Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP

PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA


WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN
SMK NEGERI 3 SEMARANG

Skripsi

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Nama : Desti Ratnawati
NIM : 5114980724
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

i
PENGESAHAN KELULUSAN

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP


PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA
WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN
SMK NEGERI 3 SEMARANG

Oleh:
Nama : Desti Ratnawati
Nim : 5114980724

Skripsi ini telah di pertanggung jawabkan di hadapan sidang Dewan Penguji


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin
Tanggal : 11 April 2005

Dewan Penguji

Pembimbing I Anggota Dewan Penguji

Drs. Maryono Dra. Sri Handayani, M.Pd


NIP. 130 515 754 NIP. 131 961 217

Pembimbing II

Drs. Sumiyadi, M.T


NIP. 131 287 400

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana.

Tanggal,

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof.Dr. Soesanto Drs. Lshari, M.T


NIP.130 875 753 NIP.131 471 402

ii
ABSTRAKSI

Desti Ratnawati, 2005, “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap


Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III
Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang”, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang


bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang terampil dan
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sulitnya
mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya
mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Dengan berwiraswasta dapat
membuka lapangan keja sendiri bahkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga
dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dalam hal ini peranan orang tua berupa
perhatian sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan manusia wiraswasta, sehingga
anak dapat memiliki prestasi dan mampu menghadapi permasalahan hidup di
masa mendatang.
Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah perhatian orang tua
berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta; (2) Apakah perhatian orang tua
berpengaruh dalam membina jiwa wiraswasta siswa SMK Negeri 3 Semarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui adanya pengaruh
perhatian orang tua dalam menunjang pengetahuan wiraswasta; (2) Untuk
mengetahui adanya perhatian orang tua dalam membina jiwa wiraswasta.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III jurusan bangunan
SMK Negeri 3 Semarang yang jumlahnya 80 siswa. Sampel penelitian ditentukan
dengan teknik acak penugasan, pengambilan sampel tidak dilakukan terhadap
siswa secara individu melainkan terhadap kelompok siswa. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu perhatian orang tua
dan variabel terikatnya yaitu pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa
wiraswasta siswa kelas III jurusan bengunan SMK Negeri 3 Semarang. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metodetest, kuesioner/angket dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
normalitas, uji linieritas dan analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perhatian orang tua
termasuk dalam kategoti sangat baik 28,57%, baik 69,64%, cukup baik 1,79%.
Untuk variabel pengetahuan wiraswasta kategori sangat baik 37,50%, baik
58,93%, cukup baik 3,57%. Untuk variabel pembinaan jiwa wiraswasta kategori
sangat baik 33,93%, baik 60,71%, cukup baik 5,36%. Berdasarkan hasil analisis
hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan wiraswasta diperoleh
hasil koefisien korelasinya sebesar 0,63 dan besarnya pengaruh perhatian orang
tua terhadap pengetahuan wiraswasta 39,73%, hubungan antara perhatian orang
tua dengan pembinaan jiwa wiraswasta diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar
0,58 dan besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa
wiraswasta sebesar 33,26%.
Diakhir penelitian disarankan: (1) Orang tua hendaknya lebih
meningkatkan perhatiannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat

iii
mendukung daya kreatifitas anak dalam rangka menggali bakatnya sehingga
mereka dapat memiliki kompetensi pada bidang tertentu yang akan bermanfaat
bagi kehidupannya pada masa yang akan datang setelah mereka lulus dari bangku
pendidikan dan memasuki dunia kerja; (2) Untuk penelitian lain yang sejenis
hendaknya menjadi hasil penelitian ini sebagai bahan referensi dan menggunakan
variabel serta populasi yang lebih luas.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Dimanapun dan kapanpun saya berada, saya harus berbuat lebih baik

(Steven R. Cevey)

sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, apabila kaum itu tidak

merubahnya sendiri.

(Qs. Ar.Ro`du : 11)

PERSEMBAHAN :

1. Bapak, Ibu, Kakak serta Adikku yang

telah banyak memberi dorongan.

2. Spesial kuberikan pada kekasihku yang

telah membantu tersaikannya skripsi ini.

3. Teman-temanku yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Almamaterku tercinta .

v
KATA PENGANTAR

Besar rasa syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

ridho dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari tidak ada satupun pekerjaan yang dapat terselesaikan

sendiri dalam arti yang sebenarnya. Tentu saja berkat bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini,

untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Arie Tri Soegito SH, MM selaku Rektor UNNES

2. Bapak Prof. Dr.Soesanto selaku Dekan Fakultas Teknik

3. Bapak Drs. Lashari MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil.

4. Bapak Drs. Maryono selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs Sumiyadi MT selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dra. Sri Handayani M.Pd selaku dosen penguji yang telah menguji dan

memberi masukan.

7. Bapak Drs. H. Bambang Suharjono MT selaku Kepala Sekolah SMK Negeri

3 Semrang yang telah memberikan ijin dan fasilitas sehingga peneliti dapat

melakukan penelitian.

vi
8. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 3 Semarang yang telah

membantu peneliti selama melakukan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang yang telah bersedia dengan

sepenuh hati menjadi sampel dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari

para pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 2005

Peneliti

vii
DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL ......................................................... ............................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................ ............................. ii

ABSTRAKSI..................................................................... ............................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................... ............................. v

KATA PENGANTAR ....................................................... ............................. vi

DAFTAR ISI ..................................................................... ............................. viii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................... ............................. x

DAFTAR TABEL ............................................................. ............................. xi

BAB I PENDAHULUAN................................................ ............................. 1

A.....................................................................Alasan Pemilihan

Judul......................................................... ............................. 1

B. ....................................................................Pemasalahan .........

C. ....................................................................Tujuan Penelitian ..

D.....................................................................Manfaat Penelitian

E. ....................................................................Penegasan Istilah ..

F. ....................................................................Sistematika Skripsi

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS.............. ............................. 9

A. Landasan Teori............................................... ............................. 9

1. Pengertian Perhatian .................................... ............................ 9

2. Pengetahuan Wiraswasta........................................................... 15

viii
3. Membina Jiwa Wiraswasta ....................................................... 18

4. Perhatian Orang Tua Menunjang Pengetahuan dan Membina

Jiwa Wiraswasta. ...................................................................... 25

B. Kerangka Berfikir......................................................................... 29

C. Rumusan Hipotesis ....................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32

A.................................................................................................Pop

ulasi Dan Sampel Penelitian ......................................................... 32

B. ................................................................................................Var

iabel Penelitian ............................................................................. 33

C. ................................................................................................Me

tode Pengumpulan Data...................................................................... 33

D.................................................................................................Uji

Coba Instrumen .................................................................................. 35

E. ................................................................................................Me

tode Analisis Data .............................................................................. 37

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 43

A.................................................................................................Des

kriptif Data Hasil Penelitian.......................................................... 43

1. Deskriptif Data Hasil Penelitian .............................................. 43

2. Uji Prasyarat Analisis Regresi................................................. 44

3. Pengujian Hipotesis ................................................................ 46

B. ................................................................................................Pe

mbahasan Hasil Penelitian. .......................................................... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 52

A.................................................................................................Si

mpulan ............................................................................................... 52

B. Saran ............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Kesiapan Kerja

Lampiran 2 :Instrumen Penelitian Untuk Pengamat Lembar Observasi

x
Lampiran 3 :Instrumen Angket Penelitian Aspek Pengetahuan

Lampiran 4 :Uji Coba Angket Status Sosial Ekonomi

Lampiran 5 :Perhitungan Validitas Angket Status Sosial Ekonomi

Lampiran 6 :Perhitungan Reabilitas Angket Status Sosial Ekonomi

Lampiran 7 :Uji coba Angket Kesiapan Kerja

Lampiran 8 :Perhitungan Validitas Angket Kesiapan Kerja

Lampiran 9 :Perhitungan Reliabilitas Angket Kesiapan Kerja

Lampiran 10 :Data Hasil Penelitian

Lampiran 11 :Deskriptif Hasil Penelitian

Lampiran 12 :Uji Normalitas Status Sosial Ekonomi

Lampiran 13 :Uji Normalitas Prestasi Belajar

Lampiran 14 :Uji Normalitas Kesiapan Kerja

Lampiran 15 :Analisis Regresi Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kesiapan

Kerja

Lampiran 16 :Analisis Regresi Antara Prestasi Belajar Dengan Kesiapan Kerja

Lampiran 17 :Tabel Persiapan Analisis Regresi

Lampiran 18 :Analisis Regresi Ganda

DAFTAR TABEL

xi
Tabel

3.1. Analisis Varians Untuk Regresi................................................................ 39

................................................................................................Dis

tribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua ...................................... 43

4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wiraswasta.......................................... 43

4.3. Distribusi Frekuensi Pembinaan Jiwa Wiraswasta .................................... 44

4.4. Hasil Uji Normalitas Data. ...................................................................... 45

4.5. Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ............................................................ 46

xii
SURAT KETERANGAN

Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini :


Nama : Desti Ratnawati
Nim : 5114980724
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan S1

Telah selesai melaksanakan bimbingan skripsi dengan judul “Pengaruh


Perhatian Orang Tua Terhadap Pengetahuan Wiraswasta Dan Pembinaan
Jiwa Wiraswasta Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3
Semarang” dan siap untuk di ujikan.
Demikian surat keterangan ini semoga dapat digunakan. Apabila ada
kesalahan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Semarang, Juni 2004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Maryono Drs. Sumiyadi MT


NIP. 131.571.560 NIP. 130 515 796

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

Alasan Pemilihan Judul

Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini

negara Indonesia memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang

berkualitas dapat diupayakan melalui jalur pendidikan menengah kejuruan,

karena pendidikan menengah kejuruan berfungsi menyediakan tenaga

terampil, terlatih dan terdidik. Pendidikan berperan langsung terhadap

penyediaan tenaga kerja terampil dan terdidik yang berkualitas.

SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan

menyiapkan peserta didik menjadi tenga kerja yang terampil dan

mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan setelah menyelesaikan pendidikannya

diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh dan mampu

mengembangkan diri di dalam usaha.

Tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas pencipta

lapangan kerja tampaknya masih sulit dicapai. Hal semacam itu bisa dilihat

dari kenyataan bahwa pada umumnya lulusan SMK masih banyak yang belum

mendapatkan kesempatan bekerja, karena mencari pekerjaan yang sesuai

dengan pendidikan yang diperoleh atau ingin bekerja pada perusahan besar

sehingga menjamin kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan

pekerjaan lain. Sedangkan untuk menjamin kelangsungan hidup tidak harus

xiv
dengan bekerja pada perusahaan namun dengan modal sendiri dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan berwiraswasta dapat juga

menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keinginan dan juga keahlian yang

dimiliki.

Menurut Kartini Kartono, (1991:22-29), faktor-faktor yang menentukan

keberhasilan kerja digolongkan menjadi dua yaitu: (1) faktor intern

(dari dalam diri individu) meliputi kecerdasan, ketrampilan,

kecakapan, bakat dan minat, kemampuan, motivasi, kesehatan,

kebutuhan psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan kerja; (2)

faktor ekstern (dari luar individu) meliputi lingkungan kerja dan

lingkungan tempat kerja. Sedangkan menurut Wasty Soemanto

(1984:44), kepribadian berwiraswasta dalam hal ini adalah

semangat jiwa wiraswasta yang kuat, optimis yang tinggi membuat

seseorang penuh kreatifitas, tekun, ulet dalam melakukan segala

kegiatan yang berkaitan dalam usahanya dan merupakan tenaga

pendorong pada diri seseorang untuk maju dan berkembang.

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa sulitnya mencari pekerjaan

membuat mereka harus bersaing dengan pencari kerja yang lain, sehingga

menambah jumlah penggangguran. Untuk mengatasi hal tersebut para siswa

dibekali dengan pengetahuan wiraswasta di sekolah melalui mata pelajaran

kewirausahaan, sedangkan untuk menanamkan jiwa wiraswasta salah satu

melalui perhatian orang tua. Orang tua dapat mengarahkan dan membimbing

xv
sehingga siswa dapat mencipatakan lapangan kerja sendiri tanpa bergantung

pada perusahaan besar.

Penelitian ini dilakukan pada SMK Negeri 3 Semarang karena peneliti

pernah melakukan observasi melalui PPL, jadi secara tidak langsung peneliti

sudah cukup mengenal lingkungan dan kegiatan siswa sehingga lebih

memudahkan melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil penelitian dan hasil

nilai rata-rata mata diklat kewirausahaan, secara umum para siswa

mendapatkan hasil nilai yang cukup baik. Dengan adanya mata diklat

kewirausahaan yang telah dikuasai, para siswa dapat membekali dirinya untuk

dapat berwiraswasta dengan baik karena telah memiliki pengetahuan

wiraswasta secara teoritis. Dengan demikian para siswa lebih meningkatkan

pengetahuan tentang kewiraswastaan agar dalam berwiraswasta nantinya akan

mendapat hasil yang optimal sesuai dengan keinginanya.

Untuk mengetahui benar tidaknya perhatian orang tua berpengaruh dalam

terhadap pengetahuan wiraswasta siswa sekaligus berpengaruh

dalam membina jiwa wiraswasta siswa SMK Negeri 3 Semarang,

maka dalam penelitian ini diambil judul sebagai berikut:

“PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP

PENGETAHUAN WIRASWASTA DAN PEMBINAAN JIWA

WIRASWASTA SISWA KELAS III JURUSAN BANGUNAN

SMK NEGERI 3 SEMARANG”.

xvi
Permasalahan

Bertolak dari latar belakang diatas faktor-faktor perhatian orang tua,

pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa, timbul suatu

permasalahan yaitu:

Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

Apakah perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam menunjang

pengetahuan wiraswasta

Untuk mengetahui adanya pengaruh perhatian orang tua dalam membina jiwa

wiraswasta.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

Manfaat Teoritik

Mendukung konsep hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan


wiraswasta dalam membina jiwa wiraswasta.

Manfaat Praktis

xvii
Pihak Sekolah

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam melakukan

perencanaan proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan jiwa

wiraswasta siswa kelas III jurusan bangunan di SMK Negeri 3

Semarang.

Pihak Siswa

Diharapkan dapat memberikan masukan kapada siswa agar tergugah minat

berwiraswasta siswa lulusan SMK Negeri 3 Semarang.

Pihak Peneliti

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon

pendidik agar lebih memperhatikan kesiapan siswa memasuki dunia kerja

dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja tingkat menengah.

Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran berkaitan dengan penelitian ini,

diperlukan adanya penegasan istilah dan pembatasan masalah

sebagai berikut:

Pengaruh

Pengaruh berarti daya yang timbul dari sesuatu (orang, benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:595)

Perhatian Orang Tua

xviii
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap sesuatu obyek

atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu

aktivitas/pengalaman batin. (Dimyati Mahmud, 1990:9). Orang tua yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang bertanggung

jawab atas keberhasilan siswa, baik orang tua siswa, wali atau orang tua

asuh.

Jadi perhatian orang tua berarti pemusatan atau konsentrasi yang

diberikan oleh orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap suatu

obyek yaitu siswa.

Pengetahuan Wiraswasta

Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu

obyek termasuk kedalaman adalah ilmunya. (Jujun S.Suriasumantri,

1982:104).

Wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan

keteladan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan

sendiri. (Soesarsono Wijandi, 1987:23).

Jadi pengetahuan wiraswasta berarti ilmu tentang sifat keberanian,

keutamaan dan keteladan dalam mengambil resiko dengan kemampuan

sendiri.

Jiwa Wiraswasta

Jiwa wiraswasta dalam hal ini berarti kepribadian wiraswasta.

Jiwa adalah orang utama yang menjadi tenaga dan semangat. (Tim

Penyusum KBBI, 1989:364). Kepribadian menurut W.J.S.

xix
Poerwadarminto (1989:38) adalah manusia sebagai sumber perorangan

dan keseluruhan yang merupakan watak.

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan, dan kepercayaan

dalam memenuhi dan memecahkan masalah hidup dengan kekuatan

sendiri. (Wasty Soemanto, 1984:43).

Jiwa wiraswasta yang dimaksud adalah kepribadian seseorang

untuk berani mengambil resiko untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan

kemampuan diri sendiri.

Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK Negeri 3 Semarang

Obyek penelitian adalah siswa kelas III yang masih aktif

mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa yang menjadi obyek penelitian

adalah jurusan bangunan yang terdiri dari jurusan Gambar (GB),

Konstruksi Bangunan I (KBI), Konstruksi Bangunan II (KBII) dan lokasi

penelitian di SMK Negeri 3 Semarang. Subyek dari penelitian akan

dimintai keterangan untuk memberikan informasi yang diperlukan melalui

angket, sehingga hasilnya akan merupakan bahan yang akan diolah

menjadi analisis statistik.

Jadi pengertian dari judul skripsi ini adalah suatu penelitian yang

bermaksud untuk mempelajari atau meneliti tentang adanya pengaruh

perhatian yang diberikan orang tua siswa, wali atau orang tua asuh

terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai bentuk perhubungan dan

perubahan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

latihan sekaligus terhadap usaha membina watak keberanian, keutamaan

xx
dan kepercayaan manusia dalam memenuhi dan memecahkan masalah

hidup dengan kekuatan sendiri, pada siswa SMK Negeri 3 Semarang.

Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir dari skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi tentang

halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar

lampiran. Bagian inti skripsi, terdiri dari lima bab:

Bab I : Pendahuluan terdiri atas alasan pemilihan judul, permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan

sistematika skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis. Bab ini memuat teori tentang

perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta, membina jiwa

wiraswasta, kerangka berfikir dan perumusan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian, berisi tentang populasi, penentuan sampel,

variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis

data yang digunakan.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan,

BabV : Penutup berisi simpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran

yang menunjang dalam penulisan skripsi.

xxi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

KAJIAN PUSTAKA

Perhatian Orang Tua

Pengertian Perhatian

Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam

bukunya Psikologi Belajar menuliskan bahwa perhatian adalah

pemusatan psikis yang tertuju pada suatu obyek. (Tim Pengembangan

MKDK IKIP Semarang, 1997:71)

Menurut Dimyati Mahmud, perhatian adalah pemusatan

tenaga psikis terhadap suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai aktivitas/ pengalaman batin. (Dimyati Mahmud,

1990:9)

Berdasarkan definisi tersebut diatas , dapat disimpulkan bahwa

adanya perhatian selalu disertai oleh aktivitas psikis yaitu kesadaran

dan perlu adanya obyek yang diperhatikan, yaiu siswa.

Macam-macam Perhatian

Menurut Dimyati Mahmud, (1990:10), perhatian dibedakan

menjadi beberapa kriteria antara lain:

1. Atas dasar intesitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai suatu aktivitas/pengalaman batin.

Perhatian ini dibedakan menjadi dua:

xxii
Perhatian intensif adalah perhatian yang betul-betul tercurah pada

obyek

Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang sepenuhnya

tercurah pada suatu obyek

Atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi dua:

Perhatian spontan atau perhatian sengaja yaitu perhatian yang

timbul tanpa direncanakan, tetapi begitu saja secara tiba-tiba.

Perhatian reflektif atau perhatian disengaja yaitu perhatian yang

timbulnya memang disengaja.

Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi

dua:

Perhatian distributif atau perhatian memncaar adalah perhatian

yang padaa suatu saat dapat tertuju pada macam-macam

obyek.

Perhatian konsentratif atau perhatian terpusat adalah perhatian

yang pada suatu saat hanya tertuju pada obyek yang sangat

terbatas.

Melihat besarnya fungsi pendidikan di lingkungan keluarga,

maka perhatian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat

dilakukan adalah:

 Perhatian intensif, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian

intensif akan lebih terarah.

xxiii
 Perhatian yang disengaja (reflektif), karena kesengajaan dalam

kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.

 Perhatian spontan, karena perhatian spontan cenderung dapat

berlangsung lebih lama.

Pada umumnya sebagaian rang tua selalu memberikan

perhatian pada anak-anaknya dengan caranya masin-masing, namun

adakalanya perhatian orang tua menjadi berkurang dikarenakan

aktifitas sehari-hari yang dilakukan. Meskipun demikian hendaknya

orang tua tetap berusaha memberikan perhatiannya karena perhatian

tersebut dapat mengarahkan perilaku positif pada anaknya serta dapat

mencegah perilaku negatif.

Maka perhatian orang tua dalam hal ini di tujukan pada

kesanggupan orang tua untuk selalu memberikan dan mengarahkan

anaknya agar berhasil dalam belajar dan memiliki potensi untuk

mengatasi permasalahan hidup di masa mendatang.

c. Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan Wiraswasta

Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama

dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia

dilahirkan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti dan ketrampilan tiap-tiap

manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan

xxiv
digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan

selanjutnya disekolah.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap

pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi

pekerti, latihan ketrampilan dan pendidikan kesosialan seperti tolong

menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, mejaga

kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya. Dalam

rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan orang tua terutama

dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan

minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Orang tua mempunyai

peranan penting dalam mempersiapkan anak-anak untuk mencapai

masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga, serta orang lain.

Orang tualah yang mula-mula bertanggung jawab atas pendidikan

anak-anak. Orang tua dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi pola

tingkah laku serta perkembangan pribadi anak-anak. Sayang sekali

karena terdorong oleh rasa kasih sayang serta idaman masa depan bagi

anak-anak, banyak orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka

secara keliru.

Kekeliruan orang tua dalam memperlakukan anak-anak dapat

dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan para orang tua

mengenai jiwa anak serta perkembangan anak sesuai dengan

keinginan-keinginan mereka dan kurang memberi kesempatan kepada

anak-anak untuk belajar sendiri dan berkembang menurut sifat kodrati

xxv
anak. Dilain pihak, banyak pula orang tua yang cenderung suka

memanjakan anak tanpa memikirkan akibat dari perlakuan semacam

itu.

Setiap tindakan orang tua seperti dikemukakan di atas dapat

memupuk sifat ketergantungan pada anak-anak. Sifat ketergantungan

ini dapat menghambat atau mengurangi inisiatif, kreatifitas serta

perkembangan pribadi anak-anak. Sebenarnya perlakuan orang tua

semacam itu akan merugikan kehidupan anak-anak di masa

mendatang. Anak-anak menjadi canggung dalam setiap menghadapi

situasi baru dalam hidup mereka, baik di dalam pergaulan antar

kawan, situasi pekerjaan, maupun dalam rumah tangga.

Setiap perlakuan orang tua terhadap anak-anak berhubungan

dengan beberapa faktor, antara lain: latar belakang pendidikan orang

tua, latar belakang sosial ekonomi orang tua, pandangan orang tua

mengenai pendidikan anak, serta faktor-faktor lain diluar keluarga

misalnya perubahan pola-pola kehidupan masyarakat, perubahan dunia

kerja, pertumbuhan ekonomi nasional dan lain-lain.

Terlepas dari latar belakang apakah yang mendorong orang tua

untuk memberi perlakuan-perlakuan tertentu bagi anak-anak, secara

umum dapat dikaitkan bahwa kemampuan orang tua dalam mendidik

anak adalah terbatas. Dalam batas-batas tertentu, orang tua masih

dapat diharapkan peranan dan kemampuannya untuk membelajarkan

anak.

xxvi
Orang tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi

anak di masa mendatang. Peranan orang tua untuk mendidik anak

wiraswasta diperlukan hingga anak yang dididik itu mampu berdiri

sendiri, dalam hal ini jiwa kewiraswastaan. Agar anak memperoleh

bekal pribadi yang lebih kuat untuk mampu berwiraswasta maka orang

tua hendaknya mengajar dan membimbing anak dalam hal: memahami

pentingnya wiraswasta dalam memajukan kehidupanpribadi, keluarga,

bangsa dan negara, memahami keluarga/rumah tangga sebagai suatu

lembaga ekonomi (perusahaan mini). Mengenal bidang dan jenis

kegiatan wiraswasta, melaksanakan pekerjaan dalam usaha

wiraswasta, dalam setiap kegiatan kerja orang tua memberi motivasi

dan bimbingan untuk memperkuat pribadi atau sikap mental

wiraswasta.

Sikap yang menghambat terwujudnya manusia wiraswasta

antara lain:

1. Sikap orang tua yang cenderung memanjakan anak.Dengan

landasan rasa kasih sayang,orang tua kadang lupa atau tidak

menyadari adanya kemungkinan yang kurang menguntungkan

pada diri anak-anaknya.

2. Sikap otoriter orang tua dalam memimpin atau membimbing anak

juga dapat berakibat kurang menguntungkan bagi perkembangan

pribadi anak. Orang tua yang bersikap otoriter cenderung suka

xxvii
memperlakukan anak-anak dalambentuk kekerasan,paksaan dan

ancaman.

3. Sikap masa bodoh,orang tua cenderung membiarkan segenap

tingkah laku anak tanpa pengawasan dan bimbingan.lingkungan

anakdapat menolong atau merusak perkembangannya. Anak yang

lepas dari pengawasan orang tua akan cenderung menjadi agresif

dalam keinginan maupun tingkah laku.

2. Pengetahuan Wiraswasta

Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita

ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu.

Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh

manusia disamping berbagai pengetahuan. (Jujun S. Suriasumantri,

1982:104).

Pengetahuan adalah keseluruhan keterangan dan ide-ide yang

terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan yang dibuat mengenai sesuatu

gejala / peristiwa baik yang bersifat alamiah,sosial maupun keorangan,

jadi pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi substantif

yang terkandung dalam ilmu.(Liang Gie, 1991:120)

Menurut Liang Gie, (1991:121), pengetahuan merupakan

kumpulan fakta-fakta, nilai-nilai, keterangan dan sebagainya yang

diperoleh manusia melalui penelahan ilham atau pengalaman.

Pengetahuan yang diberikan secara teori dalam proses belajar mengajar,

xxviii
yaitu kegiatan pembelajaran dengan pemberian teori-teori dari buku-buku.

Pengetahuan yang diberikan secara teori akam menghasilkan produk

kemempuan teori, pengetahuan yang diberikan melalui praktek akan

memberikan pengalaman (empirik) yang bersifat praktis, sehingga dapat

memberikan kemampuan praktik

Menurut filsuf George Klubertanz dalam buku “Pengantar Ilmu

Filsafat” karangan Liang Gie, (1991:123) membagi pengetahuan menjadi

tiga:

1. Pengetahuan langsung, sehari-hari yang dimiliki seseorang

berdasarkan pengenalannya terhadap obyek-obyek pengalaman seperti

misalnya makanan, cuaca, pakaian, orang, hewan, dan mesin.

2. Pengetahuan kemanusiaan (Humanistic Knowledge), yang diperoleh

seseorang karena mempelajari sajak, drama dan keterangan lainnya

yang melukiskan sifat dasar manusia atau mengacu pada kepribadian

manusia seutuhnya.

3. pengetahuan ilmiah (Scientific Knowlegde), yang disusun berdasarkan

asas-asas yang cocok dengan pokok soalnya dan dapat membuktikan

kesimpulan-kesimpulannya.

Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk pada

fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa ilmu bukanlah fakta-

fakta. Pernyataan yang lebih tepat ialah bahwa ilmu senantiasa

berdasarkan fakta-fakta. Fakta-fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah.

Dari pengamatan itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai

xxix
data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai keterangan (seringkali

yang bisa menunjukkan pengukuran) yang dipandang relevan bagi suatu

penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan yang ditentukan

secara rinci.

Wiraswasta adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan

dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup

dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemanto,1984:43).

Wiraswasta adalah suatu kepribadian unggul yang mencerminkan

budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar

kemampuan sendiri dapat menghasilkan suatu sumbangsih karya untuk

kemajuan yang berlandaskan kebenarann dan kebaikan. (Soesarsono

Wijandi, 1987:24).

Dari berbagai pengertian tersebut diatas,dapat disimpulkan bahwa

wiraswasta atau wirausahawan adalah pejuang kemajuan, mengutamakan

berkarya dalam bidang pekerjaan, baik di bidang pemerintahan ataupun

swasta, bersumber pada kemampuan sendiri, didorong oleh inisiatif untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga, lingkungan dan bangsa.

Berdasarkan pengertian wiraswasta tersebut, manusia wiraswasta

adalah orang yang memiliki potensi untuk berprestasi, ia senantiasa

memiliki motivasi yang besar untuk mampu berprestasi. Dalam kondisi

dan situasi begaimanapun manusia wiraswasta mampu menolong dirinya

sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya.

xxx
Jadi pengetahuan wiraswasta adalah keseluruhan dan ide-ide yang

terkandung dalam pernyataan wiraswasta, pada dasarnya keterangan

tentang keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi

kebutuhan hidup dengan kekuasaan yang ada pada diri sendiri.

Jadi seorang wiraswasta senantiasa memiliki motivasi yang besar

untuk maju berprestasi. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya manusia

wiraswasta mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya,

dan mampu mengatasi permasalahannya tanpa menunggu

pertolongan/bantuan dari siapapun.

3. Membina Jiwa Wiraswasta

Jiwa wiraswasta dalam hal ini berarti kepribadian kewiraswastaan.

Jiwa adalah orang utama yang menjadi tenaga kerja dan semangat yang

berasal dari dalam diri manusia.(KBBI, 1989:364). Kepribadian menurut

W.J.S. Poerwadarminto (1989:38) adalah keadaan manusia sebagai

sumber perorangan dan keseluruhan yang merupakan watak-watak orang.

Menurut Soesarsono Wijandi (1987:23), secara etimologi

wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari perpaduan kata

“swa” dan “sta”. Swa berarti sendiri dan sta berarti berdiri. Swasta dapat

diartikan berdiri di atas kaki sendiri atau berdiri atas kemampuan sendiri.

Wiraswasta dapat pula sebagai sifat-sifat keberanian, keutamaan

dan teladan dalam mengambil resiko berdasarkan kemampuan sendiri.

xxxi
Kewiraswastaan menekankan pada suatu keyakinan yang kuat atas

kekuatan yang ada pada diri sendiri. Wiraswasta senantiasa memiliki

motivasi yang besar untuk berprestasi. Kondisi dan situasi yang

bagaimanapun wiraswasta berusaha keras menolong dirinya sendiri dalam

menghadapi permasalahan hidup. Kemajuan dan kesuksesan hidup adalah

tujuan utamanya. Manusia wiraswasta berpwndapat bahwa kemajuan dan

kesuksesan hidup tidak datang dengan sendirinya melainkan harus

diperoleh melalui usaha dan bekerja keras dengan menggunakan kekuatan

yang ada pada diri sendiri.

Tingkat kemandirian/kemampuan untuk “berdiri sendiri” erat

hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang

berjiwa wiraswasta mempunyai kepercayaan diri yang relatif tinggi akan

mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu pekerjaan terutama dari segi

inisiatif dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya sendiri dari

masalah yang dihadapi.

a. Ciri-ciri manusia wiraswasta

Menurut Wasty Soemanto, 1984:45 manusia wiraswasta

adalah manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat dengan ciri-

ciri sebagai berikut:

1) Memiliki moral yang tinggi

2) Memiliki moral wiraswasta

3) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan

4) Memiliki ketrampilan wiaswasta

xxxii
Lebih lanjut seseorang yang berjiwa wiraswasta ini dijelaskan

secara singkat sebagai berikut:

1) Moral yang tinggi

Manusia yang bermoral tinggi memiliki enam sifat utama yaitu:

a) Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Kemerdekaan batin

c) Keutamaan

d) Kasih saying terhadap sesama manusia

e) Loyalitas hokum

f) Keadilan

2) Mental wiraswasta

Manusia yang mempunya mental wiraswasta memiliki

kekuatan mental yang membangun kepribadian yang kuat yaitu:

a) Berkemauan keras

b) Berkeyakinan kuat atas kekuatan sendiri, untuk itu

diperlukan:pengenalan diri, kepercayaan diri sendiri dan

pemahaman tujuan dan kebutuhan.

c) Kejujuran dan tanggung jawab, untuk ini diperlukan moral

yang tinggi, disiplin diri sendiri.

d) Ketahanan fisik dan mental diperlukan adanya: kesehatan

jasmani dan rohani, sesabaran dan ketabahan.

e) Ketekunan dan keuletan.

f) Pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

xxxiii
3) Kepekaan terhadap arti lingkungan

Manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta setidak-

tidaknya harus sessitif atau peka terhadap arti lingkungan bagi

kehidupannya yang meliputi: pengenalan terhadap arti lingkungan,

rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki, keinginan

yang besar untuk menggali dan mendayagunakan sumber-sumber

ekonomi lingkungan setempat dan kepandaian untuk menghargai

dan memanfaatkan waktu secara efektif.

4. Ketrampilan Wiraswasta

Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan

ketrampilan seperti yang dikemukakan di bawah ini:

a) Ketrampilan berfikir kreatif

b) Ketrampilan dalam pembuatan keputusan

c) Ketrampilan dalam kepempinan

d) Ketrampilan menejerial

e) Ketrampilan bergaul antar sesama

Dalam buku yang berjudul “Pengantar Kewiraswastaan” karangan

Soesarsono Wijandi ,1987:27, disebutkan bahwa wiraswasta

sesungguhnya mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang

lainnya sehingga terkait dan tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari

yaitu:

xxxiv
Unsur Pengetahuan

Unsur pengetahuan mendirikan tingkat penalaran yang dimiliki

seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang

umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik

pendidikan formal maupun non formal.

Unsur ketrampilan

Unsur pengetahuan seseorang umumnya banyak diperoleh

melalui latihan dan pengalaman kerja nyata, tingkat ketrampilan

seseorang akan semakin tinggi karena pekerjaan yang berulang- ulang.

Unsur sikap mental

Unsur sikap mental lebih mencerminkan respon, tanggapan atau

tingkah laku seseoran bila dihadapkan pada situasi tertentu.

Unsur kewaspadaan

Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur pengetahuan dan

sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah

pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang

mungkin atau akan diduga atau akan dialaminya.

Berdasarkan pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan yang

dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat dirumuskan suatu

kerangka acuan yang berfungsi sebagai indikator jiwa wiraswasta.

Rumusan kerangka acuan mengenai jiwa wiraswasta terseut adlah

sebagai berikut: bahwa manusia yang mempunyai jiwa wiraswasta adalah

manusia yang mempunyai kepribadian yang kuat, kepribadian yang kuat

xxxv
yang dimiliki manusia tersebut dipengaruhi oleh beberapa unsur yang

merupakan ciri-ciri manusia wiraswasta yaitu:

a) Memiliki moral yang tinggi, pengetahuan seseorang akan membentuk

moral manusia, seseorang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi

akan mempunyai mental yang tinggi pula.

b) Memiliki mental wiraswasta, yang merupakan respon seseorang untuk

menghadapi suatu siuasi tertentu.

c) Memiliki ketrampilan wiraswasta, ketrmpilan seseorang dipengaruhi

karena adanya suatu pengalaman dalam melakukan pekerjaan yang

berulang-ulang.

d) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan, kepekaan seseorang

terhadap lingkungan merupakan kewaspadaan seseorang terhadap

sesuatu yang akan dialami.

Menanamkan Jiwa Wiraswasta Anak di Lingkungan Keluarga

Setiap orang tua mengidam-idamkan agar anaknya kelak dapat

hidup bahagia, mereka menghendaki suatu penghidupan yang lebih baik,

lebih layak dan lebih maju dari kehidupan yang dialami oleh mereka para

orang tua. Harapan dan citi-cita tersebut bisa terwujud bila orang tua

mengerti dan mau memerankan peranan secara langsung mengenai

pendidikan anak-anaknya.

Perhatian orang tua sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup

aaknya di masa mendatang. Perhatian tersebut bisa berupa pendidikan

yang berharga bagi kehidupan di masa mendatang, yaitu mempersiapkan

xxxvi
pribadi anak agar mempu mengatasi permasalahan hidu di masa

mendatang dengan kekuatan pribadinya sendiri. Adapun pendidikan yang

dibutuhkan untuk menanamkan jiwa wiraswasta kepada anak agar anak-

anak mampu mengatasi permasalahan hidup di masa depan dengan

kekuatan pribadinya adalah dengan pendidikan wiraswasta.

Pendidikan wiraswasta itu dimulai sejak manusia lahir dan

berkembang di lingkungan rumah tangga atau keluarga. Di sinilah letak

peranan orang tua di dalam menanamkan jiwa wiraswasta pada aak. Orang

tua adalah peletak dasar bagi perkembangan pribadi anak di masa-masa

selanjutnya.

Peranan orang tua untuk menanamkan jiwa wiraswasta pada

anaknya diperlukan hingga anak mampu berdiri sendiri atau mandiri.

Orang tua tetap dituntut untuk mendidik anak hingga anak sanggup

menolong diri sendiri di dalam menghadapi permasalahan hidup serta

dalam memenuhi kebutuhan anaknya supaya berhasil, diperlukan syarat-

syaratnya sebagai berikut:

1. Orang tua hendaknya mengenal arti dan cita-cita manusia wiraswasta.

2. Orang tua hendaknya mengenal garis besar perkembangan jiwa dari

masing-masing anaknya.

3. Orang tua hendaknya menciptakan situasi belajar kewiraswastaan di

lingkungan keluarga.

xxxvii
4. Orang tua hendaknya tahu, bahwa titik berat pendidikan kewiraswasta

di lingkungan keluarga adalah penempatan nilai:nilai kepribadian pada

anak-anak.

5. Orang tua hendaknya mempunyai bekal pengetahuan minimal

mengenal usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang wiraswasta.

Jadi dengan adanya syarat-syarat seperti yang disebutkan di atas,

diharapkan orang tua mampu dan berhasil dalam menanmkan jiwa

wiraswasta pada diri anak. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut,

memungkinkan orang tua dapat dengan mudah menanamkan jiwa

wiraswasta pada anak sehingga di dapatkan pribadi yang dinamis dan

kreatif.

4. Perhatian Orang Tua dalam Menunjang Pengetahuan Wiraaswasta

dan Membina jiwa Wiraswasta

a. Keberhasilan Wiraswasta

Dunia wiraswasta adalah dunia yang penuh dengan ketidak

pastian dan resiko, dimana antara keberhasilan dan kegagalan bisa saja

terjadi maka sebelum melangkah terjun dalam dunia kewiraswastaan,

mental dan moral terlebih dahulu harus dipersiapkan.

Keberhasilan seorang wiraswasta dalam mengelola usahanya

karena faktor kepribadian, integritas, kecerdasan dan status. Mental

yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal menyerah, kalau

xxxviii
disertai dengan perencaaan yang baik, perhitungan teliti dan cara yang

tepat, akan membuahkan hasil yang diinginkan.

Bertolak dari hal tersebut diatas, maka usaha pembinaan jiwa

wiraswasta perlu dilakukan. Sehingga dapat menciptakan lapangan

kerja sendiri dan tidak menggantungkan kepada pemerintah maupun

swasta.

Hal pertama yang harus ditandaskan sebelum memulai suatu

usaha atau kerja adalah kepercayaaan diri. Karna kepercayaan diri

merupakan modal utama yang sagat berpengaruh dalam kemajuan atau

keberhasilan. Mengingat kesempatan kerja yang semakin sempit

hendaknya kita tidak menggantungkan diri mencari tetapi

menciptakannya.

Mental yang baik, ulet, pantang mundur, dan tak kenal

menyerah, kalau disertai dengan perencaaan yang baik, perhitungan

teliti dan cara yang tepat, akan membuahkan hasil yang diinginkan.

Yang dimaksud perencanaan dalam hal ini adalah merupakan suatu

proses yang tegas dan tetap yang akan dilaksanakan tahap demi tahap,

sehingga seorang wiraswasta harus kreatif dalam mengambil suatu

keputusan.

Setelah perencanaan disusun, kemudian dilanjutkan dengan

pelaksanaan kegiatan. Agar pelaksaaan kegiatan dapat efektif, seorang

wiraswasta harus mampu melihat setiap aspek dari sebuah persoalan

xxxix
atau memahami sudah melaksanakan kegiatan, maka segala keragu-

raguan dan ketidak pastian harus dihilangkan.

Kemudian dalam setiap kegiatan perlu senantiasa dilaksanakan

pengawasan, baik pengawasan intern terhadap orang-orang yang

dipercaya, maupun pengawassan ekstern sebagai usaha preventif,

sehingga pelaksanaan tindakan dapat selaras dan sesuai dengan yang

diharapkan dalam suatu perencanaan. Dan setelah adanya

perencanaan, pelaksanaan kegiatan, serta pengawasan, maka perlu

dilanjutkan dengan pengembangan diri. Seorang wiraswasta ingin

selalu berkembang melalui gagasan kreatif dan membuat perubahan-

perubahan yang berarti. Hal ini merupakan kunci sukses yang dapat

dikembangkan selaras dengan kemampuan yang ada pada dirinya

sendiri. Sebaliknya mental yang lembek, mudah putus asa, cepat bosan

atau malas merupakan pantangan seorang wiraswasta sejati.

b. Pembinaan Jiwa Wiraswasta oleh Orang Tua

Orang tua merupakan pelaksana dan penanggung jawab

pertama dan utama atas pendidikan anak. Dalam rangka

mempersiapkan anak menjadi manusia wiraswasta diperlukan

pembinaan yang tepat dari pihak orang tua ssesuai dengan tingkat-

tingkat perkembangan anak (usia kanak-kanak, praremaja dan remaja).

Berhubung dalam penelitian ini yang diteliti adalah siswa SMK, maka

yang akan dibahas disini adalah pendidikan anak usia remaja.

xl
Pembinaan orang tua yang sebaiknya dilaksanakan terhadap

anak yang menginjak usia remaja dalam rangka mendidik anak

menjadi manusia wiraswasta adalah dengan memberi latihan-latihan

kepada anak untuk berdo’a dan mendekatkan diri kepada Tuhan,

membaca buku-buku yang membahas masalah-masalah etis dan

moral, sehingga anak mulai menemukan jalan yanglurus.

Disamping latihan kepribadian anak juga harus diberi latihan-

latihan kecakapan kerja kewiraswastaan. Dalam hal ini orang tua

haruslah memberikan pedoman kepada anaknya supaya anak jangan

mudah terpengaruh oleh godaan orang lain, tetapi selalu bersikap

teguh akan kemampuan diri sendiri, maka seorang anak tidak akan

mudah menyerah kalah bila suatu ketika menghadapi suatu tantangan.

Orang tua harus mengajarkan kepada anak untuk selalu

pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah.

Kesulitan yang timbul harus disambut dengan kemauan dan

kenyakinan diri bahwa kesulitan itu akan cepat dikalahkan. Dan orang

yang mempunyai jiwa wiraswasta tidak akan pernah berbicara

mengenai kekalahan, melainkan harus selalu optimis dan yakin akan

memenangkan suatu perjuangan.

Jujur dan bertanggung jawab juga merupakan sikap orang

berjiwa wiraswasta yang harus diajarkan pula oleh orang tua kepada

anaknya. Anak diajarkan utnuk selalu jujur kepada orang lain, serta

harus bertanggung jawab atas setia perbuatan yang telah dilakukannya.

xli
Orang tua dalam membina jiwa wiraswasta anak yaitu dengan

mengajarkan kepada anaknya untuk selalu berkepribadian menarik,

yaitu harus ramah kepada orang lain, suka menolong orang lain yang

memerlukan pertolongan, meghindari sifat sombong, memperthatikan

kritik orang lain dan tidak menganggap remeh pendapat orang lain.

Orang tua juga harus memberikan pengarahan kepada anak untuk

tidak pantang menyerah bila menghadapi suatu kesulitan dan masalah.

Jadi dengan adanya pembinaan jiwa wiraswasta yang diberikan

orang tua kepada anak diharapkan anak akan mandiri serta mempunyai

pribadi yang dinamis dan kreatif, sehingga dapat menolong dirinya

sendiri dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kerangka Berfikir

Kepribadian berwiraswasta dalam hal ini adalah semangat jiwa

wiraswasta yang kuat, optimisme yang tinggi membuat seseorang penuh kretif

tekun dan ulet dalam melalukan segala kegiatan yang berkaitan dengan

usahanya. Lingkungan keluarga merupakan landasan yang kuat untuk

mencapai kedewasaan anak. Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan

ketrampilan pendidikan kesosialan. Keluarga mempunyai peranan dalam

mempersiapkan anak-anak untuk mencapai masa depan terutama dalam

penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta

pembinaan bakat dan kepribadian. Pendidikan yang diterima dalam keluarga

xlii
inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti

pendidikan selanjutnya di sekolah.

Perhatian orang tua terhadap anak diwujudkan pula dalam penyediaan

sarana belajar agar anak lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas ataupun

kewajiban belajar maupun ketrampilan atau bakat yang akan anak

kembangkan. Akan tetapi sering kali oaring tua justru menjadi penghambat

berkembangnya pengetahuan dan jiwa kewiraswastaan anak. Dengan adanya

perhatian orang tua yang terlalu berlebihan tidak jarang orang tua dapat

menerima keinginan-keinginan anak untuk belajar sendiri dan berkembang

menurut kodratnya. Hal ini seringkali menyebabkan ketergantungan anak pada

orang tua. Dengan tingginya ketergantungan anak pada orang tua dapat

menghambat berkembangnya inisiatif dan daya kreatifitas anak sehingga

mereka kurang memiliki jiwa kewirawastaan yang dapat menghambat

kesiapan anak dalam menghadapi kehidupan pada masa-masa yang akan

datang.

C. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. (Suharsimi Arikunto,1992:62).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

xliii
1. Perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

2. Perhatian orang tua terhadap siswa SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta

xliv
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Suharsimi Arikunto,

1997:15). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas III

jurusan bangunan SMK Negeri 3 Semarang. Dipilihnya populasi siswa kelas

III karena mereka akan segera bekerja, sehingga hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar-mengajar di SMK Negeri 3

Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh dari SMK Negeri 3 Semarang

diperoleh data siswa kelas III jurusan bangunan sebagai berikut:

1. Program Keahlihan Teknik Gambar Bangunan dengan 32 siswa.

2. Program Keahlihan Teknik Konstruksi Bangunan I dengan 24 siswa.

3. Program Keahlihan Teknik Konstruksi Bangunan II dengan 24 siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Suharsimi
Arikunto, 1997:117). Sampel dari penelitian ini ditentukan teknik acak
penugasan. Pengambilan sample tidak dilakukan tehadap siswa secara
individu, melainkan terhadap kelompok siswa. Kelompok siswa disini berupa
kelas. Siswa kelas tiga program teknik bangunan merupakan populasi dari
penelitian ini, yang terdiri dari tiga kelas. Dari ketiga kelas tersebut diundi dan
diambil dua kelas sebagai sample dengan perincian kelas III GB dan kelas III
KB1 untuk eksperimen dan kelas III KB2 sebagai kelas kontrol.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1997:99). Dalam penelitian ini ada dua

macam yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

xlv
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

(Suharsimi Arikunto, 1997:97).

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah perhatian orang tua.

2. Variabel terikat adalah variabel yang hanya muncul karena pengaruh

variabel bebas. (Suharsimi Arikunto, 1997:104).

Variabel terikat (variabel Y) dalam penelitian ini adalah pengetahuan

wiraswasta (Y1) dan jiwa wiraswasta siswa (Y2).

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Test

Metode test adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetaahuan, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

(Suharsimi Arikunto, 1997:139).

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa

mengenai pengetahuan wiraswasta. Metode ini menggunakan pertanyaan

pilihan ganda yang disediakan alternatif jawaban yang menghasilkan skor.

2. Kuesioner/angket

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya

atau hal-hal yang diketahuinya. (Suharsimi Arikunto, 1997:140).

xlvi
Dalam penelitian ini, metode angket digunakan sebagai metode

utama yang berfungsi untuk mengambil data tentang perhatian orang tua

dan jiwa wiraswasta siswa. Untuk angket dipakai adalah pilihan ganda

dengan 4 alternatif jawaban (a, b, c, d) dengan skor atau nilai, a:4 ; b:3 ;

c:2 ; d:1.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dari

barang-barang yang tertulis, seperti buku, majalah, peraturan, catatan dan

sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 1997:236).

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data tentang jumlah siswa kelas III jurusan bangunan SMK

Negeri 3 Semarang.

D. Uji Coba Instrumen


1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi Arikunto, 1997:144)

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang di inginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitanya instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variable yang dimaksud.

Ada beberapa cara untuk menentukan validitas alat ukur dalam

suatu penelitian tetapi validitas yang digunakan dalam mengungkap

xlvii
perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan jiwa wiraswasta adalah

validitas butir. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen peneliti

mencoba instrumen tersebut dengan sasaran dalam penelitian. Langkah ini

biasa disebut dengan uji coba instrumen.

Pemberian keputusan valid tidaknya suatu butir apabila r rhitung >

rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan valid. Perhitungan validitas butir

menggunakan rumus produk moment sebagai berikut:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
ryx =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
keterangan:

rxy : koefisien korelasi produk momen

N : Jumlah sampel

∑x: jumlah skor butir

∑y : Jumlah skor total

∑xy : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total

∑x2 : Jumlah kuadrat skor butir

∑y2 : Jumlah kuadrat skor total

(Suharsimi Arikunto, 1997:162)

Dari hasil uji coba instrumen yang dilakukan, mka diperoleh

hasil rhitung untuk variabel perhatian orang tua, pengetahuan wiraswasta dan

pembinaan jiwa wiraswast. Semuanya lebih besar dari rtabel, didapat rhitung

yang terkecil : 0,427 > rtabel 0,423.

xlviii
Dari hasil tersebut maka instrumen dapat dikatakan valid, karena

mempunyai korelasi lebih tinggi dari rtabel. Untuk perhitungan uji coba

validitas dapat dilihat pada lampiran 7, 10, dan 13. dengan demikian

instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengambil data penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan dan ketetapan alat ukur dikatakan

memiliki keandalan jika kapanpun alat tersebut digunakan akan

memberikan hasil yang sama.

Angket sebagai alat pengukur data dapat dikatakan reliabel

apabila menunjukkan skor yang stabil dan konstans, karena reliabilitas

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. (Suharsimi Arikunto, 1997:142).

Untuk mengukur reliabilitas instrumen menggunakan rumus

Alpha. Dan untuk memperoleh reliabilitas soal menggunakan alpha

sebagai berikut:

 k  ∑ σ h2 

r11 =   1 −
 k − 1  σ 12 

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

∑ σ 12 : Jumlah varians butir

σ t2 : Varians total

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

xlix
Analisis hasil uji coba reliabilitas perhatian orang tua diperoleh

koefisien reliabilitas sebesar 0,833; untuk pengetahuan wiraswasta 0,952;

dan untuk pembinaan jiwa wiraswasta 0,806. sedangkan untuk aspek

koefisien tersebut lebih besar dari rtabel 0,423 yang berarti instrumen

tersebut reliabel. Untuk perhitungan uji coba reliabilitas dapat dilihat pada

lampiran 8,11,dan 14.

E. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi

normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang diperoleh

berdistribusi maka statistik yang digunakan adalah statistika parametrik.

Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang

digunakan adalah statistika non parametrik.

Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah:

(Oi − Ei ) 2
X2 = ∑
Ei

Keterangan:

X 2 : Chi-kuadrat

Oi : Hasil dari penelitian

Ei : Hasil yang diharapkan

K : Banyaknya kelas interval

l
Populasi berdistribusi normal jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel dengan

derajat kebebasan dk = k-3 dan α = 5% maka data yang diperoleh

berdistribusi normal.

2. Uji Kelinieran
Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah

Y = a + bX

Rumus koefisien a dan b adalah:

(∑ Y )(∑ X 2 ) − (∑ X )(∑ XY )
a=
N ∑ X 2 − (∑ X ) 2

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
b=
N ∑ X 2 − (∑ X ) 2

(Sudjana, 1996:315)

Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran

garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut:

Tabel 3.1. Analisis Varians Untuk Regresi

Sumber variasi dk JK RK F

Total N ∑Y 12 ∑Y 12

Reg (a) 1 JK (a) JK (a)

Reg (b/a) 1 JK (a/b) S2 = JK (a/b) S 2 reg


S 2 res
Residu n-1 JKres JK res
S2res =
n−2

Tuna cocok k-2 JK (TC) JK (TC )


S2TC =
K −2
Kekeliruan n-2 JK (E) S 2TC
S 2E

li
JK (TC )
S2E =
K −2

(Sudjana, 1996:332)

Keterangan:

JK (T) = ∑Y 2

(∑ Y ) 2
JK (a) =
n

 (∑ X )(∑ Y ) 
JK (b/a) = b ∑ XY − 
 n 

JK res = ∑(Y − Y ) 2

 (∑ Yi ) 2 
JK (E) = ∑xi  i
∑ Y 2

ni 

JK = Jumlah kuadrat

DK = Derajat kebebasan

RK = Rerata Kuadrat

Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu:

S 2 reg
1) Harga F 1 = untuk uji keberartian persamaan regresi.
S 2 res

Jika F 1 ≥ F tabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan

taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan

signifikan.

S 2 (TC )
2) Harga F 2 = untuk uji kelinieran persamaan regresi.
S 2 (E)

lii
Jika F 2 < F tabel pada dk pembilang (k-2) dan penyebut (n-k) dengan

taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan

linier.

3. Menguji Hipotesis.

Untuk mengetahui pengaruh antara variable X (perhatian orang tua)

terhadap variable Y (pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa

wiraswasta) digunakan metode analisis regresi sederhana. Dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan persamaan regresi

Persamaan regresi dapat dicari dengan menggunakn rumus sebagai

berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

a : Koefisaien prediksi

b : Koefisien Variabel X

X : Koefisien variabel Y

b. Uji Keberartian Regresi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

JKres = JK(T) – JK(a) – JK(a/b)

S 2 reg
F=
S 2 res

JK res
S2reg = (Sudjana,1996:332)
n−2

liii
c. Uji Kelinieran Regresi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

 (∑Y ) 
2
JK (e) = ∑ x1 ∑ Y1 −
2

 n1 

JK (TC) = JKres – JK (e)

S 2TC
F=
S 2E

JK (TC )
S2TC =
K −2

JK (TC )
S2E = (Sudjana. 1996:331)
K −2

d. Menghitung Koefisien Korelasi

Rumus yang digunakan adalah:

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
ryx =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
keterangan:

rxy : koefisien korelasi tiap item

N : Jumlah subyek

∑X : jumlah skor butir

∑Y : Jumlah skor total

∑xy : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total

∑x2 : Jumlah kuadrat skor item

∑y2 : Jumlah kuadrat skor total

(Suharsimi Arikunto, 1996:369)

liv
e. Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

rxy n − 2
t= (Sudjana,1996:377)
1 − r 2 xy

Apabila t berada pada daerah penerimaan Ho, yaitu –t(1-1/2α)(n-2)< t <

t(1-1/2α)(n-2), berarti bahwa koefisien korelasi tidak signifikan.

f. Koefisien Determinasi

Jika persamaan regresi Y atas X telah ditentukan, koefisien

determinasi r2 dapat ditentukan rumus sebagai berikut:

b{n ∑ X I YI − (∑ X I )(∑ YI )}
r2 =
n ∑ Y12 − (∑ Y1 )
2

(Sudjana, 1996:370)

lv
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Deskripsi Perhatian Orang Tua

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua

Skor Kriteria f Persentase


48,8 – 60,0 Sangat baik 16 28.57%
37,5 – 48,7 Baik 39 69.64%
26,3 – 37,4 Cukup baik 1 1.79%
15,0 – 26,2 Kurang baik 0 0.00%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa

sebagian besar orang tua siswa (28,57%) mempunyai

perhatian yang sangat baik pada anak-anaknya, sedangkan

(69,64%) dalam kategori baik dan 1,79% dalam kategori

cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 18.

b. Deskripsi Pengetahuan Wiraswasta

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wiraswasta

Skor Kriteria f Persentase


91,3 – 100,0 Sangat baik 21 37.50%

lvi
62,5 – 81,2 Baik 33 58.93%
43,8 – 62,4 Cukup baik 2 3.57%
25,0 – 43,7 Kurang baik 0 0.00%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa (58,93%) mempunyai pengetahuan

wiraswasta yang baik, sedangkan 37,50% dalam kategori

sangat baik dan 3,57% dalam kategori cukup baik. Dapat

dilihat pada lampiran 18.

c. Deskripsi Pembinaan Jiwa Wiraswasta

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pembinaan Jiwa Wiraswasta

Skor Kriteria f Persentase


48,8 – 60,0 Sangat baik 19 33.93%
37,5 – 48,7 Baik 34 60.71%
26,3 – 37,4 Cukup baik 3 5.36%
15,0 – 26,2 Kurang baik 0 0.00%

Pada tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa (60,71%) mendapatkan pembinaan jiwa

wiraswasta yang baik, sedangkan 33,93% dalam kategori

sangat baik dan 5,36% dalam kategori cukup baik. Dapat

dilihat pada lampiran 18.

2. Uji Prasyarat Analisis Regresi

Uji prasyarat analisis regresi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan dan dipenuhi,

sehingga simpulan yang diambil dari hasil analisis regresi dapat

lvii
dipertanggung jawabkan kebenarannya apabila syarat-syarat analisisnya

telah dipenuhi. Prasyarat uji analisis regresi meliputi uji normalitas dan uji

linieritas garis regresi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan

rumus χ2 dengan kriteria bahwa data berdistribusi normal apabila

harga χ2hitung < χ2tabel pada taraf signifikansi 5%. Untuk perhitungan

dapat dilihat pada lampiran 20,21 dan 22. Sedangkan hasil perhitungan

uji normalitas data perhatian orang tua, pengetahuan kewiraswastaan

dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa diperoleh hasil seperti pada

tabel berikut :

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data

Variabel dk χhitung χtabel Kriteria


X 3 1,1341 7,81 Normal
Y1 3 1,7546 7,81 Normal
Y2 3 1,3960 7,81 Normal
Sumber : Data penelitian, diolah

b. Uji Linieritas Garis Regresi

Uji linieritas garis regresi dimaksudkan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data

berbentuk linier, maka penggunaan analisis regresi linier pada

lviii
pengujian hipotesis dapat dipertanggung jawabkan akan tetapi jika

tidak linier, maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji

linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan

kriteria yaitu data dinyatakan linier apabila harga Fhitung < Ftabel pada

taraf signifikansi 5%. Perhitungan uji linieritas garis memperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi

Sumber dk dk χ2 hitung χ2 tabel Kriteria


Variasi Pembilang Penyebut
XY1 15 39 1,164 1,931 Linier
XY2 15 39 1,401 1,931 Linier
Sumber : Data penelitian, diolah

3. Pengujian Hipotesis

Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian

ini ada dua yaitu :

a. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

b. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang

berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta.

Berikut ini akan dilakukan pengujian terhadap kedua hipotesis

kerja yang dirumuskan dalam penelitian ini :

a. Pengujian Hipotesis I

lix
Dalam rangka menguji hipotesis yang pertama tersebut maka

dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : “Perhatian orang tua siswa

kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh terhadap

pengetahuan wiraswasta”.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana

yang tercantum pada lampiran 23 diperoleh persamaan regresi

Ŷ =16,632 + 1,352X. Untuk menguji signifikansi dari persamaan

regresi tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan

hasil perhitungan pada lampiran diperoleh Fhitung =35,601> Ftabel=4,020

untuk α =5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 56–2 = 54.

Karena Fhitung>Ftabel, hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi

tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi

“Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak

berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta” ditolak dan hipotesis

kerja (Ha) yang berbunyi “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK

Negeri 3 Semarang berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta”.”

diterima.

Hubungan perhatian orang tua (X1) dengan pengetahuan

wiraswasta siswa (Y1) dapat diketahui dari harga koefisien korelasi.

Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh koefisien korelasi

atau R yaitu 0,63. Keberartian dari koefisien korelasi tersebut dapat

diuji dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis pada

lampiran diperoleh thitung = 5,967 > ttabel = 2,00 pada α = 5% dengan

lx
dk=56-2 = 54. Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien korelasi tersebut signifikan.

Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh

perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta siswa dapat

diketahui dari harga koefisien determinasi atau R2. Berdasarkan hasil

perhitungan pada lampiran diperoleh harga R2 = 39,73%. Dengan

demikian besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap pengetahuan

wiraswsta adalah 39,73% .

b. Pengujian Hipotesis II

Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka

dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : “Perhatian orang tua siswa

kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh terhadap

pembinaan jiwa wiraswasta”.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana

pada lampiran diperoleh persamaan regresi Ŷ = 12,375 + 0,750X.

Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan

analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan pada

lampiran diperoleh F hitung = 26,917 > F tabel = 4,020 untuk α =5%

dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 56– 2 = 54. Karena

Fhitung > F tabel, hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut

signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Perhatian

orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tidak berpengaruh

lxi
terhadap pembinaan jiwa wiraswasta” ditolak dan hipotesis kerja (Ha)

yang berbunyi “Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3

Semarang berpengaruh terhadap pembinaan jiwa wiraswasta”

diterima.

Hubungan perhatian orang tua (X) dengan pembinaan jiwa

wiraswasta (Y2) dapat diketahui dari harga korelasi. Berdasarkan hasil

analisis pada lampiran diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,58.

Keberartian dari koefisien korelasi tersebut dapat diuji dengan

menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh

thitung = 5,188 > ttabel = 2,00 pada α = 5% dengan dk = 56–2 = 54.

Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi

tersebut signifikan.

Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh

perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta siswa dapat

diketahui dari harga koefisien determinasi atau R2. Berdasarkan hasil

perhitungan pada lampiran diperoleh harga R2 = 33,26%.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa

perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang tersebut masuk

dalam kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa para orang tua telah

mengasuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, orang tua telah

lxii
membelajarkan anak-anaknya untuk memiliki tingkah laku yang baik dan

bertanggung jawab dengan memberikan sanksi-sanksi bila anak melanggar

peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama, orang tua telah

menyediakan segala perlengkapan belajar yang dibutuhkan anak, dan orang

tua juga telah mencukupi semua kebutuhan biologis, tempat tinggal, biaya

studi dan kebutuhan yang lain secara baik baik. Dengan tingginya perhatian

orang tua siswa tersebut maka hal ini dapat menjadi penunjang terhadap

mereka dalam mengembangkan pengetahuan dan jiwa kewiraswastaanya. Hal

ini terbukti dari hasil analisis deskriptif persentase terhadap variabel

pengetahuan wiraswasta siswa yang telah masuk dalam kategori baik dan

pengembangan jiwa wiraswasta yang telah masuk dalam kategori baik pula.

Berdasarkan uji pengaruh antara perhatian orang tua terhadap

pengetahuan wiraswasta siswa terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan

yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh diperoleh

Fhitung=35,601 > Ftabel = 4,020. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh

dimana koefisien regresi bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat

pengaruh yang positif antara perhatian orang tua dengan pengetahuan

wiraswasta siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut

adalah jika variabel perhatian orang tua ditingkatkan sebesar satu satuan maka

akan di ikuti dengan meningkatnya pengetahuan wiraswasta siswa sebesar

1,352 satuan pada konstantan 16,632. Dan sebaliknya jika skor variabel

perhatian orang tua menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan

lxiii
menurunnya pengetahuan wiraswasta siswa sebesar 1,352 satuan pada

konstanta 16,632.

Keeratan hubungan antara perhatian orang tua dengan pengetahuan

wiraswasta dapat diketahui dari koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan

berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa korelasi antara perhatian

orang tua siswa dengan pengetahuan wiraswasta siswa yaitu 0,63. Harga

koefisien korelasi sebesar 0,63 ini termasuk kategori cukup karena berada

pada rentang indek korelasi 0,6 – 0,8. Besarnya pengaruh perhatian orang tua

terhadap pengetahuan wiraswasta siswa adalah 39,73%. Pengaruh dari

variabel lain selain perhatian orang tua adalah 60,27%.

Berdasarkan uji pengaruh antara pengetahuan kewiraswastaan terhadap

pembinaan jiwa wiraswasta siswa terbukti bahwa ada pengaruh yang

signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh

Fhitung=26,917 > Ftabel = 4,020. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh

dimana koefisien regresi bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat

pengaruh yang positif antara perhatian orang tua dengan pembinaan jiwa

wiraswasta siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut

adalah jika variabel perhatian orang tua ditingkatkan sebesar satu satuan maka

akan diikuti dengan meningkatnya pembinaan jiwa wiraswasta siswa sebesar

0,750 satuan pada konstatan 12,375. Dan sebaliknya jika skor variabel

perhatian orang tua menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan

lxiv
menurunnya pembinaan jiwa wiraswasta siswa sebesar 0,750 satuan pada

konstanta 12,375.

Keeratan hubungan antara perhatian orang tua dengan pembinaan jiwa

wiraswasta dapat diketahui dari koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan

berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa korelasi antara pengetahuan

kewiraswastaan dengan pembinaan jiwa wiraswasta siswa yaitu 0,58. Harga

koefisien korelasi sebesar 0,58 ini termasuk kategori agak rendah karena

berada pada indek korelasi 0,4 – 0,6. Besarnya pengaruh perhatian orang tua

terhadap pembinaan jiwa wiraswasta siswa adalah 33,26%. Pengaruh dari

variabel lain selain perhatian orang tua adalah 66,74%.

Mengacu dari hasil pembahasan diketahui bahwa perhatian orang tua

berpengaruh terhadap pengetahuan kewiraswastaan dan pembinaan jiwa

wiraswasta siswa maka perlu kiranya bagi orang tua siswa umtuk memberikan

perhatian yang lebih kepada anak-anaknya pada masa perkembangannya ini

dalam rangka mengantarkan mereka untuk dapat memiliki jiwa

kewiraswastaan yang baik sebagai modal dalam memasuki kehidupannya

pada masa-masa yang akan datang. Wujud dari perhatian orang tua tersebut

dapat dinyatakan dengan memberikan kasih sayang yang lebih kepada anak-

anaknya, memberikan keteladanan yang baik dalam menyikapi segala

permasalahan yang dihadapi, memberikan segala fasilitas belajar yang

dibutuhkan anak, tidak memanjakan anak yang dapat menghambat

perkembangannya, memberikan rasa aman kepada anak, membangkinkan

inisiatif dan dan daya kreatifitas kepada anak.

lxv
Pentingnya orang tua memperhatikan anak-anaknya tersebut,

mengingatorang tua atau keluarga merupakan lembaga pendidikan yang

pertama kali dalam hidupnnya. Bentuk, isi serta tata cara pendididikan di

dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya

watak, budi pekeerti dan keterampialn tiap-tiap individu dalam keluarga

tersebut. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan

digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di

sekolah.

lxvi
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil

suatu simpulan sebagai berikut :

1. Perhatian orang tua siswa kelas III SMK Negeri 3 Semarang terhadap

pengetahuan wiraswasta dan pembinaan jiwa wiraswasta siswa masuk

dalam kategori baik.

2. Perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta siswa sebesar

39,73% adalah signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian

orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan wiraswasta.

Bahwa perhatian orang tua terhadap pengetahuan wiraswasta, maka para

siswa dapat memiliki jiwa wiraswasta yang baik dan memiliki motivasi

untuk berprestasi dalam memasuki kehidupan pada masa yang akan

datang.

3. Perhatian orang tua terhadap pembinaan jiwa wiraswasta sebesar 33,26%

adalah signifikan, sehingga perhatian orang tua berpengaruh terhadap

pembinaan jiwa wiraswasta.

Perhatian orang tua dalam pembinaan jiwa wiraswasta pada anaknya

diharapkan agar anak dapat bersifat mandiri, bertanggung jawab, dan

lxvii
kreatif, sehingga dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi

tantangan masa depan.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai

berikut :

1. Mengingat perhatian orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan

wiraswasta dan jiwa wiraswasta siswa, maka para orang tua hendaknya

lebih meningkatkan perhatiannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas

yang dapat mendukung daya kreatifitas anak dalam rangka menggali

bakatnya sehingga mereka dapat memiliki kompetensi pada bidang

tertentu yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya pada masa-masa

yang datang setelah mereka lulus dari bangku pendidikan dan memasuki

dunia kerja.

2. Untuk penelitian lain yang sejenis hendaknya menjadikan hasil penelitian

ini sebagai bahan referensi dan menggunakan variabel serta populasi yang

lebih luas lagi agar diperoleh simpulan yang lebih meyakinkan.

lxviii
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati Mahmud, 1990, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta ; BPFE Yogya

Jujun S. Suriasumantri, 1982, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta :

Pustaka Sinar Harapan.

Kartini Kartono, 1991, Menyiapkan Dan Memandu Karir, Bandung: Alumi

Liang Gie, 1991, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta : Liberti Yogya.

Soesarsono Wijandi, 1987, Pengantar Kewiiraswastaan, bandung : Sinar Baru.

Sudjana, 1996, Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, 1989,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Pengembangan MKDK, 1989, Psikologi Belajar, Semarang : IKIP

Semarang.

Wasty Soemanto, 1984, Pendidikan Wiraswasta, Jakarta : Bumi Aksara.

W.J.S. Poerwadaeminto, 1989, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai

Pustaka.

Yani Mustofa, 1996, Teknik Wiraswasta Dalam Keluarga, Jakarta : Rineka Cipta.

lxix
KISI-KISI PENELITIAN

Variabel Indikator Rencana Item Soal No Item


Perhatian Orang 1. Kasih sayang  Sikap orang tua bila siswa 1
tua melanggar aturan yang telah
2. Membentuk ditetapkan bersama 2
disiplin dan  Bentuk disiplin tingkah laku yang
tanggung diberikan orang tua kepada anak 3
jawab  Apakah orang tua memberi tugas
sehari-hari di rumah 4
 Tindakan orang tua bila anak tidak
bertanggung jawab atas pekerjaan
yang di berikan 5
 Apakah orang tua memberi arahan
terhadap citi-cita anak 6
 Peranan orang tua bila anak
kesulitan mengerjakan tugas 7,8
 Sikap orang tua mengenai bakat
3. Penyediaan yang anak pilih 9,10
sarana belajar  Fasilitas yang disediakan orang
tua untuk ketrampilan 11
 Apakah orang tua membelikan
buku / majalah 12
 Tindakan orang tua bila anak tidak
memiliki peralatan untuk
menyelesaikan tugas 13
4. Tempat tinggal  Cara orang tua menambah
dan biaya studi pengetahuan 14
 Dimana tempat tinggal anda 15
selama ini
 Yang menanggung biaya studi

lxx
anda

Jiwa Wiraswasta 1. Memiliki jiwa  Melakukan segala kegiatan 1


Wiraswasta diawali dengan do’a
 Siswa memiliki rasa keadilan 2
 Siswa mau mensyukuri diri karena 3
percaya kepada Tuhan
 Siswa bisa memelihara 4
kepercayaan orang lain
 Siswa memiliki kemauan untuk 5
memecahkan masalah hidup
 Siswa memiliki tenggang rasa dan 6
kasih sayang terhadap sesama
 Siswa dapat berlaku adil terhadap 7
sesama
 Siswa memiliki kenyakinan atas 8
dirinya sendiri
2. Memiliki sikap  Siswa mempunyai percaya diri 9,10
mental yang kuat pada diri sendiri
wiraswasta  Siswa memiliki semangat hidup 11,12
dan tidak mudah menyerah
 Siswa mau dan mampu bekerja 13
keras meraih sukses
 Siswa memiliki pikiran yang 14
kreatif 15
 Siswa memiliki ketekunan dalam
3. Memiliki berusaha 16
ketrampilan  Siswa memiliki rasa tanggung 17,18
wiraswasta jawab
 Siswa selalu waspada dan bisa
mengambil manfaat dari setiap 19

lxxi
peristiwa di sekitar
 Siswa bisa bergaul dan terampil 20
berkomunikasi dengan orang lain
 Siswa bisa menghormati pendapat 21
orang laun
 Siswa mampu memberikan
sumbangan pikiran kepada orang 22
4. Memiliki lain yang mengalami kesulitan
kepekaan  Siswa terampil dalam 23
terhadap arti pengorginisasian
lingkungan  Siswa belajar mensyukuri segala 24
apa yang diperoleh 25
 Siswa pandai menghargai waktu
 Siswa mengenal arti lingkungan
dan manfaatnya
Aspek Mampu mengidentifikasi ciri-ciri 1,2
Pengetahuan wiraswasta
Mampu mengidentifikasi sikap 3
wiraswasta
Mampu mengenal lingkungan 4,5
Mampu mengidentifikasi manfaat 6
wiraswasta
Mampu mengenal sifat wiraswasta 8
Mampu mengidentifikasi bidang 9,10
wiraswasta
Mampu mengidentifikasi keuntungan 7,11
dan kelemahan wiraswasta
Mampu mengidentifikasi ketrampilan 12,13
manajerial
Orang tua menanamkan berjiwa 14,15
wiraswasa

lxxii
Instrumen Penelitian Variabel Perhatian Orang Tua

Petunjuk pengisian angket:


Berilah tanda silang (x) pada alternative jawaban yang sesuai dengan pilihan
anda.
Jika anda memberi tanda silang jawaban A, diberi skor 4; B, diberi skor 3; C,
diberi skor 2; D, diberi skor 1.

1. Bila anda melangar atau tidak menepati aturan yang telah ditetapkan bersama,
bagaimanakah sikap orang tua:
a. Bermusyawarah dengan keluarga untuk memutuskan hukuman apa yang
pantas diberikan.
b. Memberi hukuman sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.
c. Langsung memberi hukuman tanpa peduli seberapa besar kesalahan
diperbuat.
d. Memperingatkan tanpa ada sangsi apapun.
2. Dalam membentuk disiplin tingkah laku di buatlah peraturan, tindakan apa
yang dilakukan orang tua anda:
a. Memberikan kebebasan kepada anda untuk menentukan jam belajarnya
sendiri.
b. Menyuruh anda untuk menepati jam belajar yang telah ditetapkan.
c. Menyuruh anda belajar setiap kali ada kesempatan.
d. Memaksa anda untuk belajar setiap hari.
3. Apakah orang tua anda memberi tugas untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di rumah:

lxxiii
a. Orang tua memberi tugas pekerjaan sehari-hari untuk melatih tanggung
jawab dan harus dikerjakan setiap hari.
b. Orang tua memberi tugas seminggu sekali pada hari Minggu.
c. Orang tua mengerjakan tugas sehari-hari sendiri, tanpa minta bantuan
anak-anaknya karena tugas anaknya adlah belajar.
d. Orang tua menyerahkan pekerjaan sehari-hari seluruhnya kepada
pembantu.
4. Apa tindakan orang tua anda bila tidak bertanggung jawab atas
pekerjaan yang diberikan kepada anda:
a. Memberi sangsi kepada anda atas kesalahan yang anda lakukan yaitu tidak
bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepada anda.
b. Memarahi anda karena tidak mempunyai tanggung jawab dan menyuruh
untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.
c. Memberi nasehat tentang pentingnya tanggung jawab.
d. Membiarkan tanpa ada teguran.
5. Apakah orang tua memberi arahan terhadap cita-cita anda:
a. Orang tua memberi arahan dengan pengertian-pengertian tanpa
memaksakan kehendaknya karena itu menyangkut masa depan.
b. Orang tua menyerahkan semuanya kepada anda sesuai dengan keinginan
anda.
c. Orang tua memberi arahan dan harus memenuhi keinginannya.
d. Orang tua menyarankan langkah selanjutnya setelah lulus.
6. Bagaimanakah peranan orang tua anda apabila anda mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas:
a. Menyuruh anda untuk mengerjakan tugas tersebut semampunya.
b. Menyuruh anda untuk mengerjakan tugas tersebut dengan teman yang
pandai.
c. Berusaha membantu menyelesaikan tugas kalau benar-benar anda tidak
bisa.
d. Menyuruh anda agar tugas tersebut dikerjakan orang lain yang pandai.
7. Bagaimanakah sikap orang tua anda mengenai bakat yang anda
miliki:

lxxiv
a. Ikut mengembangkan dengan cara memberi kebebasa kepada anda untuk
terjun di bidang yang anda sukai dengan syarat tidak mengesampingkan
pelajaran sekolah.
b. Memberi kebebasan sepenuhnya mengembangkan bakat anda.
c. Mengekang anda, karena bakat yang anda miliki tidak sesuai kehendak
orang tua.
d. Terserah kepada anda mau mengembangkan atau tidak karena itu
menyangkut diri anda sendiri.
8. Bagaimanakah sikap orang tua mengenai jurusan yang anda pilih
sekarang:
a. Mendukung sekali, karena memang itu sudah menjadi keinginan saya.
b. Mendukung, karena jurusan itu sesuai dengan kemampuan saya.
c. Mendukung, karena itu memang sesuai dengan kehendak orang tua.
d. Tidak mendukung karena jurusan itu tidak sesuai dengan keinginan orang
tua.
9. Bila suatu saat anda meminta dibelikan perlengkapan belajar tetapi orang tua
anda sedang tidak mempunyai uang, bagaimana sikap orang tuan anda dengan
hal ini:
a. Segera membelikan meskipun dengan uang hasil pinjaman.
b. Berjanji membelikan bila sudah punya uang.
c. Menyuruh meminjam kepada teman.
d. Menyuruh anda untuk membeli dengan usaha anda sendiri.

10. Sehubungan tugas belajar anda di sekolah yang lebih mengutamakan


ketrampilan, bagaimana dengan fasilitas belajar yang tersedia di rumah tinggal
anda:
a. Semua kebutuhan yang berhubungan dengan kepentingan sekolah
tepenuhi.
b. Kebutuhan pokok untuk belajar terpenuhi.
c. Kebutuhan belajar dipenuhi bila diminta.
d. Kebutuhan belajar seadanya.

lxxv
11. Apakah orang tua anda juga membelikan buku-buku atau majalah-
majalah yang ada hubungannya bakat dan ketrampilan anda:
a. Orang tua berlangganan majalah atau buku-buku yang ada hubungannya
dengan bakat dan ketrampilan yang dimiliki.
b. Orang tua nenbelikan majalah atau buku-buku yang ada hubungannya
dengan bakat dan ketrampilan , bila ada uang lebih.
c. Orang tua membelikan bila diminta.
d. Orang tua tidak pernah membelikan majalah atau buku-buku yang ada
hubungannya dengan bakat dan ketrampilan.
12. Bagaimanakah tindakan orang tua bila anda tidak memiliki
peralatan yang anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas:
Segera membelikan supaya anda dapat mengerjakan tugas.
Membelikan peralatan tersebut bila sudah punya uang.
Menyuruh anda untuk mengerjakan tersebut dengan teman yang mempunyai
peralatan yang anda butuhkan.
Menyuruh anda untuk meminjam kepada teman.
13. Apakah orang tua anda mengjak berekreasi yang dpat menambah
pengetahuan:
a. Orang tua selalu meluangkan waktu untuk brekreasi yang dapat menambah
pengetahuan.
b. Orang tua meluangkan waktu untuk berekreasi satu bulan sekali.
c. Orang tua mengjak berekreasi bila ada waktu.
d. Orang tua sibuk bekerja sehingga jarang sekali ada waktu untuk
berekreasi.
14. Sekarang ini di mana anda tinggal:
a. Di rumah orang tua. c. Ikut saudara.
b. Ikut wali. d. Ikut orang tua asuh.
15. Saat ini siapa yang menanggung biaya studi anda:
a. Orang tua. c. Saudara
b. Wali. d. Orang tua asuh.
Instrumen Penelitian Variabel Pengetahuan Wiraswasta

lxxvi
A. PETUNJUK PENGISIAN
Lingkari jawaba yang anda anggap benar:
(A). Jika (1),(2),(3) dan (4) yang benar
(B). Jika (1),(2) dan (3) yang benar
(C). Jika (1) dan (2) yang benar
(D). Jika hanya (4) yang benar
Dan jika anda melingkari jawaban A, diberi skor 4; B, diberi skor 3; C, diberi
skor 2; D, diberi skor 1.

SOAL-SOAL
1. Manusia wiraswasta yang berpribadian kuat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memiliki moral yang tinggi.
2) Meniliki sikap mental wiraswasta.
3) Memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan.
4) Memiliki ketrampilan wiraswasta.
2. Ciri-ciri manusia wiraswasta di bidang pendidikan adalah:
1) Mengerti dengan jelas tujuan atau prestasi yang harus dicapai di dalam
belajar dan bertingkah laku, baik di rumah, di sekolah, maupun di dalam
masyarakat.
2) Memiliki motivasi belajar yang kuat untuk mencapai prestasi pendidikan
yang lebih tinggi dan lebih bermanfaat.
3) Berkemauan keras untuk menyelesaikan semua tugas dan pekerjaan demi
kemajuan belajarnya yang telah direncanakan.
4) Percaya pada diri sendiri dalam setiap menghadapi dan melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
3. Seorang wiraswasta mempunyai beberapa sikap mental kebiasaan watak
kepribadian antara lain:
1) Sikap mental maju.
2) Ulet dan tekun.
3) Tidak mau tahu dengan lingkungan sekitarnya.
4) Tidak mudah bergaul dengan orang lain.

lxxvii
4. Lingkungan pelaksanaan pendidikan manusia wiraswasta meliputi:
1) Lingkungan pelaksanaan pendidikan manusia wiraswasta meliputi:
2) Lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal untuk
melengkapi bekal pribadi manusia wiraswasta.
3) Lingkungan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan non-formal, yang
mewujudkan perkembangan pribadi yang wajar dalam situasi social.
4) Lingkungan sekitar anda yang tidak mendukung adanya perkembangan
jiwa wiraswasta.
5. Manusia wiraswasta harus peka/sensitive terhadap arti lingkungan bagi
kehidupannya, antara lain:
1) Pengenalan terhadap arti lingkungan.
2) Rasa syukur atas segala yang diperoleh dan dimiliki.
3) Keinginan yang besar untuk menggali dan mendyagunakan sumber-
sumber ekonomi lingkungan setempat.
4) Kepandaian untuk menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.
6. Manfaat wiraswasta adalah:
1) Menambah daya tampung kerja/mengurangi pengangguran.
2) Sebagai generator pembanguanan lingkungan distribusi produksi ekonomi.
3) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain sebagai pribadi yang unggul
yang patut diteladani.
4) Tidak menambah pengalaman baru.
7. Keuntungan menjadi seorang wiraswasta adalah:
1) Terbukanya peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
2) Terbukanya peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal.
3) Tidak berkesempatan untuk menjadi bos.
4) Tidak dapat membantu masyarakat sekitarnya dalam hal lapangan kerja.
8. Sifat yang harus dimiliki wiraswasta antara lain:
1) Percaya diri. 2) Berani mengambil resiko.
3) Berorientasi ke masa depan. 4) Tidak bergaul dengan orang
lain.

lxxviii
9. Dalam memilih bidang usaha, kita hendaknya mengadakan pertimbangan
masak-masak. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1) Kecakapan usah yang kita punyai belum tentu berguna bagi masyarakat
disekitar kita.
2) Bidang usaha yang pada masa lampau mengalami kesuksesan, belum tentu
demikian pula untuk masa sekarang.
3) Bidang usaha yang berhasil ditangani oleh orang lain belum tentu berhasil
apabila kita juga menanganinya.
4) Bidang usaha yang dapat berkembang di suatu tempat, belum tentu

dapat berkembang di tempat yang lain.

10. Pemilihan bidang usaha memerlukan pertimbangan yang masak serta analisis
situasi ekonomi secara cermat, agar kita dapat memperoleh sukses usaha.
Analisis kita terhadap situasi dan kondisi ekonomi hendakanya
memperhatikan:
1) Keuntungan permintaan. 2) Konsumen.
3) Resiko. 4) Kemampuan pengelolaan.
11. Beberapa kelemahan wiraswasta dipengaruhi factor manusianya antara lain:
1) Sifat tidak percaya atau kurang percaya pada diri sendiri.

2) Sifat kurang disiplin.


3) Suka mengabaikan tanggung jawab.
4) Sifat yang mengambil jalan pintas.
12. Kualitas interaksi seseorang di dalam kelompok akan menentukan
ketrampilannya dalam kepemimpinan. Oleh karena itu ketrampilan
kepemimpinan seseoran ditentukan oleh beberapa faktor adalah:
1) Kemampuan bergaul dengan orang lain.

2) Mengenal dan belajar melayani kebutuhan orang lain.


3) Suka mengambil inisiatif.
4) Memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain.
13. Manusian wiraswasta dituntut untuk memiliki ketrampilan manajemen, antara
lain:

lxxix
1) Manusia wiraswasta harus terampil dalam perencanaan.

2) Manusia wiraswasta harus terampil dalam pengorganisasian.


3) Manusia wiraswasta harus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja
kepada orang lain yang diajak bekerja sama.
4) Manusia wiraswasta hendaknya dapat mengadakan pengawasan
pelaksanaan kerja oleh orang-orang yang telah dipercaya.
14. Syarat-syarat orang tua untuk berhasil mendidik anak yang berjiwa wiraswasta
adalah:
1) Orang tua hendaknya mengenal garis besar perkembangan jiwa

dari masing-masing anak-anaknya.

2) Orang tua hendaknya menciptakan situasi belajar kewairaswastaan di


lingkungan keluarga.
3) Orang tua sebaikanya tahu. bahwa titik berat pendidikan kewiraswastaan
dilingkungan keluarga adalah penemuan nilai-nilai kepribadian pada anak-
anak.
4) Orang tua sebaiknya mempunyai bekal pengetahuan minimal mengenai
usaha-usaha wiraswasta atau bidang-bidang wiraswasta.
15. Agar anak remaja memperoleh bekal pribadi yang lebih kuat untuk mampu
berwiswasta, maka orang tua hendaknya mengajak dan membimbing anak
dalam hal:
1) Memahami pentingnya wiraswasta dalam memajukan kehidupan

pribadi, keluarga, bangsa dan Negara.

2) Memahami keluarga/rumah tangga sebagai suatu lembaga ekonomi


(sebagai perusahaan mini)
3) Mengenal bidang-bidang dan jenis-jenis kegiatan wiraswasta.
4) Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam usaha berwiraswasta.

lxxx
III. Instrumen Penelitian Variabel Pembinaan Jiwa Wiraswasta

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang pada alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan
pilihan anda.
Keterangan:
Kolom 1 : Orang tua menganjurkan / memerintah, siswa (anda) telah
melaksanakan.
Kolom 2 : Orang tua menganjurkan / memerintah, siswa (anda) tidak
melaksanakan.

lxxxi
Kolom 3 : Orang tua tidak menganjurkan / memerintah, siswa (anda) telah
melaksanakan.
Kolom 4 : Orang tua tidak menganjurkan / memerintah, siswa (anda) tidak
melaksanakan.

No Pertanyaan 1 2 3 4
1 Melakukan segala kegiatan mengawali dengan
berdo’a
2 Memiliki rasa keadilan yang sejauh mungkin
seimbang
3 Memelihara kepercayaan orang yang dipercayakan
kepadanya
4 Memiliki keberanian untuk berbuat dan berusaha
untuk maju
5 Memiliki kemauan yang kluat memecahkan
berbagai masalah hidup untuk menuju ke arah
kesempurnaan.
6 Memiliki tenggang rasa serta bisa menyelaraskan
antara kemauan pribadi dengan kemauan dan
kebutuhan orang lain
7 Berlaku adil di dalam menerapkan segala sesuatu
terhadap sesama.
8 Memiliki kenyakinan yang kuat atas kekuatan yang
ada pada diri.
9 Memiliki rasa percaya pada diri sendiri, bahwa kita
mempunyai potensi tersendiri yang tidak kurang
kuatnya dari apa yang dimiliki orang lain.
10 Tidak mudah menyerah pada tantangan dan
permasalahan hidup
11 Memiliki semangat dan tahan uji dari setiap
tantangan dan penderitaan baik lahir maupun batin

lxxxii
12 Mau dan mampu untuk bekerja keras dan berjerih
payah untuk meraih sukses.
13 Selalu menggunakan pikiran kita scara kontruktif
dan kreatif
14 Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja
dan berusaha.
15 Mempunyai rasa tanggung jawab yang tebal atas
tugasnya dalam kehidupan.
16 Waspada terhadap segala apa yang terjadi di alam
sekitar kita
17 Dapat mengambil manfaat dari setiap peristiwa
yang pernah kita alami dan kita dengar, untuk kita
olah dan kita cerna dengan pemikiran.
18 Selalu bergaul dengan orang lain.
19 Memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan orang
lain.
20 Menghormati kepentingan orang lain dan
menghargai pendapat orang lain.
21 Memberikan sumbangan pikiran kepada orang lain
yang sedang mengalami kesulitan
22 Terampil dalam perencanaan dan pengorganisasian.
Memberi dorongan dan motivasi kerja kepada
orang lain yang diajak bekerja sama
23 Belajar untuk senantiasa mensyukuri segala apa
yang anda peroleh.
24 Pandai menghargai waktu dan menempatkan waktu
sebaik-baiknya.
25 Bertekad untuk berusaha mengutamakan
memajukan lingkungan.

lxxxiii
lxxxiv
lxxxv

Anda mungkin juga menyukai