Anda di halaman 1dari 16

Sikap bertentangan dengan saudara-saudara; kurang berpartisipasi dalam lingkungan,

mempunyai pengalaman keluarga yang merusak ; tidak atau sukar menyesuaikan diri dalam
kelompok.
3. mempunyai intelegensi yang rendah.
Agar proses kelompok dapat berjalan lebih lancar, maka :
1. Individu harus diterima sebaik-baiknya, sebagaimana ia adanya.
2. Pembatasan yang tidak perlu, dihindarkan.
3. Pernyataan (expresi) verbal yang tak tertahankan dibiarkan keluar.
4. Reaksi-reaksi dalam interaksi kelompok dinilai.
5. Pembentukan kelompok harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para anggota
secara perorangan.

Gambar 132.
Lambang salah satu gerakan ‘’jumpa nikah’’ (‘’mariage encounter’’). Dalam pertemuan-
pertemuan berkala, pasutri-pasutri (pasangan suami-isteri) berlatih agar dapat
berkomunikasi mengenai hidup perasaan masing-masing dan belajar menerima partnernya
‘’sebagaimana ia adanya ‘’ dan tidak lagi ‘’sebagaimana ia harus adanya’’ menurut
tuntutannya sendiri. Dengan mengembangkan saling pengertian ini, maka cinta-kasih akan
menjadi lebih dalam hal ini akan bermanfaat bagi seluruh keluarga. (Bila konflik antara
suami-isteri sudah parah, maka sebaiknya mereka menerima konseling perkawinan dan
bukan ‘’jumpa nikah’’).
Kelompok mempengaruhi individu, seperti ada kemauan kelompok. Tekanan kelompok
dirasakan oleh individu. Beberapa fungsi ego, seperti integrasi, pengawasan efek dan
perilaku seakan-akan diberi kepada kelompok dan pemimpinnya.
Fase-fase terapi kelompok secara singkat pada umumnya ialah :
1. Penyatuan kelompok dengan terbentuknya identifikasi kelompok.
2. Interaksi dalam kelompok dengan melihat pada dinamika kelompok.
3. Pengertian dan penyelesaian dinamika dengan timbulnya wawasan (‘’insight’’).

495
Tujuan terapi kelompok ialah : membebaskan individu dari stres; membantu para anggota
kelompok agar dapat mengerti lebih jelas sebab-musabab kesukaran mereka; membantu
terbentuknya mekanisme pembelaan yang lebih baik, yang dapat diterima dan lebih
memuaskan.
Tentang perbandingan berbagai jenis psikoterapi kelompok, silakan melihat tabel tentang itu
(tabel 24).
Terapi perilaku
Terapi perilaku (‘’behavior therapy’’) berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus
secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar si pasien. Burus F. Skinner
merupakan seorang yang terkenal dalam bidang ini. Ada tiga cara utama untuk mengawasi
atau mengibah perilaku manusia, yaitu :
1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya,
yang membangkitkan bentuk perilaku khusus itu. Umpamanya serang anak yang
tidak berprestasi di sekolah dan nakal di kelas hanya dengan seorang guru tertentu
dapat menjadi efektif dan rajin bila ia dipindahkan ke kelas lain diajar oleh seorang
guru yang lain.
2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah atau
dimodifikasi. Umpamanya seorang anak dapat diajar untuk melihat dirinya sendiri
dalam suatu kegiatan kompromi yang konstruktif dan tidak menunjukkan ledakan
amarah bila ia menghadapi frustasi.
3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku itu
dapat dimodifikasi. Umpamanya ia dihukum bila ia menggagu orang lain, dengan
demikian rasa bermusuhan mungkin dapat diganti dengan sikap yang lebih
kooperatif.
Terapi perilaku dapat dilakukan secara individual ataupun secara berkelompok. Indikasi
utama ialah gangguan fobik dan perilaku komplusif, disfungsi sexual (umpamanya impotensi
dan frigiditas) dan deviasi sexual (umpamanya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-
pikiran obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (umpamanya gagap,
enuresis dan berjudi secara kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan
reaksi konversi. Terapi perilaku tidak berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan
(hipo-) mania.
Untuk memberikan contoh tentang beberapa teknik, cobalah bayangkan seorang pasien
dengan fobi tinggi yang hendak naik tangga.
Desensitisasi dalam fantasi : pasien itu diminta untuk menutup mata dan santai/relax, lalu
membayangkan bahwa ia pelan-pelan menaruh kakinya pada anak-tangga pertama, lalu
relax lagi, dan seterusnya sehingga dia dapat melakukan hal itu tanpa kecemasan dan
pelan-pelan naik sampai ke puncak tangga. Desensitisasi in vivo (dalam kenyataan) :
pasien diminta melakukan hal itu dalam keadaan yang sebenarnya.

496
Gambar 133.
Dr. Joseph Wolpe (kanan) bersama seorang asisten sedang mengobati seorang pasien
homosexual dengan teknik terapi perilaku.
Membanjiri dalam fantasi : pasien diminta untuk menutup mata dan membayangkan ia
sedang berdiri doi puncak tangga dan melihat ke bawah, ia sedang bergoyang-goyang,
merasa pusing dan sekaligus ketakunan; ia harus meneruskan fantasi ini sehingga ia tidak
merasa takut lagi. Membanjiri in vivo : pasien (dengan persetujuannya) dipaksa dan ditarik
naik ke atas tangga, biarpun ia berkeringat dan sangat takut, kemudian ia ditahan di atas
tangga itu sampai ia menjadi biasa dan tidak takut lagi.
Membuat model (‘’modelling’’) : kita mendemonstrasikan kepada pasien apa yang harus
dilakukannya, kita mendahuluinya naik tangga itu. ‘’ Operant conditioning’’ : paisen dipuji
atau diberi sesuatu yang menyenangkan setiap kali ia melangkah ke anak-tangga yang
betikut. Repetisi kognitif : pasie diminta untuk membayangkan bahwa ia sendiri sedang
mengajak seorang penderita lain dengan fobi tinggi untuk naik tangga, ia melakukan segala
macam persuasi. Regulasi diri sendiri : pasien diminta untuk setiap kali ia merasa takut
naik tangga mengatakan kepada diri sendiri bahwa : ‘’Toh tidak terlalu sukar, saya dapat
mengatasi ketakutan naik tangga!’’
Pendekatan perilaku memang makin lama makin banyak diterapkan, bukan saja untuk
menghilangkan atau meringankan gejala psikiatrik, akan tetapi dipakai juga dalam bidang
pendidikan, sosial dan keadaan lain di luar klinik. Dalam hal-hal tertentu boleh dikatakan
bahwa penanganan itu lebih terletak di bidang ahli pendidikan dan ahli psikologi sosial dari
pada di bidang ahli spikiarti klinik.

497
Dokter telah mencegah ia mati, tetapi tidak menolong ia hidup.
Seorang isteri

4. GANGGUAN IATROGENIK
Tidak jarang seorang terapist begitu bersemangat ataupun begitu sembrono dan
kurang hati-hati mengobati pasien sehingga pasien itu bukan menjadi sembuh,
melainkan malahan terganggu karena pengobatan itu.

Dapat dikatakan bahwa gangguan iatrogenik ialah suatu gangguan yang tanpa
diketahui (bukan risiko yang sudah diperhitungkan) oleh dokter dipercepat timbulnya,
diperkeras atau disebabkan oleh dokter itu karena sikapnya, pemeriksaan, ucapan
dan komentar atau pengobatannya.

Gangguan itu mungkin terutama badainah, akan tetapi mungkin juga terutama
mental.

Gangguan iatrogenik badaniah tidak jarang karena operasi, pertolongan kelahiran,


pemberian obat atau kombinasi obat yang tidak begitu perlu, berlebihan atau dalam
jangka waktu terlalu lama tanpa indikasi yang tepat, umpamanya obat lambung, obat
antihipertensi, kontraseptif, kortiskosteroid, obat jantung, anti Parkinson,
psikotropika, dan sebagainya. Efek sampingan obat dapat diperhitungkan oleh
dokter, tetapi gangguan iatrogenik timbul karena kesalahan dokter tanpa diketahui
sebelumnya.

Gambar 134.
Gangguan iatrogenik : seorang pasien dengan sindroma Cushing. Dokter yang
mengobatinya memberi obat kortikosteroid secara terus menerus.

498
Gangguan iatrogenik mental juga tidak sedikit dan dapat dinamakan gangguan
psikiatrogenik. Hal ini timbul karena sikap, ucapan, karena sikap, ucapan, komentar dan
pemindahan balasan (‘’counter transference’’) dokter.
Sikap acuh, tidak sabar, menyalahkan, menakutkan atau pemeriksaan tambahan yang
berlebihan atau berulang-ulang, umpamanya : tanpa penerangan dilakukan pemeriksaan
laboratorium berkali-kali, X-foto tanpa atau dengan kontras, macam-macam endoskopi, dan
sebagainya dapat memperkeras atau menimbulkan kecemasan, depresi atau gangguan
psikosomatik. Ucapan dan komentar yang dilemparkan secara tidak hati-hati telah
menggagu atau memperkeras gangguan keseimbangan jiwa banyak pasien., umpamanya
‘’Waduh, tekanan darah tinggi!’’;’’hampir tifus’’; ‘’ada luka di ginjal’’; ‘’jantung goyang’’; ‘’ada
urat putus’’ ; pada trauma kepala : ‘’ Awas kepala tidak boleh goyang, ada geger otak’’; dan
sebagainya.

Gambar 135.
Gangguan psikiatrogenik : sebagian juga karena ke-tidaktahuan pasien, karena beganti-
ganti dokter, akan tetapi banyak dokter yang mengobatinya memberi bermacam-macam
obat, tiap kali lain dari yang sebelumnya (tidak mau ‘’kalah’’ dengan kolega sebelumnya atau
malu bila memberi obat yang sama ?), disertai ucapan-ucapan tertentu yang memperkokoh
keluhan-keluhan pasien ini yang menderita nerosa hipokondrik. Pasien memperlihatkan
daftar yang panjang, obat-obat yang pernah diberikan kepadanya oleh para dokter.

Bila pemindahan balasan dokter itu negatif, maka pasien akan tetap tegang, cemas dan
tidak akan atau lebih lama menjadi sembuh atau ia pindah berobat ke dokter yang lain. Bila
pemindahan balasan positif, maka mula-mula mungkin pasien merasa baik karena saling
menukar perasaan atau saling merayu itu, tetapi kemudian penderita mengharapkan lebih
banyak dan menjadi kecewa, tegang,cemas atau depresif kembali bila ia harapannya tidak
dapat dipenuhi oleh dokter, atau bila ia merasa bersalah karena perbuatannya.

499
Ivan Illich, seorang kritikus sosial dalam bukunya : ‘’Medical nemesis’’ sudah mengkritik
habis-habisan sistem kedokteran modern sekarang ini, karena menimbulkan gangguan
iatrogenik klinik, sosial dan kultural, sehingga secara keras ia memakai istilah ‘’mafia
kedokteran’’.
Tidak dapat diserukan secara berlebihan agar kita senantiasa berhati-hati dan waspada
akan hal ini dalam menghadapi pasien.
Pepatah Latin yang tua tetp berlaku dalam ilmu kedokteran : ‘’ Primum non nocere’’
(pertama-tama tidak merugikan). Bila pasien dihadapi secara holistik, maka kita tidak usah
terlalu khawatir akan gangguan iatrogenik.
5. RINGKASAN DAN KESIMPULAN
1. Pengobatan dalam ilmu kedokteran jiwa juga harus memakai pendekatan
holistik, biarpun pada suatu waktu tertentu prioritas diberikan kepada salah satu
unsur saja, dan prioritas ini disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Secara umum pengobatan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : somatoterapi
(prioritas diberikan kepada unsur badaniah), psikoterapi (prioritas kepada unsur
kejiwaan) dan manipulasi lingkungan (lingkungan sosial terutama yang
dipengaruhi) demi kesembuhan pasien; bila lingkungan suatu institut (rumah
sakit) dengan fasilitas dan peraturan-peraturannya dibuat untuk mempercepat
kesembuhan pasien maka dinamakan ‘’milieutherapy’’; bila lingkungannya ‘’sakit’’
dan hendak diobati, maka hal ini dinamakan sosioterapi.
3. Suasana terapi yang baik diusahakan dengan memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hubungan pasien-dokter, yaitu : pemindahan
(‘’transference’’), hambatan serta faktor-faktor keluarga dan sosial pasien, tetapi
juga dari terapist sendiri, yaitu : pemindahan balasan, sikap dan ucapan-ucapan.
4. Tidak jarang sebagian besar perhatian dokter hanya pada farmakoterapi dan
pembedahan, seakan-akan hanya inilah cara pengobatan dalam ilmu
kedokteran, atau mungkin dokter itu silau dengan penemuan atau alat yang
‘’menggemparkan’’ dalam bidang ini, akan tetapi sayang bahwa pasien tidak
dapat dipisah-pisahkan menjadi badan dan jiwa serta lingkungan, ia menuntut
diperlakukan sebagai manusia seutuhnya.
5. Somatoterapi dilakukan dengan cara pembedahan, farmakoterapi dan fisioterapi;
psikoterapi dengan psikoterapi suportif dan psikoterapi wawasan ; manipulasi
lingkungan dan ‘’milieutherapy’’ dengan mempengaruhi lingkungan untuk
kesembuhan pasien, sosioterapi atau terapi masyarakat (‘’community therapy’’)
umtuk mengobati suatu (kelompok) masyarakat yang dianggap ‘’sakit’’.

500
Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan bagi dirinya, menjadi kusir bagi bawa
nafsunya dan menjadi nakboda bagi bahtera hidupnya.
Khalifa Ali bin Abi
Thalib

UJI-AKHIR 20
Selesaikan semua soal.
1. Identifikasikanlah hal-hal yang dapat mempengaruhi suasana terapi.
2. Bedakanlah somatoterapi, psikoterapi dan manipulasi lingkungan.
3. Bedakanlah kegunaan tranquilaizer, neroleptika dan antidepresant.
4. Perikanlah indikasi, efek sampingan dan kontraindikasi kelompok obat yang di atas
ini.
5. Berilah penjelasan tentang efektivitas, keamanan, cara pemakaian yang mudah dan
kombinasi yang masuk akal mengenai kelompok obat yang tersebut di atas.
6. Jelaskanlah indikasi dan kontra-indikasi terapi elektro konvulsi.
7. Simpulkanlah cara melakukan TEK.
8. Jelaskanlah komplikasi TEK dan cara mengatasinya.
9. Jelaskanlah pengertian psikoterapi.
10. Bedakanlah psikoterapi suportif dan psikoterapi wawasan.
11. Jelaskanlah ventilasi, persuasi, sugesti, penjaminan kembali serta bimbingan dan
penyuluhan.
12. Jelaskanlah inti psikoterapi kelompok dan terapi keluarga.
13. Jelaskanlah tindakan dokter yang dapat menimbulkan gangguan iatrogenik.

501
Gambar 136.
Anak yang sehat mental merasa aman dan bebas

502
21
PSIKIATRI ANAK

TUJUAN BELAJAR
TUJUAN KOGNITIF
Semudah anda membaca bab ini dengan seksama, maka anda sudah harus dapat :
1. Menganalisa bagan pemeriksaan psikiatrik bagi anak.
1.1. Memerinci bagan pemeriksaan psikiatrik bagi anak
1.2. Memilih test psikologik bagi anak : test kepribadian, test inteligensi dan test
untuk mengetahui adanya kerusakan otak.
2. Mengenal gangguan situasional sementara dan gejala khusus pada anak.
2.1. Menunjukan pada keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan gangguan
situasional sementara pada anak.
2.2. Mebeda-bedakan berbagai gangguan situasional sementara.
2.3. Memilih cara pengobatan terhadap berbagai gangguan situasional
sementara.
2.4. Membeda-bedakan berbagai gejala khusus.
2.5. Memilih cara penanganan berbagai gejala khusus.
3. Mengenal gangguan perilaku masa anak dan remaja.
3.1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan perilaku masa anak dan
remaja.
3.2. Membeda-bedakan berbagai gangguan perilaku.
3.3. Menceritakan secara garis besar tentang penanganan berbagai gangguan
perilaku.
3.4. Membedakan deliquensi anak dengan reaksi deliquent kelompol dan reaksi
agresif individual.

503
4. Memahami gangguan jiwa yang lain pada anak.
4.1. Membuat kesimpulan mengenai berbagai gangguan jiwa yang lain pada anak
: nerosa, gangguan psikosomatik, gangguan kepribadian, deviasi sexual,
ketergantungan obat, kepribadian antisosial, psikosa fungsional dan sindroma
otak organik.
TUJUAN AFEKTIF
Jika bab ini dibaca dengan penuh perhatian, maka sesadahnya diharapkan anda akan dapat
:
1. Menghargai peranan ilmu kedokteran jiwa anak.
1.1. Menjelaskan pentingnya ilmu kedokteran jiwa anak.
1.2. Menggambarkan peranan seorang psikiater anak.
1.3. Menjelaskan bahwa seorang anak memang berbeda dengan seorang
dewasa bukan saja dalam hala ukuran badan.
2. Menunjukkan perhatian akan berbagai gangguan jiwa anak.
2.1. Menjelaskan kepada lingkungan mengenai hal-hal yang dapat menimbulkan
gangguan situasional sementara.
2.2. Bekerja sama dengan badan yang menyelenggarakan UKS dalam memberi
penerangan mengenai kesehatan jiwa anak di sekolah.
2.3. Mengusulkan konsultasi bila perlu.
2.4. Memberikan pendapat yang berdasarkan ilmiah mengenai deliquensi anak.

Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan hidup yang sehat adalah
penting untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat.
Undang-undang tentang Pokok-Pokok Kesehata RI, Pasal 3 (1)

Bila jumlah penduduk negara kita sebesar 120 juta jiwa dan bila anak di bawah umur 15
tahyn ditafsirkan 40%, maka jumlah mereka ialah 48.000.000 orang. WHO memperkirakan
bahwa 5% - 15% dari jumlah anak antara 3 – 15 tahun pernah mengalami gangguan jiwa
(lihat Bab 5.1. : Angka kejadian dan kesakitan). Dengan ini kita dapat melihat besarnya
masalah kesehatan dan gangguan jiwa pada anak-anak, bukan saja karena jumlahnya yang
besar, tetapi karena anak-anak itu merupakan generasi masa depan suatu bangsa.
Di Indonesia, psikiatri anak baru mulai berkembang. Baru di Jakarta dan Surabaya terdapat
klinik khusus untuk psikiatri anak dengan beberapa dokter ahli psikiatri anak yang juga
bergerak di luar klinik dalam bidang pencegahan primer. Seorang dokter ahli psikiatri anak
(psikiater anak) dapat berperan :

504
- sebagai pendidik, penganjur dan penasehat dalam bidang pencegahan dan promosi
kesehatan jiwa anak.
- dalam bidang diagnosa, terutama melalui kerja-sama dengan dokter yang lain,
tenaga paramedik, ahli jiwa (psikolog) dan pekerja sosial serta karyawan lain dalam
masyarakat luas yang berhubungan dengan anak-anak.
- dalam bidang pengobatan dan rehabilitasi, secara perorangan, bersama anak-anak
itu dan keluarga mereka; dalam masyarakat, bersama sekolah dan badan-badan
sosial lain yang terlibat dengan anak-anak; semua ini dilakukan dengan kesadaran
dan respon yang peka terhadap kontext kebudayaan seorang anak tertentu dan/atau
suatu keadaan tertentu.
Anak merupakan individu yang sedang bertumbuh (menjadi lebih besar) dan berkembang
(berubah ciri-cirinya), baik bidang somatik, maupun dalam bidang psikologik. Anak bukan
merupakan merupakan orang dewasa dalam bentuk ‘’mini’’ (kecil), karena memang proses-
prosesnya berlainan. Dengan demikian, maka tidak boleh dilupakan bahwa gangguan jiwa
pada anak timbul sewaktu kepribadiannya sedang berkembang serta bahwa gangguan jiwa
itu mungkin merupakan reflexi penyimpangan dalam perkembangan itu dan bukan
merupakan suatu keadaan yang diam (statis) atau tetap (permanent). Karena itu ilmu
kesehatan anak (pediatri) telah berkembang menjadi cabang spesialistik sendiri, tetapi tetap
berakar dalam ilmu kedokteran. Demikian pula ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) anak telah
berkembang menjadi sub-spesialisasi dalam psikiatri.
Di bawah ini kita akan membicarakan secara singkat pemeriksaan psikiatrik seorang anak
dan kemudian gangguan situasional sementara dan gejala khusus, serta gangguan perilaku
dan gangguan jiwa lain, (psikosa, nerosa, gangguan kepribadian) pada anak.
1. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK PADA ANAK
Seorang anak biasanya tidak datang sendiri dengan keluhan-keluhannya meminta
pertolongan dokter. Pada umumnya ia diantar oleh orang tua atau seorang anggota
keluarga lain, karena dilihat adanya gangguan. Anak itu mungkin dikirim juga oleh
guru, badan sosial atau polisi.

Bagan pemeriksaan psikiatrik bagi orang dewasa dapat dipakai dalam pemeriksaan
anak, tetapi harus dengan flexibilitas yang lebih tinggi lagi. Dapat dimulai dengan
menanyakan keluhan utama atau sebab utama anak itu dibawa ke dokter.

Kemudian dilanjutkan dengan anamnesa keluarga. Dengan menanyakan tentang


umur, pekerjaan, pendidikan, agama dan kedudukan sosial orang tua, dapat
diperoleh keterangan-keterangan yang penting mengenai hal-hal yang
mempengaruhi anak. Misalnya orang tua yang mendapat anak pertama pada usia
yang agak lanjut biasanya melindungi anak itu secara berlebihan (proteksi

505
berlebihan). Perbedaan agama atau pendidikan antara orang tua dapat mengganggu
kerukunan keluarga dan dengan demikian dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Perbedaan umur antara saudara- saudara juga perlu ditanyakan, karena rasa iri hati akan
timbul, terutama bila adik dilahirkan 2-4 tahun lebih muda umurnya.
Anamnesa dilanjutkan dengan riwayat hidup penderita sendiri. Pranatal : Diinginkankah
anak ini ? Penyakit-penyakit aoakah yang diderita ibu pada waktu hamil? Kelahiran : Pada
waktunya? Spontan atau ditolong dengan alat? Bagaimanakah perkembangan selanjutnya?
Penyakit-penyakit apakah teman-temannya?
Kemudian ditanyakan tentang keadaan pada waktu penderita dibawa kedokter. Adakah
gangguan kebiasaan, seperti mengisap jari, menggigit kuku, gangguan tidur atau makan.
Bagaimanakah orang tua mengatur disiplin?
Setelah selesai dengan anamnesa baru dimulai dengan pemeriksaan. Terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan badaniah (intern dan nerologik) dan kemudian pemeriksaan
psikiatrik secara lebih khusus.
Pemeriksaan psikiatrik meliputi :
a. Pemeriksaan atau observasi terhadap pengantar anak (biasanya orang tua). Hal ini
sebenarnya sudah dimulai pada waktu pertemuan pertama kali dan perlu sekali
diperhatikan agar diketahui keadaan mental ibu dan sikapnya terhadap anak karena
kedua faktor ini sangat mempengaruhi keadaan jiwa anak.
Bagaimanakah sikap pengantar terhadap dokter : kooperatif atau kurang percaya
dan curiga?
b. Interviu dengan anak sendiri. Ditanyakan bagaimanakah hubungan anak dengan
lingkungannya, terutama hubungannya dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
Bagaimanakah pandangannya tentang diri sendiri? Adakah perasaan rendah diri?
Kelak ingin menjadi apa? Bagaimana sikapnya terhadap dokter : malu-malu, curiga,
terlalu bebas atau agresif?
c. Test intelegensi dan test kepribadian. Test-test ini dilakukan bila dianggap perlu.
Dapat dipakai WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk menilai
intelegensinya. Pada umumnya anak gemar sekali menggambar dan sering kali
gambaran itu mencerminkan keadaan emosional anak tersebut. Karena itu test
gambar dianggap sebagai salah satu cara proyeksi untuk memeriksa kepsibadian
anak. Test psikologik dilakukan oleh seoranf psikolog. Misalnya dapat digunakan test
gambar manusia menurut Goodenough (Goodenough ‘’ Draw-a-person test’’). Untuk
tes kepribadian dapat juga digunakan test Roshach (yang terdiri dari gambar-
gambar yang menyerupai bercak-bercak tinta yang sistematis) atau test apersepsi
anak (‘’Children’s Apperception Test’’ atau ‘’CAT’’ yang terdiri dari 10 gambar
binatang dan

506
TABEL 25 : PERISTIWA- PERISTIWA PENTING DALAM PERKEMBANGAN PERILAKU
YANG NORMAL
Umur Perilaku motorik Perilaku penyesuaian Bahasa Perilaku pribadi
diri dan sosial
Dibawah 4 Melakukan Bereaksi terhadap Suara-suara kecil Menjadi tenang
minggu gerakan pelan- suara kertak-kertak dari tenggorok bila diangkat.
pelan bolak-balik mainan. Memandang yang tak dapat Roman muka
Memiringkan sebentar pada barang dibeda-bedakan. yang tenang.
kepala bila yang sedang bergerak.
diletakkan tiarap.

Reflex kuduk tonik Mengikuti barang yang Mulai membentuk Memperhatikan


4 minggu
yang menonjol. bergerak sampai ke suara seperti muka dan
Tangan depannya. mendekut (seperti mengurangi
menggenggam Tak menunjukkan burung merpati), aktivitas.
Kepala jatuh minat dan segera berdeguk dan Bereaksi
kebelakang, tetapi menjatuhkan barang. mendekur. terhadap bicara.
dapat menahannya
untuk beberapa
detik.

Sikap simetris
Mengikuti dengan baik Tertawa keras. Senyum ‘’sosial’’
16 minggu menonjol.
suatu barang yang Dapat mendekut yang spontan
Mempertahankan
bergerak. dan berdeguk Sadar akan
kepala yang lurus.
Kepala diangkat Lengan digerakkan bila lebih lama. keadaan yang
sampai 90 derajat melihat barang yang asing.
bila tiarap diatas teruntai (bergoyang).
lengan bagia
bawah.

Duduk stabil,
bersandar ke Dengan satu tangan Mengatakn ‘’m- Memasukkan kaki
28 minggu depan pada tangan memegang mainan. m-m’’ bila ke mulut.
Melambangakan Menggoyangkan menangis Menepuk
kaki secara aktif mainan. Membuat suara bayangannya
bila diberdirikan. Memberi kepada orang terbuka seperti didalam kaca.
lain mainannya. ‘’ah’’.

507
LANJUTAN TABEL 25.
Umur Perilaku motorik Perilaku Bahasa Perilaku pribadi
penyesuaian diri dan sosial
40 minggu Duduk sendiri Mencocokkan dua Mengatakan ‘’da-da’’ Bereaksi terhadap
dengan koordinasi benda di depan atau seperti itu. permainan sosial
yang baik. mukanya. Bereaksi terhadap (dengan orang
Merangkak. Mencoba meniru namanya. lain), umpamanya
Menarik diri sampai tulisan cakar menyembunyikan
berdiri. ayam. muka.
Memasukkan
sendiri kue ke
dalam mulutnya,
memegang botol
susunya.

Membantu bila
52 minggu Berjalan dengan Memakai logat dipakaikan
dipegang pada khusus untuk bajunya.
satu tangan. mengexpresikan
Berdiri sendiri sesuatu.
sebentar. Memberikan
mainannya bila
diminta.

Menunjuk atau
Bertatih (berjalan Mengatakan 3
15 bulan bersuara untuk
selangkah demi sampai 5 kata
meminta sesuatu.
selangkah). dengan ada artinya.
Meleparkan barang
Merangkak naik Menepuk gambar
bila bermain atau
tangga. dalam buku.
bila tak mau.
Memperlihatkan
sepatu bila diminta.

Makan sendiri
Berjalan, jarang Mengatakan 10 buah
Menyusun 3-4 kata, termasuk nama. sebagian, dan
18 bulan jatuh. menumpahkan.
buah kubus Mengenal satu benda
Melemparkan bola. Menarik mainan
menjadi menara.
Berjalan naik pada talinya.
Menulis spontan
tangga
secara

508
LANJUTAN TABEL 25.
Umur Perilaku motorik Perilaku Bahasa Perilaku pribadi dan
penyesuaian diri sosial
dengan dipegang cakar ayam dan yang biasa dalam Membawa atau
pada satu tangan. meniru gerakan buku gambar. menyeret suatu
menulis. Menjalankan dua mainan khusus,
buah umpamanya boneka.
petunjuk,Umpamany
a ‘’taruh diatas
meja’’ dan ‘’beri
kepada ibu’’.

Memakai kalimat 3 Memakai sendiri baju


2 tahun Berlari baik, tanpa Membangun buah kata.
jatuh. menara dari 6-7 yang sederhana.
Menjalankan 4 buah
Menyepak bola kubus. petunjuk sederhana.
Meniru pekerjaan
besar. Mengatur kubus rumah-tangga.
Naik turun tangga menjadi rentetan Menunjuk pada
sendiri. seperti kereta api. dirinya sendiri dengan
Meniru gerakkan namanya.
menggaris vertikal
dan lingkaran.

Membangun Mengatakan jenis Memakai sepatu.


Naik sepeda roda
3 tahun menara dari 9-10 kelaminnya dan Membuka baju yang
tiga.
kubus. nama lengkapnya. dikancing.
Meloncat dari anak
Meniru jembatan Memakai kata- Makan sendiri dengan
tangga paling
dengan 3 kubus. majemuk. baik.
bawah.
Menyalin lingkaran Memerikan apa Mengerti menunggu
Berganti-ganti kaki
dan salib. yang sedang terjadi gilirannya.
naik tangga.
dalam buku gambar.

Menyalin sebuah Menamakan warna, Mencuci dan


Turun tangga paling sedikit satu mengeringkan
4 tahun salib. muka
selangkah demi betul.
selangkah. Mengulangi sendiri.
bilangan 4 angka. Mengerti 5 buah
Berdiri pada 1 kaki kata

509
LANJUTAN TABEL 25.
Umur Perilaku motorik Perilaku Bahasa Perilaku pribadi
penyesuaian diri dan sosialisasi
untuk 4-8 detik. Menghitungkan 3 depan ‘’atas’’, Menggosok gigi.
buah benda dengan ‘’bawah’’,’’didalam’’, Bermain dengan
menunjuk tanpa ‘’di belakang’’, ‘’di anak-anak lain
salah. depan’’, dan ‘’di secara kooperatif.
samping’’.

Menyalin sebuah Menamakan warna- Memakai dan


5 tahun Meloncat dengan
bujur sangkar. warna primer. membuka baju
kaki berganti-ganti.
Menggabar orang Menamakan uang sendiri.
Biasa sudah dapat
secara dapat dikenal Rp. 25, Rp. 50, Rp. Menulis beberapa
mengontrol sfinkter
dengan kepala, 100. huruf.
dengan baik.
badan dan Menanyakan arti Mengambil bagian
extremitas. kata-kata. dalam permainan
Menghitung 10 buah secara bersaing.
benda tanpa salah.

(Freedman, A.M,, Kaplan, H.I. and Sadock, B.J. : Modern Synopsis of Comprehensive
Textbook of Psychiatry. Williams & Wilkins Co., Baltimore, 1972 HI. 598-599).

510

Anda mungkin juga menyukai