Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara singkat yang dimaksud dengan pargraf yaitu satuan bahasa yang

terdiri dari buah kalimat atau lebih yang saling berkaitan dan merupakan satu

kesatuan yang utuh dan padu. Disebut satu kesatuan yang utuh dan padu

karena di dalam satu paragraf hanya terdapat satu kepaduan bentuk (koheresi)

dan satu kepaduan makna (kohesi), (Chaer, 2011, hal. 70).

Dalam setiap paragraf yang baik terdapat satu kalimat pokok (ada yang

menyebutnya kalimat utama) yang berisi ide pokok (ada yang menyebutnya

pikiran pokok atau gagasan pokok) dan sejumlah kalimat penjelas (ada yang

menyebutnya kalimat pengembang) yang berisi ide penjelas (atau pikiran

penjelas atau gagasan penjelas) yang merupakan penjabaran dari ide pokok.

Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berfikir.

Bahasa seseorang mencerminkan pikiran atau gagasannya. Penguasaan teori

saja tidak cukup untuk menulis paragraf dengan baik. Semakin terampil

seseorang berfikir, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Dikatakan

demikian karena sebagai sebuah ketrampilan, menyusun gagasan dalam

sebuah paragraf juga memerlukan banyak latihan. Oleh karena itu, latihan itu

perlu dilakukan terus-menerus agar mampu menuangkan gagasan menjadi

perpaduan kalimat yang menyatu dalam sebuah paragraf. Kemampuan menulis

bukanlah kemampuan yang diwariskan turun-temurun, tetapi merupakan hasil


proses belajar-mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan ini berkaitan

dengan kemampuan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca

yang baik.

Uraian berikut ini diharapkan dapat memperjelas bahwa menulis paragraf

adalah sebuah ketrampilan. Banyak contoh data penulisan skripsi mahasiwa

yang masih belum dapat memperlihatkan kemamampuan mengembangkan

gagasan dalam skripsi itu tidak koheresif dan atau koheren. Padahal, skripsi

merupakan media berlatih menulis bagi penulis pemula seperti mahasiswa S-1.

Mudah-mudahan analisis terhadap contoh-contoh paragraf di bawah ini dapat

dijadikan pelajaran berharga untuk melatih atau meningkatkan ketrampilan

menulis ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, skripsi dan sebagainya.

2. Tujuan Penulisan

1) Menjelaskan hakikat paragraf

2) Menjelaskan jenis paragraf

3) Menjelaskan syarat pembentukan paragraf

4) Menjelaskan cara penulisan paragraf


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian paragraph secara umum.

Paragraf adalah suatu rangkaian kalimat yang memiliki gagasan utama.

Nah, pastinya sobat sudah tahu bahwa dalam bahasa indonesia paragraf ini

dikelompokkan berdasarkan bentuk dan kegunaannya.

2. Hakikat Paragraf

Paragraf disebut juga alenia. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa

indonesia dari kata inggris paragraph. Sedangkan kata alenia dari bahasa

belanda dengan ejaan yang sama. Kata belanda itu sendiri berasal dari kata

latin a linea, yang berarti ‘mulai dari baris baru’, (Sakri, 1992, hal. 1). Paragraf

merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam

paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat

dalam paragraf disebut mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat

topik, kalimat-kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini

saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan,

(Akhadiah, Arsjad, & Ridwan, 1988, hal. 144). 

Secara umum bisa dikatakan pragraf adalah satuan bahasa yang

dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintakasis

merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis, artinya di dalam

paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama dilengkapi

dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Lalu,

secara sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama
yang berisi gagasan pokok atau utama, ditambah dengan sejumlah kalimat lain

yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat utama

itu, (Chaer, 2011, hal. 27)

Jadi paragraf itu adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang

dimuat dalam kalimat sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. 

3. Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama ialah untuk menandai pembukaan topik

baru atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya, (Akhadiah, Arsjad, &

Ridwan, 1988, hal. 144).

Menurut Keraf dalam bukunya yang berjudul “Komposisi” Fungsi

paragraf adalah (1) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan

memisahkan sebuah tema dari tema yang lain, (2) memisahkan dan

menegaskan perhentian secara wajar dan normal, (Fuad, Widodo, Rejono,

Hilal, & Sumarti., 2005, hal. 122).

4. Jenis Paragraf

Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf

induktif, (3) paragraf campuran (variatif), (Suwarna, 2012, hal. 73).

1. Paragraf dedukutif

paragraf yang menempatkan kalimat utama pada awal paragraf. Ciri

paragraf deduktif dikenali dari gagasan utamanya yang diletakkan di awal

tersebut. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan

yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada

pada bagian awal tersebut. Paragraf ini bersifat umum, selanjutnya di jelaskan
dengan pernyataan yang bersifat khusus atau keterangan yang memperkokoh

gagasan dalam kalimat. Berikut contoh 1 dari paragraf deduktif.

Contoh 1

Untuk memerangi kemiskinan, berbagai cara dapat ditempuh, berbagai

strategi dapat dijalankan bergantung pada teori atau interprestasi dari keadaan

yang dihadapi. Para pegambil keputusan biasanya dihadapkan pada berbagai

pilihan yang tersedia dengan segala akibatknya, baik yang positif maupun yang

negatif. Salah satu pikihan ekstrem yang secara teoritis pernah dilontarkan

adalah menghilangkan penduduk miskin dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. 

2. Paragraf induktif.

paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf. Ciri

paragraf induktif dikenali dari gagasan utama yang diletakkan pada akhir

bagian. Kalimat utama tempat beradanya gagasan adalah bagian dari bacaan

yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari keseluruhan pembicaraan ada

pada bagian akhir tersebut. Paragraf ini didahului dengan penjelasan,

keterangan, atau data. Kadang-kadang gagasan pokok paragraf induktif berupa

simpulan dari pernyataan kalimat terdahulu. Berikut ini contoh 2 paragraf

induktif.

Contoh 2

Raja tanpa kabinet dan bintang film tanpa penggemar tidak berbeda

dengan ikan hidup di luar air. Profesor tanpa mahasiswa atau pelawak tanpa

penonton sama halnya dengan pohon jeruk yang ditanam di laut. Pemeran
tanpa pengunjung atau pasar tanpa pembeli sama halnya dengan tanaman

hidup di atas batu. Begitulah, setiap orang mendapat harga diri dalam

hubungan dengan lingkungannya dimana ia hidup.

3. Paragraf campuran.

paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf.

Ciri paragraf campuran ditandai oleh berulangkanya gagasan utama pada awal

yang ditegaskan kembali di bagian akhir. Kalimat utama tempat beradanya

gagasan adalah bagian dari bacaan yang dipentingkan. Oleh karena itu, inti dari

keseluruhan pembicaraan ada pada dua bagian paragraf tersebut. Berikut ini

contoh 3 dari paragraf campuran.

Contoh 3

Olahraga secara teratur bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar.

Hal ini dikarenakan olahraga membantu proses metabolisme di dalam tubuh

kita, sehingga semua makanan tecerna dengan sempurna. Sempurnanya

proses pencernaan makanan ini akan menghasilkan energi yang cukup untuk

mendukung segala aktivitas yang kita lakukan sehingga tubuh menjadi bugar

sepanjang hari. Berolahraga yang teratur juga menyebabkan tubuh menjadi

sehat dan kebal terhadap penyakit yang mengintai. Bahkan ada pepatah asing

yang mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga merupakan aktivitas

yang menyehatkan.
5. Syarat Pembentukan Paragraf

1) Kesatuan 

Mempermasalahkan satu masalah pokok. Maksud dalam tulisan harus

mengacu pada satu kesatuan pokok yang dibahas. Keterkaitan antar kalimat

diikat oleh satu topik pembicaraan yang sama, bukan topik masalah yang

berlainan. Penyimpangan akan menyulitkan bagi pembaca. Paragraf dianggab

mempunyai keatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari

topiknya atau selalu relevan dengan topik. Kalimat terfokus pada topik dan

mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam

taraf belajar (tahap pemula) sering mendapat kesulitan dalam memelihara

kesatuan. Perhatikan contoh 4 di bawah.

Contoh 4

Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri

dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi tidak setiap

wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau

mempunyai potensi yang cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada

rakyat yang bermukim di wilayah itu. Sehingga harus mencukupinya dari tempat

lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan negara lain. Untuk itu

dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi

setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan

damai. Namun untuk mencakupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh jalan

kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara selain meningkatkan
kesejahteraan negaranya, juga mempertahankan eksistensinya yang meliputi

kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa dan keutuhan wilayahnya.

Gagasan pokok atau tema di atas adalah masalah utama setiap negara

(meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya). Gagasan

pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang berikut:

- Setiap negara seharusnya mampu menghidupi dirinya sendiri.

- Setiap negara kondisinya memungkinkan.

- Diperlukan hubungan dengan negara lain.

Perincian atau penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan anatar

satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.

2) Kepaduan

Mengaitan hubungan antar kalimat. Hubungan antar kalimat harus saling

berkaitan, tidak ada satu kalimatpun yang hubungannya tidak logis. Cara

mengaitkan hubungan antar kalimat dapat dilakukan dengan melihat hubungan

antar subjek atau antar predikat. Perhatikan contoh 5 di bawah ini.

Contoh 5

Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan

ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang

sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan

evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak

didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. Dengan mengetahui

tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan,
metode yang akan kita gunakan, serta bentuk evalusinya, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. 

Kepaduan didapat dengan mengulang kata kunci yaitu kata yang

dianggab penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul

pada awal paragraf, kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya.

Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. 

3) Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas

yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama.

Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika dikembangkan atau

hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.  Perhatikan contoh 6.

Contoh 6

Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak

suka berselisih atau bersengketa. 

Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas

dengan pengulangan. Kita lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama,

hanya diulangi dengan sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa. 

6. Cara Penulisan Paragraf

Paragraf dapat dilihat dari format yang dikembangkan dengan cara

menjorok ke dalam atau beberapa ketukan spasi. Di samping itu paragraf juga

dapat diberi jarak melalui lajur diberikan kosong. Dari mana suatu paragraf

ditulis? Persoalan dasar tersebut akan berkaitan dengan bagaimana cara

paragraf dikembangkan. Karna syarat penulisan paragraf adalah satu kesatuan


gagasan, kesepadanan dan kelengkapan, kalimat yang terjalin dengan baik dan

tepat akan menjadi kunci pengembangan paragraf selanjutnya. Secara garis

besar, dilihat dari fungsinya di dalam karangan paragraf terbagi atas 3 yaitu:

1. Paragraf pembuka

2. Paragraf isi

3. Paragraf penutup

Paragraf pembuka berisi persoalan dasar yang berkaitan dengan

masalah yang akan kita tulis. Masalah yang akan kita tulis menyangkut

kebutuhan menginformasikan dan mengapa kita mempersoalkannya. Karena

sifatnya pengenalan masalah, pargraf tersebut bersifat menginformasikan akan

apa yang akan kita tuliskan. 

Paragraf isi adalah paragraf yang berisi kelanjutan gagasan. Paragraf ini

merupakan lanjutan dari paragraf pembuka dengan mengedepankan suatu

kasus dan alasan mempermasalahkan kasus tersebut.

Paragraf penutup berisi simpulan dan saran. Paragraf ini lebih

menekankan pandangan akhir, termasuk solusi dan saran yang ditawarkan oleh

si penulis pada maksud yang dipaparkan. Paragraf penutup dapat dikatakan

sebagai akhir bacaan. 

Pengembangan Paragraf

Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah

topik atau tema.Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu

pokok pembicaraan.Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari


tuturan (pokok pembicaraan) yang terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa

kalimat penjelas.

Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan

utama dalam sebuah paragaf.Sedangkan, kalimat penjelas merupakan

pernyataan yang menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-pernyataan

yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah

paragraf.Dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat utama. Biasanya

kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau kalimat utama terletak

diakhir paragraf ( induktif ), serta kalimat utama tercakup dalam keseluruhan

paragraf (deduktif- induktif ).

Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang

berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat

penjelas.Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat

utama.Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak

dikembangkan secara baik. Oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula

disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan (lihat

Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf,

1981)

Perlu kita ketahui bahwa pengembangan paragraf memegang peranan

penting dalam proses menulis ( mengarang ). Karena mengarang adalah

proses dari mengembangkan kalimat topik.


7. Pengembangan Paragraf

Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai

sebuah topik atau tema.Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada

satu pokok pembicaraan.Paragraf merupakan bagian dari karangan atau

bagian dari tuturan (pokok pembicaraan) yang terdiri dari satu kalimat utama

dan beberapa kalimat penjelas.

Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan

utama dalam sebuah paragaf.Sedangkan, kalimat penjelas merupakan

pernyataan yang menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-pernyataan

yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah

paragraf.Dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat utama. Biasanya

kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau kalimat utama terletak

diakhir paragraf ( induktif ), serta kalimat utama tercakup dalam keseluruhan

paragraf (deduktif- induktif ).

Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang

berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat

penjelas.Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat

utama.Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak

dikembangkan secara baik. Oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula

disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan (lihat

Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf,

1981)
Perlu kita ketahui bahwa pengembangan paragraf memegang peranan

penting dalam proses menulis ( mengarang ). Karena mengarang adalah

proses dari mengembangkan kalimat topik.

8. Metode  Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki

adanya pengembangan atau perluasan yang berintikan kalimat utama.Metode

pengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan

suatu paragraf.

Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan

mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat

umum.dimana kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang

disebut dengan kalimat utama. Setelah kalimat utama tersebut dijadikan

permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya ialah menguraikan kalimat-

kalimat yang sesuai dengan kalimat utama.Kalimat inilah yang disebut kalimat

penjelas.

Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu  ;

1)      Cara Definisi

Cara definisi adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan

penjelasan atau pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta

diungkapkan dari berbagai sudut pandang.

Kata-katayang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi,

antara lain adalah, ialah, yaitu.


Contoh :

Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas

beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu

kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf

biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf

tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.

2)      Cara Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan

dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya

dilakukan dengan bantuan kiasan.

Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.

Contoh :

Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan

ilmiah.Bahasa hanya sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang

diungkapakan dalam karangan tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan

baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu sampai ketangan pembaca,penulis

karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik dari segi

ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan

struktur bahasa, misalnyastuktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea

atau paragraph dan juga pemakaiaan ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika

terjadi gangguan atau kerusakan pada unsur-unsur bahasa tersebut,besar

kemungkinan pembaca tidak dapat memahami gagasan ilmiah yang

disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan
yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum

berangkat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus

memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling,

roda, ban, bensin dan sebagainya.kalau perlu orang itu harus membawa

kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat

sampai ketempat tujuan.

3)      Cara Contoh-Contoh

Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung

atau memperjelas gagasan umum agar mudah dipahami oleh pembaca.

Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-

ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan

contoh.

Contoh :

Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki

yang halal, tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal

harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak

akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin

sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya,

rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya

ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi

kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.


4)      Cara Sebab Akibat

Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan

paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan

penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti

dengan penyebab sebagai gagasan penjelas.

Kata yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.

Contoh :

Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia

masuk Kuliah, ia mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan

langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini

rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli

ganja, kuliah sering bolos, akibatnya hasil ujian jelek, badan kurus dan

sekarang mulai berani menjual barang-barang rumah untuk membeli si daun

haram itu.

5)      Cara Perbandingan

Cara perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang

dilakukan dengan membandingkan guna memperjelas suatu paparan.

Biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya,

demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan

sementara itu.

Contoh :

Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern.

Masyarakat primitif dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan


yang tersedia dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang

diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya

dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang).

Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari

lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah

secara manual.Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya

dengan cara membeli barang atau membayar jasa. Alat-alat yang diperlukan

merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memeperolehnya.

6)      Cara Pertentangan

Yaitu cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan

ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan,

sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

Contoh :

Sekolah tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta.Perbedaan itu

dapat dilihat dari segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas

pengejarannya.Untuk sekolah umum biayanya mampu dicapai bagi semua

kalangan masyarakat.Akan tetapi, fasilitas yang ditawarkan kurang memadai

bagi kelangsungan sistem belajar mengajar.Sedangkan, sekolah swasta biaya

yang ditawarkan hanya mampu mencapai batas keuangan beberapa kalangan

masyarakat, artinya kalangan orang mampu.Hal ini sejalan dengan fasilitas,

standar sekolah sertakualitas pengajarnya.Sehingga sekolah swasta mampu

bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan.


7)      Cara Klasifikasi

Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan

berdasarkan ciri-ciri tertentu.

Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan

menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.

Contoh :

Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan

sejak dahulu kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia

dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada

dalam tubuhnya. Empat golong tersebut yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang

sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerik

( banyk empedu kuning ) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat,

lekas mrah, dan agresif. Selanjutnya, flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah

manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah, dan lamban. Terakhir,

melankolis ( banyak empedu hitam ) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan

pesimis.
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.

Paragraf itu adalah sebuah hasil pemikiran atau gagasan yang dimuat dalam

kalimat sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.

2. Fungsi paragraf adalah (1) memudahkan pengertian dan pemahaman

dengan memisahkan sebuah tema dari tema yang lain, (2) memisahkan dan

menegaskan perhentian secara wajar dan normal.

3. Paragraf terdiri atas 3 jenis yaitu (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif,

(3) paragraf campuran (variatif).

4. Syarat pembentukan paragraf ada 3 yaitu (1) Kesatuan, (2) Kepaduan, (3)

Kelengkapan.

5. Dilihat dari fungsinya di dalam karangan, paragraf dibedakan menjadi (1)

paragraf pembuka, (2) paragraf isi,  (3) paragraf penutup.

2. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita sampaikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam menulis sebuah makalah atau skripsi disarankan untuk

mempelajari terlebih dahulu mengenai teori penulisan paragraf yang baik.

2. Berlatihlah dengan tekun agar mampu menulis pargraf dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, G. M., & Ridwan, H. S. (1988). Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia. Ciracas, Jakarta: Erlangga.

Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fuad, M., Widodo, M., Rejono, I., Hilal, i., & Sumarti. (2005). Penggunaan

Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Nugraha, A. (2017, April 23). Contoh Paragraf Campuran Terbaru dan Terbaik.

Retrieved from http://www.prbahasaindonesia.com/2015/09/5-contoh-paragraf-

campuran-terbaru-dan-terbaik.html

Sakri, A. (1992). Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Suwarna, D. (2012). CERDAS BERBAHASA INDONESIA Berbahasa dengan

Pemahaman dan Pendalaman. Ciputat, Tanggerang: Jelajah Nusa.

Anda mungkin juga menyukai