Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM,

DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA SE SUMATERA BARAT

ARTIKEL

Oleh :
FAUZAN JAUHAR
2009/13055

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA
ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA SE SUMATERA BARAT

Fauzan Jauhar
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: fauzanjauhar91@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD)diukur dengan nilai realisasi
PADterhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan efektifitas PAD, 2) Dana alokasi umum (DAU) diukur
dengan nilai realisasi DAUterhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan efektifitas PAD, 3) Dana alokasi
Khusus (DAK) diukur dengan nilai realisasi DAKterhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan efektifitas
PAD, 3) Belanja Modal diukur dengan nilai realisasi belanja modalterhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur
dengan efektifitas PAD
Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
seluruh kota/kabupaten di Sumatera Barat.Pemilihan sampel dengan total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Analisis yang
digunakan adalah moderated regression analysis.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Pendapatan asli daerah (X 1) berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah (Y) dengan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05 atau nilai t hitung> t tabel yaitu 14.953 >
1.9866 serta nilai β positif, 2) Dana alokasi umum berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
(Y)dengan signifikansi 0,943 lebih besar dari alpha 0,05atau nilai t hitung< t tabel yaitu 0.070 > 1.9866, nilai β positif. 3) Dana alokasi
khusus (X3) berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (Y) dengan nilai signifikansi
0.000 lebih kecil dari alpha 0.05 atau nilai t hitung > t tabel yaitu 3.761 > 1.9866 serta nilai β negatif. 4) Belanja modal (X 4) tidak
signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (Y) dengan nilai signifikansi 0.225 lebih besar dari alpha 0.05 atau nilai
t hitung< t tabel yaitu 1.223 < 1.9866 serta nilai β negatif
Bagi penelitian selanjutnya hendaknya menambah variable lain yang mempengaruhi kualitas laba diantaranya prinsip
akuntansi dan tingkat risiko.

Kata Kunci :Kinerja Keuangan Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus, Belanja Modal

ABSTRACT
This study aimed to test: 1) Influence of local revenue (PAD) is measured by the value of the realization of PAD on
the financial performance of local governments as measured by the effectiveness of PAD, 2) Fund (DAU) is measured by the
value of the realization of the DAU to the financial performance of local government measured by the effectiveness of PAD, 3)
Special allocation Fund (DAK) measured by DAK realizable value on the financial performance of local governments as
measured by the effectiveness of PAD, 3) capital expenditure is measured by the value of capital expenditures on the financial
performance of local governments as measured by the effectiveness of PAD
This type of research is classified at the research be causative. The population in this study are companies all cities /
regencies in West Sumatra. Selection of the sample with a total sampling, ie the entire population sampled. The data used in this
research is secondary data. Data collection techniques with documentation techniques. The analysis used was moderated
regression analysis.
The results show that: 1) Own-source revenue (X1) positive significant effect on the financial performance of local
governments (Y) with a significance value of 0.000 is smaller than alpha 0:05 or t count> t table is 14 953> 1.9866 as well as the
value of β is positive, 2 ) general allocation funds not significant effect on the financial performance of local governments (Y)
with 0.943 significance is greater than the value of alpha 0,05atau t <t table is 0.070> 1.9866, positive β value. 3) special
allocation fund (X3) significant negative effect on the financial performance of local governments (Y) with a significance value
of 0.000 is smaller than alpha 0:05 or t count> t table is 3,761> 1.9866 and β negative value. 4) Capital expenditures (X4) is not
significant to the financial performance of local governments (Y) with a significance value greater than alpha 0225 0:05 or value
t <t table is 1,223 <1.9866 as well as the negative β value
For further research should add other variables that affect the quality of earnings including accounting principles and
the level of risk.
Kata Kunci :Regional Financial Performance , PAD, General Allocation Fund , Special Allocation Fund ,
Capital Expenditure

1
BAB I dengan peraturan perundang-
PENDAHULUAN undangan.
A. Latar Belakang Masalah Ciri utama yang
Berakhirnya kekuasaan menunjukkan bahwa suatu daerah
orde baru pada tahun 1998 merupakan daerah otonomi
menyebabkan banyak perubahan terletak pada kemampuan
yang terjadi di pemerintahan keuangan daerah, artinya daerah
Indonesia.Perubahan tidak terjadi otonomi harus memiliki
di pusat tetapi juga di kewenangan dan kemampuan
daerah.Setelah era reformasi, untuk menggali sumber keuangan
sistem pemerintahan yang sendiri, sedangkan ketergantungan
awalnya bersifat terpusat mulai pada pemerintah pusat diusahakan
mengalami desentralisasi.Hal ini seminimal mungkin.Perimbangan
ditandai dengan dikeluarkannya antara pemerintah pusat dengan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun pemerintah daerah dapat
1999 tentang pemerintahan dikatakan ideal apabila setiap
daerah.Peraturan tersebut menjadi tingkat pemerintahan dapat
landasan bagi pemberian otonomi mengatur keuangannya untuk
daerah yang semakin besar kepada membiayai tugas dan wewenang
daerah.Akibat dari adanya daerahnya masing-masing.
otonomi daerah dituntutnya Salah satu kriteria penting
pemerintah daerah untuk untuk mengetahui secara nyata
menyelenggarakan pemerintahan kemampuan daerah dalam
yang transparan dan akuntabel. mengatur rumah tangganya adalah
Dalam upaya mendukung kemampuan daerah dalam bidang
pelaksanaan pembangunan keuangan daerah.Kinerja
nasional, pemerintah memberikan keuangan pemerintah daerah
kesempatan untuk adalah kemampuan suatu daerah
menyelenggarakan otonomi untuk menggali dan mengelola
daerah dengan mengeluarkan sumber-sumber keuangan asli
Undang-Undang Nomor 12 Tahun daerah dalam memenuhi
2008 tentang perubahan kedua kebutuhannya guna mendukung
atas Undang-Undang Nomor 32 berjalannya sistem pemerintahan,
Tahun 2004 tentang Pemerintahan pelayanan kepada masyarakat dan
Daerah dan Undang-Undang pembangunan daerahnya dengan
Nomor 33 Tahun 2004 tentang tidak tergantung sepenuhnya
Perimbangan Keuangan antara kepada pemerintah pusat dan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah mempunyai keleluasaan dalam
Daerah yang memberikan hak dan menggunakan dana-dana untuk
kewajiban kepada Pemerintah kepentingan masyarakat daerah
Daerah untuk mengatur dan dalam batas-batas yang ditentukan
mengurus sendiri urusan peraturan
pemerintahan dan kepentingan perundangundangan(Florida,
masyarakat setempat sesuai 2007).

2
Kinerja keuangan kewenangannya pemerintah
pemerintah daerah dikelola daerah diharapkan mampu
melalui manajemen keuangan mencari sumber -sumber
daerah.Manajemen keuangan penerimaan keuangannya sendiri
daerah adalah pengorganisasian khususnya untuk memenuhi
dan pengelolaan sumber-sumber kebutuhan pembiayaan dan
daya atau kekayaan yang ada pada pembangunan dengan bertumbuh
suatu daerah untuk mencapai kepada pendapatan asli daerah
tujuan yang dikehendaki daerah (PAD) yang dimilikinya.
tersebut.Pendelegasian DAU memegang peranan
kewenangan tentunya disertai yang sangat dominan
dengan penyerahan dan dibandingkan sumber danalain
pengalihan tanggungjawab seperti dana alokasi khusus
pendanaan, sarana dan prasarana, maupun dana kontijensi
serta sumber daya manusia dalam (penyeimbangan). DanaAlokasi
kerangka desentralisasi fiskal. Khusus (DAK) diarahkan secara
Pendanaan kewenangan yang khusus untuk kepentingan yang
diserahkan dapat dilakukan khusus.Untuk itu diharapkan DAU
dengan dua cara yaitu dapat digunakan secara efektif dan
mendayagunakan potensi efisien untuk meningkatkan
keuangan daerah sendiri dan pelayanan pada masyarakat sebagai
mekanisme perimbangan tujuan dari desentralisasi
keuangan pusat-daerah dan antar yaituuntuk mempercepat
daerah. pembangunan disamping tetap
Kewenangan untuk memaksimalkan potensi daerah
memanfaatkan sumber keuangan untuk membiayai kebutuhan
sendiri dilakukan dalam wadah daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rasio belanja modal
yang sumber utamanya adalah terhadap total belanja daerah
pajak daerah, retribusi daerah, mencerminkan porsi belanja
hasil pengelolaan kekayaan daerah daerah yang dibelanjakan untuk
yang dipisahkan, dan lain-lain belanja modal. Belanja Modal
PAD yang sah. Sedangkan ditambah belanja barang dan jasa,
pelaksanaan perimbangan merupakan belanja pemerintah
keuangan dilakukan melalui Dana yang diharapkan memiliki
Perimbangan yaitu dana bagi hasil pengaruh signifikan terhadap
yang terdiri dari pajak dan sumber kinerja keuangan daerah suatu
daya alam, Dana Alokasi Umum, daerah, selain dari sektor swasta,
dan Dana Alokasi Khusus rumah tangga, dan luar
(Undang-undang Nomor 33/2004). negeri.Oleh karena itu, semakin
Kebijakan penggunaan semua tinggi angka rasionya, semakin
dana tersebut diserahkan kepada baik pengaruhnya terhadap kinerja
pemerintah daerah keuangan daerah. Sebaliknya,
(Frelistiyani, 2010). Dalam rangka semakin rendah angkanya,
menjalankan fungsi dan semakin buruk pengaruhnya

3
terhadap kinerja keuangan kabupaten / kota di provinsi Aceh
daerah.Kecenderungan belanja yang mengatakan bahwa secara
daerah se- Kabupaten/Kota di simultan PAD dan Dana
Sumatera Barat untuk periode Perimbangan berpengaruh
tahun 2010-2014. terhadap kinerja keuangan daerah.
Dalam prakteknya Secara parsial PAD dan dana
penyusunan laporan keuangan perimbangan bepengaruh terhadap
Pemerintah Daerah kinerja keuangan. Terbukti PAD
Kabupaten/Kota di Sumatera berpengaruh terhadap kinerja
Barat banyak mengalami kendala keuangan, artinya setiap kenaikan
antara lain keterbatasan sumber PAD akan diikuti oleh
daya manusia baik kualitas peningkatan kinerja keuangan
maupun kuantitas, sistem pemerintah. Dana Perimbangan
akuntansi yang belum didasarkan berpengaruh terhadap kinerja
pada Peraturan Daerah tentang keuangan pemerintah
Pokok-Pokok Pengelolaan kabupaten/kota. Artinya, semakin
Keuangan Daerah dan kebijakan besar Dana Perimbangan maka
akuntansi yang belum dilandasi secara relatif akan mempengaruhi
oleh peraturan kepala daerah penurunan kinerja keuangan
untuk dapat melaksanakan pemerintah daerah.
pengelolaan keuangan daerah dan Berdasarkan uraian pada
juga terbatasnya pemahaman latar belakang di atas, serta
aparat terhadap laporan keuangan, perbedaan hasil yang diperoleh
ditambah lagi dengan fakta yang beberapa penelitian sebelumnya,
diperoleh dari hasil pemeriksaan penulis termotivasi untuk
BPK pada tahun 2013, yang melakukan penelitian dengan
menyatakan bahwa sebesar 15% judul ”Pengaruh pendapatan asli
LKPD (Laporan Keuangan daerah, dana alokasi umum, dana
pemerintah daerah berada pada alokasi khusus dan belanja modal
level opini TMP (Tidak Memberi terhadap kinerja keuangan
Pernyataan) dan TW (Tidak pemerintah daerah Kab/Kota Se
Wajar). Pernyataan tersebut bisa Sumatera Barat”.
menggambarkan masih buruknya
transparansi dan akuntanbilitas B. Rumusan Masalah
pemerintah daerah sehingga hal Berdasarkan latar belakang
tersebut menimbulkan yang telah diuraikan diatas,
konsekuensi logis yang harus peneliti merumuskan beberapa
diterima oleh pemerintah daerah, masalah sebagai berikut:
yaitu buruknya penilaian kinerja 1. Sejauhmana pengaruh
keuangan pemerintah daerah pendapatan asli daerah
tersebut. terhadap kinerja keuangan
Penelitian ini mengacu pemerintah daerah Kab/Kota
pada penelitian sebelumnya yang Se Sumatera Barat?
dilakukan oleh Julitawati (2012) 2. Sejauhmana pengaruh dana
yang melakukan penelitian di alokasi umum terhadap kinerja

4
keuangan pemerintah daerah dana alokasi khusus dan
Kab/Kota Se Sumatera Barat? belanja modal serta
3. Sejauhmana pengaruh dana hubungannya dalam
alokasi khusus terhadap kinerja mempengaruhi kinerja
keuangan pemerintah daerah keuangan pemerintah daerah.
Kab/Kota Se Sumatera Barat? 3. Akademis, penelitian ini
4. Sejauhmana pengaruh belanja bermanfaat untuk menambah
modal terhadap kinerja pengetahuan penulis sekaligus
keuangan pemerintah daerah memenuhi salah satu syarat
Kab/Kota Se Sumatera Barat? mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi
C. Tujuan Penelitian Manajemen Akuntansi Fakultas
Berdasarkan perumusan Ekonomi Universitas Negeri
masalah di atas maka penelitian Padang.
ini bertujuan untuk mengetahui : BAB II
1. Pengaruh pendapatan asli KAJIAN TOERI, KERANGKA
daerah terhadap kinerja KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
keuangan pemerintah daerah A. Kajian Teori
Kab/Kota Se Sumatera Barat. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah
2. Pengaruh dana alokasi umum Daerah
terhadap kinerja keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan
pemerintah daerah Kab/Kota Pemerintah Daerah
Se Sumatera Barat. Kinerja adalah
3. Pengaruh dana alokasi khusus pencapaian atas apa yang
terhadap kinerja keuangan direncanakan, baik oleh pribadi
pemerintah daerah Kab/Kota maupun organisasi (Sularso
Se Sumatera Barat. dan Restianto, 2011). Secara
4. Pengaruh belanja modal sederhana, kinerja seseorang
terhadap kinerja keuangan atau organisasi dikatakan baik
pemerintah daerah Kab/Kota apabila hasil yang dicapai
Se Sumatera Barat. sesuai dengan target yang
direncanakan.Apabila
D. Manfaat Penelitian pencapaian melebihi target,
Penelitian ini diharapkan dapat maka kinerja dikatakan sangat
bermanfaat bagi: baik, sedangkan apabila lebih
1. Pemerintah Daerah, penelitian rendah dari target maka dapat
ini dapat menjadi masukan dikatakan bahwa kinerjanya
dalam peningkatan pendapatan buruk.
asli daerah, dana alokasi umum, Kinerja keuangan adalah
dana alokasi khusus dan belanja suatu ukuran kinerja yang
modal terhadap kinerja keuangan menggunakanindikator
pemerintah daerah. keuangan (Sularso dan
2. Masyarakat, sebagai bentuk Restianto, 2011). Analisis
informasi pendapatan asli kinerja keuangan pada
daerah, dana alokasi umum, dasarnya dilakukan untuk

5
menilai kinerja di masa lalu diencanakan
dengan melakukan berbagai dibandingkan dengan
analisis sehingga diperoleh target yang ditetapkan
posisi keuangan yang mewakili berdasarkan potensi riil
realitas entitas dan potensi- derah. Formulasinya
potensi kinerja yang akan adalah sebagai berikut
berlanjut. Karena (Halim, 2002): =
menggunakan indikator 2) Rasio Efisiensi
keuangan, maka alat analisis Rasio efisiensi
yang tepat untuk mengukur merupakan rasio yang
kinerja keuangan adalah menggambarkan
analisis keuangan. perbandingan antara output
Penggunaan analisis rasio dan input atau realisasi
sebagai alat analisis keuangan pengeluaran dengan
secara luas telah diterapkan realisasi penerimaan
pada lembaga perusahaan yang daerah. =
bersifat komersial, namun pada b. Faktor-Faktor yang
lembaga publik, khususnya Mempengaruhi Kinerja
pemerintah daerah, masih Keuangan
sangat terbatas.Hal tersebut 1) Pendapatan Asli Daerah
dikarenakan adanya Pendapatan Asli
keterbatasan penyajian laporan Daerah, selanjutnya disebut
keuangan pada pemerintah PAD adalah pendapatan
daerah yang sifat dan yang diperoleh daerah yang
cakupannya berbeda dengan dipungut berdasarkan
penyajian laporan keuangan Peraturan Daerah sesuai
oleh perusahaan yang bersifat dengan peraturan
komersil.Di samping itu, perundang-undangan. PAD
penilaian keberhasilan APBD bertujuan memberikan
sebagai penilaian kewenangan kepada
pertanggungjawaban Pemerintah Daerah untuk
pengelolaan keuangan daerah mendanai pelaksanaan
lebih ditekankan pada otonomi daerah sesuai
pencapaian target, sehingga dengan potensi aerah
kurang memperhatikan sebagai perwujudan
bagaimana perubahan yang Desentralisasi (UU N0.
terjadi pada komposisi ataupun 33/2004).
struktur APBD (Halim, 2007).

1) Rasio Efektivitas PAD


Rasio efektivitas
PAD menggambarkan
kemampuan pemerintah
daerah dalam
merealisasikan PAD yang

6
Pasal 157 Undang- a) Dana Bagi Hasil (DBH).
Undang No. 32 Tahun 2004 Dana Bagi Hasil
tentang Pemerintah Daerah bersumber dari :
menyebutkan bahwa (1) Pajak, seperti :
kelompok PAD dipisahkan Pajak Bumi dan
menjadi empat jenis Bangunan (PBB),
pendapatan, yaitu: Bea Perolehan
a) Hasil pajak daerah. Hak atas Tanah
b) Hasil retribusi daerah dan Bangunan
c) Hasil pengelolaan (BPHTB), dan
kekayaan daerah yang Pajak Penghasilan
dipisahkan (PPh) Pasal 25
d) Lain-lain PAD yang sah dan Pasal 29
2) Dana Perimbangan Wajib Pajak
Dana perimbangan Orang Pribadi
adalah dana yang bersumber Dalam Negeri dan
dari pendapatan APBN PPh Pasal 21.
yang dialokasikan kepada (2) Sumber Daya
Daerah untuk mendanai Alam, seperti :
kebutuhan Daerah dalam Kehutanan,
rangka pelaksanaan pertambangan
Desentralisasi (UU No. umum, perikanan,
33/2004). Menurut (Halim, pertambangan
2002) dalam bukunya yang minyak bumi,
berjudul “Akuntansi pertambangan gas
Keuangan Daerah” bumi, dan
dijelaskan bahwa Dana pertambangan
Perimbangan merupakan panas bumi.
dana yang bersumber dari b) Dana Alokasi Umum
penerimaan Anggaran (DAU),
Pendapatan dan Belanja c) Dana Alokasi Khusus
Negara (APBN) yang (DAK)
dialokasikan kepada daerah 3) Belanja Modal
untuk membiayai kebutuhan Belanja Modal
daerah. adalah belanja yang
Pemerintah pusat dilakukan pemerintah yang
dalam undang-undang No. menghasilkan aktiva tetap
33 Tahun 2004 tentang tertentu (Nordiawan, 2006
perimbangan keuangan dalam Christy dan Adi,
antara pemerintah pusat dan 2008) .Peraturan Menteri
pemerintah Keuangan (PMK)
daerah,mengalokasikan No.91/PMK.06/2007
sejumlah dana dari APBN tentang Bagan Akun Standar
sebagai dana perimbangan (BAS) menyebutkan bahwa
yaitu: belanja modal merupakan

7
pengeluaran anggaran yang Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan
digunakan dalam rangka Asli Daerah sendiri terdiri dari: 1)
memperoleh atau menambah Pajak daerah, 2) Retribusi daerah,
aset tetap dan aset lainnya 3) Hasil pengelolaan kekayaan
yang memberimanfaat lebih daerah yang dipisahkan, 4) Lain-
dari satu periode akuntansi lain PAD yang sah.
serta melebihi batasan Klasifikasi PAD yang
minimal kapitalisasi aset terbaru berdasarkan Permendagri
tetap atau aset lainnya yang Nomor 13 Tahun2006 terdiri dari
ditetapkan pemerintah.Aset Pajak daerah, retribusi daerah, hasil
tetap tersebut dipergunakan pengelolaan daerah yangdipisahkan,
untuk operasional kegiatan dan lain-lain pendapatan asli daerah
sehari -hari suatu satuan yang sah. Jenis pajak daerah
kerja, bukan untuk dijual danretribusi daerah dirinci menurut
(Putro, 2010). objek pendapatan sesuai dengan
2. Pendapatan Asli Daerah undang-undangtentang pajak daerah
Menurut Undang-Undang dan retribusi daerah.Jenis hasil
Nomor 17 tahun 2003, pendapatan pengelolaan kekayaandaerah yang
daerah adalah hak pemerintah dipisahkan dirinci menurut objek
daerah yang diakui sebagai pendapatan yang mencakup
penambah nilai kekayaan bagianlaba atas penyertaan modal
bersih.(Yuwono, 2005:107) pada perusahaan milik daerah/
menyatakan bahwa pendapatan BUMD, bagian labaatas penyertaan
daerah adalah semua penerimaan modal pada perusahaan milik
kas yang menjadi hak daerah dan swasta atau kelompok
diakui sebagai penambah nilai usahamasyarakat.
kekayaan bersih dalam satu tahun 3. Dana Alokasi Umum
anggaran dan tidak perlu dibayar Berdasarkan Undang-Undang
kembali oleh pemerintah. No.33 tahun 2004 tentang
Menurt Mardiasmo (2002), Perimbangan Keuangan antara
“pendapatan asli daerah adalah Pemerintah Pusat dan Daerah
penerimaan yang diperoleh dari memberikan pengertian bahwa:
sektor pajak daerah, retribusi DAU adalah dana yang bersumber
daerah, hasil perusahaan milik dari pendapatan APBN yang
daerah, hasil pengelolaan kekayaan dialokasikan dengan tujuan untuk
daerah yang dipisahkan, dan lain- pemerataan kemampuan keuangan
lain pendapatan asli daerah yang antar daerah, untuk mendanai
sah”. kebutuhan daerah dalam rangka
Di dalam Undang-Undang pelaksanaan desentralisasi.
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Sehingga, DAU merupakan dana
Perimbangan Keuangan Antara yang didapat oleh pemerintah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah dari APBN, guna mendanai
Daerah disebutkan bahwa sumber kebutuhan daerah dalam
pendapatan daerah terdiri dari melaksanakan desentralisasi.
Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil

8
Kuncoro (2004: 30) nasional yang menjadi urusan
menyatakan bahwa tujuan penting daerah serta untuk membantu
dari DAU adalah dalam kerangka daerah dalam mendanai kebutuhan
pemerataan kemampuan keuangan fisik sarana dan prasarana dasar
penyediaan pelayanan publik antar yang merupakan prioritas nasional
pemerintah daerah di di bidang pendidikan, kesehatan,
Indonesia.DAU dialokasikan infrastruktur, kelautan dan
dengan tujuan pemerataan dengan perikanan, pertanian, prasarana
memperhatikan potensi daerah, luas pemerintahan daerah serta
daerah, demografi, jumlah lingkungan hidup.
penduduk dan tingkat pendapatan 5. Belanja Modal
masyarakat di tiap-tiap daerah, Menurut Standar Akuntansi
sehingga perbedaan antara daerah Pemerintah (SAP), pengertian belanja
yang maju dengan daerah yang modal adalah pengeluaran yang
belum berkembang dapat dilakukan dalam rangka pembentukan
diperkecil. modal yang sifatnya menambah aset
4. Dana Alokasi Khusus tetap/inventaris yang memberikan
Menurut Undang-Undang manfaat lebih dari satu periode
Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 1, akuntansi, termasuk di dalamnya
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalahpengeluaran untuk biaya
adalah dana yang bersumber dari pemeliharaan yang sifatnya
pendapatan APBN yang mempertahankan atau menambah masa
dialokasikan kepada daerah tertentu manfaat, serta meningkatkan kapasitas
dengan tujuan untuk membantu dan kualitas aset. Dalam SAP, belanja
mendanai kegiatan khusus yang modal dapat diaktegorikan ke dalam 5
merupakan urusan daerah dan (lima) kategori utama, yaitu: (1)
sesuai dengan prioritas nasional. belanja modal tanah; (2) belanja modal
Menurut Yani (2002) dana peralatan dan mesin; (3) belanja modal
alokasi khusus dimaksudkan untuk gedung dan bangunan; (4) belanja
mendanai kegiatan khusus yang modal jalan, irigasi, dan jaringan; dan
menjadi urusan daerah dan (5) belanja modal fisik lainnya.
merupakan prioritas nasional,
sesuai dengan fungsi yang Mardiasmo (2009: 67)
merupakan perwujudan tugas menyatakan bahwa belanja modal
pemerintahan di bidang tertentu, yaitu pengeluaran yang manfaatnya
khususnya dalam upaya pemenuhan melebihi satu tahun anggaran dan
kebutuhan sarana dan prasarana dapat menambah aset pemerintah yang
pelayanan dasar masyarakat. selanjutnya meningkatkan biaya
DAK dialokasikan dalam pemeliharaan. Menurut PP Nomor 71
APBN sesuai dengan program yang Tahun 2010, “Belanja modal
menjadi prioritas nasional. DAK merupakan belanja Pemerintah Daerah
dialokasikan kepada daerah tertentu yang manfaatnya melebihi 1 tahun
untuk mendanai kegiatan khusus anggaran dan akan menambah aset
yang merupakan bagian dari atau kekayaan daerah dan selanjutnya
program yang menjadi prioritas akan menambah belanja yang bersifat

9
rutin seperti biaya pemeliharaan pada salah satufaktor yang mempengaruhi
kelompok belanja administrasi kinerja keuangan.
umum”. Sehingga belanja modal dapat Wenny (2012) menyimpulkan
diartikan sebagai pengeluaran yang bahwaPendapatan Asli Daerah (PAD)
dilakukan oleh pemerintah daerah secara simultan berpengaruh signifikan
sehingga menambah kekayaan atau terhadap kinerja keuangan pada
aset yang masa manfaatnya melebihi pemerintah kabupaten dan kota di
satu tahun, kemudian mengakibatkan Provinsi Sumatera Selatan, artinya
bertambahnya biaya yang bersifat rutin keseluruhan dari komponen PAD
untuk biaya pemeliharaan. sangat mempengaruhi kinerja
B. Penelitian Terdahulu keuangan pada pemerintah kabupaten
Abdullah (2015) menyimpulkan dan kota di Provinsi Sumatera Selatan
bahwa 1) Pendapatan asli daerah sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi
(PAD) berpengaruh terhadap kinerja daerah. Penelitian juga dilakukan
keuangan Pemerintah Kabupaten dan untuk melihat bagaimana pengaruh
Kota se-Sumatera Bagian Selatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara
periode 2011-2013. Hal ini parsial terhadap kinerja keuangan pada
menunjukkan bahwa pola manajemen pemerintah kabupaten dan kota di
pemerintah daerah kabupaten/kota se- Provinsi Sumatera Selatan.Hasilnya
Sumatera Bagian Selatan menyatakan bahwa secara parsial
mempertimbangkan pendapatan asli hanya lain-lain PAD yang sah yang
daerah (PAD) sebagai salah faktor secara dominan berpengaruh terhadap
yang mempengaruhi kinerja keuangan. kinerja keuangan pada pemerintah
2) Dana alokasi umum (DAU) tidak kabupaten dan kota di Provinsi
berpengaruh terhadap kinerja Sumatera Selatan, sedangkan pajak
keuangan Pemerintah Kabupaten dan daerah, retribusi daerah, dan hasil
Kota se-Sumatera Bagian Selatan perusahaan dan kekayaan daerah tidak
periode 2011-2013. Hal ini dominan mempengaruhi kinerja
menunjukkan bahwa pola manajerial keuangan pada pemerintah kabupaten
pemerintah daerah kabupaten/kota se- dan kota di Provinsi Sumatera Selatan.
Sumatera Bagian Selatan tidak Penelitian Florida (2007) tentang
mempertimbangkan dana alokasi pengaruh pendapatan asli daerah
umum (DAU) sebagai salah satu terhadap kinerja keuangan pemerintah
faktor yang mempengaruhi kinerja kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
keuangan. 3) Dana alokasi khusus Utara menyimpulkan bahwa
(DAK) tidak berpengaruh terhadap komponen PAD seperti pajak daerah
kinerja keuangan Pemerintah dan retribusi daerah berpengaruh
Kabupaten dan Kota se-Sumatera signifikan terhadap kinerja keuangan
Bagian Selatan periode 2011-2013. pemerintah daerah.
Hal ini menunjukkan bahwa pola C. Hubungan Antar Variabel
manajemen pemerintah daerah 1. Pengaruh Pendapatan Asli
kabupaten/kota se-Sumatera Bagian Daerah terhadap Kinerja
Selatan tidak mempertimbangkan dana Keuangan
alokasi khusus (DAK) sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan sumber pendapatan penting

10
bagi sebuah daerah dalam memenuhi dapat dikatakan kinerja keuangan
belanjanya.Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kota naik
berpengaruh positif terhadap alokasi (meningkat).
belanja langsung. PAD memiliki peran 2. Pengaruh Dana Alokasi
yang cukup signifikan dalam Umum terhadap Kinerja
menentukan kemampuan daerah untuk Keuangan
melakukan aktivitas pemerintah dan DAU merupakan salah satu
program-program pembangunan transfer dana pemerintah pusat kepada
daerah. Pemerintah mempunyai pemerintah daerah yang bersumber
kewajiban untuk meningkatkan taraf dari APBN yang dialokasikan dengan
kesejahteraan rakyat serta menjaga dan tujuan pemerataan kemampuan
memelihara ketentraman dan keuangan antardaerah untuk mendanai
ketertiban masyarakat. kebutuhan daerah dalam rangka
Otonomi daerah dan pelaksanaan desentralisasi. Menurut
desentralisasi fiskal mengharapkan Undang-Undang Nomor 33/2004,
pemerintah daerah memiliki Dana Alokasi umum adalah dana yang
kemandirian yang lebih besar dalam bersumber dari APBN yang
keuangan daerah.Oleh karena itu, dialokasikan dengan tujuan pemerataan
peranan Pendapatan Asli Daerah sangat kemampuan keuangan antar daerah untuk
menentukan kinerja keuangan mendanai kebutuhan daerah otonom dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana
daerah.Dengan potensi yang dimiliki
Aokasi Umum merupakan salah satu dana
oleh masing-masing daerah diharapkan yang berasal dari dana
dapat dimanfaatkan untuk perimbangan dan dana perimbangan
meningkatkan penerimaan merupakan salah satu komponen
daerah.Penerimaan daerah tersebut pendapatan pada APBD. Dibeberapa
dapat digunakan untuk membiayai daerah peran DAU sangat signifikan
segala kewajibannya dalam karena karena kebijakan belanja
menjalankan pemerintahannya, daerah lebih di dominasi oleh jumlah
termasuk untuk digunakan dalam DAU dari pada PAD (Sidik, 2002).
meningkatkan kesejahteraan Terdapat keterikatan yang sangat
masyarakat. erat antara transfer dari Pemerintah
Jadi dapat ditarik kesimpulan Pusat dengan kinerja Keuangan
bahwa Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Daerah yaitu
merupakan semua penerimaan yang kecenderungan dimana daerah lebih
berasal dari sumber ekonomi asli mengandalkan penerimaan DAU
daerah yaitu pajak daerah, retribusi daripada PAD untuk kepentingan
daerah, laba BUMD, penerimaan lain- pembiayaan daerah menunjukkan
lain yang sah dan bukan dari pajak bahwa tingkat kinerja Keuangan
atau retribusi. Semakin besar Pemerintah tersebut dipengaruhi oleh
kontribusi pendapatan asli daerah DAU.
untuk membiayai pembangunan dan 3. Pengaruh Dana Alokasi
pelayanan masyarakat maka dapat Khusus terhadap Kinerja
dikatakan ada peningkatan kinerja Keuangan
keuangan pemerintah daerah.Jika
pendapatan asli daerah naik maka

11
Dana Alokasi Khusus (DAK) bukan rancangan yang memberi
juga merupakan dana yang berasal dari peluang terjadinya kebocoran
dana perimbangan selain dana alokasi anggaran. Jika kebocoran itu terjadi
umum dan dana bagi hasil. Tujuan menunjukkan tingkat Kinerja
DAK untuk mengurangi beban biaya Keuangan Pemerintah daerah rendah.
kegiatan khusus yang harus 4. Pengaruh Belanja
ditanggung oleh pemerintah Modalterhadap Kinerja
daerah.Pemanfaatan DAK diarahkan Keuangan
kepada kegiatan investasi Pembangunan sarana dan
pembangunan, pengadaan, prasaran oleh pemerintah daerah
peningkatan, perbaikan sarana dan berpengaruh positif pada kinerja
prasarana fisik pelayanan publik keuangan (Kuncoro, 2004).
dengan umur ekonomis panjang. Peningkatan pelayanan sektor publik
DAK digunakan untuk menutup secara berkelanjutan akan
kesenjangan pelayanan publik antar meningkatkan sarana dan prasarana
daerah dengan memberi prioritas pada publik, investasi pemerintah juga
bidang pendidikan, kesehatan, meliputi perbaikan fasilitas
infrastruktur, kelautan dan perikanan, pendidikan, kesehatan, dan sarana
pertanian, prasarana pemerintahan penunjang lainnya. Syarat fundamental
daerah, dan lingkungan hidup.Apabila untuk pembangunan ekonomi adalah
dikelola dengan baik, DAK yang tingkat pengadaan modal
secara khusus digunakan untuk pembangunan yang seimbang dengan
pembangunan dan rehabilitasi sarana peningkatan PDN/PDRB.
dan prasarana fisik ini dapat Pembentukan modal tersebut harus
membantu menanggulangi kemiskinan didefinisikan secara luas sehingga
dan secara umum dapat digunakan mencangkup semua pengeluaran yang
untuk membangun perekonomian sifatnya menaikan produktivitas
nasional. (Ismerdekaningsih & Rahayu, 2002).
DAK diberikan dengan tujuan Penelitian Adi (2006) membuktikan
untuk membiayai kegiatan-kegiatan bahwa belanja modal mempunyai
khusus pada daerah tertentu yang pengaruh positif terhadap kinerja
merupakan urusan daerah dan sesuai ekonomi alokasi belanja modal untuk
dengan prioritas nasional, khususnya pengembangan infrastruktur penujang
untuk membiayai kebutuhan sarana ekonomi, akan mendorong
dan prasarana pelayanan dasar tingkatproduktifitas penduduk. Pada
masyarakat yang belum mencapai gilirannya hal ini dapat meningkatkan
standar tertentu atau untuk mendorong pendapatan masyarakat secara umum
percepatan pembangunan daerah, yang tercermin dalam pendapatan per
maka semakin tinggi DAK maka akan kapita.
semakin tinggi Kinerja Keuangan D. Kerangka Konseptual
Pemerintah Daerah. Bertambahnya Penelitian ini akan melihat
kucuran DAK ke daerah setiap tahun pengaruh pendapatan asli daerah, dana
semestinya disertai rancangan lebih alokasi umum, dana alokasi khusus
terarah dan pemanfaatannya benar- dan belanja modal terhadap kinerja
benar untuk kepentingan rakyat dan

12
keuangan pemerintah daerah kab/kota satu komponen pendapatan pada
Se Sumatera Barat. APBD yang bertujuan sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerataan kemampuan keuangan
merupakan sumber pendapatan penting antar daerah untuk mendanai
bagi sebuah daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah otonom, yang
belanjanya.Pendapatan Asli Daerah semakin tinggi nilai DAU maka
berpengaruh positif terhadap alokasi kinerja keuangan daerah jugasemakin
belanja langsung. PAD memiliki peran meningkat, yang menyebabkan
yang cukup signifikan dalam kebutuhan masyarakat semakin
menentukan kemampuan daerah untuk terpenuhi. Jika ternyata PAD
melakukan aktivitas pemerintah dan berpengaruh pada kinerja keuangan,
program-program pembangunan maka terdapat kemungkinan kuat
daerah. Peningkatan pajak daerah, bahwa Dana Alokasi Umum (DAU)
retribusi daerah dan pendapatan asli juga berpengaruh terhadap kinerja
daerah lainnya dapat menyebabkan keuangan daerah.
pendapatan asli daerah (PAD) Dana Alokasi Umum adalah
meningkat dan akan mendorong alokasi dari APBN kepada
kinerja keuangan daerah. Adanya kabupaten/kota tertentu dengan tujuan
kenaikan PAD akan memicu dan untuk mendanai kegiatan khusus yang
memacu kinerja keuangan daerah merupakan urusan pemerintah daerah
menjadi lebih baik dari pada kinerja dan sesuai dengan prioritas
keuangan daerah sebelumnya.Hal ini nasional.Jika ternyata PAD dan DAU
disebabkan karena pendapatan asli berpengaruh terhadap kinerja
daerah adalah penerimaan yang keuangan daerah, maka terdapat
diperoleh daerah dari sumber -sumber kemungkinan kuat bahwa Dana
dalam wilayahnya sendiri yang Alokasi Khusus juga berpengaruh
dipungut berdasarkan peraturan daerah terhadap kinerja keuangan daerah.
sesuai dengan perundang-undangan Belanja modal adalah komponen
yang berlaku. Sumber pendapatan belanja langsung dalam anggaran
daerah berasal dari pajak daerah, pemerintah yang menghasilkan output
retribusi daerah, hasil pengelolaan berupa aset tetap. Dalam pemanfaatan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan aset tetap yang dihasilkan tersebut, ada
lain -lain pendapatan asli daerah yang yang bersinggungan langsung dengan
sah. Semakin besar nilai PAD maka pelayanan publik atau dipakai oleh
semakin besar pula dana yang masyarakat (seperti jalan, jembatan,
dihasilkan dari pendapatan asli daerah trotoar, gedung olah raga, stadion,
tersebut, sehingga memicu dan jogging track, halte, dan rambu lalu
memacu kinerja keuangan untuk lintas) dan ada yang tidak langsung
meningkat. dimanfaatkan oleh publik (seperti
Dana Alokasi Umum adalah gedung kantorpemerintahan).Dalam
sejumlah danayang dialokasikan perspektif kebijakan publik, sebagian
kepada setiap daerah otonom di setiap besar belanja modal berhubungan
tahunnya sebagai dana pembangunan. dengan pelayanan publik, sehingga
DAU merupakan salah satu komponen pada setiap anggaran tahunan
belanja pada APBN dan menjadi salah jumlahnya semestinya relatif besar.

13
Secara sederhana kerangka alokasi umum, dana alokasi khusus
konseptual penelitian ini dapat dan belanja modal terhadap kinerja
digambarkan sebagai berikut: keuangan pemerintah daerah Kab/Kota
Gambar 1. Kerangka Konseptual Se Sumatera Barat.
E. Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori dan latar B. Populasi dan Sampel
belakang permasalahan yang telah 1. Populasi
dikemukakan sebelumnya, maka dapat Populasi dalam penelitian ini
dibuat beberapa hipotesis terhadap adalah seluruh kabupaten dan kota di
permasalahan sebagai berikut: Sumatera Barat.
H1 Pendapatan asli daerah 2. Sampel
berpengaruh positif dan Penentuan sampel ditetapkan
signifikan terhadap kinerja dengan teknik total sampling, yaitu
keuangan pemerintah daerah seluruh populasi dijadikan sampel.
Kab/Kota Se Sumatera Jumlah daerah kabupaten dan kota di
Barat. Sumatera Barat adalah 19, berarti
H2: Dana alokasi umum sampel yang digunakan juga sebanyak
berpengaruh positif dan 19 kabupaten dan kota di Sumatera
signifikan terhadap kinerja Barat.Jumlah populasi dalam
keuangan pemerintah daerah penelitian ini dapat dilihat dari tabel
Kab/Kota Se Sumatera berikut:
Barat.
H3: Dana alokasi khusus Tabel 5
berpengaruh positif dan Daftar Nama Kabupaten/Kota
signifikan terhadap kinerja di Sumatera Barat
keuangan pemerintah daerah Sumber Badan
Kab/Kota Se Sumatera Barat Pusat Statistik, 2016
H4: Belanja modal berpengaruh C. Jenis dan Sumber Data
positif dan signifikan Jenis dan sumber data yang
terhadap kinerja keuangan digunakan dalam penelitian ini adalah:
pemerintah daerah Kab/Kota a. Berdasarkan cara
Se Sumatera Barat memperolehnya, jenis data
BAB III ini adalah data sekunder
METODE PENELITIAN yaitu data Laporan Realisasi
A. Jenis Penelitian APBD yang diperoleh dari
Berdasarkan pada judul dan instansi-instansi terkait dan
permasalahan, maka jenis penelitian hasil studi perpustakaan pada
ini adalah penelitian kausatif. Badan Pusat Statistik (BPS)
Penelitian kausatif adalah penelitian Provinsi Sumatera Barat.
yang bertujuan untuk mengetahui b. Berdasarkan waktu, data
hubungan atau keterkaitan antara penelitian ini adalah pooling
variabel bebas dan variabel terikat. gabungan antara data silang
Penelitian ini bertujuan untuk (cross section) dan data
mengetahui dan menganalisis runtut waktu (time series).
pengaruh pendapatan asli daerah, dana Data time series yang

14
digunakan yaitu data time variabel bebas mempunyai
series tahunan dari tahun distribusi normal atau
2010-2014. Sedangkan data tidak.Dalam penelitian ini
cross section yang digunakan pengujian normalitas data
adalah 19 kabupaten/kota di menggunakan kolmogorof-
Sumatera Barat. Dengan smirnov test dengan taraf
demikian, data pooling signifikan 5%.
tersebut menghasilkan 95 Dasar pengambilan
observasi. keputusan yaitu jika
c. Berdasarkan sifat, data yang signifikansi >5%, maka
digunakan adalah data dikatakan berdistribusi
kuantitatif karena data normal, jika signifikansi
diperoleh dalam bentuk <5%, maka dikatakan tidak
angka-angka. berdistribusi normal.
D. Teknik Pengumpulan Data 2) Uji Multikolinearitas
Untukmenganalisis MenurutGhozali
permasalahan dan mencari pemecahan (2012) uji multikolinearitas
permasalahan yang diinginkan, maka bertujuan untuk menguji
dibutuhkan data yang akurat, karena apakah regresi ditemukan
jika data yang digunakan tidak adanya korelasi antar
memnuhi syarat, maka analisis yang variabel bebas
akan dilakukan akan menjadi salah (independen).Model regresi
dan akan berakibat pengambilan data yang baik seharusnya tidak
akan menjadi tidak cepat. Cara yang terjadi korelasi diantara
digunakan dalam pengambilan data variabel independen.Jika
adalah dengan teknik dokumentasi, variabel independen
yaitu pengumpulan data yang berkorelasi, maka variabel-
diperoleh dari instansi-instansi yang variabel ini tidak orthogonal.
terkait dan BPS Sumatera Barat. Variabel orthogonal adalah
variabel independen yang
E. Metode Analisis Data nilai korelasi antar sesame
1. Analisis Deskriptif variabel independen sama
Analisis deskriptif dengan nol.
bertujuan untuk Dalam penelitian ini
menggambarkan apa yang untuk mendeteksi ada atau
ditemukan pada hasil penelitian tidaknya multikolinearitas di
dan memberikan informasi dalam model regresi adalah
sesuai dengan yang diperoleh dengan melihat tolerance
dilapangan. value dan Varian Inflation
2. Analisis Induktif Factor. (VIF), dengan kriteria
a. Uji Asumsi Klasik tolerance >0,10 atau sama
1) Uji Normalitas dengan nilai VIF < 10 maka
Uji ini bertujuan untuk model tidak mengandung
menguji apakah model masalah multikolinearitas.
regresi variabel terikat dan 3) Uji Heterokedastisitas

15
.Uji Analisis regresi
heteroskedastisitas dilakukan berganda digunakan untuk
untuk menguji apakah dalam mengukur pengaruh antara
model regresi terjadi lebih dari satu variabel bebas
ketidaksamaan variance dari terhadap variabel terikat,
residual suatu pengamatan ke dalam penelitian ini yaitu
pengamatan yang lain. pendapatan asli daerah, dana
Model regresi yang baik alokasi umum, dana alokasi
adalah yang khusus dan belanja modal
homokedastisitas atau tidak terhadap kinerja keuangan
heteroskedastisitas.Uji pemerintah daerah Kab/Kota
heteroskedastisitas dalam Se Sumatera Barat dengan
penelitian ini diuji dengan menggunakan software SPSS
Scaterplots. ver.17.
4) Uji Autokorelasi Dari model di atas
Uji autokorelasi dapat dijelaskan bahwa
bertujuan untuk menguji kinerja keuangan pemerintah
apakah dalam model regresi daerah (Yit) dipengaruhi
linear ada korelasi antara secara positif oleh
kesalahan pengganggu pada pendapatan asli daerah
periode t dengan kesalahan (X1it),dana alokasi umum
pengganggu pada periode t-1 (X2it), dana alokasi khusus
(sebelumnya).Jika terjadi (X2it)dan belanja modal
korelasi, maka dinamakan (X3it), artinya semakin
ada masalah tinggi pendapatan asli
autokorelasi.Model regresi daera,dana alokasi umum,
yang baik adalah regresi dana alokasi khususdan
yang bebas dari masalah belanja modal maka semakin
autokorelasi.Dalam baik kinerja keuangan
penelitian ini untuk pemerintah daerah (Yit).
2
mendeteksi ada atau tidaknya 2) Koefisien Determinasi (R )
masalah autokorelasi Pengujian ini
digunakan uji Durbin – digunakan untuk melihat atau
Watson (Ghozali, 2012). mengetahui kontribusi
Pengambilan variabel bebas dalam
keputusan ada tidaknya menjelaskan variabel
2
autokorelasi dapat pada tabel terikat.Nilai R berkisar
2 berikut: 2
antara nol dan satu (0 < R <
Tabel 6 2
1).Nilai R yang kecil atau
Klasifikasi Nilai d (D-W) mendekati nol berarti
kemampuan variabel bebas
b. Model dan Teknik Analisis dalam menjelaskan variasi
Data variabel terikat sangat
1) Analisis Regresi Berganda terbatas. Sebaliknya, jika
2
R mendekati satu berarti

16
variabel bebas memberikan Kriteria pengujian
hampir semua informasi hipotesis:
yangdibutuhkan untuk 1) Ho ditolak = jika to
memprediksi variasi variabel ≥ t tabel atau... -to <
terikat dan model tersebut ... –t tabel
dapat dikatakan baik. 2) Ho diterima = jika to
3) Uji F (F-Test) ≥ t tabel atau ... –to ≥
Uji F dilakukan ... –t tabel
bertujuan untuk menguji Jika to ≥ t tabel atau –
apakah hasil analisis regresi to < -t tabel, maka Ha
berganda modelnya sudah diterima dan Ho ditolak,
fix atau belum dan untuk artinya terdapat pengaruh
dapat mengetahui pengaruh yang signifikan antara
antara variabel bebas variabel bebas terhadap
variabel terikat secara variabel terikat. Tetapi jika to
keseluruhan atau secara < t tabel atau -to ≥ -t tabel
simultan. Kriteria yang maka, Ha ditolak dan Ho
digunakan dalam pengujian diterima artinya tidak terdapat
ini adalah membandingkan pengaruh yang signifikan
nilai sigyang diperoleh antara variabel bebas terhadap
dengan derajat signifikasi variabel terikat.
pada level α = 0,05. Apabila Cara kedua yang akan
nilai sig yang diperoleh digunakan dalam penelitian
lebih kecil dari derajat ini adalah membandingkan
signifikasi maka model yang nilai probabilitas yang
digunakan sudah fix variabel dihitung dengan nilai α, jika
bebas berpengaruh secara probabilitas lebih kecil
keseluruhan terhadap daripada nilai signifikansi
variabel terikat. (0,05), maka Ho ditolak dan
4) Uji Hipotesis (t-Test) Ha diterima berarti terdapat
Uji parsial merupakan pengaruh yang signifikan
suatu pengujian yang antara variabel bebas terhadap
bertujuan untuk mengetahui variabel terikat begitu juga
apakah variabel bebas secara sebaliknya.
parsial berpengaruh terhadap F. Definisi Operasional
variabel terikat. Dengan Untuk lebih memudahkan dalam
asumsi bahwa jika nilai t penulisan dan untuk menghindari
hitung yang dilihat dari penafsiran yang berbeda pada
analisis regresi menunjukkan penelitian ini, maka penulis perlu
kecil dari α = 0,05 berarti menjelaskan defenisi operasional
variabel bebas berpengaruh variabel sebagai berikut:
terhadap variabel terikat. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah
Dengan tingkat kepercayaan (Y)
untuk pengujian hipotesis Kinerja Keuangan
95% atau α = 0,05 (5%) Pemerintah Daerah adalah

17
kemampuan suatu daerah Dana Alokasi Umum
untuk menggali dan mengelola (DAU) adalah transfer dana
sumber-sumber keuangan asli dari pemerintah pusat ke
daerah dalam memenuhi pemerintah daerah yang
kebutuhannya guna dimaksudkan untuk menutupi
mendukung berjalannya sistem kesenjangan fiscal (fiscal gap)
pemerintahan, pelayanan dan pemerataan kemampuan
kepada masyarakat dan fiskal antar daerah dalam
pembangunan daerahnya rangkamembantu kemandirian
dengan tidak tergantung pemerintah daerah dalam
sepenuhnya kepada pemerintah menjalankan fungsi
pusat dan mempunyai dantugasnya untuk melayani
keleluasaan didalam masyarakat (Stasistik
menggunakan dana-dana untuk Keuangan BPS,2011).
kepentingan masyarakat daerah TujuanDAU adalah sebagai
dalam batas-batas yang pemerataan kemampuan
ditentukan peraturan keuangan antar daerah
perundang-undangan. untukmendanai kebutuhan
. Daerah Otonom dalam rangka
2. Pendapatan Asli Daerah pelaksanaan desentralisasi.
Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Umum dapat
adalah penerimaan daerah yang diketahui dari nilai Rupiah
diperoleh dari sektor pajak (Rp) yang terdapat padapos
daerah, retribusi daerah, hasil Dana Alokasi Umum dalam
perusahaan milik daerah, Laporan Realisasi Anggaran
hasilpengelolaan kekayaan Pemerintah daerah
daerah yang dipisahkan, dan Kabupaten/Kota di Provinsi
lain-lain pendapatan aslidaerah Sumatera Barat pada tahun
yang sah, yang bertujuan untuk anggaran 2010 – 2014
memberikan keleluasaan 4. Dana Alokasi Khusus
kepada daerahdalam menggali Dana Alokasi Khusus
pendanaan dalam pelaksanaan merupakan dana yang
otonomi daerah bersumber dari APBN yang
sebagaiperwujudan dialokasikan kepada daerah
desentralisasi. Pendapatan Asli tertentu dengan tujuan untuk
Daerah dapat diketahui dari membantu mendanai kegiatan
nilai Rupiah (Rp) yang terdapat khusus yang merupakan urusan
pada pos Pendapatan Asli daerah dan sesuai dengan
Daerah dalam Laporan prioritas nasional. Pengukuran
Realisasi Anggaran Pemerintah variabel DAK ini diukur
daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan skala
diProvinsi Sumatera Barat pada rasio.Indikator DAK terdiri
Tahun Anggaran 2010 - 2014. dari kriteria umum, kriteria
3. Dana Alokasi Umum khusus dan kriteria teknis.
5. Belanja Modal

18
Belanja Modal adalah keuangan daerah. Dari hasil
alokasi pengeluaran anggaran penelitian ini ditemukan bahwa
untuk perolehan aset tetap dan semakin tinggi dana alokasi khusus
aset lainnya yang memberi maka akan menimbulkan tinggi
manfaat lebih dari satu rendahnya kinerja keuangan daerah
periode akuntansi, dan sebaliknya.
dibandingkan dengan total 4. Belanja modal berpengaruh tidak
belanja dalam APBD. berpengaruhsignifikan terhadap
BAB V kinerja keuangan daerah. Belanja
KESIMPULAN DAN modal yang tinggi ataupun rendah
SARAN A. Kesimpulan tidak dapat mempengaruhi upaya
Penelitian ini bertujuan untuk pemerintah dalam mengoptimalkan
melihat sejauh mana Pengaruh kinerja keuangan pemerintah
Pendapattan Asli daerah, Dana Alokasi daerah.
Umum, Dana Alokasi Khusus dan B. Keterbatasan Penelitian Beberapa
Belanja Modal pada Kinerja Keuangan keterbatasan dalam
Daerah pada Kabupaten dan Kota di penelitian ini :
Provinsi Sumatera Barat tahun 2010- 1. Penelitian ini hanya menguji
2014. Berdasarkan hasil analisis yang sebagian dari komponen PAD yaitu
telah dilakukan, beberapa kesimpulan dana alokasi umum, dana alokasi
yang dapat diambil dari penelitian ini khusus dan belanja modal.
adalah : 2. Penelitian ini mengabaikan faktor-
1. Pendapatan Asli Daerah faktor politik yang mungkin juga
berpengaruh signifikan terhadap mempengaruhi penelitian ini.
kinerja keuangan daerah.Adanya 3. Penelitian atau data observasi yang
faktor faktor lain pembentuk digunakan hanya pada Kabupaten
pendapatan daerah menunjukkan dan Kota di Provinsi Sumatera
bahwa pendapat asli daerah Barat, sehingga belum dapat
merupakan salah satu pembentuk mewakili seluruh kabupaten dan
pendapatan daerah. Dari hasil kota di Indonesia.
penelitian ini ditemukan bahwa C. Saran
semakin tinggi pendapatan asli Saran yang dapat diberikan
daerah akan mempengaruhi tinggi penulis yaitu:
dan rendahnya kinerja keuangan 1. Bagi pemerintah kabupaten dan kota
daerah di Provinsi Sumatera Barat,
sebaiknya berkonsentrasi untuk
2. Dana alokasi umum tidak terus dapat lebih meningkatkan dan
berpengaruh signifikan terhadap mengembangkan kinerja keuangan
kinerja keuangan daerah. Dari hasil daerah melalui potensi dan
penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan daerah dalam
semakin tinggi atau rendahnya menghasilkan pendapatan asli
Dana alokasi umum tidak daerah serta semakin mumpuni
mempengaruhi tinggi dan dalam mengelola dana alokasi
rendahnya kinerja keuangan daerah. umum dan khusus yang diberikan
3. Dana alokasi khusus berpengaruh kepada daerah untuk menciptakan
signifikan negatif terhadap kinerja

19
kinerja keuangan pemerintah Kota di Propinsi Sumatera
daerah yang semakin baik. Selain Utara. Skripsi Tidak
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya Dipublikasi. Medan;
juga menambah periode Universitas Sumatera Utara.
pengamatan, menambah beberapa DJPK. 2011. Deskripsi dan Analisis
variabel dari PAD lainnya agar APBD 2011. Kementerian
lebih mengetahui faktor lainnya Keuangan Republik Indonesia.
yang mempengaruhi kinerja Florida, Asha. 2007. Pengaruh
keuangan pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah
Penulis menyadari masih banyak Terhadap Kinerja Keuangan
keterbatasan dalam penelitian ini, Pemerintah Kabupaten dan
oleh sebab itu diperlukan penelitian Kota di Provinsi Sumatera
lain dengan ruang lingkup yang Utara.Tesis Tidak Dipublikasi.
lebih luas dan kurun waktu yang Medan; Universitas Sumatera
lebih besar. Agar penelitian ini Utara,
lebih jelas dan lebih lengkap, Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi
sebaiknya penerimaan daerah selain Analisis Multivariate Dengan
pendapatan asli daerah, dana Program SPSS. Semarang:
alokasi umum, dana alokasi khusus Badan Penerbit Universitas
dan belanja modal dijabarkan Diponegoro
sehingga dapat dilihat bagaimana
pengaruhnya terhadap kinerja Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor
keuangan kabupaten dan kota di Publik: Akuntansi Keuangan
Provinsi Sumatera Barat. Daerah.Salem ba Empat.
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA ------- 2004. Akuntansi Sektor Publik;
Akuntansi Keuangan Daerah.
Abdullah. 2015. Pengaruh Pendapatan Jakarta: Salemba Empat.
Asli Daerah, Dana Alokasi Helfert, Erich A. 1982. Techniques of
Umum, Dana Lokasi Khusus Financial Analysis.5thEd.
terhadap Kinerja Pemerintahan Richard D.Irwin, Inc.
Daerah Kabupaten/Kota se- Homewood, Illinois.
Sumatera Bagian Selatan. Heller, Peter S. 2005. Understanding
Simposium Nasional Fiscal Space.Policy Discussion
Akuntanasi 18, Universitas Paper.International Monetary
Sumatera barat, Medan 16-19 Fund.
September 2015. Julitawati, Darwanis dan Jalaluddin.
Bastian, I., 2006. Akuntansi Sektor 2012. “Pengaruh Pendapatan
Publik: Suatu Pengantar. Asli Daerah (PAD) dan Dana
Jakarta: Erlangga Perimbangan Terhadap Kinerja
Batubara, Dian Nofrina. 2009. Keuangan Pemerintah
Pengaruh Pendapatan Asli Kabupaten / Kota di Provinsi
Daerah (PAD) Terhadap Aceh”. Jurnal Akuntansi
Kinerja Keuangan pada Pascasarjana Universitas
Pemerintah Kabupaten dan

20
Syiah Kuala. Vol. 1, No. 1.hal. Prospek di Era Otonomi
15-29 Daerah. Jakarta: Penerbit Buku
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Kompas
Riset Untuk Bisnis Dan Sidik, Machfud.2002. Format
Ekonomi. Jakarta: Erlangga Hubungan Keuangan
---------. 2004. Otonomi dan Pemerintah Pusat Dan Daerah
Pembangunan Daerah. Jakarta Yang Mengacu Pada
: Erlangga Pencapaian Tujuan Nasional.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Makalah disampaikan Acara
Publik. Yogyakarta : ANDI Orasi Ilmiah. Jakarta. 17-18
Putro, Nugroho Suratno, 2010. April 2002
Pengaruh Pertumbuhan Sularso, H., Restianto, Y.E. 2011.
Ekonomi, Pendapatan Asli Pengaruh Kinerja Keuangan
Daerah dan Dana Alokasi Terhadap Alokasi Belanja
Umum Terhadap Modal dan Pertumbuhan
Pengalokasian Anggaran Ekonomi Kabupaten/Kota di
Belanja Modal (Studi Kasus Jawa Tengah. Media Riset
Pada Kabupaten/Kota di Akuntansi, Vol.1 No.2: 109-
Provinsi Jawa Tengah). Skripsi 124.
Sarjana Universitas Sumarjo, Hendro, 2010. Pengaruh
Diponegoro, Semarang Karakteristik Pemerintah
Rai, I.G. Agung. 2008. Audit Kinerja Daerah Terhadap Kinerja
Pada Sektor Publik: Konsep, Keuangan Pemerintah Daerah
Praktik, dan Studi Kasus. (Studi Empiris Pada
Jakarta: Salemba Empat. Pemerintah Daerah
Rukmana, Wan Vidi. 2013. “Pengaruh Kabupaten/Kota Di Indonesia).
Pajak Daerah, Retribusi Daerah Skripsi. Surakarta: Universitas
dan Dana Perimbangan Sebelas Maret.Kusumawardani,
Terhadap Kinerja Keuangan 2012
Pemerintah Provinsi Kepulauan Suprianto. 2013. “Pengaruh
Riau”.Jurnal Universitas Pendapatan Asli Daerah
Maritim Raja Ali Haji. hal. 1- Terhadap Kinerja Keuangan
15 Pada Pemerintah Provinsi
Gorontalo”. Jurnal Universitas
Saragih, Juli Panglima, 2003. Negeri Gorontalo
Desentralisasi Fiskal
dan Susantih, H dan Saftiana, Y.
Keuangan Daerah Dalam 2009.“Perbandingan Indikator
Otonomi. Jakarta: Ghalia Kinerja Keuangan Pemerintah
Indonesia Provinsi se-Sumatera Bagian
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Selatan”.Jurnal Program
Keuangan dan Pascasarjana Akuntansi,
Perencanaan Fakultas Ekonomi. Universitas
KeuanganPerusahaan. Jakarta: Sriwijaya.
Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Republik Indonesia
Sidik, Machfud. 2002. Dana Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Alokasi
Umum Konsep, Hambatan, dan
21
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
Wenny, Cherrya. 2012. “Analisis
Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Terhadap
Kinerja Keuangan Pada
Pemerintahan Kabupaten dan
Kota di Provinsi Sumatera
Selatan”. Jurnal Ilmiah STIE
MDP. Vol. 2, No. 1, hal. 39-51
World Bank, 2006.Fiscal Policy for
Growth and Development: An
Interim Report
Yani, Ulpah. 2012. Pengaruh Pajak
Daerah Dan Retribusi Daerah
Terhadap Kemandirian
Keuangan Daerah Pemerintah
Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara.Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Yuwono, S. dkk., 2005.
Penganggaran Sektor Publik.
Surabaya: Bayumedia
Publishing.
________. Undang-undang Republik
Indonesia No. 33 tahun 2004
Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.

22
Lampiran :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Pendapatan Asli Daerah

Dana Alokasi Umum


Kinerja Keuangan

Dana Alokasi Khusus Pemerintahan Daerah


Belanja Modal

Tabel Nama Nama Kota/Kabupaten di Sumatera barat


No Nama-Nama Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Pasaman
2 Kabupaten Pasaman Barat
3 Kabupaten Agam
4 Kabupaten Tanah Datar
5 Kabupaten Solok
6 Kabupaten Solok Selatan
7 Kabupaten 50 Kota
8 Kabupaten Dhamasraya
9 Kabupaten Sijunjung
10 Kabupaten Padang Pariaman
11 Kabupaten Pesisir Selatan
12 Kabupaten mentawai
13 Kota Padang
14 Kota Payakumbuh
15 Kota Solok
16 Kota Pariaman
17 Kota Bukittinggi
18 Kota Sawahlunto
19 Kota Padang Panjang

23
Tabel D-w
Nilai Keterangan
<1,10 Ada Autokorelasi
1,10 – 1,54 Tidak Ada Autokerelasi
1,55 – 2,46 Tidak Ada Autokerelasi
1,47 -2,90 Tidak Ada Autokerelasi
>2,91 Ada Autokorelasi

Tabel Uji Multikoloneritas


a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .068 .005 14.593 .000


PAD 5.895E-13 .000 .899 10.138 .000 .471 2.125
DAU 1.225E-15 .000 .008 .070 .944 .271 3.684
DAK -4.696E-13 .000 -.371 -3.761 .000 .381 2.625
Belanja Modal -5.787E-14 .000 -.124 -1.223 .225 .360 2.777

a. Dependent Variable: KKPD

Tabel Uji Heterokedasitas


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .003 .001 4.696 .000

PAD 2.340E-15 .000 .046 .305 .761

DAU 7.146E-16 .000 .062 .309 .758

DAK -2.036E-14 .000 -.208 -1.234 .220

Belanja Modal 2.227E-16 .000 .006 .036 .972

a. Dependent Variable: absurd

24

Anda mungkin juga menyukai