Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Sistem Perawatan Mesin Urbannyte Dengan Menggunakan

Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II)


(Studi Kasus di departmen produksi PT. Masscom Graphy, Semarang)

Kurniawan, Rani Rumita.


Industrial Engineering Department, Diponegoro University, Semarang, Indonesia
Email: akhikurniawan@gmail.com, ranirumita@gmail.com

ABSTRAK

PT. Masscom Graphy sebagai perusahan percetakan koran pada umumnya sering mengalami kerusakan pada
mesin produksi. Berdasarkan data kerusakan pada periode April 2013 sampai dengan Maret 2014, Mesin
Urbannyte memiliki frekuensi breakdown terbesar. Reliability Centered Maitenance II adalah salah satu metode
yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan perawatan dari setiap komponen mesin. Penerapan metode
Reliability Centered Maintenance II mampu memberikan interval perawatan yang lebih baik agar keandalan
mesin menjadi lebih baik. Dari hasil nilai Risk Priority Number (RPN) dapat terlihat bahwa terdapat 4
komponen Mesin Urbannyte yang memiliki nilai RPN terbesar yaitu tucker blade sebesar 160, elektromanetik
clutch sebesar 150, bearer sebesar 128 dan belt ring sebesar 120. Berdasarkan Logic Tree Analysis (LTA),
komponen tucker blade, elektromanetik clutch, bearer dan belt ring tersebut harus dilakukan kegiatan
schedulled discard task dan pada analisis karakteristik kegagalan untuk 4 komponen tersebut termasuk dalam
fase laju kerusakan yang cenderung tajam atau meningkat yang perlu dikakukan penggantian. Terkait biaya
perawatan (Tc) dan interval penggantian untuk meminimalisir downtime pada komponen tucker blade sebesar
Rp 2.433.676 per 61 hari, elektromanetik clutch sebesar Rp 2.198.415 per 72 hari, bearer sebesar Rp 1.813.811
per 81 hari dan belt ring sebesar Rp 1.801.597 per 60 hari.

Kata kunci: RCM II, Biaya Perawatan (Tc), Interval Penggantian.

ABSTRACT

PT. Masscom graphy as newspaper printing company in most frequently machines breakdown. Based on history
for the period April 2013 to March 2014, Urbannyte machine has the largest breakdown frequency. Reliability
Centered Maitenance II is one of the methods that can be used to perform maintenance actions. Application of
Reliability Centered Maintenance II method is able to provide optimum intervals in order to the reliability of
the machine can be better. From the results of the Risk Priority Number can be seen that there are 4 components
Urbannyte machine that has the largest value. Tucker blade has 160 point, elektromanetik clutch has 150 point,
bearer has 128 point and belt ring has 120 point. Based on Logic Tree Analysis, tucker blade, elektromanetik
clutch, bearer and belt ring should be schedulled discard task activities and from the analysis of failure
characteristics for the four components should be wear out region classifications which needs to replacement
components. Regarding to cost of maintenance and replacement interval to minimize downtime, tucker blade
component is Rp 2.433.676 for 61 days, elektromanetik clutch is Rp 2.198.415 for 72 days, bearer is Rp
1.813.811 for 81 days and belt ring is Rp 1.801.597 for 60 days.

Keywords: RCM II, Cost of Maintenance (Tc), Interval Replacement.

PENDAHULUAN seperti mesin, peralatan, transportasi, gudang


Dalam menjalankan proses produksi, dan tenaga kerja. Salah satu komponen
sistem produksi yang diterapkan melibatkan terpenting yang harus diperhatikan adalah
beberapa komponen-komponen yang mesin.
mendukung berjalannya proses produksi

1
Penggunaan mesin secara terus-menerus Urbannyte ini memiliki kapasitas produksi
akan mengakibatkan fungsi mesin menurun. 40.000 eksemplar/jam, sedangkan untuk
Oleh karena itu perlu diadakan kegiatan Mesin Manugraph dan Mesin Goss
perawatan (maintenance). Kegiatan perawatan Communyte masing-masing memiliki
(maintenance) ditujukan untuk meyakinkan kapasitas produksi 35.000 eksemplar/jam dan
bahwa asset fisik yang dimiliki dapat terus 25.000 eksemplar/jam.
berlanjut untuk memenuhi apa yang Dilihat dari prosentase downtime dari
diinginkan oleh pengguna terhadap fungsi ketiga mesin cetak tersebut, Mesin Urbannyte
yang dijalankan oleh asset tersebut. Kegiatan juga memiliki kontribusi terbesar terhadap
maintenance pada dasarnya terbagi menjadi terjadinya kegagalan yaitu sebesar 3,56% dari
dua kategori yaitu corrective maintenance dan total available time. Kerugian yang
preventive maintenance. Meskipun pada diakibatkan dari Mesin Urbannyte ini
beberapa hal kedua jenis maintenance itu mengakibatkan cost of downtime terhadap
berbeda, tetapi mempunyai tujuan yang sama perusahaan dengan kerugian kurang lebih
yaitu menjamin kehandalan (reliability) sebesar Rp 6.236.000.000 dengan asumsi
mesin. Dalam upaya menjamin keandalan harga produksi per eksemplar sebesar Rp
mesin perlu dilakukan sistem kegiatan 2.000,00. Mesin Urbannyte merupakan salah
perawatan yang tepat. Metode yang sekarang satu equipment yang penting dalam sistem
sering digunakan untuk menganalisis tindakan produksi, karena mesin ini merupakan mesin
perawatan yang tepat adalah RCM (Reliability yang khusus memproduksi surat kabar harian
Centered Maintenance). daerah (Suara Banyumas dan Suara Gedung
Jenis mesin yang digunakan PT. DIY) dan majalah-majalah (Olga, Spirit dan
Masscom Graphy Semarang pada proses Inspirasi). Oleh karena itu diperlukan sebuah
produksi percetakan dan penerbitan surat strategi yang efektif untuk menjaga keandalan
kabar nasional antara lain Mesin Urbannyte, sistem ini dalam usahanya untuk mencegah
Goss Communyte, dan Manugraph. Kebijakan kerusakan mesin pada proses produksi.
kegiatan perawatan yang dilakukan dari pihak Analisis metode RCM II menggunakan
PT. Masscom Graphy Semarang meliputi data historis selama kegiatan perawatan.
corrective maintenance atau tindakan Analisis perawatan Mesin Urbannyte dengan
perawatan ketika terjadi kerusakan mesin dan menggunakan metode RCM II diharapkan
preventive maintenance atau perawatan yang mampu meningkatkan keandalan mesin
dilakukan rutin sesuai jadwal. Kegiatan tersebut dengan peningkatan nilai efisiensi
preventive maintenance meliputi pengecekan penggunaan mesin. Selain itu Penerapan
komponen dan penggantian komponen yang proses RCM II (Reliability Centered
rusak. Meskipun telah dilakukan dua jenis maintenance II) diharapkan dapat membentuk
perawatan tersebut, tetapi nilai efisiensi scheduled maintenance dan operating
penggunaan mesin mengalami penurunan procedures, sehingga diperoleh interval
untuk mesin yang telah dipakai dalam jangka perawatan yang dapat di jadwalkan dan dapat
waktu lama yaitu jenis Mesin Urbannnyte. menampilkan sebuah kerangka kerja
Berdasarkan data breakdown dan berdasarkan informasi penjadwalan perawatan
downtime yang terjadi pada proses produksi untuk perencanaan yang efisien, aplikatif dan
percetakan dan penerbitan surat kabar nasional mampu sebagai pilihan terbaik dalam
selama periode April 2013 sampai dengan penyesuaian atau pengembangan model
Maret 2014, Mesin Urbannyte merupakan pemeliharaan yang optimal.
mesin yang paling berpengaruh karena Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
memiliki frekuensi breakdown dan jumlah ini adalah:
downtime yang lebih tinggi dibandingkan 1. Mengidentifikasi fungsi (function), serta
Mesin Goss Communyte dan Mesin kegagalan fungsi (failure function) sub-
Manugraph. Pada proses produksi, Mesin sistem pada Mesin Urbannyte.

2
2. Mengidentifikasi failure mode and perawatan. RCM II merupakan teknik
effect analysis serta risk priority manajemen perawatan yang
number pada sistem Mesin Urbannyte. mengkombinasikan 2 jenis tindakan
3. Menentukan kegiatan perawatan dan pencegahan yakni preventive maintenance dan
interval perawatan berdasarkan data predictive maintenance.
kerusakan yang ada untuk
Konsep Keandalan
mengantisipasi terjadinya kerusakan Keandalan dapat didefinisikan sebagai
yang lebih parah untuk komponen- probabilitas kinerja suatu sistem untuk
komponen yang telah ditentukan. memenuhi fungsi yang diharapkan dalam
4. Menentukan biaya perawatan untuk selang waktu tertentu. Sedangkan yang
komponen-komponen yang telah dimaksud failure disini adalah
ditentukan. ketidakmampuan sistem untuk memenuhi
fungsinya yang disebabkan variabel acak yang
TINJAUAN PUSTAKA dipengaruhi oleh waktu.
Maintenance
Perawatan (maintenance) adalah semua Model Probabilitas untuk Keandalan
tindakan yang dibutuhkan untuk memelihara Langkah pertama dalam menghitung
suatu unit mesin atau alat di dalamnya atau keandalan suatu peralatan yaitu harus
memperbaiki sampai pada kondisi tertentu mengetahui model probabilitas, yang biasa
yang bisa diterima. Perawatan (maintenance) dinyatakan dalam distribusi statistik. Dalam
merupakan suatu kombinasi dari setiap analisa keandalan ada beberapa distribusi
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu yaitu distribusi Exponensial, distribusi
mesin atau untuk memperbaikinya sampai Weibull, distribusi Lognormal dan distribusi
suatu kondisi yang bisa diterima (Corder, Normal.
1992). Tujuan dari perawatan adalah 1. Distribusi Exponensial
memperpanjang umur pakai peralatan, Distribusi ini paling sering digunakan
menjamin tingkat ketersediaan yang optimal dalam prakteknya, dimana failure peralatan
dari fasilitas produksi, menjamin kesiapan disebabkan oleh kerusakan komponen.
operasional seluruh fasilitas untuk pemakaian Fungsi keandalan dari distribusi
darurat serta menjamin keselamatan operator Exponensial adalah
dan pemakai fasilitas. R(t) = exp[-λt]

RCM (Reliability Centered Maintenance) 2. Distribusi Weibull


Secara formal RCM dapat didefinisikan Distribusi ini digunakan untuk
sebagai sebuah proses yang digunakan untuk keandalan dimana memiliki parameter
menentukan apa yang harus dilakukan untuk bentuk dan parameter skala.
menjamin bahwa beberapa asset fisik dapat Fungsi keandalan dari distribusi Weibull
berjalan secara kontinyu melakukan fungsi adalah
yang diinginkan penggunanya dalam konteks 
operasi sekarang (present operating). R(t) = e(t )
Reliability Centered Maintenace (RCM)
lebih menitikberatkan pada penggunaan 3. Distribusi Lognormal
analisa kualitatif untuk komponen yang dapat Distribusi ini digunakan apabila logaritma
menyebabkan kegagalan pada suatu system. mengikuti distribusi normal.
RCM mengarahkan pada penanganan item Fungsi keandalan dari distribusi
agar tetap andal dalam menjalankan fungsinya Lognormal adalah
dengan tetap mengacu pada efektifitas biaya

3

1  (log t   ) 2  pergantian komponen). Kemudian mengolah
R(t) =
t 2 t  2 2 
exp data dengan langkah-langkah RCM II yaitu
Pemilihan Sistem dan Pengumpulan
Informasi, Mendefinisikan Batasan Sistem,
Risk Priority Number (RPN) asset block diagram dan functional block
RPN merupakan produk matematis dari diagram, fungsi dan kegagalan fungsional,
keseriusan effect (severity), kemungkinan failure modes and effect analysis (FMEA) dan
terjadinya cause akan menimbulkan penentuan nilai RPN, logic tree analysis
kegagalan yang berhubungan dengan effect (LTA), penentuan interval perawatan dan task
(occurrence), dan kemampuan untuk selection. Kemudian melakukan analisis dari
mendeteksi kegagalan sebelum terjadi pada hasil FMEA dan RPN, konsekuensi LTA dan
pelanggan (detection). RPN dapat ditunjukkan maintenance task serta interval perawatan dan
dengan persamaan sebagai berikut : membuat kesimpulan dan saran.
RPN = S x O x D
Hasil dari RPN menunjukkan tingkatan HASILDAN PEMBAHASAN
prioritas peralatan yang dianggap beresiko 1. Pemilihan Sistem
inggi, sebagai penunjuk ke arah tindakan Sistem yang dipilih adalah sistem pada
perbaikan. Mesin Urbannyte dengan landasan pemilihan
bahwa, sistem ini memiliki jumlah kegiatan
METODOLOGI PENELITIAN corrective maintenance yang paling tinggi
Metodologi penelitian merupakan tahap- selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 173
tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih kali dan memiliki total downtime terbesar
dahulu sebelum melakukan pemecahan yaitu 77,95 jam.
masalah sehingga diharapkan penelitian dapat 2. FMEA dan Nilai RPN
dilakukan dengan terencana, sistematis dan FMEA digunakan untuk mengidentifikasi
terarah serta membawa suatu kemudahan kegagalan dari suatu komponen yang dapat
dalam melakukan analisis dari permasalahan menyebabkan kegagalan fungsi dari system.
yang ada. Dalam FMEA memuat identifikasi yaitu:
Penelitian ini dilakukan dengan langkah- a. Failure Cause merupakan penyebab
langkah yang sistimatika yang jelas yaitu terjadinya failure mode
dimulai dengan observasi lapangan dan b. Failure Effect merupakan dampak yang
wawancara di PT. Masscom Graphy, Pada ditimbulkan failure mode dan dapat
penelitian ini peneliti melakukan wawancara ditinjau dari 3 sisi level yaitu : local,
dengan Kepala Departemen Maintenance, system dan plant.
Kepala Departemen Produksi, Kepala Nilai dari RPN digunakan untuk
Departemen Quality Control dan operator. menentukan tingkat risiko. Dalam
Kemudian merumuskan masalah dan menentukan tingkat risiko terdapat tiga
ditentukan topik penelitian. Selanjutnya kategori risiko, yaitu: risiko tinggi dengan
melakukan studi literature untuk menunjang nilai RPN ≥ 100, risiko menengah dengan
kelancaran penelitian dengan studi pustaka. nilai RPN 50-99, dan risiko rendah dengan
Setelah itu, membuat tujuan penelitian. nilai RPN < 50. Risiko yang memiliki nilai
Kemudian mengumpulkan data terdiri dari RPN tinggi akan dilakukan proses
data primer (skema mesin dan proses kerja perawatan/maintenance. Dari hasil RPN,
mesin urbannyte, modus kegagalan dan failure terdapat 4 failure mode dari sistem mesin
effect) dan data sekunder (data sejarah Urbannyte yang memiliki kategori tingkat
kerusakan mesin urbannyte, data kerusakan resiko yang tinggi yaitu elektromanetik clutch
komponen, cara perawatan dan perbaikan, terganggu sebesar 150, bearer rusak sebesar
komponen mesin urbannyte dan waktu 128, tucker blade rusak sebesar 160 dan belt
ring putus sebesar 120.

4
Tabel 1. Hasil RPN 3. Penentuan Interval Perawatan
Failure Mode S O D RPN Penentuan interval perawatan dilakukan
Hydraulic Plate pada komponen-komponen yang memiliki
1 6 3 5 90 nilai RPN (Risk Priority Number) ≥ 100 pada
Bending rusak
Sensor Plate mesin Urbannyte dan juga dilihat berdasarkan
2 Bending tidak 6 2 6 72 logic tree analysis yang memiliki usulan
berfungsi sistem maintenance dengan schedulled
3 Pin Chuck bergeser 6 4 3 72
discard task. Pada penelitian ini diambil 4
komponen untuk dilalukan rekomendasi
Main motor di
penentuan interval perawatan yaitu tucker
4 paper roll stand 6 4 4 96
blade, elektromanetik clutch, bearer dan belt
rusak
ring.
5 Kampas rem aus 5 5 3 75 a. Tucker Blade
Cutting knife paper Kegiatan penggantian Tucker Blade
6 7 4 3 84
roll stand rusak dilakukan oleh satu orang petugas
Elektromanetik maintenance dengan waktu standar yang
7 6 5 5 150
clutch terganggu dibutuhkan sekitar 0,50 jam (Tm), dengan gaji
8 Positioner bergeser 7 4 3 84 petugas sebesar Rp 15.000 /jam dan asumsi
Rotary joint harga Tucker Blade adalah Rp 750.000. Mesin
9 7 4 3 84 urbannyte dapat memproduksi koran sebanyak
bergeser
Silinder blanket 40.000 eksemplar/jam, dengan asumsi
10 6 3 4 72 ekspektasi biaya Cd (Cost of Downtime) pada
rusak
11 Bearer rusak 8 4 4 128 Mesin Urbannyte adalah Rp 32.000.000 /jam.
Berikut ini adalah nilai ekspektasi biaya Cm
12 Rol karet tipis 5 4 2 40
dan Cr Tucker Blade.
13 Silinder tekan rusak 6 4 2 48
14 Pompa tinta rusak 5 3 3 45 Cm = Cw + Cf
Roll transfer tinta = (1 mekanik) (0,72 jam) (Rp 15.000/jam)
15 5 3 3 45 + Rp 750.000
macet
Main motor di = Rp 760.800/ mesin
16 6 4 4 96
printing unit rusak Cr = Cf + ((Cw+Cd) x MTTR)
Hydraulic di = Rp 750.000 + ((Rp 10.800 + Rp
17 printing unit tidak 6 3 5 90 32.000.000 /jam) x 0,72 jam)
berrfungsi = Rp 23.797.776 / breakdown
18 Press roller rusak 6 2 4 48 Untuk menentukan interval penggantian
19 Gusset roller rusak 6 2 4 48 yang dapat meminimalkan total biaya operasi,
20 Jarum folder patah 6 4 3 72 1 𝐶𝑚 1/β
21 Tucker blade rusak 8 5 4 160 TM = 𝛾 + 𝔫 [𝛽−1 𝑥 𝐶𝑟−𝐶𝑚
]
22 Brick sharp rusak 7 4 3 84 1 760.800
= 1098,1 + 2162,9 [1,44−1 𝑥
23.797.776−760.800
]1 / 1,44
Cutting knife
23 7 4 3 84
forming unit rusak = 1456,52 jam ≈ 61 hari
Suction groove Hasil perhitungan ekspektasi biaya
24 6 2 3 36
element rusak perawatan dengan penggantian, biaya yang
25 V-way macet 6 4 3 72 akan dikeluarkan selama satu kali interval
Belt conveyor penggantian adalah :
26 6 5 3 90
macet
27 Belt ring putus 6 5 4 120 Tc (1456,5) = Rp 1.670,9 /jam x 1456,5 jam
= Rp 2.433.676 /penggantian

5
b. Elektromanetik Clutch = (1 mekanik) (0,85 jam) (Rp 15.000/jam)
Kegiatan penggantian Elektromanetik + Rp 650.000
Clutch dilakukan oleh satu orang petugas = Rp 662.750/ mesin
maintenance dengan waktu standar yang
Cr = Cf + ((Cw+Cd) x MTTR)
dibutuhkan sekitar 0,50 jam (Tm), dengan gaji
= Rp 650.000 + ((Rp 12.750 + Rp
petugas sebesar Rp 15.000 /jam dan asumsi
32.000.000 /jam) x 0,85 jam)
harga Elektromanetik Clutch adalah Rp
= Rp 27.860.838 / breakdown
1.200.000. Sedangkan untuk ekspektasi biaya
Cd (Cost of Downtime) pada mesin Urbannyte Untuk menentukan interval penggantian
adalah Rp 32.000.000 /jam. Berikut ini adalah yang dapat meminimalkan total biaya operasi,
nilai ekspektasi biaya Cm dan Cr 1 𝐶𝑚 1/β
Elektromanetik Clutch. TM = 𝛾 + 𝔫 [ 𝑥 ]
𝛽−1 𝐶𝑟−𝐶𝑚
1 662.750
Cm = Cw + Cf = 1763 + 1234,9 [1,56−1 𝑥 ]1 / 1,56
27.860.838 − 662.750
= (1 mekanik) (0,50 jam) (Rp 15.000/jam)
= 1928,59 jam ≈ 81 hari
+ Rp 1.200.000
= Rp 1.207.500/ mesin Hasil perhitungan ekspektasi biaya
perawatan dengan penggantian, biaya yang
Cr = Cf + ((Cw+Cd) x MTTR)
akan dikeluarkan selama satu kali interval
= Rp 1.200.000 + ((Rp 7.500 + Rp
penggantian adalah :
32.000.000 /jam) x 0,50 jam)
= Rp 17.203.750 / breakdown Tc (1928,59) = Rp 940,5 /jam x 1928,59 jam
Untuk menentukan interval penggantian = Rp 1.813.811 /penggantian
yang dapat meminimalkan total biaya operasi,
d. Belt Ring
1 𝐶𝑚 1/β
TM = 𝛾 + 𝔫 [𝛽−1 𝑥 𝐶𝑟−𝐶𝑚
] Kegiatan penggantian Belt Ring dilakukan
oleh satu orang petugas maintenance dengan
1 1.207.500
= 1264,2 + 1621,6 [2,18−1 𝑥 ]1/2,18 waktu standar yang dibutuhkan sekitar 0,91
17.203.750−1.207.500
jam (Tm), dengan gaji petugas sebesar Rp
= 1723,65 jam ≈ 72 hari
15.000 /jam dan asumsi harga Belt Ring adalah
Hasil perhitungan ekspektasi biaya Rp 350.000. Sedangkan untuk ekspektasi
perawatan dengan penggantian, biaya yang biaya Cd (Cost of Downtime) pada mesin
akan dikeluarkan selama satu kali interval Urbannyte adalah Rp 32.000.000 /jam.
penggantian adalah : Berikut ini adalah nilai ekspektasi biaya Cm
dan Cr Belt Ring.
Tc (1723,65) = Rp 1.275 /jam x 1723,65 jam
= Rp 2.198.415 /penggantian Cm = Cw + Cf
= (1 mekanik) (0,91 jam) (Rp 15.000/jam)
c. Bearer + Rp 850.000
Kegiatan penggantian Bearer dilakukan = Rp 863.650/ mesin
oleh satu orang petugas maintenance dengan
Cr = Cf + ((Cw+Cd) x MTTR)
waktu standar yang dibutuhkan sekitar 0,85
= Rp 850.000 + ((Rp 13.650 + Rp
jam (Tm), dengan gaji petugas sebesar Rp
32.000.000 /jam) x 0,91 jam)
15.000 /jam dan asumsi harga Bearer adalah
= Rp 29.982.422 / breakdown
Rp 650.000. Sedangkan untuk ekspektasi
biaya Cd (Cost of Downtime) pada mesin Untuk menentukan interval penggantian
Urbannyte adalah Rp 32.000.000 /jam. yang dapat meminimalkan total biaya operasi,
Berikut ini adalah nilai ekspektasi biaya Cm 1 𝐶𝑚 1/β
dan Cr Bearer. TM = 𝛾 + 𝔫 [ 𝑥 ]
𝛽−1 𝐶𝑟−𝐶𝑚

Cm = Cw + Cf

6
1 863.650
= 1040,3 + 2278,8 [1,90−1 𝑥 ]1 / 1,90 interval perawatan yang optimal untuk 4
29.982.422− 863.650
komponen tersebut dengan menggunakan
= 1419,05 jam ≈ 60 hari
software weibull ++9.
Hasil perhitungan ekspektasi biaya Dari Tabel 2 diatas, biaya perawatan
perawatan dengan penggantian, biaya yang secara preventive maintenence pada
akan dikeluarkan selama satu kali interval komponen tucker blade sebesar Rp 2.471.563
penggantian adalah : per 1287,59 jam atau 54 hari, elektromanetik
clutch sebesar Rp 2.217.480 per 1565,96 jam
Tc (1419) = Rp 1.269,58 /jam x 1419 jam atau 66 hari, bearer sebesar Rp 1.828.745 per
= Rp 1.801.597 /penggantian 1855,12 jam atau 78 hari dan belt ring sebesar
Rp 1.810.763 per 1274,4 jam atau 54 hari.
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi
rekomendasi pemilihan tindakan (task
KESIMPULAN
selection) pada sistem Mesin Urbannyte.
Dari penelitian yang telah dilakukan,
Tabel 2. Rekapitulasi Total Biaya Perawatan maka dapat disimpulkan bahwa:
Pada Sistem Mesin Urbannyte 1. Sistem Mesin Urbannyte mempunyai
Preventive Maintenance Corrective Maintenance tujuh sub-sistem: Plate Bending, Paper
Interval Tc Interval Tc Roll Stand, Auxilary Draw & EPC Unit,
Tucker Rp 2.471.563 65-204 Rp 58.357.776 Printing Unit, Forming Unit, Separating /
54 hari Stocking Unit dan Paper Overfeed
Blade /penggantian hari /breakdown
Elektrom
Recycling.
Rp 2.217.480 78-150 Rp 41.203.750 2. Berdasarkan pada Failure Modes and
anetik 66 hari
/penggantian hari /breakdown Effects Analysis (FMEA), terdapat 27
Clutch
failure mode. Sedangkan untuk hasil nilai
Rp 1.828.745 88-156 Rp 68.660.838 RPN, diperoleh 4 failure mode dari sistem
Bearer 78 hari
/penggantian hari /breakdown mesin Urbannyte yang memiliki kategori
Rp 1.810.763 77-176 Rp 73.662.422 tingkat resiko yang tinggi atau nilai RPN
Belt Ring 54 hari
/penggantian hari /breakdown ≥ 100 yaitu elektromanetik clutch
terganggu dengan nilai RPN sebesar 150,
bearer rusak dengan nilai RPN sebesar
Dari Tabel 2 diatas kita dapat 128, tucker blade rusak dengan nilai RPN
membandingkan biaya perawatan yang harus sebesar 160 dan belt ring putus dengan
dikeluarkan perusahaan ketika komponen nilai RPN sebesar 120.
mesin dilakukan perawatan. Apabila 3. Kegiatan perawatan untuk komponen
perusahaan melakukan perawatan secara tucker blade, elektromanetik clutch,
corrective maintenace (ketika mesin bearer dan belt ring adalah schedulled
mengalami breakdown), tentunya perusahaan discard task yaitu penjadwalan
harus mengeluarkan biaya yang besar penggantian komponen. Sedangkan
dibandingkan melakukan perawatan secara interval perawatan untuk komponen
preventive maintenance (perawatan terjadwal tucker blade yaitu selama 1456,52 jam
sebelum terjadinya breakdown). Dari Tabel 2 atau 61 hari, elektromanetik clutch dengan
diatas kita bisa memberikan rekomendasi interval perawatan selama 1723,65 jam
untuk komponen tucker blade, elektromanetik atau 72 hari, Bearer dengan interval
clutch, bearer dan belt ring agar dilakukan perawatan selama 1928,59 jam atau 81
perawatan secara preventive maintenance hari dan Belt Ring dengan interval
untuk meminimalisasi biaya perawatan. perawatan selama 1419,05 jam atau 60
Perawatan secara preventive maintenance ini hari.
dilakukan dengan menganalisis dari data 4. Biaya perawatan (Tc) pada Mesin
historis waktu antar kerusakan dan dicari Urbannyte untuk komponen yang

7
memiliki kegagalan potensial diantaranya DAFTAR PUSTAKA
adalah tucker blade sebesar Rp 2.433.676 Abdulrohim, S. A., Salih O. D., & Raouf, A.
per 61 hari, elektromanetik clutch sebesar 2000. “RCM Concepts and
Rp 2.198.415 per 72 hari, Bearer sebesar Application: A Case Study,”
Rp 1.813.811 per 81 hari dan Belt Ring International Journal of Industrial
sebesar Rp 1.801.597 per 60 hari. Engineering, Vol. 7, No. 2, pp. 123-
132.
SARAN Besterfield, Dale. H. 1995. Total Quality
Setelah melakukan penelitian penulis Management, New Jersey : Prentice
dapat menyarankan beberapa hal, seperti: Hall
1. Pihak perusahaan diharapkan mendata Corder, A. S. 1992. Teknik Manajemen
atau mengakses secara lengkap seluruh Pemeliharaan. Jakarta: Erlangga.
kerusakan yang terjadi pada mesin Moubray, J. 1997. Reliability Centered
Urbannyte sehingga dapat dibuatkan Maintenance II. New York: Industrial
program tentang keandalan, jadwal Press Inc.
perawatan, penggantian komponen, dan Moubray, J. 2000. Reliability Centered
persediaan dengan tepat. Maintenance II second Edition. New
2. Untuk komponen yang masih mengalami York : Industria Press Inc.
breakdown maintenance, diharapkan agar Priyanta, Dwi. 2000. Keandalan dan
melakukan tindakan perawatan Perawatan. Surabaya: Institut
pencegahan secara intensif untuk Teknologi Sepuluh November.
menghindari terjadinya kerusakan yang Ramli, R., & Arffin, M.N. 2012.
dapat mempengaruhi biaya perawatan dan Reliability Centered Maintenance
perbaikan komponen.
in Schedule Improvement of
3. Diperlukan pencatatan secara berkala
pada setiap kegiatan perawatan yang
Automotive Assembly Industry.
dilakukan, baik scheduled on condition American Journal of Applied
task, scheduled restoration task dan Sciences 9 (8): 1232-1236,.
scheduled discard task. Pelaksanaan dari Sayuti, M., & Rifa’i, M. S. 2013. Evaluasi
masing-masing scheduled tersebut dapat Manajemen Perawatan Mesin
dilakukan dengan memperhatikan Dengan Menggunakan Metode
pertimbangan kondisi komponen serta Reliability Centered Maintenance.
biaya yang diperlukan untuk perbaikan Malikussaleh Industrial Engineering
maupun penggantian. Journal Vol.2 No.1, 9-13.
4. Berdasarkan hasil dari penelitian yang Smith D. J. 2001. Reliability, Maintainability
diperoleh, peneliti menyarankan agar and Risk. Practical Methods for
Reliability Centered Maintenance II Engineers. Sixth Edition. Oxford:
(RCM II) ini dapat diterapkan sebagai Butterworth-Heinemann.
pendekatan yang digunakan dalam sistem
perawatan di PT Masscom Graphy
Semarang. Karena dengan adanya
penerapan konsep RCM II perusahaan
dapat mengetahui jenis tindakan
perawatan yang optimal sehingga dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai