Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI
DAN PENGUKURAN SUHU
(M-05)

Disusun oleh :
Refa Shopiyah Agustina (121180015)
Agustika Kurnia (121180027)

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI

DAN PENGUKURAN SUHU

(M-05)

Disusun oleh :

Refa Shopiyah Agustina 121180015

Agustika Kurnia 121180027

Yogyakarta, Mei 2020


Disetujui Oleh
Asisten Pembimbing

Asifa Ihya Nurdina

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan karunianya, laporan praktikum pemisahan mekanik dan
transportasi zat padat ini dengan judul “Dinamika Proses Pengosongan Tangki
dan Pengukuran Suhu” dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula, kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu agar
laporan ini dapat terselesaikan, terutama:

1. Orang tua/ wali praktikan yang telah mendukung dan mendo’akan


2. Asisten Pembimbing yang telah memberikan arahan selama praktikum
berlangsung
3. Petugas laboran yang telah menyediakan sarana dan prasarana sehingga
praktikum dapat dilakukan
4. Rekan kerja atas kerjasama yang baik sehingga praktikum dapat
berlangsung
5. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung sehingga laporan ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak terdapat
kekurangan yang tidak disengaja dikarenakan kurangnya pengetahuan yang kami
miliki. Maka, kami sebagai penulis menerima segala bentuk kritikan maupun saran
yang bersifat membangun.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, Mei 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR ARTI LAMBANG ............................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

INTISARI ........................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan Percobaan............................................................................... 1
1.3. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 2
1.4. Hipotesis ............................................................................................ 6

BAB II. PELAKSAAN PERCOBAAN


2.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 7
2.2. Rangkaian Alat................................................................................... 7
2.3. Cara Kerja .......................................................................................... 8
2.4. Bagan Alir .......................................................................................... 9
2.5. Analisis Perhitungan ........................................................................ 10
BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Hasil Percobaan ....................................................................... 13
3.2. Pembahasan...................................................................................... 15
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 24
4.2. Kritik dan Saran ............................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26
LAMPIRAN

iv
DAFTAR ARTI LAMBANG

𝜌 : Densitas material dalam sistem (g /cm3)


ρ1 : Densitas material arus inlet (g /cm3 )
ρ2 : Densitas material arus outlet (g /cm3)
V : Volume total sistem (cm3 )

F1 : Laju alir volumetrik arus inlet ( cm3/ s )

F2 : Laju alir volumetrik arus outlet ( cm3/ s )


CA : Konsentrasi molar A dalam sistem (cm3/ s)
CA1 : Konsentrasi molar A arus inlet (cm3/ s)
CA2 : Konsentrasi molar A arus outlet (cm3/ s)
r : Laju alir per unit volume untuk komponen A dalam
sistem
h1 : Entalpi spesifik material dalam arus inlet (J)
h2 : Entalpi spesifik material dalam arus outlet (J)
Q : Jumlah panas yang ditukarkan antara sistem dan
lingkungan nya (BTU)
Ws : Jumlah kerja diantara sistem dan sekeliling
U,k,p : Energi dalam, energi kinetik, energi potensial
(N/m2)

τ : Konstanta waktu
𝑑ℎ
: Perubahan ketinggian terhadap waktu (cm/s )
𝑑𝑡

K : Konstanta
n : Orde
A : Luas permukaan (cm2)
D : Diameter (cm)
t : Waktu (detik)
T : Suhu (°C)

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Proses Pengosongan Tangki................................................................ 13

Tabel 3.2. Proses Pengukuran Suhu ..................................................................... 14

Tabel 3.4. Proses Pengosongan Tangki ............................................................... 18

Tabel 3.5. Proses Pengukuran Suhu ..................................................................... 22

Tabel 4.1. Kesimpulan proses pengosongan tangki ............................................. 24

Tabel 4.2. Kesimpulan proses pengukuran suhu .................................................. 24

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Respon Output Terhadap Perubahan Input ....................................... 2
Gambar 1.2. Respon Output Terhadap Gangguan Pada Proses ............................ 3
Gambar 1.3. Sistem pengosongan tangki dengan input dan output ...................... 4
Gambar 2.1. Rangkaian Alat Pengosongan Tangki .............................................. 7
Gambar 2.2. Rangkaian Alat Pengukuran Suhu ................................................... 7
Gambar 3.1. Hubungan antara waktu vs tinggi tangki pada diameter 2,12 cm .. 15
Gambar 3.2. Hubungan antara waktu vs tinggi tangki pada diameter 2,53 cm .. 16
Gambar 3.3.. Hubungan antara waktu vs ttinggi tangki pada diameter 3,15 cm 17
Gambar 3.4. Hubungan antara waktu dengan tinggi ............................................ 19
Gambar 3.5.Hubungan antara waktu vs suhu pada proses dingin ke panas ......... 20
Gambar 3.6..Hubungan antara waktu vs suhu pada proses panas ke dingin ........ 21
Gambar 3.7. Grafik hubungan antara waktu vs suhu ........................................... 23

vii
INTISARI
Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia
yang bertujuan memberikan dasar pengetahuan sifat dinamis dari suatu sistem dan
pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan
adanya bahaya dari sistem.Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam
teknik kimia digunakan prinsip reaksi kimia, proses fisika, dan matematika.
Dinamika proses mempelajari sistem proses terhadap respon output terhadap
perubahan input maupun respon output terhadap gangguan pada sistem proses.
Pada percobaan pengosongan tangki, percobaan di mulai dengan
memasang pipa dengan diameter 2,12 cm pada tangki dan mengisi tangki dengan
air sampai ketinggian 34 cm. Kemudian membuka kran dan secara bersamaan
menghidupkan stopwatch lalu mencatat waktu berkurangnya ketinggian air dalam
tangki setiap 1 cm sampai air didalam tangki habis. Percobaan dilanjutkan dengan
mengalirkan air melalui diameter pipa 2,53 cm; dan 3,15 cm.
Pada percobaan pengukuran suhu, percobaan dimulai dengan menyiapkan
alat dan bahan. Kemudian mengisi gelas beker pertama dengan air panas dan gelas
beker kedua di isi dengan air dingin. Termometer di celupkan pada air panas
hingga mencapai suhu 80 °C kemudian langsung memindahkan termometer ke
dalam air dingin .Mencatat waktu yang dibutuhkan termometer setiap 5 °C sampai
mencapai suhu 20 °C pada air dingin.Kemudian melakukan percobaan sebaliknya
dengan suhu yang sama pada air dingin ke air panas. Dari percobaan pengosongan
tangki menggunakan diameter pipa yang berbeda – beda yaitu 2,12 cm; 2,53 cm
dan 3,15 cm didapatkan bahwa semakin besar diameter pipa maka waktu yang
dibutuhkan untuk mengosongkan tangki lebih cepat. Pada pipa yang berdiameter
2,12 cm didapatkan nilai k sebesar 1,0367 dan nilai n sebesar 1,576 , pipa
berdiameter 2,53 cm didapat k sebesar 1,0429 dan nilai n sebesar 1,684 , pipa
dengan diameter 3,15 cm didapatkan nilai k sebesar 1,092 dan nilai n sebesar 1,764
Pada percobaan pengukuran suhu respon termometer dari panas ke dingin lebih
cepat dari pada dingin ke panas.Hal ini dibuktikan dari data yang didapat dimana
waktu yang dibutuhkan termometer dari air panas 80 °C ke air dingin 20°C adalah
506 detik sedangkan waktu termometer dari suhu dingin 20°C ke air panas 80 °C
adalah 1135 detik.

Kata kunci : pengosongan tangki, dinamika proses, pengukuran suhu

ix
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam suatu proses dalam teknik kimia ada beberapa faktor penting
antara lain waktu dan suhu, karena merupakan faktor utama yang
mempengaruhi suatu pengendalian proses atau dinamika proses. Dinamika
proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia yang bertujuan
memberikan:
a. Dasar pengetahuan sifat dinamis suatu sistem.

b. Pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya


terhadap kemungkinan adanya bahaya dari sistem.

Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses yang profilnya


selalu berubah terhadap waktu. Dinamika proses selalu terjadi selama sistem
proses belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak terjadi karena
adanya gangguan terhadap kondisi proses yang tunak.

Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam teknik kimia


digunakan reaksi, proses kimia dan matematika. Dengan mempergunakan
persamaan tersebut dapat diperkirakan suatu kejadian pada suatu hasil
(produk) dengan merubah suhu, tekanan, ukuran alat dan sebaginya.

Penentuan dinamika proses dengan menggunakan metode pengosongan


tangki menggunakan sistem pemodelan sedangkan yang digunakan dalam metode
pengukuran suhu digunakan sistem berorde satu dan dua.Salah satu contoh
pengaplikasian pengosongan tangki dalam industri adalah pada saat pabrik sedang
shutdown atau tidak beroperasi.
1.2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki
dan pengukuran suhu.
2. Menentukan parameter proses pengosongan tangki.
3. Menentukan konstanta waktu termometer.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 1
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

1.3. TINJAUAN PUSTAKA


Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengosongan
tangki menggunakan sistem permodelan. Sedangkan metode pengukuran suhu,
dilakukan dengan sistem berorde satu dan dua.
Tahap awal dari pembuatan model suatu proses adalah dengan
melakukan analisa dari proses tersebut. Tujuan analisa adalah mendapat
gambaran dar kejadian secara fisik, memprediksi kelakuan proses,
membandingkan dengan kelakuan sebenarnya, mengevaluasi terhadap
keterbatasan dari model yang ada dan dilanjutkan dengan perancangan unit
proses.
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya
perubahan terhadap proses , misalnya:
1. Respon output dengan adanya perubahan input

Input Proses Output

Gambar 1.1. Respon output terhadap perubahan input


2. Respon output dengan adanya gangguan pada proses

Input Proses Output

Gangguan

Gambar 1.2. Respon output terhadap gangguan pada proses

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 2
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

Variabel-variabel proses seperti laju alir, tekanan dan konsentrasi dalam


pengandalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Variabel input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan
terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi
Variabel yang nilainya dapat diatur secara bebas oleh operator atau
mekanisme pengendalian.
b. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang hilang bukan hasil pengaturan operator
atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses
terhadap lingkungan.
a. Variabel terukur
Variabel terukur adalah jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan
pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur
Variabel tidak terukur adalah nilai variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung.
Dalam dinamika proses ada 2 keadaan yang ditinjau yaitu :
1. Keadaan tunak (steady state)
Keadaan tunak adalah kondisi sewaktu sifat suatu sistem tidak
berubah dengan berjalannya waktu atau dengan kata lain konstan. Pada
kebanyakan sistem, keadaan tunak baru akan dicapai beberapa waktu
setelah sistem dimulai.
2. Keadaan tidak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompleks dan non
linier, diubah menjadi bentuk linier di sekitar kondisi tunak.
(Stephanopolus,G.1984)

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 3
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

Untuk mempelajari sistem proses dan kelakuannya diperlukan :


1. Variabel-variabel bebas dan variabel-variabel tidak bebas dari sistem.
2. Persamaan hubungan antara variabel proses yang dapat menggambarkan
kelakuan dinamik proses terhadap perubahan waktu.
Persamaan hubungan antara variabel-variabel bebas dan tidak bebas dapat
ditentukan dengan menggunakan prinsip kekekalan disebut persamaan
keadaan.
Persamaan keadaan :

Gambar 1.3. Sistem pengosongan tangki dengan input dan output


Neraca massa total :
Rin – Rout = Racc
dm
0 – F1 . ρ1 =
dt
d(V ρ)
0 – F1 . ρ1 = .................................................................. (1)
dt

Neraca Massa Komponen


Rin – Rout = Racc
𝑑𝑚
0 –𝐹1 𝐶𝐴1 =
𝑑𝑡
𝑑(𝐶𝐴 𝑉)
0 – 𝐹1 𝐶𝐴1 =
𝑑𝑡
𝑑(𝐶𝐴 𝑉)
= – 𝐹1 𝐶𝐴1 ...................................................................... (2)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴 𝑑𝑣
𝑣 + 𝐶𝐴 𝑑𝑡 = – 𝐹1 𝐶𝐴1
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝑣 + 𝐹1 𝐶𝐴 = – 𝐹1 𝐶𝐴1
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝑣 = F1 (𝐶𝐴 – 𝐶𝐴1 )
𝑑𝑡

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 4
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

𝑣 𝑑𝐶𝐴
= - 𝐶𝐴 − 𝐶𝐴1
𝐹1 𝑑𝑡
𝑣 𝑑𝐶𝐴
+ 𝐶𝐴1 = 𝐶𝐴
𝐹1 𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐴
𝐶𝐴 = 𝜏 + 𝐶𝐴 ..................................................................... (3)
𝑑𝑡
Persamaan Bernoulli :
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ gz1 + = + gz2 +
𝜌1 2 𝜌2 2

Tangki terbuka → P1 = P2
Tidak ada aliran masuk → V1 = 0
𝑉2
= 𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 )
2

𝑉2 2 = 2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 )
𝑉2 = √2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 ) ............................................................... (4)
𝑄 = 𝐴 𝑉2
𝑄 = 𝐴 √2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 ) .............................................................. (5)
Parameter pengosongan tangki : 𝑄 = 𝑘 ℎ𝑛
𝑑𝑣
= −𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑡
− 𝐴 √2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 ) = 𝑘 ℎ𝑛

𝐼𝑛 [𝐴 √2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 ) ] = 𝑘 ℎ𝑛

𝐼𝑛 [𝐴 √2𝑔 (𝑧2 − 𝑧1 ) ] = n ln h – In k ........................................ (6)

Fenomena proses dinamika yang lain adalah pengukuran perubahan


temperatur akibat adanya perubahan temperatur yang mendadak, baik dari
panas ke dingin maupun sebaliknya.

Alat ukur temperatur adalah termometer. Termometer berisi fluida


yang koefesien muainya cukup besar sehingga cukup sensitif terhadap
perubahan temperatur. Proses perpindahan yang terjadi pada termometer
adalah proses perpindahan energi dalam bentuk kalor.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 5
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

Tiga tahap perpindahan kalor yang terjadi pada termometer adalah :


1. Konveksi dari lingkungan atau medium ke lapis film dinding gelas
termometer medium.
2. Konduksi dalam dinding gelas.
3. Konveksi dari dinding gelas ke fluida dalam termometer.
Dengan adanya ketiga hambatan perpindahan di atas, maka tidak mungkin
terjadi respon yang bersamaan secara serempak dari termometer. Walaupun
perubahan temperatur secara mendadak, pasti ada keterlambatan termometer
dalam mengindera temperatur dan memberikan hasil pengukuran neraca pada
termometer tersebut.
(Harriot, P., 1992)
1.4. HIPOTESIS
1. Semakin besar diameter pipa keluaran , waktu yang dibutuhkan
pengosongan tangki semaki cepat, hal ini dikarenakan debit aliran air
yang keluar tangki lebih banyak sehingga waktu yang dibutuhkan lebih
cepat.
2. Semakin besar diameter pipa keluaran maka, harga k yang didapat juga
semakin besar.
3. Waktu yang dibutuhkan termometer untuk berubah suhunya dari panas
ke dingin lebih cepat dibandingkan merubah suhu dari dingin ke panas.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 6
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Stopwatch 5. Kompor listrik
2. Kran 6. Ember
3. Termometer 7. Meteran
4. Gelas beker
B. Bahan
1. Air
2. Es batu
2.2. RANGKAIAN ALAT
1. Pengosongan Tangki

Keterangan :
1. Tangki
2. Kran
3 3. Meteran
1
2

Gambar 2.1. Rangkaian alat pengosongan tangki

2. Pengukuran Suhu

Keterangan :
1. Termometer
2. Kompor listrik
3. Gelas beker
4. Gelas beker
5. Baskom

Gambar 2.2. Rangkaian alat pengukuran suhu

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 7
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

2.3. CARA KERJA


1. Proses Pengosongan Tangki

Pada percobaan pengosongan tangki, percobaan dimulai dengan memasang


pipa dengan diameter 2,12 cm pada tangki dan mengisi tangki dengan air
sampai ketinggian 48 cm. Kemudian membuka kran dan secara bersamaan
menghidupkan stopwatch, lalu mencatat waktu berkurangnya ketinggian
air dalam tangki setiap 1 cm sampai air di dalam tangka mencapai
ketinggian 34 cm. Percobaan diulangi dengan mengganti diameter pipa
keluaran 2,53 cm; dan 3,15 cm.

2. Proses Pengukuran Suhu

Pada percobaan pengukuran suhu, percobaan diawali dengan menyiapkan


alat dan bahan. Kemudian mengisi gelas beker dengan air dan memanaskan
air hingga mencapai suhu 80 °C. Sambil menunggu suhu air meningkat,
masukkan air dingin atau es ke dalam gelas beker yang lain sampai suhu
air dingin menjadi 20 °C. Langkah selanjutnya adalah mencatat suhu awal
termometer kemudian memasukkan termometer ke dalam air panas.
Setelah termometer mencapai suhu 80 °C pada air panas, secara cepat
memindahkan termometer dari cairan panas ke cairan dingin, dan
menyalakan stopwatch secara bersamaan. Waktu termometer untuk
mencapai suhu 20 °C dicatat setiap 5 °C. Percobaan diulangi sebaliknya
yaitu dari suhu air dingin 20 °C ke suhu air panas 80 °C.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 8
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

2.4. BAGAN ALIR

1. Proses Pengosongan Tangki


Mengisi tangki dengan air sampai ketinggian 48 cm dan memasang
pipa
dengan diameter 2, 12 cm

Membuka kran dan secara bersamaan menghidupkan stopwatch

Mencatat waktu berkurangnya ketinggian air pada tangki sampai


ketinngian 34
cm setiap 1 cm

Mengulangi percobaan dengan diameter pipa 2,53 cm dan 3,15 cm

2. Proses Pengukuran Suhu

Menyiapkan alat dan bahan

Mengisi gelas beker dengan air dan memanaskan sampai suhu 80oC

Sambil menunggu air memanas, memasukkan air kedalam gelas


beker lain yang didinginkan dengan es sampai suhu 20 oC

Mencatat suhu awal termometer kemudian memasukkan


termometer ke dalam

Memindahkan secara cepat termometer kedalam gelas beker berisi


air dingin bersamaan dengan menghidupkan stopwatch

Mencatat waktu yang dibutuhkan termometer untuk mencapai suhu


20 oC setiap 5 oC

Mengulangi percobaan dari ari dingin 20℃ ke air panas 80℃

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 9
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

2.5. ANALISIS PERHITUNGAN

1. Proses pengosongan tangki

a. Mencari luas permukaan tangki


1
A= πD2
4
b. Mencari perubahan ketinggian cairan setiap perubahan waktu

dh h2 + h1
=
dt t 2 + t1
c. Mencari h pada persamaan

dh h2 + h1
=
dt 2

d. Dengan metode “Least Square”

Ʃy = bƩx + n.a
Ʃxy = bƩx2 +Ʃx.a ,
Maka diperoleh :
nΣxy − Σx. Σy Σy − b. Σx
𝑏= a=
nΣx2 − (Σx. Σx) n
dengan y = tinggi (h) dan x = waktu (t)
sehingga persamaan garisnya y = ax + b
e. Menentukan parameter
𝑑ℎ
−𝐴 ( ) = k. hn
𝑑𝑡
dilinearisasi menjadi :
𝑑ℎ
In [−𝐴 ( )] = n. In. h + In k
𝑑𝑡
y = ax + b
dengan :
𝑑ℎ
y = In [−𝐴 ( 𝑑𝑡 )] a=n

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 11
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

x = In (h) b = In k

2. Menentukan konstanta waktu termometer

y = T − To , x = T1 − To
y t
= 1 − e ⁄τ
x
t y
e ⁄τ = 1 −
x
y −1
In (1 − ) = ( ) t
x τ
y
y = In(1 − x)

−1
𝑎= ; 𝑥=𝑡
𝜏
dengan metode “least square”

𝞢y = a.𝞢x + n.b ; b = 0
𝛴𝑦
maka, diperoleh : a = 𝛴𝑥

Akhirnya diperoleh konstanta waktu termometer adalah :


1
𝜏=−
𝑎

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 12
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Percobaan


Data percobaan
Ketinggian mula-mula : 48 cm
Jumlah pipa :3
Diameter tangki : 74 cm
1. Proses Pengosongan Tangki
Tabel 3.1. Proses Pengosongan Tangki

H (cm) Waktu (detik)


No D1 D2 D3
Manual Aktual
(2,12 cm) (2,53 cm) (3,15cm)
1. 48 14 0 0 0
2. 47 13 11 7 5
3. 46 12 20 14 11
4. 45 11 30 21 15
5. 44 10 42 28 22
6. 43 9 52 37 29
7. 42 8 66 45 36
8. 41 7 82 57 41
9. 40 6 96 65 49
10. 39 5 108 71 55
11. 38 4 123 78 62
12. 37 3 132 87 67
13. 36 2 145 96 73
14. 35 1 157 104 77
15. 34 0 170 113 81

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 13
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

2. Proses Pengukuran Suhu


Tabel 3.2. Proses Pengukuran Suhu
No Dingin – Panas Panas – Dingin
T(oC) t (detik) T(oC) t (detik)
1. 20 0 80 0
2. 25 85 75 32
3. 30 90 70 92
4. 35 105 65 160
5. 40 150 60 245
6. 45 185 55 334
7. 50 226 50 457
8. 55 303 45 590
9. 60 340 40 691
10. 65 382 35 750
11. 70 422 30 853
12. 75 465 25 1027
13. 80 506 20 1135

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 14
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

3.2. Pembahasan
1. Proses Pengosongan Tangki
Proses pengosongan tangki untuk diameter yang berbeda-beda dapat
ditunjukkan pada grafik berikut :
1.1. Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari Parameter Pengosongan
Tangki (k dan n) pada D = 2,12 cm
a = n ; n = 1,576
b = ln k
k = eb
k = e0,036 k = 1,0367
Sehingga didapatkan persamaan garis yaitu :
y = 1,576 x + 0,036
6.2
6.1
6
ln(-A dh/dt)

5.9
5.8 y = 1,576x + 0,036
R² = 0,1174
5.7
5.6
5.5
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
ln h
Y data Y hitung Linear (Y data)

Gambar 3.1. Hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa
diameter 2,12 cm

Dari grafik didapat bahwa semakin tinggi permukaan air makalaju alirnya
makin cepat, karena tekanan hidrostatisnya semakin besar. Berdasarkan
grafik diatas dapat disimpulkan juga bahwa semakin besar diameter pipa maka
waktu untuk mengosongkan tangki semakin kecil.
Persen kesalahan rata-rata yang didapatkan :
38,21 %
% Kesalahan rata-rata =
15

= 2,55 %

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 15
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

1.2. Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari Parameter


Pengosongan Tangki (k dan n) pada D = 2,53 cm
a = n ; n = 1,684
b = ln k
k = eb
k = e0,042 k = 1,0429
Sehingga didapatkan persamaan garis yaitu :
y = 1,684x + 0,042
6.7
6.6
6.5
ln (-A dh/dt)

6.4
6.3
6.2
y = 1,684x + 0,042
6.1 R² = 0,1054
6
5.9
5.8
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
ln h
Y data Y hitung Linear (Y data)

Gambar 3.2. Hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa
diameter 2,53 cm

Dari grafik didapat bahwa semakin tinggi permukaan air maka laju alirnya
semakin cepat, karena tekanan hidrostatisnya semakin besar. Berdasarkan
grafik diatas dapat disimpulkan juga bahwa semakin besar diameter pipa
maka waktu untuk mengosongkan tangki semakin kecil.
Persen kesalahan rata-rata yang didapatkan :
33,28 %
% Kesalahan rata-rata =
15

= 2,22 %

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 16
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

1.3. Hubungan Waktu dan Tinggi Untuk Mencari Parameter Pengosongan


Tangki (k dan n) pada D = 3,15 cm
a = n ; n = 1,764
b = ln k
k = eb
k = e0,088 k = 1,092
Sehingga didapatkan persamaan garis yaitu :
y = 1,764 x + 0,088
7.1
7 y = 1,764x + 0,088
6.9 R² = 0,0704
ln (-A dh/dt)

6.8
6.7
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
ln h

Y data Y hitung Linear (Y data)

Gambar 3.3. Hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa
diameter 3,15 cm

Dari grafik didapat bahwa semakin tinggi permukaan air makalaju alirnya
makin cepat, karena tekanan hidrostatisnya semakin besar. Berdasarkan
grafik diatas dapat disimpulkan juga bahwa semakin besar diameter pipa
maka waktu untuk mengosongkan tangki semakin kecil.
Persen kesalahan rata-rata yang diperoleh :
56,16 %
% Kesalahan rata-rata =
15

= 3,74 %

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 17
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

1.4. Hubungan Waktu Dengan Tinggi Pada Proses Pengosongan Tangki


Tabel 3.3. Pengosongan Tangki

H (cm) Waktu (detik)


No D1 D2 D3
Manual Aktual
(2,12 cm) (2,53 cm) (3,15cm)
1. 48 14 0 0 0
2. 47 13 11 7 5
3. 46 12 20 14 11
4. 45 11 30 21 15
5. 44 10 42 28 22
6. 43 9 52 37 29
7. 42 8 66 45 36
8. 41 7 82 57 41
9. 40 6 96 65 49
10. 39 5 108 71 55
11. 38 4 123 78 62
12. 37 3 132 87 67
13. 36 2 145 96 73
14. 35 1 157 104 77
15. 34 0 170 113 81

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 18
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

60

50

40
Tinggi (h)
30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Waktu (detik)

D1 D2 D3

Gambar 3.4. Hubungan antara waktu (detik) vs tinggi (cm)

Berdasarkan data percobaan diperoleh bahwa semakin besar diameter


pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan tangki semakin
cepat, hal ini dikarenakan debit aliran air yang keluar tangki semakin
besar. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya volume air yang dapat
dikeluarkan persatuan waktu pada proses pengosongan tangki
berbanding lurus dengan besarnya diameter pipa keluaran.
2. Proses Pengukuran Suhu
2.1. Dingin – Panas
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 20 oC
Ti = suhu akhir = 80 oC
Maka diperoleh :
𝑎 = −0,003 ⇒ 𝜏 = 331,48
Sehingga diperoleh persamaan :
T = 60 (1-e-t/331,48) + 20

Persen kesalahan rata-rata yang diperoleh :


108,31 %
% Kesalahan rata-rata =
13

= 8,33 %

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 19
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

100
y = 24.138e0.0026x
80 R² = 0.9323

Suhu (oC)
60

40

20

0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Y data Y hitung Expon. (Y data)

Gambar 3.5. Hubungan antara waktu vs suhu pada pengukuran


suhu dingin – panas

Pada grafik ditunjukkan bahwa semakin mendekati suhu 80℃ waktu


yang diperlukan semakin lama. Persen kesalahan pada proses
pengukuran suhu dari dingin ke panas didapat 8,33 %. Hal ini
dikarenakan termometer bergerak sangat cepat ke atas, sehingga sulit
untuk menentukan waktu yang pas untuk data 2 sampai 5.
2.2. Proses Panas – Dingin
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 80 oC
Ti = suhu akhir = 20 oC
Maka diperoleh :
𝑎 = −0,00154 ⇒ 𝜏 = 647,4997
Sehingga diperoleh persamaan :
T = -60 (1-e-t/647,4997) + 80

Persen kesalahan rata-rata yang diperoleh :


128,96 %
% Kesalahan rata-rata =
13

= 9,92 %

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 20
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

90
80
70
60

Suhu (oC)
50 y = 80.364e-0.001x
40 R² = 0.986
30
20
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Waktu (detik)

Y data Y hitung Expon. (Y data)

Gambar 3.6. Hubungan antara waktu vs suhu pada pengukuran


suhu panas-dingin

Seperti pada proses pengukuran suhu dari dingin ke panas,ketika suhu


mendekati 20°C, waktu yang diperlukan semakin lama.. Persen
kesalahan yang didapat lebih tinggi dari pada proses dingin ke panas
yaitu sebesar 9,92 %. Hal ini dikarenakan termometer pada data awal
yaitu pada data 2-4 bergerak cepat kemudian pada data 7 , termometer
bergerak sangat lambat.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 21
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

2.3. Konstanta Waktu Termometer (𝜏)


Tabel 3.4. Proses Pengukuran Suhu
No Dingin – Panas Panas – Dingin
T(oC) t (detik) T(oC) t (detik)
1. 20 0 80 0
2. 25 85 75 32
3. 30 90 70 92
4. 35 105 65 160
5. 40 150 60 245
6. 45 185 55 334
7. 50 226 50 457
8. 55 303 45 590
9. 60 340 40 691
10. 65 382 35 750
11. 70 422 30 853
12. 75 465 25 1027
13. 80 506 20 1135
Diperoleh bahwa 𝜏 (konstanta waktu termometer) percobaan dingin
ke panas lebih kecil daripada percobaan panas ke dingin. Ini berarti
perubahan suhu dari dingin ke panas lebih cepat daripada panas ke
dingin.
Pada percobaan pengukuran suhu, respon termometer dari dingin ke
panas lebih cepat daripada panas ke dingin. Perubahan suhu yang
terjadi secara tiba-tiba menyebabkan respon termometer menjadi
lebih lambat.
Pada pengukuran suhu dari panas ke dingin semakin tinggi suhunya
waktu yang diperlukan semakin lama. Hal ini juga terjadi pada proses
panas ke dingin semakin rendah suhunya semakin lama waktu yang
diperlukan.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 22
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

90
80
70
Suhu (℃) 60
50
40
30
20
10
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Waktu (detik)

Dingin - Panas Panas - Dingin

Gambar 3.7. Hubungan antara waktu (t) vs suhu (T)

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 23
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Proses Pengosongan Tangki
a. Semakin besar diameter pipa, maka waktu yang dibutuhkan untuk
pengosongan tangki semakin cepat. Hal ini disebabkan karena debit
aliran yang keluar dari tangki berbanding lurus dengan diameter pipa
keluaran.
b. Semakin besar diameter tangki, maka harga k yang didapat juga
semakin besar
Tabel 4.1 . Kesimpulan proses pengosongan tangki
Diameter %Kesalahan
No (cm) K Persamaan rata- rata
1 2.12 1,0367 Y = 1,576x + 0,036 2.55%

2 2.53 1,0427 Y = 1,684x + 0,042 0,02%

3 3,15 1,092 Y = 1,764x + 0,088 3.74 %


2. Proses Pengukuran Suhu
Tabel 4.2. Kesimpulan proses pengukuran suhu
Perubahan %Kesalahan
No 𝜏 Persamaan
Suhu rata-rata
Dingin ke −𝑡⁄
1 331,48 T = 60 (1 − 𝑒 331,48 ) + 20 8,33 %
Panas
−𝑡⁄
Panas ke
647.49 T = −60(1 − 𝑒
647,49 ) +
2 9,92 %
Dingin 80

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 24
MAKALAH
PRAKTIKUM PEMISAHAN MEKANIK DAN
TRANSPORTASI ZAT PADAT
DINAMIKA PROSES PENGOSONGAN TANGKI DAN
PENGUKURAN SUHU (M-05)

4.2.Kritik dan Saran


1. Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan yang akan
melakukan praktikum untuk lebih teliti dalam membaca temperatur yang
tertera pada termometer. Selain itu, praktikan diharapkan agar teliti dalam
membaca skala penurunan tinggi cairan pada proses pengosongan tangki.
2. Kritik
Praktikan menyarankan agar laboran lebih memperhatikan alat- alat yang akan
digunakan untuk praktikum dan memperbarui alat- alat yang sudah tidak layak,
seperti termometer yang beberapa angkanya tidak dapat terbaca dengan jelas,
timbangan analitik yang terkadang angkanya tidak akurat dan lain sebagainya.

Refa Shopiyah A 121180015


Agustika Kurnia 121180027 25
DAFTAR PUSTAKA
Harriot,P. 1992. Process Control. New York : Mc. Graw Hill. Book Inc
Stephanopoulus, G. 1984. Chemical Process Control Introduction to Theory
and Practice.” New Jersey : Prentice-Hall Inc.

26
LAMPIRAN
A. Pengosongan tangki
1. Untuk pipa dengan diameter 2,12 cm
a. Menghitung luas tangki
1
A = 4 πD2
1
= 4 (3,14)(74 cm)2

= 4298,66 cm2
dh
b. Mencari dt
h2 − h1
=
t 2 − t1
47 − 48
=
11 − 0
= -0,0909
c. Mencari H persamaan
(h1 + h2 )
H (1,2) =
2
(48 + 47)
=
2
= 47,5 cm
Tabel 1. Pengosongan tangki pada diameter pipa D = 2,12 cm
ln (-A
H H ln H
No t (detik) dh/dt -A *dh/dt ) X2 XY
(cm) pers pers (x)
(y)
1. 48 0 -0,091 47,5 -4298,66 3,8607 5,9681 14,9052 23,04108
2. 47 11 -0,111 46,5 -4298,66 3,8395 6,1687 14,7414 23,68456
3. 46 20 -0,1 45,5 -4298,66 3,8177 6,0635 14,5749 23,1486
4. 45 30 -0,083 44,5 -4298,66 3,7955 5,8808 14,4057 22,32033
5. 44 42 -0,1 43,5 -4298,66 3,7728 6,0635 14,2337 22,87604
6. 43 52 -0,071 42,5 -4298,66 3,7495 5,7266 14,0588 21,47191
7. 42 66 -0,063 41,5 -4298,66 3,7257 5,5935 13,8808 20,83955
8. 41 82 -0,071 40,5 -4298,66 3,7013 5,7266 13,6996 21,19588
9. 40 96 -0,083 39,5 -4298,66 3,6763 5,8808 13,5152 21,61941
10. 39 108 -0,067 38,5 -4298,66 3,6507 5,6585 13,3273 20,65728
11. 38 123 -0,111 37,5 -4298,66 3,6243 6,1687 13,1358 22,3576
12. 37 132 -0,077 36,5 -4298,66 3,5973 5,8008 12,9407 20,86732
13. 36 145 -0,083 35,5 -4298,66 3,5695 5,8808 12,7416 20,99154
14. 35 157 -0,077 34,5 -4298,66 3,541 5,8008 12,5384 20,54043
15. 34 170 0 0 -4298,66 0 0 0 0
Jumlah 51,922 82,382 192,699 305,6115

Untuk mencari persamaan y dengan menggunakan metode “least square” :


𝞢y = 𝞢lnx a + nb
𝞢ylnx = 𝞢lnx2a + 𝞢lnx b

82,3815 = 51,9217 a + 15 b x 51,9217


305,6115 = 192,6992 a + 51,9217 b x 15

4277,3932 = 2695,8679 a + 778,8262 b


4584,1729 = 2890,4877 a + 778,8262 b -
-306,7797 = -194,6198 a
a = 1,576
b = 0,036
Didapat persamaan garis y = 1,576 x + 0,036
didapatkan pula nilai :
a = n ; n = 1,576
b = ln K
k = eb
k = e0,036 k = 1,0367

6.2

6
ln(-A dh/dt)

5.8 y = 1,576x + 0,036


R² = 0,1174
5.6

5.4
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
Y data Y hitung
ln h Linear (Y data)

Grafik hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa diameter 2,12 cm
Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = y data – y hitung
. 100 %
y data

= 5,9681-6,1205 . 100 %
5,9681
= 2,55 %
Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Y data, y hitung dan % kesalahan
No. X Y data Y hitung % Kesalahan
1. 3,86073 5,9681 6,1205 2,55%
2. 3,839452 6,1687 6,087 1,32%
3. 3,817712 6,0635 6,0527 0,18%
4. 3,795489 5,8808 6,0177 2,33%
5. 3,772761 6,0635 5,9819 1,35%
6. 3,749504 5,7266 5,9452 3,82%
7. 3,725693 5,5935 5,9077 5,62%
8. 3,701302 5,7266 5,8693 2,49%
9. 3,676301 5,8808 5,8298 0,87%
10. 3,650658 5,6585 5,7894 2,31%
11. 3,624341 6,1687 5,748 6,82%
12. 3,597312 5,8008 5,7054 1,64%
13. 3,569533 5,8808 5,6616 3,73%
14. 3,540959 5,8008 5,6166 3,18%
15. 0 0 0 0%
% Kesalahan rata-rata 2,55%

2. Untuk pipa dengan diameter 2,53 cm


a. Menghitung luas tangki c. Mencari H persamaan
1 (𝐻1+𝐻2)
A = 4 𝜋D2 H(1,2) = 2
1 (48+47)
= 4 (3,14)(74 cm)2 = 2

= 4298,66 cm2 = 47,5 cm


𝑑ℎ
b. Mencari 𝑑𝑡
𝑑ℎ (H2−H1)
=
𝑑𝑡 (𝑡2−𝑡1)
47−48
=
7−0

= -0,1429
Tabel 3. Pengosongan tangki pada diameter pipa D = 2,53 cm
ln (–A
H t ln H
No dh/dt H pers -A *dh/dt X2 XY
(cm) (detik) pers (x)
(y)
1. 48 0 -0,14286 47,5 -4298,66 3,8607 6,42015 14,9052 24,78646
2. 47 7 -0,14286 46,5 -4298,66 3,8395 6,42015 14,7413 24,64985
3. 46 14 -0,14286 45,5 -4298,66 3,8177 6,42015 14,5749 24,51028
4. 45 21 -0,14286 44,5 -4298,66 3,7955 6,42015 14,4057 24,3676
5. 44 28 -0,11111 43,5 -4298,66 3,7728 6,16883 14,2337 23,27354
6. 43 37 -0,125 42,5 -4298,66 3,7495 6,28662 14,0587 23,5717
7. 42 45 -0,08333 41,5 -4298,66 3,7257 5,88115 13,8807 21,91137
8. 41 57 -0,125 40,5 -4298,66 3,7013 6,28662 13,6996 23,26867
9. 40 65 -0,16667 39,5 -4298,66 3,6763 6,5743 13,5151 24,1691
10. 39 71 -0,14286 38,5 -4298,66 3,6507 6,42015 13,3273 23,43777
11. 38 78 -0,11111 37,5 -4298,66 3,6243 6,16883 13,1358 22,35796
12. 37 87 -0,11111 36,5 -4298,66 3,5973 6,16883 12,9406 22,19122
13. 36 96 -0,125 35,5 -4298,66 3,5695 6,28662 12,7415 22,44029
14. 35 104 -0,11111 34,5 -4298,66 3,541 6,16883 12,5383 21,84359
15. 34 113 0 0 -4298,66 0 0 0 0
Jumlah 51,922 88,0914 192,6992 326,7794

Untuk mencari persamaan y menggunakan metode “least square” :


𝞢y = 𝞢lnx a + nb
𝞢ylnx = 𝞢lnx2a + 𝞢lnx b

88,0914 = 51,9217 a + 15 b x 51,9217


326,7794 = 192,6992 a + 51,9217 b x 15

4573,8685 = 2695,8679 a + 778,8262 b


4901,6909 = 2890,4877 a + 778,8262 b -
-327,8324 = -194,6198 a
a = 1,684 b = 0,042
Didapatkan persamaan garis :
y = 1,684x + 0,042
didapatkan pula nilai :
a = n ; n = 1,684
b = ln k
k = eb
k = e0,042 k = 1,0429
6.7
6.6
6.5
ln (-A dh/dt)

6.4
6.3
6.2
y = 1,684x + 0,042
6.1 R² = 0,1054
6
5.9
5.8
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
ln h
Y data Y hitung Linear (Y data)

Grafik hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa diameter
2,53 cm
Menghitung % kesalahan

y data – y hitung
% Kesalahan =
y data . 100 %

6,4201 – 6,5422
=
. 100 %
6,4201

= 1,9 %
Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. y data, y hitung dan % kesalahan
No. X Y data Y hitung % kesalahan
1. 3,86073 6,420148 6,5422 1,90%
2. 3,839452 6,420148 6,5075 1,36%
3. 3,817712 6,420148 6,471 0,79%
4. 3,795489 6,420148 6,4336 0,21%
5. 3,772761 6,168834 6,3954 3,67%
6. 3,749504 6,286617 6,3562 1,11%
7. 3,725693 5,881152 6,3161 7,40%
8. 3,701302 6,286617 6,275 0,18%
9. 3,676301 6,574299 6,2329 5,19%
10. 3,650658 6,420148 6,1898 3,59%
11. 3,624341 6,168834 6,1453 0,38%
12. 3,597312 6,168834 6,0998 1,12%
13. 3,569533 6,286617 6,053 3,72%
14. 3,540959 6,168834 6,0049 2,66%
15. 0 0 0 0%
%Kesalahan rata-rata 0,02%

3. Untuk pipa dengan diameter 3,15 cm


a. Menghitung luas tangki
1
A = 4 𝜋D2
1
= (3,14)(74 cm)2
4

= 4298,66 cm2
𝑑ℎ
b. Mencari 𝑑𝑡
𝑑ℎ (H2−H1)
=
𝑑𝑡 (𝑡2−𝑡1)
47−48
=
11−0

= -0,0909
c. Mencari H persamaan
(𝐻1+𝐻2)
H(1,2) =
2
(48+47)
=
2

= 47,5 cm
Tabel 5. Pengosongan tangki pada diameter pipa D = 3,15 cm
ln (-A
H ln H
No t (detik) dh/dt H pers -A * dh/dt X2 XY
(cm) pers (x)
(y)
1. 48 0 -0,2 47,5 -4298,66 3,8607 6,7566 14,90523 26,08549
2. 47 5 -0,16667 46,5 -4298,66 3,8395 6,5743 14,74139 25,24171
3. 46 11 -0,25 45,5 -4298,66 3,8177 6,9798 14,57493 26,64673
4. 45 15 -0,14286 44,5 -4298,66 3,7955 6,4201 14,40574 24,3676
5. 44 22 -0,14286 43,5 -4298,66 3,7728 6,4201 14,23373 24,22169
6. 43 29 -0,14286 42,5 -4298,66 3,7495 6,4201 14,05878 24,07237
7. 42 36 -0,2 41,5 -4298,66 3,7257 6,7566 13,88079 25,1731
8. 41 41 -0,125 40,5 -4298,66 3,7013 6,2866 13,69964 23,26867
9. 40 49 -0,16667 39,5 -4298,66 3,6763 6,5743 13,51519 24,1691
10. 39 55 -0,14286 38,5 -4298,66 3,6507 6,4201 13,32731 23,43777
11. 38 62 -0,2 37,5 -4298,66 3,6243 6,7566 13,13585 24,4883
12. 37 67 -0,16667 36,5 -4298,66 3,5973 6,5743 12,94066 23,64981
13. 36 73 -0,25 35,5 -4298,66 3,5695 6,9798 12,74156 24,9145
14. 35 77 -0,25 34,5 -4298,66 3,541 6,9798 12,53839 24,71506
15. 34 81 0 0 -4298,66 0 0 0 0
Jumlah 51,922 92,899 192,6992 344,4519

Untuk mencari persamaan y menggunakan metode “least square” :


𝞢y = 𝞢lnx a + nb
𝞢ylnx = 𝞢lnx2a + 𝞢lnx b

92,8992 = 51,9217 a + 15 b x 51,9217


344,4519 = 192,6992 a + 51,9217 b x 15

4823,4922 = 2695,8679 a + 778,8262 b


5166,7783 = 2890,4877 a + 778,8262 b -
-343,2861 = -194,6198 a
a = 1,764
b = 0,088
Didapatkan persamaan garis :
y = 1,764 x + 0,088
Didapatkan pula nilai :
a = n ; n = 1,764
b = ln k
k = eb
k = e0,088 k = 1,092
7.1
7
y = 1,764x + 0,088
ln (-A dh/dt) 6.9
R² = 0,0704
6.8
6.7
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2
3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9
ln h

Y data Y hitung Linear (Y data)

Grafik hubungan antara waktu dengan tinggi tangki pada pipa diameter 3,15 cm
Menghitung % kesalahan

y data – y hitung
% Kesalahan =
y data . 100 %

6,7566 – 6,8983
. 100 %
=
6,7566

= 2,1 %
Dengan cara yang sama maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. y data, y hitung dan % kesalahan
No X Y data Y hitung % kesalahan
1. 3,8607 6,7566 6,8983 2,10%
2. 3,8395 6,5743 6,8607 4,36%
3. 3,8177 6,9798 6,8224 2,25%
4. 3,7955 6,4201 6,7833 5,66%
5. 3,7728 6,4201 6,7432 5,03%
6. 3,7495 6,4201 6,7021 4,39%
7. 3,7257 6,7566 6,6601 1,43%
8. 3,7013 6,2866 6,6171 5,26%
9. 3,6763 6,5743 6,573 0,02%
10. 3,6507 6,4201 6,5276 1,67%
11. 3,6243 6,7566 6,4813 4,07%
12. 3,5973 6,5743 6,4336 2,14%
13. 3,5695 6,9798 6,3846 8,53%
14. 3,541 6,9798 6,3341 9,25%
15. 0 0 0,088 0%
% Kesalahan rata-rata 3,74%

B. Pengukuran Suhu
Parameter pengukuran suhu
T1 − To
= 1- e-t/τ
T1− To
y
= 1- e-t/τ
x
y
1 - x = e-t/τ
y 1
ln [ 1- ]=- .t
x T
Dimana :
y
y = ln [ 1- ]
x
1 1
a= - →𝜏=-
τ a
Dengan metode “least square”

Y = a (X) + b.N ; b = 0

Maka diperoleh :
Y
a=
X
1. Proses Dingin – Panas
y
X = T1 – To y = ln [ 1- ]
x
0
= (80 – 20) ℃ = ln [ 1- ]
60

= 60 ℃ = ln 1
Y = T- To y =0
= (20 – 20) ℃
=0℃
Dengan cara yang sama akan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 7. Hubungan antara suhu dengan waktu
T Y X 𝑦 y y
No o 1- t (x) ln [ 1- ]
( C) (T-To) ( T1-To) 𝑥 x x
1. 20 0 60 0 1 0 0
2. 25 5 60 0,0833 0,9167 85 -0,087
3. 30 10 60 0,1667 0,8333 90 -0,1823
4. 35 15 60 0,25 0,75 105 -0,2877
5. 40 20 60 0,3333 0,6667 150 -0,4055
6. 45 25 60 0,4167 0,5833 185 -0,539
7. 50 30 60 0,5 0,5 226 -0,6931
8. 55 35 60 0,5833 0,4167 303 -0,8755
9. 60 40 60 0,6667 0,3333 340 -1,0986
10. 65 45 60 0,75 0,25 382 -1,3863
11. 70 50 60 0,8333 0,1667 422 -1,7918
12. 75 55 60 0,9167 0,0833 465 -2,4849
13. 80 60 60 1 0 506 0
Jumlah 3259 -9,8317

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula-mula = 20 oC
Ti = suhu akhir = 85 oC
Maka diperoleh :
𝑎 = −0,003 ⇒ 𝜏 = 331,48
Sehingga diperoleh persamaan :
T = 60 (1-e-t/331,48) + 20

T data – T hitung
% Kesalahan = . 100 %
T data

20 - 20
= . 100 %
20

= 0%
Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 8. Data perhitungan T hitung dan % kesalahan

No X T data T hitung % Kesalahan


1. 0 20 20 0%
2. 85 25 33,57 34,28%
3. 90 30 34,27 14,23%
4. 105 35 36,3 3,71%
5. 150 40 41,84 4,60%
6. 185 45 45,66 1,47%
7. 226 50 49,66 0,68%
8. 303 55 55,95 1,73%
9. 340 60 58,49 2,52%
10. 382 65 61,05 6,08%
11. 422 70 63,2 9,71%
12. 465 75 65,25 13%
13. 506 80 66,96 16,30%
% Kesalahan rata-rata 8,33%

100
y = 24.138e0.0026x
80 R² = 0.9323
Suhu (oC)

60

40

20

0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (detik)

Y data Y hitung Expon. (Y data)

Grafik waktu vs suhu pada pengukuran suhu dingin – panas


2. Proses Panas – Dingin
y
X = T1 – To y = ln [ 1- x ]
0
= (80 – 20) ℃ = ln [ 1- ]
60

= 60 ℃ = ln 1
Y = T- To y =0
= (20 – 20) ℃
=0℃
Dengan cara yang sama akan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 9. Hubungan antara suhu dengan waktu
Y X 𝑦 y y
No T (oC) 1- t (x) ln [ 1- ]
(T-To) ( T1-To) 𝑥 x x
1. 80 0 -60 0 1 0 0
2. 75 -5 -60 0,0833 0,9167 32 -0,087
3. 70 -10 -60 0,1667 0,8333 92 -0,1823
4. 65 -15 -60 0,25 0,75 160 -0,2877
5. 60 -20 -60 0,3333 0,6667 245 -0,4055
6. 55 -25 -60 0,4167 0,5833 334 -0,539
7. 50 -30 -60 0,5 0,5 457 -0,6931
8. 45 -35 -60 0,5833 0,4167 590 -0,8755
9. 40 -40 -60 0,6667 0,3333 691 -1,0986
10. 35 -45 -60 0,75 0,25 750 -1,3863
11. 30 -50 -60 0,8333 0,1667 853 -1,7918
12. 25 -55 -60 0,9167 0,0833 1027 -2,4849
13. 20 -60 -60 1 0 1135 0
Jumlah 6366 -9,8317

Dimana :
T = suhu termometer
T0 = suhu mula mula = 80 oC
Ti = suhu akhir = 20 oC
Maka diperoleh :
𝑎 = −0,00154 ⇒ 𝜏 = 647,4997
Sehingga diperoleh persamaan garis :

T = -60 (1-e-t/647,4997) + 80

T data – T hitung
% Kesalahan = . 100 %
T data

= 80 - 80
. 100 %
80

= 0%

Dengan cara yang sama diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 10. Data perhitungan T hitung dan % kesalahan

No X T data T hitung % Kesalahan


1. 0 80 80 0%
2. 32 75 77,11 2,81%
3. 92 70 72,05 2,93%
4. 160 65 66,86 2,86%
5. 245 60 61,1 1,83%
6. 334 55 55,82 1,49%
7. 457 50 49,62 0,76%
8. 590 45 44,12 1,96%
9. 691 40 40,64 1,60%
10. 750 35 38,84 10,97%
11. 853 30 36,07 20,23%
12. 1027 25 32,28 29,12%
13. 1135 20 30,4 52%
% Kesalahan rata-rata 9,92%
100

Suhu (oC) 80

60 y = 80.364e-0.001x
R² = 0.986
40

20

0
0 200 400 600 800 1000 1200
Waktu (detik)

Y data Y hitung Expon. (Y data)

Grafik waktu vs suhu pada proses pengukuran suhu panas – dingin.


PERTANYAAN DAN JAWABAN
PENGUJI :
1. Halim Nur Aziz
Pertanyaan :
a. Mana yang lebih cepat antara pengukuran suhu dari panas ke dingin
atau dingin ke panas, dan sebutkan alasannya?
b. Apa saja perpindahan panas yang terjadi pada termometer?
c. Mengapa pada pengosongan tangki semakin besar diameter tangki
maka nilai k yang didapat akan semakin besar juga?
d. Apa hubungan tinggi tangki dengan waktu pengosongan tangki?

Jawaban :
a. Pengukuran suhu dari dingin ke panas lebih cepat. Hal ini disebabkan
molekul-molekul zat cenderung lebih mudah berada pada keadaan
diam (kondisi dingin). Kemudian bergerak cepat ( kondisi panas)
dibandingkan sebaliknya yaitu pada keadaan bergerak cepat kemudian
berkurang kecepatannya.
b. Perpindahan panas yang terjadi pada termometer adalah :
1. Konveksi dari lingkungan ke lapisan film dinding gelas termometer
2. Konduksi dari lapisan film dinding ke dalam dinding bagoam
dalam termometer
3. Konveksi dari dinding gelas termometer bagian dalam ke fluida
dalam termometer
c. Pada proses pengosongan tangki, semakin besar diameter tangki, maka
nilai k yang didapat akan semakin besar karena dapat dilihat dari rumus
Q = k.hn , dimana Q = A.V . Maka Q berbanding lurus dengan nilai k,
sehingga semakin besar diameter, nilai k juga semakin besar.
d. Karena dilihat dari tekanan hidrostatiknya dimana tinggi cairan maka
tekanannya semakin besar sehingga menyebabkan kecepatan airnya
cepat dan membutuhkan waktu pengosongan tangki yang cepat.
2. Asifa Ihya Nurdina
Pertanyaan :
a. Sebutkan contoh variabel input dan variabel output.
b. Apa itu steady dan unsteady? Jelaskan.
c. Apakah pengosongan tangki dan pengukuran suhu saling
berkesinambungan? Jika iya sebutkan alasannya.
d. Apa pengaruh dari besarnya nilai thou yang didapat?
Jawaban :
a. 1). Variabel input ada 2 yaitu :
a) Variabel termanipulasi, yaitu variabel yang nilainya dapat
diatur secara bebas oleh operator dan mekanisme pengendalian.
Contoh : Laju alir
b) Gangguan, yaitu variabel yang nilainya bukan dari hasil
pengukuran operatoor atau mekanisme pengendalian. Dapat
dikatakan variabel ini adalah variabel yang tidak diharapkan.
Contoh : Suhu bergeser, atmosferik, dan zat pengotor sehingga
laju alir menjadi lambat atau terganggu.
2). Variabel output, ada 2 yaitu :
a) Variabel terukur, yaitu nilai variabel yang dapat diketahui
dengan pengukuran secara langsung . Contoh : suhu dan debit
b) Variabel tak terukur, yaitu nilai variabel yang tidak dapat
diketahui nilainya secara langsung. Contoh : τ dan k
b. Steady adalah kondisi sewaktu sifat suatu sistem tidak berubah
dengan berjalannya waktu atau dengan kata lain konstan. Pada
kebanyakan sistem, keadaan tunak baru akan tercapat beberapa waktu
setelah sistem dimulai. Sedangkan unsteady adalah kondisi sewaktu
sifat suatu sitem berubah dengan berjalannya waktu.
c. Pengosongan tangki dan pengukuran suhu saling berkesinambungan.
Hal ini dapat dilihat dari tujuan percobaan pertama yaitu ingin
mempelajari kelakuan proses dinamik yaitu proses pengosongan tangki
dan pengukuran suhu.
d. Besarnya nilai 𝜏 berpengaruh pada lebih cepat mana antara
pengukuran suhu dingin ke panas atau panas ke dingin. Dari
hasil di dapatkan nilai 𝜏 yang besar diperoleh pada
pengukuran panas ke dingin. 𝜏 sendiri merupakan konstanta
waktu termometer, semakin besar nilai 𝜏 maka semakin lama
waktu yang diperlukan untuk pengukuran suhu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai