Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM


Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Msa’ilul Fiqhiyah
Dosen Pengampu Fathur Rahman, M.Pd.I.
6 PAI A1
Oleh:

No. Nama NIM


1. Vivi Muhayanti 171310003753
2. Ade Rifkil Wahyu 171310003870
3. Lutfiyanti Axmi Reza 171310003772

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya makalah yang berjudul Hukum Zakat atas Harta Haram ini dapat
terselesaikan dengan tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah yang membahas mengenai Hukum zakat dengan menggunakan harta
haram ini merupakan tugas dari mata kuliah Masa’ilul Fiqhiyah. Dalam penulisan
makalah ini penyusun rasa masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan
maupun materi. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Jepara, 07 Mei 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Bidang keagamaan memiliki cakupan pengetahuan yang luas, bidang
agama Islam mencakup pengetahuan mengenai hubungan manusi dengan Allah,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Zakat
merupakan salah satu bentuk kegiatan keagamaan yang melibatkan manusia satu
sama lain. Zakat memiliki arti singkat sebagai ibadah yang dapat membersihkan
harta. Namun bagaimana jika ibadah zakat malah menggunakan harta haram.
Permasalahan- permasalahan sosial- keagamaan yang timbul dalam masyarakat
membutuhkan dasar pijakan yang kuat sebagai penyelesaian permasalahannya. Di
Indonesia, solusi atas permasalahan dalam bidang sosial keagamaan seringkali
dihubungkan dengan fatwa- fatwa yang dikeluarkan oleh MUI. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) merupakan sebuah wadah musyawarah para cendekiawan
muslim. MUI memiliki perang besar sebagai tempat bernaung bagi muslim
Indonesia, yang menjawab setiap masalah sosial keagamaan yang timbul dan
dihadapi masyarakat. Fatwa- fatwa yang muncul oleh MUI banyak menjadi dasar
rujukan bagi berbagai masalah keagamaan di Indonesia.1
Dalam Pengelolaan zakat tentu pihak- pihak terkait membutuhkan regulasi
dan juga fatwa sebagai rujukan dalam pengelolaan zakat Oleh karena itu dalam
makalah ini akan disusun berbagai pandangan mengenai zakat. Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa zakat merupakan suatu bentuk kewajiban bagi yang
mampu, betapa pentingnya pelaksanaan zakat. Zakat dengan menggunakan harta
haram menjadi fatwa tersendiri yang perlu dikaji secara lebih luas. MUI telah
menetapkan fatwanya mengenai hal tersebut. zakat harta haram memiliki beberpa
aspek penting yang perlu diketahui oleh masyarakat muslim. Oleh karena itu
pembahasana mengenai materi tersebut dirasa sangat penting. Zakat membawa
kemaslahatan bagi umat, menyucikan harta, dan merupakan bentuk ibadah, namun

1
Widi Nopiardo, Perkembangan Fatwa MUI Tentang Masalah Zakat, Jurnal Ilmiah
Syari’ah, (Batusangkar: IAIN Batusangkar, 2017), Vol. 16, Nomor 1, hlm 90-91
jika dilakukan atas dasar sesuatu yang dosa, maka hala tersebut bukanlah
kebaikan. Sehingga perlu adanya arahan dan dasar dalam menjelaskan pokok
permasalahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana definisi zakat atas harta haram?
b. Bagaiaman ketentuan zakat atas harta haram?
c. Bagaimana fatwa MUI mengenai zakat atas harta haram?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi zakat atas harta haram
b. Untuk mengetahui ketentuan zakat atas harta haram
c. Untuk mengetahui fatwa MUI mengenai zakat atas harta haram

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Zakat


2.1.1 Pengertian Zakat
Kata zakat berasal dari bahasa Arab ‫ زكاة‬atau zakah yang berarti bersih,
suci, subur, berkat, dan berkembang. Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta
yang wajib dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang
berhak menerimanya sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan 2. Pengertian
zakat tertulis dalam QS. Al-Baqarah 2: 43
ِ ِ َّ ‫الز َكاةَ وار َكعوا مع‬ ِ
‫ني‬
َ ‫الراكع‬ َ َ ُ ْ َ َّ ‫يموا الصَّاَل ةَ َوآتُوا‬
ُ ‫َوأَق‬
Artinya: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-
orang yang ruku’”

Ayat di atas menjelaskan bahwa mereka yang beragama Islam lalu


mengerjakan salat secara benar dan menunaikan zakat, mereka termasuk dalam
orang-orang yang ruku’, yakni tergolong sebagai umat Nabi Muhammad SAW.
Jika seseorang memenuhi syarat berikut ini maka wajib hukumnya untuk
mengeluarkan zakat3:
a. Islam
b. Merdeka
c. Berakal dan baligh
d. Hartanya memenuhi nisab
2.1.2 Jenis Zakat
Ada dua jenis zakat yang dapat ditunaikan umat Islam, yaitu zakat fitrah
dan zakat mal.
a. Zakat fitrah

Didin Hafhiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2

2002), hlm 7
3
Masturi Ilham, Nurhadi, Fikih Sunnah Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2008), hlm
255

3
Jenis zakat ini wajib ditunaikan saat bulan Ramadhan hingga sebelum salat
id. Zakat fitrah berupa makanan pokok di daerah tertentu, seperti beras 4.
Besarnya adalah 2,5 kg atau 3,5 liter. Zakat fitrah juga dapat dibayarkan dalam
bentuk uang senilai harga makanan pokok yang dikonsumsi oleh orang yang
berzakat.
b. Zakat maal
Jenis zakat mal atau zakat harta memiliki syarat, yaitu harta dapat
disimpan, dimiliki, dihimpun, dan dikuasai; serta dapat diambil manfaat sesuai
ghalib-nya5. Jika seorang muslim memiliki harta yang telah mencapai haul dan
nisab maka wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen dari jumlah total harta
yang dia miliki. Selain itu, orang tersebut harus bebas dari utang. Yusuf Qardawi
dalam bukunya “Hukum Zakat” menjelaskan mengenai kekayaan yang wajib
dizakati yaitu:
1) zakat binatang ternak
2) zakat emas dan perak
3) zakat dagang
4) zakat pertanian, madu dan produksi hewan
5) zakat barang tambang
6) investasi pabrik, dan
7) zakat profesi.6
2.1.3 Hukum Zakat
Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun Islam.
Namun demikian, tidak semua orang yang memiliki harta terkena kewajiban zakat
mal. Mengenai zakat, dapat dijumpai dalam Al-Qur’an di 82 ayat atau tempat,
serta di dalam kitab-kitab hadits. Landasan hukum zakat terdapat dalam hadist
yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam al- Ausath dan al- Shagir dari Ali,

4
Nur Fathoni, Fikih Zakat Indonesia, (Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), Cet ke-1,
hlm 49
5
Ibid., hlm. 49

6
Widi, Op.Cit., hlm 99

4
‫ان هلل فرض على اغنياء المسا عين في اموا لهم بقد رالذي يسع فقرا ئهم ولن يجهد الفقراء اذا جا عوا اوعروا‬
‫اال بما يصنع اغنيا ئهم اال وان هلل يحا سبهم حسابا شديدا و يعذ عذابااليما‬
“Allah swt mewajibkan zakat pada harta orang- orang kaya dari kaum muslimin
sejumlah yang dapat melapangi orang- orang miskin diantara mereka. Fakir
miskin itu tiadalah akan menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang
kecuali karena perbuatan golongan kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka
nanti secara tegas dan menyiksa mereka dengan pedih” (H.R. Thabrani).7

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pembahasan mengenai zakat ini.


Orang yang menunaikannya akan mendapatkan pahala, sedangkan yang tidak
menunaikannya akan mendapat siksa. Kewajiban zakat tersebut telah ditetapkan
melalui dalil-dalil qath’i (pasti dan tegas) dalam Al-Qur’an dan Hadits serta telah
disepakati oleh para ulama. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik terkait
dengan pemilik harta maupun harta itu sendiri8.
2.1.4 Syarat Zakat
a. kepemilikan yang pasti, halal dan baik, harta berada dalam kekuasannya
sepenuhnya.
b. berkembang, harta itu dapat berkembang, baik secara asli maupun karena usaha
manusia
c. melebihi kebutuhan pokok, melebihi kebutuhan pokok diri sendiri dan keluarga
untuk hidup wajar sebagai manusia
d. bersih dari hutang,
e. mencapai nishab
f. mencapai haul9
2.2 Ketentuan Zakat atas Harta Haram
Terdapat beberapa ketentuan mengenai zakat atas harta haram sebagai
berikut:
a. harta haram adalah setiap harta yang oleh syariat diperintahkan untuk dijauhi
dan tidak digunakan, baik haram dari dzatnya ataupun karena faktor lain.

7
Ibid., hlm 98

http://el-syadii.blogspot.com/2015/05/makalah-zakat-pengertian-hukum-dan-
8

macam.html?m=1 diakses pada 7 Mei 2020 Pukul 20.58 WIB

9
Widi, Op.Cit., hlm 100

5
b. harta haram karena sebab diperoleh dengan cara yang haram, maka harta
tersebut sesungguhnya tidak memiliki kepemilikan.pemegang harta wajib
mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah.
c. harta haram merupakan gaji atas pekerjaan haram
d. harta haram tidak boleh dikembalikan kepada pemiliknya jika pemiliknya
maish tetap bermuamalah secara haram, yang menyebabkan adanya harta
haram, misalnya bunga bank
e. harta haram secara dzat tidak bisa menjadi halal karena dizakati, sebab harta
tersebut bukanlah harta yang benar dalam pandangan syari’at
f. harta haram yang disebabkan oleh cara perolehan yang salah tidak ada zakatnya,
namun jika sudah dikembalikan kepada pemiliki sebelumnya, maka ia wajib
untuk mengeluarkan zakatnya.
g. pemegang harta haram apabila ia mengeluarkan zakat atas harta tersebut, maka
ia mendapatkan, dan zakatnya tidak sah.10
2.3 Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zakat atas Harta Haram
Zakat atas harta haram telah diulas dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Nomor: 13 Tentang Zakat atas harta haram yang berisi sebagai berikut:11
a. Ketentuan Hukum
1) Zakat wajib ditunaikan dari harta yang halal, baik hartanya maupun cara
perolehanya
2) Harta haram tidak menjadi objek wajib zakat
3) Kewajiban bagi pemilik harta haram adalah bertaubat dan membebaskan
tanggung jawab dirinya dari harta haram tersebut.
4) Cara bertaubat sebagaimana dimaksud angka 3 adalah sebagai berikut:
a) meminta ampun kepada Allah, menyesali perbuatannya, dan ada keinginan
kuat (‘azam) untuk tidak mengulangi perbuatannya

10
Nurul Huda dkk, Zakat dalam Pendekatan Kontemporer, Jurnal Pro Bisnis, (Universitas
Yarsi, 2012), Vol. 5, Nomor 1, hlm 7-8
11
Majelis Ulama Indonesia, Zakat atas Harta Haram, Komsi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia, (Jakarta: MUI, 2011), hlm 3

6
b) bagi harta yang haram karena didapat dengan cara mengambil sesuatu yang
bukan haknya seperti mencuri dan korupsi, maka harta tersebut harus
dikembalikan seutuhnya kepada pemiliknya. Namun, jika pemiliknya tidak
ditemukan, maka digunakan untuk kemaslahatan umum
c) bila harta tersebut adalah hasil usaha yang tidak halal seperti perdagangan
minuman keras dan bunga bank maka hasil usaha tersebut (bukan pokok
modal) secara keseluruhan harus digunakan untuk kemaslahatan umum.
b. Ketentuan Penutup
1) Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan
disempurnakan sebagaimana mestinya
2) Agar setiap muslim dan pihak- pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya,
semua pihak dihimbau untuk menyebarluaskan fatwa ini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

7
Zakat merupakan salah satu dari rukun iman yang kewajibannya
disandingkan dengan sholat. Zakat dapat diatikan dengan tujuan sebagai ibadah
yang dapat membersihkan harta. Secara umum zakat dibagi menjadi dua, yakni
zakat fitrah (nafs) dan zakat maal. Zakat merupakan ibadah mulia yang dapat
membawa berkah bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar, oleh karena itu zakat
harus dilakuka dengan sesuatu yang baik pula. Zakat atas harta haram
sesungguhnya dilarang dan dapat menimbulkan dosa bagi pelakunya. Harta yang
haram dari segala sisi baik dari dzatnya, ataupun cara memperolehnya tidak boleh
digunakan untuk zakat. Zakat atas harta haram telah dijelaskan dalam fatwa MUI
nomor 13 tahun 2011.
3.2 Saran
Mempelajari ilmu agama, termasuk ibadah zakat adalah suatu keharusan
bagi umat Islam. dengan adanya makalah ini, yang didukung oleh beberapa
sumber termasuk fatwa dari MUI, kita dapat mengambil banyak pelajaran.
Sebagai kaum intelektual yakni mahasiswa pendidikan Islam. pengetahuan
mengenai zakat atas harta haram ini hendaknya dapat menjadi bahan untuk
memeperluas pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Nur. 2015. Fikih Zakat Indonesia. Semarang: CV Karya Abadi Jaya

8
Hafhiduddin, Didin. 2002. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani Press
Ilham, Masturi dan Nurhadi. 2008. Fikih Sunnah Wanita. Jakarta: Pustaka Al-
kautsar
Huda, Nurul dkk. 2012. Zakat dalam Pendekatan Kontemporer. Jurnal Pro Bisnis.
Universitas Yarsi. Vol. 5. Nomor 1
Majelis Ulama Indonesia. 2011. Zakat atas Harta Haram, Komisi Fatwa Majelis
Ulama Indonesia. Jakarta: MUI
Nopiardo, Widi. 2017. Perkembangan Fatwa MUI Tentang Masalah Zakat.
Jurnal Ilmiah Syari’ah. Batusangkar: IAIN Batusangkar. Vol. 16. Nomor 1
http://el-syadii.blogspot.com/2015/05/makalah-zakat-pengertian-hukum-dan-
macam.html?m=1 Diakses Pada 7 Mei 2020 Pukul 20.58 WIB

Anda mungkin juga menyukai