Anda di halaman 1dari 34

Chassis

Bersama-sama dengan eksterior, interior, dan mesin, chassis merupakan bagian dari sebuah kendaraan. Bagian
ini memungkinkan fungsi pengendaraan, membelok, dan berhenti.

1. Suspensi
Secara fisik menopang axle-axle untuk memastikan pengendaraan yang lebih baik.

Suspensi depan
Suspensi belakang

2. Kemudi
Mengubah arah perjalanan kendaraan.

3. Rem
Mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan.
A. Rem kaki
B. Rem parkir

4. Ban-ban & Velg


Menopang kendaraan melalui kontak dengan permukaan jalan.

1
Chassis

Sistem suspensi menggabungkan roda pada


bodi atau rangka guna secara fisik menopang
kendaraan.
• Meningkatkan pengendaraan dengan
cara meredam benturan yang diterima
ban-ban dari permukaan jalan.
• Memastikan stabilitas pengendaraan.
A. Suspensi depan
B. Suspensi belakang
1. Pegas
2. Shock absorber
3. Batang stabilizer
4. Ball joint

2
Chassis

Tipe-tipe pegas
Fungsi pegas-pegas adalah untuk menyerap
benturan dari permukaan jalan dan mengurangi
getaran yang dikirimkan ke bodi.
1. Pegas koil
2. Pegas daun
3. Torsion bar spring

3
Chassis

Pegas koil
Pegas koil disamping ringan juga sangat baik
dalam meredam benturan, dan memberikan
pengendaraan yang sempurna. Pegas ini
biasanya digunakan pada kendaraan-kendaraan
penumpang.

Berperan sebagai lengan untuk menopang axle,


selain berfungsi sebagai pegas. Memiliki daya
tahan yang baik, akan tetapi memberikan
pengendaraan yang tidak nyaman karena
konstruksinya yang kokoh dan berat Biasanya
digunakan pada truk-truk.

Tipe pegas yang memanfaatkan kelenturan


batang baja terhadap puntiran (torsion).
Digunakan pada truk karena konstruksinya yang
sederhana dan memberikan pengendaraan yang
baik.

4
Chassis

Shockabsober menahan pergerakan pegas-pegas


dengan oli yang mengalir melalui alur di piston.
Shockabsober juga menyerap getaran bodi
kendaraan, dan memberikan pengendaraan yang
baik.
1. Piston
2. Katup
3. Orifice
4. Pegas
5. Shock absorber
REFERENSI:
• Tipe-tipe shockabsober
• Electronic Modulated
Suspension

Tipe-tipe shockabsober
Shock absober diklasifikasikan menurut
pengoperasian, konstruksi, dan media kerja.
A. Klasifikasi menurut pengoperasian
B. Klasifikasi menurut konstruksi
C. Klasifikasi menurut media kerja

5
Chassis

Klasifikasi menurut pengoperasian


a. Shock absober single-action
Tipe yang meredam getaran pegas saat shock
absober memanjang, tapi tidak dapat meredam
saat memendek.
b. Shock absober multi-action
Tipe yang meredam getaran pegas saat shock
absober memanjang dan mengkerut.

1. Orifice
2. Katup
3. Fluida

Shock absober satu tabung


Tipe dengan silinder yang terdiri dari ruang
kerja (silinder dalam) dan ruang reservoir
(silinder luar).

1. Ruang reservoir
2. Ruang kerja
3. Udara
4. Fluida
5. Katup

a. Shock absober hidrolik


Tipe yang menggunakan fluida (fluida shock
absober) sebagai media untuk mengoperasikan
shock absober.
b. Shockabsober berisi gas
Gas nitrogen dimasukkan didalam
shockabsober. Hal ini menekan fluida dan
mencegah timbulnya rongga, dimana gas yang
mencair di fluida memisah dan terciptalah
gelembung-gelembung.

1. Katup
2. Gas bertekanan rendah
3. Fluida
4. Free piston
5. Gas bertekanan tinggi

6
Chassis

Ball joint membawa beban vertikal dan juga


horisontal, dan juga berperan sebagai poros bagi
steering knuckle saat steering wheel diputar.
1. Stud
2. Boot
3. Tempat duduk
4. Housing
5. Bantalan karet (Rubber cushion)

Saat kendaraan membelok, bodi kendaraan


bergerak ke luar karena adanya gaya
sentrifugal. Disini stabilizer bar mengontrol
kendaraan dengan tenaga pegas yang terpuntir,
dan menjaga ban-ban agar tetap dekat dengan
tanah. Part ini juga bekerja bila ban-ban pada
satu sisi berjalan pada permukaan yang berbeda.
Saat bodi kendaraan bergerak ke luar dan ban-
ban masuk ke salah satu sisi, maka stabilizer bar
diputar dan berfungsi sebagai pegas, yang
mengangkat ban-ban bodi kendaraan yang
miring ke samping.
Pada kasus dimana ban-ban pada kedua sisi
masuk secara merata, stabilizer bar tidak
berfungsi sebagai pegas karena tidak diputar.
1. Batang stabilizer

Terdapat dua tipe suspensi, tergantung pada


bagaimana suspensi-suspensi tersebut
menopang roda.
1. Suspensi rigid axle
2. Suspensi independen

7
Chassis

Suspensi rigid axle


Kedua roda digabungkan pada satu axle, yang
dipasang pada bodi melalui pegas-pegas.
Karena kedua roda dan axle bergerak secara
vertikal bersama-sama, maka pergerakan roda
saling mempengaruhi. Suspensi tipe ini
memiliki konstruksi yang kokoh dan sederhana.
A. Tipe torsion beam
B. Tipe 4-link
C. Tipe pegas daun

8
Chassis

Tipe torsion beam


Terdiri dari trailing arm kanan dan kiri yang
dihubungkan ke crossbeam. Sama seperti pada
suspensi tipe persambungan, pegas-pegas hanya
menopang gaya vertikal. Ia memiliki konstruksi
yang sederhana dan memberikan pengendaraan
yang baik. Suspensi tipe ini digunakan pada
suspensi belakang kendaraan FF ringan.
1. Shock absorber
2. Pegas koil
3. Cross beam
4. Trailing arm
5. Batang stabilizer

Tipe 5-link
Lengan-lengan kontrol atas dan bawah dipasang
secara membujur pada bodi kendaraan pada
setiap ujung axle, dan lengan lainnya dipasang
secara melintang dari satu ujung axle ke bodi.
Lengan-lengan ini menopang gaya membujur
dan melintang yang bekerja pada axle,
memungkinkan pegas-pegas untuk hanya
menopang gaya vertikal. Konstruksi suspensi
tipe ini agak rumit, walaupun suspensi ini
memberikan pengendaraan yang lebih baik
daripada pegas daun. Suspensi ini digunakan
pada suspensi belakang kendaraan 1-box, SUV
(Sports Utillity Vehicle), FR, dan kendaraan
4WD.
1. Pegas koil
2. Lateral control rod
3. Upper control arm
4. Shock absorber
5. Lower control arm

Tipe pegas daun


Setiap ujung axle yang menggabungkan kedua
roda dipasangkan pada pegas daun. Pegas-pegas
daun, yang pararel satu sama lain, dipasang
membujur pada bodi kendaraan. Gaya yang
bekerja pada axle dikirim ke bodi melalui
pegas-pegas. Tipe ini terutama digunakan pada
suspensi belakang pada kendaraan van dan truk
dikarenakan konstruksinya yang kokoh dan
sederhana.
1. Housing axle belakang
2. Shock absorber
3. Pegas daun

9
Chassis

Suspensi independen
Setiap roda ditopang oleh lengan independen,
yang dipasang pada bodi kendaraan melalui
pegas. Suspensi tipe ini dapat secara efisien
menyerap kekasaran jalan, dan memberikan
pengendaraan yang sempurna karena setiap
roda bergerak ke atas dan ke bawah secara
independen dari roda lainnya.
A. Tipe macpherson strut
B. Tipe double wishbone
C. Tipe semi-trailing arm

Tipe macpherson strut


Suspensi tipe ini tidak memiliki lengan atas,
sehingga menyebabkan konstruksinya lebih
sederhana daripada tipe double wishbone.
Suspensi ini dapat lebih mudah diperbaiki
karena memiliki komponen lebih sedikit.
Terutama digunakan untuk suspensi depan
kendaraan FF.
1. Stabilizer
2. Lower arm
3. Pegas koil
4. Shock absorber

Tipe double wishbone


Terdiri dari lengan-lengan bawah dan atas yang
menopang roda dan knuckle yang
menghubungkan lengan-lengan. Lengan-lengan
menerima gaya membujur dan melintang,
sehingga memungkinkannya untuk hanya
menopang beban vertikal.
Walaupun konstruksi ini rumit karena
melibatkan banyak part, suspensi ini sangat
kuat untuk menopang roda.
Karena layout suspensi ini dapat dirancang
dengan bebas, ia menawarkan kenyamanan dan
stabilitas pengendaraan. Banyak digunakan
pada kendaraan-kendaraan FR.
1. Upper arm
2. Shock absorber
3. Pegas koil
4. Lower arm
5. Stabilizer

10
Chassis

Tipe semi-trailing arm


Lengan suspensi belakang dipasang dengan
sudut yang telah ditentukan pada member
suspensi belakang guna menahan gaya samping
(lateral) yang lebih besar. Rancangan ini
menawarkan efek yang sama seperti bila lengan
dibuat lebih kaku. Suspensi ini digunakan pada
suspensi belakang beberapa kendaraan FR.
1. Shock absorber
2. Stabilizer
3. Pegas koil
4. Member suspensi belakang
5. Lengan suspensi belakang

Kendaraan harus memiliki performa garis lurus


yang tepat untuk pengendaraan yang stabil, dan
performa membelok untuk pengendaraan
mengitari tikungan.
Oleh karena itu, roda kendaraan dipasang pada
sudut tertentu pada jalan dan suspensi tertentu
untuk setiap tujuan. Hal ini disebut penyetelan
roda.

Camber
Kemiringan sumbu kemudi (Kingpin)
Caster
Radius putar
Sudut toe (Toe-in dan Toe-out)

PETUNJUK:
Kedua roda depan dan belakang diluruskan, kecuali roda pada kendaraan FR yang menggunakan suspensi rigid
belakang.

Camber
Ini adalah sudut kemiringan roda saat dilihat
dari depan kendaraan.

Ia mempengaruhi daya cengkeram ban-ban,


yang mempengaruhi performa membelok
kendaraan.

θ a : Sudut camber

Sudut ini dibentuk oleh pusat garis roda dan


garis yang ditarik tegak lurus dari tanah.

11
Chassis

Kemiringan sumbu kemudi (Kingpin)


Ini adalah kemiringan sumbu kingpin, yang
meredam benturan dari ban.

θ b: Sudut kingpin
Ini adalah kemiringan sumbu kingpin.

L: Kingpin offset
Ini adalah jarak yang diukur sepanjang
permukaan jalan antara garis pusat ban dan titik
dimana perpanjangan garis dari kingpin axle
yang berpotongan dengan permukaan jalan.
PETUNJUK:
Sudut kingpin adalah garis yang
menghubungkan ball joint atas dan ball joint
bawah, dan garis pusat rotasi roda depan saat steering wheel diputar.
1. Ball joint atas
2. Ball joint bawah

Caster
Saat dilihat dari samping kendaraan, kingpin
axle miring ke belakang.

θc : Sudut caster
Ini adalah sudut diantara sumbu kingpin dan
garis tegak lurus. Sudut ini menciptakan sebuah
gaya untuk mengembalikan roda pada posisi
lurus, sehingga memungkinkan kendaraan
untuk tetap pada jalur lurus.

L : Caster trail
Ini adalah jarak antara pusat kontak tanah ban
dan titik kontak tanah garis yang dipanjangkan
dari kingpin axle.
Kemampuan kendaraan untuk berkendaraan pada garis lurus meningkat sesuai dengan jarak caster trail.

Radius putar
Ini adalah sudut putar roda depan saat steering
wheel diputar.
Roda depan dalam dan luar berputar pada sudut
yang berbeda sehingga roda tersebut dapat
menarik lingkaran di seputar pusat yang sama,
guna memastikan performa membelok
kendaraan.
θo:Sudut belok roda luar
θi :Sudut belok roda dalam
O: Pusat putaran

Sudut toe (Toe-in dan Toe-out)


Saat kendaraan dilihat dari atas, kedua roda
12
Chassis

depan dan belakang pada umumnya mengarah ke dalam. Kondisi ini disebut "toe-in", dan ia membantu
kendaraan tetap pada jalur lurus. Disebut "toe-out", saat roda depan mengarah ke luar.

1. Toe in
2. Toe out

Pada sistem kemudi, roda depan kendaraan


digerakkan dengan cara memutar steering
wheel. Ada dua tipe kemudi; tipe rack-dan-
pinion dan tipe recirculating-ball.
Tipe rack-dan-pinion
Merubah gerakan rotasi steering wheel menjadi
gerakan ke kanan dan ke kiri steering rack.
Konstruksinya sederhana dan ringan. Kemudi
solid, dan respon steering wheel sangat cepat.

1. Roda kemudi
2. Steering main shaft & column tube
3. Roda gigi kemudi
4. Rumah steering rack
5. Pinion
6. Rack
REFERENSI:
• Tipe recirculating-ball

Tipe recirculating-ball
Ada banyak bola diantara poros worm dan mur
pada poros sector.

1. Roda kemudi
2. Steering main shaft & column tube
3. Roda gigi kemudi
4. Steering linkage
5. Bola-bola baja

Steering wheel adalah part untuk mengubah


arah roda depan sesuai dengan keinginan
pengemudi.
Item-item perawatan termasuk pemeriksaan
freeplay steering wheel.
13
Chassis

1. Roda kemudi
2. Steering main shaft
3. Column tube
REFERENSI:
• Berbagai macam fungsi sistem kemudi
• Mekanisme penguncian kemudi

Berbagai macam fungsi sistem kemudi

A. Tilt steering

B. Telescopic steering

C. Mekanisme penyerap benturan

Tilt steering
Memungkinkan pengemudi menyetel sudut
vertikal steering wheel sesuai dengan postur
tubuh pengemudi dan kesukaannya.

Telescopic steering
Memungkinkan pengemudi menggerakkan
steering wheel secara membujur sesuai dengan
postur tubuh pengemudi dan kesukaannya.

14
Chassis

Mekanisme penyerap benturan


Bila benturan yang kuat diberikan pada steering
wheel saat terjadi tabrakan, poros utama dan
column tube menyerap energi benturan melalui
kompresi dan deformasi.

1. Kondisi normal
2. Setelah tabrakan

Penjelasan
Bagian atas dan bawah dari intermediate shaft
adalah press-fitted bersama pada bagian
bergerigi.
Ketika mengalami tabrakan, intermediate shaft berkontraksi ketika terkena tahanan meluncur dari sambungan
yang bergerigi, selanjutnya membatasi langkah dari steering column.
Mekenisme penyerapan energi tipe pipa kontraksi adalah menggunakan tahanan luncur antara pipa dalam dan
pipa luar untuk menyerap energi.
Main steering shaft bagian atas dan bawah disambungkan bersama pada bagian yang bergerigi. Steering column
inner tube adalah di-press-fitted ke dalam pipa luar.
Jika benturan diteruskan ke steering column, steering column inner tube berkontraksi, mendorong ke luar secara
berlawanan dan memanjangkan pipa luar, dan main steering shaft berkontraksi karena tahanan luncur
sambungan yang bergerigi. Tabrakan diserap dengan cara ini.
Sebagai tambahan untuk mekanisme yang dijelaskan di atas, metoda breakaway juga dilakukan untuk menyerap
energi dari pengemudi yang membentur steering wheel (tabrakan ke dua).
Steering column upper tube disediakan dengan flange yang digunakan untuk menumpu steering column pada
kendaraan, dan kapsul plastik yang diikatkan ke flange melalui pin plastik. Jika steering column menerima
benturan, pin plastik patah dan kapsul plastik terlepas dari flange.
Hasilnya, steering column cover dan main steering shaft bergeser dan berkontraksi, kemudian menyerap
benturan.

Ini adalah fitur pendeteksi adanya pencuri yang


membuat steering wheel tidak berfungsi dengan
cara mengunci steering main shaft ke column
tube saat kunci kontak dicabut.

15
Chassis

A. Free state
B. Kondisi terkunci

1. Kunci pengapian
2. Terkunci
3. Steering main shaft

1. Tanki reservoir
2. Vane pump
3. Control valve
4. Power cylinder
5. Power piston
6. Roda kemudi
7. Mesin

16
Chassis

EPS (Electric Power Steering)


EPS membantu pengoperasian kemudi secara
langsung dengan tenaga penggerak dari motor
DC, bukan tekanan hidrolik.
1. EPS ECU (Electronic Control Unit)
2. Motor DC

Rem mengurangi kecepatan atau menghentikan


kendaraan yang sedang bergerak, atau
mencegah agar kendaraan yang diparkir tidak
bergerak.
1. Rem kaki
2. Rem parkir

17
Chassis

1. Rem kaki

2. Rem parkir

Rem kaki digunakan untuk mengontrol


kecepatan kendaraan dan menghentikan
kendaraan.
Pada umumnya, piringan rem digunakan pada
roda depan, dan rem piringan atau rem tromol
digunakan pada roda belakang.
1. Pedal rem
2. Booster rem
3. Master cylinder
4. Proportioning valve (P valve)
5. Disc brake
6. Rem tromol

18
Chassis

Saat pedal rem ditekan, pedal ini menciptakan


tekanan hidrolik, dan beroperasi sebagai
berikut.
• Disc brakes:
Menghentikan rotasi roda dikarenakan
gesekan yang muncul saat disc brake
pad menekan disc brake rotor.
• Rem tromol:
Sepatu rem melebar. Hal ini
menghentikan rotasi roda dikarenakan
gesekan yang muncul dengan cara
menekan pelapis sepatu rem ke tromol
rem.
1. Pedal rem
2. Booster rem
3. Master cylinder
4. Disc brake caliper
5. Disc brake pad
6. Disc brake rotor
7. Tromol rem
8. Pelapis sepatu rem
9. Sepatu rem

19
Chassis

A: Pedal rem
Part-part yang dikontrol oleh gaya dari kaki
pengemudi. Gaya ini diubah menjadi tekanan
hidrolik, yang bekerja pada sistem rem.
Kekuatan tenaga pengereman ditentukan oleh
banyaknya usaha penekanan pedal yang
diberikan oleh pengemudi.
Adalah perlu untuk memeriksa gerak bebas
pedal rem, tinggi, dan jarak pedal cadangan saat
perawatan.
B: Booster rem
Alat untuk meningkatkan gaya yang bekerja
pada master cylinder sesuai dengan banyaknya
usaha penekanan pedal yang dilakukan oleh
pengemudi.
Kevakuman dari intake mesin digunakan sebagai sumber penambahan tenaga.
C: Master cylinder
Part-part untuk mengubah usaha penekanan pedal menjadi tekanan hidrolik.
Terdiri dari reservoir yang menyimpan fluida rem dan silinder yang membangkitkan tekanan hidrolik.
Master cylinder mengubah usaha penekanan pedal menjadi tekanan hidrolik. Tekanan hidrolik kemudian
diberikan pada disc brake caliper depan dan belakang, dan ke silinder-silinder roda rem tromol.
Item-item perawatan termasuk penggantian minyak rem.

20
Chassis

1. Reservoir
2. Silinder
3. Ke rem depan
4. Ke rem belakang

Menekan disc brake pad melawan putaran disc


brake rotor dengan roda, dan menciptakan
gesekan. Mengontrol putaran roda dengan
gesekan.
Disc brake caliper
Piston-piston mendorong disc brake pad
melawan disc brake rotor dengan tekanan
hidrolik dari master cylinder.
A: Sebelum pengoperasian

B: Selama pengoperasian

1. Disc brake caliper


2. Disc brake pad
3. Disc brake rotor
4. Piston
5. Fluida

REFERENSI:
Tipe-tipe disc brake caliper

Tipe-tipe disc brake caliper


A. Caliper tipe tetap
Caliper tipe tetap memiliki sepasang pistons
untuk mendorong disc brake rotor dalam dua
sisi.
B. Caliper tipe floating (mengambang)
Caliper tipe floating hanya menggunakan piston
pada salah satu sisi caliper. Pistons menerima
tekanan hidrolik. Jika disc brake pad ditekan,
caliper bergeser ke arah berlawanan dengan
piston, dan mendorong disc brake rotor dari
kedua sisi. Hasilnya, dorongan ini
menghentikan putaran roda. Terdapat beberapa
jenis caliper tipe floating, tergantung pada
motoda pemasangn caliper ke torque plate.

a. Tipe FS (tipe dua pin)


b. Tipe AD (tipe satu pin, satu baut)
c. Tipe PD (tipe dua baut)

21
Chassis

Disc brake pad


Ini adalah material gesekan yang didorong
melawan putaran disc brake rotor.
Item-item perawatan termasuk pemeriksaan
ketebalan pad rem piringan.
Anti-squeal shim
Mencegah timbulnya suara abnormal ketika pad
rem bergetar saat pengereman.
1. Disc brake pad
2. Anti-squeal shim

Disc brake rotor


Ini adalah piringan logam yang berputar
bersama-sama dengan roda. Terdapat tipe solid
yang terbuat dari rotor piringan tunggal, dan
tipe berventilasi yang memiliki lubang di
dalam.
Ada juga disc brake rotor tipe rem tromol
parkir.
A. Tipe solid
B. Tipe berventilasi
C. Dengan tipe tromol

1. Silinder roda
2. Sepatu rem
3. Pelapis sepatu rem
4. Tromol rem
5. Piston
6. Piston cup

Tromol rem berputar bersama-sama dengan


roda. Sepatu rem ditekan melawan tromol dari
dalam. Gesekan ini mengontrol putaran roda.
Adalah perlu untuk memeriksa tromol rem dan
pelapis sepatu rem.
PETUNJUK:
Sepatu-sepatu rem ditekan melawan tromol
yang berputar dari dalam untuk mendapatkan
tenaga pengereman. Saat ditekan ke arah yang
sama saat tromol berputar, sepatu rem masuk ke arah rotasi oleh gesekan dengan tromol. Akibatnya, tenaga
gesekan naik, yang disebut "self-energizing action".
REFERENSI:
• Tipe-tipe rem tromol

22
Chassis

Tipe-tipe rem tromol


Rem tromol memiliki tipe yang berbeda-beda,
tergantung pada kombinasi sepatu leading dan
trailing. Gunakan dengan benar, tergantung
pada tujuannya, keistimewaan yang dihasilkan
oleh sepatu leading dan trailing
A. Tipe leading-and-trailing
B. Tipe two-leading
C. Tipe uni-servo
D. Tipe duo-servo
1. Fixed wheel cylinder
2. Fixed anchor
3. Adjusting cylinder
Panah merah:
Arah putaran roda.
Panah merah muda:
Arah pergerakan piston
Diagram di sebelah kiri menunjukkan warna sepatu rem.
Leading shoe: Orange
Trailing show: Blue

Katup ini diletakkan diantara master cylinder


dan rem belakang. Katup ini mendistribusikan
tekanan hidrolik dengan tepat ke roda depan
dan belakang guna memberikan tenaga
pengereman yang stabil.
Tekanan hidrolik yang meningkat yang
diberikan pada rem belakang (yang dapat
dengan mudah mengunci selama deselerasi)
dibuat lebih rendah daripada rem depan.
1. Booster rem
2. Master cylinder rem
3. Proportioning valve
4. Rem depan kiri
5. Rem belakang kiri
REFERENSI:
• P & BV, LSPV, dan LSPV & BV

23
Chassis

P & BV, LSPV, dan LSPV & BV


A.P & BV (Proportioning and Bypass Valve)
P & BV memiliki katup bypass untuk mencegah
agar fluida rem tidak mengalir melalui katup P
bila terjadi malafungsi rem depan.

B. LSPV (Load Sensing Proportioning Valve)


Katup ini merasakan beban dan menaikkan
tekanan hidrolik ke rem belakang bila beban
berat.

C. LSPV & BV (Load Sensing Proportioning


Valve and Bypass Valve)
The LSPV & BV is a combination of the LSPV
and BV.
1. P (Proportioning) valve
2. B (Bypass) valve
3. Dari master cylinder depan
4. Ke wheel cylinder depan
5. Dari master cylinder belakang
6. Ke wheel cylinder belakang
7. Load sensing spring

Rem parkir digunakan terutama saat kendaraan


diparkir.
Rem tersebut secara mekanik mengunci roda
belakang.
Item-item perawatan termasuk penyetelan tuas
rem parkir.

1. Tuas rem parkir


2. Kabel rem parkir
3. Rem belakang
REFERENSI:
• Tipe-tipe tuas rem parkir
• Tipe-tipe bodi rem parkir

Tipe-tipe tuas rem parkir


A. Tipe Tuas
Terutama digunakan pada kendaraan
penumpang dan komersial.
B. Tipe tongkat
Digunakan pada beberapa kendaraan komersial.
C. Tipe pedal
beberapa kendaraan penumpang dan kendaraan
high-grade. Saat ini, tuas pembebas
dioperasikan dengan pedal.
1. Tuas pembebas
2. Pedal

24
Chassis

Tipe-tipe bodi rem parkir


Terdapat beberapa tipe, tergantung pada tipe
rem belakang.
Tipe pembagian rem kaki
A. Tipe rem tromol
B. Tipe disc brake
C. Tipe devoted parking brake

D. Tipe rem tengah


1. Sepatu rem
2. Tuas sepatu
3. Piston
4. Disc brake pad
5. Disc brake rotor
6. Kabel rem parkir

Bila roda menjadi terkunci saat rem


difungsikan, ABS menggunakan komputer
untuk mengontrol tekanan hidrolik yang
diberikan pada silinder-silinder roda dan piston
piringan rem. Dengan cara mencegah roda agar
tidak terkunci, sistem ini mencegah kendaraan
agar tidak slip atau menjadi tidak stabil.
1. ECU (Electronic Control Unit)
2. Aktuator ABS
3. Sensor
REFERENSI:
• ABS dengan EBD (Electronic Brake force
Distribution)
• BA (Brake Assist)
• TRC (Traction Control)
• VSC (Vehicle Stability Control) (Kontrol
Stabilitas Kendaraan))

ABS dengan EBD (Electronic Brake force


Distribution)
Sebagai tambahan bagi fungsi ABS, ABS
dengan EBD mendistribusikan daya
pengereman yang tepat diantara roda depan dan
belakang, dan diantara roda kanan dan kiri
sesuai dengan kondisi pengendaraan.
Sistem ini mengontrol daya pengereman roda
depan dan belakang sesuai dengan beban pada
kendaraan, atau perbedaan beban yang
berhubungan dengan deselerasi.
Selanjutnya, sistem ini mengontrol daya
pengereman roda kanan dan kiri saat membelok.
A. Kondisi normal
B. Kondisi dengan beban
C. Selama pengereman saat membelok

25
Chassis

1. ECU (Electronic Control Unit)


2. Aktuator
3. Sensor
4. Pedal rem
F : Gaya Pengereman H :Waktu A:
Dengan BA B: Tanpa BA ↑: Tenaga
untuk membantu

BA (Brake Assist)
Sistem ini membantu usaha pengereman
pengemudi dalam keadaan darurat dengan cara
meningkatkan tenaga pengereman

Walaupun ABS memaksimalkan efektivitas rem


saat pedal ditekan penuh, sistem ini mungkin
tidak dapat bekerja bila usaha penekanan pedal kecil.
Sistem bantu rem menjadi aktif saat pengemudi memerlukan tenaga pengereman yang kuat, seperti saat
pengereman mendadak, pengendaraan menuruni bukit, atau saat kendaraan penuh dengan penumpang atau
barang. Saat komputer menentukan kondisi pengereman darurat, sistem ini mengontrol tekanan hidrolik guna
membantu tenaga pengereman.

Komputer menentukan apakah tenaga pengereman yang kuat diperlukan dengan cara mengukur kecepatan
penggunaan pedal rem atau nilai kenaikan tekanan master cylinder rem.

TRC (Traction Control)


Saat tenaga penggerak diberikan pada roda
seperti saat mulai bergerak, TRC memastikan
stabilitas pengendaraan dengan cara mencegah
agar roda penggerak tidak slip.
Saat roda penggerak slip, komputer mengurangi
output mesin dan menerapkan rem untruk
menahan slip.

1: ECU (Electronic Control Unit)


2: VSC actuator
3: G sensor
4: Speed sensor kendaraan
5: Yaw rate sensor
6: Steering angle sensor

VSC (Vehicle Stability Control) (Kontrol


Stabilitas Kendaraan))
Sistem VSC memastikan stabilitas membelok
kendaraan.
Saat kendaraan menjadi tidak stabil selama

26
Chassis

membelok, komputer melakukan pengereman dan mengurangi output mesin untuk menstabilkan kendaraan.

A. Selama under steer:


Rem belakang membangkitkan gaya ke dalam.
B. Selama oversteer:
Rem depan luar membangkitkan gaya ke luar.
1: ECU (Electronic Control Unit)
2: Aktuator 3: Sensor

Cara kerja ABS


1. Sistem ini memonitor kecepatan putaran ke
empat roda. Saat roda hendak mengunci, sistem
ini dengan cepat membebaskan rem pada roda
tesebut agar roda dapat mengembalikan
putarannya.

2. Setelah kendaraan yang hendak mengunci


kembali ke putarannya, penerapan rem pada
roda tersebut dilanjutkan kembali.

3. Bila roda hendak mengunci kembali, sistem


ini membebaskan rem roda tersebut.

4. Sistem ini mengulang proses-proses di atas lebih dari belasan kali setiap detiknya untuk memaksimalkan
kemampuan rem, dan untuk memastikan stabilitas dan kemampuan bermanuver kendaraan.

Diantara berbagai macam part yang digunakan


di kendaraan, ban adalah satu-satunya part yang
mengalami kontak dengan permukaan jalan, dan
menopang tiga efisiensi dasar: pengendaraan,
membelok dan penghentian.
Item-item perawatan termasuk pemeriksaan
(kerusakan eksterior, kedalaman tapak, dan
kondisi keausan), penyetelan tekanan udara, dan
rotasi ban.
1. Tread (Jarak pijak)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass (lapisan menyilang)
4. Lapisan dalam (Inner liner)
5. Bead wire
A: Ban radial
Dibandingkan dengan ban bias (bias tire),
perubahan bentuk tapaknya lebih kecil. Sehingga, memiliki daya cengkram yang lebih baik saat membelok.
Dikarenakan kekakuan tapaknya lebih tinggi, maka ban tersebut lebih mudah mengirimkan kejutan-kejutan
jalan, yang mengakibatkan kenyamanan pengendaraan menjadi sedikit buruk.

B: Ban bias
Dibandingkan dengan ban radial, ban ini memberikan pengendaraan yang lebih lembut, tetapi performa
membeloknya tidak terlau bagus.

REFERENSI:
• Tipe-tipe dan keistimewaan-keistimewaan ban

27
Chassis

Tipe-tipe dan keistimewaan-keistimewaan


ban
A. Ban dengan ban dalam (Tubed tire)
Memiliki sebuah tube yang mengembang
dengan udara.
B. Ban tubeless
Memiliki lapisan karet khusus yang
disebut "lapisan dalam" dan bukan tube
C. Ban profil sederhana (low-profile tire)
"Profil" berhubungan dengan kontur sisi ban,
dan sebuah ban "low-profile" memiliki bagian
menyilang yang rendah dengan rasio aspek
maksimum 60%*.
Dinding sisi ini rendah, dan perubahan bentuk
tapak saat menikung kecil, sehingga daya
membelok meningkat.
*: Aspect ratio = H/W x 100%
D. Run-flat tire
Ban ini berdinding samping yang mengandung karet reinforcement, sehingga meskipun kendaraan dilengkapi
dengan ban ini, ia akan mengalami kebocoran saat pengendaraan, dan tekanan udara turun ke nol, dan
kendaraan tetap dapat melanjutkan perjalanannya sekitar 100 km (62 mil) lagi dengan kecepatan maksimum 60
km/jam (37 mil/jam).
E. Ban cadangan kompak (Compact spare tire (Ban tipe T))
Ban sementara yang digunakan dalam keadaan darurat, seperti saat ban normal tidak dapat digunakan karena
mengalami kebocoran.
Ban ini adalah ban bias sempit bertekanan udara tinggi.

1. Tube
2. Katup
3. Lapisan dalam (Inner liner)
4. Side rubber reinforcement

Ukuran, performance, dan konstruksi ban


ditunjukkan pada dinding samping (sidewall)
ban.
Diagram di sebelah kiri menunjukkan nama
ukuran berbagai macam area pada ban.
H: Tinggi ban
W: Lebar ban
D1: Diameter pelek
D2: Diameter luar ban
REFERENSI:
• Bagaimana membaca ukuran ban

28
Chassis

Bagaimana membaca ukuran ban


1. Radial-ply tire
2. Sistem ukuran ban ISO (International
Standardization Organization)
3. Bias-ply tire
4. Compact space tire (Ban tipe T)

29
Chassis

30
Chassis

Pelek roda adalah part berbentuk cakram untuk


memasang ban. Bersama ban, part ini menumpu
tiga fungsi dasar: pengendaraan , membelok dan
berhenti.
A: Pressed-steel disc wheel
Pelek ini duibuat dari baja tempa. Pelek ini
lebih berat. tetapi kuat.
B: Pelek paduan tuang aluminium
Pelek ini dibuat dari aluminum. Lebih ringan
dan tampilan desainnya lebih sempurna.
Dibandingkan dengan pelek baja, memiliki
ketahanan kejutan lebih rendah.

Kode spesifikasi pelek baja


Ukuran pelek ditunjukkan pada tepi pelek roda.
A: Pressed-steel disc wheel
B: Pelek paduan tuang aluminium

1: Lebar pelek
2: Bentuk flange pelek
3: Offset
4: Diameter pelek
5: Wheel rim center
6: P.C.D (Pitch Circle Diameter)
7: Permukaan duduk hub
REFERENSI:
• Bagaimana membaca ukuran
pelek

Bagaimana membaca ukuran pelek


*1 : Kode "J" dan "JJ" sering digunakan,
tergantung pada bentuk flange tepi roda. JJ
sedikit lebih tinggi daripada J, yang membuat
ban tidak mudah menjadi kendor.

31
Chassis

DAIHATSU
DAIHATSU Technician
Technician >> Fuel and Lubrication
>> Chassis

Pertanyaan-1

Tandai setiap pernyataan berikut Benar atau Salah:

Benar atau Lihat


No. Pertanyaan halaman
Salah

Katup proportioning mendistribusikan tekanan hidrolik Benar Salah


1 yang bekerja pada rem roda depan dan belakang guna
mendapatkan daya pengereman yang stabil.

Rem tromol menghentikan gerakan rotasi roda dengan Benar Salah


2 menggunakan gesekan yang dihasilkan saat pad-pad
rem didorong ke tromol

Silinder master rem mengubah gaya yang diberikan Benar Salah


3
pada pedal rem menjadi tekanan hidrolik.

Dari semua part kendaraan, hanya ban-ban saja yang Benar Salah
4
mengalami kontak dengan permukaan jalan.

Pegas-pegas daun memanfaatkan kelenturan puntiran Benar Salah


5
(torsion), dan biasanya digunakan pada truk-truk.

32
Chassis

DAIHATSU Technician
DAIHATSU Technician>> Chassis
>> Fuel and Lubrication

Pertanyaan-2

Pernyataan manakah yang benar mengenai suspensi axle rigid?

Suspensi axle rigid, yang menggunakan lengan-lengan terpisah untuk


1
menopang roda kanan dan kiri, dipasang pada bodi melalui pegas-pegas.

Suspensi axle rigid, yang menggunakan axle tunggal untuk menggabungkan


2
roda kanan dan kiri, dipasang pada bodi melalui pegas-pegas.

3 Salah satu tipe suspensi axle rigid adalah suspensi tipe Mcpherson strut.

4 Salah satu tipe suspensi axle rigid adalah suspensi tipe semi-trailing arm.

Lihat halaman

33
Chassis

DAIHATSU
DAIHATSU Technician
Technician>> Chassis
>> Fuel and Lubrication

Pertanyaan-3

Dari gambar yang ditunjukkan di bawah ini, pilih satu yang menunjukkan
sebuah caster.

A B

C D

1 2 3 4

Lihat Halaman

34

Anda mungkin juga menyukai