Anda di halaman 1dari 16

TUGAS : MENJAWAB 10 PERTANYAAN (Nomor 51-60)

Dari buku Menjawab dengan judul “101


Penjelasan mengenai Tuduhan kontradiksi dalam
Alkitab.
MATA KULIAH : TEOLOGIA BIBLIKA/TAFSIR
PENGAMPU : Dr. P.Timotius Karman,M.Th
PRODI : S2-TEOLOGI
NAMA : Femmy Sophia Laoh, S.Th

1. Pertanyaan Nomor 51
Apakah Yesus mengatakan segala sesuatu secara terbuka kepada
semua orang (Yohanes 18:20 “ Jawab Yesus kepadanya: “Aku
berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar dirumah-
rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi
berkumpul: Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi“)
ataukah Ia hanya terbuka untuk murid-muridNya ? (Mark. 4:34 “dan
tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi
kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara
tersendiri”, Mat. 13:10-11 Maka datanglah murid-murid-Nya dan
bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada
mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi
karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada
mereka tidak.)

(Salah memahami konteks historis)

Jawaban saya:
Jika ditinjau dari segi sarana/lokasi tempat Yesus berbicara, maka
akan dijawab ya, benar bahwa Yesus sangat terbuka untuk itu,
namun jika dilihat dari segi isi pengajaran Yesus, maka Yesus
berbicara/memberikan pengajaran sesuai dengan kebutuhan orang,
kelompok, keluarga dan semua ajaranNya bertujuan untuk

1
keselamatan manusia berdosa, hal itu nyata ketika Tuhan Yesus
memberi pengajaran kepada murid-muridNya pasti akan berbeda
ketika Tuhan Yesus menghadapi kelompok orang farisi yang sangat
mengutamakan hukum Taurat, juga Matius 13:10-11, Yesus dalam
memberikan pemahaman kepada orang Farisi, menggunakan
perumpamaan supaya mereka lebih mudah mengerti, Sebab orang
Farisi masih menutup diri terhadap kehadiran Yesus sebagai Raja,
Imam dan Nabi. Dalam Yohanes 18:20 tidak bisa di pisahkan
dengan ayat sebelum dan sesudahnya, karena merupakan suatu
kesatuan dari Yohanes 18: 12-27. Yesus menjawab pertanyaan
Imam Besar dari sisi pengajaran-pengajaran yang telah
dilakukannya dari berbagai kalangan dan telah mempengaruhi
hidup mereka terutama para murid.
Jadi dari sisi keterbukaan pengajaran, sebenarnya tidak ada yang
tertutup dan tidak dapat dimengerti. Tidak mungkin Tuhan Yesus
memberi perumpamaan secara terbuka untuk tidak dapat
dimengerti. Tapi karena ketidak-mampuan pendengar sajalah yang
menjadikan mereka tidak dapat mengerti dan ditambah dengan
gelapnya cara pikir karena dosa, termasuk para murid pun tidak
mampu mengerti, tapi dalam pelayanan khusus Tuhan kepada
mereka, para murid yang tidak mampu mengerti itu, Tuhan Yesus
memberikan kebenaran pengertian dari perumpamaannya atau
pernyataannya.

2. Pertanyaan 52
Apakah Yesus sudah disalibkan (Markus 15:23 “Lalu mereka
memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia
menolaknya”) atau masih berada ditempat Pilatus (Yohanes 19:14
“Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata
Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!") pada jam
enam ketika peristiwa penyaliban terjadi?

(Kategori: salah memahami konteks historis)

Jawaban saya:
a. Saya setuju dengan jawaban Archer (1994:363-364)
yakni bahwa jawaban paling mudah untuk pertanyaan
di atas adalah dengan memahami bahwa para penulis
kitab Injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas)
menggunakan sistem bilangan waktu yang berbeda
dengan yang digunakan oleh Yohanes. Para penulis
Injil sinoptik memakai sistem tradisional Ibrani, dimana
jam mulai dihitung sejak matahari terbit (Jadi jam awal
harinya kurang lebih pukul enam menurut perhitungan
modern). Itu berarti bahwa penyaliban Yesus yang
dilakukan sekitar jam tiga menurut sistem tradisi Ibrani,
adalah sama dengan pukul sembilan pagi waktu
perhitungan modern. Sebaliknya, Yohanes
menggunakan sistem perhitungan jam menurut orang-
orang Romawi, yang satu harinya dihitung mulai dari
tengah malam sampai tengah malam berikutnya,
seperti yang kita lakukan saat ini. Pliny the Elder
(Natural History 2.77) dan Macrobius (Saturnalia 1.3)
dapat memberikan informasi lebih banyak mengenai hal
ini. jadi penyaliban Yesus yang dilaksanakan pada
pukul tiga menurut perhitungan jam Ibrani, adalah sama
dengan jam 9.00 pagi menurut hitungan jam Romawi.
Jawaban di atas bukan asal memelintir, melainkan
benar-benar bahwa Yohanes menggunakan sistem
hitungan waktu cara Romawi, walaupun ia adalah orang
Ibrani sama seperti Matius, Markus dan Lukas. Injil
Yohanes ditulis setelah ketiga Injil sebelumnya ditulis,
yaitu sekitar tahun 90 M. pada saat itu Yohanes sedang
tinggal di Efesus, yang menjadi ibukota propinsi Roma
di Asia, sehingga ia menjadi terbiasa menggunakan
hitungan waktu berdasarkan cara orang-orang Roma.
Bukti lebih jauh dapat ditemukan dalam tulisan Yohanes
20:19, “Ketika hari sudah malam pada hari pertama
minggu itu.” Itu berarti hari Minggu malam, sedangkan
menurut orang Ibrani itu adalah hari berikutnya, karena
sebuah hari, menurut mereka, dimulai pada saat
matahari terbenam.
b. Secara logika, tidak mungkin dalam waktu yang sama terjadi
dua peristiwa yaitu Yesus berada di rumah Pilatus dan
Yesus juga di salibkan.
c. Yang pasti adalah ketika Yesus disalibkan tentu Dia sudah
selesai menemui Pilatus.
d. Dalam Yohanes 19:14, istilah “jam enam” dalam bahasa
Yunani dipakai kata hekte yang diterjemahkan jam keenam.
e. Perhitungan jam Yahudi:
Jam ke- 1, jam 07:00 pagi
Jam ke- 2, jam 08:00 pagi
Jam ke- 3, jam 09:00 pagi
Jam ke- 4, jam 10:00 pagi
Jam ke- 5, jam 11:00 pagi
Jam ke- 6, jam 12:00 siang
Jam ke- 7, jam 13:00 siang
Jam ke- 8, jam 14:00 siang
Jam ke- 9 , jam 15:00 sore
Yohanes secara "khusus" pada peristiwa penyaliban ini, ia
menggunakan sistem waktu Romawi. Karena Yohanes
adalah saksi mata yang selalu mengikuti Yesus Kristus
sampai pada Dia disalibkan, tentu yang menggunakan sistem
waktu Romawi, maka Yohanes pada peristiwa ini merujuk
waktu yang digunakan orang Romawi yaitu pada jam 6 pagi.

3. Pertanyaan 53
Dua orang penjahat yang disalibkan bersama Yesus, apakah
mereka turut menghujat Yesus (Markus 15:32 “Baiklah Mesias,
Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia
mencela Dia juga”) atau tidak? (Lukas 23:43 “Kata Yesus
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.")
(Kategori terlalu mengartikan ayat secara hurufiah)

(Kategori: terlalu mengartikan ayat secara hurufiah)

Jawaban saya:
a. Pada satu sisi, saya setuju dengan jawaban Jay Smith yang
mengatakan bahwa pertentangan semu di atas
mempertanyakan apakah dari dua orang penjahat yang
disalibkan bersama-sama dengan Yesus, kedua-duanya ikut
menghujat atau hanya salah satunya saja. Markus 15:23
mengatakan bahwa kedua-duanya menghujat, sedangkan
Lukas 23:43 mengatakan, yang satu menghujat dan yang
lainnya membela Yesus. Tidak sulit untuk melihat apa yang
sedang terjadi pada saat itu. Pada awalnya memang kedua
penjahat itu sama-sama menghujat Yesus, tetapi setelah
Yesus berdoa kepada Bapa-Nya, “Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” salah
satu di antara mereka langsung tersentuh hatinya dan
berubah pikiran dan bertobat di atas kayu salib, sedangkan
yang lainnya tetap sikapnya terus menghujat. Ada sebuah
pelajaran yang dapat kita tarik dari peristiwa ini yaitu bahwa
Tuhan mengijinkan kita untuk bertobat setiap saat, tidak
peduli kejahatan atau dosa apapun yang kita perbuat. Kedua
penjahat ini merupakan gambaran bagi kita semua.
Beberapa diantara kita ketika berhadapan dengan Kristus
terus saja menolak dan menghujat Dia, sedangkan yang
lainnya mengakui bahwa mereka adalah orang berdosa dan
meminta ampun kepada-Nya. Kabar baiknya adalah bahwa
sama seperti penjahat di kayu salib ini, kita dapat diampuni
dan dibebaskan dari kesalahan kita, bahkan ketika sedang
„menghadapi kematian‟ sekalipun.
b. Pada sisi lain, saya melihat bahwa Alkitab Tidak
menjelaskan secara rinci, siapa nama orang yang di salibkan
bersama Yesus, namun yang jelas tradisi Romawi pada saat
itu orang yang disalib adalah orang yang paling berdosa,
sehingga mereka harus mengalami penderitaan dengan
digantung diatas kayu salib pada tengah hari (kepanasan
matahari). Kedua orang yang disalibkan dengan Yesus
dalam Markus 15:27 disebut penyamun ,yang kegiatannya
merampok, memukul (Lukas 10:30). Sedangkan dalam
Lukas 23:33 menyebut dengan istilah “kedua penjahat”.
Untuk itu sangat mungkin mereka awalnya menghujat
Yesus. Karena mereka adalah “penjahat/ penyamun”, sudah
dapat dipastikan mereka tidak mengerti kebenaran dan tidak
hidup dalam kebenaran, tetapi pembicaraan mereka ketika
dibukit Golgota itu justru merubah salah satu penjahat untuk
mengalami Anugrah keselamatan dan menjadi percaya
melalui perkataan Yesus, sehingga Yesus mengatakan
kepadanya hari ini (bukan waktu secara kronologis, tapi
waktu aion) ia bersama dengan Yesus di Firdaus.

4. Pertanyaan 54
Apakah Yesus naik ke Surga/firdaus pada hari yang sama dengan
peristiwa penyaliban (Lukas 23:43 ”Kata Yesus kepadanya: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada
bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”) atau dua hari
setelah penyaliban (Yohanes 20:17 ”Kata Yesus kepadanya:
"Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi
kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan
katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi
kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu “) ?

(Salah memahami cara Tuhan bekerja dalam sejarah)

Jawaban saya:
a. Dalam Matius 16:21 dijelaskan bahwa Yesus akan mengalami
penderitaan, disalibkan, mati dan dikuburkan dan pada hari
ketiga Ia Bangkit. Dan dalam Markus 14:62 Yesus duduk
disebelah kanan Yang Mahakuasa dan akan datang ditengah
awan-awan di langit.
b. Hal tersebut menunjukkan bahwa Yesus yang adalah Allah
sejati (berkuasa,menyembuhkan,membangkitkan orang mati
(Lazarus), membuat mujisat (air menjadi anggur), mati dan
bangkit dari antara orang mati) dan sekaligus juga Yesus
adalah manusia sejati karena mengalami kesakitan ketika
menderita, kelaparan, mencari perteduhan ketika panas,dingin
dll). Namun kemanusiaan Kristus tidak membuat Ia berbuat
dosa dan hal itu nyata ketika Ia di padang gurun digoda oleh
iblis, Ia tidak jatuh dalam dosa, ketika Ia di taman Getsemani
karena harus mengalami pergumulan yang berat dengan
berkata” Kalau boleh cawan ini lalulah, namun Yesus dalam
ketaatanNya tetap mengikuti kehendak BapaNYa, sehingga Ia
berkata “Bukan kehendakku tetapi kehendakMu jadilah”. Semua
itu dilalui Yesus ketika berada dalam dunia.
c. Namun dari sisi lain, Yesus adalah Allah sejati sejak kekekalan
(waktu aion), tidak dibatasi dengan ruang dan waktu. Karena itu
dalam Lukas 23:43 jika Yesus berkata “hari ini”, itu berarti
bukan waktu dunia atau waktu kronos, tetapi itu adalah waktu
kekekalan.
d. Sebagai hakekat ke-Allahan dalam kesatuan dengan
kemanusiaan-Nya, maka dari segi ke-Allahan, Dia tetap
Mahahadir, jadi Dia ada di Salib dan juga di Sorga maupun
Firdaus.

5. Pertanyaan 55
Paulus dalam perjalanannya ke Damaskus melihat cahaya dari
langit dan mendengar sebuah suara. Apakah orang-orang ini yang
ikut bersamanya juga mendengar suara itu(Kis 9:7 “Maka
termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka
memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang
jugapun”) atau tidak (Kis 22:9 “Dan mereka yang menyertai aku,
memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata
kepadaku, tidak mereka dengar.)
(Salah paham tentang penggunaaan bahasa Yunani atau ayat
dipahami secara sempit)

Jawaban saya:
a. Saya setuju dengan pendapat Jay Smith dan kawan-kawan.
Karena walaupun kata Yunani yang persis sama digunakan untuk
kedua kejadian ini (yaitu akouo) namun ia mempunyai 2 makna
yang berbeda, yaitu mendengar (suaranya) dan mendengarkan
(pesannya). Jadi penjelasannya menjadi jelas, bahwa para
pesertanya Paulus mendengar sesuatu namun tidak memahami
apa yang dikatakan. Paulus sebaliknya, mendengarkannya dan
memahaminya. Tak ada kontradiksi apapun.
b. Sedikit tambahan saya bahwa Kisah 9:7, tidak bisa
dipisahkan dari Kisah 9:3-9 karena merupakan satu
kesatuan tentang pertobatan Paulus yang terjadi pada saat
Saulus bersama teman-temannya ketika berada ditengah
jalan. Dan sesuai Kis 9:7, sudah dipastikan bahwa teman-
temannya mendengar apa yang disampaikan kepada
Saulus. Sedangkan dalam Kisah 22:9, Paulus
menyampaikan tentang panggilannya untuk
melayani/memberitakan tentang Yesus.

6. Pertanyaan 56
Ketika Paulus melihat cayaha dan jatuh ke tanah, apakah teman-
teman seperjalananya juga jatuh (Kis 26:14 “Kami semua rebah ke
tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku
dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau
menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang”)
atau tidak jatuh ke tanah? (Kis 9:7 “Maka termangu-mangulah
teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang
mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun”).
(Salah memahami penggunaan bahasa Yunani atau ayat dipahami
secara sempit)

Jawaban saya:
a. Saya setuju dengan jawaban Jay Smith dan kawan-kawan
yang juga mengutip pendapat Haley (hal 359). Kisah Para
Rasul 26:14 menyebutkan bahwa mereka semua jatuh ke
tanah ketika ada cahaya memancar ke sekeliling, sebelum
terdengar suara. Sebaliknya Kisah Para Rasul 9:7 hanya
mengatakan bahwa teman-teman Saulus „termangu-
mangu/tidak dapat berkata-kata‟ setelah suara itu terdengar
(tidak ada urusannya dengan jatuh-tidaknya). Tetapi karena
mereka memang jatuh tanpa ada ayat yang
menyanggahnya, maka ada cukup waktu bagi mereka untuk
berdiri sementara suara itu berbicara kepada Saulus,
apalagi karena perkataan suara itu tidak ditujukan kepada
mereka dan tidak ada artinya apa-apa bagi mereka.
Sebaliknya bagi Saulus, ia tahu bahwa suara tersebut
ditujukan kepadanya sehingga ia menjadi takut dan tiba-tiba
tersadar bahwa ia telah begitu lama menyiksa dan
membunuh para pengikut Tuhan. Sebelumnya ia berpikir
bahwa ia melayani Tuhan dengan membunuh mereka,
padahal kenyataannya tidak. Kesadaran yang menakutkan
seperti inilah yang membuat orang termasuk Saulus, tetap
tersungkur di tanah lebih lama dibandingkan teman-
temannya.
b. Tambahan saya, Peristiwa panggilan dan pertobatan Paulus
yang terjadi ditengah jalan ketika bersama dengan teman-
temannya, yaitu ketika Paulus rebah ketanah yang
dikarenakan ada cahaya yang memancar secara tiba-tiba
maka sangat dipastikan teman-temannyapun ikut rebah
bersamaan secara reflex, karena ikut kaget dan sekaligus
termangu-mangu dengan peristiwa tersebut. Hal ini dapat
terjadi dengan kita ketika dalam kebersamaan kemudian
secara tiba-tiba ada peristiwa yang dialami oleh salah satu
dari kita, contoh, kalau ia jatuh,pasti kita ikut menundukkan
diri.Apalagi tiba-tiba ada yang sakit dan tak bisa berdiri,
sudah dipastikan teman lain akan kaget dan ikut membantu.

7. Pertanyaan 57
Apakah suara itu memberitahukan Paulus apa yang harus
dikerjakan,ketika ia masih berbaring ditanah (Kis 26:16-18 “Tetapi
sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri
kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi
tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan
tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain.
Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka
mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada
terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman
mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat
bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang
dikuduskan”), ataukah ia diperintahkan untuk pergi ke Damaskus
untuk mengetahui apa yang dikerjakan?(kis 9:7; Maka termangu-
mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang
mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun” dan Kis
22:7 “Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara
yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?”)
(Salah memahami konteks historis)
Jawaban saya:
a. Saya setuju dengan tulisan Jay Smith dan kawan-kawan bahwa
pada Kisah Para Rasul 9 dan 22, Paulus memang diberitahukan
tugas-tugasnya di Damaskus. Tetapi dalam Kisah Para Rasul 26,
konteksnya berbeda. Pada bagian ini, tampak bahwa Paulus tidak
mempermasalahkan kronologis atau urutan tempat kejadian,
karena ia telah berbicara kepada orang-orang yang telah
mendengar ceritanya. Dalam Kisah Para Rasul 9:1-31, Lukas,
penulis kitab Kisah Para Rasul menceritakan tentang pertobatan
Saulus.
b. Dapat juga saya tambahkan bahwa dalam Kis 26:16-18
merupakan jawaban Paulus yang dilatar belakangi karena
adanya tuduhan kepada Paulus yang memberitakan tentang
keselamatanhanya didalam Yesus, sehingga Paulus harus
memberi jawab kepada Raja Agripa dengan poin utamanya
adalah tujuan panggilan/pertobatan Paulus yaitu untuk pergi
menjadi saksi Kristus. Sedangkan dalam KIsah 9,
merupakan langkat-langkah dimana Paulus secara pribadi
mengalami kuasa Tuhan yang ditulis oleh Lukas, yaitu mulai
dari. Dalam Kisah 9:6 sebenarnya sudah terlihat bahwa ada
tugas penting yang akan diberikan Tuhan Allah kepadanya.

8. Pertanyaan 58
Apakah 24.000 orang Israel mati karena tulah di Sitim (bil 25:1,9
“Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah
dengan perempuan-perempuan Moab. Orang yang mati karena
tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya”) atau hanya
23.000 orang (I Kor. 10:8 “Janganlah kita melakukan percabulan,
seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga
pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.”).
(Salah merujukkan cerita yang satu dengan yang lain)

Jawaban saya:
Saya setuju dengan tulisan Jay Smith dan kawan-kawan yang
mengutip tulisan Geisler/Howe (1992:458-459). Bahwa
pertentangan di sini mempermasalahkan mengenai jumlah orang
Israel yang mati karena tulah yang terjadi di Sitim. Kitab
Bilangan 25:1-9 dan 1 Korintus 10:8 dianggap saling bertolak
belakang. Jika Shabbir sebagai penyanggah telah membaca
konteks dalam 1 Korintus 10, ia akan melihat bahwa Paulus
menunjuk kepada tulah yang terjadi dalam Keluaran 32:28, yang
terjadi di gunung Sinai dan bukan seperti yang disebutkan dalam
Bilangan 25, yang terjadi di Sitim, diantara orang-orang Moab.
Jika ragu- ragu, coba baca ayat ke-7 dari 1 Korintus 10, yang
mengutip praktis sama dengan Keluaran 32:6, “Sesudah itu
duduklah bangsa itu untuk makan dan minum, kemudian
bangunlah mereka dan bersukaria.” Sekarang, mungkin masih
dipersoalkan, dalam Keluaran 32 dikatakan bahwa jumlah orang
Israel yang mati adalah 3.000 orang (ayat 28), seperti ada
pertentangan baru dalam hal ini, tetapi sebenarnya mudah
diluruskan jika kita baca ayat selanjutnya. 3.000 orang yang mati
itu (ayat 28) adalah mereka yang mati karena pedang. Tetapi
kejadian ini masih diikuti lagi dengan tulah yang Tuhan kirimkan
kepada mereka yang menentang Dia dalam ayat 35,
“Demikianlah TUHAN menulahi bangsa itu, karena mereka telah
menyuruh membuat anak lembu buatan Harun.” Tulah inilah
yang ditunjuk oleh Paulus dalam 1 Korintus 10:8.
9. Pertanyaan 59
Apakah keluarga Yakub yang pindah ke Mesir berjumlah 70 orang
(Kej 47:27 “Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen,
dan mereka menjadi penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan
sangat bertambah banyak.”) atau hanya 74 orang ( Kis 7:14
“Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan
semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya .”)

(Salah memahami konteks historis).

a. Saya setuju dengan tulisan Jay Smith dan kawan-kawan


bahwa dalam kitab Kejadian 46:27 disebutkan, jumlah
keturunan Yakub yang ikut pindah ke Mesir adalah 66 orang
seperti yang disebutkan pada ayat 26. Hal ini disebabkan
karena Yehuda beserta kedua anaknya telah berada di
Mesir. Sedangkan yang disebutkan dalam ayat 27 adalah
jumlah seluruh anggota keluarga Yakub, termasuk Yusuf
beserta kedua anaknya dan Yehuda, sehingga semuanya
berjumlah 70 orang. Jumlah ini menunjuk kepada jumlah
anggota keluarga Yakub yang akhirnya tinggal di Mesir dan
bukannya anggota keluarga yang berangkat bersamanya ke
Mesir. Dalam kitab Septuaginta dan Gulungan Kitab laut
Mati, jumlah yang disebutkan adalah 75 orang. Jumlah ini
menunjuk kepada tiga orang cucu dan dua orang cicit dari
Yusuf yang disebutkan dalam Bilangan 26:28-37, dan pada
bagian akhir Septuaginta nama mereka ditulis seperti yang
tertulis dalam Kejadian 46:20. Oleh karena itu Kisah Para
Rasul 7:14 yang mengutip ucapan Stefanus sebelum ia mati
adalah benar karena ia merujuk kepada Septuaginta.
b. Dalam kitab Kejadian 46:27 disebutkan, jumlah keturunan
Yakub yang ikut pindah ke Mesir adalah 66 orang seperti
yang disebutkan dalam ayat 26. Hal ini disebabkan karena
Yehuda beserta kedua anaknya telah berada di Mesir.
Sedangkan yang disebutkan ayat 27 adalah jumlah seluruh
anggota keluarga Yakub, termasuk Yusuf beserta kedua
anaknya dan Yehuda, sehingga semuanya berjumlah 70
orang.Jumlah ini menunjuk kepada jumalh anggota keluarga
Yakub yang akhirnya tinggal di Mesir dan bukannya anggota
keluarga yang berangkat bersamanya di Mesir.

10. Pertanyaan 60
Apakah Yudas membeli sebuah ladang dengan uang kotor hasil
penghianatannya terhadap Yesus (Kis 1:18 “Yudas ini telah
membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh
tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya
tertumpah ke luar.”) atau ia melemparkan uang tersebut ke dalam
bait Tuhan? (Matius 27:5 “Dan seluruh rakyat itu menjawab:
"Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak
kami!")

(Salah memahami maksud penulis)

Jawaban saya:
a. Saya setuju dengan tulisan Jay Smith dan kawan-kawan
bahwa dalam Kisah Para Rasul 1:18 menyatakan bahwa
Yudas membeli sebidang tanah, sedangkan dalam Matius
27:5 dikatakan bahwa uang itu dilempar ke dalam Bait
Tuhan yang kemudian digunakan oleh para imam-imam
untuk membeli sebidang tanah. Tetapi dengan sedikit
penyidikan, ternyata kalimat dalam ayat yang satu
merupakan ringkasan dari kalimat ayat lainnya. Matius 27:1-
10 menggambarkan secara detail peristiwa yang terjadi
pada pengkhianatan Yudas terhadap Yesus, serta
keabsahannya sebagai bagian dari penggenapan Kitab Suci.
Khususnya, Matius mengutip Kitab Zakharia 11:12-13 yang
dianggap sebagai penjelasan dari nubuatan yang terdapat
dalam kitab Yeremia 19:1-13 dan 32:6-9. Sedangkan dalam
Kisah Para Rasul 1:18-19, Lukas menggambarkan
kesimpulan ringkas yang telah diketahui oleh orang banyak,
sebagai penjelasan dari ucapan Petrus di kalangan orang-
orang percaya (situasi yang sama juga terjadi pada
pertanyaan nomor 57). Ilustrasi keadaan ini dapat dilihat
pada ayat 19 yang mengatakan, “Hal itu diketahui oleh
semua penduduk Yerusalem. ”Amat mungkin bahwa kitab
Injil telah beredar di antara orang-orang percaya pada saat
Lukas menulis. Dengan demikian Lukas tidak perlu
menjelaskan panjang lebar mengenai fakta-fakta
b. Jawaban saya: Dalam Matius 27:1-10, sangat jelas
diungkapkan bahwa sebenarnya memang Yudas
melemparkan uang tersebut ke Bait Allah, karena sadar
bahwa ia telah menjual Yesus dengan 30 keping perak
tersebut, setelah uang itu, namun kemudian uang itu diambil
oleh imam-imam kepala, dan hasil perundingan para imam
inilah maka mereka yang membeli tanah untuk tempat
pekuburan orang asing. Bagian ini merupakan nubutan dari
kitab Zakaria 11:12-13.

Anda mungkin juga menyukai