Anda di halaman 1dari 10

FORMAT CONTOH (hanya

gambaran) SILAHKAN LAKUKAN


PENGEMBANGAN UNTUK
LAPORAN KELOMPOK SAUDARA.

A. Maksud dan Tujuan


1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoperasikan Theodolit
2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran
penggunaan Theodolit
3. Untuk dapat mengetahui cara membuat polygon tertutup dengan system
koordinat
4. Mengetahui kegunaan alat Theodolit dan pengukuran situasi dan
pengukuran lintasan geofisika

B. Peralatan
1. Theodolit
2. Alat-alat bantu, seperti:
 Jalon
 Pegas ukur
 Unting-unting
 Rambu kaca
 Payung
 Prisma
 Kompas
 Tripot

C. Dasar Teori

Theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut


yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.

1
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass
yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di
baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).

Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang


digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-
putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal
untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi (Farrington 1997).

Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagimenjadi 3 bagian,


lihat gambar di bawah ini :

1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang
menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran.
Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.

2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam


tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak
lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang
berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari
plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat
pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi
penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung
diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus.
Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan
angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan
lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran

2
dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam
360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam
400 g.

3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki
penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong
yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik.
Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama
seperti plat lingkaran mendatar.

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolit sehingga siap
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :

 Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.

 Sumbu Kedua haarus benar – benar mendatar.

 Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.

 Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolit :

1. Theodolit Reiterasi

Pada theodolit reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu


dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap.
Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup
pengunci plat nonius.

3
2. Theodolit Repetisi

Pada theodolit repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan


sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung
poros sebagai sumbu putar.
Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup
nonius.

3. Theodolit Elektro Optis

Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara


theodolite optis dengan theodolit elektro optis sama. Akan tetapi
mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system
lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang
elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus
ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis
akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

4
D. Cara Penggunaan Alat Teodolit

Penyiapan Alat Theodolit


Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
 Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
 Tinggikan setinggi dada
 Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
 Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
 Kuatkan (injak) pedal kaki statif
 Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
 Letakkan theodolit di tribar plat
 Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolit
 Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak /
vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga
sisi alat ukur tersebut.
 Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar
dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat
ukur tersebut.
 Posisikan theodolit dengan mengendurkan sekrup pengunci centering
kemudian geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi
ikat (BM), dilihat dari centering optic.
 Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada
dinding.
 Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan
melakukan pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui
nilai kesalaha index tersebut.

E. Petunjuk praktikum

Pengukukuran situasi
Pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencangkup penyajian bentuk
dalam dimensi horizontal dan vertical secara bersama-sama dalam satu gambar
peta dikenal dengan nama pengukuran situasi detail. Maksud dari pengukuran
situasi ini adalah untuk mengambil data-data situasi lapangan pada daerah yang
akan dipetakan. Data-data tersebut harus dapat digambarkan lagi.
Untuk memperoleh data di lapangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Setelah pesawat disiapkan tentukan titik yang akan dibidik.

5
2. Meletakkan baak ukur pada titik yang akan dibidik, arahkan teropong ke bak
ukur dengan menggunakan vizier untuk mempercepat mengarahkan ke objek,
jika sudah didapat titik yang akan dibidik, kuncilah dengan klem aldehide
horizontal.
3. Tempatkan benang tengah pesawat pada garis tengah baak ukur dengan
bantuan sekrup penggerak aldehide horizontal sehingga kedudukan benang
tegak pada pesawat segaris dengan garis tengah rambu (baak ukur). Jika objek
bidik (rambu) kurang jelas, maka gunakan sekrup dengan focus teropong agar
rambu kelihatan jelas. Sedangkan untuk memperjelas benangnya dengan
menggunakan sekrup pengatur ketajaman benang.
4. Membaca bacaan benang bawah, benang tengah, benang atasnya, kemudian
bacaan sudutnya dan juga ukur tinggi alatnya.

Langkah kerja pengukuran polygon.

1. Persiapkan semua peralaatan beserta kelengkapannya


2. Tentukan titik-titik pengukuran (1 s/d 4) beri patok pada titik tersebut dan
diberi tanda dengan paku paying
3. Dirikan pesawat di titik 1, setel pesawat tersebut tepat diatas titik 1 sampai
datar
4. Ukur ketinggian alat dan catat dalam tabel pengukuraan
5. Arahkan pesawat kearah utara magnetis dengan bantuan kompas dan nol kan
sudut horizontalnya
6. Putar teropong pesawat dan bidikan ke titik 2, kunci dan baca sudutnya, catat
dalam tabel pengukuran sebagai sudut φ
7. Baca bacaan benang tengah (BT) titik 2 dan ukur jarak (D) dari titik 1 dan titik
2, catat dalam tabel pengukuran
8. Putar teropong pesawat dan bidikan ke titik 4, kunci dan baca sudut sudut φ,
catat dalam tabel pengukuran
9. Baca bacaan, benang tengan (BT) titik 4 dan ukur jarak (D) dari titik 1 ke titik
4, catat dalam tabel pengukuran
10. Arahkan pesawat ke titik 1a, kunci dan baca sudut φ , baca juga bacaan
benang tengah (BT) titik 1a dan jarak (D) dari titik 1 ke titik 1a, catat dalam
tabel pengukuran
11. Arahkan pesawat ke titik 1b, kunci dan baca sudut φ , baca juga bacaan
benang tengah (BT) titik 1a dan jarak (D) dari titik 1 ke titik 1b, catat dalam
tabel pengukuran
12. Arahkan pesawat ke titik 1c, kunci dan baca sudut φ , baca juga bacaan
benang tengah (BT) titik 1a dan jarak (D) dari titik 1 ke titik 1c, catat dalam
tabel pengukuran
13. Catat semua sudut horizontal dan sudut vertical dari titik yang dibidik

6
14. Buat gambar polygon dari sudut-sudut horizontal yang telah dikumpulkan dan
dibuat profil ketinggian dari sudut vertical yang telah dikumpulkan

F. Hasil praktikum

Diketahui data hasil pengukuran.

Titik awal-titik 2 (m)


Jarak
Ahir
1-2
2-3
3-4
4-1

Diminta: Cari luas poligon …………. ?


Perhitungan

No. Titik Sudut (α) Jarak (d)

4
 

7
Diketahui azimut awal : 180o

Syarat : (n-2) x 180o

Mencari sudut koreksi

= (syarat - Σsudut)/ 4

Jadi sudut di koreksi dengan bilangan -41.2451325 agar sudut memenuhi syarat
sebesar 360o.

No. Titik Sudut (α) ∆α Sudut(α) terkoreksi


1
2
3
4
 

Mencari azimut masing – masing sudut

Dari data yang di atas di ketahui azimut awal nya untuk menghitung azimut
sudut yang lain, sengan cara berikut :

Dengan rumus yang menyesuaikan ϕ23 =ϕ12 + 180o – α2

No. Sudut(α)
Titik terkoreksi Azimuth (ϕ) Jarak (d) d Sinϕ d Cosϕ X Y

    180          

8
2

G. Pembahasan
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan
tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass
yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di
baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Pada praktikum Theodolit yang dilakukan pada hari Jum’at tanggal 25 mei
2018 ini kami praktik dengan membuat piligon tertutup dengan 4 titik dengan
jarak dan sudut masing-masing titik berbeda.
Pada saat praktik Theodolit dibutuhkan ketelitian dan keakuratan yang tinggi.
Begitu pula pada sat menggunakan alat kompas. Karena kompa berpengaruh
kepada keakurataan sudut yang akan di baca. Letakkan kompas sejajar dengan
Theodolit saat hendak membaca arah utara. Pada praktikum ini, kami telah
mengkuti prosedur yang ada pada modul praktikum. Karena modul praktikum
mempermudah dalam praktikum.
Penggunaan jenis Theodolit juga berpengaruh pada perhitungan dan datanya.
Biasanya Theodolit yang digital mampu menyajikan data secara lengkap dan lebih
akurat dibandingkan dengan jenis yang manual. Sedangkan Theodolit manual
kurang menyajikan data yang lengkap dan susah untuk digunakan.
Penyajian data menggunakan Microsoft Exel untuk menghitung perhitungan
koordinat x,y. sehingga apabila koordinat x,y telah ditemukan maka data tersebut
dapat di plotkan
ke dalam aplikasi AutoCad untuk melihat bentuk polygon yang telah dibuat
dalam bentuk data.
Sehingga dengan aplikasi diatas dapat ditemukan koordinat x,y sebagai
berikut:

X Y

9
H. Kesimpulan
Pada praktikum Theodolit yang dilakukan pada hari XXXX tanggal XXX
April 2019 ini kami praktik dengan membuat piligon tertutup dengan 4(opsional)
titik dengan jarak dan sudut masing-masing titik berbeda. Pada saat praktik
Theodolit dibutuhkan ketelitian dan keakuratan yang tinggi. Begitu pula pada saat
menggunakan alat kompas. Karena kompa berpengaruh kepada keakurataan sudut
yang akan di baca.
I. Daftar Pustaka
1. ???
2. ???
3. ???

FORMAT CONTOH (hanya


gambaran) SILAHKAN LAKUKAN
PENGEMBANGAN UNTUK
LAPORAN KELOMPOK SAUDARA.

10

Anda mungkin juga menyukai