Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS HARIAN MAGK

DHF + MORBILLI + T FEVER


RUANG PERAWATAN INTERNA (BAJI DAKKA KAMAR 318)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI
KOTA MAKASSAR

OLEH :

EVI

P00331017014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
JURUSAN GIZI
2020
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Studi Kasus Paripurna PKL MAGK Asuhan Gizi Pada Penyakit DHF +
MORBILLI + T FEVER Di Ruangan Rawat Baji Dakka Kamar 318 Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Kota Makassar, telah di sahkan dan mendapat persetujuan.

Makassar, ........., Maret, 2020

Koordinator MK. Instruktur Klinik (CI)

RITA IRMA, SST,MPH ADHITA SURYA DEWI, S. GZ RD


NIP.197911302005012001 NIP. 197711202000122004

Mengetahui,
Kepala Instalasi Gizi

SYAMSIAH NUR, S. GZ RD
NIP. .197110031994032005
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Kasus PKL
MAGK tahun 2019 yang berjudul Asuhan Gizi Pada Penyakit DHF + Morbilli +T Fever Di
Ruangan Rawat Baji Dakka Kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota
Makassar, sebagai salah satu syarat dalam kelulusan Matakuliah Manajemen Asuhan Gizi
Klinik di Semester VI (Enam) pendidikan Diploma III Bidang Gizi.
Proses penyusunan laporan ini telah melewati berbagai proses yang dimulai dari
pengambilan kasus penyakit, perencanaan asuhan gizi, implementasi intervensi gizi,
monitoring dan evaluasi gizi pasien hingga tahap konsultasi, yang mana dalam
penyusunannya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM,M.Kes selaku Direktur Poltekes Kendari


2. Ibu Sri Yunancy Van Gobel, SST,MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Kendari.
3. Direktur dab bagian Diklit RSUD Dr. saiful Anwar Malang yang telah memberikan izin
lahan praktek.
4. Ibu/bapak Syamsiah Nur, S. Gz selaku Kepala Ruangan Irna I tempat penulis mengambil
studi kasus.
5. Ibu/bapak Adhita Surya Dewi, S. Gz selaku pembimbing klinik selama PKL MAGK di
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar,
6. Ibu Rita Irma,SST,MPH selaku Pembimbing I ............dst
7. Ibu/bapak ........ selaku pasien beserta keluarga yang telah berkenan dijadikan sebagai
obyek dalam studi kasus penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu saran kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan sangat
harapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, Amin.

Makassar, Februari 2020

                                                                              
                                                                                 Penulis
DAFTAR ISI
Hal
SAMPUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
i
i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i


v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................
1. Tujuan Umum ................................................................................
2. Tujuan Khusus ..............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian .............................................................................................
B. Patofisiologi ...........................................................................................
C. Gejala atau Tanda ..................................................................................
D. Penanggulangan ....................................................................................
1. Tindakan
Medis .................................................................................
2. Terapi Gizi .........................................................................................

BAB PERENCANAAN PAGT


III
A. Identitas Pasien ......................................................................................
B. Skrining Pasien .......................................................................................
C. Pengkajian Gizi (Assessment Gizi) Pasien ............................................
D. Diagnosa Gizi .........................................................................................
E. Rencana Intervensi Gizi .........................................................................
1. Rencana pemberian Makan
(Diet) ................................................... 2. Rencana Edukasi /
Konseling ..........................................................
G. Rencana Monitoring dan Evaluasi ..........................................................
BAB IMPLEMENTASI INTERVENSI GIZI
IV
A. Implementasi Intervensi Diet ..................................................................
B. Implementasi Intervensi Edukasi /
Konseling .........................................

BAB V MONITORING DAN EVALUASI


A. Antropomentri .........................................................................................
B. Biokimia ..................................................................................................
C. Fisik dan Klinis ........................................................................................
D. Asupan ...................................................................................................

BAB KESIMPULAN DAN SARAN


VI
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Form PAGT kasus
2. Perencanaan Menu
3. Hasil recall 24 jam (Asupan sebelum studi kasus)
4. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-1)
5. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-2)
6. Hasil recall 24 jam (Monitoring hari ke-3)

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai

lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Penyakit DBD

mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak

pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)

disebut juga dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue

shock sindrom (DDS). Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue

yang merupakan Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

Data depertemen kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan tahun

2005)terdapat peningkatan jumlah penduduk, provinsi dan kecematan yang terjangkit

penyakit ini,dengan case fatality rate sebesar 1,01% (2007). 4-5 berbagai faktor

kependudukan berpengaruh pada peningkatan dan penyebaran kasus DHF, antara lain :

1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi,

2. Urbanisasi yang tidak terancam dan tidak terkendali,

3. Tidak efektifnya kontrol vektor nyamuk yang efektif didaerah endemis, dan

4. Peningkatan sarana transportasi.

Penyakit campak juga dikenal sebagai rubeola atau morbilli virus, yang disebabkan

oleh virus paramyxoviruses dari genus Morbillivirus. Morbillivirus, seperti paramyxoviruses

lain terbungkus, single- stranded, negative-sense RNA viruses sangat sensitive terhadap
panas, sangat mudah rusak pada suhu 370C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali,

bersifat sensitive terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai

angka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu kurang dari 2 jam. Apabila

disimpan pada laboratorium suhu penyimpanan yang baik adalah pada suhu kurang 700C.

Gejala-gejala berupa demam, batuk, pilek, mata merah dan secara umum maculopapular, rash

kemerahan, mata berair dan timbulnya koplik’s spot di daerah mukosa pipi bagian dalam

(Soedarto,1985; Wikipedia, the free encyclopedia, 2011). Penularan penyakit campak melalui

droplet bersin atau batuk dari penderita (Depkes RI, 2008;)

Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam

lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan tingkat

kesadaran. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut. Penyakit

ini disebabkan oleh Salmonella typhi. Gejala klinis dari demam tifoid yaitu demam

berkepanjangan, bakterimia, serta invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel-sel

fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch.( Soedarmo, et al

2008)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempelajari dan mengimplementasikan asuhan gizi pada pasien penyakit DHF


(Dengue Haemorrhagic fever) SR I + Morbilli + Thyroid Fever diruang inap Baji Dakka
kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan skrining Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
Sr I + Morbilli + Thyroid Fever Di Ruang Rawat Inap Baji Dakka kamar 318 Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.
b. Melakukan pengkajian Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic
Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap baji dakka kmar 318
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.

c. Menetapkan Diagnosa Gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap Baji Dakka kamar 318 Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.

d. Merencanakan intervensi gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue Haemorrhagic


Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap Baji Dakka kamar 318
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Kota Makasssar.

e. Mengimplementasikan intervensi diet dan edukasi pada pasien penyakit DHF


(Dengue Haemorrhagic Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap
Baji Dakka kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji kota Makasssar.

f. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien penyakit DHF (Dengue
Haemorrhagic Fever) Sr I + Morbilli + Thyroid Fever di Ruang Rawat Inap Baji
Dakka kamar 318 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makasssar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

1. DHF

Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai

lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Penyakit DBD

mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak

pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)

disebut juga dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue

shock sindrom (DDS). Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue

yang merupakan Arbovirus (arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedes( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

a. Patofisiologi

Patofisologi primer DBD dan DHF adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler

yang mengarh ke bocoran plasma ke dalam ruang eksvakuler, sehingga menimbulkan

hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Pada kasus berat, volume plasma menurun

lebih 20%, hal ini didukung penemuan post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi

dan hipoptoteinemi.

b. Gejala atau Tanda

Dengue Haemorhagic Fever merupakan penyakit virus dengue yang disebabkan oleh

gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti hidup didaerah yang mempunyai

iklim tropis dengan suhu yang lembab. Nyamuk ini mempunyai ciri-ciri tubuh hitam dengan
belang putih pada kakinya. Gejala penderita penyakit ini sekarang tidak terduga dan

seringkali disepelekan oleh masyarakat awam.

Manifestasi klinik dari penyakit Dengue Haemorhagic Fever adalah sebagai berikut:

1. Mendadak demam tinggi (lebih dari 38oC) yang berlangsung secara terus menerus

selama 2 sampai 7 hari

2. Terdapat bintik-bintik merah pada kulit

3. Terasa mual, muntah dan kepala pusing

4. Nyeri ulu hati

5. Trombosit yang turun terus menerus

6. Diare

Kumpulan gejala-gejala klinis thipoid disebut juga dengan sindrom demam thipoid

dibawa ini merupakan gejala klinis yang sering pada demam thipoid diantaranya:

1. Demam

2. Gangguan saluran pencernaan

3. Gangguan kesadaran

4. Bradikardia Relatif dan Gejala lain

c. Penanggulangan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk

Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa metode yang tepat, yaitu:


1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.

Sebagai contoh:9

a. Menguras bak mandi/penampungan air- sekurang-kurangnya sekali seminggu.

b. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat- minum burung seminggu sekali.

c. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.

Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain

sebagainya

2. Morbilli

Penyakit campak juga dikenal sebagai rubeola atau morbilli virus, yang disebabkan oleh

virus paramyxoviruses dari genus Morbillivirus. Morbillivirus, seperti paramyxoviruses lain

terbungkus, single- stranded, negative-sense RNA viruses sangat sensitive terhadap panas,

sangat mudah rusak pada suhu 370C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali, bersifat

sensitive terhadap eter, cahaya, trysine. Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek

(short survival time) yaitu kurang dari 2 jam. Apabila disimpan pada laboratorium suhu

penyimpanan yang baik adalah pada suhu kurang 700C. Gejala-gejala berupa demam, batuk,

pilek, mata merah dan secara umum maculopapular, rash kemerahan, mata berair dan

timbulnya koplik’s spot di daerah mukosa pipi bagian dalam (Soedarto,1985; Wikipedia, the

free encyclopedia, 2011). Penularan penyakit campak melalui droplet bersin atau batuk dari

penderita (Depkes RI, 2008;)


a. Patofisiologi

Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan

berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah intvasi, replikasi dan

kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama.

Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua

setelah 5-7 hari dari infeksi awal.

b. Gejala atau Tanda

Penderita morbilli atau campak awalnya mengalami gejala berupa batuk,

pilek, dan demam. Kemudian sering kali muncul bercak keputihan di mulut, diikuti

timbulnya ruam kemerahan diwajah. Seiring waktu, ruam bisa menyebar ke hampir

seluruh bagian tuhuh.

c. Penanggulangan

Orang yang sudah menderita penyakit morbili atau campak biasanya kebal dan

tidak mungkin kambuh lagi. Sementara orang yang tidak kebal harus

mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksin campak. Berikut beberapa beberapa

pencegahan morbili atau campak:

1. Vaksin

Pencegahan campak dapat dilakukan dengan menggunakan imunisasi.

Vaksin MMR terdiri dari 3 vaksin Mumps (gondongan), Measles (campak),

Rubella (campak Jerman) yang memberikan kekebalan tubuh terhadap

penyakit Gondongan, Campak dan Rubella. Vaksin MMR diberikan pada bayi

berumur 9 bulan, dan booster vaksin diberikan kembali saat anak berumur 15-

18 bulan dan 6 tahun. Pemberian vaksin morbili dilakukan dengan cara

penyuntikan subkutan biasanya pada daerah lengan atas. Orang dewasa yang
belum pernah menerima imunisasi dapat meminta vaksin dari dokter sebagai

salah satu cara pencegahan campak.

2. Batasi interaksi dengan orang lain

Jika Anda atau anggota keluarga terkena virus ini, batasi interaksi

dengan orang lain dan hindari kegiatan sosial yang membuat pasien campak

harus beraktivitas yang melelahkan dan menguras tenaga.

3. Beristirahat

Disarankan untuk beristirahat yang cukup, menyantap makanan yang sehat,

dan berkonsultasi dengan dokter agar kondisi tubuh segera membaik. Pada

umumnya, campak hanya terjadi 1 kali karena tubuh kita dapat membentuk

antibodi yang akan melindungi kita terkena penyakit ini kembali di kemudian hari.

3. T Fever

Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam

lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan

tingkat kesadaran. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat

akut. Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella typhi. Gejala klinis dari demam tifoid yaitu

demam berkepanjangan, bakterimia, serta invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam

sel-sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus dan peyer’s patch.

( Soedarmo, et al 2008).

a. Patofisiologi

Kuman salmonella typhi yang masuk ke saluran gastrointestinal akan di telan


oleh sel-sel fagosit ketika masuk melewati mukosa dan oleh makrofag yang ada di
dalam laminaprophia. Sebagian dari salmonella typhi ada yang dapat masuk ke usus
halus mengadakan invaginasi kejarinagn limfoid usus halus (lakpeyer) dan jaringan
limfoid mesenterika.Kemudian salmonella typhi masuk melalui folikel limfa ke
saluran limphatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga terjadi bakterimia. Bakterimia
pertama-tama menyerang sistem retikuloendothelial (RES) yaitu : hati, limpa, dan
tulang, kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain
sistem saraf pusat, ginjal, dan jaringan limpa (Curtis, 2006 dalam Muttaqin & Sari,
2011)

b. Gejala atau Tanda

Masa inkubasi demam typhoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala-gejala

klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik

hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian Pada

minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa

dengan penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,

anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan

epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat

demam adalah meningkat perlahan – lahan terutama pada sore hari hingga malam

hari. (Perhimpunan Dokter Spesial Penyakit dalam Indonesia, 2014)

Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal ( gejala

awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas ) yaitu:

1. Perasaan tidak enak badan

2. Nyeri kepala

3. Pusing

4. Diare

5. Anoreksia

6. Batuk

7. Nyeri otot
8. Muncul gejala klinis yang lain

Demam berlangsung 3 minggu. Minggu pertama: demam ritmen, biasanya


menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam hari. Minggu kedua : demam
terus. Minggu ketiga : demam mulai turun secara berangsur-angsur, gangguan pada
saluran pencernaan, lidah kotor yaituditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor, hati dan limpa membesar yang nyeri pada
perabaan, gangguan pada kesadaran, kesadaran yaitu apatis-samnol
BAB III

PERENCANAAN PAGT

A. IDENTITAS PASIEN

NRM : 381484

Nama : Ny. K.M

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 24 April 2003

Umur : 16 tahun 9 bulan

Agama : Penganut Kepercayaan Tuhan yang Maha Esa

Suku : Mamasa

Ruang Perawatan : Baji Dakka 318

Tanggal Masuk : 12 Februari 2020

Tanggal Awal Studi : 13 Februari 2020

Diagnosa Medis : Dengue Haemorhagic Fever (DHF) Sr I, Morbilli, T fever

Dokter Penaggung jawab : dr. H. Rachmad Latief, Sp.pd


B. SKRINING PASIEN

Nomor rekam medis :381484

Nama lengkap pasien : K.M

Tanggal lahir / umur :24 april 2003

Ruangan : Baji Dakka kamar 318


SKRINING GIZI LANJUTAN
Diagnosa medis :DHF sr 1 + Morbilli + Thyfoid Fever

Antropometri

Berat badan : 39 kg TB/PB :140 cm

IMT : 19,89 LILA :-

Tinggi lutut :-

1. A. Pasien dewasa skor IMT dengan standar (jika pasien bias ditimbang)

a. IMT >20 : skor 0 (…1...)

b. IMT 18.5-20 : skor 1

c. IMT<18.5 atau > 30 : skor 2

B. Klasifikasi LLA untuk orang dewasa ( jika pasien tidak bisa ditimbang)

a. >85% : skor 0 (..0..)

b. 70.1-84.9 : skor 1

c. <70% : skor 2

C. Klasifikasi status gizi untuk anak menurut Watelow

a. >90-110 % : skor 0 (...0...)

b. 70-90% : skor 1

c. <70% : skor 2

2. Skor kehilangan berat badan yang tidak direncanakan 3-6 terakhir


a. BB hilang < 5% : skor 0 (…0...)

b. BB hilang 5 – 10% : skor 1

c. BB hilang > 10% : skor 2

3. Skor asupan gizi pasien akut

a. ada asupan gizi >5 hari : skor 0 (…1...)

b. kurang asupan gizi <5 hari : skor 1

c. tidak asupan gizi >5 hari : skor 2

Total Skor = ……2……

INTERPRETASI SKOR:

Berisiko rendah (0) : monitoring setelah 7 hari perwatan

Berisiko menengah (1-≤3) : monitoring asupan selama 3 hari

Risiko tinggi (>3) : bekerjasama dengan TIM Terapi gizi/ konsul dokter

C. PENGKAJIAN GIZI (ASSESSMENT GIZI) PASIEN

1. Antropometri

 BB : 39 kg
 TB :140 cm
 Umur :16 tahun 9 Bulan
 BBI :36 kg
 IMT : 19,89 kg/m2 (Normal)

2. Biokimia

Tabel 3 Hasil Laboratorium Pasien

Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Ket


WBC 6.1 4.0-10.0 103/mm3 Normal
RBC 4,43 4,5 - 5,5 106/mm3 Rendah
HGB 12,1 14,0 - 18,0 g/dL Rendah
HCT 34,7 40 – 50 g/dL Rendah
PLT 57 150 – 400 mg/dL Rendah
ALBUMIN 3,37 3.5-5 g/dL Rendah

3. Fisik Klinis

Tabel 4 Hasil Fisik Klinis Pasien Sebelum Intervensi

Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan


Tekanan Darah 130/80 120/80 mmHg Tinggi
Nadi 86x/menit 60-100 x/menit Normal
Pernafasan 20x/menit 12-20 x/menit Normal
Suhu 36,4℃ 36,3-37,7 ℃ Normal
Keadaan Umum Lemah, CM
Keluhan Demam >7 hari, sakit kepala, batuk

4. Asupan
a. Riwayat Alergi

Tabel 5 Riwayat Alergi Makanan Pasien

Alergi Makanan/Pantangan Makanan Ya Tidak

Telur 
Susu Sapi &

roduk Olaha
Kacang Kedelai / Tanah 
Gluten / Gandum 
Udang

Ikan 
Hazelnut / Almond 

b. Pola Makan

1. Frekuensi makan 3 x/hari

2. Pola konsumsi

- Makanan pokok : nasi 3x sehari

- Lauk hewani 3x sehari

- Sayur kol dan daun singkong 3x sehari

- Buah 1 minggu sekali

3. Recall 24 jam sebelum intervensi

Tabel 6. Hasil Recall 24 Jam Sebelum Intervensi

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Asupan 417,9 kkal 13,2 gr 7,2 gr 73,7 gr

Kebutuhan 2019,6 kkal 75,7 gr 56,1 gr 302,9 gr

%Asupan 34,5% 27,5% 14,7% 43,6%

Kriteria asupan Menurut WHO 2013

Lebih : >120%

Cukup : 80%-120%
Kurang : <80%

c. Aktifitas fisik sehari-hari

Aktifitas fisik pasien sehari-hari pergi ke sekolah, dan membersihkan

rumah pada saat pulang sekolah.

d. Pengetahuan gizi pasien

pengetahuan pasien mengenai makanan tentang penyakit yang diderita

masih kurang, saat saya wawancarai terkait penyakitnya pasien tidak terlalu

bisa bicara dikarenakan masih lemah sehingga pasien tersebut tidak ingin

berbicara, pasien dibantu menjawab pertanyaan oleh kakaknya. Selama proses

assessment yang saya lakukan ternyata pasien dan keluarganya belum

memahami tentang makanan apa yang tidak baik untuk penyakit yang

dideritanya.

e. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien

Pasien adalah seorang siswa sma kelas 2, pasien anak ke 4 dari 8

bersaudara pasien tinggal bersama seorang kakak laki-laki 1 orang,

sebelum sakit pasien sedang bersekolah.

f. Riwayat penyakit sekarang

Pasien dilarikan ke rumah sakit sejak hari senin yang lalu, nyeri perut (+)

dan terasa membesar, nyeri pinggang bawa kiri dan kanan, BAB tadi siang,

kesan biasa BAK, kaki dan tangan bengkak, muncul bercak- bercak merah

ditangan kaki dan badan gatal (-). sebelum dilarikan ke rumah sakit pasien

sempat dirawat di puskesmas kassi kassi dikota makassar.

D. Diagnosa Gizi

- NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan penurunan nafsu
makan ditandai dengan asupan energi (34,5%), protein (27,5%), lemak (14,7%) dan
karbohidrat (43,6%)berada dibawah nilai rujukan (80%-120%).
- NI-5.1 Peningkatan kebutuhan mineral (Fe) berkaitan dengan zat besi ditandai dengan
hemoglobin dengan hemoglobin Rendah 12,1 g/dL
E. Rencana Intervensi

1. Intervensi Diet

a. Jenis Diet : Diet TKTP

b. Bentuk Makanan : Makanan lunak

c. Jenis Pemberian Makan :Oral

d. Tujuan Diet :

- Meningkatkan asupan gizi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang

meningkat akibat adanya demam serta mempercepat proses

penyembuhan.

- Memberikan cairan cukup untuk mengurangi dehidrasi akibat demam.

e. Prinsip dan Syarat Diet :

- Energy diberikan sesuai kebtuhan pasien yaitu 2019,6 kkal

- Protein tinggi yaitu 15% dari total energi sebesar 75,7 gram untuk

proses pertumbuhan dan penyembuhan

- Lemak cukup yaitu 20% dari total energy yaitu 56,1 gram

- KH diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai sumber utama energi

yaitu 300 gram

- Vitamin dan mineral cukup

- Makanan yang diberikan mudah cerna, porsi kecil dan frekuensi sering.

 Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

 Perhitungan BBI menggunakan rumus Brocca modifikasi

BBI = (TB – 100) – (10% TB – 100)


= (140 – 100) – (10% 140 – 100)

= 40 – 4,0

= 40 kg

 Penentuan Status Gizi menggunakan IMT

BB
IMT =
( TB ) 2

39
=
( 1,96 ) 2

= 19,89

Kriteria Nilai IMT


Kekurangan BB tingkat berat <17

Kekurangan BB tingkat ringan Normal 17 – 18,5

Kelebihan BB tingkat ringan 18,6 – 25

Kelebihan BB tingkat berat > 25 – 27

> 27

 Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi menggunakan rumus Harris

Benedict

BEE = 665 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)

= 665 + (9,6 x 39 ) + (1,7 x 140 ) – (4,7 x 16 )


= 665 + (374,4) + (238) – (75,2)

=1202,2

TEE =BEE x FA x FS

=1202,2 x 1,4 x1,2

=2019,6

15 % x 2019,6
Protein =
4

=75,7 gr

25 % x 2019,6
Lemak =
9

=56,1 gr

60 % x 2019,6
KH =
4

=302,9

2. Intervensi Edukasi

a. Sasaran : pasien dan keluarga

b. Materi : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein

c. Tujuan :

- Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarganya tentang diet

tinggi energi tinggi protein sehingga pasien dapat memonitor asupan

makanan diri sendiri


- Memotivasi pasien untuk mengonsumsi makanan sesuai diet yang

diberikan dan diterapkan sehari-hari yaitu 3j (tepat jadwal, jenis,

jumlah)

d. Media : Lefleat

e. Metode : Edukasi

f. Waktu : ± 15 menit

g. Tempat : Ruang perawatan Baji Dakka (Kamar 318)

h. Evaluasi : Memberikan pertanyaan sebagai feedback bahwa pasien dan

keluarganya memahami akan menjalankan diet yang disarankan

F. Rencana Monitoring Dan Evaluasi

Antropometri : memonitoring dan mengevaluasi antropometri pasien

seminggu sekali.

Biokima : memonitoring dan mengevaluasi biokimia pasien seminggu

sekali.

Fisik klinis : memonitoring dan mengevaluasi fisik klinis pasien setiap

hari.

Dietary assesment : memonitoring dan mengevaluasi asupan makanan pasien

dan keluhan terkait makanan setiap hari.


BAB IV
IMPLEMENTASI INTERVENSI GIZI

A. Implementasi Intervensi Diet

Selama 4 hari studi kasus saya mengikuti pendistribusian makanan dari pagi

sampai malam pasien diberikan diet TETP.

B. Implementasi Intervensi Edukasi/ Konseling

Pada hari kedua pasien diberikan edukasi terkait asupan makanan tinggi kalori

tinggi protein. Adapaun topik edukasinya yaitu menjelaskan kenapa pasien harus

membatasi makanan yang berserat, menjelaskan makanan apa saja yang boleh

dikonsumsi , makanan yang dibatasi, dan yang tidak boleh dikonsumsi pasien.
Pada hari ketiga pasien intervensi pasien diberikan edukasi terkait diet tinggi

kalori tinggi protein. Topik edukasinya yaitu menjelaskan kenapa pasien mendapatkan

diet rendah garam dan rendah protein, menjelaskan kandungan natrium pada

makanan, menjelaskan makanan yang boleh dikonsumsi, yang di batasi , dan tidak

boleh dikonsumsi oleh pasien.

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

A. Antropometri

Selama studi kasus pasien tidak mengalami perubahan BB, dikarenakan pasien

dimonitor selama 4 hari jadi tidak mungkin ada perubahan yang disignifikan

B. Biokimia

Selama studi kasus belum pernah dilakukan pemeriksaan biokimia lagi sejak

terakhir kali pemeriksaan.

C. Fisik klinis

Tabel 7. Perkembangan Fisik Klinis Selama Studi Kasus


Data Data Monitoring
Fisik/Klinis Awal Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
KU Lemah Lemah Lemah Lemah Sedang
Kesadaran CM CM CM CM CM
Nyeri Dada + + + + +
Tensi (mmHg) 100/80 100/60 100/80 100/80 110/70
Suhu (˚c) 36 36,2 36,5 36,5 36,5
Nadi (x/m) 80 76 76 80 88
Rr (x/m) 20 24 24 24 20

Dan pengamatan fisik klinis selama 4 hari dihari pertama masuk rumah sakit hasil

presentase menunjukkan suhu pada pasien Normal yaitu 36,2ºC sedangkan tekanan darah

Rendah yaitu 100/60 mmHg, nadi yaitu 76x/menit, pernapasan 24x/menit normal.

Dihari kedua dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Normal

yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Rendah yaitu 100/80 mmHg, nadi yaitu 76x/menit,

pernapasan 24x/menit normal.

Dihari ketiga dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Rendah

yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Rendah yaitu 100/80 mmHg, nadi yaitu 80 x/menit,

pernapasan 24x/menit normal.

Dihari keempat dirumah sakit hasil presentase menunjukkan suhu pada pasien Rendah

yaitu 36,5ºC sedangkan tekanan darah Sedang yaitu 110/70 mmHg, nadi yaitu 88 x/menit,

pernapasan 20x/menit normal.

D. Asupan

Tabel 4

Perkembangan Asupan Zat Gizi Selama Studi Kasus

1. Reccal pertama di Rumah Sakit

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr) (gr)

Asupan
979,6 31,9 21,4 159,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9

%Asupan 48,5% 42,1% 38,1% 52,7%

2. Reccal ke dua di Rumah Sakit

Energi Protein Lemak


KH (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Asupan
1370,4 54,6 30,3 218,1
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9

%Asupan 67,8% 72,1% 54,01% 72,0%

3. Reccal ke tiga di Rumah Sakit

Energi Protein Lemak


KH (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Asupan
1161,8 41,2 22,7 192,0
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9

%Asupan 52,5% 54,4% 40,4% 63,3%

. 4. Reccal ke empat di Rumah Sakit

Energi Protein Lemak


KH (gr)
(kkal) (gr) (gr)

Asupan
1251,8 42,9 22,8 211,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9

%Asupan 61,9% 56,6% 40,6% 69,9%

Tabel diatas menunjukan, pelaksaan recall dilakukan minimal 4 kali. Recall

pertama dilakukan hari kamis tanggal 13 Februari 2020 di ruang Perawatan Interna
Baji Dakka kamar 318. Di hari pertama kegiatan recall dilaksanakan untuk

mengetahui makanan yang dikonsumsi sebelum dirawat dan makanan yang

dikonsumsi di hari pertama perawatan. Hasil recall sebelum dirawat menunjukkan

persentase kebutuhan pasien untuk semua indikator zat gizi berada jauh dibawah nilai

rujukan (80%-120%) yaitu energi (34,5%), protein (27,5%), lemak (14,7%),

karbohidrat (43,6%). Hal tersebut karena adanya keluhan nyeri perut, sampai seluruh

kaki naik sampai dikepala, yang menyebabkan nafsu makan pasien menurun.

Untuk hasil recall pertama yang dilakukan pada tanggal 14 febuari 2020 dihari

kedua perawatan yang menunjukan hasil presentase asupan semua indikator zat gizi

masih berada dibawah nilai rujukan yaitu energi (48,5%) lemak (42,1%) protein

(38,1%) karbohidrat (52,7%). Hal ini disebabkan pasien masih lemah

Reccal kedua dilaksanakan pada tanggal 15 febuari 2020 yang menunjukan hasil

presentase asupan untuk 3 indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan yaitu

energi (67,8%) lemak (72,1%) karbohidrat (54,01%) sedangkan protein (72,0%)

sudah membaik. Hal ini disebabkan pasien masih mengeluh lemah.

Recall ketiga dilaksanakan pada tanggal 16 febuari 2020 yang menunjukan

hasil presentase asupan semua indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan

energi (52,5%) protein (54,4%) lemak (40,4%) karbohidrat (63,3%). Hal ini

disesbabkan pasien masih mengeluh nyeri pada perut dan lemah.

Recall keempat dilaksanakan pada tanggal 17 febuari 2020 yang menunjukan hasil

presentase asupan semua indikator zat gizi masih berada dibawah nilai rujukan energi

(61,9%) protein (56,6%) lemak (40,6%) karbohidrat (69,9%).

Dari hasil recall pertama sampai recall keempat dilaksanakan pada tanggal 13-

16 febuari 2020 asupan zat gizi pasien menurun karena nafsu makan pasien kurang.
Setelah dilakukan edukasi tidak ada perubahan asupan makanan dikarenakan pasien

masih merasakan nyeri perut.

Pada saat pelaksaanaa studi kasus selama empat hari pasien diberikan diet

TKTP, setelah selesai studi kasus pada hari kelima pasien baru diberikan diet RG

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Keluhan pasien waktu masuk ke rumah sakit sejak hari senin yang lalu, nyeri perut

(+) dan terasa membesar, nyeri pinggang bawa kiri dan kanan, BAB tadi siang, kesan biasa

BAK, kaki dan tangan bengkak, muncul bercak- bercak merah ditangan kaki dan badan gatal

(-). sebelum dilarikan ke rumah sakit pasien sempat dirawat di puskesmas kassi kassi dikota

makassar. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, pasien didiagnosa menderita DHF, Morbili,

T Fever.
1. Diagnosa Medis : DHF, Morbilli, T Fever

2. Status Gizi

Antropomentri : TB =140 Cm

BB = 39

IMT =19,89

3. Didiagnosa Gizi
- NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral
- NI-5.1 Penurunan kebutuhan zat gizi tertentu (Fe)
4. Terapi Gizi
Berdasarkan diagnose maka pasien diberikan diet TKTP, dengan frekuensi

makan 3 x makan pokok dan 2 x snack, bentuk makanan yang diberikan makanaan lunak

(bubur).

5. Kebutuhan

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan gizi pasien untuk energi 2019,6 kkal/hari,
protein 75,7 gr/hari, lemak 56,1 gr/hari dan karbohidrat 302,9 gr/hari

B. SARAN

Bagi Instalasi Gizi

Perlunya pemantauan diet kepada pasien agar diet yang diberikan sesuai dengan

keadaan pasien, karena diet pasien dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan pasien,

serta meningkatkan komunikasi dengan dokter yang menangani pasien.

Bagi Pasien dan Keluarga


Supaya bisa mematuhi dan memahami terhadap diet yang telah diberikan, untuk

mempercepat proses penyembuhan pasien.


LAMPIRAN

 Menu Reccal Sebelum Intervensi

Energ Protein (g)


Bahan Bera Lemak HA
Waktu Menu i Hewan Nabat
Makanan t (g) (g)
(Kcal) i i
Pagi nasi/bubur beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5
Makan Nasi/bubu
Siang r Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
tempe Tempe
goreng kedele murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
(LRS) Tepung 35 127,8 0,0 3,1 0,5 27,1
terigu
Minyak
kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Total Asupan 697,4 20,8 8,3 132,0
Kebutuhan 2019, 75,7 56,1 302,9
6
%Asupan 34,5% 27,5% 14,7% 43,6%

 Menu Reccal Intervensi Hari Ke I

Energ Protein (g)


Bahan Lemak HA
Waktu Menu Berat i Nabat
Makanan Hewani (g) (g)
(Kcal) i
Pagi nasi/bubur beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5
telur
rebus Telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Makan
Siang Nasi Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
Tahu 50 34,0 0,0 3,9 2,3 0,8
tahu
bumbu Kecap 5 2,3 0,0 0,3 0,1 0,5
kecap Minyak
(LRS) kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
Makan telur
Malam rebus Telur ayam 50 81,0 6,4 0,0 5,8 0,4
Total Asupan 979,6 31,9 21,4 159,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
%Asupan 48,5% 42,1% 38,1% 52,7%

 Menu Reccal Intervensi Hari ke II

Bahan Bera Energi Protein (g) Lemak HA


Waktu Menu
Makanan t (Kcal) Hewani Nabati (g) (g)
Pagi nasi/bubur beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5
Tahu bumbu
kecap Tahu 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
Kecap 5 2,3 0,0 0,3 0,1 0,5
Minyak
kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Maka
n
Siang Nasi Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
tempe
goreng Tempe
(LRS) kedele murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
Tepung terigu 35 127,8 0,0 3,1 0,5 27,1
Minyak
kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
telur rebus Telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Maka
n
Mala
m Bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
tempe
Bumbu Tempe
kecap kedele murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
Kecap 5 2,3 0,0 0,3 0,1 0,5
Minyak
kelapa sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Roti Roti putih 25 62,0 0,0 2,0 0,3 12,5
Total Asupan 1370,4 54,6 30,3 218,1
Kebutuhan 2019, 75,7 56,1 302,9
6
%Asupan 67,8% 72,1% 54,01% 72,0%

 Menu Reccal Intervensi Hari ke III

Wakt Bahan Bera Energi Protein (g) Lemak HA


Menu
u Makanan t (Kcal) Hewani Nabati (g) (g)
Pagi nasi/bubur beras giling 50 180,0 0,0 3,4 0,4 39,5
  telur rebus telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Makan
Siang nasi/bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
tempe goreng Tempe kedele
  (LRS) murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
    tepung terigu 35 127,8 0,0 3,1 0,5 27,1
Minyak kelapa
    sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Makan
Malam nasi/bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
  telur rebus telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Total Asupan 1161,8 41,2 22,7 192,0
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
%Asupan 52,5% 54,4% 40,4% 63,3%

 Menu Reccal Intervensi Hari ke IV

Waktu Menu Bahan Berat Energ Protein (g) Lemak HA


i
Makanan Hewani Nabati (g) (g)
(Kcal)
Pagi Bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
  telur rebus telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Makan
Siang nasi/bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
tempe Tempe
goreng kedele
  ( LRS) murni 50 74,5 0,0 9,2 2,0 6,4
tepung
    terigu 35 127,8 0,0 3,1 0,5 27,1
Minyak
kelapa
    sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Makan
Malam nasi/bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
  telur rebus telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Total Asupan 1251,8 42,9 22,8 211,8
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
%Asupan 61,9% 56,6% 40,6% 69,9%

 PERENCANAAN MENU SEHARI


Bahan Energi Protein (g) Lemak HA
Waktu Menu Berat
Makanan (Kcal) Hewani Nabati (g) (g)
nasi/bubur beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
Daging Ayam
Paha 50 107,0 1,1 0,0 7,1 0,0
ayam ungkep
Pagi cabe merah cabe merah 10 2,7 0,0 0,1 0,0 0,6
    Minyak kelapa
    sawit 2,5 22,6 0,0 0,0 5,0 0,0
Kacang ijo 40 138,0 0,0 8,9 0,5 25,2
snack Santan peras,
siang bubur kacang ijo dengan air 15 18,3 0,0 0,3 1,5 1,1
   
    gula aren 10 36,8 0,0 0,0 0,0 9,5
nasi/bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
ikan segar 50 56,5 8,5 0,0 2,3 0,0
ikan balado Tomat masak 10 2,0 0,0 0,1 0,0 0,4
  Minyak kelapa
  sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
Makan
Siang Tempe kedele
  murni 25 37,3 0,0 4,6 1,0 3,2
tempe bumbu
  kecap Kecap 5 2,3 0,0 0,3 0,1 0,5
    Minyak kelapa
    sawit 2,5 22,6 0,0 0,0 2,5 0,0
 
  Bayam 35 12,6 0,0 1,2 0,2 2,3
sayur bening
    kacang panjang 35 15,4 0,0 0,9 0,1 2,7
 
  Buah Pepaya 100 46,0 0,0 0,5 0,0 12,2
Sanck
Sore kue talam tepung beras 25 91,0 0,0 1,8 0,1 20,0
Santan peras,
dengan air 10 12,2 0,0 0,2 1,0 0,8
 
    gula pasir 15 54,6 0,0 0,0 0,0 14,1
  Teh 15 19,8 0,0 2,9 0,1 10,2
  teh manis
    gula pasir 10 36,4 0,0 0,0 0,0 9,4
nasi/bubur Beras giling 75 270,0 0,0 5,1 0,5 59,2
Makan telur dadar telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
Malam sambel merah Minyak kelapa
    sawit 2,5 22,6 0,0 0,0 2,5 0,0
 
  Tahu 40 27,2 0,0 3,1 1,8 0,6
  perkedel tahu telur ayam 60 97,2 7,7 0,0 6,9 0,4
    Minyak kelapa
    sawit 5 45,1 0,0 0,0 5,0 0,0
 
  sup sawi + wortel Sawi 50 11,0 0,0 1,2 0,2 2,0
+ tahu Wortel 25 10,5 0,0 0,3 0,1 2,3
 
  Tahu 25 17,0 0,0 2,0 1,2 0,4
  Buah pisang ambon 100 99,0 0,0 1,2 0,2 25,8
Total Asupan 2015,8 69,8 52,8 321,6
Kebutuhan 2019,6 75,7 56,1 302,9
%Kebutuhan 99% 92% 94% 106%

Anda mungkin juga menyukai