Anda di halaman 1dari 20

SPJD PGRI

‘Susunan Pengurus Besar PGRI’

M HUSNI KAMIL

200743500299

Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indraprasta PGRI

2011
Latar Belakang

PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan
kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya
semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah Guru
Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945.
Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuandan kesatuan
segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali
marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu :

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia


2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus
(Suara Guru,NOvember 1955; 17)

Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia


dalammerebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan
NegaraKesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejakKebangkiatan
Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dannasionalisme lewat
pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-cita bangsadalam
mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam PembukaanUUD 1945.

Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan


fungsikeguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam
halmengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
selalumendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi.
SUSUNAN PENGURUS BESAR PGRI

1. KONGRES PGRI I
Kongres PGRI I berlangsung pada tanggal 23 – 25 Nonember 1945 di Surakarata (Solo).
Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap tindakan
-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan
maksud penduduk.
2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti
karenanegara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman
dalam negeri.
3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara Arab juga akan
diberi tahu.
Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu :
Ketua Umum : Amin Singgih
Ketua : 1. Rh. Koesnan
2. Soekitro
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Siswa Widjojo
Penulis : 1. Djajeng Soegianto
2. Ali Marsaban
Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)
2. Martosoedigdo
3.Reksosoebroto (Siswowadodjo)
4. Parmoedjo.
Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 setelah kemerdekaan turut membantu
membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan PGRI ketika didirikan,
yaitu memperkuat bedirinya republik Indonesia. Beberapa bulan kemudian Ketua umum
Amin Singgih di Angkat sebagai Bupati Mangkunegara Surakarta, sehingga terpaksa di
adakan perombakan susunan Pengurus Besar dengan formasi sebagai berikut:
Ketua I dan II (dirangkap) : Rh. Koesnan
Penulis : 1. Sastrosoemarto
2. Kadjat Martosoebroto
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Martosoedigdo
Anggota : 1. Djajeng Soegianto
2. Sadat Sswowidjojo
3. Siswowardojo
4. Nj. Noerhalmi
5. Soespandi Atmowirogo

2. KONGRES PGRI II
Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta. Adapun
komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut :

Ketua : 1. Rh. Koesnan


2. Soejono Kromodmoeljo
3. Soejono
Penulis : 1. J. Soetemas
2. Mh. Hoesodo
Bendahara : 1. Soemedi Adisasmita
2. Dinneman
Ketua bagian Pendidikan : D. Notohamidjojo
Ketua bagian Perburuhan : Sosro
Ketua bagian Penerangan : Slamet I

Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu :


1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional.
2. Gaji guru supaya tidak dihentikan.
3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan.
Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan
menjadianggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersama
Zachirdiangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi Mentri Sosial
dan Perburuhan pada Kabinet Hatta. Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang
merupakan wujud dari tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan
system pendidikan kolonial kparah sistem pendidikan nasional. Karena ketua I Rh. Koesnan
ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan dalam Kabinet Hatta, maka komposisi
Pengurus Besar di ubah menjadi :
Ketua I : Soedjono Kromodimoeldjo
Ketua II : Soejono
Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus.

3. KONGRES PGRI III


Konggres PGRI yang ke III diselenggarakan pada tanggal 27-29 Februari 1948 di Madiun.
Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan, PGRI menyelenggarakan kongres ke III.
Kongres yang berangsung dalam keadaan darurat menghasilkan keputusan-keputusan bahwa
untuk menghasilkan efektivitas organisasi, dilakukan dengan memekarkan cabang-cabang
yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satucabang menjadi cabang-cabang yang lebih
kecil, tetapi dengan jumlah sedikitnya 100 orang, diharapkan bahwa yang lebih kecil itu
dapat lebih efektif, dalamcakupan daerah yang cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76
cabang yangmasing-masing ternyata dapat memajukan aktivitas dan vitalitas yang
tinggi sekali. Adapun pengurus besar hasil kongres ke III adalah sebagai berikut :
Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo
2.Soedjono
3. Soedarsono
Panitera umum : 1. Brahim Prawirosoemitro
2. Inda Karjoso
Ketua bagian pendidikan : Soepojo
Ketua bagian perburuhan : Sostrowignjo
Bendahara : Dinneman
Setelah kekuasaan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta pada akhir tahun 1948 s.d awal
tahun 1949, PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke Yogyakarta, dengan
susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo
2. Soedjono
3. Soedarsono
Sekretaris umum : 1. Soekkirno
2. Soebakti
Bendahara : Soewandi
Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban
Ketua bagian perburuhan : Sosro
Ketua bagian publisiteit : Hj. Soemato

4. KONGRES PGRI IV
Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di Yogyakarta. Salah
satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya perngurus pusat
Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandungbesama dengan 38 cabang
sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000 yang terseber di 76
cabang. Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :
1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para
guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.
3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya
kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan
anggota golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta
menggalakkanpersatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.
Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:
Ketua : 1. Rh. Keosnan
2. Soedjono
3. Soedjono Kromo Dimoeljo
Sekretaris Jendral : 1. Soekimo
2. Moehamad Hidajat
Bendahara : 1. Soetinah
2. Soetedja
Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff
Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo
Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso bekedudukan di
Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama memelihara hubungan dengan jawatengah, jawa
timur dan D.I Yogyakarta. Soejono, Muhamd Hidayat, Soetejo, M.ESubiadinata dan F.
Wacendroff berkedudukan di Jakarta bertugas menyelenggarakan hubungan dengan Jawa
Barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur dan Sunda Kecil. Beberapa peristiwa penting
yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut :
1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.
2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang
penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding
Sregelingder Burgelijke Landsdie Haren (HBBL).
3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.

5. KONGRES PGRI V
Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung. Dalam waktu
kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada rapat ini diputusnkan hal-hal
antara lain sebagai berikut :
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-
komisariat daerah.
Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :
1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI
yangmengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat
digajimenurut sesuai dengan standar dari pusat.
2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah
honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi.
Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat
Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff
Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono

6. KONGRES PGRI VI
Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang. Kongres
yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal berikut:
1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah
instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat.
2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil
tindakan (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi.
Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Panitera umum : Moehamad Hidajat
Panitera organisasi/tata usaha : Soebahdri
Panitera perburuhan : Ahmad Sanoesi
Panitera pendidikan : Ktut Nara
Panitera penerangan : Soeparno
Panitera keuangan dan usaha : Soetardjo
Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II
Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : Prawirosoedarsono
KU DTU perburuhan dan pendidikan wanita : NJ. S. Soemardi
Redaksi majalah suara guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri
Peristiwa penting yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut :
1. PB-PGRI membangun panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh
F.Wachen droff dengan tugas yangsangat luas.
2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI).
3. Ikut serta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai konferensi lain baik yang
berhubungan dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi
pendidikan.
4. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi
hal-hal berikut :
a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB).
b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun.
c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun.
d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA.
e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun.
5. Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953.
6. Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tanggal 22-27 Juli
1954.
7. Disahkan pula MARS PGRI ciptaan Basoeki Endopranoto.

7. KONGRES PGRI VII


Kongres PGRI yang ke VII dilaksanakan tanggal 24 November - 1 Desember 1954 di
Semarang. Hasil kongres VII antara lain seperti berikut :
A. Dalam bidang hokum
B. Dalam bidang pendidikan
C. Dalam bidang perburuhan
D. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari GBSI dan menyatakan diri
sebagai organisasi non Vaksentral.
Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VII seperti berikut :
Ketua I : Soedjono
Wakil ketua : 1. M.E. Soebinadinata
2. Hermanoe Adi
Panitra umum : Moehamad Hidjajat
Panitera Organiasi : Soebandri
Panitera Perburuhan : Alamsjaroeddin
Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
Panitera Penerangan : Soepardo
Panitera Keuangan : Soetardjo
Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II
Komisaris umum DTU perburuhan : N.J.S. Soenardi
Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti berikut :
1. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI
2. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untuk wilayah
Nusa Tenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera
Selatan (11-13 Juli 1955).
3. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara antara
lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota
PGRI didaerah-daerah.
4. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI,
sepertipersatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah
(IGM)persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI)

8. KONGRES PGRI VIII


Kongres ke VIII diselenggarakan pada tanggal 10 – 24 Desember 1956 di Bandung. Kongres
ini dihadiri oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres VIII ini, untuk pertama kalinya diputer film
”Membolos”karya NH. Karya Harapan PGRI. Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres
VIII adalah sebagai berikut :
Ketua umum : ME. Soebiadinata
Ketua : 1. Soedjono
2. M. Hoesein
Panitera umum : 1. Soebandri
2. Widodo
Panitera organisasi : Soekandri
Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin
Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea
Panitera keuangan : A. Zachri
Panitera sosial/ekonomi : A. Harahap
Komisaris umum : 1. Nj. S. Soenardi
2. P.J. Karamoy
Peristiwa yang terjadi pasca kongres VIII adalah sebagai berikut :
1. Terbentuk komisariat kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua Sanoesi
dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua Ibrahim Siagian.
2. Diadakannya kursus kader tingkat khusu pada waktu tgl 23 Desember 1957sampai
dengan Januari 1958 dengan di Jakarta dengan ketentuan setiap 15 cabang mengirim
satuorang peserta.
3. Mengadakan dialog segi tiga antara PB-PGRI, materi PP & K, dan mentri dalam
negeri dikantor mentri PP & K tentang tuntutan PGRI untuk menaikkan anggara
belajar kementrian PP & K hingga 25%.
4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP & K hingga
25%kepada para anggota.
5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam
kementrian PP & K.
6. Mendesak pemerintah untuk segera mengubah sistem pendidikan yang mengandung
unsur-unsur pendidikan kolonia menjadi sistem pendidikan yang lebih bersifat
nasional.
7. Dikembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI
kepadapemerintah agar lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi
pemeriksaankesehatan murid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan obat-
obatan di sekolah.
8. Ditolaknya rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1956/1957. penolakan
inidilakukan PGRI organisasi pelajar.
9. Dikeluarkannya buletin khusus yang berjudul ”Marilah kita berantas bacaan cabul”
dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno.
10. Menjadi permasalahan dalam simposium Badan Musyawarah Nasional (BMN) di
Denpasar.
11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI, yaitu 6 KG A, 2 SMA, 2 SMP pada periode
1956 – 1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG A, 6 SG B,
3 KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya.
12. Mengusahakan agar ditetapkannya Hari Pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25
November sebagai Hari Pendidikan.
13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal 30
September sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka belum
diusulkan naik pangkat.
14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam panitia
sebagai wakil PGRI.
15. Diperhitungkannya masa kerja guru SR di sekolah-sekolah swasta.

9. KONGRES PGRI IX
Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober – 4 November 1959 di Surabaya..
Adapun susunan Pengurus Besar PGRI yang dihasilkan di kongres ke IX ini sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebandri
Panitera Umum : Soekarno Prawira
Panitera Umum dan Keuangan : A. Zachari
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Pendidikan : L. Manusama
Panitera Keuangan : A. Zachari
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Sosial / Ekonomi : Ismartojo
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : A. Sanoesi
Komisaris Umum Urusan Pendidikan : A.H. Arahap
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris Umum Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan besar terutama
karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yangkecil (Rp 150), melainkan
pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timursangat seret. Dari beberapa cabang yang
setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebutdiserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI.
Meskipun demikian kegiatan PGRIberjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para
guru. Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang diputuskan
dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidakmengubah kekompakan di
lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanyakejelasan pada semua pihak pada saat itu.
Bahwa dukungan tersebut dengansendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh
PB. PGRI, yakni ”soksibukan merupakan vaksentral dan nama soksi harus diganti”, tidak
terpenuhi.
10. KONGRES PGRI X
Kongres PGRI X ini diselenggarakan di Gelora Bung-Karno, Jakarta pada bulan Oktober
1962. Pada tahun 1962-1965 merupakan masa sulit dan pahit bagi PGRI. Pada masa itu
terjadi perpecahan di dalam tubuh PGRI.Adapun susunan PB PGRI Masa Perserikatan ke X
(1962-1965) adalah :
Ketua Umum : M.E. Soebiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebadri
Panitera Umum : A. Zachri
Panitera Keuangan : Idris M. Hutapea
Panitera Pendidikan : AMD. Jusuf
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Kewanitaan : Nj. Soenardi
Panitera Perguruan Tinggi : Mr. Agoes Tayeb
Panitera Olahraga : Ichwani
Panitera Kebudayaan : H. Rachman
Panitera Teknik : Soeprijo, S.T
Panitera Keguruan : Noersalim Roendesara
Panitera Hubungan Luar Negeri : Moehammad Hidjajat
Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkankarena
kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, makasusunan PB
PGRI berubah sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua I : M. Hoesein
Panitera Umum : H.M. Hidajat
Panitera Keuangan : A. Abdurachman
Panitera Kesejahteraan : Obing H. Tambri
Panitera Pendidikan : Drs. Soedijarto
Panitera Organisasi : M. Hatta
Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin
Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI
Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf
Panitera Teknik Kejuruan : Ir. GB Dharmasetia
Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo
Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I
PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru PSII (Serikat
Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), PersatuanGuru Kristen Indonesia,
Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia danPersatuan Guru PERTI membentuk
KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP,kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai
provinsi. Tugas utama KAGI adalah :
1. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama
PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru
TekhnikIndonesia ).
2. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI.
3. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak unitaristik, tetapi
juga independen dan non partai politik.

11. KONGRES PGRI XI


Kongres PGRI keXI diadakan pada tanggal 15-20 Maret 1967 di Bandung. Kongres
berlangsung dalam situasi perjuangan orde baru dan terasa sekali susunan peralihan dari masa
orde lama ke orde baru. Orde lama dimasukkansebagai tatanan politik, ekonomi, sosial dan
budaya dalam kehidupan berbangsadan bernegara berdasarkan pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Adapun susunan PB PGRI masa perserikatan XI (1967 – 1970)
sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua : 1. Drs. Men. S. Wanaen
2. Maderman, BA.
Sekretaris Jendral : Drs. Estiko Soeparjo
Sekretaris Keuangan : Ny. Dahniar Zein
Sekretaris Tenaga Kerja : M. Hatta
Sekretaris Pendidikan / Keuangan : Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Organisasi : Drs. Tarwotjo, M.Sc
Sekretaris Poleksos : Drs. M. Rusli Yunus
Sekretaris Perguruan Tinggi : Drs. A. Latief Zachri
Sekretaris Kewanitaan : Ny. S. Soenardi
Sekretaris Olahraga : Moh. Djunardi
Sekretaris Kemasyarakatan / Kebudayaan : Slamet I
Sekretaris Penerangan : T. Simbolon
Sekretaris Hubungan Luar Negeri : Soehoed Tjokroadmodjo
Pasa tanggal 19 Desember 1969 Ketua Umum PN PGRI M.E. Soebiadinata wafat dan di
makamkan di Taman Makam Kalibata dengan inspektur upacara KetuaMPRS Jenderal TNI
Abdul Haris Nasution. Dan Ketua I PB PGRI yang baruyaitu Slamet I. Kongres PGRI ke XI
ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang unitaristik, Independen dan non
partai politik.
12. KONGRES PGRI XII
Kongres PGRIXII dilaksanakanTanggal 29 Juni - 4 Juli 1970 di Bandung. Susunan PB. PGRI
Periode XII ( 1970-1973 ) adalah sebagai berikut :
Ketua Umum : Basyuni Surimaharja
Ketua : 1. Selamet I
2. Maderman, BA
Sekretaris Jendral : AMD Jusuf
Sekretaris Keuangan : Ny. S. Soenardi
Sekretaris Pendidikan : Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Perburuhan : M. Hatta
Sekretaris Organisasi : Bambang Siswojo
Sekretaris Kewanitaan : Ny Dahniar Zein
Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Surimaharja
Ketua : 1. Maderman
2. Drs. WDF Rindorindo
Sekretaris Jendral : M. Hatta
Sekretaris Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia
Sekretaris Pendidikan : Prof.Dr. Winarno Surakhad
Sekretaris Perburuan : Soeharto Padmoatmojo
Sekretaris Organisasi : Satyono, Ba.
Sekretaris Kewanitaan : Ny. Daniar Zein
Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai PGRI, yaitu
struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massasebelumnya : 4 sekretaris
membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnyajumlah personalia PB-PGRI
pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28orang. Istilah sekretaris perburuan harus
diganti sekretaris kesejahteraan.

13. KONGRES PGRI XIII


Kongres XIII dilaksanakan pada tanggal 21-25 November 1973 di jakarta. Susunan PB-PGRI
Periode XIII (1973-1979) adalah sebagai berikut :
Ketua Umum : Basyuni Suria Miharja
Ketua : 1. Porf.Dr. Winarno Surakhmad
2. Drs. Maderman
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Sekbid Organisasi : Moh. Hatta
Sekbid Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia
Sekbid Kewanitaan : Ny. Dahniar Zein
Sekbid Kesejataraan : Drs.M. Rusli Yunus
Sekbid Peerencanaan & Evaluasi : Dr. Har Tilar
Sekbid Pendidikan Guru : Drs.Mien. S. Warnean
Sekbid Pendidikan Sains : Drs.R. Wiriadinata M.Sc.
Sekbid Pendidikan Tinggi : H.B. Layito.
Sekbid Pendidkan Sosial Budaya : Suryono
Sekbid Agama : Dr. Nuhibuddin Waly.MA.
Sekbid Pendidikan Kemasyarakatan : Soeharto Padmodormojo.
Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs.M. Yunus Akbar
Sekbid Pengurus Swasta : Ki Suratman
Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi kepala sekolah
RI di TOKYO, Jepang, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh Sekbid KeuanganDrs.H.
Ghazali Dunia. Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI ”mendapat” bimbingan dari Dewan
Pembina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan,Mentri Dalam
Negeri, Mentri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan”bahterai” PGRI dari amukan
badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanyastruktur Dewan Pembina yang tiga orang
anggotanya secara Ex-officio terdiri atastiga orang mentri.

14. KOBGRES PGRI XIV


Kongres PGRI XIV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-30 Juni 1979 di Jakarta.
Susunan PB PGRI periode XIVadalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja
Ketua : Prof. Dr. Amran Halim
Wakil Ketua : 1. Dra. Ny. M. Wahyudi
2. Drs. Sudarmaji
3. Aaidil Fitrisyah
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF. Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : M. Hatta
Bendahara : F.A. Sastono, B.Sc
Wakil Bendahara : Suyono
Sekbid Organisasi : AT. Sianipar, S.H.
Sekbid Kesejahteraan : Drs. H.Ghazali Dunia
Sekbid Kewanitaan : Dra. Sri Rochani H
Sekbid Pendidikan : Drs. Mien .S. Warnaen
Sekbid Agama : Dr. Muhibuddin Waly
Sekbid Kemasyarakatan : Drs. Buchyar Syam
Sekbid Pendidikan Teknik : H.B. Layito
Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar
Sekbid Pendidikan Prasekolah : Martha Dhamrah
Sekbid Pendidikan Dasar : Drs. Achmad Nuryani
Sekbid Pendidikan Menengah : J.Ch.Lesilolo
Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr. Nyoman Dekker, S.H.
Sekbid Pendidikan Swasta : Ki Suratman
Sekbid Pendidikan dan Budaya : Drs. I. Umae Suparno
Sekbid Perencanaan/evaluasi : Drs. Sigit Poernomo
Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Sulaeman Tjakrawiguna
Kongres PGRI XIV sangat akomodatif terhadap pengaruh pemerintah baik dalam suasana
personalia PB-PGRI maupun dalam prokram demi kemaslahatan organisasi. PB-PGRI
membantu YPLP-PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI) dengan Akte Notaris
Moh.Ali No.24 tanggal 31 Maret 1980 berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1980 dengan
SK.PB.PGRI. Diangkat PB YPLP – PGRI yang pertama sebagai berikkut :
Ketua : Slamet. I.
Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodiputro
Sekretaris : Suardilani
Wakil Sekretaris : D. Somantri Wiradisata.
Bandahara : Drs. Chasan Mintara
Anggota : 1. Dr.M. Hustasdit.
2. Anwar Jasin.M.ed.
15. KONGRES PGRI XV
Kongres PGRI XV diselenggarakan pada tanggal 16-21 Juli 1984 di Jakarta. Kongres PGRI
XV menghasilkan 31 orang Personil PB-PGRI jajaran ketua yang lazimnya sebanyak 3 orang
menjadi 7 orang, 6 ketua; Sekretaris Jenderal yangbiasanya satu sampai dua orang menjadi 4
orang; Bendahara menjadi 3 orang danSekbid menjadi 17 orang; Dewan Pembina dari 3
orang mentri menjadi 5 orangmentri ditambah satu orang lagi yaitu ketua umum satu
oraganisasi politik.Berikut susunan PB PGRI masa Bhakti XV (1984-1989):
Ketua Umum : Basyuni Suriyamiharja
Ketua : 1. Dr, Anwar Jasin
2. Prof. Dr. Anwar Halim
3. Ny. M. Wahyudi
4. Drs. Is. Riwidikdo
5. Drs.I.Gusti Gde Agung Oka
6. Drs. Adil Fitrisyah
Sekretaris Jenderal : Drs.WDF. Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.Rusli Yunus
2. Drs.HS.Sigit Poernomo
3. Drs. H.Samad Thaha
Bendahara : F.A.Santoso, B.Sc
Wakil Bendahara : 1. H.Udjat S.Suwarno
2. Ny.Martha Mijardi
ekbid Organisasi : AT.Sianipar S.H.
Sekbid Kesejahteraan : Nawawi Jufri,BA
Sekbid Penerangan Media : Drs. Achmad Nuryani
Sekbid Kewanitaan : Ny.H.Jajoek M.Assaat,BA.
Sekbid Penelitian : Drs. Achmad Ali
Sekbid Agama : Drs.H.Rahad Azis
Sekbid Pendidikan Guru : DRS.I.Umar Soemarno
Sekbid Pendidikan Prasekolah : Ny.BEF.Montolalu W.
Sekbid Pendidikan Dasar : Toyib Prawira
Sekbid Pendidikan Men.Umum : J.Ch.Lesilolo
Sekbid Pendidikan Teknologi : Ir.H.Barwawi
Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr.Nyoman Dekker,S.H.
Sekbid Pndidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar
Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Drs. Buchyar Syam
Sekbid Seni Budaya : Ki Suratman
Sekbid Pendidikan Swasta : Suyono
Sekbid Hubungan Luar Negeri : Dra.Mien.S.Warnaen
Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung Indonesai (GGI)
jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnyakurang lebih 4.000 m2 diatas
tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung inimenampung 200 orang atau untuk
standing rec menampung kurang lebih 500wisma penginapan dapat menampung 66 orang,
ruang perkantoran, parkir untuk30 mobil dan lain-lain. Proyek pelaksanaan pembangunan
GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri atas :
1. Pengendali/PengawasProyek : H.Soedarmono.SH.
2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja.
3. Satgas Pelaksana Pembangunan :
Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka.
Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus.
Bendahara : Slamet.I.
Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi
Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi
Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed.
Komisaris : Drs. WDF Rindorindoeption
16. KONGRES PGRI XVI
Kongres PGRI kr XVI terjadi pada tanggal 3-8 Juli 1989 di Jakarta. Adapun Susunan PB-
PGRI Masa Bakti XVI (1989-1994) sebagai berikut:
Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka.
2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
3. Dra. Mien.s. Warnaen.
4. H.R. Taman Sastra Dikarna
5. Taruna .SH.
6. Drs. Soetrisno
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.H. Sigit Poernomo
2. Drs.H. Samad Thaha
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.
2. Ny. Martha Mijardi.

17. KONGRES PGRI XVII


Kongres PGRI XVII diselenggarakan tangga 3-8 Juli 1994 di Jakarta. Susunan PB-PGRI
Masa Bakti XVII (1994-1998) adalahsebagai berikut :
Ketua Umum : Basyuni Suramiharja
Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka
2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.
3. Dra. Mien.s. Warnaen.
4. H.R. Taman Sastra Dikarna
5. Taruna .SH.
6. Prof..Dr. Marsetio Danu Saputro
Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.M. Rusli Yunus
2. Drs.H. Sigit Poernomo
3. Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
Bendahara : Drs. HKA Mooyoto
Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.
2. Ny. Martha Mijaidi.
Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan Penasehat
dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat. Susun Personalia Tim
Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai berikut :
- Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo
- Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus
- Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya
- Angggota : Drs. Hudadaya
- Anggota : J.Ch. Lesilolo
- Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik

18. KONGRES PGRI XVIII


Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal25-28 November 1998 di Bandung.
Kehidupan guru pada masa ini sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk mendesak
pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring angin segar reformasi yang
menguak kebebasan bersuara. Kongres telah menetapkan susunan PB-PGRI masa bakti
XVIII (1998-2003) :
Ketua Umum : Porf.Dr. Mohammad Surya
Ketua : 1. Drs.H. Alwi Nurdin. M M.
2. Drs. WDF Rindorindo
3. Drs. Soekarno
4. Prof.Dr. Amaran Halim
5. Koesrin Wardjojo. SIP. SH.
6. Dr. M. Ali. SH. DIPI.Ed. M. Sc.
Sekretaris Jenderal : Drs. Sulaiman SB Ismaya
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs. Rusli Yunus
2. Drs.H. Hudaya
Bendahara : Drs.H. Sjafroedin. DA.
Wakil Bendahara : Ny.Hj. Jajoek, M. Asat, BA.
Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan poengurus
PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secaraaklamasi kini mulai ada
perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidangdiganti menjadi ketua
departemen.

19. KONGRES PGRI XIX


Kongres PGRI ke XIX diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di Hotel Patra Jasa
Semarang, Semarang. Hasil kongres XIX memilih 20-an orang untuk duduk dalam PB PGRI
periode 2003- 2008 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Prof.Dr.H.Mohmmad Surya
Ketua : 1. W.D.F. Rindo Rindo
2. Rusli Yunus
3. Ana Suhaina
4. Alwi Nurdin
Sekretaris Jenderal : Drs H Soemardi Thaher
Sekretaris Jenderal : Kusrin Wardoyo
Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Berbeda
dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis.Sidang
pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya,berlangsung lebih lama
daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsimaupun usulan dari peserta. PGRI
mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan dana
pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan danBelanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), diluar gaji tenaga
pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005. PGRI juga mendesak
pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminankonstitusional bagi terselenggaranya
pendidikan nasional dalam bentuk antara lainpeningkatan akses bagi masyarakat untuk
melanjutkan ke pendidikan tinggi denganbiaya yang relative murah. PGRI meminta
pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk memberikan jaminan keamanan
kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama yang bertugas di daerah konflik dan di
daerah terpencil PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak
politiknya dalam pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat
dan calon presiden/wakil presiden.

20. KONGRES PGRI XX


Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel Hotel
Palembang Sumut. Adapun susunan PB PGRI periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua : 1. Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno
2.Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi,MM
3. Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd
4. Drs. Sugito, M.Sc
5. Hambasi Abdullah
6. Drs.H.Dahri,MM
Sekretaris Jenderal : H. Sahiri Hermawan, SH, MH
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Dra. Harfini Suhardi
2. Drs.H.Giat Suwarno
3. Drs.Wahyo Pradono,MM
Bendahara : Drs. H. Sugiharto,MM
Wakil Bendahara : Drs. H. Muhir Subagia, MM
Depr. Organisasidan Kaderisasi : Drs. M. H. Usman M.Pd
Dept. Keteranaga Kerjaan dan Kesra : Drs. H. Didi Suprijadi,MM.
Dept. Informasi & Komunikasi : Dr. M. Qudrat Nugraha, M.Si
Dept. Penelitian & Pengembangan : Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum
Dept. Pendidikan dan Pelatihan : Dra. Hj. Rachmawaty AR, MM
Dept. Hubungan Kerjasama Luar Negeri : Prof. Dr. H. Djam'an Satori, MA
Dept. Pembinaan Karier & Profesi : Dra. Opih Rofiah Zainal
Dept. Kerohanian : Drs.H.Malik Raden,MM.
Dept. Pemberdayaan Perempuan : Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd
Dept. Pengmb. Kesenian dan Kebudayaan : Dr. Hj. Euis Karwati, M.Pd
Dept. Pengabdian Masyarakat : Dra. Hj. Maysari Berty
Dept. Advokasi & Perlindungan Hukum : Dra. Dian Mahsunah, M.Pd
Kongres PGRI XX dihadiri oleh Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta. Kongres PGRI hari
ke-4 ini menghadirkan Sutiyoso atau yang lebih dikenaldengan Bang Yos sebagai pembicara
di sidang paripurna VII. Dalampembicaraannya, Bang Yos mengatakan bahwa berdasarkan
data dari BPS, diIndonesia ada sekitar 60% jumlah penduduk merupakan penduduk yang
hanyalulus SD. Dengan angka seperti itu Bang Yos mempertanyakan kesiapan Indonesia
menghadapi persaingan global. Sehingga dengan keterbatasan tersebutbanyak orang
Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri sebagai pembanturumah tangga karena
mempertimbangkan gaji yang besar tanpa membutuhkanijazah pendidikan yang tinggi.
Sehingga dapat dipastikan bangsa asing menilaiharkat dan martabat bangsa Indonesia rendah.
Selain itu Bang Yos jugamenambahkan bahwa Indonesia berada di peringkat 133 dari 177
negara dalam Human Developement Indeks mengenai kualitas dilihat dari aspekpendidikan,
kesehatan dan penghasilan. Beliau juga memaparkan suasana danintegritas pikiran
menjadikan Indonesia yang bermartabat. Mendiknas memaparkan dengan berbagai dinamika
dan problematika Guru, tentu mendapat sambutan yang amat meriah dan saling berebutan
untuk bisa berbicara menyampaikan uneg-unegnya kepada Menteri.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com
Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com
http://www.pgri.or.id/so_pb.html
http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2
http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN
http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html
Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid
pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri
Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI
Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013
Website google Kesimpulan Kongres PGRI
Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009
Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai