Word-Step 1-Pengertian Perkembangan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

1

PERKEMBANGAN INDIVIDU

PENDAHULUAN
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan continue (berkesinambungan) dalam
diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu: Perubahan-perubahan yang
dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1. Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik & psikis) dan merupakan
satu kesatuan yang harmonis. Contoh: kemampuan berbicara seseorang akan sejalan
dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan
berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan
seorang remaja terhadap jenis kelamin yang berbeda akan seiring dengan kematangan
organ-organ seksualnya.
2. Progesif adalah perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik
secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Contoh: perubahan proporsi dan
ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi, dan dari kecil menjadi besar); perubahan
pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari
mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).
3. Berkesinambungan adalah perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung
secara beraturan. Contoh: untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus
menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayat atau dapat diartikan pula
sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir
sama namun memiliki arti yang berbeda. Semua makhluk hidup atau organisme dalam hidupnya
mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
A. Pertumbuhan 
Pertumbuhan (Growth) adalah perubahan “Kuantitatif” (berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst) pada materiil
sesuatu akibat dari adanya pengaruh dari lingkungan. Contoh: munculnya gigi baru,
semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dst.
B. Perkembangan
Perkembangan (Development) adalah suatu proses perubahan ke arah kedewasaan atau
pematangan yang bersifat “Kualitatif” (ditekankan pada segi fungsional) akibat adanya
proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh:
pematangan sel ovum dan sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst. 
2

Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli


Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah
dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya.
Sedangkan perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian
tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu
berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat
dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.

Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


a) Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran badani hal bertambahnya ukuran
fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain- lain.
b) Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi
fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
c) Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama
masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya
refleks-refleks tertentu.
d) Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :


a) Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-organ tubuh)
dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi).
b) Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke
realitas).
c) Lenyapnya tanda-tanda yang lama; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus
(kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak-gerik
kanak-kanak dan perilaku impulsif).
d) Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks
pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang
pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)
artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek perkembangan
individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial saling mempengaruhi jika salah satu
aspek tersebut tidak ada.
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi secara
teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat
3

bagi perkembangan selanjutnya. Arah atau pola perkembangan pola itu dikemukakan
oleh Yelon dan Weinstein (1977)\:
a. Cephalocaudal & proximal-distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu mulai dari
kepala ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah; paru-paru, jantung, ke pinggir: tangan
(proximal-distal).
b. Struktur mendahului fungsi arinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsi
setelah matang strukturnya.
c. Perkembangan itu berdiferensial maksudnya perkembangan itu berlangsung dari
umum ke khusus (spesifik)
d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya perkembangan itu
berproses dari suatu kemampuan berpikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke
abstrak (objeknya tidak tampak)
e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme, berarti bahwa
mulanya anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya sendiri sebagai pusat, tapi
melalui pengalamannya dalam bergaul dengan temannya lambat laun sifat egosentris
itu berubah menjadi perspektivis (anak memiliki simpati terhadap kepentingan orang
lain)
f. Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”, maksudnya pada
awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga hidupnya didominasi oleh
pengontrolan dari luar seiring bertambahnya pengalaman dari lingkungan ia mampu
mengontrol dirinya sendiri.
4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang
berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)
5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dijelaskan dengan contoh yaitu:
a. Sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya.
b. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia
sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan.
7. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)
artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar.
8. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek perkembangan
individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial saling mempengaruhi jika salah satu
aspek tersebut tidak ada.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN 


1. Menurut Teori Empirisme 
Teori empirisme disebut juga teori tabularasa dan environmentalism. Teori ini dipelopori
oleh JOHN LOCKE (1632-1704). Menurut teori empirisme, perkembangan individu
ditentukan oleh lingkungannya. Teori ini beranggapan bahwa pembawaan itu tidak ada.
John Locke menyatakan bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu dalam keadaan kosong
4

(ibarat tabularasa yang belum tertulis), dan lingkunganlah yang akan mengisi kekosongan
tersebut.
2. Menurut Teori Nativisme
Teori nativisme dengan tokohnya ARTHUR SCHOPENHASUER (1788-1880),
beranggapan bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir (pembawaan). Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang
baik dengan sendirinya perkembangannya anak baik, dan sebaliknya.
3. Menurut Teori Konvergensi
Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini dikemukakan oleh
WILLIAM STERN (1871-1939). Menurut Stern, perkembangan individu merupakan
hasil perpaduan atau interaksi antara faktor pembawaan dengan faktor lingkungan.
Pembawaan sudah ada pada masing-masing individu sejak kelahirannya. Dan
pembawaan ini tidak dapat berkembangan menjadi kecakapan nyata bila tidak mendapat
pengaruh dari lingkungan.

PRINSIP PERKEMBANGAN
Ciri perkembangan menunjukkan gejala yang secara relatif teratur, sehingga terjadinya
pola perkembangan sistematik. Atas dasar hal tersebut, para ahli merumuskan dalam bentuk
prinsip-prinsip perkembangan. Beberapa prinsip perkembangan antara lain:
 Perkembangan merupakan fungsi jasmaniah dan kejiwaan yang berlangsung dalam
proses satu kesatuan yang menyeluruh; 
 Setiap individu mempunyai kecepatan perkembangan;
 Perkembangan seseorang, baik secara keseluruhan maupun setiap aspek tidak konstan
melainkan berirama;
 Proses perkembangan dengan mengikuti pola tertentu;
 Proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan;
 Antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek yang lain saling berkaitan atau
berkolerasi secara signifikan;
 Perkembangan berlangsung dari pola yang bersifat umum ke khusus;
 Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan;
 Memiliki fungsi kepribadian yang bersifat jasmaniah.

FASE-FASE PERKEMBANGAN
Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas dapat
digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:
1. Periodisasi yang berdasar biologis.
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan kepada keadaan
atau proses biologis tertentu. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gej ala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase
kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin.
2. Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada keadaan psikologis ialah Oswald
Kroch. Beliau menjadikan masa-masa kegoncangan sebagai dasar pembagian masa-masa
5

perkembangan, karena beliau yakin bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak dalam masa
perkembangannya.
3. Periodisasi yang berdasar didaktis.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh
Harvey A. Tilker, Ph.D dalam “Developmental Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B.
Hurlock dalam “Developmental Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang
berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
A. Masa Sebelum lahir (Pranatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel bapak-ibu sampai
lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa sebelu lahir ini terbagi dalam 3
periode; yaitu:
a. Periode telur/ zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu
kedua.
b. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
B. Masa Bayi Baru Lahir (New Born).
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari.
Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau
stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/ perkembangan.
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a. Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode
perkembangan.
b. Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/
perkembangan janin.
c. Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d. Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan
lebih lanjut.
C. Masa Bayi (Babyhood).
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi ini dianggap
sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di
mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
D. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood).
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini
dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-
dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
E. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood).
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun
sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir
atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap
untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada
aspek intelek.
6

Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of


accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima
tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/ menyelesaikan
tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki
masa keserasian untuk bersekolah.
F. Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun
akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau
12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid
yang pertama kali pada anak perempuan dan mimpi basah malam pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
a. Perubahan besarnya tubuh.
b. Perubahan proporsi tubuh.
c. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
G. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan, masa ini
dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0.
Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau
usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu
suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi
sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas
san penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
H. Masa Dewasa madya (Middle Adulthood).
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam
puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a. Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh
kehidupan manusia.
b. Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c. Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia
madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti
(stagnasi).
d. Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
I. Masa Usia Lanjut (Later Adulthood)
Usia lanjut adalah periode penutup rentang hidup seseorang. Masa ini, dimulai dari
umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang
bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
7

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Merupakan tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode
kehidupan tertentu. Apabilai ia berhasil mencapainya, maka ia bahagia. Tetapi sebaliknya,
apabila ia gagal, maka akan kecewa dan dicela oleh orang-tua atau masyarakat serta proses
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Menurut Robert Y. Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan
bahwa yang menjadi sumber daripada tugas-tugas perkembangan tersebut adalah: kematangan
fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Pembagian tugas-
tugas perkembangan serta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut:
a. Masa bayi dan anak kecil untuk belajar berjalan; untuk belajar makan makanan padat;
untuk belajar berbicara; untuk belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh;
untuk mencapai stabilitas fisiologi; untuk belajar kontak perasaan dengan orang-tua,
keluarga, dan orang-orang luar; untuk belajar mengetahui mana yang benar dan mana
yang salah serta mengembangkan kata hati.
b. Masa anak sekolah untuk belajar ketangkasan; untuk pembentukan sikap yang sehat
terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh; untuk belajar bergaul
yang bersahabat dengan anak-anak sebaya; untuk belajar peran jenis kelamin; untuk
mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung; untuk
mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan
sehari-hari; untuk mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai; untuk
belajar membebaskan ketergantungan diri; untuk mengembangkan sikap sehat
terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
c. Masa remaja untuk menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara
efektif; untuk menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria atau wanita; untuk
menginginkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung-jawab sosial; untuk
mencapai kemandirian emosional dari orang-tua dan orang dewasa lainnya; untuk
belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki; untuk
perkembangan skala nilai; untuk secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang
lebih akurat; untuk persiapan mandiri secara ekonomi; untuk pemilihan dan latihan
jabatan; untuk mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap sejak konsepsi sampai
mati. Agas setiap tugas perkembangan, anak dapat menyelesaikan tugas
perkembangan dengan baik, maka diperlukan bantuan/ bimbingan yang lebih baik
dari pihak pendidik (orang-tua dan guru). Oleh karena itu, setiap pendidik harus
mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak pada setiap
tahap perkembangannya.

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN INDIVIDU


Bagaimana proses-proses perkembangan berlangsung, apakah berjalan dengan mulus
saja, atau kadang-kadang terdapat krisis pada waktu-waktu tertentu?; apakah ada percepatan-
percepatan atau pengulangan-pengulangan, disinilah para ahli bermacam-macam tujuannya
sehingga melahirkan berbagai acuan atau hukum-hukum perkembangan yang merupakan lawan
dari fakta.
Menurut Shamrock (1998), teori adalah “a coherent set of ideas that help explain data
and make predication. A theory contain hypothesis, assumption that can be tasted to determine
8

their accuracy.“ jadi sebenarnya teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi
tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti sehingga perlu dikaji lebih lanjut untuk
menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian materi itu ternyata benar, maka ia menjadi
fakta, setidaknya-tidaknya ada dua peranan penting dari teori perkembangan (Miller, 1993) yaitu:
a. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala
perkembangan.
b. Memberikan pedoman dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
1. Hukum bertahan dan berkembang sendiri.
Teori dan hukum perkembangan itu antara lain adalah:
 Dorongan bertahan yang bertujuan untuk memelihara/ mempertahankan diri agar
tepat survival.
 Dorongan untuk bekembang sendiri, yang bertujuan untuk berkembang sendiri
untuk mencari kepandaian, pengalaman, atau pengetahuan baru, yang terlihat
dalam tingkah-laku konservasi dan bermain. Kedua dorongan tersebut selalu
bekerja sama dalam menggerakkan anak menjalin perkembangannya.
2. Hukum tempo perkembangan
Perkembangan anak satu dengan anak yang lainnya berbeda-beda. Ada yang tingkat
perkembangannya serba cepat (cepat merangkak, cepat belajar berjalan,cepat
berbicara dan lain-lain), sementara ada pula anak yang nampak selalu lambat dalam
mencapai kemampuan-kemampuan tersebut. Cepat atau lambatnya perkembangan
anak disamping potensi yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula
mempengaruhinya.
3. Hukum sarana perkembangan
Disamping perkembangan itu mempunyai temponya masing-masing, ada juga yang
mempunyai irama tertentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak
tidaklah selalu berjalan lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat dan penuh
kegoyangan, kadang-kadang kita saksikan seseorang anak dapat berjalan dengan
cepat, kemudian tertegun/ terhenti, kemudian berlangsung lagi dengan cepat. Ada
anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam beberapa minggu, kemudian
waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan jika dibandingkan dengan teman-
temannya.
Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak yang satu dengan anak yang
lainnya, tetapi yang berbeda atau terjadi antara fungsi yang satu dengan fungsi yang
lain pada diri seorang anak. Ada fungsi jasmaninya yang berkembang dengan cepat
tetapi juga aspek fungsi kejiwaan nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita
lihat pada seorang anak yang mulai belajar berjalan, akan kelihatan pada
perkembangan berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah dikuasainya
maka perkembangan berbicaranya kelihatan maju lagi dengan cepat. Disini jelas
terdapat keadaan seperi seperti kejar-kejaran bagaikan gelombang, pada satu fungsi
ada yang nenaikkan dan pada fungsi yang lain ada yang terhenti atau turun.
4. Hukum Masa Peka
Yang dimaksud dengan masa peka adalah suatu masa dimana suatu fungsi berada
pada perkembangan yang baik dan pesat, jika dibandingkan dengan masa-masa
lainnya. Setiap fungsi hanya mengalami sekali saja datangnya masa peka. Oleh
karena itu, harus dilayani dan diberi kesempatan untuk berkembang dengan sebaik-
9

baiknya. Hanya saja untuk mengetahui datangnya masa peka itu tidaklah mudah,
kecuali apabila kita rajin memperhatikan perubahan tingkah-laku anak setiap hari.
Sebagai contoh: masa peka untuk berjalan umumnya pada tahun kedua, masa peka
untuk menggambar pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis
pada tahun 12 atau 13 dan sebagainya.
Montessori pernah mengembangkan sistem pendidikan ke arah penemuan masa peka
pada anak didik. Di sekolah Montessori disediakan berbagai macam permainanan
anak dan anak diberinya kebebasan memilih sendiri permainan yang dia sukai.
Apabila minat anak Nampak ke arah pada permainan tertentu, lalu dicari dan
ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka terhadap suatu fungsi.
10

Anda mungkin juga menyukai