Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


RASA AMAN DAN NYAMAN

MANAGEMENT STRESS & PERAWATAN LUKA

OLEH

RAFID RAHMAN DHANA

(1914401182)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TA 2019/2020
 PENGERTIAN STRESS
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress
adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan
stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian
stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang
mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam
ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif,
apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati
sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa
tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah
suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang
menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar
dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Arti Penting Strees :
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang
tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon
dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami
stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

 PENGERTIAN MANAJEMEN STRES


Dalam menjalankan aktifitas kehidupan, kita harus dapat ”memanage” segala
sesuatunya dengan baik. Menurut wikipedia manajemen stres adalah kemampuan
penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau
kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari
manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar
menjadi lebih baik.
Manajemen stres  adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-
orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan. Tidak ada
seorang pun yang bisa menghindarkan diri dari stres. Namun, stres bisa dikelola sehingga
justru mendatangkan nilai positif bagi seseorang. Stres tidak boleh dihilangkan sama sekali
karena dia membantu kelangsungan hidup dan memberikan dinamika hidup (Mudjaddid,
Diffy: 2005) dalam (www.OBAT STRESS :Manajemen stres.com).
Sesuai dengan pendapat (Hawari D, 2001) manajemen atau penatalaksanaan stres,
cemas, dan depresi pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik/psikiatrik,
psikososial, dan psikoreligius. Di bidang pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam
keadaan stres, cemas, dan atau depresi maka sebaiknya kekebalan yang bersangkutan perlu
ditingkatkan agar mampu menanggulangi stresor psikososial yang muncul dengan cara
hidup yang teratur, serasi, selaras, dan seimbang antara dirinya dengan Tuhan (vertikal),
sedangkan secara horizontal antara dirinya dengan sesama orang lain dan lingkungan alam
sekitarnya.

 MENGENALI TANDA DAN GEJALA STRES


 Tanda dan Gejala Stres
Secara umum gejala stres dapat dikenali sebagai berikut:
1.    Gejala fisik
a.       Sering merasa sakit kepala
b.      Pusing
c.       Gangguan telinga (telinga berdenging)
d.      Gemetaran
e.       Perasaan jantung atau dada terbakar
f.        Diare dan susah buang air besar
2.    Gejala emosi dan mental
a.       Gangguan tidur
b.      Ansietas atau merasa ketakutan
c.       Depresi ,tidak punya keinginan atau semangat hidup
d.      Menangis dengan tiba-tiba
e.       Merasa marah secara tiba-tiba
f.        Tidak dapat mengambil keputusan
g.       Tidak dapat berpikir memecahkan masalah
h.       Tidak dapat mengambil keputusan

 MENGHINDARI STRES
Melalui berbagai penelitian medis maupun non medis, pengamatan dan pengalaman
hal-hal yang dilakukan untuk menghindari stres adalah :
1)      Jaga selalu kondisi tubuh dan diperkuat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman
sehat (4 sehat 5 sempurna) secara disiplin (konstan makan pada jam yang
sama). Tambahkan dengan asupan multivitamin dan mineral yang cukup.
2)      Tidur dan istirahat yang cukup. Tidur merupakan salah satu terapi untuk mengurangi
kemarahan dan kesedihan karena tidur memberikan kesempatan otak untuk rilex.
3)      Olah Raga teratur. Gerak tubuh akan merangsang keluarnya zat ”endorphine” yaitu zat
yang dapat membuat tubuh merasa nyaman selain zat tersebut juga dikenal sebagai anti
rasa sakit pada tubuh. Itulah sebabnya yang berolah raga teratur umumnya tampak lebih fit
dan bahagia.
4)      Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan ketahanan
serta kekebalan tubuh.
5)      Tidak meminum minuman keras (alkohol). Dampak dari minuman keras dapat
mengakibatkan gangguan mental dan perilaku , dan juga penyakit lever yang berlanjut
pada kematian.
6)      Mengontrol berat badan ideal. Orang yang obesitas atau sebaliknya akan menurunkan
daya tahan dan kekebalan tubuh.
7)      Selalu berpikir positif karena tindakan atau perasaan negatif pasti berasal dari pikiran
negatif. Sebaliknya tindakan positif pasti berasal dari pikiran positif.
8)      Melakukan hobby (atau hal-hal menyenangkan positif menurut kita) karena hobby dapat
membuat kita rilex dan melupakan ”sejenak” rutinitas atau masalah yang ada misalnya
olah raga, mendengarkan musik, masak, jahit, memodifikasi mobil, motor, sepeda dan
sejenisnya.
9)      Sosial ekonomi. Mengatur pemasukan dan pengeluaran belanja. Penggunaan uang
sebaiknya bersifat produktif dan pengeluaran yang konsumtif sifatnya perlu dikendalikan
dan dibatasi.
10)  Jangan terpaku pada ”rutinitas”, berani berubah, tidak malu dan ragu. Hal sederhana yang
dapat dilakukan adalah mulai dari menata ulang meja kerja, ruang tidur, rumah, menempuh
route yang berbeda ke kantor, sekali waktu makan siang atau malam di mall sekaligus cuci
mata, creambath di salon, pijat reflexi, berendam di air hangat yang merupakan salah satu
cara untuk memperlancar aliran darah dan meredakan ketegangan. Selain itu bila ada rejeki
lebih kita perlu juga melakukan penggantian barang-barang lama kita misalnya mengganti
hp dengan model baru, ganti velg racing atau tambah accesories pada kendaraan kita atau
sedikit merubah penampilan kita dengan sepatu baru, model rambut dll (secara phsikologi
hal ini membawa ”semangat” baru).
11)  Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung atau bernyanyi dan bersosialisasi dengan
teman atau lingkungan (perlu teman curhat, tidak memendam masalah sendiri). Kegiatan
semacam ini dapat merangsang endorphine dan serotonin dalam tubuh sehingga otak lebih
tenang.
12)  Kasih sayang. Merupakan kebutuhan psikologis sehingga masing-masing orang
mempunyai rasa aman dan terlindungi untuk ketahanan dan kekebalan keluarga sehingga
tercipta hubungan yang harmonis.
13)  Yang terakhir tetapi merupakan hal terpenting adalah Beribadah dan berdoa kepada Yang
Maha Kuasa tidak pada masa sulit saja, berbuat baik kepada semua orang, bersyukur
terhadap setiap hasil usaha kita, baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil,
mensyukuri rejeki.

 STRATEGI MENGATUR STRES


Selain belajar untuk menghindari penyebab stress, anda dapat pula menerimanya
secara realistis. Mencoba berteman dan belajar mengelola stress dengan benar amat
membantu anda untuk hidup lebih baik secara fisik dan emosional serta memberi
kebahagian lahir dan batin. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi stress
adalah tindakan positif untuk menurunkan tingkat stress yaitu :
1)   Relaksasi
Relaksasi atau berlatih untuk mengatur cara pernafasan dapat dilakukan. Dengan kegiatan
untuk melemaskan otot syaraf seperti meditasi, yoga, latihan pelemasan, pijat, sambil
mendengarkan iringan musik lembut dan tenang atau alunan ayat suci.
2)   Berolahraga
Berolahraga secara teratur membantu anda menurunkan stres dan meningkatkan
kepercayaan diri, selain yang terpenting dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan
mencegah penyakit. Penambahan energi untuk beraktifitas, peningkatan kualitas tidur,
daya konsentrasi, rasa bahagia dan keyakinan diri serta penurunan risiko serangan jantung
adalah manfaat penting olahraga. Olahraga ringan seperti berjalan-jalan santai sambil
menghirup udara segar selama 20-30 menit setiap hari akan efektif untuk mengurangi stres.
3)   Cerdas Mengatur Ambang Keinginan dan Rencana
Tak pernah ada larangan untuk bermimpi dan menginginkan sesuatu. Cita-cita dan harapan
bahkan dapat menjadi daya hidup yang menganggumkan. Namun perlu diketahui
seringkali stress muncul akibat ketidakmampuan menerima kenyataan yang berbeda
dengan keinginan atau harapan.
4)   Menjadi pribadi Asertif (Don’t say Yes, if you want to say No..!)
Sungkan dan perasaan hati yang tidak enak untuk menolak atau mengatakan tidak kerap
terjadi pada seseorang Belajar menjadi orang yang asertif, yang mampu mengatakan No
dan bukan Yes, ketika ia memang ingin mengatakan No, memang sulit. Kita seringkali
merasa tidak dapat menolak permintaan dan akhirnya terpaksa menerima dan kemudian
merasa terperangkap dengan permintaan tersebut. Hal tersebut membuat kita merasa marah
dan tidak berdaya, lalu berujung pada timbulnya stress. Karena itu, belajar untuk menolak
permintaan (jika kita memang tidak sanggup memenuhinya), menjadi sangat penting jika
anda peduli pada kesehatan lahir batin anda.
5)   Manajemen Waktu
yang selalu terasa sempit, juga bisa menyebabkan stress. Oleh karena itu manajemen waktu
menjadi penting. Beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengelola waktu dengan
baik:
a.    Tentukan hasil akhir dan jadikan skala prioritas anda
b.    Buat daftar pekerjaan dan prioritaskan tugas dan pekerjaan yang utama terlebih dahulu
c.    Buat perencanaan sebelum anda melakukan pekerjaan tersebut. Satu pekerjaan yang
dikerjakan selama satu jam yang telah direncanakan akan lebih efektif daripada anda
mengerjakan pekerjaan selama 3-4 jam yang tidak anda rencanakan terlebih dahulu.
d.    Kerjakan tugas anda sesuai dengan waktu dimana anda merasa produktif. Misal, seseorang
akan lebih baik melakukan pekerjaan pada pagi hari dibandingkan sore hari. Batasi pula
gangguan seperti adanya tamu serta bunyi telepon selama waktu-waktu produktif anda.
e.    Belajarlah untuk mendelegasikan beberapa tugas anda
f.      Buat jadwal waktu untuk beristirahat dan bersantai.
6)   Positive Thinking
Yakinkan diri untuk tetap berpikir positif. Selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian
merupakan salah satu caranya. Karena apa yang seseorang pikirkan akan berhubungan
langsung pada perasaan atau suasana hatinya dan pada gilirannya juga mempengaruhi
kinerja dan produktifitasnya.
7)   Mencari Dukungan Sekitar
Berbicara tentang suatu persoalan, mengekspresikan perasaan pada saat merasa kecewa.
ataupun sekedar membicarakan topik yang hangat, dapat membantu menenangkan hati.
Oleh karenanya, anda dapat menurunkan tingkat stress anda dengan berbicara pada seorang
pendengar yang baik yang akan membantu anda untuk berpikir realistis ataupun
mengambil sisi positif dari suatu peristiwa. Mulailah mencari seseorang yang dapat
menjadi pendengar yang baik. Anggota keluarga, teman dekat, atau siapapun yang
membuat anda nyaman untuk berbagi dan bisa dipercaya.

 MANAJEMEN STRES DENGAN BERBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH
Beberapa alternatif pemecahan masalah yang digunakan untuk menerapkan sistem
manajemen dalam suatu stres kehidupan yaitu :
1.      Terapi Psikofarmaka
Menurut Hawari, D (2001) mengatakan bahwa, terpi psikofarmaka adalah
pengobatan untuk stres, cemas, atau depresi dengan memakai obat-obatan (farmaka) yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (lymbic system). Sebagaimana diketahui sistem limbik tersebut
merupakan sebagai bagian dalam otak yang berfungsi mengatur alam pikiran, alam
perasaan dan perilaku atau dengan kata lain mengatur fungsi psikis seseorang.
Cara kerja psikofarmaka ini adalah dengan jalan memutuskan jaringan atau sirkuit
psiko-neuro-imunologi, sehingga stressor psikososial yang dialami seseorang tidak lagi
mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, psikomotor, dan organ-organ tubuh lainnya. Terapi
psikofarmaka yang banyak dipakai oleh para dokter (psikiater) adalah obat anti cemas
(anxiolytic) dan obat anti depresi (anti depressant) yang juga berkhasiat sebagai obat anti
stres.
Obat anti cemas dan depresi yang ideal hendaknya memenuhi kriteria antara lain :
a.       memiliki efek terapeutik yang tinggi dalam waktu relatif singkat
b.      jangka waktu pemakaian relatif pendek
c.       efek samping yang minimal
d.      memiliki dosis yang rendah
e.        tidak menyebabkan kantuk
f.        memperbaiki pola tidur
g.       tidak menyebabkan habituasi (kebiasaan), adiksi (ketagihan), dan dependensi
(ketergantungan)
h.       memiliki efek perbaikan pada gangguan fisik (somatik) sebagai gejala ikutan atau gejala
‘terselubung’ (co-morbidity)
i.         tidak menyebabkan lemas
j.        dan jika memungkinkan pemakaiannya dosis tunggal (single dose).

2.      Terapi Somatik
Dalam pengalaman praktek sehari-hari sering dijumpai gejala atau keluhan fisik
(somatik) sebagai gejala ikutan atau akibat dari stres, kecemasan, dan depresi yang
berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik itu dapat diberikan obat-
obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
3.      Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami stres, kecemasan dan atau depresi selain diberikan
terapi psikofarmaka (anti cemas danb anti depresi) dan terapi somatik, juga diberikan terapi
kejiwaan (psikologik) yang dinamakan psikoterapi. Psikoterapi ini banyak macam
ragamnya tergantung dari kebutuhan baik individual maupun keluarga, misalnya :
a.         Psikoterapi suportif
Terapi ini memberikan motivasi, semangat, dan dorongan agar pasien yang
bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri (self
confindence) bahwa dia mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang dihadapinya.
b.      Psikoterapi re-edukatif
Terapi ini memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan faktor psiko-
edukatif masa lalu dikala yang bersangkutan dalam periode anak dan remaja. Dari terapi
ini diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi stresor psikososial yang sedang
dihadapinya.

c.       Psikoterapi re-konstruktif
Terapi dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami goncangan akibat stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh pasien
yang bersangkutan.
d.       Psikoterapi kognitif
Terapi digunakan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya ingat. Selain itu yang bersangkutan
mampu membedakan nilai – nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh
dan tidak, mana yang haram dan halal.
e.       Psikoterapi psiko-dinamik
Terapi ini dimanfaatkan untuk menganalisa proses dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu
menghadapi stresor psikososial sehingga dia jatuh sakit (stres, cemas, dan atau depresi).
Dengan mengetahui dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mencari jalan
keluarnya.
f.        Psikoterapi perilaku
Dengan terapi ini diharapkan agar dapat memulihkan gangguan perilaku yang
maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial yang dideritanya.
Dengan terapi ini diharapkan pasien yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi
yang baru sehingga bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari
baik di rumah, di sekolah atau kampus, di tempat kerja, dan lingkungan sosialnya.
g.       Psikoterapi keluarga
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kecemasan dan atau depresi yang
disebabkan oleh stresor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi digunakan untuk
memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor tidak lagi menjadi faktor penyebab dan
faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan pasien yang
bersangkutan. Pada terapi ini tidak hanya ditujukan pada pasien yang bersangkutan saja,
tetapi juga terhadap anggota keluarga lainnya.
4.      Terapi Psikoreligius
Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata tingkat keimanan seseorang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial. Organisasi Kesehatan seDunia
(WHO, 1984) dalam (Hawari. D, 2001) telah menetapkan unsur spiritual (agama) sebagai
salah satu dari 4 unsur kesehatan. Keempat unsur kesehatan tersebut adalah sehat fisik,
sehat psikis, sehat sosial, dan sehat spiritual. Pendekatan baru ini telah diadopsi oleh
psikiater Amerika Serikat (the American Psychiatric Asssociation/APA, 1992) yang
dikenal dengan pendekatan ”bio-psycho-socio-spiritual”.
Terapi psikoreligius dibutuhkan karena mengandung unsur kerohanian yang
membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme terhadap penyembuhan suatu penyakit
disamping obat-obatan dan tindakan medis yang diberikan.
5.      Terapi Psikososial
Digunakan untuk memulihkan kembali kemampuan adaptasi agar yang
bersangkutan dapat kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik di
rumah, di sekolah atau kampus, di tempat kerja, maupun di lingkungan pergaulan
sosialnya.
Teknik terapi psikososial dilakukan dengan cara analisa SWOT yaitu :
a.       Strength
Upaya mencari aspek-aspek yang positif pada diri seseorang yang merupakan
kekuatan yang perlu dikembangkan untuk mengatasi stresor psikososial yang dihadapi.
b.       Weakness
Upaya mengetahui faktor-faktor yang merupakan kelemahan dan kekurangan pada
diri seseorang. Hal tersebut dapat dikompensasikan agar tidak menghambat penyelesaian
dalam menghadapi stresor psikososial.
c.        Opportunity
Usaha melihat ke depan akan adanya kesempatan yang lebih baik untuk dijadikan
sebagai penentu keberhasilan penanggulangan stresor psikososial pada seseorang. Dan
diharapkan keberhasilan tersebut lebih baik dari sebelumnya.
d.        Threat
Upaya untuk mengetahui dan menyadari adanya ancaman sebagai faktor
pengganggu bagi penanggulangan stresor bahkan dapat membahayakan atau
menggagalkan penyelesaian stresor psikososial. Oleh karena itu seseorang harus
mempertimbangkan faktor ini.
6.      Konseling
Semua proses terapi tersebut di atas dilakukan melalui konseling. Konseling
dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya memberikan konsultasi yaitu dokter atau
psikiater. Istilah konselor dilakukan untuk orang yang memberikan konseling, sedangkan
klien dianggap sebagai pihak yang diberi konseling.
Konseling ditujukan tidak hanya kepada individu tetapi bisa keluarga, teman dekat,
suami/istri. Selama berlangsungnya konseling suasana formal dan profesionalisme dari
pihak konselor harus mematuhi aturan terkait moral etika.
7.      Teknik Simulasi
Beberapa manajemen stres yang berhubungan reaksi tubuh seseorang :
1)      Peningkatan Strategi Koping
a.       Berfokus pada emosi
Pengaturan pada respon emosional melalui perilaku individu dengan cara meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan; kontrol diri, jaga jarak terhadap stres, positif
thinking, menerima tanggung jawab.

b.      Berfokus pada masalah


Mempelajari cara-cara atau ketrampilan yang dapat menyelesaikan masalah;
merencanakan problem solving, meningkatkan dukungan sosial.
2)      Homeostatis
Suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi
segala kondisi yang dihadapi. Dapat juga diartikan sebagai suatu proses perubahan yang
terus menerus untuk memelihara kestabilan dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya.
Stres dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf otonom, yang secara alamiah
proses homeostatis terjadi di dalam tubuh manusia. Cara tubuh
melakukan homeostatis : self regulation, berkompensasi, sistem umpan balik negatif, dan
umpan balik untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis.

H.   TEKNIK MANAJEMEN STRES


Ada beberapa teknik manajemen stress yang sudah diterapkan dan dibuktikan
keberhasilannya menurun stress yaitu :
1.       Hypnoterapy
Metode hypnoteraphy yang paling mudah diterapkan adalah self-hypnosis, metode
ini memungkinkan seseorang melakukan hipnosis pada diri sendiri, metode itu
dinamakan Autohipnosis diterjemahkan sebagai swa-upaya-terarah yaitu keadaan hipnosis
yang dibangkitkan tanpa bantuan orang lain. Dalam pengertian ilmiah dapat diartikan
sebagai upaya sistimatis dan terprogram yang dilakukan sendiri dengan memasukkan
program-program positif sebagai usaha untuk lebih meningkatkan faktor positif diri
sendiri.
Cara ini diketahui dapat menetralisir ketegangan (stress) kehidupan yang dialami
sehari-hari, dan merelaksasikan 3 unsur jiwa raga, yaitu; nafas, gerak, dan nalar. Ketika
seseorang berada dalam kondisi ini, dan diperiksa dengan mesin EEG (Elektro-Ensefalo-
Grafi) akan terlihat dominasi gelombang Alfa, yaitu gelombang setengah lingkaran
(sinusoid, tumpul) dengan frekuensi 8 – 12 silkus perdetik. Situasi yang akan dicapai
seseorang dalam keadaan sangat tenang. Jika telah trampil melakukan metode ini, maka
relaksasi akan mudah dicapai ketika kita menglami stres atau saat menghadapi masalah
psikomatik seperti sulit tidur, sulit konsentrasi, emosi tidak stabil dan sebagainya. Self –
hypnosis sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, dan dimana saja, oleh siapa saja.
Langkah self-hypnosis Menurut Linda-Ann Stewart, salah seorang
hypnoterapist penulis buku Self healing, cara-cara self-hypnosis adalah sebagai berikut:
a.    Posisikan tubuh senyaman mungkin
b.    Pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam dari hidung dan hembuskan melalui mulut,
ulangi hingga 3 kali
c.    Fokuskanlah perhatian pada organ tubuh Anda, bisa dimulai dari yang paling atas (kepala)
atau sebaliknya dari bawah (ujung kaki). Perintahkanlah setiap bagian tubuh untuk relaks.
Misalnya; Kepala, relaks; Dahi, relaks. Lakukanlah untuk setiap bagian tubuh, sambil
berusaha menvisualisasikan setiap otot berubah dari tegang menjadi lentur
d.    Kemudian bayangkan bahwa sekeliling Anda sangat nyaman dan aman. Langkah ini perlu
dilakukan untuk melindungi diri dari faktor eksternal yang akan mengganggu
e.    Lakukanlah perhitungan mundur dari 10 hingga 1,bayangkan diri Anda sedang menuruni
tangga, ataueskalator. Dan setiap perhitungan mundur membuat Anda berada semakin
rendah. Jika Anda masihmerasa tegang, lakukanlah langkah ini 2 kali
f.      Atur waktu biologis Anda, pastikan berapa lama Anda ingin melakukan relaksasi
g.    Kemudian bayangkan Anda berada di tempat yang aman, dan damai. Cobalah
menikmatinya
h.    Kemudian bayangkan tujuan Anda beberapa kali. Visualisasikan keinginan Anda, atau
ucapkan hal yang menjadi tujuan Anda. Gunakan seluruh pancar indera untuk menghayati
tujuan itu, dan lakukan penguatan yang positif
i.      Secara otomatis setelah waktu biologis yang Anda atur habis, Anda akan terjaga, dan
lakukan perhitungan mundur dari 7 hingga 1; dan lakukan sugesti pada diri sendiri bahwa
setelah selesai melakukan self hypnosis, Anda akan menjadi lebih segar, peka, damai dan
merasa sangat bahagia
Beberapa manfaat self-hypnosis setelah mencapai ketenangan adalah dampak lanjutan
menerapkan self-hypnosis :
a.       Peningkatan potensi dan rasa percaya diri
b.      Memperbaiki kualitas tidur (jika seseorang memiliki gangguan tidur)
c.       Mengendalikan emosi, sehingga meminimalkan stres
d.      Menetralisir kebiasaan buruk yang dipicu stres berkepanjangan, misalnya perasaan sedih,
cemas dan ketakutan, kemarahan yang sulit diungkapkan (http://rumahcantikcitra.co.id).
2.       Meditasi
Ide meditasi adalah memfokuskan pikiran anda pada suatu pikiran yang membuat
santai untuk suatu periode tertentu. Meditasi mengistirahatkan pikiran dengan mengalihkan
pikiran dari masalah yang membuat stress. Memberikan tubuh anda waktu untuk
beristirahat dan membuang racun yang muncul karena stress dan kegiatan mental atau fisik
lainnya.
Meditasi berguna ketika :
a.       Anda mengalami stress dalam jangka waktu panjang
b.      Anda mengalami stress dalam jangka waktu pendek yang menyebabkan terlepasnya
adrenalin dalam aliran darah
c.       Anda sedang khawatir akan suatu masalah
d.      Anda sedang aktif secara fisik
Relaks dengan meditasi mempunyai efek berikut :
a.       Memperlambat pernapasan
b.      Mengurangi tekanan darah
c.       Menolong otot bersantai
d.      Memberi tubuh waktu untuk membuang asam laktat dan produk buangan lainnya
e.       Mengurangi kecemasan
f.        Menghilangkan pikiran yang membuat stress
g.       Membantu berpikir jernih
h.       Membantu fokus dan konsentrasi
Teknik meditasi
Harus dilakukan dalam posisi yang membuat anda tetap nyaman dalam jangka
waktu tertentu (idealnya 20-30 menit). Dapat menggunakan beberapa fokus konsentrasi,
seperti pernapasan, fokus pada suatu objek, fokus pada suara, perumpamaan.Sangat
penting bagi pikiran untuk tetap focus
3.       Teknik Relaksasi Napas Dalam
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Tujuan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Persiapan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam Pastikan anda dalam keadaan
tenang dan santai (rileks) Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di
kerjaan atau di rumah) Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa,
berzikir atau sholawat.
Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang
mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan
pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
1.    Ciptakan lingkungan yang tenang
2.    Usahakan tetap rileks dan tenang
3.    Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
4.    Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rileks
5.    Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6.    Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
7.    Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8.    Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam
9.    Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10.               Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11.               Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12.               Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Manfaat Tehnik Relaksasi Nafas Dalam
1.      Ketentraman hati
2.      Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
3.      Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
4.      Detak jantung lebih rendah
5.      Mengurangi tekanan darah
6.      Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
7.      Tidur lelap
8.      Kesehatan mental menjadi lebih baik
9.      Daya ingat lebih baik
10.  Meningkatkan daya berpikir logis
11.  Meningkatkan kreativitas
12.  Meningkatkan keyakinan
13.  Meningkatkan daya kemauan
14.  Intuisi
15.  Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain

PERAWATAN LUKA

A.      Pengertian
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan mencegah
infeksi silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat prose penyembuhan luka.

1.      Tahap respon inflantasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat terjadinya luka

2.      Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh leukosit polimer
fenuklear dan makrofag

3.      Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringa ikat dan
mengifultasi luka.

4.      Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalisasi, kontraksi luka dan organisasi jaringan
ikat

B.       Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1.      Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah
yang baik untuk pertumbuhan perbaikan sel

2.      Anemia ,memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan
kadar protein yang cukup.

3.      Usia , kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan,kematangan usia
seseorang.
4.      Nutrisi,merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel terutama karena kandungan
zat gizi yang terdapat didalamnya.

5.      Kemungkinan,obat-obatan,merokok dan stress,mempengaruhi proses penyembuhan luka.

C.      Perawatan Luka Insisi


Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan
sebagainya),lalu ditutup dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka diganti dan
luka dibersihkan.Dibuat pula catatan kapan benang/orave,dicabut dan dilonggarkan.Diperhatikan
pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah luka terdapat eksudat.

D.      Penatalaksanan luka dengan eksudat :


1.    Luka dengan sedikit eksudat di tutup dengan band and operative dressing.

2.    Luka dengan eksudat sedang di tutup dengan tegal filmated swabs atau dengan pembalut
luka lainnya.

3.    Luka dengan eksudat banyak ditutup dengan surgipad atau di kompres dengan cairan suci
hama lainnya.

Untuk memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak bagi penderita, sebaiknya di pakai
gurita.

E.       Komplikasi luka insisi


1.      Sebagai luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan eksudat sebagian lagi dalam
sejumlah sedang atau banyak akan keluar melalui lubang-lubang(fisdel)

2.      Luka terbuka sebagian bernanah dan berinfeksi

3.      Luka terbuka seluruhnya dan usus kelihatan

–           Tempat perawatan pasca operasi atau bedah

Setelah tindakan di kamar operasi , penderita dipindahkan dalam kamar rawat (recovery room)
yang di lengkapi dengan alat pendingin kamar udara setelah beberapa hari. Bila keadaan
penderita gawat, segera pindahkan ke unit kamar darurat(intensive care unit)

–           Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama penderita Puasa Pasca Operasi (PPO), maka pemberian cairan
perinfus harus cukup banyak perban mengandung elektrolit yang diperlukan, agar jangan terjadi
hipertemia, dehidrasi, dan komplikasi pada organ-organ tubuh lainnya.

–           Nyeri
Sejak penderita sadar, dalam 24jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah operasi,
untuk mengurangi rasa nyeri di berikan obat-obatan anti septic dan penenang seperti suntikan
intramuskuler pthidin dosis 100-150 mg atau morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
atau obat lainnya.

–           Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalan-jalannya
penyembuhan penderita, kemajian mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang di
lakukan oleh komlikasi yang mungkin di jumpai. Secara psikologis hal ini memberikan pula
kepercayaan pada si sakit bahwa ia mulai sembuh.

Perubahan gerakan dan posisi yang harus di terangkan kepada penderita atau keluarga yang
menunggunya.

Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombisis dam emboli sebaiknya, bila terlalau
dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan operasi, jadi mobilisasi secara
teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat adalah yang paling di anjurkan.

–           Pemberian obat-obatan

Antibiotik, kemoterapi dan antiflamasi

Cara pemilihan dan pemberian anti biotika sangat berbeda-beda disetiap institut, bahkan dalam
satu institutepun masing-masing dokter mempunyai cara dan pemilihan yang berlainan.

Sebagai pedoman umum kira-kira sebagai berikut:

1.      Sebelum melakukan uji biakan (culture test) dan uji kepekaan (sensitive test), pilihan
antibiotika. Pilihan antibiotika. Pembunuh kuman gram negative sebagai obat peroral atau
sebaliknya.

2.      Setelah hasil uji-makan dan uji kepekaan di terima, berikan obat dengan berpedoman
dengan misi uji laboratorium tersebut dengan cara seperti diatas.

3.      Posisi obat harus tepat dan akurat serta bersifat spektrum luas (Groad – Spektrum).

4.      Obat-obat pencegah perut kembung.

Untuk mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja saluran pencernaan dapat
diberikan obat-obatan secara subkutan dan peroral, diantaranya : plasil, perim peran, prostigmin,
dan sebagainya. Apabila terjadi distansi abdomen, yang ditandai dengan adanya perut kembung
dan meteorimus, dilakukan dekompresi dengan pemasangan pita rektal dan pita hasal. Boleh juga
diberikan supporitoria bisa codyl, 36 jam pasca bedah.

5.      Obat-obatan Lainnya.


Untuk meningkatkan vitalis dan keadaan umum penderita dapat diberikan roboronsia, obat anti
inflamasi, atau bahan tranfusi darah pada penderita yang anemis.

6.      Perawatan Putih.

Setelah selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana pemeriksaan rutin atau
(check up) bayi penderita pasca bedah yang diteruskan kepada dokter atau nakes lain.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran, yang diukur adalah:

o  Tekanan darah

o  Jumlah nadi per menit

o  Frekuensi pernafasan per menit

o  Jumlah cairan masuk dan keluar (urine)

o  Suhu badan

o  Pemeriksaan lainnya menurut jenis operasi kasus periksaan dan pengukuran tersebut sekurang-
kurangnya dilakukan setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita.

F.       Peralatan dan Perlengkapan


1.      Pinset anatomi

2.      Gunting dan plester

3.      Kapas sublimar

4.      Bak instrument dan handscoon

5.      Bengkok

6.      Waskom berisi larutan klorin

7.      Kassa steril

8.      Troli

9.      Tempat tidur

10.  Perlak

11.  Larutan Nacl 0,9 %

12.  Betadine

13.  Kapas alcohol


14.  Peralatan cuci tangan

G.      Prosedur Kerja
1.      Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan.

2.      Siapkan bahan dan alat secara ergonomis.

3.      Pasang sampiran.

4.      Atur posisi pasien senyaman mungkin.

5.      Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan.

6.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

7.      Pakai sarung tangan (handscoon).

8.      Olesi plester dengan kapas alcohol, agar mudah dan tidak sakit saat plester dibuka.

9.      Buka plester dan kasa dengan menggunakan pinset, buang dalam bengkok.

10.  Kaji luka (tekan daerah sekitar luka, lihat sudah kering atau basah.

11.  Bersihkan luka dengan larutan antiseptic atau larutan gram faal.

12.  Buang kasa yang telah digunakan kedalam bengkok.

13.  Keringkan luka dengan menggunakan kassa yang baru.

14.  Berikan salep antiseptic.

15.  Tutup luka dengan kassa dan memasang plester.

16.  Rapikan pasien.

17.  Bereskan alat.

18.  Lepas sarung tangan (masukkan kedalam Waskom berisi larutan klorin 0,5% selama 10
menit ).

19.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.

20.  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Juall, Linda. 2001. Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta

NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi


2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Perry dan Potter. 2002. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. EGC: Jakarta

Tarwoto & Wartonah. 2006.  Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Kriteria Hasil


(NOC ) dan Intervensi (NIC). EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai