54 4721 1 SM
54 4721 1 SM
1
Ni Luh Putu Lindri Puspitasari
1 2
Made Pradana Adiputra Ni Luh Gede Erni Sulindawati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Email:{Lindri_puspitasari@yahoo.com,depradana@yahoo.co.id,
ernisulindawatiayutabanan@yahoo.co.id}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan
Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang diambil langsusng dari laporan realisasi Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buleleng yaitu pendapatan asli daerahdan belanja modal periode
tahun 2009-2013. Analisis data menggunakan bantuan uji regresi sederhana yaitu SPSS (Statistical
Program For Social Science) versi 19.0 untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur (path
analysis) yang merupakan perluasan regresi linier.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa belanja modal secara signifikan mempengaruhi
Pertumbuhan kinerja keuangan. Sedangkan hasil analisis jalur menunjukkan bahwa belanja modal dapat
berpengaruh langsung ke kinerja (PDRB) dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari belanja
modal ke Pendapatan Asli Daerah (sebagai variabel intervening) lalu ke kinerja (PDRB).
Kata kunci: Belanja modal, kinerja keuangan, pendapatan asli daerah (PAD), anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD)
Abstract
The study aimed at analyzing the effect of capital expenditure on the growth of the local financial
performances with the locally generated revenue as an intervening variable. The study also utilized a
secondary data obtained directly from the realization of local income and expenditure during 2009-2013.
The data were analyzed by using simple regression supported by SPSS (Statistical Program For Social
Science) version 19.0 in order to find out the effect of the independent variable on the dependent
variable. To test the effect of intervening variable the path analysis was used which is the extension of
linier regression.
The results of the study indicated thet the capital expenditure was found significantly affected the
financial performace. While the result of path analysis indicated that the capital expenditure could affect
directly on the financial performances and could also indirectly affect from capital expenditure to local
generated revenue (as an intervening variable) then to the financial performances.
Key-word : capital expenditure, financial performance, local generated revenue, local budgeting
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
besar belanja daerah yang dilakukan daerah dan juga terbatasnya pemahaman
pemerintah daerah untuk pembangunan di aparat terhadap laporan keuangan.
daerahnya masing-masing. Pemerintah Daerah mampu untuk
Kebutuhan masyarakat yang mengidentifikasi perkembangan kinerjanya
meningkat mendorong pemerintah daerah dari tahun ke tahun. Salah satu alat untuk
untuk mengupayakan peningkatan menganalisis kinerja pemerintah daerah
penerimaan daerah dengan memberi dalam mengelola keuangan daerahnya
perhatian kepada perkembangan adalah dengan melakukan analisa rasio
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sumber- keuangan terhadap Anggaran Pendapatan
sumber PAD adalah hasil pajak daerah, dan Belanja Daerah (APBD) yang telah
hasil retribusi daerah, hasil laba usaha ditetapkan dan dilaksanakannya (Halim,
daerah, dan pendapatan asli daerah lainnya 2004). Penggunaan analisis rasio keuangan
yang sah. Komponen PAD tersebut secara secara luas telah digunakan oleh private
penuh dapat digunakan oleh daerah sesuai sector, sedangkan pada lembaga publik
dengan kebutuhan dan prioritas daerah, penggunaannya masih terbatas. Padahal
disamping itu memperlihatkan adanya dari hasil analisis dapat diketahui tingkat
upaya yang dilakukan oleh pemerintah kinerja Pemerintah Daerah dan diharapkan
daerah dalam menggali sumber-sumber dapat dijadikan suatu acuan untuk
pendapatan daerah. meningkatkan kinerjanya dari tahun ke
Konsekuensi dari otonomi daerah tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut
yang berkenaan dengan pelimpahan maka hipotesis kedua penelitian ini, yaitu
wewenang dari pusat kepada daerah maka Apakah Belanja Modal memiliki pengaruh
Pemerintah Daerah dituntut untuk signifikan terhadap Pertumbuhan Kinerja
menyajikan informasi keuangan yang Keuangan dengan PAD sebagai variabel
sesuai dengan karakteristik kualitatif intervening.
laporan keuangan agar bermanfaat untuk
pengambilan keputusan yaitu andal, METODE
relevan, dapat dibandingkan dan dapat Data yang digunakan dalam penelitian
dipahami. ini adalah data sekunder. Sumber data dari
Indikator dari keberhasilan dokumen laporan realisasi APBD yang
Pemerintah Daerah untuk menyusun diperoleh dari Sekretariat Daerah
Laporan Keuangan yang baik adalah opini Kabupaten Buleleng. Dari laporan realisasi
dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). APBD tahun 2004 - 2013 dapat diperoleh
Opini merupakan pernyataan atau data mengenai jumlah anggaran Belanja
pendapat profesional yang merupakan Modal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat Variabel independen dalam penelitian
kewajaran informasi yang disajikan dalam ini adalah Pertumbuhan Kinerja Keuangan
laporan keuangan. Daerah, sedangkan variabel dependen
Pada kenyataannya banyak daerah dalam penelitian ini adalah belanja modal,
yang belum mampu untuk menyusun dan variabel intervening/penyela dalam
laporan keuangan yang sesuai dengan penelitian ini adalah Pendapatan Asli
pedoman dan aturan yang disusun oleh Daerah. Analisis data dalam penelitian ini
Pemerintah Pusat. Banyak kendala yang berupa uji statistik, uji asumsi klasik, dan uji
dihadapi oleh pemerintah daerah dalam hipotesis yang dianalisis menggunakan
menyusun laporan keuangan antara lain bantuan program SPSS (Statistical
keterbatasan sumber daya manusia baik Program For Social Science) versi 19.0.
kualitas maupun kuantitas, sistem Uji statistik deskriptif bertujuan untuk
akuntansi yang belum didasarkan pada melihat distribusi data dari variabel-variabel
Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok yang digunakan dalam penelitian. Uji
Pengelolaan Keuangan Daerah dan asumsi klasik terdiri dari uji multikolinieritas,
kebijakan akuntansi yang belum dilandasi uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan
oleh Peraturan Kepala Daerah untuk dapat uji normalitas. Uji multikolinieritas bertujuan
melaksanakan pengelolaan keuangan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara variabel independen dengan cara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dijelaskan oleh variasi dalam independen
dan nilai tolerance. Variabel yang bebas variabel, ini berarti semakin tepat garis
dari problem multiko mempunyai nilai VIF regresi tersebut untuk mewakili hasil
disekitar angka 1 dan dan nilai tolerance observasi yang sebenarnya.
mendekati < 0,10 (Ghozali, 2001:92). Uji statistik t digunakan untuk
Uji Heterokedastisitas digunakan mengetahui pengaruh dari masing-masing
untuk menguji ada kesamaan atau variabel independen terhadap variabel
ketidaksamaan varians dari model regresi dependen secara parsial. Jika thitung ≥ ttabel
dari satu pengamatan ke pengamatan lain. dan tingkat signifikansi (α) ≤ 0,05 maka Ho
Pedoman suatu model regresi bebas dari ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel
heterokedastisitas adalah tidak ada pola bebas yang diuji mempengaruhi variabel
yang jelas serta titik-titik menyebar di atas terikat secara signifikan. Jika sebaliknya,
dan di bawah angka nol pada sumbu Y thitung < ttabel dan tingkat signifikansi (α) >
(Ghozali, 2001:107). 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Uji Autokorelasi menggunakan uji Artinya, variabel bebas yang diuji tidak
Durbin Watson (DW test). Pedoman terjadi mempengaruhi variabel terikat.
autokorelasi antara kesalahan pengganggu Untuk menguji hipotesis 2 pengaruh
pada periode t dengan kesalahan pada variabel intervening digunakan metode
periode t-1. Bila hasil uji DW di bawah -2 analisis jalur (path analysis). Analisis jalur
berarti terjadi autokorelasi positif, hasil DW merupakan perluasan dari analisis regresi
yang menunjukkan berkisar -2 dan 2 maka linear. Jalur path analysis ini untuk menguji
tidak terjadi autokorelasi dan jika hasil uji t pengaruh masing-masing variabel
+2 maka terjadi autokorelasi negatif. independen terhadap dependen secara
Uji normalitas dalam penelitian ini simultan.
menggunakan metode One Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria, yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN
jika nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05 Data yang digunakan pada penelitian
maka distribusi data tidak memenuhi ini adalah data sekunder yang berisi
asumsi normal. Sedangkan, jika nilai informasi mengenai data realisasi Anggaran
signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka Pendapatan dan Belanja Daerah
distribusi data memenuhi asumsi normal. Kabupaten Buleleng tahun 2004-2013 yaitu
Uji hipotesis 1 dalam penelitian ini mengenai data realisasi Belanja Modal,
menggunakan analisis regresi linier, uji Pendapatan Asli Daerah, dan Pendapatan
koefisien determinasi, dan uji pengaruh Regional Domestik Bruto (PDRB).
parsial (uji t). Teknik analisis ini digunakan Pengujian statistik deskriptif
untuk mengetahui pengaruh belanja modal menunjukan hasil bahwa variabel belanja
terhadap pertumbuhan kinerja keuangan modal memiliki nilai mean Rp
daerah. Hasil analisis dinyatakan dalam 85.214.000.000 sedangkan nilai tertinggi
bentuk regresi linier sederhana, yaitu: adalah Rp 186.000.000.000 dan yang
terendah adalah Rp 33.500.000.000.
Y = α + β1 X1 + ε……….. (1) Kemudian untuk pendapatan asli daerah
ternyata nilai rata-rata (mean) sebesar Rp
Dimana Y= pertumbuhan kinerja 71.435.000.000 sedangkan nilai maximum
keuangan, α = konstanta, β 1 = koefisien Rp 160.000.000.000 dan yang terendah Rp
regresi X1, X1 = belanja modal, dan ε = error 19.300.000.000. Kemudian pertumbuhan
kinerja keuangan nilai rata-rata (mean)
2 sebesar Rp 3.266.573,282 , sedangkan
Uji Koefisien determinasi (R )
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh nilai maximum sebesar Rp 4.506.000 dan
kemampuan model dalam menjelaskan yang terendah Rp 1.800.819.
2 Hasil uji normalitas menggunakan uji
variasi variabel dependen. Nilai R terletak
2
antara 0 (nol) dan 1 (satu), jika R semakin One Sample Kolmogorov-Smirnov data
mendekati 1, maka semakin besar variasi dinyatakan bahwa variabel belanja modal,
dalam dependen variabel yang dapat pendapatan asli daerah dan pertumbuhan
kinerja keuangan berdistribusi normal
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
karena tingkat signifikansi atau nilai dL 0,6972 dan dU 1,6993. uji Durbin-
probabilitas > 0,05 yaitu 0,836 untuk Watson menghasilkan nilai 2,253. Nilai ini
variabel belanja modal, 0,948 untuk lebih besar daripada nilai dU = 1,6993 dan
variabel pendapatan asli daerah dan 0,986 lebih kecil dari nilai 4 – 1,6993 (4-dU) =
untuk variabel pertumbuhan kinerja 2,3007. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
keuangan. ada autokorelasi dalam model regresi
Hasil uji multikolinieritas dapat pengaruh belanja modal terhadap kinerja
dinyatakan bahwa tidak terdapat gejala keuangan dengan pendapatan asli daerah
multikolineritas atau korelasi antara variabel sebagai variabel intervening. Hasil regresi
independen karena nilai tolerance lebih dari atas belanja modal (X1), terhadap
0,10 yaitu 0.435 untuk variabel Belanja pertumbuhan kinerja keuangan melalui
Modal (X1), 0.435 untuk variabel tabel 1 berikut ini:
Pendapatan asli Daerah (X2).
Hasil uji heterokedastisitas
menunjukkan tidak terjadi
heterokedastisitas karena, tidak terdapat
pola yang jelas dan titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
sehingga model regresi layak digunakan
berdasarkan masukan variabel X terhadap
variabel Y.
Coefficients
a
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.658E9 2.387E10 .111 .914
Belanja .807 .250 .752 3.222 .012
Modal
a. Dependent Variable: Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan dengan data yang ada pada Pengaruh mediasi yang ditunjukkan
tabel 1 yakni hasil olahan data regresi maka oleh perkalian koefisien (p2xp3) sebesar
persamaan regresi dapat dijabarkan 6,08E-06 signifikan atau tidak, diuji dengan
sebagai berikut : Sobel Test sebagaiberikut:
Y= 2,658E9+0,807X + ε …….(1) Hitung standar(1) error dari koefisien
Konstanta menunjukkan besarnya indirect effect (Sp2p3)
nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X.
Artinya apabila pengaruh belanja modal
dengan nol (tidak memberikan pengaruh),
maka tingkat pertumbuhan kinerja
keuangan akan naik sebesar 2,658E9. =1,8845E-6
Koefisien regresi variabel Belanja Modal =
0,807 Artinya jika X berubah satu satuan, Berdasarkan hasil Sp2p3 ini
maka Y akan berubah sebesar 0,807. kemudian dapat dihitung nilai t statistik
Tanda positif pada nilai koefisien regresi pengaruh mediasi dengan rumus sebagai
melambangkan hubungan yang searah berikut :
antara X1 dan Y, artinya apabila belanja
modal semakin meningkat, maka tingkat
pertumbuhan kinerja keuangan akan
mengalami peningkatan.
Hasil uji t nilai signifikansi variabel Oleh karena nilai thitung =3,23 lebih
belanja modal lebih kecil daripada nilai besar dari ttabel dengan tingkat signifikan
signifikan yang ditetapkan (0,012<0,05) 0,05 yaitu sebesar 2,262, maka dapat
sehingga H1 diterima dengan tingkat disimpulkan bahwa koefisien mediasi
signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama 6,08E-06 signifikan yang berarti ada
diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah pengaruh mediasi.
sebesar 3,222, karena nilai thitung lebih besar
dari ttabel (3,222>2,262) maka H1 diterima Belanja Modal terhadap
artinya Belanja Modal berpengaruh Pertumbuhan Kinerja Keuangan
signifikan terhadap Pertumbuhan Kinerja Hasil pengujian hipotesis pertama
Keuangan. dengan menggunakan analisis regresi
Dari hasil Uji Koefesien Determinasi sederhana menghasilkan persamaan
bahwa Nilai R Square yang diperoleh regresi Y= 2,658E9+0,807X +ε. Untuk hasil
sebesar 0.565, hal ini menunjukkan bahwa pengujian hipotesis nilai thitung lebih besar
perubahan pertumbuhan kinerja keuangan dari ttabel (3,222>2,262) maka H0 ada di
mampu dijelaskan secara bersama-sama daerah penolakan, berarti H1 diterima
oleh perubahan belanja modal sebesar artinya belanja modal berpengaruh
56,5% sedangkan sisanya 43,56%, signifikan terhadap pertumbuhan kinerja
dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian keuangan. Selain itu dilihat dari nilai
ini. signifikansi pada uji t variabel belanja modal
Hasil analisis jalur menunjukkan lebih kecil daripada nilai signifikan yang
bahwa belanja modal dapat berpengaruh ditetapkan (0,012<0,05) sehingga H1
langsung ke Kinerja (PDRB) dan dapat juga diterima dengan tingkat signifikansi 0,05.
berpengaruh tidak langsung yaitu dari Hasil penelitian ini sejalan dengan
belanja modal ke PAD (sebagai variabel penelitian yang dilakukan oleh Priyo (2006)
intervening) lalu ke kinerja (PDRB). dan Fajar Nugroho (2012) yang
Besarnya pengaruh langsung adalah 0,807 menyatakan bahwa belanja modal
sedangkan besarnya pengaruh tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
langsung yaitu (0,807) x (7,538E-6) = daerah.
6,08E-06, atau total pengaruh belanja Variabel belanja modal berpengaruh
modal ke PDRB = 5,775E-6 + ((0,807) x secara signifikan terhadap pertumbuhan
(7,538E-6)) = 0,0000119. kinerja keuangan ini berarti Belanja modal
yang besar merupakan cerminan dari
banyaknya infrastruktur dan sarana yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan ------- Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Harianto, David dan Priyono Hari Adi, 2007. Tentang Pedoman Pengelolaan
Hubungan Antara Dana Alokasi Keuangan Daerah
Umum, Belanja Modal, Pendapatan
Asli Daerah, dan Pendapatan Per ------- Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Kapita. Simposium Nasional Standar Akuntansi Pemerintahan.
Akuntansi, Makassar.
Rahayu, Sri.dkk. 2009. Pengukuran Kinerja
Helfert, E, A. 1991. Analisis Laporan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Keuangan ( terjemahan Herman Daerah (APBD) Pemerintah Daerah
Wibowo ). Edisi ketujuh. Jakarta : Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal
Penerbit Erlangga. Cakrawala Akuntansi. Jambi
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Daerah Sularso, Havid., Restianto, Yanuar E. 2011.
& Pembangunan Daerah (Reformasi, Pengaruh Kinerja Keuangan
Perencanaan, Strategi dan Terhadap Alokasi belanja Modal dan
peluang).Jakarta : Penerbit Erlangga. Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Media Riset Ekonomi. Purwokerto.
Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta :
Penerbit BPFE. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Mardiasmo. 2002a. Akuntansi Sektor Negara.
Publik.Yogyakarta. ANDI.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)