Disusun Oleh :
KELAS 3A
ABSEN 1-24
2. Tujuan khusus
Tujuan Khusus dari laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan ini
adalah:
a. Mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Anak
dengan Diare
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Asuhan Keperawatan
Keluarga Anak dengan Diare
c. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Anak
dengan Diare
BAB II
TINJUAN TEORI
4. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (hal 86: 2010) fungsi keluarga
adalah :
a) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan
anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.
c) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya.
e) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan.
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Effendy (2012) membagi peranan keluarga
dalam tiga peranan yaitu peranan ayah, peranan ibu dan juga peranan
anak. Peranan ayah adalah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-
anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.
Peranan ibu adalah sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-
anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga, Apabila dalam
keluarga sudah mempunyai anak, maka selain ada peranan ayan,
peranan ibu, juga ada peranan anak. Sedangkan Peranan anak adalah
melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
6. Tugas Keluarga
Keluarga dalam masalah kesehatan mempunyai tugas
pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Suprajitno (2014:16) membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan
oleh keluarga yaitu mengenal gangguan atau masalah perkembangan
kesehatan setiap anggota keluarga, setelah mengenal keluarga
diharapkan mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
yang tepat. keluarga juga bertugas memberi keperawatan kepada
anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu
dirinya karena cacat atau usia yang terlalu muda.
Dalam hal lingkungan untuk menjamin kesehatan, keluarga
diharapkan dapat memodifikasi lingkungan sehingga tidak terjadi
dampak dari lingkungan yang tidak sehat baik didalam maupun diluar
rumah. Suprajitno (2014:18) menambahkan keluarga memannfaatkan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan dalam menjamin kondisi yang
sehata didalam keluarga.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Setiap keluarga mempunyai tahap perkembangan dan tugas
perkembangan sendiri dan mempuyai ciri yang berbeda dengan yang
lain. Terdapat beberapa teori tentang tahap dan tugas perkembangan
keluarga, yaitu: menurut Friedman (2010), tahap perkembangan terdiri
dari : keluarga antara masa bebas (pacaran) dewasa muda,
terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan, keluarga yang
memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai sekolah), keluarga
yang memiliki anak dewasa, keluarga yang mulai melepaskan anaknya
untuk keluar rumah, keluarga lansia.
Sedangkan menurut Depkes (2010) tahap perkembangan keluarga
dibagi dalam 8 tahap perkembangan yaitu:
a) Tahap perkembangan keluarga baru menikah, tahap ini dimulai
dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga. Dalam tahap ini keluarga mempunyai tugas
perkembangan yaitu membina hubungan intim yang memuaskan
pasangannya, membina hubungan dengan keluarga lain, teman
dan keluarga sosial.
b) Tahap perkembangan yang kedua, keluarga keluarga dengan anak
baru lahir. Yaitu ditandai dengan kelahiran anak pertama sampai
dengan 30 bulan. Tugas perkembangan keluarga ini adalah
mempersiapkan menjadi orang tua, adaptasi dengan perubahan
adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual
dan kegiatan, mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangannya.
c) Tahap perkembangan selanjutnya adalah keluarga dengan anak
usia pra sekolah. Pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak untuk
bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain yang lebih tua juga harus terpenuhi,
mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun
diluar keluarga, pembagian waktu untuk individu, pasangan dan
anak, pembagian tanggung jawab anggota keluarga,
merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Tahap perkembangan yang keempat adalah keluarga dengan anak
usia sekolah. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah
membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas ( yang tidak diperoleh dari
sekolah atau masyarakat ), tugas yang lain adalah mempunyai
keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan yang meningkat
termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e) Tahap perkembangan selanjutnya adalah keluarga dengan anak
remaja. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah memberikan
kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat
anak remaja adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi, mempertahankan hubungan intim dalam keluarga,
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f) Tahap perkembangan yang keenam adalah keluarga mulai
melepaskan anak sebagai dewasa. Tugas dalam tahap ini adalah
memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan
keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu
anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat,
penataan kembali peran orang tua dan kegiatan dirumah.
g) Tahap perkembangan selanjutnya adalah keluarga dengan usia
pertengahan. Pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan
mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan, mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya, meningkatkan
keakraban pasangan.
h) Tahap perkembangan yang terakhir atau yang kedelapan adalah
keluarga usia tua. Tugas pada perkembangan ini adalah
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangan, adaptasi dengan perubahan yang akan
terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga, mempertahankan keakraban pasangan dan saling
merawat dan melak life review masa lalu.
8. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan
keluarga menurut Efenddy (2012) yaitu :
Tujuan umum : untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehigga dapat meningkatkan
status kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus :
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam
megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
e) Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu
hidupnya
B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area
pelayanan keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat.
Pelayaanan keperawatan keluarga yang saat ini dikembangkan
merupakan bagian dari pelayanan keperawatan masyarakat
(Perkesmas) perawatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu
program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat
(Effendy, 2012).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga,
pada tatanan komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Effendy,
2012).
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah
mengoptimalkan fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya
(Suprajitno, 2014).
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan
kemampuan keluarga dalam menurut Suprajitno (2014) yaitu :
a) Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan
keluarga dan menangani masalah kesehatan meliputi :
(1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
(2) Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga
(3) Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi
tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai
dengan kemampuan keluarga
(4) Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik,
psikis dan sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan
keluarga
(5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
b) Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
c) Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat
anggota keluarganya
3. Proses Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga melalui praktik keperawatan
dengan sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga
adalah sebagai berikut Suprajitno (2014) yaitu :
a) Pengkajian keluarga dan individu dari dalam keluarga. Pengkajian
keluarga meliputi cara mengidentifikasi data demografi dan sosial
kultural, data lingkungan dan struktur dan fungsi keluarga, stress
dan koping keluarga yang digunakan keluarga dan perkembangan
keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota
keluarga meliputi : fisik, mental, emosi, sosial dan spritual.
b) Perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa keperawatan
meliputi :
(1) Problem atau masalah
(2) Etiologi atau penyebab
(3) Symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES.
Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :
(1) Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang
dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
dengan cepat
(2) Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan
yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan aktual dapat terjadi cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan perawat.
(3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 2018, yang
berkaitan dengan masalah fungsi perawatan kesehatan adalah
sebagai berikut :
(1) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
(2) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
c) Penyusunan perencanaan.
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah
keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria
disusun asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan prioritas
masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai
malaria antara lain :
(1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang
penyakit malaria
(2) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal
(3) Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
(4) Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan
(5) Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi
medis
(6) Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat
meminum obat malaria.
d) Pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan
kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan
keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah
disusun.
e) Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil
sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
A. KESIMPULAN
Diare seringkali muncul karena berbagai penyebab, termasuk
diantaranya infeksi, malabsorpsi, makanan dan psikologis. Karena
berbagai panyebab inilah maka akan timbul berbagai mekanisme yang
akan menyebabkan diare. Penanganan diare sangat penting agar tidak
terjadi komplikasi yang serius, dimana penangan yang utama adalah
penggantian terapi cairan diikuti dengan medikamentosa untuk mengobati
penyebabnya.
Pada prinsipnya dalam penanganan medika meentosa tidak boleh
diberikan obat anti diare, penggunaan antibiotikpun harus sesuai hasil
pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoxicilin
dan atau sesuai dengan hasil uji sensitivitas.Dapat juga digunakan obat
antiparasit seperti metronidazol. Minum diberikan jika pasien sudah mau
minum 5cc/kgBB selama proses rehidrasi .
B. SARAN
Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk
membahas mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbang
penyebab tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua pihak dapat
mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat
diare demi peningkatan kualitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
.
Ariani, P. 2016. Diare Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Mengenal Hipertensi,
(Online),http://ilmugreen.academia.com/2012/07/keperawatan-kesehatan-
keluarga.html. Diakses tanggal 15 februari 2020.
Dinkes DIY. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta.
Dwienda, Maita, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Neonatus, Bayi/Balita dan
Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta : Deepublish.
Effendy, Nasrul. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Effendy. N .2012. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih
Bahasa: Debora R. L & Asy. Y. Jakarta: EGC. Hal 86.
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan dengan Diare. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purokerto. Hal. 12-19.
Hendrawanto. 2011. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Jakarta : Interna Publising.
Manggiasih, Vidia. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Nelwan. 2014. Asuhan Keperawatan Anak Pada Anak C Pasien Diare Ruang
Rawat Inap Di Puskesmas Puwatu. Kendari : Politeknik Kesehatan Kendari.
Ngastinah. 2010. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Soeparman & Waspadji. 2010. Ilmu Pengantar Dalam. Jakarta : BPFKUI
Suprajitno. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik.
Jakarta:EGC. Hal 18.
Suprajitno. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC. Hal. 16.
WHO. 2013. Diarrhoeal Disease. Available from :
http://www.who.Int/topics/diarrhea/en