dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkenan dengan kualitas pelayanan,
harga dan kepuasan konsumen. Dimulai dari pengertian secara umum sampai
pada pengertian yang fokus terhadap teori yng berhubungan dengan permasalahan
which individuals and groups obtain what they need and want through creating,
offering, and freely exchanging products and services of value with others”.
directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve
a desired goal.” Selain itu, menurut Daryanto (2011: 1) pemasaran adalah suatu
18
19
Menurut Kotler dan Keller (2012: 8) “The art and science of choosing
target markets and building profitable relationship with them”. Dan manajemen
pemasaran menurut Daryanto (2011: 1) adalah suatu proses sosial dan manajerial
dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu untuk memilih pasar
dengan produk fisik. Berikut gambar mengenai empat sifat layanan/ jasa.
Intangibility Inseparability
Service cannot be seen, Service cannot be seen,
tasted, felt, heard or seperated from their
smelled before purchese provider
Jasa
Variabilitity
Perishability
Quality of service depends
Service cannot be stored
on who provides them and
for later sale or use
who, where and how
Gambar 2.1
Empat Sifat Jasa
Sumber: Nembah F. Hartimbul (2012)
21
Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa ada empat sifat jasa menurut
Kotler dan Amstrong dikutip oleh Nembah F. Hartimbul (2012: 129). Perusahaan
1. Intangibility
Jasa Intangibility berarti tak tampak, tak dapat dirasakan, tak dapat diraba,
tak dapat didengar dan tak dapat dibaui sebelum orang beli.
2. Inseparability
dahulu, lalu diproduksi dan dikomunikasikan pada waktu yang sama dan tidak
bisa dipisahkan dengan penyedianya, apakah itu orang atau mesin karena
konsumen juga ada ketika jasa itu dibuat maka interaksi penyedia-penyedia
3. Variability
4. Perishability
Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan di kemudian hari.
jasa adalah semua kegiatan yang memiliki manfaat bagi pihak lain yang tidak
berwujud, proses produksi dan konsumsi yang tak dapat dipisahkan, kualitas jasa
beragam dan jasa tidak dapat disimpan serta hanya dapat dirasakan oleh
saja, tetapi tanggungjawab semua orang yang terlibat dalam penciptaan produk,
Semua bagian atau departemen dalam perusahaan tersebut harus bekerja sama
Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 75) “marketing mix is the set of
tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in
the target market.” Sedangkan menurut Buchari Alma (2013: 130) bauran
Konsep bauran pemasaran menurut Zeithalm dan Bitner yang dikutip oleh
Ratih Hurriyati (2011: 48) bauran pemasaran untuk produk barang memiliki
empat variabel atau dikenal dengan istilah 4P yaitu terdiri dari Product (produk),
Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). Sementara itu, untuk
pemasaran jasa diperluas (expanded marketing mix for service) atau biasa disebut
People (orang), Process (proses) dan Physical Evidence (Bukti fisik). Adapun
unsur konsep 7P menurut Kotler dan Keller (2012: 62) sebagai berikut.
1. Product
2. Price
atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga
3. Place
4. Promotion
informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan waktunya.
Selain itu, untuk membujuk konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan
5. People
6. Process
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, dimana jasa
7. Physical Evidence
langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada dua jenis bukti fisik, yaitu:
a. Bukti penting (essential evidence) ialah keputusan yang dibuat oleh pemberi
jasa mengenai desain dan tata letak (layout) dari gedung, ruang, dan lain-lain.
bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi berfungsi sebagai
Menurut Kotler dan Keller (2012: 214) “any act or performance that one
party can offer another that is essensially intangible and does not not result in the
Selain itu, Goetsch dan David dikutip oleh Fandy Tjiptono (2011: 164), adalah
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia,
dan Aksa (2011:107), kualitas pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara
bahwa kualitas pelayanan adalah bentuk pengukuran terhadap nilai layanan yang
telah diterima oleh konsumen dan kondisi yang dinamis suatu produk atau jasa
25
pengguna jasa. Di dalam hal ini yang perlu dipahami adalah bahwa pelayanan
berupa suatu aktivitas yang dijalankan untuk memberi manfaat bagi konsumen
Tjiptono & Chandra (2011 : 232) dimensi kualitas pelayanan telah dijabarkan
Tabel 2.1
Dimensi dan Atribut Model SERVQUAL
No Dimensi Atribut
1. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan
2. Dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa
pelanggan
Reliability
1. 3. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama
(Realibilitas)
4. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang
dijanjikan
5. Menyimpan catatan/ dokumen tanpa kesalahan
Jasa adalah tidak nyata, tidak sama dengan produk fisik (barang). Jasa
tidak dapat dilihat, dirasakan, dibaui, atau didengar sebelum dibeli. Untuk
mengurangi ketidakpastian, pembeli jasa akan mencari tanda atau bukti dari
kualitas jasa, yakni dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan
harga yang mereka lihat. Karena itu, tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti
diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa.
27
3. Bervariasi (Variability)
Jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa, kapan dan di mana
Jasa tidak dapat disimpan. Daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi
masalah bila permintaan selalu ada dan pasti, karena menghasilkan jasa di muka
adalah mudah. Bila permintaan berubah-ubah naik dan turun, maka masalah yang
Menurut Fandy Tjiptono (2012: 182) terdapat beberapa faktor yang perlu
atau debit), keamanan, ketepatan waktu, dan lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk
Apabila terjadi kekurangan dalam beberapa faktor tersebut, perlu diperhatikan dan
ditingkatkan. Sehingga akan terjadi penilaian yang lebih baik di mata pelanggan.
berbagai cara sebagai salah satunya adalah melebih-lebihkan janji sehingga itu
28
menjadi „bumerang‟ untuk perusahaan apabila tidak dapat memenuhi apa yang
telah dijanjikan. Karena semakin banyak janji yang diberikan, semakin besar pula
ekspektasi pelanggan. Ada baiknya untuk lebih bijak dalam memberikan „janji‟
kepada pelanggan.
dan sesudah layanan disampaikan. Berbeda dengan produk yang bersifat tangible,
“seperti apa layanan yang akan diberikan” dan “seperti apa layanan yang telah
Pelanggan akan dapat mengambil keputusan pembelian secara lebih baik dan
menggunakan suatu layanan secara lebih mudah dan murah, yaitu sebisa
cara penggunaan layanan melalui iklan, brosur, atau staf secara langsung
teratas hingga terendah. Budaya kualitas terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap,
norma, nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkenaan dalam peningkatan
struktur pelaporan.
operasional.
7. Menindaklanjuti layanan
layanan yang kurang memuaskan dan mempertahankan yang sudah baik. Dalam
rangka ini, perusahaan perlu melakukan survey terhadap sebagian atau seluruh
perusahaan dengan cara melakukan riset data. Data dapat berupa hasil dari masa
lalu, kuantitaif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi mengenai
Menurut Fandy Tjiptono (2012 : 178), terdapat beberapa faktor yang dapat
Karakter dari jasa itu sendiri adalah inseparability, artinya jasa tersebut
interaksi antara penyedia jasa dan konsumen yang memungkinkan terjadi hal-hal
variabilitas layanan yang dihasilkan. Seperti, pelatihan kurang memadai atau juga
pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan, tingkat turnover karyawan yang tinggi,
32
4. Gap komunikasi.
mampu memenuhinya.
konsumen.
konsumen
saran konsumen.
Penyedia layanan harus memahami keunikan dan perbedaan yang ada. Sehingga
menyempurnakan service quality menjadi lebih baik. Tetapi di sisi lain, apabila
layanan baru terlampau banyak, hasil yang didapat belum tentu optimal.
dapat merusak service quality yang sedang ditujukan untuk jangka panjang.
Sebagai contoh, kebijakan sebuah restoran untuk menutup sebagian cabang akan
Harga menurut Kotler dan Keller yang dikutip oleh Bob Sabran
(2012:410) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa.
bagi perusahaan dan merupakan unsur bauran pemasaran bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat. Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2011: 159)
adalah sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh suatu
manfaat atas barang atau jasa baik yang bisa dimiliki maupun digunakan
dievaluasi yang merangkap dengan nilai sosial non keuangan yang harus
dikorbankan dan bagi perusahaan peran harga dapat membentuk sikap konsumen.
jika biaya produksi tinggi maka harga jual juga suatu produk juga tinggi dan sebaliknya.
bahan sedikit dan permintaan melambung naik maka harga jual produk naik apabila
Dimensi dari harga menurut Kotler dan Keller (2012: 410) terbagi menjadi
1. Keterjangkau harga
Konsep harga menurut Alma (2013: 150) yang dapat digunakan dengan
pendekatan cost plus yaitu biaya total (Total Cost), biaya produk (Product Cost)
Berdasarkan konsep biaya Total ini, harga jual ditentukan dari biaya total:
35
biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan
jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan. Pengertian mark up menurut konsep
biaya total ini adalah laba yang diinginkan (desired profit). Penerapan penentuan
harga jual produk atau jasa denganmenggunakan konsep biaya total ini adalah
c. Biaya total tersebut dibagi dengan jumlah unit yangdiproduksi atau dijual
e. Menentukan persentase markup dari biaya total yang dihitung dari jumlah
g. Harga jual per unit ditentukan dari biaya per unit ditambah dengan markup
per unit.
Berdasarkan konsep ini, yang disebut dengan Absorption Approach, harga jual
menurut konsep biaya produk ini adalah laba yang dikehendaki + biaya pemasaran + biaya
36
Menurut konsep ini, yang juga disebut dengan Contribution Approach ,biaya
dan umum variabel) ditambah dengan markup.Pengertian markup dalam hal ini adalah
sebagai berikut.
mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli
seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli
objektif persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal
37
pembelian informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan
diperhatikan, dipahami, dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat
Cara penetapan harga atau metode penetapan harga dapat dilakukan dengan
beberapa cara menurut Kotler dan Keller (2012: 417) sebagai berikut.
berbagai barang. Markup umumnya lebih tinggi untuk produk musiman, produk
khusus, produk yang penjualanya lambat, produk yang biaya penyimpanan dan
penjual yang terkadang terlalu tinggi atau terlalu rendah, melainkan dan presepsi
pelanggan. Kunci dan metode ini adalah menetukan persepsi pasar atas nilai
38
penawaran dengan akurat. Riset pasar dibutuhkan untuk membentuk persepsi nilai
metode ini perusahaan kurang memperhatikan biaya atau permintaan sendiri tetapi
mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, lebih rendah dan pesaingnya.
Menurut Adrian Payne yang dikutip oleh Lupiyoadi (2013: 138) tujuan
posisi dari jasa yang ditawarkan, sasaran yang ingin dicapai perusahaan, daur
Menurut Kotler dan Keller yang dikutip oleh Bob Sabran (2012:177)
yang muncul setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang diharapkanya.
itu, Daryanto dan Setyobudi (2014: 43) mengatakan kepuasan konsumen adalah
konsumen atas pengalaman yang didapat dari produk yang ditawarkan oleh
perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan realisasi yang
40
apabila:
konsumen sehingga diperlukan suatu strategi yang jitu untuk melakukan hal
pesaing harus bekerja keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya
Menurut Fornell yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2012 : 321) bahwa
pada setiap perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara lain strategi
ofensif dan strategi defensif. Berikut strategi bisnis menurut Fandy Tjiptono dan
1. Strategi Ofensif
dan jumlah pelanggannya. Hingga saat ini perhatian perusahaan lebih banyak
dicurahkan pada strategi ofensif. Apabila perusahaan hanya berfokus pada strategi
2. Strategi Defensif
produk dan pasarnya dari serangan para pesaing. Cara untuk mencapai tujuan ini
Tabel 2.2
Tipe – Tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Konsumen
No. Tipe Kepuasan Komponen
Dan
Ketidakpuasan Emosi Ekspektasi Minat
Berperilaku
1 Demanding Optimisme / Harus bisa Ya, karena hingga
satisfaction confidence mengikuti saat ini mereka
perkembangan mampu
kebutuhan saya memenuhi
di masa depan ekspektasi saya
yang terus
meningkat
2 Stable satisfaction Steadiness / Segala sesuatu Ya, karena hingga
trust harus sama saat ini semuanya
seperti apa memenuhi
adanya harapan saya
3 Resign satisfaction Indifferent / Saya tidak bisa Ya, karena
resignation berharap lebih penyedia jasa lain
yang tidak lebih
baik
42
penting daripada memikat pelanggan. Oleh karena itu, terdapat 5 dimensi untuk
1. Membeli lagi;
2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain dan
merekomendasikannya;
kesempatan yang luas pada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan
keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan lain-lain.
Informasi dari para pelanggan ini akan memberikan masukan dan ide-ide bagi
perusahaan agar bereaksi dengan tanggap dan cepat dalam menghadapi masalah-
masalah yang timbul. Sehingga perusahaan akan tahu apa yang dikeluhkan oleh
langsung.
adalah dengan cara mempekerjakan beberapa orang ghost shopers untuk berperan
terhadap produk yang ditawarkan dari perusahaan dan juga dari produk pesaing.
pengalaman mereka dalam pembelian produk- produk tersebut. Selain itu para
ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap setiap keluhan yang
tahu pelanggannya yang telah berhenti membeli produk atau yang telah pindah
berpindah ke tempat lain. Dengan adanya peningkatan customer lost rate, di mana
menggunakan berbagai macam metode yaitu seperti metode survei, baik survei
langsung (feedback) dari pelanggan dan juga akan memberikan kesan positif
sebagai bahan acuan untuk melihat seberapa besar pengaruh hubungan antara satu
variabel penelitian dengan variabel penelitian yang lainnya. Selain itu, penelitian
sedang peneliti lakukan dan juga agar mengetahui persamaan dan perbedaan
yang memiliki variabel bebas mengenai kualitas pelayanan dan harga dengan
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Judul, Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan
dan Tahun
1. Pengaruh Kualitas a. Secara simultan a.Menggunakan a. Metode
Pelayanan Pada kualitas pelayanan metode analisis analisis lain
Kepuasan berpengaruh signifikan regresi linier yang digunakan
Pelanggan Hotel pada kepuasan pelanggan, berganda. adalah korelasi
Bintang Pesona yaitu sebesar 0,697. b. Kualitas berganda, uji
Di Denpasar b. Secara parsial kualitas pelayanan hipotesis dan
Timur pelayanan berpengaruh sebagai variabel koefisien
signifikan pada kepuasan bebas dan determinasi.
I Wayan Widya pelanggan yaitu bukti kepuasan b. Hanya
Suryadharma dan fisik = 0.011, kehandalan konsumen terdapat satu
= 0,030, kehandalan =
I Ketut Nurcahya sebagai variabel variabel yaitu
0,173, jaminan = 0,188,
(2015) terikat. kualitas
dan empati = 0,148.
pelayanan
sebagai
variabel bebas.
2. Pengaruh Faktor a. Secara simultan a.Menggunakan a. Metode
Kualitas kualitas pelayanan metode analisis analisis lain
Pelayanan berpengaruh signifikan linier berganda. yang digunakan
Terhadap terhadap kepuasan b. Kualitas adalah korelasi
Kepuasan pelanggan, yaitu sebesar pelayanan berganda, uji
Pelanggan Hotel 0,570. sebagai variabel hipotesis dan
JW Marriot b. Secara parsial dari 5 bebas dan koefisien
Surabaya variabel bebas ada 4 kepuasan determinasi.
yang signifikan terhadap konsumen b. Hanya
Dedy Hariyanto kepuasan pelanggan sebagai variabel terdapat satu
dan Nindria yaitu tangible, terikat. variabel yaitu
Untarini reliability, kualitas
(2014) responsiveness, dan pelayanan
assurance sedangkan sebagai
empathy tidak memiliki variabel bebas.
pengaruh.
3. Impact of Service a. The results to tangible a.Menggunakan a. Metode
Quality on dimension range from metode analisis analisis lain
Customer (mean 2.23 to 3.12); korelasi yang digunakan
Satisfaction: A reliability dimension berganda. adalah regresi
Study of Hotel mean ranges from b. Kualitas linier berganda,
Industry of (mean2.67 to 3.41); in pelayanan uji hipotesis
Faisalabad, the statement of sebagai variabel dan koefisien
Pakistan responsiveness bebas dan determinasi.
(2014) dimension range from kepuasan b. Hanya
(mean 3.61 to 3.90); the konsumen terdapat satu
46
diteliti pada penelitian ini yaitu promosi, kualitas produk dan loyalitas.
digunakan pada penelitian ini yaitu metode analisis linier berganda, uji
konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen. Semua pihak yang membeli dan
50
memutuskan membeli atau tidaknya suatu produk. Dari sudut pandang konsumen,
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu produk barang atau jasa.Untuk
konsumen yang sensitif terhadap harga maka hal itu merupakan hal yang penting
semakin tinggi perusahaan menerapkan harga maka harus semakin tinggi pula
dan harga yang diterapkan pun harus sesuai dengan manfaat yang diterima.
Kualitas pelayanan dan harga dianggap memiliki kekuatan yang besar dalam
tolak ukur kepuasan konsumen. Bila kualitas pelayanan jasa yang dirasakan lebih
kecil daripada yang diharapkan maka konsumen akan merasa kecewa dan tidak
puas bahkan memberi dampak negatif lainnya pada perusahaan. Penulis sajikan
teori dan jurnal penelitian pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan
Secara teori, Farida Jaspar (2011: 19) mengemukakan dalam suatu sistem
jasa, penyedia jasa dan konsumen sebagai jasa harus mempunyai hubungan erat,
kualitas konsumen yang diukur dalam ukuran apapun dengan dimensi kualitas
dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Widya Suryadharma dan I
Penelitian yang dilakukan oleh Turgay Bucak (2014) menyatakan bahwa secara
konsumen. Dan penelitian lainnya dilakukan oleh Yasir Shafiq, Imran Shafiq,
yang dilakukan oleh Dedy Hariyanto dan Nindria Untarini (2014) menunjukan
diterima atau tidaknya suatu jasa oleh konsumen. Harga tergantung pada
kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Hal ini dapat dibandingkan dengan harga
menerapkan harga produk barang atau jasa, perusahaan pun harus senantiasa
diterima oleh konsumen. Semakin tinggi harga suatu produk barang atau jasa
maka semakin tinggi pula harapan yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut.
Jika terjadi kesenjangan antara harapan dengan kinerja perusahaan maka yang
terjadi konsumen akan merasa kecewa atau tidak puas. penulis sajikan teori dan
yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan tidak sesuai dengan manfaat produk
maka hal itu dapat menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika
53
harga yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang
manfaat yang dirasakan meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Apabila
nilai yang dirasakan pelanggan semakin tinggi, maka akan menciptakan kepuasan
pelanggan yang maksimal. Selain itu, Lupiyoadi (2013: 101) yang mengatakan
bahwa lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kaitanya dengan
jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rendy Gulla, Sem George Oroh dan Ferdy
Pratama Onasie (2015) menunjukan bahwa secara parsial dimensi harga yaitu
keterjangkaun harga, harga sesuai kualitas, harga sesuai manfaat dan harga
Konsumen
preferensi konsumen. Berikut ini penulis sajikan teori dan jurnal penelitian
sebagai berikut:
Selain itu, Widianto dikutip oleh Rachmawati (2013: 55) dalam konteks teori
diperkuat dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Bob Foster (2016)
Runtunuwu Sem Oroh dan Rita Taroreh (2014) menunjukan bahwa secara
kepuasan konsumen. Dan penelitian dilakukan oleh Abul Kalam, Md. Moshiur
Rahman and Md. Abdullah (2012) menunjukkan bahwa secara simultan kualitas
konsumen.
Gambar 2.2
Model Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis Penelitian
penelitian ini, adapun hipotesis atau kesimpulan sementara yang diajukan adalah
1. Secara Simultan
konsumen.
2. Secara Parsial