METODE PENELITIAN
Keterangan :
n = jumlah sampel yang terpilih
T = waktu yang tersedia bagi pelaksanaan penelitian
(10 hari x 24 jam = 240 jam)
t0 = waktu tetap lama survey (9 jam/hari x 10 hari = 90 jam)
t1 = waktu survey yang digunakan bagi masing - masing sampling unit
(0,25 jam x 10 hari = 2,5 jam)
T −¿ 240−90 150
n= = = =60 Responden
t1 2,5 2,5
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel, diperoleh jumlah sampel pada penelitian ini
yaitu sebanyak 60 orang responden. Kemudian untuk penyebaran kuisioner pada masing -
masing responden digunakan metode pengambilan sampel yaitu menggunakan Purposive
Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang
memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Purposive
Sampling menurut [ CITATION Pri05 \l 1033 ] memiliki kesamaan dengan Judgmental
Sampling di mana pada dasarnya terletak pada keputusan dari peneliti dan tujuan studi.
3.6 Diagram Alir
Keterangan :
x= nilai dari lanskap ke
μ= nilai tengah
σ = simpangan baku
Nilai z rata rata yang diperoleh untuk setiap fotonya kemudian dimasukkan dalam
rumus SBE sebagai berikut:
Setelah nilai SBE diperoleh, kemudian masing - masing foto di setiap titik dilakukan
pengklasifikasian yang memiliki nilai tertinggi dan terendah. Foto dengan nilai tertinggi dan
terrendah tersebut kemudian diolah mengguakan sketsa foto untuk mengidentifikasi kualitas
visual yang ada. Selain itu foto dengan nilai SBE terendah akan diprioritaskan untuk dilakukan
perbaikan, sedangkan untuk foto dengan nilai SBE tertinggi dapat digunakan sebagai referensi
atau perbandngan dalam melakukan rekomendasi penataan.
3.7.2 Analisis Deskriptif
Setelah melakukan perhitungan kualitas visual selanjutnya menggunakan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk memepermudah peneliti dalam
mengimpretasikan hasil dari analisis yang sudah dikelola. Selain itu mempermudah bagi
membaca hasil analisis yang ditambah kan foto mapping pada penelitian ini.
Teknik analisis yang digunakan selain dengan foto mapping, juga menggunakan
teknik sketsa seletah melakukan penilaian kepada responden. Foto yang telah ada dikonversi
menjadi sketsa, lalu dalam sketsa tersebut dapat dihilangkan elemen atau objek yang tidak
perlu sehingga rekomendasi penataan lebih terlihat nyata. Selain itu akan dijelaskan mengenai
identifikasi koridor jalan raya candi. Hal tersebut perlu dijelaskan supaya rekomendasi yang
dilakukan sejalan dengan tujuan atau konsep awal dibentuknya koridor jalan Raya Candi.
Sehingga penilaian yang diperoleh dari pejalan kaki di overlay dengan historis atau konsep
awal dari Koridor Jalan Raya Candi. Hasil dari overlay tersebut dapat dilihat apakah Koridor
tersebut khususnya Koridor Jalan Raya Candi dapat ditangkap oleh pejalan kaki.
3.8 Kerangka Analisis