungsi f : S  T dan g : T  U. Peta atau bayangan
dari unsur x Є S oleh karena f adalah f(x) di T. Jika f(x) di T merupakan unsur asal
untuk fungsi q, maka hasilnya adalah g(f(x)) di U. Hubungan seperti ini disebut
komposisi fungsi atau fungsi komposisi.
Fungsi komposisi dari f dan g adalah fungsi dari S ke U yang
memasangkan setiap unsur x Є S dengan unsur g(f(x)) Є U, dan ditulis :
(g  f)(x) = g(f(x)) .......................................................................... (2-23)
Suatu bentuk komposisi yang lain antara f dan g adalah :
(f  g)(x) = f(g(x)) .......................................................................... (2-24)
Pada umumnya fungsi komposisi tidak memenuhi kaidah komutatif, jadi :
(g  f)(x) ≠ (f  g)(x) ..................................................................... (2-25)

CONTOH 2.7 :
Selidikilah apakah fungsi-fungsi berikut merupakan fungsi ganjil atau fungsi genap ?
a) f(x) = x2 + 3
b) f(x) = 5x3 - 2x
x3
c) f(x) =
2x 2  5

d) f(x) = [x - 2]
JAWAB :

a) Dari f(x) = x2 + 3, lakukan pengujian : f(-x) = (-x) 2 + 3 = x2 + 3 = f(x). Syarat


pada persamaan (2-13) terpenuhi maka f(x) = x2 + 3 adalah fungsi genap.
b) Dari f(x) = 5x3 - 2x, lakukan pengujian : f(-x) = 5(-x) 3 - 2(-x) = -5x3 + 2x = -(5x3 -
2x) = - f(x). Syarat pada persamaan (2-14) terpenuhi maka f(x) = 5x 3 - 2x adalah
fungsi ganjil.
x3 ( x ) 3  x3
c) Dari f(x) = , lakukan pengujian : f(-x) = = =
2x 2  5 2(  x ) 2  5 2x 2  5

x3
-f(x). Syarat pada persamaan (2-14) terpenuhi maka f(x) = adalah
2x 2  5

fungsi ganjil.

Fungsi 21
d) Fungsi f(x) = [x - 2] adalah fungsi anak tangga (fungsi “bilangan bulat terbesar”).
Jadi f(x) = [x - 2] bukan fungsi ganjil dan bukan pula fungsi genap. Untuk lebih
jelas, maka dapat dilakukan pengujian sebagai berikut :
Interval x y = [x - 2]
-2  x < -1 -4
-1  x < 0 -3
0x<1 -2
1x<2 -1

Terlihat bahwa syarat pada persamaan (2-13) maupun (2-14) tidak terpenuhi
maka f(x) = [x - 2] bukan fungsi ganjil dan bukan pula fungsi genap.

CONTOH 2.8 :
Diketahui f : R  R didefinisikan dengan rumus f(x) = 2x - 3. Tunjukkan bahwa
fungsi f adalah fungsi “satu-satu” dan fungsi “kepada”. Apakah f mempunyai
fungsi invers ? Jika ada, carilah !
JAWAB :

Daerah asal alamiah dari f(x) = 2x - 3 adalah -   x   atau disingkat [- , ] = R,


yaitu himpunan bilangan nyata. Daerah hasil juga adalah f(S) = {x  -   x  }
atau juga disingkat [- , ] = R = T. Karena f(S) = T, maka menurut persamaan (2-
12), fungsi tersebut adalah fungsi “kepada”. Dari f(x) = 2x - 3 jelas terlihat bahwa
unsur-unsur berlainan dalam daerah asal akan mempunyai pasangan yang berlainan
pula dalam daerah hasil. Jadi fungsi tersebut juga adalah fungsi “satu-satu”, sehingga
mempunyai fungsi “invers”. Cara mencari fungsi invers : mula-mula ganti f(x)

1
menjadi y, sehingga diperoleh y = 2x - 3. Dapat dicari : x = (y + 3), sehingga
2

1
dapat ditulis g(y) = (y + 3). Jika g(y) itu adalah invers dari f(x) maka akhirnya
2
dapat ditulis :
1
f -1(x) = (x + 3).
2

CONTOH 2.9 :
Jika p(x) = log(x3 + 3x), tentukanlah f dan g sedemikian rupa sehingga p = f  g.
Fungsi 21
JAWAB :

Gunakan persamaan (2-24) untuk mendapatkan : p(x) = (f  g)(x) = f(g(x)) =


log(x3 + 3x). Jika g(x) = x 3 + 3x maka dapat ditulis f(g(x)) = log(g(x)). Dengan
melihat bentuk yang terakhir ini maka diketahui bahwa : f(x) = log x.

LATIHAN 2.2
1 [f (a  h )  f ( h )]
1. Untuk f(x) = , cari dan sederhanakanlah bentuk
x h
x 4  2x 2 1
2. Tentukan apakah f(x) = merupakan fungsi ganjil atau fungsi
x 3  3x

genap atau bukan kedua-duanya !


3. Tentukan apakah fungsi f(x) = 2x merupakan fungsi ganjil atau fungsi genap
atau bukan kedua-duanya 1
1
4. Tentukan apakah fungsi f(x) = [ x] merupakan fungsi ganjil atau fungsi genap
2
atau bukan kedua-duanya !
2
5. Jika f(x) = x 2 1 dan g(x) = , tentukanlah rumus untuk f(g(x)). Nyatakan
x
pula daerah hasilnya.
6. Diketahui f(x) = 2x; g(x) = x3 - x; dan h(x) = x2, semuanya memetakan dari
bilangan nyata ke bilangan nyata. Sebutkan mana dari ketiga fungsi tersebut
yang merupakan fungsi “ke dalam”, fungsi “kepada” dan fungsi “satu-satu”.
Tentukan pula fungsi inversnya.
7. Jika f(x) = x4 dan g(x) = x , tentukanlah rumus untuk (f  g)(x) dan
juga (g  f)(x).
2
8. Jika p(x) =
( x  x  1) 3
2 , carilah f dan g sedemikian rupa sehingga p = f 
g.

Fungsi 21

Anda mungkin juga menyukai