Anda di halaman 1dari 26

JURNAL DASI ISSN: 1411-3201

Vol. 10 No. 1 Maret 2009

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


UNTUK PENILAIAN UJIAN TUGAS SKRIPSI
(Studi kasus pada STMIK AMIKOM Yogyakarta)

Hanif Al Fatta
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
E-mail: hanivonitch@yahoo.com

Abstraksi
Penilaian ujian skripsi selama ini dilakukan secara subjektif
oleh dosen penguji. Walaupun dosen telah melakukan proses secara
objektif beberapa masalah masih muncul menyangkut protes yang
dilakukan mahasiswa yang diuji.
Sistem yang dikembangkan adalah sebuah DSS yang bisa
merekap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dosen-dosen penguji
pada saat ujian, kemudian memberikan penilaian pada jawaban yang
diberikan mahasiswa kemudian merekap hasil akhir untuk
menentukan kelulusan.
Kelemahan dari sistem yang dibangun, nilai yang diberikan
masih berupa nilai kualitatif adapun konversi ke nilai kuantitatif
seperti yang dipakai pada sistem penilaian manual masih dilakukan
secara manual.

Kata Kunci: DSS, skripsi, kualitatif, kuantitatif

Pendahuluan
STMIK AMIKOM Yogyakarta, dalam penilaian ujian Skripsi
masih menggunakan cara manual berdasar intuisi dan penilaian
subjektif dari dosen. Diharapkan ada salah satu media bantu yang
berfungsi me-minimalisir hal-hal subjektif selama penilaian. Sistem
juga diharapkan bisa memberikan standar yang sama antar masingt-
masing dosen penguji dalam memberikan nilai ubtuk mahasiswa yang
sedang menempuh ujian pendadaran. Dari latar belakang diatas,
peneliti ingin melakukan penelitian tentang bagaimana
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

merancangbangun sebuah sistem Pendukung Keputusan untuk


penilaian Ujian Tugas Akhir di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Tujuan utama penelitian ini adalah Menghasilkan DSS yang bisa
membantu penilain skripsi dengan mengurai faktor subjektifitas dan
perbedaan standar nilai dari penguji.

Pembahasan
Dalam perancangan sistem ditentukan 2 jenis system
requirement utama dari sistem pendukung keputusan untuk sistem
pendukung keputusan ini. Sistem requirement pertama adalah
functional requirement. Pada functional ditentukan informasi apa saja
yang akan disajikan oleh DSS ini dan proses apa saja yang bisa
dilakukan oleh DSS yang akan dibangun.
1. Functional Requirement
o User bisa memasukkan data mahasiswa yang mengambil ujian
dan data dosen yang akan menjadi dosen penguji
o Sistem bisa menyusun jadwal ujian dengan data tempat, jam,
ruang dan 3 dosen penguji yang bertugas
o Masing-masing dosen penguji bisa melakukan login ke sistem
sebagai dosen penguji dan memilih materi ujian yaitu
presentasi, pemahaman materi dan demo program.
o Masing-masing dosen penguji bisa memasukkan atau
menuliskan pertanyaan untuk masing-masing kategori
pengujian, dimana untuk presentasi, demo program dan
pemahaman materi masing-masing maksimal 10 pertanyaan
sehingga total maksimal pertanyaan untuk 1 dosen adalah 30
pertanyaan.
o Dosen memberikan penilaian pada masing-masing pertanyaan
dengan nilai baik, cukup atau kurang, kemudian per masing-
masing kategori dosen memberikan nilai dengan ketentuan
nilai maksimal untuk presentasi 2 point, pemahaman materi 5
point dan demo program 3 point.
o Nilai maksimal masing-masing dosen adalah 10 dan setiap
mahasiswa yang ujian akan diuji oleh 3 dosen penguji.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

o Sistem bisa menghitung nilai mahasiswa secara otomatis


berdasarkan 3 nilai yang diinputkan oleh 3 dosen penguji yang
tersedia.
o Sistem bisa memberikan laporan nilai akhir mahasiswa
berikut daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh
dosen yang bersangkutan.

2. Non functional requirement


o Sistem dijalankan dengan database Mysql
o Sistem dijalankan pada lingkungan pemrograman berbasis
website sehingga script pemrograman yang digunakan adalah
PHP
o Masing-masing dosen bisa melakukan login dari komputer
yang berbeda pada saat ujian berlangsung maksimal 3 dosen
penguji sesuai dengan ketentuan jumlah dosen penguji dari
STMIK AMIKOM.

3. Rancangan Basis Data


Untuk DSS yang akan dibangun dibuat beberapa tabel dengan struktur
sebagai berikut :

1. Mahasiswa
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Nim char (10) not null primary
Nama varchar (35) not null

2. Dosen
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Nik varchar (10) not null primary
Nama varchar (35) not null
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

3. Ujian
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
kd_ujian int not null primary
Nim char (10) not null
Judul text not null
tgl_ujian date not null
Jam char (5) not null
ruang varchar (15) not null
penguji1 varchar (10) yes
penguji2 varchar(10) yes
penguji3 varchar(10) yes

4. Presentasi
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
Hasil varchar (15) yes

5. Penguasaan Materi
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
Hasil varchar (15) yes
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

6. Demo Program
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
pertanyaan text yes
Hasil varchar (15) yes

7. Nilai
Column Name Data Type Null Key Defaul Extra
t
Id int not null primary auto_incremen
t
kd_ujian int not null
Nik varchar (10) not null
Nilai decimal not null
Bagian varchar (35) not null

Adapun relasi tabel yang bisa dibentuk dari tabel-tabel tadi adalah :
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 1: Relasi Antar Tabel

Dalam bab ini akan dibahas menu-menu yang ada pada


aplikasi DSS untuk penilaian ujian skripsi mahasiswa STMIK
AMIKOM Yogyakarta. Tampilan awal dari aplikasi seperti pada
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

gambar 2 . Pada halaman ini ada 4 menu utam yaitu master data, nilai,
hasil ujian dan login dosen.

Gambar 2. halaman Utama DSS Pendadaran Skripsi

Pada menu master data dimasukkan dulu beberapa data yang harus
disiapkan sebelum proses ujian pendadaran skripsi berlangsung.
Menu pertama yang harus diiisi adalah data mahasiswa. Pada menu ini
diisikan Nomor Induk Mahasiswa dan Nama mahasiswa yang
mengambil ujian. Lihat gambar 3. Pada masing-masing periode ujian
semua data mahasiswa peserta ujian periode itu dimasukkan melalui
form tersebut.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 3 : Form pengisian data mahasiswa yang ikut ujian

Langkah berikutnya adalah memasukkan semua dosen penguji pada


tabel dosen penguji, dengan submenu data dosen.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 4: Form pengisian dosen penguji

Langkah berikutnya adalah membuat jadwal ujian skripsi dengan


memilih submenu jadwal ujian. Akan tampil form pengisian jadwal
dengan tampilan seperti pada gambar 5.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 5 : Form pengisian jadwal ujian skripsi

Jika semua data telah diisikan. Maka data di submit melalui


tombol submit. Selanjutnya untuk pelaksanaan ujian dilakukan. Dosen
penguji melakukan login dengan menggunakan inputan berupa NIK
dosen dan NIM dari mahasiswa yang ujian. Sebagai contoh dosen
penguji dengan NIM 190302096 akan menguji mahasiswa dengan
NIM 05.11.0793. Kemudian tekan login. Untuk ujian skripsi amikom
dosen penguji yang ditunjuk ada 3 orang, sehingga 3 orang dosen akan
login untuk nama mahasiswa yang sama.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 6 : Form login dosen sebagai dosen penguji

Setelah berhasil masuk ke halaman login dosen, maka akan


ditampilkan form khusus dosen penguji. Pada halaman ini ada
submenu presentasi untuk mencatat dan memberi nilai sesi presentasi
yang dilakukan mahasiswa, menu demo program, untuk mencatat
pertanyaan yang diajukan dosen dan memberikan nilai sekaligus dan
menu demo program untuk memberikan nilai dan daftar pertanyaan
saat mahasiswa mendemokan program aplikasinya. Gambar 7 adalah
tampilan menu dosen penguji.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 7 Tampilan menu dosen penguji.

Pengujian dilakukan pertama kali dengan mengisi form


presentasi seperti pada gambar 8. Dosen penguji menuliskan
pertanyaan yang berkaitan dengan subbab ujian presentasi maksimal
10 pertanyaan dan langsung memberikan nilai baik, cukup atau kurang
pada masing-masing pertanyaan yang diajukan. Kemudian dosen
penguji memberikan nilai untuk subbab ujian ini dengan skor
maksimal 2 dan mengirim hasilnya ke server melalui tombol submit.
Perhatikan gambar 8
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 8 : form pengujian subbab presentasi

Hal yang sama dilakukan juga untuk form penilaian


penguasaan materi, caranya sama persis dengan pengisiian materi
ujian presentasi. Dengan nilai maksimal untuk bab ini adalah 5.
Terakhir dilakukan pengujian untuk demo program mahasiswa.
Jika 3 materi ujian telah dilakukan, maka nilai masing-masing dosen
bisa dilihat pada submenu nilai, dan bisa dicetak pada submenu cetak.
Seperti pada gambar 9. Tampilan nilai yang dikumpulkan mahasiswa
dari dosen penguji pertama.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 9: Tampilan nilai yang dikumpulkan mahasiswa dari


dosen penguji pertama.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat dilihat


dari versi printout hasil submenu cetak seperti pada gambar 10.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Gambar 10: Hasil Print out pertanyaan pada bagian penguasaan


materi

Penutup
Berdasarkan hasil pengembangan sistem pendukung penilaian
ujian skripsi di STMIK AMIKOM Yogyakarta ini dapat disimpulkan
beberapa hal Pertama, aplikasi ini mempermudah penilain yang
dilakukan oleh dosen penguji sekaligus memberi kemudahan dalam
menentukan nilai akhir untuk mahasiswa yang diuji. Kedua, Aplikasi
ini mencatat histori pertanyaan sehingga pertanyaan apa saja yang
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

diajukan oleh 3 dosen penguji dapat direkap berikut kemampuan anak


dalam menjawab. Ketiga, Nilai secara otomatios tersimpan dalam
server sehingga memudahkan administrasi data misalnya
pengumuman nilai ujian skripsi ke mahasiswa.
Untuk penentuan nilai masing-masing sub pengujian yaitu
presentasi, penguasaan materi dan demo program masih diinputkan
oleh penguji, dikemudian hari bisa dikembangkan model penilaian
otomatis dari sejumlah pertanyaan yang diajukan kriteria yang bisa
dijawab baik, cukup atau kurang bisa langsung menentukan nilai
untuk mahasiswa yang diuji.

Daftar Pustaka
Turban, E, 1995, Decision Support System and Intelligence
System:Fourth Edition, Prentice Hall
http:// anakbinus.blogsome.com/category/ bahan-kuliah/information-
technology/dss/
diakses tanggal 7 mei 2008-05-07
http://bahankuliah.files.wordpress.com/2008/04/sim_4_dss.ppt
diakses tanggal 7 mei 2008-05-07
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

STUDI KASUS TERHADAP PENYELESAIAN SISTEM


PERSAMANAAN LINEAR
DENGAN ELIMINASI GAUSS

Krisnawati
STMIK AMIKOM Yogyakarta

Abstraksi
Salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear adalah metode eliminasi gauss. Metode ini bekerja
dengan melakukan operasi baris elementer terhadap matrik yang
diperoleh dari system persamaan linear yang diketahui. Pada saat
implementasi dalam program ada kasus khusus yang arus ditangani,
yaitu pada saat baris yang dijadikan acuan operasi baris elementer
ternyata bernilai 0. Penanganannya sederhana, proses membuat 0
digantikan dengan proses penukaran baris yang ternyata 0 tersebut.

Keyword : system persamaan linear, eliminasi gauss

Pendahuluan
Persamaan linear adalah suatu persamaan yang pada saat digambar
kurvanya berupa garis lurus. Sedangkan system persamaan linear
adalah suatu sistem yang didalamnya terdiri dari minimal 2 persamaan
linear. Menyelesaikan persamaan linear sama artinya dengan mencari
titik potong antara persamaan-persamaan yang diketahui.
Eliminasi Gauss merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan
system persamaan linear. Diketahui sistem persamaan linear sebagai
berikut:
a11x1+a12x2+a13x3+.....+a1nxn=a1n+1
a21x1+a22x2+a23x3+.....+a2nxn=a2n+1
................................................
an1x1+an2x2+an3x3+.....+annxn=ann+1
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Sistem persamaan linear tersebut dituliskan dalam bentuk matrik


sebagai berikut:
⎡ a11 a12 a13 ... a1n a1n+1 ⎤
⎢ a 21 a 22 a 23 ... a 2 n a 2 n+1 ⎥⎥

⎢ ... ... ... ... ... ... ⎥
⎢ ⎥
⎣ a n1 an2 a n3 ... a nn a nn +1 ⎦
Matrik dibawa kebentuk matrik satuan sehingga menjadi
⎡ 1 0 0 ... 0a1n +1 ⎤
⎢ 0 1 0 ... 0a 2 n +1 ⎥⎥

⎢ ... ... ... ... ... ... ⎥
⎢ ⎥
⎣ 0 0 0 ... 1 a nn +1 ⎦
Proses untuk membawa matrik asal ke matrik satuan menggunakan
operasi baris elementer. Operasi baris elementer adalah:
1. Menjumlah/mengurangi suatu baris dengan k kali baris yang
lain. k adalah konstanta real.
2. Mengalikan/membagi suatu baris dengan k. k adalah
konstanta real.
Cara ini banyak dipakai jika sistem persamaan linear
diselesaikan secara manual. Tujuannya adalah untuk
mempersingkat bentuk persamaan.
Untuk mempermudah proses, matrik terlebih dahulu dibawa ke bentuk
matrik segitiga atas/bawah, kemudian ke bentuk matrik diagonal, dan
akhirnya ke matrik satuan.

Pembahasan
1. Ilustrasi Proses Pada Metode Eliminasi Gauss
Contoh:
Diketahui sistem persamaan linear sebagai berikut:
3x + 2y + z = 0
2x + y + 3z = 2
x + 3y + 2z = 4
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Sistem persamaan linear diatas memberikan matrik sebagai berikut:


⎡3 2 1 0⎤
⎢ 2 1 3 2⎥
⎢ ⎥
⎢⎣1 3 2 4⎥⎦
Matrik diatas diubah menjadi matrik segitiga atas dengan proses
sebagai berikut:
Baris ketiga dikurangi dengan ½ kali baris ke dua sehingga matrik
menjadi :
⎡ ⎤
⎢3 2 1 0⎥
⎢2 1 3 2⎥
⎢ 5 1 ⎥
⎢0 3⎥
⎣ 2 2 ⎦
Baris kedua dikurangi dengan2/3 baris pertama sehingga menjadi:
⎡ ⎤
⎢3 2 1 0⎥
⎢ 1 7 ⎥
⎢0 − 2⎥
⎢ 3 3 ⎥
⎢0 5 1
3⎥
⎢⎣ 2 2 ⎥⎦
Baris ketiga ditambah dengan 15/2 kali baris kedua sehingga menjadi:
⎡3 2 1 0⎤
⎢ 1 7 ⎥
⎢0 − 2⎥
⎢ 3 3 ⎥
⎣0 0 18 18⎦

Matrik diatas sudah dalam bentuk matrik segitiga. Selanjutnya akan


dibawa ke bentuk matrik diagonal dengan proses sebagai berikut:
Baris pertama dikurangi dengan 3/7 baris kedua, sehingga menjadi:
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

⎡ 15 6⎤
⎢3 7 0 − ⎥
7
⎢ 1 7 ⎥
⎢0 − 2 ⎥
⎢ 3 3 ⎥
⎢0 0 18 18 ⎥
⎢ ⎥
⎣ ⎦
Baris kedua dikurangi dengan 7/54 kali baris ketiga, sehingga
menjadi:
⎡ 15 6⎤
⎢3 7 0 − ⎥
7
⎢ 1 1⎥
⎢0 − 0 − ⎥
⎢ 3 3⎥
⎢0 0 18 18 ⎥
⎢ ⎥
⎣ ⎦
Baris pertama ditambah dengan 45/7 kali baris kedua, sehingga
menjadi:
⎡3 0 0 − 3⎤
⎢ 1 1⎥
⎢0 − 0 − ⎥
⎢ 3 3⎥
⎣0 0 18 18 ⎦
Matrik sudah dalam bentuk matrik diagonal, akhirnya dibawa ke
bentuk matrik satuan, dengan proses sebagai berikut:
Baris pertama dibagi dengan 3, baris kedua dibagi dengan -1/3 dan
baris ketiga dibagi dengan 18 sehingga matrik menjadi:
⎡1 0 0 − 1⎤
⎢0 1 0 1 ⎥
⎢ ⎥
⎢⎣0 0 1 1 ⎥⎦

2. Implementasi Metode Eliminasi Gauss dengan Matlab


Sesuai dengan ilustrasi proses diatas, maka untuk membuat
matrik menjadi matrik segitiga atas didapatkan skrip sebagai berikut,
dengan asusmsi telah dilakukan pengecekan apakah matrik singular
atau tidak.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

for k=1:ba-1
for i=ba:-1:k+1
p=eg(i,k)/eg(i-1,k);
for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i-1,j);
end
end
end
Untuk membuat matrik segitiga atas menjadi matrik diagonal, tinggal
melakukan modifikasi terhadap skrip diatas, sehingga didapat:
for k=ba:-1:2
for i=1:k-1
p=eg(i,k)/eg(i+1,k);
for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i+1,j);
end
end
end

Akhirnya skrip untuk mengubah matrik menjadi matrik diagonal


adalah sebagai berikut:
for i=1:ba
if eg(i,i)~=1
eg(i,kolom)=eg(i,kolom)/eg(i,i);
eg(i,i)=1;
end
end

3. Studi Kasus
Skrip diatas akan diuji cobakan terhadap dua kasus, dan akan
dilakukan analisis terhadap output kedua kasus tersebut.
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Kasus 1:
3x + 2y + z = 0
2x + y + 3z = 2
x + 3y + 2z = 4

Memberikan output sebagai berikut:


e=

3.0000 2.0000 1.0000 0


2.0000 1.0000 3.0000 2.0000
0 2.5000 0.5000 3.0000

e=

3.0000 2.0000 1.0000 0


0 -0.3333 2.3333 2.0000
0 2.5000 0.5000 3.0000

e=

3.0000 2.0000 1.0000 0


0 -0.3333 2.3333 2.0000
0 0 18.0000 18.0000

e=

3.0000 2.1429 0 -0.8571


0 -0.3333 2.3333 2.0000
0 0 18.0000 18.0000

e=

3.0000 2.1429 0 -0.8571


JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

0 -0.3333 0 -0.3333
0 0 18.0000 18.0000

e=

3.0000 0 0 -3.0000
0 -0.3333 0 -0.3333
0 0 18.0000 18.0000

e=

1.0000 0 0 -1.0000
0 1.0000 0 1.0000
0 0 1.0000 1.0000

Kasus 2:
3x + 9y + 6z = 12
4x +12 y + 12z = 12
1x +-1y + 1z = 1

Memberikan output sebagai berikut:


Warning: Divide by zero.
> In F:\KRISNA\eliminasitdkok.m at line 22

e=

3 9 6 12
0 0 4 -4
NaN NaN Inf -Inf

e=
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

3 9 0 18
0 0 4 -4
NaN NaN Inf -Inf

e=

3 9 0 18
NaN NaN NaN NaN
NaN NaN Inf -Inf

e=

NaN NaN NaN NaN


NaN NaN NaN NaN
NaN NaN Inf -Inf

e=

1 NaN NaN NaN


NaN 1 NaN NaN
NaN NaN 1 NaN

Skrip tidak menemui masalah pada saat diimplementasikan terhadap


kasus 1, tetapi pada kasus 2 ternyata output tidak dapat dihasilkan.
Pada saat nilai e32 akan dibuat menjadi 0, ternyata nilai acuan yakni
e22 ternyata juga 0. Padahal nilai ini yang nanti akan menentukan
konstanta k.

e=

3 9 6 12
0 0 4 -4
NaN NaN Inf -Inf
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

for k=1:ba-1
for i=ba:-1:k+1
p=eg(i,k)/eg(i-1,k);
for j=1:kolom
eg(i,j)=eg(i,j)-p*eg(i-1,j);
end
end
end

Konstanta k yang pada skrip disebut dengan p diperoleh dari e32 dibagi
dengan e22. Padahal nilai e22 adalah nol. Oleh karena itu jika nilai
acuan untuk menentukan k adalah nol, maka dilakukan penukaran
baris, sehingga tidak perlu membuat nilai asal menjadi 0. Dengan
penambahan pengecekan untuk penukaran baris, maka skrip untuk
menentukan matrik segitiga menjadi sebagai berikut:
for k=1:b1-1
for i=b1:-1:k+1
if (e(i-1,k)==0)
for x=1:b1+1
temp=e(i-1,x);
e(i-1,x)=e(i,x);
e(i,x)=temp;
end
else
p=e(i,k)/e(i-1,k);
for j=1:k1+1
e(i,j)=e(i,j)-(p*e(i-1,j));
end
end
e
end
end
JURNAL DASI ISSN: 1411-3201
Vol. 10 No. 1 Maret 2009

Penutup
Proses manual yang biasa digunakan untuk menyelesaikan
system persamaan linear, tidak bisa begitu saja diterapkan dalam
pemrograman. Diperlukan beberapa perlakuan yang berbeda, yang
pada prinsipnya bertujuan untuk memperoleh bentuk matrik yang
paling optimal. Kasus nilai acuan 0, dapat ditangani dengan
melakukan penukaran baris terhadap baris yang akan dinolkan dengan
baris dimana posisi nilai acuan 0 tersebut berada.

Daftar Pustaka
Gary J. Lastman, Naresh K. Sinha, 2000, Microcomputer-Based
Numerical Methods for Science and Enginering. Saunders
College Publishing.
Myron B. Allen III & Eli L. Isaacson, 1998. Numerical Analysis for
Applied Science. John Wiley & Son, Inc New York.
Susila, I Nyoman, 1993. Dasar-dasar Metode Numerik. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan
tinggi.
William J Palm, 2004, Introduction to MatLab 6 for Engineers, The
McGraw-Hill Companies, Inc.

Anda mungkin juga menyukai