Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian produk
· Produk ialah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau
perusahaan yang nantinya akan dijual kepada konsumen yang membutuhkan.
Sebagian besar pendapatan suatu perusahaan berasal dari produk yang dijualnya kepada
para konsumen, konsumen akan membeli produk tersebut untuk keperluannya sehari-
hari, maupun untuk memenuhi kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang
berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang harganya relatif murah tapi
memiliki kualitas yang baik.
· Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen
· Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata
maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan
merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya
· pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli
2. Tingkatan produk

· Produk Utama (Core Benefit); yaitu produk yang memiliki manfaat yang
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh konsumen.
· Produk Generic; yaitu produk yang memenuhi fungsi produk paling dasar
sehingga dapat bermanfaat bagi konsumen.
· Produk Harapan (Expected Product); yaitu suatu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dimana kondisinya secara normal diharapkan dan
disepakati untuk dibeli.
· Produk Pelengkap (Augmented Product); yaitu atribut pada produk dengan
beragam manfaat dan layanan sehingga dapat menambah kepuasan dan dapat dibedakan
dengan produk lain.
· Produk Potensial; yaitu semua jenis tambahan atau perubahan yang mungkin
dikembangkan pada suatu produk di masa yang akan datang.
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product,
expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima
tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari
suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-
atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat
membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang
membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk
yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this
product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan
perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

3. Klasifikasi berdasarkan wujud


· Barang adalah semua produk yang wujudnya fisik, dapat dilihat, diraba, disentuh,
dirasa, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Contoh barang; makanan, minuman,
aksesoris, dan lain sebagainya.
· Jasa adalah semua aktivitas yang memberikan manfaat dan kepuasan kepada
konsumen. Contoh jasa; jasa pijat, jasa makeup, jasa penginapan, jasa konsultasi, dan
lain sebagainya.
Klasifikasi berdasarkan aspek daya tahan
· Barang Tidak Tahan Lama (Non-durable Goods); yaitu semua barang yang
memiliki wujud yang dapat habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contoh; sabun mandi, sabun cuci, shampo, pasta gigi, dan lain sebagainya.
· Barang Tahan Lama (Durable Goods); yaitu semua barang yang memiliki
wujud yang dapat bertahan lama meskipun digunakan berulang kali. Contoh; televisi,
kulkas, lemari, meja, dan lain sebagainya.

Klasifikasi berdasarkan tujuan konsumsi

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)


Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa
melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan
lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk
kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering
dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum
(sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
beras, tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga,
pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik
dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan
sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah
diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya
asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

4. 4 klasifikasi barag konsumen


· Produk Kebutuhan Sehari-hari (Convenience Goods); yaitu produk yang
sangat diperlukan dan mudah habis jika digunakan sehingga sering dibeli oleh
konsumen. Beberapa contohnya; bahan makanan, minuman, sabun mandi, sabun cuci,
dan lain sebagainya.
· Produk Belanjaan (Shooping Goods); yaitu produk yang dibeli dengan cara
membandingkan antara satu produk dengan produk lainnya yang sejenis, bagi dari sisi
harga, kualitas, spesifikasi, dan kualitasnya. Beberapa contoh yang termasuk dalam
produk belanjaan diantaranya; televisi, smartphone, sepatu, laptop, dan lain sebagainya.
· Produk Khusus (Specialty Goods); yaitu produk yang memiliki karakteristik
khusus yang memiliki kesan mewah dan istimewa, dimana sekelompok konsumen
bersedia membayar dengan harga tinggi untuk mendapatkan produk tersebut. Beberapa
contohnya; mobil mewah, perhiasan, smartphone mewah, atau produk limited edition.
· Unsought Goods; yaitu produk yang tidak diketahui oleh konsumen, dan bahkan
jika diketahui oleh konsumen, mereka belum tentu tertarik untuk membelinya. Beberapa
contohnya; peti mati, batu nisan, tanah pemakaman, dan lain-lain.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu
perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan
penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk
dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a
product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision,
ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut
produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk


Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek
dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat
dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi,
dan Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya
kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan
dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior
seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil
tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran
as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini
mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik,
model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

5. Pengerian dan perbedaan barag dan jasa


· Barang adalah semua produk yang wujudnya fisik, dapat dilihat, diraba, disentuh,
dirasa, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Contoh barang; makanan, minuman,
aksesoris, dan lain sebagainya. Barang adalah produk konsumsi nyata, artikel,
komoditas yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan dengan imbalan uang
serta memiliki karakteristik fisik yaitu bentuk, penampilan, ukuran, berat dan lain-
lainnya. Barang mampu memuaskan keinginan manusia dengan memberikan utilitas
atau kegunaannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Barang atau Goods pada
dasarnya dapat dipakai sekali saja ataupun ada yang bisa dipakai untuk berulang kali.
· Jasa adalah semua aktivitas yang memberikan manfaat dan kepuasan kepada
konsumen. Contoh jasa; jasa pijat, jasa makeup, jasa penginapan, jasa konsultasi, dan
lain sebagainya. Jasa atau Layanan (Services) adalah produk ekonomi tidak berwujud
yang disediakan oleh seseorang atas permintaan orang lain. Dapat dikatakan bahwa
layanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Layanan hanya dapat
disampaikan pada saat tertentu dan tidak memiliki identitas fisik serta tidak dapat
dimiliki, layanan hanya dapat digunakan. Sebagai contoh, kita membeli tiket untuk
menonton film di bioskop A, ini tidak berarti kita membeli bioskop tersebut tetapi kita
hanya membayar harga layanan yang tersedia saja.

PERBEDAAN

1. Barang adalah komoditas atau produk yang siap dibeli oleh pelanggan dengan
harga tertentu, sedangkan Layanan (jasa) adalah manfaat atau fasilitas yang disediakan
oleh pihak lain.
2. Barang adalah sesuatu yang berwujud atau tanjibel (tangiable) yaitu sesuatu yang
dapat dilihat atau disentuh, sedangkan layanan (jasa) adalah produk yang tidak
berwujud (intangiable).
3. Ketika pelanggan membeli barang dengan harga tertentu, kepemilikan barang
tersebut akan berpindah tangan dari penjual ke pembeli. Sebaliknya, kepemilikan jasa
atau layanan tidak dapat dipindahtangankan.
4. Sulit untuk melakukan Evaluasi terhadap jasa atau layanan karena setiap penyedia
layanan memiliki pendekatan yang berbeda dalam melaksanakan layanan sehingga sulit
sulit untuk menilai layanan mana yang lebih baik. Sedangkan evaluasi terhadap barang
relatif lebih mudah untuk dilakukan.
5. Barang dapat dikembalikan ataupun ditukar apabila tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan. Namun layanan atau jasa tidak mungkin untuk dikembalikan atau ditukar
apabila telah disediakan.
6. Barang dapat disimpan untuk penggunaan di masa mendatang, tetapi layanan atau
jasa sangat terikat pada waktu dan tidak dapat disimpan sebagai persediaan.
7. Barang diproduksi terlebih dahulu kemudian diperdagangkan dan akhirnya
dikonsumsi. Sedangkan jasa atau layanan diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang
sama.
8. Barang dapat berpisah dengan alat produksinya setelah menjadi produk jadi,
sedangkan Layanan atau jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.

6. Barang normal,
Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan
bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang
tersebut memiliki elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas
barang tersebut.
7. barang inferior
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan
peningkatan pendapatanmasyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit.
Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut
akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang
tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal
lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal
8. barang giffen
Salah satu barang yang bertentangan dengan hukum permintaan, semakin tinggi harga
barang giffen, jumlah yang diminta akan semakin tinggipula. Sebaliknya jika harga barang
giffen rendah, permintaannya akan turun. Contoh dari barang jenis ini adalah makanan
pokok berkualitas rendah ( Staple food ) seperti singkong, gaplek, dan sebagainya.
Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang membuat konsumen tidak
mampu membeli barang yang lebih berkualitas. Barang Giffen adalah barang yang apabila
harganya turun justru permintaannya ikut turun dan naiknya harga barang giffen justru
menaikkan jumlah barang yang diminta. Contoh barang giffen adalah Pakaian yang dijual
oleh penjual pakaian bekas, apabila harga pakaian bekas tersebut rendah/ turun permintaan
akan barang tersebut turun juga karena asumsi di masyarakat dengan harga yang rendah
berarti mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya apabila harganya naik/ tinggi
berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga tinggi / baik sehingga permintaan dari
konsumen juga tinggi.
9. Barang substitusi
Barang substitusi adalah pemuas kebutuhan manusia yang dapat saling menggantikan
fungsi dan kegunaannya secara sempurna. Pada barang substitusi pastinya setiap orang
cenderung tidak menggunakan nya secara bersamaan (meskipun beberapa diantaranya
memungkinkan). Sebagai contoh Nasi yang bisa dikonsumsi bersamaan dengan jagung,
danging dengan ikan, sedangkan keduanya adalah barang substitusi. Akan tetapi sebagian
barang substitusi tidak bisa digunakan secara bersamaan, contohnya sepeda dengan motor,
solar dengan bensin.

10. Barang komplementer


Barang komplementer adalah barang yang penggunaannya terkait dengan penggunaan
barang lainnya atau berpasangan. Dua barang (A dan B) saling melengkapi jika penggunaan
barang A membutuhkan barang B. Karena ada keterkaitannya maka kita berasumsi jika
barang itu saling ketergantungan antara barang satu dengan yang lain. Sehingga kebutuhan
akan barang komplementer akan saling terkait dan penggunaannya akan memperngaruhi
tinggi rendahnya permintaan barang di pasar. Biasanya, barang komplementer memiliki nilai
yang lebih kecil atau tidak sama dengan barang yang kita pakai. tetapi ketika
dikombinasikan dengan barang lain, maka akan menambah nilai keseluruhan dari
penawaran.
Misalnya, untuk satu barang (printer) pasti membutuhkan permintaan untuk barang lain
(kartrid tinta). Jika harga satu barang turun dan orang membeli lebih barang banyak, mereka
biasanya juga akan membeli lebih banyak barang pelengkap. Demikian pula, jika harga satu
barang naik dan permintaannya berkurang, itu juga dapat mengurangi permintaan untuk
barang berpasangan atau komplementer.
Sebagai barang komplementer tentunya memiliki pasangan agar bisa dimanfaatkan secara
maksimal. Sehingga memberikan kepuasan kepada orang yang memilikinya. barang
komplementer tidak bisa berfungsi sendiri dia harus memiliki barang lain agar bergungsi
secara baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai