Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UTS

SISTEM POLITIK INDONESIA


Kebijakan Pemerintah Indonesia Terkait Virus Corona/COVID-19

Dosen Pengampu:
Drs. Tamrin, M.Si

Oleh :
Wemby Minanda
1910831025
ILPOL A

JURUSAN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Latar Belakang

Terkait masalah yang sangat hangat dibicarakan akhir-akhir ini yaitu tentang
mewabahnya virus COVID-19(Corona Virus Disease 19) atau yang sering disebut virus corona.
Virus ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi atau penyakit yang sudah menyebar
keseluruh dunia. Lalu apa kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi
masalah ini.

Dalam sistem politik terdapat batas-batas lingkungan intrasocietal dan ekstrasocietal


yang mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan. Begitu pula dengan kebijakan
yang diambil untuk mengatasi virus corona yang harus memerhatikan kedua faktor tersebut.
Selain itu faktor ekologi internasional dan input juga akan mempengaruhi dalam merumuskan
kebijakan. Yang nantinya kebijakan tersebut akan berdampak pada lingkungan sosial, ekonomi,
dan budaya pada masyarakat Indonesia
Pembahasan

Masyarakat terdiri atas seluruh sistem yang ada di dalamnya serta bersifat terbuka.
Sistem politik adalah seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial,
tempat nilai-nilai dialokasikan ke dalam masyarakat secara otoritatif. Kalimat ini sekaligus
merupakan definisi politik dari Easton; dan lingkungan terdiri atas intrasocietal dan extrasocietal.
Lingkungan intrasocietal terdiri atas lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan
sistem politik, tetapi masih dalam masyarakat yang sama. Lingkungan intrasocietal terdiri atas
lingkungan ekologis (fisik, nonmanusia). Contoh lingkungan ini adalah kondisi geografis
wilayah yang didominasi, misalnya oleh pegunungan, maritim, padang pasir, iklim tropis
ataupun dingin.(Anggara, 2013:17)

Sedangkan lingkungan ekstrasosietal adalah bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang
terletak di luar batasan sistem politik dan masyarakat tempat sistem politik berada. Lingkungan
extrasocietal terdiri atas sistem sosial internasional, contohnya adalah kondisi pergaulan
masyarakat dunia, sistem ekonomi dunia, gerakan feminisme, gerakan revivalisme Islam, dan
sejenisnya, atau yang sekarang dikenal sebagai terminologi international regime (rezim
internasional) yang sangat banyak variannya.(Anggara, 2013:18)

Dalam pengaruh batas-batas lingkungan intrasocietal dan extrasocietal sistem politik


Indonesia terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus Corona
atau Covid-19 dalam masyarakat. Beberapa kebijakan sudah diambil oleh pemerintah seperti
social distancing, pembuatan gugus tugas corona, dan yang baru-baru ini yaitu akan
dilaksanakannya tes masal.

1. Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengatasi corona/covid-19

Pola penanggulangan persebaran virus corona dari tiap-tiap negara kian menunjukan
adanya pilihan-pilihan strategis yang bisa diambil.
China sebagai negara pertama yang menderita wabah tersebut mengandalkan pola
karantina yang meluas lewat kebijakan lockdown (kuncitara). Langkah ini dinilai berhasil
membuat China melewati fase puncak endemiknya.

Tidak akrab dengan isolasi kota. Korea sealatan mengambil langkah tes massal virus
corona. Dukungan fasilitas dan prosedur pengujian medis cepat memudahkan negara itu untuk
mengidentifikasi pasien terjangkit sejak awal dan meminimalisasi penularan lebih luas.

Lalu ke mana kiblat solusi pemerintah Indonesia ?

Jumlah kasus positif COVID-19 (yang dirawat dirumah sakit) hingga Jumat (20/03/2020)
penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia adalah 369 kasus. Diantaranya yang berhasil
sembuh bertambah 1 orang, sedangkan jumlah pasien meninggal kini mencapai 32 orang. Namun
belum ada arah strategi yang jelas dari Indonesia selain imbauan social distancing yang amat
bertaruh pada kesadaran masyarakat.

Keberadaan UU nomor 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan tak direspons


positif, ditunjukkan dengan dimentahkannya gagasan lockdown. “Sampai saat ini tidak ada
kepikiran melakukan lockdown”, tukas Presiden Jokowi.

Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan metode tes acak dan massal sebagai metode
untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Keputusan itu disampaikan presiden kala
memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan laporan tim Gugus Tugas Covid-19 melalui
video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.

“Segera lakukan rapid test (tes cepat) dengan cakupan yang lebih besar agar deteksi dini
kemungkinan indikasi awal seorang terpapar Covid-19 bisa kita lakukan. Saya minta alat rapid
test terus diperbanyak, juga memperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan
rumah sakit, baik pemerintah, milik BUMN, Pemda, rumah sakit milik TNI dan Polri, dan
swasta, dan lembaga-lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari
Kementrian Kesehatan,” kata Presiden.

Presiden juga meminta jajarannya untuk menyiapkan protokol pengujian yang alurnya
jelas, sederhana dan mudah dipahami. Ia menegaskan protokol itu juga memuat prosedur pasien
yang positif itu harus diisolasi secara mandiri atau memerlukan layanan rumah sakit.
Selain itu, presiden juga memerintahkan agar disiapkan rumah sakit darurat dengan
memanfaatkan fasilitas non-medis seperti Wisma Atlet atau hotel-hotel milik BUMN. Keputusan
ini sekaligus menjawab desakan dari publik tentang perlunya pemerintah mengambil kebijakan.

2. Pengaruh lingkungan ekologi internasional dalam proses perumusan kebijakan pemerintah


dalam mengatasi virus covid-19 dalam masyarakat

Sistem ekologi internasional, contohnya sistem ekologi internasional adalah keterpisahan


negara berdasarkan benua (Amerika, Eropa, Asia, Australia, Afrika), kelangkaan sumber daya
alam, geografi wilayah berdasarkan lautan (Asia Pasifik, Atlantik), isu lingkungan, seperti global
warming atau berkurangnya hutan atau paru-paru dunia, dan kasus yang baru baru ini yaitu virus
covid-19. (Anggara, 2013:18)

World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan di bawah PBB akhirnya
menyatakan wabah virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi. Alasannya, virus ini terus
menyebar cepat hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah.  WHO mencatat, selama dua
pekan terakhir, kasus corona meningkat hingga 13 kali lipat di luar Tiongkok sebagai pusat
wabah, serta menginfeksi ke negara-negara yang terdampak hingga tiga kali lipat.

Hingga saat ini ada lebih dari 118.000 kasus di 114 negara, yang mana 4.291 di antaranya
meninggal. Sedangkan ribuan pasien lainnya tengah ditangani di rumah sakit. Organisasi
kesehatan ini memperkirakan jumlah kasus, angka kematian, dan negara terdampak bakal terus
meningkat. Karenanya, WHO pun prihatin dengan tingkat penyebaran yang terus
mengkhawatirkan serta lambatnya tindakan peringatan dan antisipasi wabah.

Pandemi merupakan epidemik penyakit yang menyebar di wilayah yang sangat luas
mencakup lintas benua atau global. Pandemi ditetapkan apabila memenuhi tiga kondisi:
menculnya penyakit baru pada penduduk, menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit
berbahaya. Serta penyakit tersebut dapat menyebar dengan mudah dan berkelanjutan antar-
manusia.

Oleh sebab itu berbagai negara didunia mengambil kebijakan yang strategis dalam
menanggulangi virus corona tersebut. Contohnya saja, sebagai pusat penyebaran virus corona,
Kota Wuhan di China menerapkan lockdown sejak 23 Januari lalu. Semua transportasi umum,
termasuk bus, kereta, penerbangan, hingga perjalanan kapal feri dihentikan sementara. Penduduk
di Wuhan juga dilarang keluar kawasan tanpa izin di pihak berwenang.

Selain itu, pemerintah Korea Selatan mengadakan pengujian yang luas dan efektif dengan
menggunakan drive-thru-clinics. Dalam satu hari, sekitar 15 ribu warganya dapat dites virus
sehingga meminimalisir penularan baik masih berupa gejala ringan apalagi gejala berat. Layanan
drive-thru-clinics dapat mengurangi beban rumah sakit dan mengurangi risiko kesehatan petugas
medis.  Dikutip dari CNN, sebuah perusahaan bioteknologi Korea telah mengembangkan tes
virus corona dalam waktu tiga pekan. Seseorang yang dites virus dan mendapat bantuan dokter
bisa memintanya sehingga membuatnya mudah dalam mengakses. Terdapat juga 96 jaringan
laboratorium yang mampu memproses sampel-sampel hasil tes virus.

3. bentuk input sistem politik yang mempengaruhi bentuk perumusan kebijakan pemerintah
dalam mengatasi penyebaran virus Corona/covid-19 dalam masyarakat di Indonesia.

Input merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik. Input dari masyarakat
dapat berupa tuntutan dan dukungan. Tuntutan secara sederhana dapat disebut seperangkat
kepentingan yang alokasinya belum merata atas sejumlah unit masyarakat dalam sistem politik.
Dukungan secara sederhana adalah upaya masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem
politik agar terus berjalan. (Anggara, 2013:20)

Terkait merebaknya virus corona atau covid-19 di Indonesia, masyarakat meminta agar
pemerintah mengambil kebijakan atau langkah tegas dalam mengatasi hal ini. Karena virus ini
telah ditetapkan sebagai pandemi di seluruh dunia. Pemerintah dinilai lamban dalam mengatasi
ini. Lambatnya keputusan yang diambil oleh pemerintah adalah salah satu buktinya.

Pemerintah akhirnya baru megeluarkan kebijakan dalam mengatasi covid-19, yaitu


dengan cara melakukan tes acak atau massal Keputusan itu disampaikan presiden kala
memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan laporan tim Gugus Tugas Covid-19 melalui
video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.
Selain itu, presiden juga memerintahkan agar disiapkan rumah sakit darurat dengan
memanfaatkan fasilitas non-medis seperti Wisma Atlet atau hotel-hotel milik BUMN. Keputusan
ini sekaligus menjawab desakan dari publik tentang perlunya pemerintah mengambil kebijakan.

4. Dampak kebijakan pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus Corona Covid 19 dalam
lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia.

Dalam bidang sosial, dampak yang dirasakan pada kebijakan pemerintah dalam
mengatasi penyebaran virus corona atau covid-19 adalah diberlakukannya kebijakan social
distancing. social distancing diartikan sebagai mengurangi aktivitas di luar rumah dan
menjauhi keramaian agar rantai penularan virus corona bisa terhenti. Selama melakukan social
distancing, bukan berarti orang-orang tidak bisa melakukan aktivitas rutin. Bekerja, belajar,
dan beribadah dapat dijalankan di rumah.

Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis dalam sektor ini Kurs rupiah ambles melawan dolar
Amerika Serikat (AS) pada tahun ini akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang memicu
ketidakpastian di pasar finansial global sehingga terjadi capital outflow yang besar dari dalam
negeri. Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan ekonomi nasional di tengah wabah
virus corona. Khususnya, indikator nilai tukar dan inflasi dalam sepekan ini. Mengutip laman BI,
Jumat (20/3/2020), dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 15.900 pada Kamis
(19/3). Kemudian, pagi ini dibuka stabil di level Rp 15.850.

Dalam bidang budaya, terjadi perilaku yg kurang baik yaitu adanya perilaku panic
buying. Panic buying adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi
suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan
harga. Pengusaha ritel di dalam negeri mengakui setidaknya sudah ada 3 kali aksi panic
buying konsumen di toko-toko ritel karena kepanikan corona. Peritel mengimbau, konsumen tak
perlu belanja berlebihan karena stok peritel sangat aman.
Penutup

Kesimpulan

Dalam sistem politik Indonesia terdapat batas-batas lingkungan intrasocietal yaitu terdiri
atas lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan sistem politik, tetapi masih dalam
masyarakat yang sama. Lingkungan intrasocietal terdiri atas lingkungan ekologis (fisik,
nonmanusia). Contoh lingkungan ini adalah kondisi geografis wilayah yang didominasi,
misalnya oleh pegunungan, maritim, padang pasir, iklim tropis ataupun dingin. Dan lingkungan
ekstrasocietal yaitu bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan sistem
politik dan masyarakat tempat sistem politik berada. Lingkungan extrasocietal terdiri atas sistem
sosial internasional, contohnya yang baru-baru ini yaitu virus corona. Kedua faktor ini
mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan

Indonesia sendiri telah mengambil langkah tegas dalam menangani virus corona yaitu
dengan melakukan metode tes acak dan massal sebagai metode untuk mengendalikan
penyebaran COVID-19. Presiden juga memerintahkan agar disiapkan rumah sakit darurat dengan
memanfaatkan fasilitas non-medis seperti Wisma Atlet atau hotel-hotel milik BUMN. Selain itu
pemerintah juga menghimbau untuk mengurangi kegiatan diluar rumah dan juga
diberlakukannya social distancing.

Kebijakan ini juga berdampak pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
Indonesia. Dalam bidang sosial, dampak yang dirasakan adalah adanya kebijakan social
distancing.Selama melakukan social distancing, bukan berarti orang-orang tidak bisa melakukan
aktivitas rutin. Bekerja, belajar, dan beribadah dapat dijalankan di rumah.

Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis dalam sektor ini Kurs rupiah ambles melawan dolar
Amerika Serikat (AS) pada tahun ini akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang memicu
ketidakpastian di pasar finansial global sehingga terjadi capital outflow yang besar dari dalam
negeri. Bank Indonesia (BI) terus memantau perkembangan ekonomi nasional di tengah wabah
virus corona. Khususnya, indikator nilai tukar dan inflasi dalam sepekan ini. Mengutip laman BI,
Jumat (20/3/2020), dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di Rp 15.900 pada Kamis
(19/3). Kemudian, pagi ini dibuka stabil di level Rp 15.850.

Dalam bidang budaya, terjadi perilaku yg kurang baik yaitu adanya perilaku panic
buying. Panic buying adalah tindakan membeli barang dalam jumlah besar untuk mengantisipasi
suatu bencana, setelah bencana terjadi, atau untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan
harga. Pengusaha ritel di dalam negeri mengakui setidaknya sudah ada 3 kali aksi panic
buying konsumen di toko-toko ritel karena kepanikan corona. Peritel mengimbau, konsumen tak
perlu belanja berlebihan karena stok peritel sangat aman.
Daftar Pustaka

Anggara, Sahya. 2013. Sistem Politik Indonesia.Bandung: CV Pustaka Setia.

Marijan, Kacung. 2012. Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru.
Jakarta: Kencana Prenada Media

Rohaniah, Yoyoh. 2017. Sistem Politik Indonesia (Menjelajahi Teori & Praktik). Jakarta: Intrans

https://www.liputan6.com/news/read/4200694/who-tetapkan-pandemi-isyarat-corona-serang-siapa-pun-
dan-negara-mana-pun

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200319161323-17-146196/rupiah-terlemah-sejak-krisis-1998-
plus-terlemah-di-asia

https://news.detik.com/berita/d-4948016/cara-tepat-social-distancing-biar-penderita-covid-19-tak-makin-
banyak

Anda mungkin juga menyukai