Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Produksi
Proses produksi berita sangat mengutamakan kecepatan dalam
kegiatan produksi maupun penyajian hasil karyanya kepada audience.
Informasi atau pesan yang disampaikan harus faktual dan mengandung
nilai penting serta menarik untuk dikonsumsi khalayak. Dalam proses
produksi yang bersifat timeconcern (terikat dengan waktu), proses
perencanaan, proses produksi dan proses editingnya harus dilakukan
secara cepat karena produksi berita seperti ini mengejar nilai aktualitas
berita.17
Setiap produksi acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan
produksi yang jelas dan efisien. Tahapan produksi terdiri dari 3 bagian
yang sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP). Karena berita
terikat dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya yang tinggi, maka perlu
melewati tahapan tersebut.
1. Pra Produksi
Tahap ini sangat penting, karena tahap ini merupakan tahap
perencanaan dari serangkaian kegiatan produksi yang akan
dilaksanakan. Jika tahap ini dilakukan dengan rinci dan baik, hasilnya
pun akan sesuai dengan apa yang direncanakan.
2. Produksi
Merupakan seluruh kegiatan liputan berita baik di studio
maupun di lapangan.

17
J. B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992), 143.

9
10

3. Pasca Produksi
Adalah segala kegiatan usai peliputan, penulisan naskah,
editing/penyuntingan, pengisian suara sampai materi itu dinyatakan
selesai dan siap disiarkan.18

Selanjutnya, tahapan-tahapan produksi berita seperti yang


dikemukakan oleh J.B. Wahyudi tersebut, dapat diuraikan dalam rincian
sebagai berikut :
a. Ide Peliputan
Ide peliputan muncul dalam sebuah rapat redaksi. Rapat yang
terdiri dari produser program, koordinator liputan, koordinator
kamerawan, presenter dan produser eksekutif membicarakan sebuah ide
liputan dan menimbangnya dari segala sisi. Pembicaraan termasuk
informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam dan
narasumber yang harus diwawancarai.
b. Peliputan
Ide yang telah disepakati oleh rapat redaksi dikerjakan oleh
reporter dan kamerawan untuk menggali fakta dari lapangan maupun
narasumber, melalui koordinator liputan. Perkembangan di lapangan
akan terus dipantau, untuk memastikan ketersediaan materi saat siaran.
c. Pembuatan rundown
Beberapa jam menjelang siaran, redaksi sekali lagi berkumpul
dalam sebuah rapat bernama „budgeting‟. Korlip menyampaikan
perolehan berita kepada produser program, yang kemudian
menyusunnya dalam sebuah rundown acara. Rapat sekali lagi
mengevaluasi urgensi berita yang akan ditayangkan. Selain melihat
kesesuaian dengan perintah rapat redaksi di awal juga
menyinkronkannya dengan situasi terkini.

18
ibid, 75.
11

d. Pembuatan Naskah
Setelah rundown disetujui, reporter yang beritanya akan
ditayangkan segera menyiapkan naskah. Dalam proses ini, reporter
harus mempertimbangkan ketersediaan gambar yang akan mendukung
laporannya. Selain itu reporter perlu memastikan cuplikan
wawancaranya agar sesuai dengan naskahnya.
Setelah naskah selesai, produser akan memeriksanya, baik dari segi
isi maupun bahasa. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dasar
penulisan naskah. Penggunaan tata bahasa atau istilah yang keliru dapat
menyebabkan perbedaan arti.
e. Penyuntingan Gambar
Naskah yang telah melewati proses editing kemudian berlanjut
ke ruang penyuntingan gambar. Editor adalah penanggung jawab proses
pemaduan naskah dan gambar. Dalam tahap ini, segala aspek teknis
gambar yang akan hadir ke depan penonton harus diperhitungkan.
Kondisi yang tidak sesuai standar seperti gambar biru (bluish), tidak
fokus, sebaiknya tidak dipakai pada hasil berita.
Dalam tahap ini editor seharusnya bekerja sama dengan reporter
dan kamerawan peliput untuk memadukan gambar terbaik. Produser
program adalah penyelia tahap ini untuk memastikan segala aspek telah
sesuai dengan yang diinginkan.
f. Proses siaran/ penayangan
Inilah proses akhir dari rangkaian persiapan penayangan
program. Hasil liputan yang telah diedit atau dalam bentuk siap tayang
akan disusun sesuai daftar rundown. Para awak master control
menyiapkan peralatan pendukung untuk menayangkan program ini.
Sementara presenter mempersiapkan diri untuk membawakan program
itu.19
Dalam sebuah sistem konvensional, awak master control berjumlah
relatif banyak. Mereka dikomandani oleh seorang pengarah program atau

19
ibid, 75.
12

program director (PD). Produser yang notabene pemilik program berada


di belakang, karena ia dianggap tidak mengetahui masalah teknis
penyiaran. Jika ada perubahan alur program baru sang produser
memerintahkan PD untuk melakukan penyesuaian.
Awak master control dan tugasnya:
1. Program Director (PD) adalah pemimpin jalannya siaran. Ia
berkoordinasi dengan produser program untuk menentukan pola siaran
yang paling baik dan lancar.
2. Pengelola tampilan (Switcher) adalah orang yang bertugas
menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar ke
dalam satu tampilan visual program televisi, sehingga program
tersebut mempunyai nilai estetika. Ia mengatur sebuah alat bernama
switcher atau pengendali tampilan atas perintah PD.
3. Pengendali suara (Audioman) tampilan suara presenter ataupun
program berada di bawah kendalinya. Ia harus memiliki kapasitas baik
untuk mengerti suara seperti apa yang paling baik di telinga penonton.
Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek perekaman suara. Pada
produksi program di studio TV, teknisi audio berada di ruang master
control di mana dia mengontrol suara yang berasal dari berbagai
sumber suara.
4. Pengendali pemutar kaset atau VTRman tugasnya adalah
mempersiapkan kaset yang berisi laporan dan memutarnya atas
perintah PD.
5. Pengendali Grafis Setiap tayangan membutuhkan penjelasan berupa
tulisan. Inilah bagian yang memastikan penonton mengetahui siapa
yang tengah berbicara dan gambar apa yang tengah terjadi.20

20
Triyanto Hapsoro, “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi”
http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/05/15/sekilas-tentang-
produksiberita-televisi-bagian 1 dan 2. pada tanggal 15/04/2017. 7.09 PM
13

B. Televisi
Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele "jauh" yang
berasal dari bahasa Yunani dan visio "penglihatan" dari bahasa Latin,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.21
Televisi merupakan media massa yang paling utama untuk
mendapatkan informasi dan hiburan. Hampir sebagian masyarakat
memiliki televisi dirumahnya. Karna televisi mempunyai kelebihan pada
pemberian informasi yang menggunakan gambar serta audio visual.
1. Fungsi Televisi
Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi
pers berarti fungsi jurnalistik. Di zaman modern sekarang ini,
jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain
untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi hanya sekedar
menyiarkan informasi (to inform).
Memang banyak para ahli di bidang komunikasi yang
memberikan penjabaran tentang fungsi media. Tetapi menurut Onong
Uchajana yang menjabarkan fungsi media sebagai berikut :
a. Menyiarkan Informasi (to inform).
Menyiarkan informasi adalah fungsi media massa yang pertama
dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat
kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi
ini : mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dunia,
menunjukkan hubungan kekuasaan dan memudahkan inovasi,
adaptasi dan kemajuan.
b. Mendidik (to educate)
Fungsi Pendidikan Televisi menjadi sarana dan prasarana yang
memberikan pengaruh atau nilai baik kepada masyarakat luas

21
Pengertian televisi, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi pada hari Jumat 7
April 2017 jam 01.02 WIB
14

melalui program tayangannya yang sudah dikemas sehingga


menjadi tontonan yang mempunyai nilai education.
c. Menghibur (to entertaint)
Fungsi Hiburan Sebagian besar stasiun televisi mempunyai
program hiburan dan ada beberapa stasiun televisi yang
mengalokasikan waktu-waktu siarannya untuk program hiburan.
d. Mempengaruhi (to influence)
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implist terdapat
padaberita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana,
artikel dan opini yang dapat mengkonstruk pikiran masyarakat
lewat permainan bahasa dan tayangan di TV. Fungsi
mempengaruhi dalam bidang perniagaan terdapat pada iklan-iklan
yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan. Tidak dapat dipungkiri
memang media massa merupakan alat yang paling efektif dalam
menyebarkan pengaruh.22
2. Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi antara lain :
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran
lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga
audiovisual.
b. Berpikir dalam gambar
Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung
gagasan yang menjadi gambar secara individual. dan merangkai
gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung
makna tertentu.
c. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh
lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan

22
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran : Teori dan Praktik, (Bandung: Bandar Maju,
1993), 24-27.
15

yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya


lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil
dan terlatih. 23

C. Berita
Berita adalah informasi yang penting dan menarik bagi khalayak
atau audience. Berita menampilkan fakta tetapi tidak setiap fakta
merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orangorang tetapi tidak
setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa
yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan.
Michael V. Charnley menegaskan, berita adalah laporan tercepat mengenai
fakta atau opini yang menarik atau penting, atau kedua-duanya, bagi
sejumlah besar penduduk.24
Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah
berita, karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang
telah diolah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik,
dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik,
baik cetak maupun elektronik.25
1. Jenis Berita Televisi
Menurut Morissan, program informasi dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).
a. Hard News
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting
dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran
karena sifatnya harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khalayak audien secepatnya. Pada umumnya penyajian berita keras

23
Elvinaro Ardianto Dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Ed.Revisi
(Bandung:Sembiosa Rekatama Media, 2009), 137-139.
24
Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik televisiMenjadi repoter profesional (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2008), 2.
25
JB. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, 27.
16

ini secara reguler. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa


bentuk berita yaitu :
1) Straight news
Straight news berarti berita langsung maksudnya suatu
berita singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja
yang mencakup 5W + 1H (what, where, who, when, whu dan
how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
2) Feature
Kita sering melihat suatu program berita menampilkan
berita-berita ringan namun menarik. Feature yang terkait dengan
suatu peristiwa penting atau terikat waktu dan karena itu harus
segera disiarkan dalam suatu program berita. Feature semacam ini
disebut dengan news feature.
3) Infotaiment
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat
(celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada
industry hiburan seperti pemain film/sinetron, penyayi dan
sebagainya.
b. Soft News
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam
katagori berita lunak yaitu :
1) Current Affair
Current affair adalah program yang menyajikan informasi
yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya
namun dibuat secara lengkap dan mendalam.
17

2) Magazine
Magazine adalah program yang menampilkan informasi
ringan namun mendalam. Magazine lebih menekankan pada
aspek menarik suatuinformasi ketimbang aspek pentingnya.
3) Documenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan
untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan
menarik. Gaya atau cara penyajian documenter sangat beragam
dalam hal teknik pengambilan gambar, teknik editing dan teknik
penceritaanya.
4) Talk Show
Program talk show atau perbincangan adalah program yang
menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu
topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara. Mereka
yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung
dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka
yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.26
2. Format Berita Televisi
Dalam dunia pertelevisian dikenal sejumlah istilah yang terkait
dengan format yang digunakan dalam penyajian berita. Kekuatan
televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya
untuk membawa penonton kelokasi kejadian dengan menggunakan
gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah
faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang
sangat kuat kepada penonton. Salah satu tantangan yang dihadapi para
pengelola program berita adalah mencari format terbaik dalam
menyajikan setiap berita.
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari
suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan

26
Morissan M. A, Jurnalistik Televisi Mutakir, 23-28.
18

desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria yang


disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita
yaitu cara bagaimana suatu berita itu disajikan. Format berita televisi itu
antara lain sebagai berikut :
a. Reader
Reader merupakan format berita singkat yang disampaikan
presenter tanpa didukung gambar (video). format ini biasanya
digunakan untuk melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang
belum ada videonya. Format berita reader tidak dapat digunakan
untuk berita yang bersifat seremonial.
b. Voice over
Voice Over (VO) adalah format berita dengan video yang
keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir
dibacakan oleh presenter. Dalam format ini presenter muncul
didepan kamera untuk membacakan lead sebuah berita dan diikuti
oleh pemutaran gambar video yang biasanya berlangsung sekitar 45
detik sementara suara si presenter terdengar membaca berita yang
mengiringi gambar.
c. Reader SOT
Sound on tape (SOT) adalah cuplikan suara atau wawancara
panjang dari narasumber. SOT sebaiknya diusahakan pendek dan
fokus dari berita yang dibacakan sebelumnya. Dalam lead presenter
menjelaskan nama sumber dan informasi singkat SOT-nya, namun
tidak boleh sama persis dengan SOT.
d. Voice over SOT
Format berita ini merupakan gabungan antara format VO dan
SOT yang mana VO mengenai peristiwa yang relevan atau yang ada
kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan
SOT adalah bagian yang menyataan sumber yang spesifik berkaitan
dengan peristiwa yang bersangkutan.
19

e. Reader grafis
Format ini biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru
saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk
merekamnya dalam kaset video. Dalam format berita grafis,
pertama-tama presenter muncul membacakan lead berita dan
kemudian muncul gambar grafis sementara suara presenter
terdengar membacakan kelanjutan berita tersebut.
f. Package
Format berita package (paket) adalah format berita yang
bersifat komprehensif, dengan lead dibacakan presenter sedangkan
naskah paket dibacakan sendiri oleh reporter atau pengisi suara
(dubber). Paket ditulis oleh reporter dan harus di-copy edit oleh
koordinator bidang untuk gaya penulisan dan isi. Paket selalu
dimulai dengan presenter membacakan intro atau lead. Lead juga
berfungsi sebagai pemancing minat penonton dengan
menyampaikan beberapa fakta yang paling penting dan menarik.
g. Laporan langsung
Dalam format seperti ini presenter akan langsung berbicara
dengan reporter yang berada di lokasi yang sedang meliput suatu
peristiwa. Format ini disebut juga sebagai format dua arah (two
way). Laporan langsung akan dimulai dengan layar yang terbagi dua
memperlihatkan presenter distudio pada bagian kiri dan reporter
dari lokasi pada bagian kanan layar.
h. Breaking News
Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, bila
memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut.
Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat
terjadi kapan saja.
i. Laporan khusus
Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan
soundbita dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat dan
20

analisis mereka. Laporan khusus biasanya disajikan dalam program


tersendiri diluar program berita karena memiliki durasi yang
panjang.27
3. Struktur Organisasi Berita Televisi
Stasiun televisi membutuhkan sumber daya manusia yang cukup
banyak begitu pula dalam struktur organisasi redaksi pemberitaan yang
semunya bekerja sebagai satu tim. Struktur organisasi bagian
pemberitaan stasiun televisi biasanya terdiri dari sejumlah jabatan,
antara lain :
a. Direktur pemberitaan. Direktur pemberitaan adalah seseorang yang
independen atau bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Direktur
pemberitaan, membutuhkan akses langsung dengan pimpinan stasiun
televisi karena suatu berita besar dapat terjadi setiap saat dan butuh
keputusan cepat untuk menayangkannya. Contoh keputusan untuk
membatalkan acara yang sudah dijadwalkan, demi siaran langsung
suatu peristiwa yang sangat penting.
b. Produser eksekutif. Produser eksekutif bertanggung jawab terhadap
penampilan jangka panjang suatu program acara keseluruhan.
Produser eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter
dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah
ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Produser eksekutif
bertanggung jawab terhadap beberapa program informasi.
c. Produser. Produser bertanggung jawab terhadap suatu program
berita. Produser memutuskan berita-berita apa saja saja yang akan
disiarkan dalam program beritanya. Berapa lama durasi suatu berita
ditayangkan, format berita apa yang akan digunakan.
d. Produser Acara. Produser acara atau line produser bertanggung
jawab dalam mempersiapkan penayangan suatu program berita.
Produser acara harus memutuskan berita apa yang akan disiarkan
dan ia mempersiapkan segala sesuatunya agar berita itu dapat

27
Ibid, 33-40.
21

ditayangkan. Produser acara harus mempersiapkan susunan berita


(rundown) yang berisikan berbagai format berita yang akan
ditampilkan dan memperhitungkan waktu tayang (durasi) dari
masing-masing format berita itu. Tugas produser acara akan diawasi
langsung oleh produser eksekutif dan direktur pemberitaan.
e. Produser lapangan. Produser lapangan bertugas melakukan
koordinasi pada saat peliputan dan sesuai namanya, produser
lapangan akan lebih banyak berada dilapangan. Produser lapangan
membantu reporter melakukan riset guna mendapatkan informasi
bagi suatu liputan, dia akan mengarahkan juru kamera dan reporter
dilapangan.
f. Asisten produser. Asisten produser bertugas membantu reporter
mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan
waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan
paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan
tugas berikutnya. Asisten produser mengambil alih tugas reporter
jika reporter tidak mungkin mengerjakannya sendiri. Asisten
produser juga bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim oleh
reporter dari lapangan melalui saluran satelit atau microwave.
Kedudukan asisten produser berada diantara produser acara dan
penulis berita.
g. Presenter. Pembawa acara (host), pembaca berita (presenter) atau
sering juga disebut dengan anchor, menjadi citra dari suatu stasiun
televisi. Salah satu alasan utama seseorang mengikuti program berita
yang satu disbanding yang lain adalah karena penyiarnya.
Kredibilitas presenter dapat menjadi asset penting suatu stasiun
televisi. Memilih penyiar berita adalah sama pentingnya dengan
memilih acara yang akan diproduksi.
h. Koordinator Liputan. Bertanggung jawab terhadap kegiatan liputan
yang dilakukan oleh reporter, mengkoordinasi liputan di lapangan.
22

i. Reporter. Reporter bekerja mengumpulkan informasi, menulis


naskah dan melaporkan fakta-fakta yang diperoleh dari suatu
peristiwa. Reporter bertanggung jawab atas hasil liputan yang
dilakukan.
j. Juru Kamera. Bertanggung jawab atas semua aspek teknis
pengambilan dan perekaman gambar. Kameramen dituntut untuk
mengambil gambarbdengan baik dan juga harus memahami gambar
apa saja yang diperlukan suatu berita televisi.28
4. Penyaji Berita Televisi
Menurut Suwardi Idris, penyaji berita dibedakan menjadi dua,
yakni pembaca berita (newsreader) dan penyiar berita (newscaster).
a. Pembaca Berita (Newsreader)
Pembaca berita cukup memiliki kemampuan membaca yang
baik dan suara yang enak didengar. Newsreader atau sering disebut
reader dalam hubungannya dengan siaran televisi mempunyai tugas
yang lebih ringan dibanding dengan tugas seorang penyiar berita
(newscaster). Ia hanya membacakan berita dan tidak terlibat dalam
kegiatan pemberitaan sehari-hari. Ia tidak punya wewenang
memperbaiki isi berita yang akan dibacanya. Bila ia menemukan
kesalahan dalam naskah, ia harus melaporkannya kepada yang
bertugas untuk itu dan ia tidak diperbolehkan mengubahnya sendiri.
Membaca berita harus memenuhi syarat-syarat utama, sebagai
berikut :
1. Lafal yang benar.
2. Tekanan kata dalam kalimat harus tepat (bukan tekanan kata
yang berdiri sendiri, tetapi tekanan kata dalam hubungan
kalimat).
3. Pemenggalan kalimatnya harus benar.
4. Pengucapan kata-katanya harus jelas.
5. Intonasi.

28
Morissan M. A.. Jurnalistik Televisi Mutakhir, 281-286.
23

b. Penyiar Berita (Newscaster)


Selain sebagai pembaca berita, newscaster juga terlibat
secara langsung dalam kegiatan pemberitaan sehari-hari. Seorang
penyiar berita bertanggung jawab pula terhadap isi dari berita itu. Ia
berhak dan berkewajiban memperbaiki katakata dalam kalimat yang
kurang baik. Ia juga diperbolehkan mengedit kata-kata, ungkapan
dan kalimat-kalimat yang dianggapnya kurang mencerminkan
pengertian yang sebenarnya. Penyiar berita adalah senior. Ia bahkan
mempunyai daya tarik tersendiri bagi penonton.
Dewasa ini siaran berita televisi sudah mendapat tempat di
hati penonton, sehingga peningkatan dari segi apapun harus
diusahakan. Kemampuan itu dapat ditingkatkan melalui berbagai
cara, salah satunya dengan jalan melibatkan diri dalam kegiatan
pemberitaan, baik di lapangan maupun di ruang pemberitaan.
Penampilan seorang penyiar berita banyak pula ditunjang oleh
pengetahuannya yang luas tentang pemberitaan dan pengetahuan
tentang berbagai masalah.29

D. Teori Hirarki Pengaruh


Teori ini diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D.
Reese, teori tersebut menjelaskan mengeni pengaruh internal maupun
eksternal yang dibagi dalam individual level, organizational level, outside
media level, media routine, dan ideologi level.30
Sedangkan menurut James W Tankard, Teori Hirarki Pengruh ini
memanfaatkan karya Herbert Gans dan Todd Gitlin yang mengusulkan
lima kategori utama pengaruh isi media, yaitu pengaruh dari pekerja media
secara individu, pengaruh rutinitas media, pengaruh organisasi terhadap

29
Suwardi Idris. Jurnalistik Televisi. (Jakarta: Remaja Karya, 1987), 165.
30
Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating the Message (New York:
Lonman Publisher, 1996), 6.
24

isis media, pengaruhterhadap isi luar organisasi media, dan pengaruh


ideologi.31
1. Level Individu
The communicators' characteristics (such as gender, ethnicity,
and sexual orientation) and their personal backgrounds and
experiences such as religious upbringing and their parents'
socioeconomic status) not only shape the communicators' personal
attitudes, values, and beliefs, but also direct the communicators'
professional' backgrounds and experiences (such as whether the
communicator goes to journalism or film school). These professional
experiences (including those from communication jobs) then shape the
communicators' professional roles and ethics. These professional roles
and ethics have a direct effect on mass media content, whereas the
effect of personal attitudes, values, and beliefs on mass media content is
indirect, operating only to the extent that the individuals hold power
within their media organizations sufficient to override professional
values and/or organizational routines. 32

Pada tingkat inidividu dari para pekerja media, karakteristik


individu (gender, etnis dan orientasi seksual) latar belakang serta
pengalamanpribadinya (seperti pendidikan, agama, dan status sosial
ekonomi orang tua) tidak hanya membentuk sikap, nilai, dan
kepercayan pribadi individu, namun mengarahkan latar belakang dan
pengalaman profesionalnya. Pengalaman profesional ini akan
membentuk peranan dan etika profesionalnya. Peran etika profesional
ini memiliki efek langsung terhadap media massa, sedangkan sikap,
nilai, dan kepercayaan pribadi mempunyai efek tidak langsung, karena
tergantung kepada kedudukan individu sendiri dalam organisasi media
yang memungkinkan media untuk mengesampingkan nilai profesional

31
Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi:Sejarah Metode dan
Terapan didalam Media Massa, ed.5 cet. 2 ( Jakarta: kencana, 2007), 227.
32
Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating the Message, 61.
25

dana atau rutinitas organisasi. Dengan kata lain seorang jurnalis


memiliki orientasi nilai tertentu dalam berhadapan dengan realitas yang
sedang terjadi.
2. Level Rutinitas Media
With this in mind, we can think of media routines as stemming
from constraints related to these three stages. These routines help the
media organization address the following questions: (1) What is
acceptable to the consumer (audience)? (2) What is the organization
(media) capable of processing? (3) What mw product is available from
suppliers (sources)? 33

Rutinitas media berasal dari kendala yang menyangkut tiga tahap,


melalui pernyataan-pernyataan berikut ini, (1) apa yang akan diterima
oleh konsumen (penonton), (2) mampukan media mengelola suatu
produksi, (3) dan produk apa yang tersedia dari sumber. Ini merupakan
gambaran dimana rutinitas media di bentuk oleh tiga tahapan tersebut.
a) Audiensi (Consumer)
A closer examination of our list of news values also
undermines the notion of audience appeal. Because these values
have been derived from analyzing actual news content, they
represent a post hoc explanation. They rationalize those selections
already made. One way to test the influence of news values as a
routine is to question whether other stories satisfied these criteria
yet did not receive coverage. 34

Untuk mengupas tentang level rutinitas media,pertama-tama kita


akan membahas tentang unsur audiens.Unsur audiens ini turut
berpengaruh pada level rutin,dikarenakan pemilihan sebuah berita
yang akan di tampilkan sebuah media yang akan ditampilkan sebuah
media yang pada gilirannya akan di sampaikan audiens.

33
Ibid, 104.
34
Ibid, 110.
26

Ketergantungan media terhadap audiens akan menghasilkan


keuntungan bagi media, turut menjadi penyebab kenapa media
sangat memperhatikan unsur unsur audiens dalam pemilihan berita .
Jadi media sangat memperhatikan salah satu nya adalah nilai berita
yang akan diberikan sebuah media.
b) Organisasi Media (Processing)
One of the earliest and most frequent cited efforts is the
“gatekeeper”. 35
Unsur selanjutnya yang membentuk level rutinitas media adalah
organisasi atau pengelolahan pemberitaan (processing). Unsur yang
paling terpengaruh pada organisasi media adalah editor media atau
yang biasa disebut sebagai “gatekeeper”. Editor pada setiap media
adalah yang menentukan berita atau informasi apa yang akan
ditampilkan atau di terbitkan,pemilihan berita ini biasanya akan
mengikuti dengan apa yang menjadi ciri khas suatu program pada
media tersebut.
c) Sumber berita (supplier)
Walaupun sumber berita tidak terlalu berdampak signifikan pada
konten dari sebuah media, tetapi ketergantungan sebuah media
dengan sebuah berita sedikit banyak dapat mempengaruhi sebuah
pemberitaan. Biasanya terjadi simbiosis mutualisme antara sumber
berita dengan media yang mencari berita.
3. Level Organisasi
Pada tingkat organisasi media, yang menjadi fokus tujuan
organisasi media, tujuan dan kebijakan organisasi merupakan kekuatan
tersendiri yang tidak dapat diletakkan. Jadi, pemberitaan media
bukanlah sebuah hasil kerja yang bersifat perseorangan, melainkan
kerja kelompok yang menunjukan aspek kolektivitas.tujuan lainnya
seperti memproduksi content yang berkualitas, melayani publik, dan
mendapatkan pengakuan profesional dibangun mengikuti tujuan

35
Ibid, 112.
27

mencari keuntungan. Kekuatan organisasi tertinggi dipegang oleh


pemilik yang menetapkan kebijakan serta melaksanakannya. Pengaruh
pemilik atas konten media telah menjadi perhatian penting dalam media
berita.
4. Level Luar Organisasi Media
But just how important is all of this? In the last three chapters,
we've shown how media content is affected by both media workers' and
the media organizations' characteristics. In this chapter, we shift our
attention to factors extrinsic to (outside; of) She media organizations.
They include the sources of the Information that becomes media
content, such as special interest groups, public relations campaigns,
and even the news organizations themselves; revenue sources, such as
advertisers-and audiences; other social institutions, such as business
and government; the economic environment; and technology. 36

Pada tingkat ekstra media, faktor-faktor yang mempengaruhi


content media antara lain sumber-sumber informasi yang disajikan isi
media (seperti kelompok kepentingan dalam masyarakat), sumber-
sumber pendapatan media (pengiklan dan khalayak), serta intuisi sosial
lainnya (Pemerintahaan). Hal ini berarti berbagai kekuatan dan juga
kekuasaan (power) dari pihak luar (outsider) sangat mempengaruhi
kerja media. Kekuatan dalam pengertian ini bukan terbatas pada
persoalaan politik saja yang terkesan represif dan serba membatasi,
seperti kekuasaan Negara misalnya, tetapi juga kekuatan lain yang
boleh menjadi sifat intimidatif (kepentingan finansial dan permodalan
dari pemilik media), maupun yang berkaitan dengan persoalan profit
(pemasang iklan dan selera masyarakat).
5. Level Ideologi
Idiologi menggambarkan fenomena tingkat masyarakat. Yang
asasi bagi idiology di Amerika serikat adalah “kepercayaan dalam

36
Ibid, 166.
28

sistem ekonomi kapitalis ,kepemilikan pribadi, pencapaian laba dengan


wiraswata untuk kepentingan pribadi , dan dasar bebas”. Idiologi yang
menyuruh ini mungkin memengaruhi isi media massa dengan banyak
cara.37 Teori-teori klasik tentang idiologi dibangun oleh kelompok yang
dominan dengan tujuan untuk memproduksi dan melegitimasi dominasi
mereka. Salah satu stragi utamanya adalah dengan membuat kesadaran
pada khalayak bahwa dominasi itu di terima secara taken for granted.
Disini menurut Van Dijk, dapat menjelaskan fenomena apa yang
disebut sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana kelompok dominan
memanipulasi idiologi pada kelompok yang tidak dominan melalui
kampanye disinformasi (agama tertentu yang menyebabkan suatu
kerusuhan, orang kulit hitam selalu bertindak kriminal), melalui contoh
media, dan sebagainya.
Media massa merupakan organisasi sosial yang secara internal
memiliki standar kualitas penilaian, struktur, dan hieraki dalam
menjalanjkan mekanisme kerjanya. Mekanisme serta pilihan politik
representasi yang dijalankan media memberi penegasan bahwa secara
intraorganisasi, media pasti bersikap aktif dan bahkan penuh
kontradiksi sentra konflik didalamnya. Sementara secara
ekstraorganisasi, media bersifat interdependen karena salng
berpengaruh dengan berbagai institusi sosial laindiluar dirinya. 38

37
Werner J. Severin, and James W. Tankard . teori Komunikasi: sejarah,metode, dan
terapan didalam media massa, ed. 5 Cet.2 hlm. 227
38
Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik (Jakarta: laswell Vistama, 2011), 151.
29

Gambar 2.1 Level Hirarki Pengaruh


Asumsi dari teori diatas adalah bagaimana isi pesan media yang
disampaikan kepada halayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan
internal orgaanisasi media dan pengaruh dari eksternal media itu
sendiri. Stephen D. Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau
agenda yang disampaikan media merupakan hasil tekanan yang berasal
dari dalamdan luar organisasi media. Dengan kata lain, isi atau konten
media merupakan kombinasi dari program internal (keputusan
manajerial dan editorial), serta pengaruh eksternal yang beraqsal dari
sumber-sumber non-media (individu-individu berpengaruh secara
social, pejabat pemerintah, pemasang iklan, dan sebagainya). Dari teori
diatas kita bisa melihat seberapa kuat pengaruh yang terjadi pada tiap-
tiap levelnya.

E. Kajian Terdahulu
Ada beberapa kajian terdahulu yang releven dengan penelitian ini,
diantaranya adalah
1. Penelitian yang dilakukan oleh Eric Firmanda (2016) Komunikasi UIN
SUSKA RIAU dengan judul penelitian “Analisis Produksi Program
Siaran Makan-Makan di RTv Pekanbaru”. Tujuan dari penelitian ini
Untuk mengetahui Proses produksi program siaran makan-makan di RTv.
30

Dalam penelitian ini, Eric menyimpulkan bahwa dalam tahap pertama


yaitu Pra Produksi dimulai dengan penemuan ide dan kemudian
melakukan perencanaan dan diikuti tahap persiapan baik dari segi jumlah
crew yang turun, alat-alat apa saja yang dipakai serta tempat yang akan
didatangi.kemudian melakukan survey terebih dahulu sebelum turun
kelapangan untuk melakukan proses produksi. Pada tahap kedua yaitu
produksi. Proses produksi program Makan-Makan ini dimulai dengan
pembagian tiga segmen. Segmen pertama, host meminta narasumber
untuk menjelaskan profil tempat kuliner apa saja yang tersedia. Segmen
kedua, host akan mencicipi kuliner yang disajikan, dan terakhir barulah
host atau pembawa acara menyimpulkannya. Semua itu terekam dengan
baik didalam kamera cameramen dan dikerjakan sesuai dengan arahan
pengarah acara. Dan pada tahap terakhir Dalam proses pasca produksi
sendiri adalah tahap mengedit hasil pengambilan gambar yang telah
dilakukan pada produksi dilakukan. Disini peran editor sangatlah penting
untuk menghasillkan hasil akhir yang memuaskan. Setelah semua
tahapan editing selesai editor akan mempreview ulang tayangannya
untuk memastikan tayangan siap disiarkan. Di dalam proses pasca
produksi penulis melihat ada sedikit kekurangan karena pada pasca
produksi proses dubbing dan mixing tidak dikerjakan, sehingga pada
proses pasca produksi tidak lengkap, karena tidak dilakukan pekerjaan
dubbing dan mixing. Pemakaian title dan effect-effect lainnya juga di
masukan pada saat acara ditayangkan (live). 39
2. Jurnal Ilmu Komunikasi atas nama Buana Fanastar (2015) dengan judul
“Analisis Proses Produksi Siaran Berita Televisi Khabar Etam di TVRI
Kalimantan Timur”.Dalam penelitian ini Buana menyimpulkan bahwa
Berita yang disajikan dalam program Khabar Etam juga melalui beberapa
proses dalam produksinya yaitu mencari berita dan kemudian melalui
tahap pengumpulan bahan berita dan tahap penulisan naskah berita yang

39
Eric Firmanda, “Analisis Produksi program makan-makan di RTv Pekanbaru” (
Pekanbaru : UIN SUSKA RIAU, 2016)
31

selanjutnya melalui tahap penyuntingan berita dan tahap penayangan.


Agenda setting dalam Analisis Proses Produksi Siaran Berita Televisi
Khabar Etam di TVRI Kalimantan Timur sudah berhasil dilihat dari
intensitas berita yang diberikan serta isi berita yang ada. Dan teknik
penyajian berita yang sedemikian rupa dengan menggunakan Bahasa
Kutai sehingga membuat berita itu menarik untuk didengarkan. Dalam
proses produksi berita di Khabar Etam, redaksi memiliki berbagai hal
yang menjadi kendala serta pendukung terlaksananya proses produksi.
Kendala dalam proses produksi pada umumnya terbagi ke dalam dua
bagian, teknis dan non teknis. Dari segi teknis biasanya meliputi
kerusakan alat-alat produksi ataupun permasalahan yang timbul dari
kesalahan-kesalahan teknis alat pada saat proses produksi. Sedangkan
dari segi non teknis berupa jalinan komunikasi yang tidak seimbang dan
tidak terjalin dengan baik. Hal itu akan mengganggu jalannya proses
produksi. Faktor pendukung sendiri juga terdiri dari dua hal, teknis dan
non teknis. Segi teknis ditandai dengan ketersediaan alat-alat produksi
yang sudah sangat memadai. Apalagi alat-alat tersebut sudah memiliki
standart broadcast. Yaitu alat-alat yang sudah memiliki kemampuan
bekerja baik untuk sebuah proses produksi berita di sebuah stasiun
televisi. Untuk segi non teknis juga berkaitan dengan komunikasi yang
terjalin antar kru pemberitaan. Komunikasi yang terjalin dengan baik
akan menjadi pendukung kelancaran proses produksi berita di Khabar
Etam.40
3. Kajian yang selanjutnya adalah Jurnal ilmu komunikasi, Volume 3,
Nomor 2, Tahun 2016 dengan judul “Analisis Proses Produksi Siaran
Berita Radio MetroMulawarman Samarinda” yang ditulis oleh Fachir
Yusuf. Dalam penelitian ini fachir menyimpulkan bahwa Siaran program
berita melalui tiga tahapan produksi yaitu Praproduksi, Produksi dan
Pascaproduksi.

40
Buana Fanastar, “Analisis Proses Produksi Siaran Berita Televisi Khabar Etam di TVRI
Kalimantan Timur”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 3 Nomor 4 Tahun 2015, 348-360.
32

1. Proses praproduksi pada siaran program berita diantaranya adalah


mencari topik-topik yang ingin diangkat saat on air nanti dengan
melakukan rapat setiap harinya untuk membahas secara umum topik-
topik apa saja yang ingin disampaikan selama on air nantinya sampai
akhir pekan, yang terdiri dari produser, seorang programme direction,
penyiar dan pemutar lagu atau mixman, serta membuat rundown
sederhana, pemilihan lagu dan persiapan teknis distudio sebelum on
air.
2. Proses produksi siaran program berita ini terdiri dari penyiar, seorang
produser yang sekaligus menjadi pengarah acara atau programme
director bertugas memantau jalannya acara selama on air, produser
juga selalu melakukan intruksi-intruksi pada penyiar agar tidak ada
kesalahan saat penyiaran dang mengingat pada penyiar mengenai
durasi dan pergantian segmen kepada penyiar. Saat produksi, produser
juga merangkap call taker untuk menyeleksi penelepon yang masuk.
3. Pascaproduksi siaran program berita adalah tahap evaluasi mengenai
kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat produksi. 41
Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan diatas yang
memiliki tujuan penelitian yang hampir sama yaitu untuk mengetahui
bagaimana proses pembuatan sebuah program dari awal hingga siap
ditayangkan, maka peneliti memilih melakukan penelitian mengenai
analisis program Berita iNews Petang. Peneliti tertarik melihat bagaimana
proses mempoduksi sebuah program tersebut guna menambah
pengetahuan tentang proses produksi program televisi, dan peneliti ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

F. Kerangkan Fikir
Dari penggambaran skema peneliti menggunakan teori hiraki
pengaruh yang menjadi acuan penelitian ini. Proses produksi merupakan

41
Fachir Yusuf “Analisis Proses Produksi Siaran Berita Radio MetroMulawarman
Samarinda”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 3 Nomor 4 Tahun 2016.
33

tahap pembuatan yang akan memberikan hasil dalam sebuah penelitian.


Tahap produksi terdiri dari 3 bagian yang lazim disebut dengan standard
operasional procedure (sop) yaitu tahap pra-produksi, produksi, hingga
tahap pasca produksi.42
Mengacu pada Teori Hiraki Pengaruh, bahwa segala isi pesan
media atau agenda yang disampaikan media merupakan hasil dari tekanan
yang berasal baik itu dalam media maupun luar organisasi media.
Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media.
Yaitu pengaruh dari individu pekerja media ( individual level), pengaruh
dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media
( organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan
yang terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level). Kerangka fikir
dalam penelitian ini yaitu mengenai suatu konsep yang akan memberikan
penjelasan terhadap teori hiraki pengaruh dari analisis produksi yang
dilakukan oleh pihak iNews TV pada program berita iNews Petang.
Adapun ruang lingkup kajian penelitian ini dengan berbagai
tahapan sebagai berikut:
1. Pra produksi
Dalam proses pra produksi terdapat berbagai kegiatan, salah
satunya melakukan rapat redaksi. Selama melakukan proses pra
produksi terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keputusan dalam
proses pra produksi, antara lain:
a. Level Rutinitas media
Dalam proses pra produksi terdapat berbagai kegiatan salah satunya
yaitu rapat, berbagai rapat dilakukan selama pengambilan ide.
Rutinitas media sebagai pengaruh dalam hal rapatseperti
pengambilan keputusan berita yang akan diliput dan berita yang akan
ditayangkan ke tv. Rapat ini sifatnya mengikat dan menjadi
pedoman bagi pengambilan kebijakan dan cara kerja tim.

42
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, 39.
34

b. Level Ideologi
Dalam proses pra produksi level ideologi menjadi pengaruh.
Pengaruh ini juga sangat dominan karena pembuatan berita
berdasarkan bagaimana ideologi dari para pekerja dan penguasa
media.
c. Level Organisasi Media
Dalam proses pra produksi level organisasi media sangt
berpengaruh, karena berita yang akan diangkat atau ide dari
peliputan langsung dimoitoring oleh pemilik media, jadi pengambila
keputusan berita yang akan naik akan berdasarkan keinginan oemilik
media.
2. Produksi
Dalam proses produksi terdapat berbagai kegiatan, salah satunya
melakukan liputan dan pengeditan berita. Selama melakukan proses
produksi terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keputusan dalam
proses produksi, antara lain:
a. Level Individu
Dalam proses produksi level individu menjadi pengaruh, karena
individu ini adalah reporter yang terjun kelapangan. Pengaruh ini
berasal dari nilai-nilai yang dianut oleh reporter tersebut. Tapi tidak
semata-mata materi yang diberikan wartawan tersebut bisa naik.
Karena berita yang akan naik harus dapat persetujuan dulu dari
atasan.
b. Level Luar Media
Dalam proses produksi level luar media menjadi pengaruh, karena
sumber berita bisa dari kalangan mana saja, seperti pejabat
pemerintah dll bisa menjadi.
3. Pasca Produksi
Dalam proses pasca produksi adalah bagian akhir dari sebuah
proses produksi karna penampilan live dari berita berita yang
dirangkum selama pra produksi dan produksi jadi dalam pasca
35

produksi tidak terdapat beberapa pengaruh karena dalamnya.


Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 1:2 berikut ini :

BAGAN 2.1 KERANGKA FIKIR

Pengaruh Proses Produksi berita iNews


Petang

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi

Level Rutinitas Level Individu


Media

Level Ideologi Level Luar


Organisasi Media

Level Organisasi
Media

Anda mungkin juga menyukai