Anda di halaman 1dari 8

Nama : Novita Fajrin Nurhanifah

NIM : I1A018004
Kelas :B

RESUME MATERI EVALUASI PROGRAM KESEHATAN

 Definisi Evaluasi

Evaluasi sebuah proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan suatu program. Program
tersebut dinyatakan bermanfaat atau tidak, layak atau tidak, sesuai standar yang sudah ditentukan atau
tidak.

 Hasil Evaluasi adalah Rekomendasi

a. Menghentikan program : Program yang tidak mencapai tujuan yang seharusnya dapat
dihentikan atau digantikan dengan program lain.
b. Merevisi program : Apabila program dirasa kurang efektif atau ada kesalahan dalam
melaksanakan program dapat merevisi program tersebut.
c. Melanjutkan program : Program yang sudah dianggap cukup efektif sehingga dapat menentukan
keputusan untuk melanjukan program tersebut.
d. Menyebarluaskan program : Sebagai media promosi untuk menyiarkan program yang sedang
dilaksanakan.

 Tujuan Evaluasi
1. Melihat capaian program
Contohnya yaitu melihat cakupan program imunisasi, program imunisasi itu dapat
meningkatkan status kesehatan anak.
2. Alat untuk memperbaiki program melalui indentifikasi faktor pendukung dan penghambat
program.
Untuk mengetahui faktor penghambat seperti tingkat pendidikan yang rendah, kurang sumber
daya manusia, kurangnya sumber daya finansial.
3. Memperbaiki manajemen alokasi sumber daya (efisiensi)
Dimana harus sesuai antara kebutuhan yang diperlukan dengan sumber daya yang ada, sehingga
program berjalan secara efektif dan efisien.
4. Menjamin akuntabilitas-efektifitas program
Hal ini berkaitan dengan cakupan program, program tersebut dianggap efektif atau tidak.
5. Menilai relevansi atau manfaat program
Mengetahui apakah program tersebut relevan dengan kebutuhan, dan mengetahui program
tersebut bermanfaat atau tidak.
 Tujuan Evaluasi Program
1. Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini
penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain. (Dengan adanya evaluasi
tersebut mengetahui program tersebut sudah mencapai tujuan atau tidak, dan dapat menjadi
bahan untuk mengembangkan program yang sama)
2. Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan,
diperbaiki atau dihentikan. (Dengan adanya evalusi dapat mengetahui apakah program tersebut
sudah sesuai standar yang ditentukan atau belum sehingga dapat menarik kesimpulan program
tersebut dapat diperbaiki, dilanjutkan, atau bahkan dihentikan).

 Model Logika Dasar


- Input
Sumber daya yg disediakan untuk pelaksanaan program. Contohnya adalah 6M (Money, Machine,
Material, Man, Methode, Market)
- Proses
Apa yang dilakukan dengan sumber daya yg ada, meliputi: kegiatan, proses atau intervensi untuk
mencapai hasil atau perubahan yg diharapkan. Contohnya adalah kegiatan penyemprotan
disinfektan untuk pencegah penyebaran virus meluas.
- Output
Produk/hasil langsung dari implementasi aktivitas program, meliputi: jenis, level dan target yg
dicapai program. Contohnya adalah pemahaman warga terkait virus Covid – 19, cakupan wilayah
yang diberikan penyemprotan disinfektan
- Outcome
Hasil jangka pendek dan menengah yg diharapkan pada tingkat populasi. Contohnya adalah
menurunnya angka covid – 19 di daerah X
- Impact
Perubahan fundamental yg diharapkan pada masyarakat atau sistem sebagai hasil dari aktivitas
program (memiliki cakupan yang lebih luas dari outcome). Contohnya adalah meningkatnya status
kesehatan masyarakat di Indonesia.

 Cara Evaluasi
1. Evaluasi formatif  adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada awal atau saat proses
pelaksanaan program. Dengan kata lain, evaluasi sementara. Bentuk kegiataanya lebih
menekankan pada upaya memberi masukan, memonitor progres program. (Menilai input dan
proses)
2. Evaluasi summatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir program, menilai hasil
atau dampak dari program.

 Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Kegiatan evaluasi yang terjadi pada tahap pengembangan dan saat sebelum program dimulai
(perencanaan program) berisi terkait kesesuaiaan program dengan kebutuhan masyarakat.
Contohnya apakah sumber daya 6M sudah mencukupi atau belum.
2. Evaluasi Proses atau Promotif
Kegiatan evaluasi yang terjadi pada saat program berjalan (gambaran tentang yang sedang
berlangsung pada suatu program dan memastikan terjangkau elemen fisik (keperluan fisik
seperti SDM dan finansial) dan elemen struktural (manajeman). Tujuan dari evaluasi ini adalah
mengukur program itu sudah sesuai dengan tujuan atau tidak, program tersebut sesuai koridor
yang ditentukan atau tidak.
3. Evaluasi Sumatif
Kegiatan evaluasi dengan memberikan pernyataan efektifitas suatu program dalam waktu
tertentu evaluasi ini dilakukan pada saat program sudah dilaksanakan. Tujuannya untuk
membedakan luaran dengan dampak .
4. Evaluasi Dampak
Kegiatan evaluasi dengan menilai keseluruhan efektititas dalam menghasilkan suatu program.
Contohnya progtam Germas dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.
5. Evaluasi Hasil
Kegiatan evaluasi dengan menilai perubahan indikator status.
 Prinsip Evaluasi Program Kesehatan (Reinke, 1987)
1. Kunci pengambilan keputusan
Dengan adanya evaluasi dapat mengambil tindakan terhadap program yang berlaku, apabila
program tersebut sudah sesuai rencana maka program tersebut dapat dilanjutkan, namun apabila
program tersebut belum dirasa sesuai dengan tujuan maka harus dilakukan pebaikan atau
bahkan dihentikan.
2. Bersifat menyeluruh dan dinamis
3. Berlandaskan prinsip manajemen (apa tujuan yg harus dicapai, populasi mana, dan kapan)
Harus mengetahui terkait tujuan program yang akan dicapai, timeline waktu, dan kebutuhan
sumber daya.
4. Strategi mencapai tujuan
5. Ketepatan waktu dan tempat laporan evaluative
6. Evaluasi bergantung pada indicator
Harus sesuai dengan indicator yang telah ditentukan sebagai standar.
7. Penilaian harus membedakan hasil dan keluaran
8. Efektivitas, efisiensi dan keadilan

 Dimensi Pokok Evaluasi Program Kesehatan

What ? (Apa yang dievaluasi?) Sesuatu hal yang harus di evaluasi


Why ? (Kenapa dilakukan evalusi?) Untuk mencapai tujuan dari
suatu program.
Who for ? (Untuk siapa? ) Evaluasi dilakukan orang - orang yang
meminta untuk dievaluasi seperti stakeholder, pelaksana
program dan masyarakat. Evaluasi tersebut harus bisa
disampaikan kepada semua pihak
How conducted? (Pendekatan yg digunakan?) Pendekatan yang dilakukan saat
evaluasi seperti metode pengumpulan data, menggunakan alat
ukur.
How communicated and use? Pelaporan utilisasi (penggunaan) Hasil evaluasi digunakan
oleh pelaksana program.

 Siapa yang harus dilayani dalam evaluasi ?


1. Stakeholders program kesehatan
2. Pelaksana program kesehatan (untuk merancang strategi dari program, menanggulangi
penyimpangan yang terjadi di dalam program)
3. Masyarakat sebagai subjek maupun objek program kesehatan

 Hubungan perencanaa dengan evaluasi

Perencanaan berkaitan dengan strategi dan aksi, sasaran,, dan tujuan. Sedangkan evaluasi
menindaklanjuti perencanaan yang sudah ditentukan, dimana melihat kegiatan tersebut sudah sesuai
atau belum, dan mengetahui hasil jangka pendek dan jangka panjang sehingga dapat mengetahui
tingkat efektititas dan efesiensi suatu program.

 Fase Utama dalam Evaluasi


1. Perencanaan
2. Pengumpulan analisis data
- Menentukan metode yang digunakan (kuantitatif atau kualitatif)
- Menggunakan software atau penyajian data dengan penarikan kesimpulan
3. Pelaporan dan utilisasi (penggunaan hasil evaluasi)
- Kepada siapa evaluasi itu harus diberikan
- Kemana evaluasi itu harus diserahkan
Contohnya seperti data kesehatan rumah sakit di Banyumas, hasil evaluasi dapat diserahkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, atau ke Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa
Tengah.

 Kerangka Kerja Evaluasi Program Kesehatan


1. Engage stakeholder
Mengetahui siapa yang akan menjadi stakeholdernya
2. Describe the program
Menjelaskan semua yang berkaitan dengan program seperti tujuan, komponen program,
manfaat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan konteksnya.
3. Focus the evaluation design
Contohnya seperti belum adanya sosialisasi, sumber daya manusia kurang, timeline waktu,
kesesuaian tujuan dengan sasaran.
4. Collect credible evidence
Berkaitan dengan pengumpulan data – data yang kredibel seperti kualitas cakupan bukti
dokumentasi, notulensi dan laporan.
5. Justify conclusions
Menyimpulkan sesuai bukti dan menilai kesesuaian dengan nilai dan standar yang sudah
ditetapkan sehingga kesimpulan tersebut dapat dijadikan rekomendasi.
6. Ensure use and share lessons learned
Memastikan hasil evaluasi dan adanya sharing pelajaran.

 Tujuan evaluasi dikembangkan dengan mempertimbangkan tipe evaluasi, kepentingan


pengguna, dan kriteria evaluasi yang digunakan.

S : Spesifik Menggambarkan sasaran yang jelas dan terperinci.


M : Measurable Harus bisa diukur sehingga dapat diinterpretasikan.
A : Achievable Dapat dicapai .
R : Relevant Menghasilkan informasi yang diperlukan.
T : Time Bound Dapat mengetahui kapan perubahan dapat terjadi (jangka waktu).

 Kriteria evaluasi program (Kriteri merupakan patokan atau batas minimal)


 Mengapa perlu kriteria evaluasi program?
1. Lebih mantap dalam melakukan penilaian karena standar yang diikuti
2. Kriteria sudah dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan hasil evaluasi
3. Mengurangi subjektifitas evaluator. Karena ada standar sehingga penilaian satu evaluator
dengan evaluator akan sama tidak bersifat subjektif
4. Hasil evaluasi akan lebih konsisten. Karena memiliki dasar yang sama sehingga apabila menilai
satu program dengan program yang lainnya ada sama dasarnya.
5. Kriteria memberikan arahan kepada evaluator. Dapat menentukan arah program selanjutnya
seperti diperbaiki, dilanjutkan atau dihentikan.

 Dasar Pembuatan Kriteria Evaluasi


1. Peraturan
2. Buku pedoman
3. Teori (Terori L. Green dan Teori HL Blum)
4. Hasil penelitian (berdasarkan jurnal imliah)
5. Argumen para ahli
6. Hasil kesepakatan dari para ahli
7. Akal penalaran / logika evaluator (pelaksana program)

 Cara Menyusun Kriteria


a. Kriteria kuantitatif (tanpa pertimbangan dan dengan adanya pertimbangan)
b. Kriteria kualitatif (tanpa pertimbangan, berdasarkan indikator, dan pertimbangan pembobotan)

INDIKATOR

Ukuran kuantitatif yang biasanya terdiri dari numerator dan denumerator. Harus mampu mengamati
perubahan langsung maupun tidak langsung, adanya penurunan atau peningkatan.

Indikator :

1. Reliabel : hasil ukur sama , meskipun orang yang mengukur berbeda


2. Valid : menggambarkan keadaan kondisi atau status yang sebenarnya
3. Sensitive : perubahan yang diteliti (harus secara keseluruhan )
4. Spesifik : menggambarkan perubahan yang diteliti (contohnya penyebab preklamsi)
5. Feasible : mampu dikumpulkan
6. Dapat digeneralisasikan
7. Sedehana dan mudah dimengerti
8. Harus etis : bukan merupakan data kuantitatif yang diberikan seperti status pasien harus
mengedepankan etika moral.

Macam – macam indikator

1. Count indicator
Indikator yang sifatnya angka mutlak
2. Proportion indicator
Nilai resultan yang dinyatakan dengan % karena numerator menjadi bagian denumerator.
3. Rate indicator
Menunjukan angka atau banyaknya insidensi (kejadian) selama periode tertentu katakana 1
tahun, dibagi jumlah penduduk yang beresiko kejadian tersebut pada tengah pepriode yang
diukur (misalnya tengah tahun). Contohnya angka kelahiran, angka kematian ibu, angka
kematian bayi/anak.
4. Rasio indicator
Menunjukan dari suatu kejadian selama periode tertentu. Dinyatakan dalam bentuk per 1000
atau populasi, numerator bukan bagian dari denumerator. Contohnya rasio bidan terhadap
penduduk suatu kabupaten.

Klasifikasi Indikator

1. Input (indikator masukan seperti tersedianya sumber daya manuasia, tersediannya anggaran,
perlengkapan, sarana dan prasarana, obat – obatan yang diperlukan )
2. Proses (Kegiatan yang dapat melihat adanya perubahan sifat atau belum. Dari sudut pandang
manajemen yang diperlukan adalah pelaksanaan dari pada fungsi – fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan perantauan, pengendalian dan penilaian)
3. Output (Mengukur perubahan layanan atau sikap, mengukur jangka panjang. Contohnya seperti
jumlah puskesmas yang berhasil dibangun, jumlah kader yang terlatih, jumlah anak yang
diimunisasi)
4. Outcome (Mendeteksi efek jangka jangka panjang, contohnya menurunnya angka kesakitan
penyakit diare menjadi 10%, mengevaluasi impact dan dampak)
5. Determinant
Merujuk pada keadaan yang berkontribusi menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor
perilaku, lingkungan yg tidak sehat.

Anda mungkin juga menyukai