Anda di halaman 1dari 48

DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi.....................................................................................................................i
Kata pengantar ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................................5
BAB II TIN JUAN TEORI
A. Pengertian ......................................................................................................6
B. Tahap perkembangan keluarga......................................................................6
C. Tahap Perkembangan Remaja .......................................................................12
D. Ciri-Ciri Remaja ............................................................................................13
E. Gambaran Prilaku Motorik Pada Remaja......................................................14
F. Bahaya Merokok ...........................................................................................15
G. Diagnosa Keperawatan...................................................................................16
BAB III TINJAUN KASUS
A. Pengkajian ....................................................................................................12
B. Data keluaraga ...............................................................................................12
C. Lingkungan ....................................................................................................22
D. Data Penunjang Keluarga ..............................................................................24
E. Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas ....................................................26
F. Kriteria Kemandirian Keluarga......................................................................28
G. Analisa Data ..................................................................................................29
H. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................29
I. Intervensi ......................................................................................................30
J. Implementasi dan evaluasi keperawatan .......................................................38
K. Prioritas Diagnosa .........................................................................................44

i
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................44
B. Saran ..............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan kasus keluarga
dengan tahap anak usia remaja . Dalam proses penyelesaian laporan ini, dengan tulus
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Endang Kartini Ariyati M., M.S., Apt selaku Ketua STIKES Serulingmas
Cilacap .
2. Arif Hendra K, Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing STIKES Serulingmas
Cilacap
3. Pihak-pihak lain yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa serta budi baik kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian laporan ini. Harapan penulis walaupun
kecil semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat khususnya bagi
perkembangan ilmu keperawatan .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis, kritik
dan saran demi kesempurnaan laporan ini akan penulis terima dengan keikhlasan hati

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan
lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anakanak
ke dewasa. Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses
untuk mencari identitas diri ini sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Transisi dari masa anak-anak dimana selain meningkatnya kesadaran diri (self
consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial, maupun
emosional pada remaja sehingga remaja cenderung mengalami perubahan emosi
ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung bahkan agresif.
Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah dengan
faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan
gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya
masalahmasalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).
Laporan Situasi Kependudukan Dunia Tahun 2012 pada peluncurannya,
disebutkan bahwa jumlah penduduk dunia terus tumbuh dan telah mencapai 7
miliar. Sebanyak 1,2 miliar penduduk dunia atau hampir 1 dari 5 orang di dunia
berusia 10-19 tahun. Adapun 900 juta orang di antaranya tinggal di negara
berkembang. Negara Indonesia sendiri, hasil sensus penduduk tahun 2010
menunjukkan 1 dari 4 orang penduduk Indonesia merupakan kaum muda berusia
10-24 tahun, dari 240 juta penduduk Indonesia, jumlah remaja terbilang besar,
mencapai 63,4 juta atau sekitar 26,7% dari total penduduk (BKKBN, 2012).
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengemukakan
bahwa jumlah proporsi kelompok remaja yang sangat besar di masyarakat
sebenarnya dapat menjadi daya ungkit pembangunan karena remaja merupakan

1
kelompok usia produktif yang dapat menunjang pembangunan suatu bangsa,
walaupun secara umum kelompok remaja mempunyai masalah yang sangat
kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami oleh remaja itu sendiri
(BKKBN, 2009).
Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan
pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, tansisi
sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.
Remaja pada umumnya akan mengalami perubahan-perubahan dalam hal biologis
dan psikologis yang sangat pesat. Perubahan-perubahan yang terjadi memberikan
dorongan yang kuat terhadap perilaku dan kehidupan remaja yang sifatnya sangat
beragam (Clemen-Stone, McGuire & Eigsti, 2002).
Permasalahan yang dialami oleh remaja umumnya dikarenakan adanya krisis
identitas tanpa adanya faktor pendukung dan sumber informasi yang jelas dalam
memberikan ketersediaan layanan pada kelompok remaja (BKKBN, 2009).
Permasalahan kesehatan yang berisiko mengancam kesejahteraan remaja antara
lain, konsumsi alkohol, konsumsi obat, depresi atau risiko bunuh diri, emosi,
masalah fisik, problem sekolah , perilaku seksual dan merokok (Stanhope &
Lancaster, 2004).
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan
ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang
69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat
berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida,
sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.
Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat
kandungan berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka
dengan merokok sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke
dalam tubuh kita. Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok
antara lain : kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit
jantung koroner, pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.

2
Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan
banyak penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu
alasannya adalah kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan
kecanduan bagi para penghisapnya sehingga apabila mereka tidak merokok,
mereka akan merasakan gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut
dll. Kemudian ketika mereka merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak
lagi, barulah mereka akan merasa tenang & dapat berkonsentrasi.
Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur
hidupnya, walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk
berhenti, mereka sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah
satu hal lain yang turut menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berarti bahwa terdapat
pertambahan perokok baru setiap saat yang kemungkinan besar akan terus
menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru tersebut sebagaian besar
adalah anak-anak & remaja.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis
yang didasarkan perkembangan. Banyak permasalahan yang sering timbul pada
keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak
berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya,
karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang
berbeda dengan orang tuanya. (Setiadi, 2008).
Kompleksnya permasalahan remaja membutuhkan penanganan, pembinaan
dan kerja sama yang aktif dari berbagai pihak serta seluruh potensi yang ada di
masyarakat. Pembinaan yang paling mendasar dan utama adalah yang dilakukan
oleh keluarga, setiap keluarga memiliki tujuan membantu setiap anggota
keluarganya termasuk anak remaja, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
pengasuhan yang baik, komunikasi yang terjalin dalam keluarga sangat penting

3
agar perubahan dan permasalahan yang terjadi dapat dideteksi semenjak dini.
Selain hal tersebut, keluarga senantiasa harus melakukan kontrol dan
mempertahankan aturan yang telah disepakati secara konsisten (Allender &
Spradley, 2005).
Hasil studi penelitian di Sidney menunjukkan bahwa komunikasi terbuka
dengan remaja dan kebebasan dalam menyelesaikan masalah akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan secara lebih baik dibandingkan dengan orang tua
yang tidak melakukan hal tersebut (Fiona, 2008).
Komunikasi yang baik antara orang tua atau orang dewasa dengan anak
remaja adalah kunci utama untuk menguraikan permasalahan yang terjadi pada
mereka. Melalui komunikasi yang baik dan efektif, maka selanjutnya tentu akan
muncul hubungan yang harmonis dengan remaja, sehingga dapat membentuk
suasana keterbukaan yang dapat membuat remaja tidak takut dan ingin berbicara
pada saat mereka mendapatkan kesulitan dan masalah, selain itu juga akan dapat
membuat remaja mau mendengar dan menghargai orang tua dan orang dewasa
saat mereka berbicara, ini semua tentu akan mempermudah orang tua atau orang
dewasa dalam membantu remaja untuk menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya (Wursanto, 2007).

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian
2. Apa tahap perkembangan remaja
3. Apa ciri-ciri remaja
4. Apa gambaran prilaku motorik pada remaja
5. Apa bahaya merokok
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

4
Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah untuk memperoleh pengalaman
nyata dan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Penyakit hirshcprung
dan bagaimana cara penatalaksanaannya.
2. Tujuan khusus
b. Mengetahui apa pengertian
c. Mengetahui apa tahap perkembangan remaja
d. Mengetahui apa ciri-ciri remaja
e. Mengetahui apa gambaran prilaku motorik pada remaja
f. Mengetahui apa bahaya merokok

5
BAB II

TINJAUN TEORI

A. PENGERTIAN
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
memepertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, dan emosianal serta sosial individu yang ada didalamnyam, dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengana danya ketergantungan dan hubungan
untuk emncapai tujuan umum (Ali, 2010).
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan
perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Notoatdmojo, 2007).
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai
saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda (Syarif, 2013).
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan
ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang
69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat
berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida,
sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

B. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

6
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu
yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan
keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers Friedman,(1998) dikutip oleh
Murwani Arita ( 2007). meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan
secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
1. Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak kita temui
keluarga baru yang tinggal dengan orang tua, maka yang dimaksud dengan
meninggalkan keluarga di sini bukanlah secara fisik. Namun secara
psikologis, keluarga tersebut sudah memiliki pasangan baru. Dua orang yang
membentuk keluarga perlu mempersiapkan kehidupan yang -masing belajar
hidup bersama-sama serta beradaptasi dengan kebiasaan baru karena
keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing
sendiri dan pasangannya, misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi. Dan
sebagainya. Adapun tugas tahap perkembangan keluarga pasangan baru yait
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosia
c. Mendiskusikan rencana anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yaitu keluarga suami,
istri serta keluarga sendiri. Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan
dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan
keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing. Hal lain yang perlu
diputuskan pada tahap ini adalah kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan
anak dan jumlah anak yang diharapkan
2. Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan

7
dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting.Tahap perkembangan Keluarga
“Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
c. .Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga,
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa
diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua, bagaimana orang
tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat
perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Tahap perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah, yaitu
a. .Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal ,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang
lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

8
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak). Kehidupan
keluarga pada tahap ini sibuk dan anak sangat tergantung pada orang tua.
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga
kebutuhan anak, suami, istri, dan pekerjaan (purna waktu/paruh waktu)
dapat terpenuhi. Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan
mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap
utuh dan langgeng denga cara menguatkan hubungan kerja sama antar
suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
perkembangan individual anak khususnya kemandirian anak agar tugas
perkembangan anak pada fase ini tercapa
4. Tahap IV. Keluarga dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
naggota keluarga maksimal, sehinga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian
pula orang tua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk
itu keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah, yaitua.
a. Membantu soisalisasi anak, tetangga, sekolah, dan lingkungan
b. .Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarg
Pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun
luar sekola
5. pahap V. Keluarga dengan Anak Remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

9
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tahap perkembangan Keluarga
dengan Anak Remaja, yaitu
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dewasadan meningkatkan
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai otoritas
terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya).
Seringkali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak
menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara orang tua
mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua
perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan
permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis.
6. Tahap VI. Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terkhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat terkhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersam orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak
untuk hidup sendiri. Tahap perkembangan. Keluarga dengan Anak Dewasa,
yaitu
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan

10
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
d. Membantu anak untuk mandrir di masyarakat
e. Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Keluarga mempersipkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga
sendiri dan tetap membantu anak terkahir untuk lebih mandiri.
7. Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan
dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal
tersebut keluarga perlu melakukan tugas-tugas perkembangan.
Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan, yaitua.
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk
mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas, pola hidup yang sehat,
diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup dan pekerjaan, dan
sebagainya. Pasangan juga mempertahankan hubungan dengan teman sebaya
dan keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar
generasi (anak dan cucu) sehingga pasangan dapat merasakan kebahagian
sebagai kakek-nenek.
8. Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terkhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat
dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang harus dialami

11
keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan
berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan, serta perasaan menurunnya
produktivitas dan fungsi kesehatan. Dengan memenuhi tugas-tugas
perkembangan pada fase ini diharapkan orang tua mampu beradaptasi
menghadapi stressor tersebut. Tahap perkembangan keluarga usia lanjut, yaitu
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik,
dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

C. TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA


Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan
remaja menurut (Sarwono, 2010) adalah.
1. Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih
terheran-heran akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri
dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan
mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan
jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebihlebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini
sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.
2. Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia
berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis
atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari

12
oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak)
dengan mempererat hubungan dengan kawankawan.
3. Remaja akhir (late adolescent)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal yaitu:
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman- pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum.

D. CIRI – CIRI REMAJA


Menurut Widyastuti dkk (2009), Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja
kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciricirinya.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada
tiga tahap yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)


a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
b. Tampak dan merasa ingin bebas.
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir yang khayal (abstrak).
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun
a. Tampak dan ingin mencari identitas diri.
b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

13
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.
e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

E. GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA


Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan
internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-mana dalam
kehidupan sehari-hari, dipasar ataupun ditempat umum lainnya atau bahkan
dikalangan rumah tangga sendiri. Mulai dari orang dewasa sampai dengan anak
kecil mengkonsumsi rokok. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang
sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya.
Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung seperti nikotin, CO, dan tar dapat
menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada disekeliling perokok.
Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif
karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah.
Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah
masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Erikson (Papalia, 2008)
mengatakan bahwa remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa
perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Remaja
sering berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa dengan
bertingkah laku seperti orang dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras dan
menggunakan obat-obatan. Perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki
paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang
dialami oleh remaja.

14
Faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh orang tua,
teman sebaya, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan. Keempat faktor ini
menyebabkan remaja menjadi merokok, memiliki teman sebaya yang merokok
dan adanya iklan rokok mempengaruhi mereka untuk meroko.

F. BAHAYA MEROKO
1. Penyakit jantung di antara penyakit yang tentu timbul dari merokok yaitu
penyakit jantung, dikarenakan sebagian zat yang dikandung oleh rokok seperi
nikotin serta tar bisa turunkan kinerja dari jantung itu sendiri hingga
kerentanan penyakit jantung dapat makin tinggi.
2. Kanker paru-paru penyakit lain yang barangkali timbul akibat dari merokok
yaitu kanker paru-paru, kanker ini timbul dikarenakan paru paru kita
terlampau banyak mengangkut hawa yang berbentuk karsinogenik dari asap
rokok yang mengakibatkan berlangsungnya disfungsi pada organ paru-paru.
disamping itu asap rokok juga bisa menyebabkan munculnya penyakit-
penyakit kanker yang lain.
3. Mempercepat kematian dari beragam survey dari tahun ke tahun. Seseorang
yang mati akibat merokok makin meningkat, perihal ini menunjukkan bahwa
dengan kata lain merokok bisa memepercepat kematian seseorang.
4. Membahayakan kesehatan orang lain (perokok pasif) janganlah disangka
merokok cuma mangancam kesehatan kita sendiri tetapi dengan tidak segera
ada sudah merugikan kesehatan orang lain dikarenakan seseorang yang ada di
sekitar kita juga turut menghisap asap rokok tersebut yang lantas kita kenal
dengan perokok pasif. janganlah dikira perokok pasif ini tidak beresiko untuk
kesehatan jadi perihal ini dapat jadi ancaman untuk orang tersebut.
5. Beresiko untuk kesehatan janin (untuk beberapa wanita) merokok untuk
seorang wanita tak tahu itu perokok aktif atau pasif itu dapat amat beresiko
bikin kesehatan janin seseorang wanita, dikarenakan kelak dapat

15
mengakibatkan keguguran atau bayi kedepannya lahir didalam situasi cacat.
sesungguhnya tetap sangat banyak efek negatif yang diakibatkan oleh
merokok ini, tetapi yang jelas merokok tak ada mafaatnya bikin kesehatan kita
ataupun ada yang katakan dengan merokok bisa bikin seseorang jadi tenang,
rileks serta damai itu hanya sesaat dikarenakan dampak dari zat yang
dikandung oleh rokok tersebut.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko terjadinya perubahan proses keluarga b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan bahaya merokok pada remaja
2. Kecemasan keluarga b/d ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi remaja
dengan perilaku merokok
3. Koping keluarga tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
tugas perkembangan keluarga dengan usia remaja.
4. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah keluarga

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : fifa adistia sari
Tanggal Pengkajian :

B. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 46 Tahun
d. Pendidikan : SD
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Buruh
g. Alamat : Gunung Terang
h. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia

17
2. Susunan anggota keluarga
N Na Hub Umur J Suk Pendidi Peker Setatus TTV Setatus Alat Pen Stts kes Riw Anali
o ma dng K u kan jaan gizi imunisasi bantu/ amp saat ini penyaki si
n Terakhi saat dasar protesa ilan t amsal
KK r ini um ah
um ndivi
du
1 TN KK 46 L Ja SD Buru TB: TD: Lengka Tidak Bai Baik Tidak Baik
.P wa h 175 cm 130/80 p ada k ada
BB: 65 mmHg (-)
Kg N: campak
83X/menit
S: 36.4
RR: 20X/
menit

2 Ny istr 48 P Ja SMP Buru TB: TD: Lengka Tidak Bai Baik Tidak Baik
.D i wa h 150 cm 120/80 p ada k ada
BB: 60 mmHg (-)
Kg N: campak
86X/menit

18
S: 36.7
RR: 22X/
menit
3 Nn An 20 P Ja SMK Swa TB: TD: Lengka Tidak Bai Baik Tidak Baik
.F ak tahu wa sta 160 cm 120/70 p ada k ada
n BB: 55 mmHg (-)
Kg N:76X/me campak
nit
S: 36.1
RR: 21X/
menit
4 Sdr Aa 15 L Ja SMP Swa TB: TD: Lengka Tidak Bai Baik Tidak Baik
.D nak tahu wa sata 155 cm 110/70 p ada k ada
n BB: 40 mmHg (-)
kg N:78X/me campak
nit
S: 36.6
RR: 22X/
menit

3. Tipe keluarga

19
Keluarga Tn. P merupakan tipe keluarga nuclear family ( keluarga inti ) yang anggota keluarganya terdiri
dari seorang bapak, ibu dan dua orang anak.

20
4. Genogram
X

Keterangan

: perempuan x : perempuan meninggal

: laki-laki X : laki-laki meninggal

: garis perkawinan : garis keturunan

: tinggal 1 rumah

5. Suku Bangsa dan Agama


Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa,Indonesia dan beragama
islam
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan setiap bulan untuk Tn.P sekitar 1 juta, biasnya pekerjaannya
adalah sebagai petani, untuk penghasilan Ny.D 1 bulan kurang lebih 1 juta,
pekerjaannya adalah sebagai petani

21
7. Aktifitas Rekreasi
Setiap hari Tn. P & keluarganya dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi &
hiburan biasanya hanya menonton TV serta canda gurau dengan sanak
saudaranya.

C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Denah rumah

11 12
10

6 5
8

7 3
2

22
Keterangan

1. Teras
2. Ruang tamu 1
3. Kamar 1
4. Kamar 2
5. Kamar 3
6. Ruang TV
7. Ruang tamu 2
8. Ruang tempat ibadah
9. Ruang Kamar 4
10. Ruang kamar 5
11. Kamar mandi
12. Dapur

Rumah yang ditempati keluarga Tn. P adalah milik sendiri. Tipe rumah
yang di tempati merupakan rumah permanen dengan jumlah ruangan
dalam rumah ialah lima kamar tidur, satu ruang tamu dan ruang
keluarga ,satu dapur dan ruang makan, satu kamar mandi dan wc jadi satu
ruangan. Jumlah jendela 12 buah. Setiap ruangan dimanfaatkan
sebagaimana fungsinya secara optimal. Perlengkapan perabot rumah
tangga terletak dengan rapi. Jenis septictank satu kotak sudah termasuk
peresapan air .Jarak antara septictank dengan sumber air ialah ± 10 meter.
Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumur. Lantai rumahnya
terbuat dari keramik. Kemudian untuk pekarangan dan halaman rumahnya
sering dibersihkan

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Tetagga Tn. P yang ada disekitar rumah sopan dan ramah – ramah terhadap
semua anggota keluarga Tn. P Jarak tempat tinggal klien dengan rumah lain

23
cukup dekat. Tn. P kerap ikut anggota pos ronda di desa nya dan kegiatan
keagaman.
3. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. P selama menikah belum pernah pindah rumah. Tn. S dan
istrinya bekerja sebagai petani
4. Sistem pendukung keluarga
Apabila Tn .P sakit parah selalu pergi ke dokter atau klinik terdekat untuk
berobat. Sanak saudaranya juga sering menjenguk bila Tn. P sedang sakit dan
jika ada masalah selalu dimusyawarahkan secara bersama-sama.

D. DATA PENUNJANG KELUARGA


1. Rumah dan Sanitasi Lingkungan
a. Kondisi Rumah : Kondisi rumah baik, letaknya agak masuk
dari pinggir jalan. Selain itu, dan antara rumah satud engan rumah yang
lain tidak terlalu jauh.
b. Ventilasi : ventilasi cukup, mjumlah jendela juga cukup,
pencahayaan juga cukup
c. Pencahyaan rumah: pencahayaan rumah cukup, karena rumah
juga terletak di depan dekat dengan pinggir jalan dan ada pencahayaan
yang cukup.
d. Saluran Buang Limbah : sumber limbah baik karena di sekitar
rumah sudah ada got/sungai kecil khusus untuk menampung aliran limbah
tersebut
e. Sumber Air Bersih : sumber AIR bersih sehat, sumber air
bersih tersedia cukup. Terdapat kran dan air yang dialirkan dari sumur.
f. Jamban Memenuhi Syarat : jamban memnuhi syarta karena
jamban tersedia dan pada umumnya cukup bersih sehingga aktivitas
toileting juga sudah terlaksana dengan cukup baik, hal ini juga menunjang
pola hidup bersih dan sehat di keluarga Tn. P

24
g. Tempat Sampah: tempat sampah tersedia di depan rumah,
kemudian dibuang ke tempat penampungan sampah yang ada di sebrang
jalan raya. Jika sedang ada kegiatan kerja bakti RT, sampah-sampah
tersebut dibakar.
h. Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota
Keluarga 8m2/orang : rumah layak huni dengan total jumlah keluarga
yaitu 5 orang

2. PHBS Di Rumah Tangga


a. Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : tidak ada
b. Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : tidak ada
c. jika ada balita, Menimbang balita tiap bln : tidak ada
d. Menggunakan air bersih untuk makan & minum: iya menggunakan Air
bersih, air yang digunakan untuk makan dan minum adalah air bersih
yang mana di rumah Tn.P pun tersedia sumber air bersih mengalir dengan
keran.
e. Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: iya, Air yang digunakan
untuk kebersihan diri seperti mandi, toileting, aktivitas BAK dan BAB
adalah air bersih.
f. Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : iya, Keluarga Tn. P dan Ny.
D biasanya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal ini
kadang juga diikuti oleh anak-anaknya.
g. Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : iya, karena tempat
sampah berada tidak jauh dari sekitar rumah sehingga memungkinkan
untuk membuang sampah di tempat yang benar. Kemudian sampah yang
sudah banyak dibuang ke tempat penampungan sampah yang ada di
sebrang jalan raya yang mana sampah-sampah itu nantinya dibakar ketika
kegiatan kerja bakti RT sedang berlangsung.

25
h. Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : tidak, keluarga Tn. P kurang
bisa menjaga lingkungan rumahnya dengan baik. hal ini terlihat dari isi
rumah tersebut yang penataan barang-barangnya kurang indah
dipandang/berantakan.
i. Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : iya, biasaya lauk pauk sehari-hari
dilengkapi dengan sayur
j. Menggunakan jamban sehat : iya, keluarga menggunakan fasilitas jamban
yang sudah tersedia di rumah.
k. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : tidak, karena bak
mandinya diganti dengan ember sehingga kurang bisa memonitor jentik
setiap harinya. Hanya sekedar membuang air yang memang tidak terpakai
di ember.
l. Makan buah dan sayur setiap hari : iya, karena memang lauk pauk yang
disediakan dirumah juga dilengkapi dengan sayuran, namun jarang jika
setiap hari makan buah.
m. Melakukan aktivitas fisik setiap hari : biasanya Tn. SPbangun pagi untuk
sekedar jalan-jalan pagi, Ny. D biasa ke pasar dan masak baik untuk
kebutuhan dirumah maupun di warung, serta kedua anaknya juga
bersekolah.
n. Tidak merokok di dalam rumah  : tidak, Kadang-kadang Tn. P merokok.

E. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN


KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang
menderita sakit: Iya ada, karena ketika salah satu anggota keluarganya sakit,
baik Ibu atau Bapak pasti mampu mengenali tanda dan gejalanya dan biasnaya
langsung di baw ake tenaga kesehatan terdekat.
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya : iya tau, keluarga mengetahui masalah

26
kesehatan yang dialami karena komunikasi mereka cukup baik sehingga jika
terjadi sesuatu pasti mudah diidentifikasi.
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan
yang dialami anggota dalam keluarganya: iya, kadang-kadang mereka
mengetahui penyebab masalah kesehatannya, tetapi lebih detail lagi ketika
diperiksakan ke fasilitas kesehatan yang ada sehingga anggapan sementara
mereka mengenai penyebab masalah kesehatan bisa jelas.
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah
kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : iya, keluarga mengetahui
tanda dan gejala dari masalah kesehatan karena mereka dapat memantau
aktivitas yang dilakukan satu sama lain setiap harinya.
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan
yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat : iya tau,
keluarga kurang mengetahui akibat/dampak jika salah satu anggota keluarga
mereka yang sakit tidak diobati. Biasanya mereka akan menanyakan hal ini
jika diperiksakan ke fasilitas kesehatan atau bidan terdekat.
6. Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Tenaga kesehatan,
yaitu Bidan dan mantri. Tetapi itu jika mereka memang benar-benar
memeriksakan diri mereka ke Bidan atau mantri. Jika mereka memutuskan
untuk tidak memeriksakan kesehatan mereka lebih lanjut, artinya mereka
hanya cukup menggali informasi kesehatan seadanya kepada tetangga atau
saudara terdekat.
7. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya: perlu berobat ke pelayanan kesehatan jika sakit
yang dialami dirasa belum juga sembuh setelah diobati tradisional atau bahkan
hanya perawatan biasa tanpa obat.
8. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan
yang dialami anggota keluarganya secara aktif : iya, biasanya mereka

27
melakkukanupaya ini dengan mempertahankan lingkungan yang baik untuk
menunjang kesehatan menurut mereka sendiri.
9. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : iya karena biasanya
keluarga langsung memeriksakan kondisi kesehatannya dan obat juga
terlambat didapat.
10. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota
keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: iya, keluarga
melakukan perawatan biasa dengan misalnya minum air hangat atau teh
hangat saat batuk, kemudian masih menerapkan kompres untuk mengatasi
demam.
11. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya: iya, keluarga melakukan
pencegahan kesehatan dengan salah satunya tetap melakukan aktivitas fisik
namun tidak berlebihan sehingga tidak cepat kelelahan karena jika lelah
sedikit saja mungkin keperluan lain menjadi tidak terurus dan selalu sarapan
bagi yang bersekolah.
12. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan : iya, kadang-kadang keluarga memperhatikan lingkungan
jika memang sudah ada yang mengarah ke kondisi sakit. Seperti mulai bersih-
bersih halaman rumah akibat sampah atau dari hewan peliharaan ayam.
Namun, untuk di dalam rumah, masih kurang rapi.
13. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan
sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya : iya, biasanya keluarga menggali informasi kesehatan dari
tetangga dan Bidan terdekat.

F. KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA

28
1. Menerima petugas puskesmas
2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kesimpulan:
1. Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Kemandirian II; jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

G. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1. DS: Tn. P mengatakan jika dirinya ketidakmampuan Perilaku
merawat
suka meroko dan dalam 1 hari klien Kesehatan
anggora
bisa mengahabiskan kurang lebih 5 keluarga yang Cenderung
sakit
batang Berisiko
DO: adanya bekas putung rokok di
asbak
Bibir Tn.P Tampak kehitaman
2. DS: Tn P mengatakan jarang merawat Memodifikasi Hambatan
Lingkungan
rumahnya, karena sibuk bekerja dan pemeliharaan
rumah
ketika pulang sudah larut malam dan rumah
lelah sehingga tidak sempat
memebersihkan rumahnya
DO : rumah tampak kotor, dan
berdebu, tidak ada tempat sampah,
banyak rumah laba-laba

29
H. DIAGNOSA KEPERAWATA
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b.d ketidakmampuan merawat
anggora keluarga yang sakit
2. Hambatan pemeliharaan rumah b.d Memodifikasi Lingkungan rumah

30
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA NURSING OUTCOMES NURSING


KEPERAWATAN CLASSIFICATION INTERVENTION
CLASSIFICATION
Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Mengenal;
Kesehatan keperawatan selama 3 x pertemuan Bengajaran;proses
Cenderung dengan keluarga diharapkan keluarga penyakit
Berisiko b.d mampu : a. Validasi pengetahuan
ketidakmampuan 1. Mengenal masalah kesehatan saat ini
merawat anggora Dengan kriteria hasil : b. Jelaskan penyebab,
keluarga yang Perilaku Pencarian Kesahatan proses penyakit,
sakit INDIKATOR Awa Akhi tanda gejal,
Data Subyektif l r komplikasi dan
1.Merokok sehari Mengajukan penatalaksanaan
habis sekitar pertanyaan c. Beri info tentang
kurang lebih 5 b.d kesehatn perubahan kondisi
batang sendiri fisik kondisi saat ini
2.bibir klien Menjelaskan d. Diskusikan tindakan
terlihat strategi penanganan dan
kehitaman menghilangk sumber dukungan
an perilaku e. Diskusikan
tidak sehat perubahan gaya hidup
 Melak. yang mungkin perlu
Perilaku dilakukan
kesehatan
konsisiten yg
disarankan dg
kesadaran
sendiri
Mencari
bantuan nakes
Keterangan
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
Secara konsisten menunjukan
2. Mengambilkeputusan 2. Mengambil
Pembuatan keputusan Keputusan
INDIKATOR Aw Akh Dukungan mengambil

31
al ir keputusan
Mengidentifik a. Identifikasi adanya
asi info perbedaan pandangan
relefan ttg kondisi menurut
Mengidentifik klg dan nakes
asi b. Beri solusi alternatif
konsekuensi dg jelas dan konsisten
pilihan c. Hormati hak klg
Mengidentifik menerima menolak
asi sumber yang informasi
diperlukan d. Menjadi penghubung
 Memilih keluarga dg
alternative kelompok pendukung
pilihan dan yankes
Keterangan
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
Tidak terganggu
3. Merawat anggota keluarga yang 3. Merawat Anggot
sakit Keluarga yang sakit
Perilaku Patuh Bantuan Berhenti
INDIKATOR Aw Akh Merokok
al ir a. Tentukan kesiapan
Mempertimban berhenti merokok;
gkan tetapkan tanggal
keuantungan berhenti; beri
perilaku sehat dorongan gaya hidup
 Menggunakan bebas rokok (ngelink
strategi mendapat EBP)
perilaku sehat b. Dorong bergabung
Menggunakan dg kelompok
aktivitashidup pendukung berhenti
harian sesenergi merokok
dan toleransi c. Ajarkan
Monitor sendiri metodepraktis
status kesehatan menolak keinginan
sendiri merokok
d. Beri produk
Keterangan pengganti nikotin;
1. Tidak pernah menunjukan Sediakan makanan

32
2. Jarang menunjukan kesukaan, perman,
3. Kadang menunjukan buah alihkan dengan
4. Sering menunjukan hobi kesukaan;
5. Secara konsisten menunjukan hindari
konflik;ciptakan
keakraban dalam
keluarga

4. Memodifikasi lingkungan 4. Memodifikasi


Dukungan Keluarga Modifikasi Perilaku
INDIKATOR Awa Akhi a. Tentukan motivasi
l r klien terhadap
Klg peruabhan perilaku
mendukung b. Dukung untuk
anggota klg mengganti kebiasaan
 Klg peduli yang tidak diinginkan
berkomunikas dg kebaisan lebih baik
i dg anggota (misal dialihkan
klg menyediakan permen,
menghiburi buah-buahan, mknn
klg ysakit kesukaan)
Memberikan c. Kenalkan orang yang
perawatan yg telah berhasil berhenti
tepat merokok
Keterangan d. Beri perhatian
1. Tidak pernah menunjukan, kebutuhn kesehtan
2. Jarang menunjukan (belikan raket)
3. Kadang menunjukan e. Plih perilaku menjadi
4. Sering menunjukan terukur (misal berhenti
5. Secara konsisten menunjukan merokok, jumlah yg
dihisap)
f. Fasilitasi keterlibatan
keluarga makan
bersama, nonton tivi
Bersama Peningkatan
Sistem Dukungan
g. tur suhu ruangan sejuk;
atur tempat makan
menarik nyaman
h. Atur ruang interaksi
keluarga nyaman; lingk
ungan

33
memudahkanpenyiapan
makanan
5. Memanfaatkanfasilitas pelayanan 5. Memanfaatkan
kesehatan fasilitas Panduan
Partisipasi dalam Keputusan Sistem Pelayanan
Perawatan Kesehatan Kesehatan
INDIKATOR Aw Akh a. Anjurkan keluarga
al ir untuk menjakau
Ada tanggung pelayanan kesehatan
jawab terdekat
membuat b. Koord waktu
keputusan jadwal, jelaskan
 Mencari waktu, biasa dan
informasi lokasi
terpercaya c. Bantu pasien atau
Mengidentifik keluarga untuk
asi kebthn kshtn berkomunikasi
Mengakses menegenai
yankes unt perawatan
kebutuhan kesehatan
kshtn d. Berikan kontrak
Keterangan tindakan lanjut
e.
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

DIAGNOSA NURSING OUTCOMES NURSING


KEPERAWATAN CLASSIFICATION INTERVENTION
CLASSIFICATION
Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Mengenal
pemeliharaan keperawatan selama ...x pertemuan a. Validasi pengetahuan
rumah b.d dengan keluarga diharapkan keluarga saat ini tentang
Memodifikasi mampu : pemeliharaan rumah
Lingkungan rumah 1. Mengenal masalah kesehatan b. Jelaskan pentingnya
DS: Tn P Dengan kriteria hasil : pemeliharaan rumah

34
mengatakan jarang Pengetahuan manajemen penyakit (ngelink EBP)
INDIKATOR Awal Akhir c. Kaji apa saja yang
merawat rumahnya,
menja dihambatan
karena sibuk Pengertian; klien dalam
Penyebab penyakit pemeliharaan rumah
bekerja dan ketika
 Perjalanan; Tanda d. Ajarkan dari hal-hal
pulang sudah larut gejala penyakit mudah yang perlu
 Komplikasi ; dilakukan dalam
malam dan lelah
Pencegahan penyakit pemeliharaan rumah
sehingga tidak e. Bantu membuat
jadwal pemeliharaan
sempat
Keterangan rumah seperti waktu
memebersihkan menyapu dan
1. Tidak ada pengetahuan mengepel sesuai
rumahnya
2. Pengetahuan terbatas kesanggupan klien
DO : rumah tampak
3. Pengetahuan sedang
kotor, dan berdebu,
4. Pengetahuan banyak,
tidak ada tempat
5. Pengetahuan sangat banyak
sampah, banyak
rumah laba-laba
2. Mengambil keputusan 2. Mengambil
Pembuatan keputusan Keputusan
INDIKATOR Awal Akhir a. Identifikasi adanya
Mengidentifikasi perbedaan pandangan
info relefan tentang kondisi
Mengidentifikasi rumah semestinya
konsekuensi b. Beri solusi alternatif
pilihan dengan jelas dan
Mengidentifikasi konsisten
sumber yang c. Hormati hak keluarga
diperlukan menolak menerima
 Memilih informasi
alternative pilihan d. Memberikan
Keterangan dukungan dengan
baik kepada
1. Sangat terganggu keputusan bijak yang
2. Banyak terganggu diambil keluarga

3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu

35
5. Tidak terganggu
3. Merawat anggota keluarga yang 3. Merawat
sakit a. Tentukan kategori
Perilaku Patuh :- diet sehat kondisi pemeliharaan
INDIKATOR Awal Akhir rumah keluarga
 Menetapkan b. Bantu keluarga dalam
target capean diet memodifikasi rumah
 Menggunakan sesuai keinginan
panduan nutrisi keluarga
Mengkonsumsi c. Dorong keluarga
menu sehat dalam memulai dan
Keterangan meningkatkan
1. Tidak pernah dilakukan pemeliharaan rumah
2. Jarang dilakukan secara konsisten
3. Kadang-kadang dilakukan d. Mendukung keluarga
4. Sering dilakukan untuk mewujudkan
5. Dilakukan sec konsisten ide-ide bagus dalam
memodifikasi rumah

36
3. Memodifikasi lingkungan 4. Memodifikasi
Dukungan Keluarga Selama Manajemen
Perawatan Lingkungan
INDIKATOR Awal Akhir a. Ciptakan
Klg mendukung lingkungan yang
anggota klg yg nyaman\
sakit b. Kondisikan
 Klg peduli suasana sejuk
berkomunikasi dg didalam rumah
klg y sakit c. Atur makanan
Menghiburi klg yang menarik
ysakit d. Kondisikan
Memberikan lingkungan
perawatan yg tepat memudahkan
Keterangan penyediaan
1. Tidak pernah menunjukan makan
2. Jarang menunjukan e. Atur alat makan
3. Kadang menunjukan yang bersih
4. Sering menunjukan mudah
5. Secara konsisten menunjukan terjangkau
f. Atur suasana
makan yang
menyenangkan
dengan anggota
keluarga

5. Memanfaatkanfasilitas pelayanan 5. Memanfaatkan


kesehatan fasilitas
Partisipasi dalam Keputusan a. Anjurkan untuk
Perawatan Kesehatan rajin mengikuti
INDIKATOR Awal Akhir kerja bakti desa
Ada tanggung b. Membantu
jawab membuat menggunakan
keputusan kembali barang
 Mencari maupun fasilitas
informasi yang tidak
terpercaya digunakan
Mengidentifikasi c. Demonstrasikan
kebthn kshtn menggunakan alat

37
Mengakses yang ada tata cara
yankes unt memlihara rumah
kebutuhan kshtn dengan baik
Keterangan d. Dorong kerjasama
dalam keluarga
1. Tidak pernah menunjukan untuk sama-sama
2. Jarang menunjukan menciptakan
kondisi rumah
3. Kadang menunjukan yang nyaman.
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

J. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes Puskesma No. Register

Nama Perawat Fifa adistia sari Nama Tn.P


Penanggungjawab/KK

Nama Keluarga Tn.P Alamat Gunung terang

Penyakit/Masala -
h kesehatan

No Diagnos Implementasi Evaluasi TTD


/T is Perawat

38
gl Kepera
watan

Perilaku 1. Me S : - klien mengatakan sudah mulai


Kesehat validasi mengurangi merokok.
an pengetahuan saat
ini - Klien mengatakan 1 hari
Cender
2. Me meroko kurang lebih 4 kali
ung njelaskan
Berisiko - Klien mengatakan bahwa
penyebab, proses
b.d untuk menganti rokok
penyakit, tanda
ketidak gejal, komplikasi biasanya Tn.S makan premen
mampu dan
O : - Klien tampak mengurangi
an penatalaksanaan
3. Me merokok
merawa
ngidentifikasi
t - Klien tampak mulai
adanya perbedaan
anggora pandangan ttg mengkonsumsi permen
keluarg kondisi menurut pengganti rokok
a yang klg dan nakes
4. Me A : Masalah teratasi sebagian
sakit
mberi solusi
P : lanjutkan intervensi
alternatif dg jelas
dan konsisten
5. Me
nententukan
kesiapan berhenti
merokok; tetapkan
tanggal berhenti;
beri dorongan gaya
hidup bebas rokok
6. Dor
ong bergabung dg
kelompok
pendukung
berhenti merokok
Hambata 1. Memvalidasi S : - Klg mengatakan belum
n pengetahuan saat melakukan pemeliharaan rumah
pemeliha ini tentang
raan pemeliharaan - Klg mengatakan belum
rumah rumah menyadari tentang pentingnya
b.d 2. Menjelaskan

39
Memodi pentingnya pemeliharaan rumah
fikasi pemeliharaan - Klg mengatakan akan
Lingkun rumah membuat lingkungan yang
gan c. Mengidentifikasi nyaman
rumah adanya perbedaan
pandangan tentang O : - Klg tampak sadar tentang
kondisi rumah pentingnya pemeliharaan rumah
semestinya - Klg melakukan pembersihan
d. Memberi solusi rumah
alternatif dengan - Klg tampak membuat
jelas dan konsisten lingkungan sejuk dan nyaman
e. Menentukan - Lingkungan rumah sejuk saat
kategori kondisi makan dengan ditemani
pemeliharaan anggota klg lain
rumah keluarga - Klg tampak mengikuti kerja
f. Membantu bakti
keluarga dalam
memodifikasi A : Masalah teratasi sebagian
rumah sesuai
P : Pertahankan intervensi
keinginan keluarga
a. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
b. Mengkondisikan
suasana sejuk
didalam rumah
c. Menganjurkan
untuk rajin
mengikuti kerja
bakti desa
d. Membantu
menggunakan
kembali barang
maupun fasilitas
yang tidak
digunakan

40
K. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Kriteria Bobo Nilai Pembenaran
Dx t
1. a. Sifat masalah Skala: 1 2/3 x 1 Masalah sudah terjadi, namun
Tidak /kurang sehat = 2/3 perlu dilakukan upaya
Ancaman kesehatan penanganan bagimna cara
Krisis berhenti merokok dengan
b. Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2
memberikan pendidikan
dapat diubah =1
kesehatan tentang upaya
Skala :
bahaya merokok
Mudah

41
Sebagian Masalah sudah terjadi & dapat
Tidak dapat di ubah diatasi dengan mengurangi
c. Potensi masalah untuk 1 2/3 x 1
rokok dengan pelan- pelan.
dicegah = 2/3
Masalah belum berlangsung
Skala :
lama dan diyakini dapat di
Tinggi
upayakan dengan pendidikan
Cukup
kesehatan.
Rendah
Anggapan keluarga tentang
d. Menonjolnya masalah 1 1/2 x 2 meroko sudah biasA
Skala : =1
Masalah berat dan harus
segera di tangani
Ada masalah tapi tidak
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2 a. Sifat masalah Skala: 1 2/3 x 1 Dengan kondisi keluarga yang
Tidak /kurang sehat = 2/3 sibuk mengakibatkan
Ancaman kesehatan keterbatasan aktivitas.
Krisis Kebersihan dalam rumah
b. Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2
menjadi berkurang.
dapat diubah =1
Dengan menjadikan upaya
Skala :
membersihkan rumah suatu
Mudah
kegiatan menyenangkan dan
Sebagian
menjadi olahraga ringan di
c. Tidak dapat di ubah
dalam rumah.
d. Potensi masalah untuk 1 2/3 x 1
dicegah = 2/3
Berprinsip bahwa kebersihan
Skala :
lingkungan rumah adalah
Tinggi
sumber kenyamanan dan
Cukup

42
e. Rendah keharusan.
f. Menonjolnya masalah 1 1/2 x 2
Bila tidak ada upaya menjaga
Skala : =1 kebersihan rumah, maka akan
timbul ketidaknyamanan,
Masalah berat dan harus
sumber penyakit dan
segera di tangani mengurangi makna rumah
sebenarnya.
Ada masalah tapi tidak
perlu ditangani
g. Masalah tidak dirasakan
Jumlah

43
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau
kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat

B. Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui
penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai
jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan
kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan,

44
untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan
keluarga.

45

Anda mungkin juga menyukai