Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : I1A018004
Kelas :B
Definisi Evaluasi
Evaluasi sebuah proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan suatu program. Program
tersebut dinyatakan bermanfaat atau tidak, layak atau tidak, sesuai standar yang sudah ditentukan atau
tidak.
a. Menghentikan program : Program yang tidak mencapai tujuan yang seharusnya dapat
dihentikan atau digantikan dengan program lain.
b. Merevisi program : Apabila program dirasa kurang efektif atau ada kesalahan dalam
melaksanakan program dapat merevisi program tersebut.
c. Melanjutkan program : Program yang sudah dianggap cukup efektif sehingga dapat menentukan
keputusan untuk melanjukan program tersebut.
d. Menyebarluaskan program : Sebagai media promosi untuk menyiarkan program yang sedang
dilaksanakan.
Tujuan Evaluasi
1. Melihat capaian program
Contohnya yaitu melihat cakupan program imunisasi, program imunisasi itu dapat
meningkatkan status kesehatan anak.
2. Alat untuk memperbaiki program melalui indentifikasi faktor pendukung dan penghambat
program.
Untuk mengetahui faktor penghambat seperti tingkat pendidikan yang rendah, kurang sumber
daya manusia, kurangnya sumber daya finansial.
3. Memperbaiki manajemen alokasi sumber daya (efisiensi)
Dimana harus sesuai antara kebutuhan yang diperlukan dengan sumber daya yang ada, sehingga
program berjalan secara efektif dan efisien.
4. Menjamin akuntabilitas-efektifitas program
Hal ini berkaitan dengan cakupan program, program tersebut dianggap efektif atau tidak.
5. Menilai relevansi atau manfaat program
Mengetahui apakah program tersebut relevan dengan kebutuhan, dan mengetahui program
tersebut bermanfaat atau tidak.
Tujuan Evaluasi Program
1. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini
penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain. (Dengan adanya evaluasi
tersebut mengetahui program tersebut sudah mencapai tujuan atau tidak, dan dapat menjadi
bahan untuk mengembangkan program yang sama)
2. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan,
diperbaiki atau dihentikan. (Dengan adanya evalusi dapat mengetahui apakah program tersebut
sudah sesuai standar yang ditentukan atau belum sehingga dapat menarik kesimpulan program
tersebut dapat diperbaiki, dilanjutkan, atau bahkan dihentikan).
Cara Evaluasi
1. Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada awal atau saat proses
pelaksanaan program. Dengan kata lain, evaluasi sementara. Bentuk kegiataanya lebih
menekankan pada upaya memberi masukan, memonitor progres program. (Menilai input dan
proses)
2. Evaluasi summatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir program, menilai hasil
atau dampak dari program.
Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Kegiatan evaluasi yang terjadi pada tahap pengembangan dan saat sebelum program dimulai
(perencanaan program) berisi terkait kesesuaiaan program dengan kebutuhan masyarakat.
Contohnya apakah sumber daya 6M sudah mencukupi atau belum.
2. Evaluasi Proses atau Promotif
Kegiatan evaluasi yang terjadi pada saat program berjalan (gambaran tentang yang sedang
berlangsung pada suatu program dan memastikan terjangkau elemen fisik (keperluan fisik
seperti SDM dan finansial) dan elemen struktural (manajeman). Tujuan dari evaluasi ini adalah
mengukur program itu sudah sesuai dengan tujuan atau tidak, program tersebut sesuai koridor
yang ditentukan atau tidak.
3. Evaluasi Sumatif
Kegiatan evaluasi dengan memberikan pernyataan efektifitas suatu program dalam waktu
tertentu evaluasi ini dilakukan pada saat program sudah dilaksanakan. Tujuannya untuk
membedakan luaran dengan dampak .
4. Evaluasi Dampak
Kegiatan evaluasi dengan menilai keseluruhan efektititas dalam menghasilkan suatu program.
Contohnya progtam Germas dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.
5. Evaluasi Hasil
Kegiatan evaluasi dengan menilai perubahan indikator status.
Prinsip Evaluasi Program Kesehatan (Reinke, 1987)
1. Kunci pengambilan keputusan
Dengan adanya evaluasi dapat mengambil tindakan terhadap program yang berlaku, apabila
program tersebut sudah sesuai rencana maka program tersebut dapat dilanjutkan, namun apabila
program tersebut belum dirasa sesuai dengan tujuan maka harus dilakukan pebaikan atau
bahkan dihentikan.
2. Bersifat menyeluruh dan dinamis
3. Berlandaskan prinsip manajemen (apa tujuan yg harus dicapai, populasi mana, dan kapan)
Harus mengetahui terkait tujuan program yang akan dicapai, timeline waktu, dan kebutuhan
sumber daya.
4. Strategi mencapai tujuan
5. Ketepatan waktu dan tempat laporan evaluative
6. Evaluasi bergantung pada indicator
Harus sesuai dengan indicator yang telah ditentukan sebagai standar.
7. Penilaian harus membedakan hasil dan keluaran
8. Efektivitas, efisiensi dan keadilan
Perencanaan berkaitan dengan strategi dan aksi, sasaran,, dan tujuan. Sedangkan evaluasi
menindaklanjuti perencanaan yang sudah ditentukan, dimana melihat kegiatan tersebut sudah sesuai
atau belum, dan mengetahui hasil jangka pendek dan jangka panjang sehingga dapat mengetahui
tingkat efektititas dan efesiensi suatu program.
INDIKATOR
Ukuran kuantitatif yang biasanya terdiri dari numerator dan denumerator. Harus mampu mengamati
perubahan langsung maupun tidak langsung, adanya penurunan atau peningkatan.
Indikator :
1. Count indicator
Indikator yang sifatnya angka mutlak
2. Proportion indicator
Nilai resultan yang dinyatakan dengan % karena numerator menjadi bagian denumerator.
3. Rate indicator
Menunjukan angka atau banyaknya insidensi (kejadian) selama periode tertentu katakana 1
tahun, dibagi jumlah penduduk yang beresiko kejadian tersebut pada tengah pepriode yang
diukur (misalnya tengah tahun). Contohnya angka kelahiran, angka kematian ibu, angka
kematian bayi/anak.
4. Rasio indicator
Menunjukan dari suatu kejadian selama periode tertentu. Dinyatakan dalam bentuk per 1000
atau populasi, numerator bukan bagian dari denumerator. Contohnya rasio bidan terhadap
penduduk suatu kabupaten.
Klasifikasi Indikator
1. Input (indikator masukan seperti tersedianya sumber daya manuasia, tersediannya anggaran,
perlengkapan, sarana dan prasarana, obat – obatan yang diperlukan )
2. Proses (Kegiatan yang dapat melihat adanya perubahan sifat atau belum. Dari sudut pandang
manajemen yang diperlukan adalah pelaksanaan dari pada fungsi – fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan perantauan, pengendalian dan penilaian)
3. Output (Mengukur perubahan layanan atau sikap, mengukur jangka panjang. Contohnya seperti
jumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader yang terlatih, jumlah anak yang
diimunisasi)
4. Outcome (Mendeteksi efek jangka jangka panjang, contohnya menurunnya angka kesakitan
penyakit diare menjadi 10%, mengevaluasi impact dan dampak)
5. Determinant
Merujuk pada keadaan yang berkontribusi menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor
perilaku, lingkungan yg tidak sehat.