Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA K

Kompetensi Pembelajaran dari materi ini adalah: Setelah mempeiajari bab ini, diharapkan dapat
mengerti, memahami tentang sistem politik umumnya, dan khususnya demckrasi dan pendidikan
demokrasi, serta dapat mengenibangkan sikap demokratis dalam kehidupan:nya sehari-hari, kelak
setelah menamatkan pendidikannya dor: perguruan iinggi umum dapat memiliki keterampilan yang
diüanilasi oleh jiwa sportif dar: demokratis. A. Sistem Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bahasa
Perancis (constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Sedangkan istilah
undang- undang dasar merupakan terjemahan istilah dari bahasa Belanda, yaitu gronwet. Perkataan
wet diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi undang-undang dasar, dan gron berarti
tanah atau dasar. Di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris, dipakai istilah constitution
yang bahasa Indonesianya konstitusi. Pengertian konstitusi, dalam praktikrya dapat diartikan lebih
luas dari pada pengertian undang-undang dasar. Politik constitution merupakan suatu yang lebih
luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.

Dalam bahasa Latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu cume dan statuere.
Cume adalah sebuah preposisi yang berarti "bersama-sama dengan...", sedangkan stetuere
mempunyai arti berdiri. Atas dasar itu, kata statuere mempunyai arti "membuat sesuatu agar berdiri
atau mendirikan menetapkan". Dengan demikian, bentuk tunggal dari konstitusi adalah menetapkan
sesuatu secara bersama-sama dan bentuk jamak dari konstitusi berarti segala yang ditetapkan. 1.
Substansi konstitusi Para sarjana ada yang membedakan arti konstitusi dengan Undang-Undang
dasar dan ada juga yang menyanakan arti keduanya. Menurut LJ.Van Apeldoorn, konstitusi
(constitution) memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis, sedangkari undang-undang
dasar (gronwet) adalah bagian tertulis dari konstitusi. Sri Sumantri menyamakan arti keduanya
sesuai dengan praktik ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia termasuk Indonesia.
Menurut E.C.S Wade, undang-undang dasar edalah naskah yang memarkan rangka dan tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukar pokok pokoknya cara kerja badan-
badarı tersebut. Apabila negara dipandang sevagai kekuasaan atan organisasi kekuasaan, maka
undang-undang dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang meneiapkan
bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Undang-undang dasar menetapkan cara- cara bagaimana pusat-pusat
kekuasaan ini bekerja sama dan menyesuaikan diri satu sama lain, merekam hubungan-hubungan
kekuasaan dalam suatu negara. Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu: 2.
konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politikdi dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan
(mengandung arti politis dan sosiologis); b. könstitusi adalah suatu kesatuan kaidah yang hidup
dalam masyarakat. (mengandung arti hukum atau yuridis); c. konstitusi adalah yang ditulis dalam
suatu naskah sebagai undang-undarng yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara. C.F. Strong
memberikan pengertian konstitusi suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan (arti luas), hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang
diperintah (menyangkut hak-hak asasi manusia). Dengan demikian, konstitusi adalah sebagai
kerangka negara yang diorganisir dengan dan melalui hukum yang menetapkan: a. pengaturan
mengenai pendirian lembaga-lembaga yang permanen; b. fungsi-fungsi dari alat-alat perlengakapan
negara; c. hak-hak tertentu yang telah ditetapkan. b. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpullkan, bahwa konstitusi meliputi peraruran tertulis dan tidak tertulis. Undang-undang dasar
merupakan

HALAMAN 3

konstitusi yang tertulis. Dengan demikian, konstitusi dapat diartikan sebagai berikut. a. Suatu
kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa. b.
Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik. c.
Suatu gamabaran dari lembaga-lembaga negara. d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-
hak asasi manusia. kasi Apakah substansi atau muatan atau isi dari sebuat konstitusi negara. Secara
khusus dan mendasar dari konstitusi harus sesingkat mungkin untuk menhindari kesulitan-kesulitan
pada pemebentuk undang-undang dasar dalam memilih mana yang penting dan mana yang harus
dicantumkar dalam konstitusi dan amna yang tidak perlu sehingga hasilnya akan dapat diterima baik
oleh mereka yang melaksanakan maupun pihak yang akan dilindung. Pada hakikainya, konstitusi itu
berisi tiga hal pokok, yaitu a adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya,
b. ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental, c. adanya
pembagian dan pembatasar. tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental. -hak h bersa kat
(T perapa uga b tau u Sedangkan menurut Miriam Budiardjo, setiap undang-undang dasar memuat
ketentuan-ketentuan mengenai berikut ini. a lebik /1999 t pac ling a. Organisusi nezara, misalnya
pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif, pembagian kekuasan antara
pemerintah pusat atau federal dengan pemerintahan daerah atau negara bagain, prosedur
menyelesaikan masalah pelanggaran hekum oleh salah saiu badan pemerintah dan sebagainya.
Konstitusi dianggap sebgai kesatuan yang nyata yang mencakup semua bangunan hukum dan semua
organisasi-organisasi yang ada dalam negarā. Dalam konstitusi terlihat bentuk negara, bentuk
pemerintahan, sistem pemerintahan dari negara tersebut. b. Hak-hak asasi manusia. Jaminan akan
Hak-hak assi manusia harus tedapat dalam suatu konstitusi, karena kelahiran konstitusi itu sendiri
tidak lepas dari usaha perubahan dari negara yang otoriter kepada negara yang menjamin hak-hak
rakyat. Oleh itu itu konstitusi harus berisi jaminan terhadap hak-hak rakyat tidak akan dilanggar oleh
pihak-pihak yang memegang kekuasaan. c. Prosedur mengubah undarng-undang dasar. Konstitusi
suatu negara dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi sosial politik masyarakatnya kehidupan
masyarakat yang selalu mengalami perubahan akibat dari pembangunan, modernisasi dan
mumculnya perkembangan-perkembangan baru dalam ketatanegaraan. Oleh karena itu, suatu
konstitusi harus terbuka dalam menerima perubahan zaman.

HALAMAN 4

D. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar, seperti
dalam UUD 1945 dilarang merubah bentuk negara Kesatuan. Ketentuan ini diperluakan untuk
menjamín kesinambungan sejarah kenegaraan suatu negara, sehingga ada hal yang prinsip tidak
boleh dirobah sekalipun zaman telah mengalami suatu perubahan. Pada negara-negara yang
mendasarkan dirinya pada demokrasi konstitusional, Undang-Undang dasar mempunyai fungsi yang
khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedimikian rupa, sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Caranya yang efektif adalah dengan membagi kekuasan.
Konstitusi merupakan perwujudan dari hukum yang tertinggi (supremasi hukum) yang harus ditaati
oleh rakyat dan penguasanya. Di negara-negara komunis, undang-undang dasar mempunyai fungsi
ganda, yaitu mencermikan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan kearah
masyarakat komunis dan merupakan pencatatan formal dan legal dari perjuangan yang teläh di
capai, dan undang-undang dasar memberikan rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat
yang dicita-citakan dalam tahap perkembangan berikutrya. Jadi, undang-undang dasar inengikuti
perkembangan ke arah terbentuknya masyarakat komunis dan diganti setiap kaili dicapainya suatu
tahap yang lebih maju. 2. Sistem amandenmen konstitusi (UUD) Sebelum membicarakan tentang
tahap-tahap amandemen UUD 1945, terlebih dahulu kita membicarakan tentang sistem dan
prosedur amandemen UUD. Secara umum, sistem yang dianut oleh negara-negara dalam
mengamandemen UUD-nya dapat dibedakan kepada dua sistem, yaitu sebagai berikut. a. Sistem
Eropa Kontinental, yaitu amandemen dengan membuat UUD yarıg baru secara keseluruhan.
Penganutnya adalah Belanda, Jerman dan Perancis. b. Sistem negara-negara Anglo-Saxon (Amerika),
yaitu apabila konsitusi berubah maka yang asli tetap berlaku, yang mana perubahan itu sebagai
lampiran dari konstitusinya. Indonesia menganut sistem yang berkembang di negara Anglo-Saxon
(Amerika). dengan alasan: a. perubahan UUD itu tidak dilakukan secara keseluruhan, melainkan
beberapa pasal yang nyata-nyata dipandang sudah tidak sesuai dengan keadaan atau berseberangan
dengan tuntutan reformasi; b. pasal-pasal hasil amandemen masih merupakan bagian dari UUD
aslinya, sehingga tidak ada distorsi sejarah antara konstitusi asli dengan hasil perubahannya. Ada
beberapa pendapat para ahli ketatanegaraan tentang prosedur perubahan UUD, yaitu sebagai
berikut.

HALAMAN 5

a. George Jellinek, membedakan cara perubahan UUD dibedakan atas: • cara sengaja sesuai
dengan ketentuan dalam UUD; • cara yang tidak sesuai dengan cara yang ditentukan dalam
UUD-nya melainkan dengan prosedur istimewa, seperti Revolusi, coup d'etat, convensi dan
sebagainya. b. C.F. Strong, menyebutkan empat cara perubahan UUD, yaitu: • diubah oleh
legislatif dengan persyaratan khusus; • perubahan konstitusi dilakukan oleh rakyat melalui
referendum; • dalam negara federal perubahan itu disetujui oleh negara-negara bagian; •
perubahan melalui konvensi khusus uleh suatu lembaga negara yang dibentuk untuk itu. c.
K.C. Wheare, menyebutkan empat cara merubah UUD, yaitu: • beberapa ketentuan bersifat
primer yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, hukum, sosiał, dan lain-lain; •
perubahan yang diatur oleh konstitusi, yaitu perubahan melalui legislatif biasa sebagaimana
diatur dalam UUD; • perafsiran secara hukum, yang ditakukan oleh badan peradilan tanpa
perubahan kata-kata UUÐ; praktikbiasa dan konversi yang terdapat dalam bidang
ketatanegaraan. Dapat memberlakukan kebiasaan dalam penyelenggeraan negara
(konvensi). Perubahan UUD 1945 tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan hukum
mengatur tata cara perubahan, tetapi lebih ditentukan oleh berbagai kekuatan politik dan
sosial yang sedang bergulir di era reformasi. Kaiau mengikuti prosedur hukum, maka harus
terlebih dahulu dilakukan referendum dan barulah MPR melakukan perubahan sesuai pasal
37 UUD 1945 setelah rakvat menyetujui 90% suara. 3. Kenapa UUD 1945 diamandemen?
Setelah mengena! perubahan konstitusi serta prosedur perubahannya, pertanyaan yang
muncul kemudian adalah bagaimana dengan UUD 1945? Apakah UUD 1945 memberikan
peluang bagi terlaksananya perubahan? Jika perubahan itu dimungkinkan, apakah menganut
perubahan sistem penggantian (renewal) atau amandemen (perubahan pasal-pasalnya). Jika
diamati, UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara perubahan UUD,
yaitu pasal 37 UUD yang mengandung 3 norma, yaitu: a. wewenang untuk mengubah UUD
ada pada MPR; b. mengubah UUD, kuorum yang harus dipenuhi sekurang-kurangnya % dari
jumlalı anggota MPR hadir; c. putusan perubahan disetujui % dari jumlah yang hadir. Setelah
berakhirmya pemerintahar Suhato, terbukalah kesempatan para pakar untuk membicarakan
perlunya Undang-Undang Dasar 1945 untuk dilakukan Tinggi-

HALAMAN 6

amandemen. Beberapa pakar yang mengumumkan periunya perubahan UUD 1945 antara lain
sebagai berikut. Laica Marzuki (1999) berpendapat, bahwa dalam menuju Indonesia baru yang
demokratis, UUD 1945 perlu diamandemen dengan pertimbangan-pertimbangan berikut ini. a. UUD
1945 adalah sementara, sebagaimana tatkala PPKI mengesahkan Undang- Undang Dasar 1945 dalam
rapatnya, tertanggal 18 Agustus 1945, di gedung Pejambon, Jakarta, Ketua PPKI (Ir. Sukarno)
mengemukakan bahwasanya UUD yang disahkan rapat adalah UUD yang bersifat sementara dan
kelak dibuat UUD yang lebih lengkap dan sempurna. b. UUD 1945 menumbuhkan figur Presiden yang
diktatorial, hal ini terlihat dalam Pasal 7 yang dapat digunakan oleh Suharto untuk memegang
jabatan Presiden selama 32 tahun. Belajar dari sejarah Amerika dimana Konstitusi Amerika (1787).
semula tidak membatasi masa jabatan Presiden, namun mengalami perubahan yang disetujui oleh
Kongres 12 Maret 1947 yang membatasi jabatan Presiden dua kali empat tahun. c. Mahkamah
Agung perlu diperbekali hak menguji undang-undang (judicial review), dengan kedudukan Presiden
yang kuat dalam sistem pemerintahan, presidensial membutuhkan perimbangan kekuasaan yang
cukup kuat pula di pihak Mahkah Agung, yakni membekali Mahkamah Agung dengan kewenangan
pengujian (toetsing) terhadap undang-undang (judicial review). Sedangkan pasal 26 ayat (1) dengan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, menurut sama
sekali kemungkinan MA melakukan pengujian terhadap undang-undang. Dalam kenyataannya,
selama 32 tahun pemerintahan orde baru memberikan kekuasaan yang maha dahsyat kepada
Presiden, baik sebagai kepala negara maupun sebagai kepala pemerintahan, sehingga hasilnya justru
lebih parah dari pada yang terjadi pada masa orde lama. Kenyataan ini menurut Muchsan (1999. 3-7)
atas dasar indikator sebagai berikut. a. Dengan adanya fusi antar partai politik sehingga hanya dua
partai politik dan satu Golkar membrangus sistem demokrasi. b. adanya single majority pada, sama
dengan one party sistem. c. Secara material Presiden memiliki kekuasaan yang tidak terbatas,
meliputi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. d. Semua lembaga pengawasan terhadap
pemerintah dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak berdaya. e. MPR yang merupakan corong
Presiden menyatakan tidak akan merubah UUD. f. Secara material jabatan Presiden tidak terbatas. g.
Lembaga-lembaga tinggi negara yang lain melakukan politik "yes men".

HALAMAN 7

Berdasarkan indikator tersebut, menurut Prof. Muchsan (1999) ada sesuatu yang salah dalam UUD
1945. "Something wrong" yang terdapat dalam UUD 1945 mengakibatkan kerancuan dalam
kehidupan bernegara, antara lain mengenai (1) pengaturan sistem demokrasi, (2) sistem
pemerintahan, (3) pembagian kekuasaan, (4) pengaturan Presiden dan wakil Presiden, dan (5)
pengaturan tentang hak asasi manusia. Pengaturan UUD 1945 yang sangat fleksibel ini mudah sekali
muncul penafsiran yang subjektif. Sehubungan dengan itu UUD 1945 sebagai hukum dasar negara
harus diganti dengan UUD yang baru, tidak cukup hanya dilakukan amandemen. UUD yang baru
harus dirumuskan secara rigid, sehingga tidak menimbulkan celah bagi interpretasi yang salah.
Menurut Muchsan, penggantian ini harus dilakukan terhadap batang tubuh dan penjelasannya,
sedangkan pembukaannya yang memi!iki nilai filosofis dapat dipertahankan, sedangkan untuk
inenyusun UUD yang baru sebagai pengganti UUD 1945, negara RI memilih cara peinbentukkan
lembaga Mahkamah Konstutusi. Sedangkan menurut pakar Molı. Mahmud MD (1999) berdasarkan
berbagai studi tentang UUD 1945 tercatat kelemahan-kelemahan muatan yang menyebabkan tidak
mampu menjamin lahirnya pemerintahan yang demokratis-konstitusional, yaitu: a. tidak ada
mekanisme check and balances, b. terlalu banyaknya atribut kewenangan, c. adanya pasal-pasal
yang multitafsir, d. terlalu percaya pada semangat orang (penyelenggara negara). AN mic 12 4.
Tahap-tahap perubahan UUD 1945 Sebagai usaha untuk megembalikan kehidupan negara yang
berkedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945, salah satu aspirasi yang terkandung di dalam
semangat reformasi adalah melakukan amandemen terhadap UUD 1945, maka pada awal globalisasi
MPR telah mengeluarkan seperangkat ketatapan secara landasan konstituionalnya, yaitu sebagai
berikut. a. Pencabutan ketatapan MPR tentang Referendum (dengan Tap. No. VIII/ MPR/1998). b.
Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Tap. No. XIII/ MPR/1998). c. Pernyataan d.
Pencabutan ketatapan MPRNO. II/MPR/1978 tentang P-4 dan Penetapan tentang Penegasan
Pancasila sebagai dasar negara (Tap. No. XVIII/MPR/1998). e. Perubahan pertama UUD 1945 pada
tanggal 19 Oktober 1999. f. Perubahan kedua UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 2000. g. Sumber
hukum dan tata urutan perundang-undangan (Tap. No. III/ MPR/2000). h. Perubahan ketiga pada
tanggal 1-10 Nopember 2001. i. Perubahan keempat (terakhir) UUD 1945 1-11 Agustus 2002.

HALAMAN 8

Dengan disahkannya Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga, dan Keempat UUD 1945 dalam sidang
tahun MPR 2002, maka merupakan sebuah lombatan besar ke depan bagi bangsa Indonesia, karena
bangsa Indonesia telah mempunyai sebuah UUD yang lebih sempurna dibandingkan dengan UUD
1945 sebelumnya. Kalaupun nantinya ditemukan adanya kekurangsempurnaan dalam rumusan
perubahan UUD 1945 yang baru, harus diakui tidak ada pekerjaan manusia yang sempurna di mana
pun. Komisi Konstitusi akan segera menyempurnakan perubahan UUD itu. Pengesahan Perubahan
UUD 1945 MPR telah menuntaskan reformasi konstitusi sebagai suatu langkah demokrasi dalam
upaya menyempurnakan UUD 1945 menjadi konstitusi yang demokratis, sesuai dengan semangat
zaman yang mewadahi dinamika perkembangan zaman. Perubahan itu suatu lembaran sejarah
lanjutan setelah Bung Karno dan Bung Hatta dan rekan-rekanya berhasil menegaskan UUD 1945
dalam rapat-rapat BPUPKI dan PPKI. Pembentukan Komisi Konstitusi adalah suatu hal yang urgen
dalam negara yang mengalami perubahan dan transisi. Di berbagai negara berkembang yang
mengalami transisi reformasi seperti Indonesia, juga dibentuk Komisi Konstitusi. Sebagai
perbandingan bagairnana kedudukan dan fungsi dari komisi tersebut dapat dilihat dari matrik
berikut. Negara Perbandingan Pembentukan Komisl Konstitusi Hasil sıdang tahunan MPR 2002 (lima
tahun setelah gerakan reformasi). Tugas: mengkaji perubahan UUD 1945. Susunan, kedudukan,
kewenangan, anggota ditentukan BP-MPR Indonesia Keinginan Presiden Corazon Aquino hasil
people power. Membentuk konstitusi baru yang menjadi hukum tertinggi. Berwenang penuh
menghimpun pandapat dan menyusun draf. Filipina Rekomendasi dari komisi pengembangan
demokratisasi. Mempercepat proses reformasi politik. Berwenang penuh menghimpun pendapat
dan menyusun drat. Thailand Kebijakan pemerintah baru, non rasis, Nelson Mandela. Reformasi
secara keseluruhan dengan konstitusi baru. Berwenang penuh menghimpun pendapat dan
menyusun draf. Afrika Selatan 5. Perilaku konstitusional pelaksanaan UUD 1945 Sebelum membahas
perilaku konstitusional dalam kehidupan berbangsa dan bernegera, maka terlebih dahulu kita coba
memahami arti konstitusi. Kata konstitusi secara berasal dari bahasa Perancis constituir, yang artinya
membentuk. Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan dengan pembentukan suatu
negara atau menyusun dan menyatakan sebuah negara. Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar
(awal) mengenai pembentukan suatu negara. Dalam bahasa Belanda, Konstitusi dikenal dengan
istilah grondwet, artinya undang-undang dasar. Jadi, konstitusi adalah aturan-aturan dasar dan
ketentuan-ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur

HALAMAN 9

fungsi dan struktur lembaga pemerintahan, termasuk dasar hubungan kerja sama antara negara dan
masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun tujuan adanya
konstitusi adalah sebagai berikut. a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik. b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri. c Memberikan batasan-
batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. alisis. sert Arti pentingnya
konstitusi bagi negara, bahwa dalam negara-négara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuásaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi. Konstitusi yang
demokratis, mengandung prinsip-prinsip dasar demokrasi deiam kehidupan bernegara, yaitu: a.
menempatkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan, b. mayoritas berkuasa dan terjamin
hak minoritas, c pembatasan pemerintahan dan pemisahan kekuasaan negara yaıg nielipui: 1)
pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias politika; 2) kontrol dan keseimbangan lembaga-
lembaga pemerintahan; 3) proses hukum; dan 4) adanya pemililhan umum sebagai mekanisme
peralihan kekuasaan. d. prinsip-prinsip konstitusi demokratis merupakan refleksi dari nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam hak asasi manusia, yaitu hak-hak dasar, hak kebebasan mengeluarkan
pendapat, hak-hak individu, hak keadilan, hak persamaan, hak keterbukaan, dan lain-lainnya. a. Tan
Jut dip in ma pahw n. HA it iegar enan No. nelel ruar ear 6. Nilai konstitusi dalam negara Konstitusi
logis dari kenyataan bahwa tanpa konstitusi negara tidak mungkin terbentuk, maka konstitusi
menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Undang-
undang dasar adalah pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan
negara harus dijalankan Sedangkan konstitusi merupakan dokumen formal yang berisi sebagai
berikut. a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau. an b. Tingkat-tingkat tertinggi
perkembangan ketatanegaraan bangsa. c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak di vujudkan,
baik untuk waktu sekarang maupun di masa depan. usi am ara d. Suatu keinginan, dengan nama
perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa yang hendak dipimpin. ran usi lah Dalam negara
modern, penyelenggaraan kekuasan negara dilakukan berdasarkan hukum dasar (droit
constitusional), di mana undang-undang dasar

HALAMAN 10

dianggap sebagai keputusan politik yang tertinggi, sehingga konstituni mempunyal kedudukan atau
sederajat supremasi dalam suatu negara. Maksud supremani konstitusi, bahwa konstitusi
mempunyai kedudukan tertinggi dalam tertib huk.um Indonesia. Pada intinya, kedudukan konstitusi
dalam suatu negara bisa di bedakan kepada dua aspek, yaitu sebagai berikut. a. Aspek hukum
Konstitusi dilihat dari aspek hukum mempunyai derajat tertinggi dari aturan hukum yang ada karena
beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut. • Konstitusi dibuat oleh Badan Pembuat Undang-
Undang atau Lembaga Negara. • Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, dari rakyat dan kekuatan
berlakukrıya dijamin oleh rakyat serta dilaksanakan untuk kepentingan rakyat pula. Konstitusi dibuat
oleh badan yang diakui keabsahannya. Daya ikatnya bukan saja kepada rakyat, tetapi juga kepada
penguasa dan pembuat korstitusi itu sendiri. b. Aspek moral Konstitusi dibuat berdasarkan landasan
etika moral dan nilai-nilai yang bersifat unive:sal. Moral dan nilai-nilai universal setiap waktu dapat
mengontrol konstitusi agar konstitusi dapat nenyesuaikannya. Contohnya, konstitusi yang
melegalisasi sistem apartheid, dengan sendirinya ia bertentangan dengan moral dan akan mendapat
kritik dan sorotan dari masyarakat secara umum. Adapun motif politik yang menonjol dari
penyusunan UUD menurut Bryce adalah sebagai berikut. a. Keinginan untuk menjamin lak-hak
rakyat dan untuk mengendalikan tingkah. laku penguasa. b. Keinginan untuk menggambarkan sistem
pemerintahan yang ada dalam rumusan yang jelas guna mencegah kemungkinan perbuatan
sewenang-wenang dari penguasa di masa depan. c. Hasrat dari pencipta kehidupan politik baru
untuk menjamin atau mengamankan berlakunya cara pemerintahan dalam bentuk permanen dan
dapat dipahami oleh warga negara. d. Hasrat dari masyarakat - masyarakat yang terpisah untuk
menjamin aksi bersama yang efektif dan bersamaan, sehingga itu berkeinginan tetap
mempertahankan hak serta kepentingannya sendiri-sendiri. Dengan demikian Bryce menyatakan,
bahwa undang-undang dasar dibuat secara sadar sebagai perangkat kaidah fundamental yang
mempunyai nilai politik lebih tinggi dari jenis kaidah yang lain karena menjadi dasar bagi seluruh tata
kehidupan bernegara, sehingga tata hukum harus sesuai dan tidak bertentangan dengan undang-
undang dasar.

HALAMAN 11

B. Pengetahuan Politik dan Sistem Politik 1. Pengertian politik Kata "politik" secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, yaitu Negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu
rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik.
Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan
cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-sebaiknya. Dalam bahasa Inggris, politics
adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaar, cara, dan alat yng digunakan untuk mencapai cia-cita
atau tujuan tertentu. Sedangkan policy, yang dalam bahasa Indonesia diterjemalıkan sebagai
kebijaksanaan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih
menjamin teriaksananya suatu usaha, cita-cita atau tujuan yang dikeherndaki, Pengambil
kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang pemimpi. Poiitik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksa:iaan tujuar itu memerlukan kebijakan-
kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-
sumber yang ada. Perlu diingat, bahwa pener.tuan kebijakan umun, pengaturan, pemhagian maupun
alokasi sumber-sumber yang ada, memerlukan kekuasaan dan wewenang (autlority). Kekuasan dan
wewenang ini memainkan peran yang sangat penting dalam peanb naan kerjasama dan
penyelosaian konflik yang mungkini muncul dalam proses pencapaian tajuan. Dengan demikian,
politik membicarakan hal-hal yang be:kaitan dengan Negara. kekuasaan, pengambil keputusan,
kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya. a. Negara Negara merupakan suatu
organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh
dikatakan Negara merupakan bentuk masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam
suatu wilayah yang berdaulat. b. Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi " tingkah laku orang atu kelon pok lem sesuai dengan keinginannya.
Dalam politik yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana mempertahankannya dan bagaimana
melaksanakanya. c. Pengambilun keputusan Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik.
Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan

HALAMAN 12

12 di Perduruah Tin itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum
Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara. d. Kebijaksanaarn umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau
kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya bahwa,
masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula, sehingga
perlu ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang
berwenang. e. Distribusi Distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (talue) dalarm
masyarakat Nilai adalah sesuatn yang ciinginkan dan penting, Ia harus dibagi secara adil. Politik
membicarakan bagaimana pembagian dan penglokasiar nilai secara mengikat. 2. Pengertian strategi
Strategi herasal dari bahara Yunani, strategia yeng diartikan sebagai" the art of the gencral" atau
seni secrang panglima panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz
(1780 – 1831) berpendapat, bahwa srategi adalah penggunaar periempuran untuk memenangkan
peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Pada abad modern,
penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni perang panglima dalam
peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi maupun bidang olah
raga. Dalam pengertiann umuLm, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
pencapaian tujuan. Pioses politik dan strateginasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran
yang akan dicapai oleh rakvat Indonesia Sesuai dengan kebijakan politik nasienal, penyelenggara
negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan
mencantumkan sasaran sektorainya. Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut berpartisipasi
dalam kehidupan politik nasional. Pada era reformasi saat ini, masyarakat memiliki peran yang
sangat besar dalam mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang ditetapkan oleh MPR
maupun yang dilaksanakan oleh presiden. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun bidang Hankam akan selalu berkembang, karena: a. semakin
tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; b. semakin terbuka akal dan pikiran
untuk memperjuangkan haknya; c. semakin meningkat kemampuan untuk menentukan pilihan
dalam pemenuhan kebutuhan hidup; d. semakin meningkat kemampuan untuk mngatasi persoalan,
seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi; e semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru. 3

HALAMAN 13

Stratifikasi politik nasional Stratifikasi politik (kebijakan) nasienal dalam Negara Republik Indonesia
adalah sebagai berikut. a. Tingkat penentu kebijakan puncak Tingkat kebijakan puncak meliputi
kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional, mencakup penentuan undang-undang dasar
dan penggarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional
(national goals) berdasarkan falsafah Pancasilan dan UUD 1945. b. Tingkat kebijakan umuni Tingkat
kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak yang lingkupnya
juga menyeluruh nasional, berupa penggarisan mengenai masalah makro strategis guna mencapai
tujuan nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. c. Tingkat penentu kebijakan khsus Kebijakan
khusus merupakan perggarisan terhadap suatu bidang utama (major area) pemerintahan.
Wewenang pengeluarar. kebijakan khusus ini terletak di tangan pimpinan eselon pertama
departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-lembaga non departemen. d Tingkat penentuan
kebijakan teknis Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam satu sektor dari bidang utama di atas
dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.
Kebijakan tekris ini dilakukan oleh kepala daerah, propinsi dan kabupaien/kota. of in. P in al, ap i C.
Demokrasi Indonesia 1. Arti dan makna demokrasi an Demokrasi berasal dari kata Yunani, yaitu
demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi artinya
pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat
menentukan. Di dalam The Advancced Learner's Dictionary of Current English (Hormby, dkk: 261)
dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah: gat eh ap ilu "(1) country with
principles of government in which all adult citizens share through their ellected representatatives;
(2) country with government which encourages and aiiows rights of citizenship such as freedom of
speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by
respect for the rights of minorities. (3) society in which there is treatment of each other by citizens
as equals." an mu Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa kat. demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut 13 n Panéasis di
Perguruan Tins melalui sarana umum.

HALAMAN 14

berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih. Pemerintahann mendorong dan
menjamin kemerdckaan berbicara, beragama, berpendapat, berserik menegakkan ruleof law,
adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat
yang warga negaranya saling memberi peluan yang sama. Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di
Yunani kuno, khususnya di kota Athena, untuk menunjukkan sistem pemerintahan yang berlaku di
sana. Kota-kota di daerah Yunani pada waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak,
sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk bermusyawarah. Dalam
rapat tersebut, diambil keputusan bersama mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah
yang akan dilaksanakan dan segala permasalahan mengenai kemasyarakatan. Karena musyawarah
dilakukan bersama rakyat dan secara langsung, pemerintah itu disebut pemerintahan demokrasi
langsung. Pemerintahan demokrasi langsung di Indonesia dapat kita lihat di dalam pemerintahan
desa. Kepala desa atau lurah dipilih langsung oleh rakyat desa itu sendiri. Pemilihan kepala desa itu
dilakukan secara sederihana sekali. Para calon menggunakan tanda ganbar hasil pertanian, seperti
padi atau pisang. Rakyat memberikan suara kepada caion masing-masing, yang dipilih dengan
memasukkan lidi kedalam tabung hambu milik caion yang dipilihnya. Calon yang memiliki lidi
terbanyaklah yang terpilih menjadi kepala desa. Di samping memiih kepala desa, pada hari-hari
tertentu warga desa dikumpulkan oleh kepala desa di balai desa untuk membicarakan masalah yang
menyangkut kepertingan bersama. Perisiwa semacam ini dikenal dengan nama musyawarah desa.
Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknya pun terus bertambah,
sehingga demoki asi langsung tidak lagi diterapkan akibat hal-hal berikut ini. a. Tempat yang dapat
menampung seluruh warga kota jum!aiunya besar, tida! mungkin disediakan. b. Musyawarah yang
baik dengan junilah peserta besar, tidak mungkin dilaksanakan. c. Hasil persetujuan secara bulat
atau mufakat tidak mungkin tercapai, karena sulitnya memungut suara dari semua peserta yang
hadir. Bagi negara-negara besar yang penduduknya berjuta-juta dan tempat tinggalnya bertebaran
di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi langsung juga mengalami kesukaran.
Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap penduduk dalam jumlah tertentu memilih wakilnya
untuk duduk dalam suatu badan perwakilan. Wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakiian
inilah yang kemudian menjalankan demokrasi. Rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi, sehingga hal ini dapat disebut sebagai demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan. Bagi nezara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan, karena hal-hal
berikut.

HALAMAN 15

a Penduduk yang selalu bertambah, sehingga suatu musyawarah pada suatu tempat tidak mungkin
dilakukan. b Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin runit dan tidak sederhana iagi,
seperti yang dihadapi oleh pemerintah desa yang tradisional. C. Setiap warga negara mempunyai
kesibukan sendiri-sendiri di dalam kehidupannya, sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan
kepada orang yang berminat dan mempunyai keahlian di bidang pemerintahan negara. Istilah
demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu, sesudah zaman Yunani Kuno, tidak disebut lagi. Baru
setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis, istilah demokrasi muncui kembali
sebagai lawan sistem pemerintahan yang absolut (nonarki mutlak), yang menguasai pemerintahan di
dunia Barat sebelumnya. Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sistem pemerintahan yang
baru ini mempunyai arti luas, sebagai herikut. a. Muia-mula deniokrasi berarti politik yang mencakup
pengertian tentang pengakuan hak-hak asasi inanusia, seperti hak kemerdekaarn pers, hak berapat,
serta hak memilih dan dipilih untuk bedan-badan perwakilan. b. Kemudian digunakan istilah
demokrasi dalam arti luas, yang selain meliputi sistem politik, juga mencakup sistem ekonomi dan
sistem sosial. manus lak ters kehidu diyakin is kela ya sua miliki ihan)- hak y IE- Ad it ii ia ebeba
Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian demokrasi pemerintahan,
juga meliputi demokrasi ekonomi dən sosial. Namun, pengertian demokrasi yang paling hanyak
dibahas dari dahulu sampai sekarang ialah demokrasi pemerintahan. Landasan pokok atau gagasan
dasar suatu pemerintah demokrasi ialah pengakuan hakikat manusia, bahwa pada dasarnya manusia
itu mempunyai kemampuan yang sama dalam huhungannya antara yang satu dan lainnya.
Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua buah asas pokok sebagai berikut. a. Pengakuan
partisipasi di dalam pemerintahan. Misalnya, pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga
perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia. b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. Misalnya,
tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama. Sebagai
suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995: 6) mengintisarikan demokrasi sebagai sistem yang
memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni: "kedaulatan rakyat, pemerintah berdasarkan
persetujuan dari yang diperintah, kekuasaan muyoritas, hak-hak minoritas, jaminan hak asasi
manusia, pertilihan yang bebas dan jujur, persamaan di depan hukum, proses hukum yang wajar,
pembatasan pemerintahan secara konstitusional, pluralisme sosial, ekonomi dan politik, dan nilai-
nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat".

HALAMAN 16

2. Jenis-jenis demokrasi

Pada kegiatan belajar 2 anda akan diperkenalkan lebih jauh tentang jenis-jenis demokrasi, sehingga
Anda akan lebih jelas dimana kedudukan demokrasi langsung/tidak langsung, demokrasi Pancasila,
dan seterusnya. a. Berdasarkan cara menyampaikan pendapat, demokrasi terbagi menjadi seperti
Pada kegiatan belajar 2, Anda akan diperkenalkan lebih jauh tentang jenis- asa berikut. 1) Demokrasi
langsung, daiam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk menjalankan kebijakan pemerintahan. 2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi
perwakilan. Dalam demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipiliłunya melalui
Pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusarn politik Aspirasi rakyat disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. 3) Demɔkrasi perwakilan
dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat. Demckrasi ini merupakan campuran anatara
demokrasi langsung denga. demokrasi pervaklan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam
lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam merijalankan tugasnya diawasi rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss. Tahukah Anda apa
yang dimaksud dengan referendum? Ya, referendum adalah permungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung. Referendum dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. (a)
Referendum wajib Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma
penting dan mendasar dalam UUD (Konstitusi) atau UU yang sangat politis. UUD atau UU tersebut
yang ielah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi. referendum ini dilaksanakan untuk meminta
persetujuan rakyat terhadap hai yang dianggap sangan penting atau mendasar. tan d. (b)
Referendum tidak wajib Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan
undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan referendum. Jika dalam waktu
tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-
undang yang bersifat tetap. (c) Referendum konsultatif Referendum ini hanya sebatas meminta
persetujuan saja, karena rakyat tidak mengerti permasalahannya, pemerintah meminta
pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

HALAMAN 17

b. Berdasarkan titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi terdiri atas berikut ini. 1) Demokrasi
formal Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal. 2) Demokrasi
material Demckrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang
sosial-ckonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi
semacam ini dikembangkan di negara sosialis- komunis. da 3) Demokrasi campuran
Demokrasi ini meruapakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas. Demokrasi ini
berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang. c. Berdasarkan prinsip ideologi, demokrasi dibagi seperti
berikut ini. 1) Demokrasi liberal Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada
individu. Campur tanıgan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-
wenang pemerintah terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar
konstitusi (hukum dasar). 2) Demokrasi rakyat atau deniokrasi proletar Demokrasi ini
bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal perebedaan kelas.
Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum, politik. d. Berdasarkan
wewenang dan hubungan antaralat kelengkapan negara, maka demokrasi terbagi menjadi
seperti berikut ini. 1) Demokrasi sistem parlementer, ciri-ciri pemerintahan parlementer,
antara lain sebagai berikut. (a) DPR lebih kuat dari pemerintah. (b) Menteri bertanggung
jawab pada DPR. (c) Program kebijaksanaan kabinet dosesuaikan dengan tujuan politik
anggota parlemen. (d) Kedudukan kepala negara sebagai simbolm Tidak dapat diganggu La
at in ik 18 ah an an 1g- gugat. Dapatkah Anda mencari contoh negara yang menganut
demokrasi parlementer? 2) Demokrasi sistem pemisahan/pembagian kekuasaan
(presidensial). Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai
berikut. (a) Negara dikepalai presiden.

HALAMAN 18
(b) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan
oleh rakyat melalui badan perwakilan. (c) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan
mernberhentika (d) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPK, melainkan kepada
presiden. (e) Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara,
dan tidak dapat saling membubarkan. menteri. 3. Nilai-nilai demokrasi Sebenamya,
pengertian pokok demokrasi ialah adanya jaminan hak-hak asasi manusia dan partisipasi
rakyat. Akan tetapi dalam pertumbuhannya, pengertian pokok itu telah mengalami banyak
perubahan, terutama karena faktor politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Suatu negara
dapat memberikan isi dan sifat kepada demekrasi yang berbeda dari isi dan sifat demokrasi
di negara lain. Dengan demikian, bentuk demckrasi negara yang salu akan berbeda dengan
bentuk demokrasi negara yang lain dan bentuk demokrasi itu nada suatu masa akan berbeda
dari bentuk demor rasi pada satu masa yang lain. Misalnya, bentuk demokrasi pada mesa
sekarang berbeda dari bentuk demokrasi pada masa UUD RIS iahun 1949 dan masa UUD
Sementara tahun 1950. a. b. C. d. Hal yang paling utama dalam menentukan berlakunya
sistem demokrasi di suatu negara, ialah ada atau tidaknya asas-asas demokrasi pada sistem
itu, yaitu: e. a. pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat
manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum; b. adanya partisipasi dan dukungan
rakyat kepada pemerintah. Jika dukungan rakyat tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa
pemerintah itu adaiah suatu pemerintahan demokrasi. 4. 1 beri! a. k b. K Di dunia Barat,
demokrasi berkembang di dalam suatu sistem masyarakat yang liberal (bebas, merdeka).
Oleh karena itu, lahirlah suatu bentuk demokrasi yang dinamakan demokrasi liberal, yang
menjunjung hak-hak asasi marusia setinggi- tingginya, bahkan kadang-kadang di atas
kepentingan umum. Sebagai akibat demokrasi liberal iri, lahirlah sistem-sistem
pernerintahan yang liberal. Di dalam sistem pemerintalian ini, peranan dan campur tangan
pemerintah tidak terlalu banyak di dalam kehidupan masyarakat. karena sistem ini sesuai
dengan aspirasi rakyat di dunia Barat, sistem pemerintahan yang liberal iri mendapat
dukungan penuh dari rakyat. Atas dasar itu, berikut akan kita bahas demokrasi yang didasari
oleh beberapa nilai (value). Henry B. Mayo telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai ini,
dengan catatan tentu saja tid.k berarti bahwa setiap masyarakat demokratis semua nilai-nilai
ini, melainkan tergantung kepada perkembangan sejarah, aspirasi dan budaya politik
masing-masing. Berikut adalah nilai-nilai yang diutarakan oleh Henry B Mayo

HALAMAN 19

Menyelesuikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. b. Menjamin terselenggaranya


perubahan secara damai dan dalanı suatu masyerakat yang sedang berubah. c. Menyelenggarakan
pergantian pimpinan secara teratur. d. Membatasi pemakaian kekekarasan sampai minimum. e:
Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman. f. Menjamin tegaknya keadilan. Dengan
demikian, untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga,
sebagai berikut. a. Pemerintahan yang bertanggung jawab. b. Suatu dewan perwakilan rakyat yang
mewakili golongan-golongan dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui
pemilihan umum secara bebas dan rahasia. Dewan ini harus mempunyai fungsi pengawasan
terhadap peinerintah, tentu saja pengawasan yang konstruktif (kritik c. Suatu organisasi politik yang
mencakup satu atau lebih partei politik. Parpol ini menjalin hubungan yang rutin dan
berkesinambungan antara rakyat dengan pemerintah. d. Pers dan media massa yang bebas untuk
menyatakan pendapat. e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak azasi dan memper-
tahankar. keadilan. dan nya bangun) dan sesuai normatif (aturan yang berlaku), ri He I ke di nis 4.
Keunggular demokrasi Sebagaimana telah diuraikan, bahwa ciri-citi demokrasi antara lain sebagai
berikut ya ni ha a. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat. b. Kebebasan
individu dibatasi oieh kepentingan bersama, kepentingan bersana lebih penting dari pada
kepentingan individu tau golongan. c. kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang
dijalankan pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat. d. Kedaulatan ada ditangan rakyat,
lembaga perwakilan rakyat mempunyai kedudukan penting dalam sistem kekuasaan negara. at di
Setelah Anda menyimak ciri dari demokrasi dan nilai-nilai demokrasi sebagaimana telah diuraikan,
coba bandingkan dengan bentuk pemerintahan berikut. da it. pa a. Oligarki adalah sistem
pemerintahan yang dijalanjan oleh segelintir orang untuk kepentingan orang banyak. Partisipasi
vakyat dalam pemerntahan dibatasi atau bahkan ditiadakan dengan díhapusnya lembaga perwakilan
rakyat dan keputusannnya tertinggi ada pada tangan segelintir orang tersebut.

HALAMAN 20

Anarki adalah pemerintahan yang kekuasaannya tidak jelas, tidak aa peraturan yang benar-benar
dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentuk kehendaknya sendiri-sendiri, tanpa aturan yang
jelas. c. Mobokrasi adalah pemerintahan yang dikuasai oleh kelompok orang untuk kepentingan
kelompok yang berkuasa, bukan untuk kepentingan rakyat. Biasanya mobokrasi dipimpin oleh
sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama. d. Diktator ialah kekuasaan yang terpusat
pada seseorang yang berkuasa mutlak (otoriter) 5. Demokrasi dan pendidikan deniokrasi di
Indonesia Beberapa kriteria yang harus dimiliki dalam suatu negara yang benar- benar menggunakan
demokrasi sebagai sistem pemerintahannya, yaitu sebagai berikut. • Partisipasi rakyat. • Persamaan
di depan hukum. • Distribusi pendapatan secara adil. • Kesempatan pendidikan yang sama. •
Ketersediaan dan keterbukaan informasi. • Mengindahkan tata krama politik. • Dan lain-lain.
Pendidikan demokrasi dibagi atas tiga bagian, sebagai berikut. a. Pendidikan demokrasi secara
formal, yaitu pendidikan yang melewati tatap muka, diskusi tinbal balik, presentasi, studi kasus
untuk memberikan gambaran kepada siswa agar supaya mempunyai kemampuan untuk cinta negara
dan bangsa, Pendidikan forma biasanya dilakukan di sekolah atau di perguruan tinggi. b. Pendidikan
demokrasi secara informal, yaitu pendidikan yang melewati tahap pergaulan di rumah maupun
masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan
sekitarnya, langsung dapat dirasakan hasilnya. c. Pendidikan non formal, yaitu pendidikan melewati
tahap di luar lingkungan masyarakat lebih makro dalam berinteraksi sebab pendidikan di luar
sekolah mempunyai variable maupun parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa
seseorang Visi pendidikan demokrasi ialah: "sebagai wahana substantis, pedagogis dan soaial
cultural untuk membangun cita-cita, nilai, konsep, prinsip, sikap dan keterampilan demokrasi dalam
diri warga negara melalui pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi dalamberbagai konteks.
HALAMAN 21

Misi pendidikan demokrasi Merifasilitasi warga negara untuk mendapatkan berbagai akses kepada
dan menggunakan secara cerdas berbagai sumber informasi tentang demokrasi dalam teori dan
praktik untuk berbagai konteks kehidupan. Sehingga memiliki wawasan yang luas dan memadai.
Memfasilitasi warga negara untuk dapat melakukan kajian konseptual dan operasional secara
cermat, dan bertanggung jawab terhadap berbagai cita-cita, instrumentasi praksis demokrasi guna
mendapatkan keyakinan dalam melakukan pengambilan keputusan indivudual dan atau kelompok
dalam kehidupannya sehari-hari serta berargumentasi atas keputusannya itu. Memfasilitasi warga
negara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan berpartisipasi serta cerdas dan
bertanggung jawab dalam praktik kehidupun demokrasi di lingkungannya, seperti mengeluarkan
pendapat, berkumpul, berserikat, memilik, serta memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.
Merujuk dari visi dan misi, strategi dasar pendidikan demokrasi dikembangkan strategi pemanfeatan
aneka media, sumber belajar berupa kajiar interdisipiiner, masalah sosial, aksi sosial, dan lain-lain. D.
Pemilihan Umum di Indonesia Dalam negara demokrasi modern atau demokrasi tidak langsung, yang
menjalankan kedaulatan itu adalah wakil-wakil rakyat yang ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk
menentukan siapakah yang berwenang mewakili rakyat, dilaksanakanlah pemilihan umum.
Pemilihan umum adalah suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
perwakilan rakyat serta salah Satu pelayanan hak-hak asasi warga negara dalam bidang politik.
Untuk itu sudah menjadi keharusan bagi pemerintahan demokrasi untuk melaksanakan pemilihan
umum dalam waktu-waktu yang telah ditentukan. Dalam pemilihan umum, diharapkan wakil-wakil
yang dipilih benar-benar mewakili aspirasi, keragaman, kondisi serta keinginan dari rakyat yang
memilihnya. Maka Oleh karena itu dalam ilmu politik secara teortis dikenal cara atau sistem memilih
wakil rakyat supaya mewakil rakyat yang memilihnya. Terdapat dua cara atau sistem pemilihan
umum, yaitu: • single-member constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil, biasanya
disebut sistem distrik); • multi-inember constituency (satu daerah pemiiihan memilih beberapa
wakil, biasanya dinamakan sistem proporsional). Sistem distrik Sistem distrik merupakan sistem
pemilu yang paling tua dan didasarkan kepada kesatuan geografis, dimana satu kesatuan geografis
mempunyai satuwakil di parlemen.

HALAMAN 22

Sistem distrik sering dipakai dalam negara yang mempunyai sistem dwipartai, som Inggris serta
bekas jajahannya seperti India, Malaysia dan Amerika. Namun, sir distrik juga dapai dilaksanakan
pada suatu negara yang menganut sistem multipart seperti di Malaysia. Di sini, sistem distrik secara
alamiah mendorong partai-partai untuk berkoalisi menghadapi pemilu. Sistem distrik mempunyai
beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut. • Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat
dikenal oleh penduduk distrik itu, sehingga hubungannya dengan penduduk distrik lebih erat. Wakil
tersebut lebih cenderung untuk memperjuangkan kepentingan distrik, wakil tersebut iebih
independen terhadap partainya, karena rakyat lebilh memberikan pertimbangan untuk memilih
wakil tersebut akibat faktor integritas pribadi sang wakil. Namun demikian, wakil tersebut juga
terikat dengan partainya, karena dipilih oleh rakyat nienggunakan fasilitas partainya, sepertti untuk
kampanye dan lain-lain. • Sistem ini lebilk cendenung ke arah koalisi partai-partai, karena kursi yang
diperebutkan dalam satu daerah/distrik hanya satu. Sehingganendororig partai menonjolkan kerja
sama dari perbedaar, setidak-tidaknya menjelang pemilu, meialui stembus accoord. Fragmentasi
partai atau kecenderungan untuk membentuk partai baru dapat terbendung malah dapat melakukan
penyederhanaan pariai secara alamiah tanpa paksaan, bahkan di Inggris dan Amerika Serikat, sistern
ini menunjang bertahannya sistem dwipartai. • Lebih mudzh bagi suatu partai untuk mencapai
kedudukan mayoritas dalam parlemen, sehingga tidak perlu diadakan koalisi dengan partai lain
untuk mendukurg stabilitas nasional. • Sistem ini sederhana dan mudah serta murah untuk
dilaksanakar. ju Di samping keuntungan dari sistem distrik ini, terdapat juga beberapa
kelemahannya, yaitu sebagai berikut. • Kurang memperhatikan adanya partai-partai kecil dan
golongan minoritas, apalagi golongan tersebut terpencar dalam beberapa distrik. • Kurang
refresentatif, partai yang kalah dalam suatu distrik kehilangan suara yang telah mendukungnya.
Dengan demikian, suara tersebut tidak diperhitungkan lagi, apalagi kalau sejumlah partai yang ikut
dalam setiap distrik, maka akan banyak jumiah suara yang hilang, sehingga dianggap kurang adil oleh
partai atau golongan yang dirugikan. • Ada kecenderungan si wakil lebih mementingkan kepentingan
daerah pernilihnya ketimbang kepentingan nasional. Umumnya kurang efektif bagi suatu masyarakat
heterogen. ra di ka pe ke Sistem proporsional Sistem perwakilan proporsional adalah persentase
kursi di DPR yang di bagi kepada tiap-tiap partai politik, sesuai dengan jumlah suara yang
diperolehnya

HALAMAN 23

dalam pemilihan umum, khusus di daerah pemilihan. Jadi, jumlah kursi yang diperoleh suatu
golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya dalam masyarakat.
Untuk keperluan lainnya ditentukan suatu perimbangan, misalnya 1 (satu wakil): 400.000 penduduk.
Sistem proporsional ini sering dikombinasikan dengan beberapa prosedur lain, seperti sistem daftar
(list sistem), di mana setiap partai mengajukan daftar calon dan si pemilih memilih satu partai
dengan semua calon yang diajukan oleh partai itu untuk bermacam-macam kursi yang sedang
diperebutkan. Sistem proporsional ini meinpunyai beberapa. keuntungan, sebagai berikut. • Sistem
proporsional dianggap lebih demokratis dalam arti lebih egalitarian, karena asas one man ane vote
dilaksankan secara penuh tanpa ada suara yang hilang. • Sisten ini dianggap representatif, karena
jumialı kursi partai dalam parlemen sesuai dengan jumlah suara yang diperolehnya dari masyarakat
dalam pemilu. ter Di samping segi-segi politif atau keuntungan tersehut, sistem proporsional juga
mempunyai kclemahan, yaitu sebagai berikut. Mempermudah fragmentasi partai (pembeniukan
partai baru), jika terjadi konflik intern, partai anggota yang kecewa cenderung membentuk partai
baru, sehingga peluang untuk bersatu kurang. Bahkan, ada kecenderungan partai bukan diletakan
kepada landasan ideologi atau asas, tetapi kepentingan untuk meinperebutkan jabatan atau kursi di
parlemen. !• Sistem ini lebih memperbesar peibedaan yarg ada dibandingkan dengan kerja sama,
sehingga ada kecenderungan untuk memperbanyak jumlah partai. Apalagi di ala kebebasan
berpolitik sangat terbuka maka jumlah partai tidak dibendung, seperti di Indonesia setelah reformasi
1998. : Sistem ini memberikan peranan atau kekuasaan yang sangat kuat kepada pimpinan partai,
karena pimpinan meenentukan orang-orang yang akan dicalonkan menjadi wakil rakyat. Bahkan, ada
kecenderungan wakil rakyat lebih menjaga kepentingan dewan pimpinan atau partainya dari pada
kepentingan rakyat. Pada zaman orde baru, sistem ini dapat digunakan oleh pimpinan partai untuk
merecall anggotanya yang vokal atau tidak sejalan dengan haluan partai di parlemen. • Wakil yang
dipilih, renggang ikatannya dengan warga yang telah memilihnya, karena saat pemilihan yang lebih
menonjol adalah partainya dan wilayah pemilihan sangat besar (sebesar provinsi), peranan partai
lebih menonjol ketimbang kepribadian sang wakil. Di Indonesia banyak kritikan pada sistem ini
dengan sebutan rakyat seperti "memilih kucing dalam karung", artinya rakyat hanya memilih tanda
gambar peserta pemilu, tetapi siapa wakil yang dipilih kurang diketahui rakyat pemilih.
HALAMAN 24

• Karena banyaknya partai yang bersaing, maka sulit bagi suatu partai untul meraih mayoritas (50% =
1) dalam parlemen. Perbandingan Sistem Proporsional dan Distrik Murni Distrik Murni Sistem Unsu
Proporsional Murni 1. Basis penduduk 2. Ukuran kecil 3. Jumiah daerah pemilihan banyak 1. Basis
wilayah 1. Daerah Pemilihan 2 Ukuran besar 3. Jumlah daerah pernilihan sedikit 1. Hanya satu
daerah porilih 2. Ada ketentuan Jomisit 1. Lebih darl satu daerah pemilihan 2. Asal wakil bebas 3
Hubungan dengan pemilih melalui 2. Wakil 3. Hubungan dengan pemilih langsung atau molalui
purtai partai 4. Kurang/tidak dikenal 5. Dicalonkan oleli partal 6 Pengawasan pemilih kurang 7.
Bertanggung jawais kepada partai 4. Diawasi olen perniih 5. Dicalonkan oleh pemitih atau partai 6
Pengawasan pemih kuat 7. Eertenggung jawab kepada pemilih 1. Ada yang hilang 2 Mayoritcs
sedarhana 3 Suara 1. Tidak ada yang hilang 2. Mayoritas mutlak 1 Menguntungkan partai keci 2.
Cenderung multi partai 3 Kekuassan besar terhadap wakil 4. Organisasi partai sampai setingkat 1
Merugikan partai kocil 2 Cenderung bipartai 3. Kekuasaan kecil ierhadap wakil 4. Organisasi partai
setingkat desa 4. Partai desa 5. Organisasi Bersitat otonom Bersitat otonom pelaksana 1. Mengarah
kepada pemerintahan 1 Tidak mengarah kepada pemerintahan 6. Sistem penierintahan kcalisi koalisi
2 Sentralisasi 2. Desentralisasi Sumber: LIPI 1. Pemilihan umum pertama (1955) Pemilu pertama
sejak kemerdekaan Indonesia, dilaksanakan pada tahun 1955, yaitu pada masa pemerintahan
Parlementer untuk memilih anggota DPR dan badan konstituante. Puluhan partai politik telah
mengikuti pemilu, namun terdapat empat partai terbesar yang hampir menguasai kursi yang
seimbang, yaitu Masyumi, PNI, NU dan PKI. Keempat partai tersebut telah melambangkan
masyarakat plural Indonesia dengan penampilan ideologi yang bertentangan, sehingga proses
menemukan kesepakatan dalam badan konstituante mengalami kegagalan dan akhirnya hasil pemilu
yang dianggap päling bersih dan jujur serta demokratis, kurng mampu menghasilkan keputusan di
konstituante.

HALAMAN 25

Peserta Pemilu 1955 (28 Partai) Partal Naslonal Indonosla (PNI) SMalolls Syuro Muslimin Indonesia
(Masyuml) Nandatu Ulama (NU) SAPartal Koriunis Indonesia (PKI) Serlkat istam Indonesla (PSII)
Partal Kristen Indonesla (Parkindo) 7Partal Khatolik 15. PAI 16. PPPRI 17. PRO 18, PRIM 19. Pañal
Murba 20. Baperki O 21. PIA Wongsonegoro 22. Permal 2adarndra 24, Perhatuan paya o rarlal
Soslalis lndonesla (PS) 11 Ikalan Pendukung Kembrdekani Inidonesla (IPki 26. ParAT HAZaln A 2 Panal
lant Pen 26. Adoma 27 Palfal R. Suedono Prawiro Sosdano 28 GPPS Pånal Burih 2. Pemilu orde baru
(1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997) Pada masa demokrasi terpimpin Indonesia tidak melaksanakan
pemilu, barulah pada masa demokrasi Pancasila orde baru tahun 1971, dilaksanakan kembali pemilu
dengan peserta 10 Orsospel. Golkar inendapat mayoritas mutiak. Sistem pemilu yang digunakan
adalah sistem proporsional dengan stelsel daftar (perwakiian berimbang dengan stelsel daftar). Pada
pemilu orde baru, tidak semua anggota DPR di pilih, sebagian diangkat dari ABRI dan non-ABFI
Namun setelah asas tunggal P'ancasila diterapkan, hanya dari golongan ABRI saja diangkat, vaitu
seperlima dari jumlah anggota DFR. Pemilu masa orde baru tidak berjalan secara kompotitif, karena
pemerintah berkeinginan stabilitas politik dengan dukungan mayoritas DPR/MPR. Untuk itu, Golkar
harus dimenangkan dengan pelbagai cara daiam setiap kali pemilihan umuni orde baru. Pemilihan
umum adalah pemindahan hak dari setiap warga negara kapada kelompok yang akan memerintah,
atas nama kekuasaan dari rakyat. Agar pemerintah yang berkuasa itu betul-betul menjalankan
kekuasaannya sesuai dengan hati nurani rakyat, maka pelaksanaaan pemilihan umum harus
berpedoman kepada asas-asas yang telah disepakati bersama. Pada umumnya, di berbagai negara
menerapkan beberapa asas pemilihan umum, yaitu: langsung, yaiu warga negara yang sudah berhak
memilih dapat secara langsung memilih partai atau kelompok peserta pemilihan umum tanpa
perantara, umum, artinya penyerahan hak yang disimbolkan dengan menusuk atau mengundi harus
dilandasi oleh pemikiran dan segala konsekuensinya, mengerti apa dan untuk apa pemilihan umum.
Oleh karena itu anak-anak, orang gila dan lain-lain atas pertimbangan tertentu tidak diberi hak untuk
memilih dalam

HALAMAN 26

pemilihan umum. Jadi, tidak seluruh warga negara berhak ikut dalam pemilihan umum, melainkan
pada umumnya atau mnayoritas, • bebas, agar pilihan seseorang itu betul-betul sesuai dengan
keinginannya, maka seseorang tidak boleh dipaksa dan ditekan untuk memilih sesuatu. Apabila para
pemilih dalam pemilihan umum dipaksa, maka kemungkinan kesetiaannya kepada pemerintah
berkurang dan akan menimbulkan gejala-gejala yang kurang menyenangkan dalam masyarakat,
seperti kerusuhan, pemberontakan dan lain- lain, rahasia, pemilihan menyangkut hak-hak yang
sangat pribadi, untuk itu apa yang menjadi pilihan seseorang, tidak siapa pun yang mengetahuinya.
Sesuatu yang bersifat pribadi, tentu tidak ingin diketahui oleh orang lain, • jujur dan adil, asas ini
lebih ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam menyelenggarakan pemilihan umum, seperti
peiugas pemilihan umum harus jujur dan bersikap adil kepada semua peseita pemilihan umun. P. at
te pe pe let ter bay Serelah Penilu tahun 1971 terjadi peryederhanaan parta: politik (PPP, PDI dan
Golkar), sehingga berakibat PPP dan PEI memulai konflik internnya. Pada Goliar terdapat perebutan
pengaruh di antart faksi yang ada. Sermentara, di DPR terjadi pertentangan pendapat tentang
Lndang undang politik vang menentapkan format politik oude baru. Secara bertanap, prmerintah
orde bant selah kuat dengar demikian, dikeluarkasnya undang-Lndang partai politik, Pemilu dan
Susuduk DPR/D. Dengan derikian, pimpinan pa=tai telah mulai tergantung kepada pemerintah dan
tolkoh vokal telah tersingkir. Pancasila diryatalar sebagai "asas tunggal", sehingga dilarang
menggunakan deologi lain: Kekuasaan pemerintah yang kuat melemahkan keduaukan DPR sebagai
pengontrol kekuasat Presiden Usaha-usahe melemankan kekuasaan DPR itu dapat terlihat pada, (1)
beratnya persyarätan DPR menggunakan hak haknya, seperti hak interpelasi, angket, dan lain-lain,
(2) ancaman "recall" yang membayang-bayangi anggota DPR yang beisuara vokal: (3) penyaringan
tokoh-tokoh vokal dalam LPU melalui "LITSUS" yang dikuasi pemerintah; (4) berkurangnya
kepercayaan rakyat kepada DPR, karena lemahnya posisinya bila berhadapan dengan pemerintah;
(5) pertengahan tahun 1980-an sampai akhir orde baru semakin semaraknya demonstrasi, mogok
buruh, unjuk rasa sebagai upaya menyuarakan berbagai kepentingan dalam masyarakat. Sekalipan
cara-cara ini dilarang oleh pemerintah orde baru melalui undang-undang, namun sebagai pertanda
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan orde baru. bal qut bar "H' prol
yan; dilal 1. 4. 5. 6. P 7. 8 P. 9. P. Ik 10. Pi W pemili Fungsí DPR yang lemah juga disebabkan oleh: (1)
mengangkat sebagian anggota sebage DPR dari ABRI, sebagai pendukung setia pemerintah orde
baru: (2) mengontrol Golkar dengan jalan memberi hak "veto" kepada "Dewan Pembina" yang
diketuai oleh Presiden Suharto; (3) memperkokoh dukunga. ABRI dan eirokrasi kepada Golkar secara
berlebihan, sehingga manipu memenangkan setiap kali pemilu;
HALAMAN 27

(4) mengontrol partai politik (PPP dan PDI) dengan tujuan agar partai itu di pimpin oleh orang-orang
yang dekat dengan pemmerintah; (5) melaksanakan konsep "massa mengambang", sehingga
anggota DPR lebih menyuarakan kepentingan partainya (DPPinya) dibandingkan kepentingan
masyarakat, (6) peraturan tata tertib DPR mengikat DPR untuk berfungsi; (7) potensi parpol (PPP dan
PDI) terkuras kepada penyelesaian konflik, yang pada akhirnya mengundang campur tangan
pemerintah dalam konflik intern; (8) dalam Pemilu tahun 1977 dan 1982, pemerintah melemahkan
PPP dengan isu-isu negara Islam dan komando jihat, mencurigai ulama-ulama Islam atas kesetiannya
kepada Pancasila, pada akhirmya hilangnya oposisi politik Islam terhadap penguasa; (9) asas tunggal
Pancasila berakibat sempitnya ruang gerak pada perbedaan pendapat dalam wadah politik; (10) isu-
isu terlibatnya G30S/PKI sebagai pemukul oleh penterintah terhadap tokoh-tokoh PDI pada tahuri
1990an, pada saat PDI lebih menampakan sebagai oposisi kepada pernerintah(11) pengontroian
pemerintahar terhadap hak-hak rakyat melalui ancaman "subversif" serta ancarnan cabut SIUPP bagi
media massa. identifikasi Dalam hal pelaksanaan Pemilu orde baru, pemerintah orde baau
menyatakan bahwa tujvan pemilu pada praktiknya adalai untuk mempertaharkan rezim "status
quo", sehingga pemilu memiliki makna: (1) legitimasi terhadap kepemimpinan orde baru di bawah
pimpinan Sulharto; (2) Percilu dilaksanakan oleh pemerintah dengan memberi keuntungan kepada
Golkar, seperti tidak menerima asas "jurdil", hari "H" tidak libur, sehingga birokrasi digiring masuk
Golkar, (3) pada hasil pemilu, protes "PPP dan PDi" dapat direndam, pemilu memiliki indikasi
kecurangan yang sangat riendalam sebagai usaha pembenaran konsep pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah. ia in in ik da itu, as ma Pesene ir, jai 1. Partai Persatuan Pembangunar (PPP)
bercirlkan 1. Golongan Karya (Goikar) 2. Partai Nasional Indorasia (PNI) 3. Nahdatul Ulama (NU) 4.
Partai Katolik 5. Partal Muiba 6. Partal Syarikat Islam indonesia (PSI) 7. Ikatan Pendukung
Kemerdekaan Indoneala (IPKI) 8. Partal Kristen Indonesia (Parkindo) 9. Partal Muslimin indonesia
(Parmusi) 10. Partal Islam Perti pat Islam ak agi PU 2. Partal Demokrasi indonesia (PDI) bercirikan
kebangsaan 3. Golongan Karya (Golkar) bercirikan kekaryaan yat (5) asi, am alui Wacana politik akhir
tahun 1990-an menuntut ke arah perubahan sistem pemilu, dengan mengemukakan empat
preposisi (Eep Saefullah Fatah, 1997: 27) sebagai berikut, • Sistem pemilu proporsional telah
melahirkən legislatif yang berjarak dengan rakyat, jika sistem proporsional diganti dengan sistem
distrik, maka akan lahir legislatif yang lebih dekat dengan rakyat.

HALAMAN 28.

• Sistem pemilu proporsional telah mengorientasikan para anggota legislatis meniadi wakil partai,
sistem distrik akan mengorientasikan para anggota legislatif menjadi wakil rakyat. Perubahan sistem
pemilu dari proporsional ke distrik akan melahirkan legislatif masa depan yang kuat dan fungsional
dalam menjalankan fungsinya sebagai pengontrol eksekutif Atas dasar tiga pertimbangan itu, maka
perubahan sistem pemilu dari proporsional ke distrik di anggap merupakan sebuah jalan peruhahan
politik secara demokratisasi. Namun setelah reformasi tahun 1998 bergulir, terdapat kecenderungan
perpolitikan Indonesia yang tidak mau merubah sistem pemilu ke sistem distrik. Hal tersebut wajar,
karena akan banyak tokoh politik karbitan yang kualitasnya dipertanyakan, sehingga akan tersingkir
pula saat pemilu. Elit-elit politik yarg oportunis, tampak lebih cenderung mendukung sistem
proporsional, keinginan ini telah diterima pada pernilu tahun 2004. Inilah dilema politik Indonesia ke
arah demokratisasi yang kurang didukung oleh kualitas insan politik yang otonom, rasionai, dan
tranparansi. 3. Peserta Pemilu 1999 (48 Partai) Pada tahun 1999, jumlah partai yang terdaftar
sebagai peserta Pemilu adalah 48 partai. Namun, partai-partai yang memiliki suara terbanyak antara
lain sebagai berikut. • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Pariai Golkar, Partai Persatuan
Pembangunan (PFP). e Partai Kebargkitan Rangsa (PKB). • Partai Amanat Nasional (PAN). • Partai
Bulan Bintang (PBB). Partai peserta Pemilu 2004 (28 Partai) yang memiliki suara pemilih terbanyak
adalah sebagai berikut. • Partai Golkar. • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). • Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). • Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). • Partai Demokrat (PD). • Partai
Amanat Nasional (PAN). • Partai Keadilan Sejahtera (PKS). • Partai Bintang Reformasi (PBR). • Partai
Damai Sejahtera (PDS). • Partai Bulan Bintang (PBB).

HALAMAN 29

Peserta Pemilu 2009, adalah 34 partai, yaitu: 10. Partal Parjuangan Indoresia Baru (PIB) 11. Partau
Kedaulatan 12. Partai Persatuan Daerah (PPD) 13. Partal Kebangkitan 21. Partal Republika Bangsa
(PKB) 14. Partai Pemuda Indonesia (PPI) 15. Partal Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisma 16. Partai
Domnkrest Pembarua(PDP) 17. Partal Karya Perjuangan (Pakar Pangan) 18 Partal Matahari Bangsa
(PMB) 19. Partal penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) 20. Partai Demokrasi 28. Partal demokrasi 1.
Partal Hati Nurani Rakyal (HANURA) 2. Partal Karya Peduli Bangsa (PKPB) 3. Partal Pergusaha dan
Pekerja Indonesia 4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) 5. Partal Gerakari Indonesia Raye
(Gerindra) 6. Partai Barisar Naslonal (Barnas) 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Indonesia
Perjuangan (PDIP) 29. Partal Bintang Relormasi (PBR) 30. Partai Patriot 31. Partal Dorrokrat 32. Partai
Cai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Nusantara 22. Pertai Pelopor 23. Partai Golkar 24 Partal Persatuan
Pambangunan 25. Partei Damal Indonesia (PKDI) 33. Partal Indonesla Sejahlera (FIS) 34. Partai
kebangkitan Nasional Uluma (PKNU) Sejahlera 26. Partai Nasional DKPI) E Partei Keartilan Sajahtera
(PKS) 9. Partai Ananat Nacional Benleng Kokaryatan (PNBK) Indonesia 27. Panai Bula Bntang (PEB)
(PA1) Partai yang menempati wakil di DPR-RI, setelah mendapat 2,5% suara pemilu adalah: Partai
Demokrat, Partai Golkar, PDI-P PKS, PAN, FPP, PKB, Gerindra dan Hanura. Sedangkan Pemilu
Fresiden Tahun 2009 dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan hasilnya
sebagai berikut j) Megawati-Prabuwo = 26,79% 2) Susilo Bambang Yudhoyono-foediono = 60,80% 5)
Jusuf Kalla-Wiranto = 12,41% %3! E. Pendalaman Materi ak Apakah substansi konstitusi dalam suatu
negara? Jelaskan! lelaskanlah sistem amandemen UUD menurut para ahli? 3. Kenapa UUD 1945
dilakukan perubahan? Jelaskanlah! 4 Bagaimana kedudukan konstitusi dalam kehidupan bernegara?
5. Jelaskanlah aspek-aspek politik dalam kehidupan negara? Bagaimana perbedaan hubungan
lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945? Apakah perubahan yang mendasar
kenegaraan Indonesia untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi di masa reformasi? Jelaskanlah
pokok-pokok pemerintahan negara Indonesia setelah amandemen UUD 1945?

Anda mungkin juga menyukai