PENJAMINAN MUTU
LPM IAIN PURWOKERTO
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag.
Ketua
Dr. H. Suwito, M.Ag.
Anggota
Ahmad Muttaqin, M.Si.
Kholil Lur Rochman, S.Ag., M.Pd.I.
Safrudin Aziz, S.IP., M.Pd.I.
Rofina Dienasari, S.H.I.
Risqi Dias Kurniawan, S.Kom.
Nursalim, M.Pd.I.
Arif Hidayat, S.Pd., M.Hum.
Penerbit
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Jl. Jend. A. Yani No. 40 A Purwokerto Telp. 0281-635624, Fax. 0281-
636553
Email: lpm@iainpurwokerto.ac.id
ii
SK REKTOR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Visi
Merumuskan Visi IAIN Purwokerto untuk rentang perencanaan
25 tahun yang akan datang bukan hal yang mudah, karena sebuah
visi harus didasarkan atas analisis kondisi ke depan dan dibangun
berdasarkan posisi yang kompetitif. Oleh karena itu, untuk
merumuskan Visi IAIN Purwokerto 2035 perlu dilakukan analisis tren
(trend watching) atas isu-isu strategis baik isu global maupun isu
spesifik tentang perguruan tinggi dalam 25 tahun ke depan. Atas
dasar analisis tren tersebut dilakukan envisioning atas IAIN
Purwokerto pada tahun 2035 berupa posisi yang diinginkan.
Proses Perumusan Visi IAIN Purwokerto 2035 merespon isu
strategis dalam 25 tahun kedepan terbagi menjadi 2 isu besar, yaitu
isu global dan isu pendidikan tinggi. Salah satu isu global yang akan
terus bergulir dalam 25 tahun kedepan adalah isu pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) yang menekankan pada
pentingnya keharmonisan antara kepentingan ekonomi, sosial dan
lingkungan dalam berbagai aspek pembangunan tidak terkecuali
pembangunan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Isu strategis
terkait perguruan tinggi dalam 25 tahun kedepan banyak
dikemukakan oleh futurist bidang pendidikan. Isu-isu strategis
tersebut mencakup: The age of knowledge, Globalization,
Increasing Educated Work Force Demand (Duderstadt, 1999).
Educators and business leaders cooperation, High demand on
education, Technology based education system, Internationally
mobile students, Global Capacity Building (Albatch & Peterson,
1999). Crossing geographic boundaries, Creative Financing, The
Digital Domain, Massive Open Online Courses /MOOC (The
Economist, March 2014) Evergreen Student, Globalization, Faculty
Support, Smart Buildings, Enrollment and Retention, Job Alliances,
Mobility, Safety and Security, Library Transformation, Web 2.0 and
Interactive Teaching, Data Management (Wilen-Daugenti, 2007).
2
Equity of access, Enhancing Participation and Promoting role of
woman, Advancing knowledge through research, Long term
orientation based on relevance, Strengthen cooperation with the
world of work and society, Lifelong Learning. Innovative Educational
Approaches (UNESCO, 1998)
Mengacu pada pendapat sejumlah futurist di atas, dalam 25
tahun kedepan akan muncul 4 isu besar yang menjadi tren, yaitu
globalisasi (globalization), keterkaitan institut dan industri yang
semakin kuat (university-industry linkage), pembangunan ekonomi
(economic development) dan isu pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).
Berdasarkan informasi tersebut, karakteristik perguruan tinggi
di 25 tahun yang akan datang dihipotesiskan memiliki karakteristik:
1. Berorientasi dan beroperasi global.
2. Memiliki kolaborasi yang kuat dengan industri dan pemerintah.
3. Menjadi agen dalam peningkatan sumber daya manusia, serta
4. Memiliki perhatian dan kontribusi terhadap isu sosial dan
lingkungan terutama masalah radikalisme global atas nama
agama.
Berangkat dari karakteristik perguruan tinggi di 25 tahun yang
akan datang sebagaimana dijelaskan di atas, IAIN Purwokerto
merumuskan Visi jangka panjangnya sebagai berikut:
Visi IAIN Purwokerto 2035: Unggul dan Islami dalam
Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadaban. Adapun misi IAIN
Purwokerto adalah:
a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang unggul;
b. Mengembangkan studi Islam yang inklusif-integratif;
c. Mengembangkan nilai dan peradaban Islam Indonesia.
Visi IAIN Purwokerto ini kemudian diturunkan ke Visi LPM IAIN
Purwokerto 2035, menjadi:
Visi LPM
“Unggul dan Islami dalam penjaminan mutu dalam mewujudkan
masyarakat yang berkeadaban”.
3
B. Misi LPM
1. Melakukan sistem penjaminan mutu (PPEPP) secara konsisten
terhadap pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dengan derajat
terakreditasi unggul (A) BAN-PT pada level institusi (AIPT) dan
akreditasi internasional lainnya (ISO) dan AUN-QA dan SEISCO.
2. Merancang sistem penjaminan mutu yang dapat menghasilkan
budaya mutu di ranah akademik dan non akademik baik di level
institut maupun fakultas dan program studi.
3. Melakukan pendampingan penjaminan mutu pada level fakultas
dan prodi agar mencapai derajat mutu unggul secara kultur
maupun struktur (akreditasi A bagi program studi yang telah
memiliki lulusan)
4. Memberi bimbingan (menjadi rujukan) sistem penjaminan mutu
secara nasional maupun internasional.
C. Tujuan LPM
1. Menghasilkan kualitas pengelolaan institusi IAIN Purwokerto
yang dikenal dengan reputasi akreditasi unggul (A) BAN-PT dan
akreditasi internasional lainnya (ISO) dan AUN-QA dan SEISCO.
2. Menghasilkan sistem penjaminan mutu berbasis budaya mutu di
ranah akademik dan non akademik baik pada level institut
maupun fakultas dan program studi.
3. Mendapatkan sertifikat akreditasi A bagi prodi yang telah memiliki
alumni.
4. Menjadi agen konsultan peningkatan mutu secara nasional.
4
BAB III
ANALISIS SITUASI (MILESTONE)
5
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dikonsep dan diimplementasikan
dengan sistem aplikasi yang tekoneksi dengan data base institut.
Selain dengan dua perguruan tinggi di atas, SPMI di LPM IAIN
Purwokerto di benchmark dari Universitas Islam Indonesia. UII
menjadi menjadi tempat belajar, karena penataan sistem akreditasi
institusi dipandang menjadi bagian yang sangat penting. Penjabaran
visi misi di level institut hingga penjabaran kebijakan mutu dan
program pada setiap lini menjadi fokus benchmarking.
Dengan pengalaman ketiga lembaga penjaminan mutu
tersebut menjadi inspirasi metafora LPM IAIN Purwokerto sebagai
berikut:
B. Analisis SWOT
1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Ketua LPM berpendidikan S3 dan telah memiliki sertifikat
dosen profesional, dan mengikuti selalu peningkatan
keprofesiannya dengan aktif di pertemuan nasional maupun
internasional;
2) Kepala Pusat di LPM telah berpendidikan S2 dan telah
mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan
manajemen mutu dan penjaminan mutu;
3) Memiliki tim kerja yang kuat dalam pengembangan dan
pelaksanaan penjaminan mutu.
6
4) Pendidik di IAIN Purwokerto sekitar 30 orang telah
berpendidikan S3 dan telah memiliki sertifikat dosen
profesional dan selebihnya semuanya telah berpendidikan S2
dan tenaga kependidikan berpendidikan S1 dengan
kemampuan yang cukup tinggi;
5) Dana tersedia rutin dari DIPA IAIN Purwokerto.
6) LPM tersedianya jaringan LAN dan WAN;
7) LPM memiliki Aplikasi Si-Amin (Sistem Audit Mutu Internal)
8) SDM yang masih dapat dikembangkan (Rata-rata dosen dan
tenaga kependidikan tergolong muda antara 20-40 tahun).
9) Semua program studi telah akreditasi.
10) LPM memiliki SOP yang relatif lengkap.
11) Memiliki kantor yang representatif.
b. Kelemahan
1) Masih belum ada panduan mutu yang baku yang ditetapkan
pimpinan tertinggi (Rektor), sehingga sistem penjaminan mutu
berjalan autopilot.
2) Konsep mutu masih semu atau artifisial, karena mutu
dipandang sebagai hal yang formalitas. Mutu belum dipahami
berawal dari budaya mutu dan perilaku mutu.
3) LPM masih terjebak pada pelaksanaan rutin.
4) Gugus penjaminan mutu di Fakultas dan Prodi sebagai
perpanjangan tangan LPM belum ditetapkan oleh pejabat
terkait dan belum maksimal pekerjaannya.
5) Homebase dosen belum tertata secara permanen dan masih
bongkar pasang.
6) Sistem pelaksana PDPT masih belum maksimal pekerjaannya,
sehingga seringkali menjadi kendala dalam pelaksanaan
akreditasi.
7) Belum ada data yang akurat tentang kualitas layanan baik
pada mahasiswa, layanan karir dosen dan tenaga pendidikan.
8) Tenaga IT baik di LPM maupun di institut belum memiliki
sertifikat kompetensi
7
9) Sistem pengelolaan akademik dan sarana prasarana masih
bersifat insidental.
10) Prodi belum memiliki road map dan rencana induk
pengembangan (RIP) penelitian dan pengabdian pada
masyarakat.
11) Produktivitas dan publikasi dosen masih rendah.
12) Masih ada sebagian prodi yang kurang laku.
13) Rendahnya dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi
dengan bahasa internasional.
14) Belum memiliki guru besar.
15) Masih molor (jam karet) dalam memulai kegiatan, terutama
dalam memulai kegiatan (seperti rapat dan pertemuan-
pertemuan yang melibatkan pimpinan baik di level institut
maupun fakultas).
2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Animo masyarakat yang besar pada sebagian besar program
studi.
2) Tersedianya sumber dana yang lebih besar dari DIPA.
3) Terjalinnya kerja sama dengan berbagai instansi swasta
ataupun negeri, domestik maupun regional dan internasioal,
akan dapat dimanfaatkan untuk peng-upgrade diri dan
peningkatan manajemen mutu dan penjaminan mutu
akademik dan non akademik;
4) Terdapat peluang menjadi rujukan dan pendampingan
akreditasi, pelatihan, workshop, seminar terkait dengan
penyusunan borang, dan audit internal;
5) Dukungan dari pimpinan dalam pengembangan mutu.
b. Ancaman
1. Kebijakan manajemen mutu yang semakin rumit;
8
2. Globalisasi berdampak semakin dibutuhkannya standarisasi
manajemen mutu dan penjaminan mutu akademik dan non
akademik;
3. Tingginya kesadaran masyarakat mengenai mutu
penyelenggaraan pendidikan;
4. Persaingan antar PT dengan munculnya prodi-prodi serupa.
5. Implementasi AFTA 2016, memungkinkan institut asing
mendirikan PT cabang di Purwokerto dan sekitarnya.
6. Tuntutan masyarakat dan dunia usaha akan lulusan dengan
penguasaan kompetensi siap pakai dan komunikasi dengan
bahasa internasional.
9
BAB IV
ISU STRATEGIS
A. Isu Strategis
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan faktor internal dan
adanya peluang dan acaman faktor eksternal, maka isu strategis
yang dapat diidentifikasi dan diangkat sebagai problematik yang
dihadapi dalam pengembangan Lembaga Perencanaan,
Pengembangan, dan Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi IAIN
Purwokerto tahun 2015 – 2020 yaitu:
1. Citra dan mutu institut cenderung naik tetapi belum diimbangi
dengan peningkatan layanan terhadap kepuasan mahasiswa,
layanan karir dosen dan karir tenaga pendidikan;
2. Kualitas lulusan yang harus mampu bersaing dengan lulusan
perguruan tinggi lain;
3. Potensi-potensi civitas akademika yang belum mampu
dieksplorasi secara optimal untuk pengembangan masyarakat;
4. Teknologi informasi belum sepenuhnya dimanfaatkan dan
dikembangkan untuk menunjang sistem pendidikan akademik
dan non akademik;
5. Jumlah staf LPM yang belum memadai;
6. Pengembangan dosen yang belum optimal;
7. Kurangnya pengembangan bidang-bidang LPM;
8. Pengembangan sarana dan prasarana akademik dan non
akademik kampus yang belum kondusif, sehingga belum sesuai
dengan eksistensi institut tuntutan masyarakat.
B. Problematika
Problema nyata yang dihadapi oleh LPM yaitu:
1. Sistem penjaminan mutu baik konsep dan implementasinya belum
dipahami secara bersama oleh prodi dan fakultas, sehingga
akreditasi hanya dipandang sebagai ritual 4 tahunan. Hal ini
apabila tidak segera diatasi, mutu hanya artifial atau semu.
10
2. Sistem informasi/pangkalan data online yang masih memerlukan
peningkatan kapasitas internet dan petugas yang handal, lincah dan
cekatan;
3. Pembenahan manajerial LPM untuk mendukung visi misi dan tujuan
institut Muhammadiyah Palangkaraya menuju globalisasi;
4. Berbagai program yang harus dilaksanakan mendapat kendala
keterbatasan SDM;
5. Jumlah pendidik yang masih belum mencukupi dan tenaga
kependidikan yang belum optimal dalam mendukung perencanaan,
pengembangan, dan penjaminan mutu perguruan tinggi.
C. Strategi
Strategi yang dipilih secara umum mengacu pada program IAIN
Purwokerto; dan secara khusus mengacu pada
kebijakan/kesepakatan manajemen mutu dan penjaminan mutu
akademik dan non akademik baik di tingkat nasional, internasional.
Yang semuanya harus memperhatikan pada kekhususan di LPM
sendiri:
1. Induksi pada semua pejabat di level fakultas terkait dengan
SPMI.
2. Pendampingan akreditasi prodi.
3. Refreshment dan peningkatan kemampuan sistem informasi
PDPT untuk mendukung akreditasi;
4. Meningkatkan kemampuan pendukung self learning kepala dan
staf dengan menyediakan dana untuk mengikuti pelatihan,
workshop, seminar, sertifikasi kompetensi bidang;
5. Meningkatkan forum komunikasi, koordinasi, informasi, edukasi
dengan lembaga lain untuk menghasilkan dokumen terkait
dengan akreditasi prodi maupun institusi atau AIPT;
6. Bekerjasama/berkoordinasi dengan pemangku kepentingan
dalam pengelolaan program-program perencanaan,
pengembangan, dan penjaminan mutu perguruan tinggi;
11
7. Peningkatan efisiensi dan efektifitas LPM dengan up grading
tenaga yang ada dan penambahan tenaga baru sesuai dengan
keperluan;
8. Peningkatan keikutsertaan/komitmen pejabat rektorat dengan
pemberlakuan pemantauan, informasi serta pengkajian sisteim
rewarding dan punishment yang ada dalam setiap kegiatan
manajemen mutu dan penjaminan mutu akademik dan non
akademik.
12
BAB V
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Penjelasan:
a. Peningkatan kompetensi kepala dan staf LPM;
- Mengikutsertakan dalam pelatihan, workshop, seminar, dan
pelatihan sertifikasi manajemen mutu dan penjaminan mutu.
b. Peningkatan luas dan besar ruangan PDPT;
- Pengadaan atau perbaikan ruangan untuk PDPT;
- Pendidikan staf PDPT;
c. Peningkatan jumlah dan tingkat pendidikan staf LPM;
14
- Mengikutsertakan dalam program pascasarjana di luar
Kalimantan Tengah atau luar negeri;
d. Peningkatan jumlah kelengkapan dokumen manajemen mutu
dan penjaminan mutu akademik dan non akademik;
- Merencanakan peningkatan jumlah dokumen manajemen
mutu dan penjaminan mutu akademik dan non akademik
(yang tersedia 16 prosedur operasional standar).
e. Peningkatan jumlah pelaksanaan sosialisasi pedoman
manajemen mutu dan penjaminan mutu akademik dan non
akademik;
- Meningkatkan jumlah pelaksanaan sosialisasi pedoman
manajemen mutu dan penjaminan mutu akademik dan non
akademik pada setiap tingkat unit kerja.
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala, kebijakan
yang ditempuh adalah:
- menyusun prosedur operasional standar monev;
- memfasilitasi kepala dan staf LPM mengikuti pelatihan
sertifikasi kompetensi manajemen mutu dan penjaminan
mutu akademik dan non akademik;
- memberikan hasil monev sebagai bahan pelaksanaan
program ke depannya.
g. Peningkatan jumlah auditor manajemen mutu dan penjaminan
mutu akademik dan non akademik yang didukung dengan
kebijakan berikut:
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas staf LPM sesuai
kebutuhan internat dan eksternal;
- Mendorong dan memfasilitasi staf LPM untuk
mengembangkan ilmu dan keahliannya selaras dengan
bidangnya;
17
2016 2017 2018 2019 2020
No standar Uraian Sasaran Mutu Satuan 1 2 3 4 5
1
1 Mahasiswa memahami visi misi IAIN % 50 60 65 70 75
18
4 3 Rata-rata IPK mahasiswa skala 1-4 3,25 3,3 3,35 3,4
5 3 Mahasiswa menyelesaikan studi pada semester 8-9 % 50% 55% 60% 65% 70%
6 3 Mahasiswa hafal juz 30 % 35% 45% 55% 65% 75%
3 Mahasiswa Lulus BTA/PPI maksimal semester 4 % 30% 60% 80% 90% 100%
3 Dosen Lulus BTA/PPI % 75% 100%
3 Mahasiswa memiliki prestasi non akademik tingkat regional orang/tim 10 15 20 20
3 Mahasiswa memiliki prestasi non akademik tingkat nasional orang/tim 5 10 12 14
3 Tenaga Kependidikan Lulus BTA/PPI % 60% 100%
7 3 Mahasiswa lulus TOEFL atau TOAFL dengan skor 450 S.1 % 35% 70% 55% 65% 75%
8 3 Kelas memiliki tata tertib % 100%
Dosen mengajar 14 kali untuk MK 2 sks , 21 kali untuk MK 3 sks, 28
4
9 kali untuk MK 4 sks % 95% 100%
10 4 Dosen bergelar doktor dengan kualifikasi lektor kepala % 40% 50% 60%
11 4 Dosen bergelar profesor orang 2 4 6 8
12 4 Memiliki asesor BAN PT/LAM Keagamaan orang 2 4 6 8 10
13 4 Survey kepuasan karir 1
14 4 Prodi memiliki Konsorsium dosen yang aktif % 100%
15 4 Konsoursium Keilmuan Prodi mentahsih SAP, Soal UAS konsorsium 5 7
16 5 Soal UAS terkumpul 7 hari sebelum masa ujian % 95% 100%
17 5 Prodi memberlakukan kurikulum berbasis KKNI % 75% 100%
6 Ketersediaan ruang Lab lengkap dengan perangkat buah 3 4 5 6
18 6 Ruang kelas terpasang projector LCD % 80% 100%
Memiliki ruangan multi media dengan peralatan lengkap (sound
19 6 system, ruang kedap, AC, project LCD) buah 3 4 5 6
20 6 Kelengkapan sarana untuk penyandang difable % 30%
19
21 6 Bandwitch untuk jaringan internet MB 50 MB 60 MB 70 MB 80 MB 100 MB
22 6 Dosen memiliki ruang kerja yang tersandar akreditasi % 30% 50% 80% 100%
6 Ruang kerja pimpinan fakultas yang tersandar akreditasi % 40% 80% 90% 100%
23 6 Jurnal terakreditasi nasional jurnal 2 3
24 6 Jurnal terindeks DOAJ jurnal 1 2
25 6 Tulisan pada jurnal terakreditasi nasional Artikel 20 30 40 50 60
26 6 Proceeding konsursium berbasis keilmuan proseding 2
27 7 Artikel Jurnal Internasional Artikel 2 4 6 8 10
28 7 Dosen prodi terlibat dalam pertemuan ilmiah internasional Dosen 1 2 3 4 5
29 7 Dosen menerbitkan buku ajar berdasarkan SAP % 20% 30%
30 7 Dosen menerbitkan buku ilmiah berbasis riset % 20% 25%
20
21
PENUTUP
14