Anda di halaman 1dari 7

Nama : Saiful Bahri

NPM : 18.01.7114
Semester : IV (Empat) SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
Prodi : Akuntansi (Sore)

Prosedur Pencatatan Piutang


Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada
setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari
debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.

Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen


Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan piutang yang dikirimkan
kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam
pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur,
catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari
debitur dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para
debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara
periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada
manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.

Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar
transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order
pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari
transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini
dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar
pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan
penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi
penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang
adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada
debitur.

Organisasi
Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang
merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam
buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku
pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan
mengirimkannya kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data
guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari
setiap debitur.

Metode Pencatatan Piutang


Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data
yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
 Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang
telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
 Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur
penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal
retur penjualan.
 Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari
pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah
dicatat dalam jurnal umum.
 Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan
piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a) Metode Posting Harian:
i. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur
penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting
langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan
jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari.
Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch
disertai dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang
tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya,
setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam
buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang
dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara
menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang:
a. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam
kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu
piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada
saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk
membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
b. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima
dari bagian penagihan.
ii. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini,
media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu
piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
b) Metode Posting Periodik:
i. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian
penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk
nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam
sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
ii. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan
kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan
tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung
saldo kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang
dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan.
Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang
sama setiap bulan.
3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur
penjualan beserta dokumen pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian
piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid
invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh:
a. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan,
faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”,
kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar.
b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan
sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur
tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut
kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali
kedalam arsip faktur yang belum dibayar.
4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch
system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus
di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua
macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan
piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk
memutakhirkan arsip induk piutang.

Prosedur Pencatatan Piutang


Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pad
atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya.
Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada
debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan
piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya
2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan,
(2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo
kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai
berikut:
a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan
berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai
catatan piutang (pengganti kartu piutang)
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan
piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam
formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari
lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama
formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan
dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu
piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar)
diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang
sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)
3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement
With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo
berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan
piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening
konvensional adalah ebaqgai berikut:
a. Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang.
c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
d. Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan
selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan
kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan
sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan
piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk
pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.
4. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi
daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan
tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan
jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

Distribusi Penjualan
Distribusi Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur
penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk
keperluan pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah pemasaran. Jika perusahaan menjual
berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai jenis pelanggan dengan berbagai
variasi order size melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan
oleh manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penjualan Menurut Produk
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga

Metode Distribusi Penjulan


Ada 5 metode distribusi penjualan :
1. Metode Berkolom (Columnar Methods). Dalam metode ini, distribusi data penjualan
dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu
kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode ini
ditentukan oleh dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan
setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat
distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi yang
diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b. Metode worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet
akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat
ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam kasifikasi yang dapat
ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet
yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah,
dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk.
c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan. Dalam metode
ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi
yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan.
Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi penjualan
kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari
posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam dartu piutang.
2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount
Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk
menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu
rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung
dengan penyediaan rekening ini.
3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket
Methods). Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut
klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan
dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan,
summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip
secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu. Sedangkan dalam
metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media yang dipakai seebagai distribusi
menjadi media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu
pengkreditan saja. Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu
pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan
untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media
tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk
sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode ini faktur penjualan diubah
menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data tersebut kemudian
disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentuka, dihitung jumlahnya untuk kemudian
dicatat dalam summary strip atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian
dibuat laporan penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
i. membuat media asli sebagai media tunggal.
ii. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
iii. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur
penjualan.
4. Metode Register (Register Methods). Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan
dengan alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang
memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam
klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga
memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang,
jika register kas ini di hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat
dilkukan dengan komputer tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan
penjualan menurut informasi yang dikehendakinya.
5. Metode Dengan Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa,
kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi,
sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan menggunakan
metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer
yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode ditribusi.


Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan
dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan,
metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi
tersebut.
2. Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur dalam klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah
kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan stiap unsur dalam
periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100
unsur, namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode distribusi
yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang aktif.
3. Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal ini memerlukan
pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan
pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang untuk memilih
metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.

Anda mungkin juga menyukai