ISOLASI SOSIAL
Disusun Oleh :
ALIS HANGGRAINI
SN191007
A. Masalah Utama
Isolasi Sosial : Menarik Diri
C. Pohon Masalah
D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan
a Isolasi social : menarik diri
b Gangguan konsep diri Harga diri rendah
2. Data yang perlu dikaji
Isolasi social : menarik diri
a Isolasi social : menarik diri
1) Data subjektif
Apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam,
menyendiri dan menolak berhubungan dengan orang lain.
2) Data objektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya
dijawab dengan singkat (ya/ tidak)
b Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3) Data subjektif
Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya, mengungkapkan tidak
ada lagi yang peduli dan mengkritik dirinya sendiri
4) Data objektif
Merusak diri sendiri dan orang lain
E. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial: menarik
F. Rencana Keperawatan
Tujuan umum:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
7) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
2 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya.
b Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
c Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
d Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
a Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan
keuntungan berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan
prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain
c Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
1) beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan dengan orang lain
2) diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
3) beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4 Klien dapat melaksanakan hubungan social
Tindakan:
a Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan
orang lain
b Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan
orang lain melalui tahap :
1) K–P
2) K – P – P lain
3) K – P – P lain – K lain
4) K – Kel/Klp/Masy
c Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.
d Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien
dalam mengisi waktu
e Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
f Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam
kegiatan ruangan
DAFTAR PUSTAKA
Budi A Keliat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien apatis, ekspresi sedih, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak
mata berkurang (menunduk), menolak hubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social : Menarik diri
3. Tujuan SP 1
a. Klien mamp mengungkapkan hal-hal yang melatar belakangi terjadinya
isolasi.
b. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
c. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan
orang lain
d. Klien mampu mempraktikan berkenlan dengan orang lain
4. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya, membantu pasien pengenal penyebab
isolasi social, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien
berkenalan.
Tindakan Keperwatan :
a. Mendiskusikan factor-faktor yang melatar belakangi terjadinya isolasi
social
b. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
c. Mendiskusikan kerugian tiadak berinteraksi dengan orang lain
d. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1 Fase Orientasi
“Selamat pagi”
“Saya X, saya senang dipanggil X. Saya mahasiswa STIKes KUSUMA
HUSADA SURAKRTA yang akan merawat ibu”.
“Siapa nama ibu?Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan ibu hari ini?Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
keluarga dan teman-teman ibu?Mau dimana?Bagaimana kalau diruang
tamu? Mau Berapa lam? Bagaimana kalo 15 menit?”
2 fase kerja
(jika pasien baru)
“siapa saja yang tinggal serumah? Siapa saja yang paling dekat dengan ibu?
Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu?Apa yang membuat ibu jarang
bercakap-cakap dengannya?”
(jika pasien sudah lama dirawat)
“apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O… ibu merasa sendirian?
Siapa saja yang ibu kenal diruangan ini?”
“apa saja kegiatan yang ibu biasa lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien lain?”
“menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ?(sampai pasien jiwa dapat
menyebutkan beberapa). Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa ya
bu? Ya, apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)”
“jadi banyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya. Kalau begitu inginka
ya bu? Belajar bergaul dengan orang lain? Bagus, bagaimana kalau sekarang
kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“begini lo bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita suka, asal kita dan
hobi. Contoh : nama saya T, senang berkenalan. Contoh : nama bapak siapa?
Senang dipanggil apa? Asal dari mana?Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba!Misalnya saya belum kenal dengan ibu, coba berkenalan
dengan saya!”
“ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca,
hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya”
3 fase terminasi
“bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
“Ibu tadi sudah memperaktekkan cara berkenalan dengan baik sekali.”
“selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada, sehingga ibu lebih siap berkenalan dengan orang lain. Ibu
mau praktekkan kepasien lain? Mau jam berapa mencobanya? Mari kita
masukkan pada jadwal hariannya”
“Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan
dengan teman saya perawat N. bagaimana ibu mau kan? Baiklah.Sampai
jumpa.”