OLEH :
EVI
P00331017014
Laporan Studi Kasus Paripurna PKL MAGK Asuhan Gizi Pada Penyakit DHF +
MORBILLI + T FEVER Di Ruangan Rawat Baji Dakka Kamar 318 Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Kota Makassar, telah di sahkan dan mendapat persetujuan.
Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi
SYAMSIAH NUR, S. GZ RD
NIP. .197110031994032005
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Kasus PKL
MAGK tahun 2019 yang berjudul Asuhan Gizi Pada Penyakit DHF + Morbilli +T Fever Di
Ruangan Rawat Baji Dakka Kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota
Makassar, sebagai salah satu syarat dalam kelulusan Matakuliah Manajemen Asuhan Gizi
Klinik di Semester VI (Enam) pendidikan Diploma III Bidang Gizi.
Proses penyusunan laporan ini telah melewati berbagai proses yang dimulai dari
pengambilan kasus penyakit, perencanaan asuhan gizi, implementasi intervensi gizi,
monitoring dan evaluasi gizi pasien hingga tahap konsultasi, yang mana dalam
penyusunannya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
SAMPUL ..................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................
1. Tujuan Umum ................................................................................
2. Tujuan Khusus ..............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Form PAGT kasus
2. Perencanaan Menu
3. Hasil recall 24 jam (Asupan sebelum studi kasus)
4. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-1)
5. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-2)
6. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-3)
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak
pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)
disebut juga dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue
shock sindrom (DDS). Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
yang merupakan Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
penyakit ini,dengan case fatality rate sebesar 1,01% (2007). 4-5 berbagai faktor
kependudukan berpengaruh pada peningkatan dan penyebaran kasus DHF, antara lain :
3. Tidak efektifnya kontrol vektor nyamuk yang efektif didaerah endemis, dan
Penyakit campak juga dikenal sebagai rubeola atau morbilli virus, yang disebabkan
lain terbungkus, single- stranded, negative-sense RNA viruses sangat sensitive terhadap
panas, sangat mudah rusak pada suhu 370C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali,
angka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari 2 jam. Apabila
disimpan pada laboratorium suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu kurang 700C.
Gejala-gejala berupa demam, batuk, pilek, mata merah dan secara umum maculopapular, rash
kemerahan, mata berair dan timbulnya koplik’s spot di daerah mukosa pipi bagian dalam
(Soedarto,1985; Wikipedia, the free encyclopedia, 2011). Penularan penyakit campak melalui
Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan tingkat
kesadaran. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut. Penyakit
ini disebabkan oleh Salmonella typhi. Gejala klinis dari demam tifoid yaitu demam
fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch.( Soedarmo, et al
2008)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan skrining Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
Sr I + Morbilli + Thyroid Fever Di Ruang Rawat Inap Baji Dakka kamar 318 Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.
b. Melakukan pengkajian Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic
Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap baji dakka kmar 318
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.
c. Menetapkan Diagnosa Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap Baji Dakka kamar 318 Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue
Haemorrhagic Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap Baji
Dakka kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makasssar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. DHF
Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak
pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)
disebut juga dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue
shock sindrom (DDS). Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
yang merupakan Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
a. Patofisiologi
Patofisologi primer DBD dan DHF adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler
hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Pada kasus berat, volume plasma menurun
lebih 20%, hal ini didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi
dan hipoptoteinemi.
Dengue Haemorhagic Fever merupakan penyakit virus dengue yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti hidup didaerah yang mempunyai
iklim tropis dengan suhu yang lembab. Nyamuk ini mempunyai ciri-ciri tubuh hitam dengan
belang putih pada kakinya. Gejala penderita penyakit ini sekarang tidak terduga dan
Manifestasi klinik dari penyakit Dengue Haemorhagic Fever adalah sebagai berikut:
1. Mendadak demam tinggi (lebih dari 38oC) yang berlangsung secara terus menerus
6. Diare
Kumpulan gejala-gejala klinis thipoid disebut juga dengan sindrom demam thipoid
dibawa ini merupakan gejala klinis yang sering pada demam thipoid diantaranya:
1. Demam
3. Gangguan kesadaran
c. Penanggulangan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
Sebagai contoh:9
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain
sebagainya
2. Morbilli
Penyakit campak juga dikenal sebagai rubeola atau morbilli virus, yang disebabkan oleh
terbungkus, single- stranded, negative-sense RNA viruses sangat sensitive terhadap panas,
sangat mudah rusak pada suhu 370C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali, bersifat
sensitive terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek
(short survival time) yaitu kurang dari 2 jam. Apabila disimpan pada laboratorium suhu
penyimpanan yang baik adalah pada suhu kurang 700C. Gejala-gejala berupa demam, batuk,
pilek, mata merah dan secara umum maculopapular, rash kemerahan, mata berair dan
timbulnya koplik’s spot di daerah mukosa pipi bagian dalam (Soedarto,1985; Wikipedia, the
free encyclopedia, 2011). Penularan penyakit campak melalui droplet bersin atau batuk dari
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan
berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah intvasi, replikasi dan
kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.
Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua
pilek, dan demam. Kemudian sering kali muncul bercak keputihan di mulut, diikuti
timbulnya ruam kemerahan diwajah. Seiring waktu, ruam bisa menyebar ke hampir
c. Penanggulangan
Orang yang sudah menderita penyakit morbili atau campak biasanya kebal dan
tidak mungkin kambuh lagi. Sementara orang yang tidak kebal harus
1. Vaksin
penyakit Gondongan, Campak dan Rubella. Vaksin MMR diberikan pada bayi
berumur 9 bulan, dan booster vaksin diberikan kembali saat anak berumur 15-
penyuntikan subkutan biasanya pada daerah lengan atas. Orang dewasa yang
belum pernah menerima imunisasi dapat meminta vaksin dari dokter sebagai
Jika Anda atau anggota keluarga terkena virus ini, batasi interaksi
dengan orang lain dan hindari kegiatan sosial yang membuat pasien campak
3. Beristirahat
dan berkonsultasi dengan dokter agar kondisi tubuh segera membaik. Pada
umumnya, campak hanya terjadi 1 kali karena tubuh kita dapat membentuk
antibodi yang akan melindungi kita terkena penyakit ini kembali di kemudian hari.
3. T Fever
Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan
tingkat kesadaran. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat
akut. Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella typhi. Gejala klinis dari demam tifoid yaitu
sel-sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch.
( Soedarmo, et al 2008).
a. Patofisiologi
klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik
hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian Pada
minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa
dengan penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan
epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan – lahan terutama pada sore hari hingga malam
Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal ( gejala
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Diare
5. Anoreksia
6. Batuk
7. Nyeri otot
8. Muncul gejala klinis yang lain
PERENCANAAN PAGT
A. IDENTITAS PASIEN
NRM : 381484
Suku : Mamasa
Antropometri
Tinggi lutut :-
1. A. Pasien dewasa skor IMT dengan standar (jika pasien bias ditimbang)
B. Klasifikasi LLA untuk orang dewasa ( jika pasien tidak bisa ditimbang)
b. 70.1-84.9 : skor 1
c. <70% : skor 2
b. 70-90% : skor 1
c. <70% : skor 2
INTERPRETASI SKOR:
Risiko tinggi (>3) : bekerjasama dengan TIM Terapi gizi/ konsul dokter
1. Antropometri
BB : 39 kg
TB :140 cm
Umur :16 tahun 9 Bulan
BBI :36 kg
IMT : 19,89 kg/m2 (Normal)
2. Biokimia
3. Fisik Klinis
4. Asupan
a. Riwayat Alergi
Telur
Susu Sapi &
roduk Olaha
Kacang Kedelai / Tanah
Gluten / Gandum
Udang
Ikan
Hazelnut / Almond
b. Pola Makan
2. Pola konsumsi
Lebih : >120%
Cukup : 80%-120%
Kurang : <80%
masih kurang, saat saya wawancarai terkait penyakitnya pasien tidak terlalu
bisa bicara dikarenakan masih lemah sehingga pasien tersebut tidak ingin
memahami tentang makanan apa yang tidak baik untuk penyakit yang
dideritanya.
Pasien dilarikan ke rumah sakit sejak hari senin yang lalu, nyeri perut (+)
dan terasa membesar, nyeri pinggang bawa kiri dan kanan, BAB tadi siang,
kesan biasa BAK, kaki dan tangan bengkak, muncul bercak- bercak merah
ditangan kaki dan badan gatal (-). sebelum dilarikan ke rumah sakit pasien
D. Diagnosa Gizi
- NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan penurunan nafsu
makan ditandai dengan asupan energi (34,5%), protein (27,5%), lemak (14,7%) dan
karbohidrat (43,6%)berada dibawah nilai rujukan (80%-120%).
- NI-5.1 Peningkatan kebutuhan mineral (Fe) berkaitan dengan zat besi ditandai dengan
hemoglobin dengan hemoglobin Rendah 12,1 g/dL
E. Rencana Intervensi
1. Intervensi Diet
d. Tujuan Diet :
penyembuhan.
- Protein tinggi yaitu 15% dari total energi sebesar 75,7 gram untuk
- Lemak cukup yaitu 20% dari total energy yaitu 56,1 gram
- Makanan yang diberikan mudah cerna, porsi kecil dan frekuensi sering.
= 40 – 4,0
= 40 kg
BB
IMT =
( TB ) 2
39
=
( 1,96 ) 2
= 19,89
> 27
Benedict
=1202,2
TEE =BEE x FA x FS
=2019,6
15 % x 2019,6
Protein =
4
=75,7 gr
25 % x 2019,6
Lemak =
9
=56,1 gr
60 % x 2019,6
KH =
4
=302,9
2. Intervensi Edukasi
c. Tujuan :
jumlah)
d. Media : Lefleat
e. Metode : Edukasi
f. Waktu : ± 15 menit
seminggu sekali.
sekali.
hari.
Selama 4 hari studi kasus saya mengikuti pendistribusian makanan dari pagi
Pada hari kedua pasien diberikan edukasi terkait asupan makanan tinggi kalori
tinggi protein. Adapaun topik edukasinya yaitu menjelaskan kenapa pasien harus
membatasi makanan yang berserat, menjelaskan makanan apa saja yang boleh
dikonsumsi , makanan yang dibatasi, dan yang tidak boleh dikonsumsi pasien.
Pada hari ketiga pasien intervensi pasien diberikan edukasi terkait diet tinggi
kalori tinggi protein. Topik edukasinya yaitu menjelaskan kenapa pasien mendapatkan
diet rendah garam dan rendah protein, menjelaskan kandungan natrium pada
makanan, menjelaskan makanan yang boleh dikonsumsi, yang di batasi , dan tidak
BAB V
A. Antropometri
Selama studi kasus pasien tidak mengalami perubahan BB, dikarenakan pasien
dimonitor selama 4 hari jadi tidak mungkin ada perubahan yang disignifikan
B. Biokimia
Selama studi kasus belum pernah dilakukan pemeriksaan biokimia lagi sejak
C. Fisik klinis
Dan pengamatan fisik klinis selama 4 hari dihari pertama masuk rumah sakit hasil
presentase menunjukkan suhu pada pasien Normal yaitu 36,2ºC sedangkan tekanan darah
Rendah yaitu 100/60 mmHg, nadi yaitu 76x/menit, pernapasan 24x/menit normal.
Dihari kedua dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Normal
yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Rendah yaitu 100/80 mmHg, nadi yaitu 76x/menit,
Dihari ketiga dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Rendah
yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Rendah yaitu 100/80 mmHg, nadi yaitu 80 x/menit,
Dihari keempat dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Rendah
yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Sedang yaitu 110/70 mmHg, nadi yaitu 88 x/menit,
D. Asupan
Tabel 4
Asupan
979,6 31,9 21,4 159,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
Asupan
1370,4 54,6 30,3 218,1
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
Asupan
1161,8 41,2 22,7 192,0
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
Asupan
1251,8 42,9 22,8 211,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
pertama dilakukan hari kamis tanggal 13 Februari 2020 di ruang Perawatan Interna
Baji Dakka kamar 318. Di hari pertama kegiatan recall dilaksanakan untuk
persentase kebutuhan pasien untuk semua indikator zat gizi berada jauh dibawah nilai
karbohidrat (43,6%). Hal tersebut karena adanya keluhan nyeri perut, sampai seluruh
kaki naik sampai dikepala, yang menyebabkan nafsu makan pasien menurun.
Untuk hasil recall pertama yang dilakukan pada tanggal 14 febuari 2020 dihari
kedua perawatan yang menunjukan hasil presentase asupan semua indikator zat gizi
masih berada dibawah nilai rujukan yaitu energi (48,5%) lemak (42,1%) protein
Reccal kedua dilaksanakan pada tanggal 15 febuari 2020 yang menunjukan hasil
presentase asupan untuk 3 indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan yaitu
hasil presentase asupan semua indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan
energi (52,5%) protein (54,4%) lemak (40,4%) karbohidrat (63,3%). Hal ini
Recall keempat dilaksanakan pada tanggal 17 febuari 2020 yang menunjukan hasil
presentase asupan semua indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan energi
Dari hasil recall pertama sampai recall keempat dilaksanakan pada tanggal 13-
16 febuari 2020 asupan zat gizi pasien menurun karena nafsu makan pasien kurang.
Setelah dilakukan edukasi tidak ada perubahan asupan makanan dikarenakan pasien
Pada saat pelaksaanaa studi kasus selama empat hari pasien diberikan diet
TKTP, setelah selesai studi kasus pada hari kelima pasien baru diberikan diet RG
BAB VI
A. Kesimpulan
Keluhan pasien waktu masuk ke rumah sakit sejak hari senin yang lalu, nyeri perut
(+) dan terasa membesar, nyeri pinggang bawa kiri dan kanan, BAB tadi siang, kesan biasa
BAK, kaki dan tangan bengkak, muncul bercak- bercak merah ditangan kaki dan badan gatal
(-). sebelum dilarikan ke rumah sakit pasien sempat dirawat di puskesmas kassi kassi dikota
makassar. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, pasien didiagnosa menderita DHF, Morbili,
T Fever.
1. Diagnosa Medis : DHF, Morbilli, T Fever
2. Status Gizi
Antropomentri : TB =140 Cm
BB = 39
IMT =19,89
3. Didiagnosa Gizi
- NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral
- NI-5.1 Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (Fe)
4. Terapi Gizi
Berdasarkan diagnose maka pasien diberikan diet TKTP, dengan frekuensi
makan 3 x makan pokok dan 2 x snack, bentuk makanan yang diberikan makanaan lunak
(bubur).
5. Kebutuhan
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan gizi pasien untuk energi 2019,6 kkal/hari,
protein 75,7 gr/hari, lemak 56,1 gr/hari dan karbohidrat 302,9 gr/hari
B. SARAN
Perlunya pemantauan diet kepada pasien agar diet yang diberikan sesuai dengan
keadaan pasien, karena diet pasien dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan pasien,