PENDERITA HIV - A-WPS Office

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

PENDERITA HIV/AIDS DITINJAU DARI PERSFEKTIF ETIKA KRISTEN

1. Kristen

HIV/AIDS, terkadang banyak pendapat yang langsung bersifat menghakimi dari orang Kristen.
Menurut mereka para penderita terkena penyakit yang mematikan disebabkan oleh tindakan mereka
yang melanggar perintah Allah ( Kel. 20 :14). Allah adalah kudus dan Dia menginginkan manusia hidup
kudus. Oleh sebab itu menurut mereka menjaga kekudusan perkawinan sangatlah penting. Pendapat
ini sedemikian berakar kuat didalam diri sebagian orang Kristen, sehingga banyak diantara mereka
yang sama sekali tidak mau mempedulikan para penderita. Dipihak lain ada orang Kristen yang
berjiwa sosial, sangat memperdulikan akan para penderita. Dengan menerapkan hukum kasih,
mereka berusaha untuk menjadi berkat bagi orang lain. Mengadakan penyuluhan dan seminar bagi
masyarakat mengenai bahayanya penyakit ini.

2. Katolik

Pencegahan HIV dalam perspektif agama Katolik mengandung mitos. Disebutkan penularan HIV (2).
Melalui cairan kelamin (air mani, cairan vagina dalam hubungan seksual) dengan cara pencegahanya
adalah: (1). Hindari hubungan seks di luar nikah dan berganti-ganti pasangan, dan (2). Gunakan
kondom bagi mereka yang mempunyai pasangan HIV positif. Tidak ada kaitan langsung antara
penularan HIV dan hubungan seks di luar nikah. Penularan HIV melalui hubungan seksual bisa terjadi
di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) jika salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV
dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali sanggama (kondisi hubungan seksual). Buktinya, 12
persen kasus HIV/AIDS di Jakarta terdeteksi pada ibu rumah tangga. Mereka tertular dari suaminya
melalui hubungan seksual di dalam ikatan pernikahan yang sah.

3. Islam

Pencegahan HIV dalam perspektif agama Islam juga tidak menyebutkan cara pencegahan melalui
hubungan seksual. Sedangkan mencegah (d) Penularan virus dari ibu hamil yang mengidap virus HIV
kepada bayinya disebutkan (a). Bagi wanita pengidap HIV dianjurkan untuk tidak hamil. Perempuan
yang mengidap HIV sudah hamil tentulah pencegahan pada masa kehamilan bukan melarang
perempuan hamil yang mengidap HIV itu hamil lagi. Pencegahan HIV pada penularan vertikal dari ibu-
ke-bayi yang dikandungnya adalah dengan pemberian obat antiretroviral (ARV) dan persalinan
dengan operasi Caesar.

4. Hindu
Pencegahan HIV dalam perspektif agama Hindu sama sekali tidak menyebutkan cara-cara yang
konkret untuk mencegah penularan HIV yang disebutkan.

5. Budha

Pencegahan HIV dalam perspektif agama Buddha tidak konkret. Disebutkan penularan HIV terjadi (a).
Melalui hubungan seksual (homo,maupun heteroseksual) dengan seseorangyang mengidap virus HIV.
Tapi tidak ada pencegahan yang ditawarakan.

Disebutkan pula penularan HIV melalui (b). Transfusi darah yang mengandung virus HIV. Pencegahan
yang ditawarkan adalah: (b). Tidak menerima transfusi/spesimen darah dari sumber yang tidak jelas
dan (c). Bagi pengidap HIV jangan menjadi donor darah.

6. Konghucu

Pencegahan HIV dalam perspektif agama Konghucu juga tidak komprehensif. Tidak ada cara
pencegahan untuk penularan Dari ibu hamil positif HIV kepada bayinya serta Melalui transfusi darah
yang mengandung HIV.

Sedangkan cara pencegahan untuk penularan HIV Melalui hubungan seksual yang berisiko dengan
pasangan yang terinfeksi HIV disebutkan: Hindari hubungan seksual sebelum menikah, Bersikap saling
setia pada pasangan yang sah, Gunakan kondom jika salah satu pasangan terinfeksi HIV atau infeksi
menular seksual. Ini juga mitos karena penularan HIV tidak terkait dengan sifat hubungan seksual.
Sesudah menikah pun tetap ada risiko tertular HIV jika dilakukan tanpa kndom di dalam dan di luar
nikah dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti
pekerja seks komersial atau pelaku kawin-carai.

Terapi komplementer adalah terapi yang dilakukan untuk menangani penyakit di luar tindakan
konvensional dari dokter. Disebut sebagai terapi komplementer karena beberapa terapi tersebut
melengkapi penanganan medis oleh dokter dan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai