Fakultas Ekonomi
Universitas Mercu Buana
Jakarta 2009
2 Komunikasi Lintas Budaya
Semakin semaraknya komunikasi lintas budaya tak lepas dari semakin pesatnyaaa
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Disamping itu juga semakin
terbukanya kesempatan masuknya berbagai kegiatan bisnis suatu negara ke negara lain,
sehingga menjadikan komunikasi lintas budaya menjadi pokok bahasan yan semakin
menarik.
Disamping itu mengingat komunikasi bisnis lintas budaya ini berhubungan dengan
negara lain yang memiliki budaya, bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, kepercayaan yang
berbeda-beda tentu akan menimbulkan kendala dalam komunikasi bisnis lintas budaya.
Apabila diamati secara seksama, saat ini sebenarnya Indonesia sudah mengikuti arus
globalisasi. Sebagai contoh masuknya sejumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi
konsumen ditanah air, antara lain makanan cepat saji (fast food), soft drink, mainan anak-
anak (toys), pakaian, perlengkapan komunikasi, personal komputer, audio visual, dan
pekerja asing dalam berbagai bidang keahliannya.
Menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, maka perusahaan-perusahaan besar
mencoba melakukan bisnis secara global, begitu juga dengan perusahaan-perusahaan
yang ada ditanah air juga harus mengembangkan bisnisnya keberbagai negara.
Melihat perkembangan atau tren yang yang ada saat ini, maka komunikasi bisnis lintas
budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis diantara
mereka. Bagaimnapun juga diperlukan pemahaman bersama antara dua orang atau lebih
dalam melakukan komunikasi lintas budaya baik melalui tulisan (termasuk komunikasi
lewat internet) maupun lisan atau bertatap muka langsung.
Banyak muncul pola kerjasama maupun kesepakatan ekonomi diberbagai kawasan dunia
saat ini akan menjadikaaaan betapa pentingnya komunikasi lintas budaya.
Beberapa pola kerjasama ekonomi diberbagai kawasan dunia :
Kawasan ASEAN (AFTA = ASEAN free trade area)
Kawasan Asia Pacifik ( APEC)
Kawasan Amerika Utara (NAFTA = North American Free Trade Area)
Kawasan Eropa (EFTA = European free trade area)
Kawasan Amerika Latin (LAFTA = Latin american free trade Association)
Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk kewilayah suatu
negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi
semakin penting.
merupakan salah satu cara yang cukup baik untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi.
1. Belajar tentang budaya
Ketika seseorang merencanakan suatu bisnis dengan orang yang memiliki budaya yang
berbeda, maka ia akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari
budayanya. Lagi pula ketika seseorang merencakan untuk tinggal dinegara laing, maka ia
tentunya juga sudah mempersiapkan bahasa yang harus dikuasainya.
Disamping itu ketika seseorang tinggal dinegara lain alangkah baiknya sedikit banyaknya
mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Belajar bahasa
asing tentunya tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Namun demikian memulai
mengenal beberapa kata bahasa asing untuk suatu pergaulan dilingkungan bisnis
merupakan suatu langkah bagus yang senantiasa perlu dikembangkan. Sebagai tambahan
dalam belajar bahasa, baca buku dan artikel tentang budaya dan selanjutnya tanyakan
secara langsung kepada mita bisnis anda. Usahakan konsentrasi belajar pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sejarah budaya, agama, politik, nilai-nilai, dan adat
istiadat.
Berikut contoh komunikasi bisnis lintas budaya ketika melakukan perjalanan kesuatu
negara :
• Di Spanyol , orang berjabat tangan paling lama lima sampai tujuh ayunan;
melepas jabat segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Tetapi
dinegara Perancis orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan atau
gerakan.
• Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab
• Di Pakistan atau negara yang mayoritas muslim, jangan heran kalau ditengah –
tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk menunaikan ibadah
sholat
• Anda dianggap menghina tuan rumah, jika anda menolak tawaran makanan,
minuman atau setiap bentuk kebaikan denegara-negara Arab.
• Tekankan usia perusahaan anda ketika berhubungan dengan bisnis dengan
pengusahan Jerman, Belanda, dan Swiss.
Berikut ini tips bagi anda yang ingin melakukan perjalanan bisnis keluar negeri :
Adat istiadat masyarakat
- Bagaimana reaksi terhadap orang asing ? bersahabat atau mewaspadai ?
- Apa kata-kata atau gerak isyarat (gesture) untuk menyambut seseorang ?
- Bagaimana caranya ketika seseorang akan masuk atau keluar rumah ?
membungkuk, mengangguk atau berjabat tangan ?
- Bagaimana memperkenalkan nama ?
- Bagaimana mengekspresikan undangan makan malam, makan siang, membawa
hadiah, mengirim bunga, menulis ucapan terima kasih.
- Gerakan isyarat atau ekspresi wajah seperti apa yang dianggap sebagai perbuatan
yang tidak baik ?
- Bagaimana kedekatan seseorang ketika berbicara sambil berdiri ?
- Bagaimana menolak suatu undangan secara sopan ?
- Bagaimana kontak mata yang dapat dibenarkan dalam suatu pertemuan ?
- Bagaimana gerak isyarat yang menunjukan suatu persetujuan, ketidaksetujuan,
rasa hormat ?
Konsep Waktu
- Bagaimana jam kerja yang dapat diterima secara umum ?
- Bagaimana pelaku bisnis memandang janji yang terjadwal ?
- Bagaimana orang memandang masalah waktu dalam masayarakat ?
- Bagaimana mengekspresikan waktu ?
Politik
- Bagaimana stabilitas politik ? Bagaimana pengaruhnya terhadap dunia bisnis ?
- Bagaimana kekuatan politik dimanifestasikan ? kekuatan militer ? kekuatan
ekonomi ?
- Saluran apa yang digunakan untuk mengekspresikan pendapat politik ?
- Dalam suasana bisnis, apakah layak bicara soal politik ?
Beberapa petunjuk yang diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain
yang memiliki budaya berbeda :
1. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti . jangan berasumsi
bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi
kenyataan.
2. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa
ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain
3. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah
perbedaan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka
4. Tunjukan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu
dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam
budaya yang berbeda
5. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan cobalah untuk membayangkan
perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss. Human Communication. (Terjemahan). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Guffey, Mary Ellen, 2006, Bussiness Communication, edisi 4, Salemba Empat, Jakarta,