Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Pembelajara

Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan
dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kemudian jika
dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar, maka strategi dalam artian khusus
bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan yang dilakukan guru-murid dalam
suatu perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. (Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, 1997: 12)

Dalam pemilihan strategi haruslah dipilih strategi yang tepat, pengajaran yang
diberikan kepada anak didik tidak bersifat paksaan bahkan perilaku pemimpin
kadang tidak perlu dilakukan. Sebagai gantinya, para pendidik harus bersikap
ngemong atau among. Para guru seharusnya tidak mengajarkan pengetahuan
mengenai dunia secara dogmatik. Sebaliknya mereka hanya berada dibelakang
anak didik sambil memberi dorongan untuk manju, secara khusus mengarahkan
ke jalan yang benar, dan mengawasi kalau-kalau anak didik menghadapi bahaya
atau rintangan. Anak didik harus memiliki kebebasan untuk maju menurut
karakter masing-masing dan untuk mengasah hati nuraninya. Dengan demikian
tugas pendidik adalah memikirkan dan memilih strategi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta karakteristik anak didiknya.Tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan akan dapat tercapai secara berdayaguna dan berhasil guna, maka guru
dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-
komponen pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi
antara komponen pembelajaran yang dimaksud.Untuk melaksanakan tugas secara
profesional guru diharuskan memiliki wawasan yang mantap tetang strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar atau tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional (tujuan yang telah
dirumuskan secara eksplisit) maupun dalam arti efek pengiring (hasil yang didapat
dalam proses pembelajaran), misalnya: kemampuan berfikir kritis, kreatif,
terbuka, dll. (M. Asrorun Ni’am, 2006: 3)

2.2 Ruang lingkup strategi pembelajaran


Strategi pembelajaran aktualisasinya berwujud serangkaian dari keseluruhan
tindakan strategis guru dalam rangka mewujudkan kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Efektifitas Strategi dapat diukur dari tingginya
kuantitas dan kualitas hasil belajar yang dicapai anak. Sedangkan efisien
dalam arti penggunaan Strategi yang dimaksud sesuai dengan waktu, fasilitas,
maupun kemampuan yang tersedia. Secara singkat, menurut Slameto strategi
pembelajaran mencakup 8 unsur perencanaan tentang:
1.Komponen sistem yaitu guru/dosen, siswa/mahasiswa baik dalam ikatan

1
kelas, kelompok maupun perorangan yang akanterlibat dalam kegiatan belajar
mengajar telah disiapkan,
2. Jadwal pelaksanaan , format dan lama kegiatan telah disiapkan,
3. Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah diidentifikasikan,
4. Materi/bahan belajar, alat pelajarandan alat bantu mengajar yang disiapkan
dan diatur,
5. Masukan dan karakteristik siswa yang telah diidentifikasikan,
6. Bahan pengait yang telah direncanakan,
7. Metode dan teknik penyajian telah dipilih, misalnya ceramah, diskusi dan
lain sebagainya, dan
8. Media yang akan digunakan. (Slameto, 1991: 91-92)
Keseluruhan tindakan strategis guru dalam upaya merealisasikan kegiatan
pembelajaran, mencakup dimensi yang bersifat makro (umum)
maupun bersifat mikro (khusus).
2.3 Desain Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa
Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Herbert Simon (Dick dan
Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Dalam
konteks pembelajaran, desain pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan
sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi
keberhasilan.
2.3.2 Model-Model Desain Pembelajaran
Setiap desain sistem pembelajaran memiliki keunikan dan perbedaan
dalam langkah-langkah dan prosedur yang diterapkan. Perbedaan pemahaman
terletak pada istilah-istilah yang digunakan. Namun demikian, model-model
desain tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam upaya merancang
program pembelajaran yang berkualitas. Fausner (2006) berpandangan bahwa
seorang perancang program pembelajaran tidak dapat menciptakan program
pembelajaran yang efektif, jika hanya mengenal satu model desain pembelajaran.
Perancang program pembelajaran hendaknya mampu memilih desain yang tepat
sesuai dengan situasi pembelajaran yang spesifik. Untuk itu diperlukan adanya
pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang model-model desain
pembelajaran dan cara mengimplementasikannya.
Berikut ini adalah beberapa model desain pembelajaran :
1) Model Dick and Carey
Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
Melaksanakan analisi pembelajaran
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Merumuskan tujuan performansi

2
Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Merevisi bahan pembelajaran
Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata


pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau
siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan
materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap komponen
khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki, (3)
menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan
perencanaan desain pembelajaran.
2. Model Kemp
Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam
penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya.
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain.
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya
dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang
pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan
atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah
menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi
personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan
rencana pembelajaran.
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa
fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus-menerus, evaluasi
yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
3. Model Assure
Model Assure merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga
model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini
terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
a) Analyze Learners ( Analisis Pelajar )

3
Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar
yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar
sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
b) States Objectives ( Menyatakan Tujuan )
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan
pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan
menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang
dijalankan. Menyatakan
tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru
untuk dipelajari.
c) Select Methods, Media, and Material ( Pemilihan Metode, media dan bahan )
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas
pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk
melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau
mendesain media yang telah ditentukan.
d) Utilize Media and Materials ( Penggunaan Media dan bahan )
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan
media yang baik yaitu, preview bahan, sediakanbahan, sedikan persekitaran,
pelajar dan pengalaman pembelajaran.
e) Require Learner Participation ( Partisipasi Pelajar di dalam kelas )
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam
aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau
presentasi.
f) Evaluate and Rrevise ( Penilaian dan Revisi )
Penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai
pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media,
kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
4. Model ADDIE
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
Analysis (analisa).
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari
oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Design (disain / perancangan)
Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable,
applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan. Kemudian
tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai

4
tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media
yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu,
pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang
relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu
tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain menjadi
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau
diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula
halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses
pembelajaransemuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan.
Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang
sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal
atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan.
Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
2.4 Pendekatan dalam Pembelajaran
2.4.1 Pengertian
Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
2.4.2 Macam-Macam
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru
terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.
Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan
siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga
terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk
mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini :
mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik
dan membuat hubungan saling percaya.
membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya
dengan penuh perhatian.

5
menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan,
dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok perlu digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah
sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup
bersama. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan
rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Anak didik dibiasakan hidup
bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada
kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau
membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang
mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang
mempunyai kelebihan.
3. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang
bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi.
Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada
perbedaan. Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya
sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama.
Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai
ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya
pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun
jadi terganggu karena anak didik kurang mampu berkonsentrasi . Permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan
pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
4. Pendekatan Edukatif
Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Cukup banyak sikap dan
perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan
kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk
kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah
mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk
mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya.
Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi,
berisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi
pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi
depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas.
Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu menyalami guru.
Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.

6
5. Pendekatan Keagamaan
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan
sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan
pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler,
tetapi menyatu dengan nilai agama.
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,
pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa
kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna
(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah
pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan
makna.
Terdapat beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini yaitu sebagai
berikut :
· Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan
melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
· Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang
merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa
yang natural.
· Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan
maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung
pada situasi saat kalimat digunakan.
· Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut,
sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi
ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
· Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar
kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang
bersangkutan.
· Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih penting
bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan
dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
· Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya
sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus
dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
· Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang
membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya
2.5 strategi, metode dan gaya pembelajaran
2.5.1 Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran

7
Agar dapat merancang serta melaksanakan strategi pembelajaran yang efektif
perlu memperhatikan unsur-unsur strategi dasar atau tahapan langkah sebagai
berikut:
1. Menetapkan spesifikasi dari kualifikasi perubahan perilaku, tujuan selalu
dijadikan acuan dasar dalam merancang dan melaksanakan setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara
spesifik dalam arti mengarah kepada perubahan perilaku tertentu dan operasional
dalam arti dapat diukur.
2. Memilih pendekatan pembelajar, suatu cara pandang dalam
menyampaikan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus dipertimbang dan
dipilih jalan pendekatan utama yang dipandang paling ampuh, paling tepat, dan
paling efektif guna mencapai tujuan.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran.
(1) Metode merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan bahan sesuai
dengan tujuan pembelajaran
(2) Teknik merupakan cara untuk melaksanakan metode dengan sarana penunjang
pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kecepatan dan
ketepatan belajar untuk mencapai tujuan
(3) Merancang Penilaian
(4) Merancang Remedial
(5) Merancang Pengayaan.
2.5.2 Macam-Macam Strategi.
Secara umum strategi pembelajaran dibagi menjadi tiga:
1). Strategi Indukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang memulai dari hal-
hal yang khusus barulah menuju hal yang umum.
2). Strategi Dedukatif adalah suatu strategi pembelajaran yang umum menuju hal-
hal yang khusus
3). Strategi campuran adalah gabungan dari strategi indukatif dan dedukatif.
Adapula strategi regresif yaitu strategi pembelajaran yang memakai titik tolak
jaman sekarang untuk kemudian menelusuri balik (kebelakang) ke masa lampau
yang merupakan latar belakang dari perkembangan kontemporer tersebut.
Menurut Gagne mengemukakan ada lima pendekatan yang diistilahkan dengan
proses atau jalur belajar yaitu: 1. informasi verbal, 2. kemahiran intlektual, 3.
pengaturan kegiatan kognitif, 4. keterampilan motorik dan 5. sikap. Sedang

8
merumuskan tujuan pembelajaran Gagne tetap berpedoman dengan taksonomi
Bloom dan kawan-kawan dengan 3 ranah perwujudan pembelajaran menurut
Gagne pada Tabel.
2.5.3 Metodepembelajaran
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah;
(2) demonstrasi;
(3) diskusi;
(4) simulasi;
(5) laboratorium;
(6) pengalaman lapangan;
(7) brainstorming;
(8) debat,
(9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran.
2.5.4 GayaPembelajaran
Gayapembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor

9
metode yang sama. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik
yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-
masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari
guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

10
11

Anda mungkin juga menyukai