M HUSNI KAMIL
200743500299
2011
Latar Belakang
PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan
kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya
semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah Guru
Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945.
Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuandan kesatuan
segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali
marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu :
Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejakKebangkiatan
Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dannasionalisme lewat
pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-cita bangsadalam
mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam PembukaanUUD 1945.
1. KONGRES PGRI I
Kongres PGRI I berlangsung pada tanggal 23 – 25 Nonember 1945 di Surakarata (Solo).
Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap tindakan
-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan
maksud penduduk.
2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti
karenanegara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman
dalam negeri.
3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara Arab juga akan
diberi tahu.
Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu :
Ketua Umum : Amin Singgih
Ketua : 1. Rh. Koesnan
2. Soekitro
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Siswa Widjojo
Penulis : 1. Djajeng Soegianto
2. Ali Marsaban
Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)
2. Martosoedigdo
3.Reksosoebroto (Siswowadodjo)
4. Parmoedjo.
Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 setelah kemerdekaan turut membantu
membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan PGRI ketika didirikan,
yaitu memperkuat bedirinya republik Indonesia. Beberapa bulan kemudian Ketua umum
Amin Singgih di Angkat sebagai Bupati Mangkunegara Surakarta, sehingga terpaksa di
adakan perombakan susunan Pengurus Besar dengan formasi sebagai berikut:
Ketua I dan II (dirangkap) : Rh. Koesnan
Penulis : 1. Sastrosoemarto
2. Kadjat Martosoebroto
Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita
2. Martosoedigdo
Anggota : 1. Djajeng Soegianto
2. Sadat Sswowidjojo
3. Siswowardojo
4. Nj. Noerhalmi
5. Soespandi Atmowirogo
2. KONGRES PGRI II
Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta. Adapun
komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut :
4. KONGRES PGRI IV
Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di Yogyakarta. Salah
satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya perngurus pusat
Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandungbesama dengan 38 cabang
sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000 yang terseber di 76
cabang. Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :
1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI
2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para
guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.
3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya
kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan
anggota golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta
menggalakkanpersatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.
Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:
Ketua : 1. Rh. Keosnan
2. Soedjono
3. Soedjono Kromo Dimoeljo
Sekretaris Jendral : 1. Soekimo
2. Moehamad Hidajat
Bendahara : 1. Soetinah
2. Soetedja
Ketua bagian pendidikan : Soedarsono
Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff
Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata
Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo
Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso bekedudukan di
Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama memelihara hubungan dengan jawatengah, jawa
timur dan D.I Yogyakarta. Soejono, Muhamd Hidayat, Soetejo, M.ESubiadinata dan F.
Wacendroff berkedudukan di Jakarta bertugas menyelenggarakan hubungan dengan Jawa
Barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur dan Sunda Kecil. Beberapa peristiwa penting
yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut :
1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.
2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang
penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding
Sregelingder Burgelijke Landsdie Haren (HBBL).
3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.
5. KONGRES PGRI V
Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung. Dalam waktu
kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada rapat ini diputusnkan hal-hal
antara lain sebagai berikut :
1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.
2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-
komisariat daerah.
Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :
1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI
yangmengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat
digajimenurut sesuai dengan standar dari pusat.
2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah
honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi.
Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat
Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata
Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji
Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung
Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat
Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff
Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja
Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja
Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono
6. KONGRES PGRI VI
Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang. Kongres
yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal berikut:
1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah
instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat.
2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil
tindakan (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi.
Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut :
Ketua : 1. Soedjono
2. M.E. Soebiandinata
Panitera umum : Moehamad Hidajat
Panitera organisasi/tata usaha : Soebahdri
Panitera perburuhan : Ahmad Sanoesi
Panitera pendidikan : Ktut Nara
Panitera penerangan : Soeparno
Panitera keuangan dan usaha : Soetardjo
Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II
Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris umum DTU keuangan : Prawirosoedarsono
KU DTU perburuhan dan pendidikan wanita : NJ. S. Soemardi
Redaksi majalah suara guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri
Peristiwa penting yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut :
1. PB-PGRI membangun panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh
F.Wachen droff dengan tugas yangsangat luas.
2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI).
3. Ikut serta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai konferensi lain baik yang
berhubungan dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi
pendidikan.
4. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi
hal-hal berikut :
a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB).
b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun.
c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun.
d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA.
e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun.
5. Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953.
6. Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tanggal 22-27 Juli
1954.
7. Disahkan pula MARS PGRI ciptaan Basoeki Endopranoto.
9. KONGRES PGRI IX
Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober – 4 November 1959 di Surabaya..
Adapun susunan Pengurus Besar PGRI yang dihasilkan di kongres ke IX ini sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebandri
Panitera Umum : Soekarno Prawira
Panitera Umum dan Keuangan : A. Zachari
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Pendidikan : L. Manusama
Panitera Keuangan : A. Zachari
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Sosial / Ekonomi : Ismartojo
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : A. Sanoesi
Komisaris Umum Urusan Pendidikan : A.H. Arahap
Komisaris Umum Urusan Perburuhan : Alam Sjahroeddin
Komisaris Umum Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan besar terutama
karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yangkecil (Rp 150), melainkan
pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timursangat seret. Dari beberapa cabang yang
setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebutdiserobat oleh pengurus daerah yang Pro-PKI.
Meskipun demikian kegiatan PGRIberjalan dalam upayanya memperjuangkan nasib para
guru. Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang diputuskan
dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidakmengubah kekompakan di
lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanyakejelasan pada semua pihak pada saat itu.
Bahwa dukungan tersebut dengansendirinya tidak berlaku lagi jika dua syarat diajukan oleh
PB. PGRI, yakni ”soksibukan merupakan vaksentral dan nama soksi harus diganti”, tidak
terpenuhi.
10. KONGRES PGRI X
Kongres PGRI X ini diselenggarakan di Gelora Bung-Karno, Jakarta pada bulan Oktober
1962. Pada tahun 1962-1965 merupakan masa sulit dan pahit bagi PGRI. Pada masa itu
terjadi perpecahan di dalam tubuh PGRI.Adapun susunan PB PGRI Masa Perserikatan ke X
(1962-1965) adalah :
Ketua Umum : M.E. Soebiadinata
Ketua : 1. M. Hoesein
2. Soebadri
Panitera Umum : A. Zachri
Panitera Keuangan : Idris M. Hutapea
Panitera Pendidikan : AMD. Jusuf
Panitera Perburuhan : Moejono
Panitera Organisasi : Moersid Idris
Panitera Kewanitaan : Nj. Soenardi
Panitera Perguruan Tinggi : Mr. Agoes Tayeb
Panitera Olahraga : Ichwani
Panitera Kebudayaan : H. Rachman
Panitera Teknik : Soeprijo, S.T
Panitera Keguruan : Noersalim Roendesara
Panitera Hubungan Luar Negeri : Moehammad Hidjajat
Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkankarena
kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, makasusunan PB
PGRI berubah sebagai berikut :
Ketua Umum : M.E. Subiadinata
Ketua I : M. Hoesein
Panitera Umum : H.M. Hidajat
Panitera Keuangan : A. Abdurachman
Panitera Kesejahteraan : Obing H. Tambri
Panitera Pendidikan : Drs. Soedijarto
Panitera Organisasi : M. Hatta
Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi
Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin
Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI
Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf
Panitera Teknik Kejuruan : Ir. GB Dharmasetia
Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo
Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I
PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru PSII (Serikat
Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), PersatuanGuru Kristen Indonesia,
Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia danPersatuan Guru PERTI membentuk
KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP,kemudian KAGI terbentuk pula diberbagai
provinsi. Tugas utama KAGI adalah :
1. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama
PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru
TekhnikIndonesia ).
2. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI.
3. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak unitaristik, tetapi
juga independen dan non partai politik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com
Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com
http://www.pgri.or.id/so_pb.html
http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2
http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN
http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html
Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid
pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri
Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI
Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013
Website google Kesimpulan Kongres PGRI
Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009
Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)