Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.

M
DENGAN ANAK DEWASA MUDA/ PELEPASAN
DI DESA KARANG KEMIRI

Oleh:
Alif Meidey Prakoso
17.072

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS
Jl. Raya Maos No. 505 Maos - Cilacap 53272 Telp/ Fax: (0282) 695452
Tahun 2020
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Kholifah & Wahyu, 2016).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam suatu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Baylon dan Maglaya di kutip oleh Arita Murwani 2007).
Dari kedua pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua
orang atau lebih, dalam suatu ikatan perkawinan dan pertalian darah hidup dalam suatu rumah tangga, dibawah asuhan seorang anggota
keluarga mempunyai peran masing-masing serta menciptakan dan juga mempertahankan suatu kebudayaan.

B. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut Kholifah & Wahyu (2016) adalah sebagai berikut:
1. Tipe keluarga tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
b. The dyad family (keluarga dyad), yaitu suatu rumh tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Keluarga mungkin belum
mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.
c. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini terjadi biasanya
disebabkan karena perceraian atau kematian.
d. Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dwasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
e. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain, sperti paman, bibi, kakek, nenek dan sebagainya.
Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
f. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah
membangun karir sendiri atau sudah menikah.
g. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersana atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
2. Tipe keluarga non tradisional
a. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
c. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sabagimana pasangan suami
istri.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

C. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut Kholifah & Wahyu (2016), antara lain:
1. Fungsi Biologis
Fungsi biologis keluarga bukan hanya ditujukan untuk meneruskan kelangsungan keturunan, tetapi juga memelihara dan
membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga juga bagiandari fungsi biologis
keluarga.
2. Fungsi psikologis
Keluarga menjalankan fungsi psikologisnya antara lain untuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di
antara anggota keluarga, membina pendewasanan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga menajalankan fungsi ekonominya untuk mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
Fungsi ekonomi ini secara kultur di Negara-negara Asia dipegang teguh oleh kepala keluarga yaitu suami, tetapi lambat laun nilai itu
memudar, banyak wanita sebagai single parent memenuhi fungsi ekonomi.
5. Fungsi Pendidikan
Keluarga menjalankan fungsi pendidikan untuk menyekolahkan anak dalam rangka memberikan pengetahuan, ketrammpilan dan
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa dan mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya,
menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan. Fungsi-fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua dengan menyediakan pangan, papan,
sandang dan perlindungan terhadap bahaya.Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi status kesehatan anggota
keluarga secara individu) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi keluarga bagi perawatan keluarga.
6. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehata dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

D. Peran dan tanggung jawab keluarga


Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada
beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:
1. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
2. Pengenal atau pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan mudah menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan memantau mencarikan jalan pemecahanya.
5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku
sehat.
6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga
disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.

E. Tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama
berbeda dengan keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers (Friedman, 1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan
secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Pada makalah ini
akan diuraikan perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 1998).
1. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak kita temui keluarga baru yang tinhggal dengan
orang tua, maka yang dimaksud dengan meninggalkan keluarga disini bukanlah secara fisik. Namun secara psikologis, keluarga tersebut
sudah memiliki pasangan baru.
Dua orang yang membentuk keluarga perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan penyesuaian
peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing belajar hidup bersama-sama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya,
misalnya kebiasaan makan, tidur, bangun pagi, dan sebagainya. Adapun tugas tahap perkembangan keluarga pasangan baru yaitu:
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yaitu keluarga suami, istri serta keluarga sendiri. Masing-masing
pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok
social pasangan masing-masing. Hal ini yang perlu diputuskan pada tahap ini adalah kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak
dan jumlah anak yang diharapkan.
2. Keluarga ‘’child-bearing’’ (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang
penting.
Tahap perkembangan keluarga ‘’child-bearing’’ (kelahiran anak pertama):
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan angota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual, dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Kelahiran bayi pertama member perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya
untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua
pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua, bagaimana orang tua berinteraksi dan
merawat bayi serta bagaimana berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Keluarga dengan Anak Prasekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun
Tahap perkembangan keluarga dengan anak prasekolah, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
Kehidupan keluarga pada tahap ini sibuk dan anak sangat tergantung pada orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya
sedemikian rupa sehingga kebutuhan anak, suami, istri, dan pekerjaan (purna waktu/paruh waktu) dapat terpenihi. Orang tua menjadi
arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan
cara menguatkan hubungan kerja sama antara suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan individual
anak khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai.
4. Keluarga dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya
keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak
memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tau yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga
perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah, yaitu:
a. Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah, dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga.
Pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, member kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di
sekolah maupun luar sekolah.
5. Keluarga dengan Anak Remaja
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat
anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, pada tahap ini keluarga
memiliki tugas perkembangannya.
Tahap perkembangan keluarga dengan Anak Remaja, yaitu:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkatkan
otonominya.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua lepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab
(mempunyai otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan dungsinya). Seringkali muncul kkonflik antara orang tua
dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya sementara orang tua mempunyai hak untuk mengontrol
aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga
hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis
6. Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup
sendiri.
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa, yaitu:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri tetap membantu anak terakhir untuk lebih
mandiri. Pada saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti fase awal.
Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak merasa “kosong” karena anak-anak sudah tidak tinggal serumah lagi.
Untuk mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas kerja, meningatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memlihara
hubungan dengan anak.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pension atau salah satu pasangan
meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal
sebagai orang tua. Untuk mengatasi hal tersebut keluarga perlu melakukan tugas-tugas perkembangan.
Tahap perkembangan keluarga usia pertengahan, yaitu:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakrabanpasangan
Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagaiaktivitas:
pola hidup yang sehat, diet seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup dan pekerjaan, dan sebagainya. Pasangan juga mempertahankan
hubungan dengan teman sebaya dan keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga antar generasi (anak dan cucu)
sehingga pasangan dapat merasakan kebahagiaan sebagai kakek-nenek. Hubungan antar pasangan perlu semakin dieratkan dengan
memperhatikan ketergantungan dan kemandirian masing-masing pasangan.
8. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan pension, berlanjut salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal. Proses lanjut usia dan pension merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan social,
kehilangan pekerjaan, serta perasaan menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan. Dengan memenuhi tugas-tugas perkembangan
pada fase ini diharapkan orang tua mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut.
Tahap perkembangan keluarga usia lanjut, yaitu:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik, dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat.
e. Melakukan “live review”.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Lanjut usia umumnya:
lebih dapat beradaptasi tinggal dirumah sendiri dari pada tinggal bersama anaknya. Wanita yang tinggal dengan pasangannya
memperlihatkan adaptasi yang lebih positif dalam memasuki masa tuanya dibandingkan wanita yang lebih positif dalam memasuki masa
tuany dibandingkan wanita yang tinggal dengan sebayanya. Orang tua juga perlu melakukan ‘life review’ dengan mengenang
pengalaman hidup dan keberhasilan dimasa lalu.Hal ini berguna agar orang tua merasakan bahwa hidupnya berkualitas dan berarti.

F. Tugas perkembangan keluarga dengan dewasa muda/pelepasan


Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau
kedewasaan social pada masa dewasa awal. Sealama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan yakni perkembangan yang dialami
oleh individu tersebut. Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir, motif dan kehidupan afeksi,
hubungan social serta integrasi masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang brkurang harapan hidupnya disebut proses
menjadi tua. Proses ini sebagian dari pada keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan
bersama dan faktor pribadi orang diri sendiri, yaitu regulasi diri sendiri.
Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada masa
dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam
kedudukan social dan dalam pengalaman batinnya. Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus terkait pada
usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang lain.
Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase dewasa, begitu pula dirasa sulit untuk menunjukan kapan dimulinya proses
menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat mengenai lansia tidak diwarnai oleh gambaran citra yang negative seperti
yang ada pada masyarakat pada umunya. Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa:
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Stelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis(seksual) sehingga mereka siap
melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang sah
(perkawinan yang resmi). Untuk semsntara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan
berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk memebentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menemukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kroteria yang berbeda.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan
kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup.
3. Meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usia menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja,
guna menerapkan ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karir sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi
jaminan masa depan keuangan yang baik.
4. Menjadi warga Negara yang bertanggung jawab
Warga Negara yang baik adalah dambaan bagi setip orang yang ingin hidup tentram, damai, dan bahagia ditengah-tengah
masyarakat. Syarat untuk menjadi warga Negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang sesuai dengan norma social budaya yang
berlaku dimasyarakat.
Seperti yang terjadi pada keluarga Tn. P tugas perkembangan keluarga dengan anak dewasa muda/pelepasan diantaranya:
1) Mengenal masalah keluarga: keluarga mengatakan bahwa jika ada masalah dibicarakan dengan kekeluargaan, ada ayah, ibu dan si
anak, anak sakit langsung diobati dan dibawa ke pelayanan kesehatan, anak sedang ada masalah pribadi orang tua mengetahui
perubahan yang terjadi seperti murung, marah, jengkel, tidak mau makan dan lainnya.
2) Mengambil keputusan: anak sakit diperiksa ke layanan kesehatan yang sesuai dengan layanan yang layak dan baik, memutuskan untuk
menikah dengan persiapan yang matang dari kesiapan anak maupun keluarga, orang tua mengiklaskan anakanya untuk menikah.
3) Merawat: jika ada keluarga yang sakit dan perlu perawatan dirumah atau di layanan kesehatan keluarga akan merawat dengan baik dan
penuh kasih sayang, bertanggung jawab.
4) Memodifikasi: membuat ventilasi yang baik dirumah, penerangan yang cukup, menjaga kebersihan rumah.
5) Memanfaatkan: keluarga memanfaatkan layanan kesehatan didesanya.

G. Masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan dewasa muda/pelepasan


1. Komunikasi kaum dewasa dengan orangtua perlu ditingkatkan
2. Masalah dalam hal transisi peran sebagai suami istri
3. Masalah perawatan orang tua lansia
4. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik (TD tinggi, kolestrol, dll)
5. Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian seperti merokok, makanan lain.

H. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Masalah Potensial
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan penampilan
c. Gangguan proses pikir
d. Gangguan pemeliharaan kesehatan
e. Gangguan penyalahgunaan zat
f. Gangguan pola seksual
g. Konflik peran keluarga
h. Konflik pengambilan keputusan
i. Ketidakefektifan koping keluarga
j. Hambatan interaksi social
k. Ketidakberdayaan
l. Deficit pengetahuan
m. Deficit perawatan diri
n. Perubahan kebutuhan nutrisi
2. Masalah Resiko
a. Resiko perubahan peran orang tua
b. Resiko penularan infeksi
c. Resiko kesepian
d. Resiko cedera
3. Masalah Potensial
a. Potensi berkembangnya koping keluarga
b. Potensial pemeliharaan kesehatan

I. Peran dan fungsi perawat keluarga


Peran dan fungsi perawat di keluarga menurut Kholifah & Wahyu (2016), antara lain sebagai beriku:
1. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan,
mulai dari pengkajian sampai evalusi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif,
preventif, kuratif serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan,
merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.

4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
penyelesaian masalah kesehatan di keluarga.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut:
1. Pencegahan primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendteksi dini terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan
segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera dapat
dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih
lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memlihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi
pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara
fisik, sosial, emosional.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.M
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Alamat : Karang Kemiri
Jenis type keluarga : Nucear family
LEMBAR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI KOMUNITAS
Fasilitas Yankes Puskesmas, bidan desa, dokter No. Register

Nama Perawat yang Alif Meidey P. Tanggal 19 April 2020


mengkaji Pengkajian :

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. M Bahasa sehari- Bahasa Jawa dan Indonesia
hari

Alamat Rumah & Telp Karang Kemiri Jarak yankes 3 km


terdekat

Agama & Suku Islam, Jawa Alat Sepeda motor


Transportasi

2. DATA ANGGOTA KELUARGA


No Nama Hub Umur JK Suk Pendi Pekerj Status TTV Status Alat
dgn u dikan aan Gizi (TD, N, Imunisa Bantu/
KK Terak Saat S, P) si Dasar Protesa
hir Ini (TB, BB)

1. Tn. M KK 54 th L Jaw SMP Buru TB :160 TD: Lengkap Tidak


a h 130/80 ada
BB : 65
S : 36

2. Ny. L Istri 48 th P Jaw SMP IRT TB : 150 TD: Lengkap Tidak


a 120/70 ada

BB : 55 S:36

3. Sdr. W Anak 25 L jaw SMA Kary TB: 170 - Lengkap Tidak


a awan ada
wiras BB: 70
wasta

4. Sdr. K Anak 16 L Jaw SMA Siswa TB: 150 TD: Lengkap Tidak
a 110/80 ada
BB: 44 S:36

1. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)


2. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

 Kondisi Rumah : kondisi rumah rapih.  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan :
 Ventilasi : cukup, karena disetiap kamar ada Ya/ Tidak : Ya.
jendela, diruang tamu, juga terdapat jendela  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Cukup/Kurang Ya/ Tidak : Ya, menyusui ankanya dulu sampai 3 tahun
 jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Pencahayaan Rumah : cukup , terdapat banyak Ya/ Tidak : Ya, selalu rutin menimbang anak balita ke
jendela disetiap sisi. posyandu terdekat
 Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Baik/ Tidak
Ya/ Tidak : Ya, selalu menggunakan air bersih untuk
 Saluran Buang Limbah : Baik, saluran limbah minum dan makan
tampak baik dan bersih.  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
Ya/ Tidak : Ya, menggunakan air bersih untuk mandi
Baik /Cukup/Kurang  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya/ Tidak : Ya, selalu mencuci tangan dengan air bersih
Sumber Air Bersih : Sehat, menggunakan PDAM
dan sabun
dan air sumur jernih
 Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Sehat/Tidak Sehat Ya/ Tidak : Ya, selalu membuang sampah di tempat
sampah
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya, sangat  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
memenuhi, karena menyediakan wc atau jamban Ya/ Tidak : Ya, setiap hari selalu membersihkan
lingkungan rumah
Ya/Tidak
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
 Tempat Sampah: Ya, ada banyak tempat sampah Ya/ Tidak : Ya, karena kebutuhan makan setiap hari
untuk menampung sampah-sampah yang ada perlu untuk gizi dan kesehatan
 Menggunakan jamban sehat :
3. Ya/Tidak
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ada, karena masih dalam lingkup
satu rumah
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya, karena
masih dalam lingkup satu rumah
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya: 
Ya, karena masih dalam lingkup satu rumah
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya :  Ya, keluarga mengetahuinya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat :  Ya , keluarga mengetahuinya
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: anaknya
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : perlu berobat
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
 Ya, karena kesehatan itu merupakan kebahagiaan bagi anggota keluarga
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya
:
 Ya, karena kebutuhan kesehatan pada anggota keluarga sangat penting
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya:
 Ya, bisa karena penyakitnya tidak terlalu parah
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya, bisa karena pencegahan harus dimulai dari awal sebelum penyakit itu muncul

12 ) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan :

 Ya, keluarga mampu memelihara dan memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
 Ya, keluarga mampu untuk mendapatkan informasi atau sumber yang ada di masyarakat

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA :


Kesimpulan:
1. Menerima petugas puskesmas 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
- Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
- Kemandirian II; jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
- Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
- Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

Lampiran

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (Tidak ada anggota keluarga yang sakit )

Nama Individu yang sakit: Tn.M Diagnosa Medik :

Sumber Dana Kes Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :

ehatan :

Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK 4-5x/hr,vol
 Edema  Bunyi ..ml/hr  Sianosis
jantung: tidak ada
edeme, bunyi jantung  Hematuri  Poliuria  Sekret / Slym
S1/S2 reguler  Oliguria  Disuria
 Irama ireguler
 Inkontinensia  Retensi
 Asites  Akral
 Nyeri saat BAK; tidak ada  Wheezing
dingin : akral teraba
keluhan BAK (nyeri saat
hangat
BAK)  Ronki ........................................
 Tanda Perdarahan:
 KemampuanBAK :  Otot bantu napas ..................
purpura/ hematom/ Mandiri/
 Alat bantu nafas ....................
petekie/ Bantu sebagian/tergantung :
mandiri, tidak terdapat  Dispnea
hematemesis/
inkontionensia urin  Sesak
melena/ epistaksis :
normal  Alat bantu:  Stridor
Tidak/Ya*……… Gunakan
 Tanda Anemia : Obat :Tidak/Ya : tidak  Krepirasi
Pucat/ menggunakan alat bantu
seperti selang DC : normal
Konjungtiva pucat/
Lidah
 Kemampuan BAB
pucat/ Bibir pucat/ :Mandiri/

Akral pucat : Bantu sebagian/tergantung :


normal, tidak terdapat mandiri, tidak terdapat
tanda pendarahan masalah eliminasi Alat
bantu: Tidak/Ya*...
 Tanda Dehidrasi:

mata cekung/ turgor


kulit

berkurang/ bibir
kering : tidak terdapat
tanda dehidrasi

 Pusing 
Kesemutan : tidak
terdapat pusing dan
kesemutan

 Berkeringat  Rasa
Haus : tidak berkeringat
dan merasa integritas
kulit normal

 Pengisian kapiler  3
detik

Keterangan Tambahan terkait Individu

DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT


Laboratorium Radiologi EKG USG

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Tn. M Ny. L


1. TTV TD : 120/80 mmHg TD : 120/70 mmHg
N : 80 x permenit N : 83x permenit
RR : 20 x/ menit RR : 20 x/ menit
S : 36 S : 36
2. BB dan TB BB : 65 Kg BB : 55 Kg
TB : 150 cm TB : 150 cm
3. Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala mesocephal,
mesocephal, rambut rambut hitam bersih, tidak
hitam bersih, tidak ada ada luka, tidak ada benjolan
luka, tidak ada benjolan
4. Mata Konjungtiva ananemis, Konjungtiva ananemis,
sklera anikhterik,pupil sklera anikhterik, pupil
miosis, rangsang cahaya miosis, rangsang cahaya
isokor, tidak ada lesi dan isokor, tidak ada lesi dan
jejas, tidak ada gangguan jejas, tidak ada gangguan
pengelihatan pengelihatan
5. Hidung Bersih, tidak ada polip, Bersih, tidak ada polip, indra
indra penciuman normal penciuman normal
6. Telinga Telinga simetris, bersih, Telinga simetris, bersih,
pendengaran normal, pendengaran normal, tidak
tidak ada lesi, tidak ada ada lesi, tidak ada luka
luka
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid maupun kelenjar tiroid maupun getah
getah bening, tidak ada bening, tidak ada luka.
luka.
8. Dada I : dinding dada I : dinding dada simetris
simetris ,tidak ada ,tidak ada pengembangan
pengembangan dinding dinding dada , tidak ada
dada benjolan di payudara, puting
P: Bunyi sonor menonjol
P: Tidak ada nyeri tekan, P: Bunyi sonor
tidak ada krepitasi P : Tidak ada nyeri tekan,
A : Vesikuler tidak ada krepitasi
A : Vesikuler
9. Abdomen I : Tidak ada luka dan I : Tidak ada luka dan lesi,
lesi, penyebaran warna penyebaran warna
merata,tidak ada merata,tidak ada benjolan.
benjolan. A : Peristaltik usus 10 x/
A : Peristaltik usus 10 x/ menit
menit P : Bunyinya redup,
P : Bunyinya redup, P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tidak ada nyeri tekan
10. Genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji
11. Ekstermitas Atas : Atas :
Tangan simetris, tidak Tangan simetris, tidak ada
ada luka dan jejas, tidak luka dan jejas, tidak ada
ada krepitasi, kekuatan krepitasi, kekuatan otot
otot normal 5;5 normal 5;5
Bawah : Bawah :
Terdapat reflek patela, Terdapat reflek patela, tidak
ada nyeri sendi dikedua ada edema dan varises,
lutut, tidak ada edema kekuatan otot normal 5 : 5
dan varises, kekuatan
otot normal 5 : 5
12 Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Ny.L mengatakan Tn.M sering Tugas Ketidakefektifan
merasa nyeri pada sendi lututnya dan perkembangan pemeliharaan kesehatan
sering bingung bagaimana cara tidak tercapai
meredakan nyeri jika timbul. Tn.M (ketidakmampuan
mempunyai riwayat asam urat sekitar 5 merawat anggota
tahun serta masih jarang menghindari keluarga yang
makanan yang seharusnya tidak boleh sakit)
dimakan.
Do : terlihat Tn.M tampak memegangi
lututnya.
2. Ds : Ny.L mengatakan tidak bisa jauh- Resistensi Perpisahan dengan
jauh dengan anaknya jika nantinya sudah ketakutan orang anaknya
menikah dan mempunyai keluarga. tua
Berharap anaknya tetap tinggal, dan
bersedia untuk menerima anggota baru.
Do : Ny.L tampak bingung

13 Skoring
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit.
No Kriteria Bobot Jumlah
.
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1
Skala:
Aktual (3)
Resiko (2)
Keadaan sejahtera/potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2
Skala:
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 2/3
Skala:
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1
Skala:
Segera (2)
Tidak perlu (1)
Tidak dirasakan (0)
Total 4+2/3

2. Resistensi ketakutan orang tua berhubungan dengan perpisahan dengan anaknya.


No Kriteria Bobot Jumlah
.
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3
Skala:
Aktual (3)
Resiko (2)
Keadaan sejahtera/potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2
Skala:
Mudah (2)
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah untuk dicegah 2/3 x 1 2/3
Skala:
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
4. Menonjolnya masalah ½x1 ½
Skala:
Segera (2)
Tidak perlu (1)
Tidak dirasakan (0)
Total 2+5/6

Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat yang sakit.
2. Resistensi ketakutan orang tua berhubungan dengan perpisahan dengan anaknya.
14 Intervensi
Diagnose NOC NIC

Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 2 1. Mengenal


pemeliharaan pertemuan dengan keluarga diharapkan keluarga
kesehatan b.d mampu : Pengajaran proses
ketidakmampua 1. Mengenal masalah kesehatan penyakit
n merawat dengan kriteria hasil : a. Monitor pengetahuan
anggota keluarga pengetahuan manajemen penyakit akut keluarga
yang sakit Indikator Awal Akhir b. Kaji pola makan,
Faktor penyebab 2 keterbatasan
Tanda gejala penyakit 2 financial, tujuan
Meningkatkan diet 2 kepatuhan
Strategi untuk mencegah 3 c. Jelaskan penyebab,
komplikasi proses penyakit,
Ket : 1 tdk ada pengetahuan, 2 pengetahuan terbatas 3 tanda gejal,
pengetahuan sedang 4 pengetahuan banyak 5 komplikasi dan
pengetahuan sangat banyak pencegahan, jelaskn
kondisi fisik kondisi
saat ini
d. Ajarkan panduan
nutrisi yang baik
untuk mengontrol
asam urat
e. Bantu membuat menu
yang disukai
keluarga.
2. Mengambil keputusan 2. Mengambil keputusan
Partisipasi dalam keputusan perawatan kesehatan
Indikator Awal Akhir Dukungan pengambilan
Mengidentifikasi 2 keputusan
informasi yang a. Identifikasi adanya
terpercaya perbedaan pandangan
Mengidentifikasi 2 ttg kondisi menurut
prioritas outcome keluarga dan tenaga
kesehatan kesehatan
Mengidentifikasi 2 b. Beri solusi alternatif
hambatan untuk dg jelas dan konsisten
mencapai outcome c. Hormati hak klg
menerima menolak
Ket:1 tdk pernah menunjukan, 2 jarang informasi
menunjukan 3 kadang menunjukan 4 sedang d. Menjadi penghubung
menunjukan 5konsisten menunjukan keluarga dg
kelompok pendukung
dan yankes
3. Merawat orang yang sakit 3. Merawat orang sakit
Perilaku pencarian kesehatan
Indikator Awal Akhir Manajemen nutrisi
Melakukan skrining diri 2 a. Tentukan status gizi
Mendapat bantuan dari 2 anggota keluarga
tenaga kesehatan
b. Atur diit yang
Menjelaskan strategi 3
diperlukan
untuk menghilangkan
prilaku tidak sehat c. Bantu buat daftar
Ket : 1 tdk pernah menunjukan, 2 jarang modifikasi kebutuhan
menunjukan 3 kadang menunjukan 4 sedang nutrisi klien
menunjukan 5konsisten menunjukan
d. Monitor perubahan
status nutrisi

e. Anjurkan makan
makanan yang sesuai.

f. Dorong
memnyiapkan
makanan dengan
tekhik efisien

4. Memodifikasi lingkungan 4. Memodifikasi


Keseimbangan gaya hidup lingkungan
Indikator Awal Akhir
Keluarga perduli pada 3 Manajemen lingkungan
anggota yang sakit komunitas
Keluarga memberikan 3 a. Ciptakan lingkungan
perwatan yang tepat yang nyaman
pada anggota klg yang
sakit b. Kondisikan suasana
sejuk didalam rumah
Menghibur klg yang 4
sakit c. Atur makanan yang
Ket : 1 tdk pernah dilakukan, 2 jarang dilakukan 3 menarik
kadang dilakukan 4 sering dilakukan 5konsisten
dilakukan d. Kondisikan
lingkungan
memudahkan
penyediaan makan

e. Atur alat makan yang


bersih mudah
terjangkau

f. Atur suasana makan


yang menyenangkan
dengan anggota
keluarga

5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan 5. Memanfaatkan pelayann


kesehatan
Partisipasi dalam Keputusan Perawatan Kesehatan Panduan sistem
Indikator Awal Akhir pelayanan kesehatan
Mengakses pelayanan 2 a. Anjurkan jangkau
kesehatan pelayanan kesehatan
Mencari informasi 2
terpercaya b. Koord waktu
Keterangan : 1 : Tidak pernah menunjukan , 2: Jarang terjadwal, jelaskan
menunjukan, 3 :Kadang menunjukan, 4: Sering waktu biaya, lokasi
menunjukan,5: Secara konsisten menunjukan
c. Fasilitasi
komunikasi antara
yankes dan keluarga

d. Dorong formulir
layanan biaya dan
layanan kesehatan

Resistensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 1. Mengenal masalah


ketakutan orang pertemuan dengan keluarga diharapkan keluarga - Bantu keluarga
tua b.d mampu: menangani kekhawatiran
perpisahan 1. Mengenal masalah kesehatan terhadap masalah
dengan anaknya Dengan kriteria hasil : tersebut
Indikator Awal Akhir - Bina hubungan saling
1. Menunjukan control 3 percaya anatr anggota
kecemasan/ketakutan 3 keluarga
2. Kenali tanda-tanda 3 - Bantu keluarga
kecemasan 2 menegnal peran dan
3. Kenali perubahan- 2 masalah yang terjadi
perubahan setiap anggota - Dorong keluarga untuk
keluarga mengungkapkan rasa
Ket :1 :Tidak ada pengetahuan, 2 : Pengetahuan (marah,bersalah,dll)
terbatas , 3: Pengetahuan sedang , 4 : Pengetahuan dalam anggota kelyuarga
banyak, 5 : Pengetahuan sangat banyak

2. Mengambil keputusan 2. Mengambil keputusan


Pembuatan keputusan - Bantu keluarga untuk
Indikator Awal Akhir memutuskan rasa
1. Mampu mengurangi 3 ketakutannya akan
kecemasan dan ketakutan melepas anaknya.
untuk melepas anaknya 3 - Berikan penjelasan akan
2. Keluarga harus mengetahui tugas perkembangan
bahwa melepas anak keluarga dengan anak
dewasa awal adalah tugas 2 usia dewasa awal
perkembangan keluarga. - Bantu keluarga untuk
Ket :1 :Sangat terganggu , 2 : Banyak terganggu, 3: meniatkan keputusannya
Cukup terganggu, 4 : Sedikit terganggu, 5 : untuk menikahkan
Tidak terganggu anaknya dan merelakan.
- Edukasikan peran
sebagai orang tua
dengan anak dewasa
awal.
- Libatkan keluarga dalam
mengambil keputusan
3. Merawat anggota keluarga yang sakit 3. Merawat
Perilaku Patuh :- diet sehat - Berikan support yang
Indikator Awal Akhir baik
1. Mengontrol 3 - Anjurkan untuk selalu
kecemasan 3 berpikir positif dengan
2. Selalu berpikir postif 3 perubahan keadaan
3. Status koping yang menerima anggota baru
baik - Tentukan pengetahuan
Ket :1 : Tidak pernah dilakukan , 2 : Jarang yang diperlukan untuk
dilakukan, 3: Kadang-kadang dilakukan, 4 : mengatasi kondisi
Sering dilakukan, 5 : Dilakukan sec konsisten kecemasan
- Dorong status koping
orang tua teradap
masalah yang terjadi.

4. Memodifikasi lingkungan 4. Modifikasi


Dukungan Keluarga Selama Perawatan - Mengungkapakn distress
Indikator Awal Akhir saat mengupayakan
1. Motivasi 3 suatu masalah
2. Dukungan suportif dari 3 - Berikan motivasi sesame
anggota keluarga yang lain 3 anggota keluarga
3. Partisipasi sosial - Identifikasi aktivitas
Ket : yang dapat membantu
1 : Tidak pernah menunjukan, 2: Jarang menunjukan, menurunkan resiko
3 :Kadang menunjukan 4: Sering menunjukan , 5: tinggi kesepian.
Secara konsisten menunjukan - Libatkan semua anggota
keluarga dalam
melakukan partisipasi di
lingkungan social.

5. Memanfaatkanfasilitas pelayanan kesehatan 5. Menafaatkan


Partisipasi dalam Keputusan Perawatan - Keluarga dapat
Kesehatan memanfaatkan
Indikator Awal Akhir pelayanan kes yang
1. Memanfaatkan yankes 3 terdekat utntuk
terdekat 3 pemeriksaan kesehatan
2. Mengidentifikasi kebutuhan 3 - Koordinasikan waktu
kesehatan terjadwal, jelaskan
3. Mengakses yankes waktu biaya, lokasi
untukkebutuhan kesehatan - Fasilitasi komunikasi
Ket :1 : Tidak pernah menunjukan , 2: Jarang antara yankes dan
menunjukan, 3 :Kadang menunjukan, 4: Sering keluarga
menunjukan,5: Secara konsisten menunjukan - Dorong formulir layanan
biaya dan layanan
kesehatan

15 Implementasi dan Evaluasi


No. Dx Implementasi Evaluasi
Jumat, Ketidakefektifan - Memberikan penkes tentang S:
10 pemeliharaan nutrisi pada keluarga yang sakit - Keluarga mengatakan
April kesehatan b.d - Menyampaikan kondisi mengerti tentang
2020 ketidakmampuan kesehatan keluarga nutrisi yang baik untuk
merawat anggota - Menginformasikan mengenai mrngatasi asam urat
keluarga yang asam urat atau osteoartritis - Tn.M mengatakan
sakit - Menganjurkan untuk diet yang nyeri sedikit berkurang
sudah ditentukan - Keluarga mengatakan
- Menganjurkan untuk mengatur akan merawat anggota
pola makan keluarganya yang sakit
- Mengajarkan anggota keluarga O:
teknik non farmakologi untuk - Keluarga tampak
menurunkan nyeri pada sendi kooperatif
- Menganjurkan anggota - Tn.M tampak tenang
keluarga untuk memeriksakan dan rileks saat
diri ke pelayanan kesehatan. dilakukan kompres
hangat
- Keluarga tampak
menerima saran dari
perawat
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2. Resistensi - membantu keluarga menangani S:
ketakutan orang kekhawatiran terhadap masalah  klg mengatakan sudah
tua b.d tersebut jelas akan tugas
perpisahan - membina hubungan saling perkembangan sebagai
dengan anaknya percaya anatar anggota keluarga orang tua dengan anak
- membantu keluarga menegnal usia dewasa.
peran dan masalah yang terjadi  Klg mengatakan akan
- memberikan penjelasan akan ikut membantu
tugas perkembangan keluarga menangani kekhawatiran
dengan anak usia dewasa awal terhadap masalah
- melibatkan keluarga dalam  Keluarga mengatakan
mengambil keputusan untuk mencoba akan
menikahkan anaknya melakukan aktivitas
- mendorong status koping orang yang dapat membantu
tua teradap masalah yang menurunkan resiko
terjadi. tinggi kesepian.
- memberikan motivasi sesama O:
anggota keluarga.  Keluarga dapat
- mengidentifikasi aktivitas yang menjawab pertanyaan
dapat membantu menurunkan tentang tugas
resiko tinggi kesepian. perkembangan sebagai
- mengkoordinasikan waktu orang tua dengan anak
terjadwal, jelaskan waktu biaya, usia dewasa.
lokasi  Keluarga menerima
masukan menunjukan
ekspresi kesungguhan
untuk ikut serta
membantu menangani
kekhawatiran terhadap
masalah
 Klg tampak
merencanakan aktifitas
apa ynag cocok untuk
membantu menurunkan
resiko tinggi kesepian.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Sabtu, Ketidakefektifan - Menganjurkan untuk diet yang S:
11 pemeliharaan sudah ditentukan - Keluarga mengatakan
April kesehatan b.d - Menganjurkan untuk mengatur mengerti tentang
2020 ketidakmampuan pola makan nutrisi yang baik untuk
merawat anggota - Mengajarkan anggota keluarga mrngatasi asam urat
keluarga yang teknik non farmakologi untuk - Tn.M mengatakan
sakit menurunkan nyeri pada sendi nyeri sedikit berkurang
- Menganjurkan anggota - Keluarga mengatakan
keluarga untuk memeriksakan akan merawat anggota
diri ke pelayanan kesehatan. keluarganya yang sakit
O:
- Keluarga tampak
kooperatif
- Tn.M tampak tenang
dan rileks saat
dilakukan kompres
hangat
- Keluarga tampak
menerima saran dari
perawat
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Resistensi - membantu keluarga menangani S:
ketakutan orang kekhawatiran terhadap masalah  klg mengatakan sudah
tua b.d tersebut jelas akan tugas
perpisahan - membina hubungan saling perkembangan sebagai
dengan anaknya percaya anatar anggota keluarga orang tua dengan anak
- membantu keluarga menegnal usia dewasa.
peran dan masalah yang terjadi  Klg mengatakan akan
- memberikan penjelasan akan ikut membantu
tugas perkembangan keluarga menangani kekhawatiran
dengan anak usia dewasa awal terhadap masalah
- melibatkan keluarga dalam  Keluarga mengatakan
mengambil keputusan untuk mencoba akan
menikahkan anaknya melakukan aktivitas
- mendorong status koping orang yang dapat membantu
tua teradap masalah yang menurunkan resiko
terjadi. tinggi kesepian.
- memberikan motivasi sesama O:
anggota keluarga.  Keluarga dapat
- mengidentifikasi aktivitas yang menjawab pertanyaan
dapat membantu menurunkan tentang tugas
resiko tinggi kesepian. perkembangan sebagai
orang tua dengan anak
usia dewasa.
 Keluarga menerima
masukan menunjukan
ekspresi kesungguhan
untuk ikut serta
membantu menangani
kekhawatiran terhadap
masalah
 Klg tampak
merencanakan aktifitas
apa ynag cocok untuk
membantu menurunkan
resiko tinggi kesepian.
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Depkes RI ( 1988 ) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Struktur keluarga menggambarkan
bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-macam menurut Setiadi,
2008 hal. 6, diantaranya :Patrilineal, Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal dan Keluarga kawin.
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut: Fungsi afektif, Fungsi
sosialisasi, Fungsi reproduksi, Fungsi ekonomi, dan Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan. Tahap perkembangan keluarga dengan
anak dewasa awal dimulai pada saat anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda adalah Masalah utama kesehatan meliputi masalah
komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka: masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah orang yang
memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti
kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting.

B. Saran
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata ajar keperawatan komunitas makalah ini bisa digunakan sebagai acuan
untuk pembelajaran.
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap perkembangan keluarga tahap anak usia dewasa
awal, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran
dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa awal.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu


Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika.
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidin.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik Keperawatan Raflesia

Anda mungkin juga menyukai