Anda di halaman 1dari 79

BAB III

ANALISA HIDROLOGI

3.1. Hujan Rerata Daerah Aliran


3.1.1. Landasan Teori
Metode ini biasa digunakan untuk daerah -daerah dimana distribusinya dari
pengamat hujan tidak tersebar merata. Dan hasilnya lebih teliti. Adapun caranya, yaitu :
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masin-masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon-poligon
mengelilingi tiap-tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pengamat yang bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat didalam DAS dan luas DAS seluruhnya dengan
planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai persentase dari luas DAS
seluruhnya. Dan menghitung luas juga bisa menggunakan kertas milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata-rata daerah di dapat dengan mengalikan
hujan rata-rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi tiap stasiun pengamat
dikalikan dengan persentase luas daerah yang bersangkutan.

Gambar 3.1 DAS


Rumus umum :

A R + A R + . .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. . + A R
1 1 2 2 n n

R = A + A +.. . .. .. . .. .. . .. .. .. . + A
1 2 n .......................... ( 2.1 )

1
Keterangan :

R = curah hujan daerah ( mm )


n = jumlah titik-titik ( pos ) pengamatan
R1, R 2,..... ,Rn = curah hujan ditiap titik pengamatan
A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewalkili tiap titik pengamatan

3.1.2. Perhitungan
Dari Metode Polygon Theissen (Gambar dengan Auto CAD Terlampir)
didapatkan bahwa stasiun yang berpengaruh terhadap daerah tangkapan adalah
Stasiun A.

Diketahui :
Luas daerah stasiun A = 14070885 m2
= 14,071 km2

3.1.3. Data Curah Hujan


TABEL 3.1 DATA CURAH HUJAN STASIUN A
STASIUN A
Jumlah Curah Curah Hujan Curah Hujan
Tahun Faktor
Hujan Tahunan Maksimum Maksimum
Koreksi
(mm) (mm) Terkoreksi (mm)
2008 3317.9 183.6 0.97 178.09
2009 2754.3 198.1 0.97 192.16
2010 2498 100.3 0.97 97.29
2011 2784.6 80.6 0.97 78.18
2012 3074.2 110 0.97 106.70
2013 1286.9 54.6 0.97 52.96
2014 2207.2 109.8 0.97 106.51
2015 2206.8 109.8 0.97 106.51
2016 2032.5 78.6 0.97 76.24
2017 1846.3 77.5 0.97 75.18
2018 1557.8 95.9 0.97 93.02
2019 2997.3 87.4 0.97 84.78

2
Hujan Rerata Maksimum Tahunan
Contoh perhitungan rerata hujan dengan metode poligon thiesen
R = A 1 R 1+ A 2 R 2+ A 3 R 3 … … … … .+ An Rn
A 1+ A 2+ A 3 … … … … … ..+ An

(14,071 x 178,09)
R 1 = 14,071

= 178,09 mm
 Perhitungan selanjutnya ditabelkan

TABEL 3.2 Hasil Perhitungan Curah Hujan Rerata Dengan Metode Annual Series
CURAH HUJAN RATA-RATA
NO TAHUN MAKSIMUM CURAH HUJAN MAKSIMUM TAHUNAN
STASIUN A (mm)
1 2008 178.09 178.09
2 2009 192.16 192.16
3 2010 97.29 97.29
4 2011 78.18 78.18
5 2012 106.70 106.70
6 2013 52.96 52.96
7 2014 106.51 106.51
8 2015 106.51 106.51
9 2016 76.24 76.24
10 2017 75.18 75.18
11 2018 93.02 93.02
12 2019 84.78 84.78

3.2. Pengujian RAPS terhadap Masing-MasingStasiun Hujan


3.2.1. Landasan Teori
Pengujian RAPS ini digunakan untuk menguji ketidakpanggahan antar data pada
stasiun itu sendiri dengan mendeteksi pergeseran nilai rata-rata (mean )
Rumus umum :

Σ Data stasiun
Yi = n ............................................................................( 3.1 )

3
n
∑ ( Yi - Y )2
i =1

Dy = 2 n ............................................................................... ( 3.2 )
k
∑ ( Yi - Y )+ Sk* sebelumnya, k = 1,2,3, .. . .. .. . n
Sk* = i=1 ......................... ( 3.3 )

Sk*
Sk** = Dy .......................................... Dy = √ Σ Dy2 ....................... ( 3.4 )
Keterangan :
n = banyak tahun
Yi = data curah hujan ke- i
Y = rata – rata curah hujan
Sk*, Sk**, Dy = nilai statistik
Nilai Statistik ( Q )
Q = maks | Sk** |............................................................................. ( 3.5 )
0<k<n
Nilai Statistik ( R )
R = maks | Sk** | - min | Sk** |......................................................(3.6 )
0<k<n 0<k<n
Keterangan :
Q dan R = nilai statistik

3.2.2. Perhitungan
Diketahui :
TABEL 3.3 Jumlah Curah Hujan Tahunan

TAHU Jumlah Curah Hujan


N Tahunan (mm)
2008 3317,9
2009 2754,3
2010 2498,0
2011 2784,6
2012 3074,2
2013 1286,9
2014 2207,2
2015 2206,8

4
2016 2032,5
2017 1846,3
2018 1557,8
2019 2997,3

Penyelesaian :
28.563,8
Y = 12
= 2.380,3167 mm
2
( 879 . 062,5 - 2.380,3167 )
Dy2 = 12
= 73.255,21 mm2
Dy =√ 366.390,3547
= 605.301,9

Sk* = (3.317,9–2.380,3167) + 0 , Sk* sebelumnya = 0


= 937,6 mm

937,6
Sk** = 605.301,9
= 1,5490

3.2.3. Data dan Hasil Perhitungan

Tabel 3.4 Perhitungan RAPS Stasiun A


NO TAHUN Yi (Yi-Y)² sk* Dy² sk** |sk**|
    (mm)          
1 2008 3317.9 879062.5 937.6 73255.21 1.5490 1.5490
2 2009 2754.3 139863.5 1311.57 11655.29 2.1668 2.1668
3 2010 2498 13849.4 1429.25 1154.11 2.3612 2.3612
4 2011 2784.6 163445.0 1833.53 13620.42 3.0291 3.0291
5 2012 3074.2 481474.1 2527.42 40122.84 4.1755 4.1755
6 2013 1286.9 1195560.0 1434.00 99630.00 2.3691 2.3691
7 2014 2207.2 29969.4 1260.88 2497.45 2.0831 2.0831
8 2015 2206.8 30108.0 1087.37 2509.00 1.7964 1.7964
9 2016 2032.5 120976.4 739.55 10081.37 1.2218 1.2218
10 2017 1846.3 285173.8 205.53 23764.48 0.3396 0.3396
11 2018 1557.8 676533.7 -616.98 56377.81 -1.0193 1.0193
12 2019 2997.3 380668.4 0.00 31722.37 0.0000 0.0000
TOTA   28,563.8 4,396,684.3   366390.354    

5
L 7
      Dy = 605.3019    
366,390.354
RATA-RATA 2,380.3167        
7
sk** maks 4.1755
sk** min -1.0193
Q = |sk**| maks 4.1755
      |sk**| min       0.0000
R = sk** maks - sk** min 5.1948

Tabel Nilai Q/n^0.5 dan R/n^0.5


Q/n^0.5 R/n^0.5
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.1 1.22 1.42 1.34 1.43 1.6

Interpolasi Nilai Q/n^0.5 dan R/n^0.5 untuk n = 12


Q/n^0.5 R/n^0.5
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
12 1.06 1.156 1.316 1.236 1.310 1.424
20 1.1 1.22 1.42 1.34 1.43 1.6

 Menentukan nilai statistik stasiun A


Q = max│sk**│
Q = 4.1755

R = max sk**- min sk**


R = 4.1755– (-1.0193)
= 5.1948

 Menentukan konsistensi
Maka :
Q 4.1755
= 1.205
√n = √12
Q
√n dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah 1.316

Sehingga :

6
Q Q
√n berdasarkan hitungan < √n berdasarkan tabel ( 99 % )
1.205 < 1.316 KONSISTEN

R 5.1948
= 1.500
√n = √12
R
√n dalam tabel diambil ( 99 % ) adalah 1.424

Sehingga :
R R
√n berdasarkan hitungan< √ n berdasarkan tabel ( 99 % )
1.5 <1.424 TIDAK KONSISTEN

Dicoba pada kepanggahan 95% dan 90% (Tetap Tidak Panggah)

Oleh karena data tetap tidak panggah, maka harus dilakukan koreksi terhadap kesalahan
data pada Stasiun A. Data-data tersebut harus dikoreksi dengan Metode Reciprocal.

 Metode Reciprocal
Metode Reciprocal merupakan metode untuk mencari data hujan yang hilang dengan
mempertimbangkan data hujan dari stasiun lainnya yang berada disekitarnya.
Pertimbangan untuk digunakan metode ini adalah data hujan dari stasiun lain dan jarak
anatar stasiun.
n
∑ ( Pi
Li 2
)
i =1
n
∑ ( Li12 )
Px = i =1

Dengan :
Px = data curah hujan pada stasiun x yang diperkirakan data hilang
Pi = data hujan disekitarnya pada periode yang sama

7
Li = jarak antar stasiun

 Koreksi Data Tahun 2008

Diketahui :
Stasiun Acuan Koreksi Terdekat Adalah = B dan F
PB = 1638 mm ; LB = 10.747
PF = 1353 mm ; LF = 10.394

1638 1353
+
(10 . 747) (10 . 394)2
2
P2008 =
1 1
+
(10 . 747) (10 . 394)2
2

P2008 = 1490,7 mm

Jadi, setelah dikoreksi dengan menggunakan Metode Reciprocal didapatkan


data koreksi untuk tahun 2008 adalah 1490,7 mm

TABEL 3.5 DATA JUMLAH CURAH HUJAN STASIUN A (Setelah Dikoreksi)

TAHU Jumlah Curah Hujan


N Tahunan (mm)
2008 1490,7
2009 2754,3
2010 2498,0
2011 2784,6
2012 3074,2
2013 1286,9
2014 2207,2
2015 2206,8
2016 2032,5

8
2017 1846,3
2018 1557,8
2019 2997,3

Penyelesaian :
26 .736,8
Y = 12
= 2.228,05 mm
( 543 . 685 - 2 .228,05 )2
Dy2 = 12
= 45.307,09 mm2
Dy =√ 335.901,4925
= 579,5701

Sk* = (1.490,7–2.228,05 ) + 0 , Sk* sebelumnya = 0


= -737.4 mm

-737. 4
Sk** = 579,5701
= -1.2722

TABEL 3.6 HASIL PERHITUNGAN RAPS STASIUN A


(Setelah Koreksi Metode Reciprocal)
TAHU
NO Yi (Yi-Y)² sk* Dy² sk** |sk**|
N
    (mm)          
1 2008 1490.7 543685.0 -737.4 45307.09 -1.2722 1.2722
2 2009 2754.3 276939.1 -211.10 23078.26 -0.3642 0.3642
3 2010 2498 72873.0 58.85 6072.75 0.1015 0.1015
4 2011 2784.6 309747.9 615.40 25812.33 1.0618 1.0618
1461.5
5 2012 3074.2 715969.8 59664.15 2.5218 2.5218
5
6 2013 1286.9 885763.3 520.40 73813.61 0.8979 0.8979
7 2014 2207.2 434.7 499.55 36.23 0.8619 0.8619
8 2015 2206.8 451.6 478.30 37.63 0.8253 0.8253
9 2016 2032.5 38239.8 282.75 3186.65 0.4879 0.4879
10 2017 1846.3 145733.1 -99.00 12144.42 -0.1708 0.1708

9
11 2018 1557.8 449235.1 -769.25 37436.26 -1.3273 1.3273
12 2019 2997.3 591745.6 0.00 49312.13 0.0000 0.0000
TOTA 335901.492
  26,736.6 4,030,817.9      
L 5
      Dy = 579.5701    
2,228.050 335,901.492
RATA-RATA        
0 5
sk** maks 2.5218
sk** min -1.3273
Q = |sk**| maks 2.5218
      |sk**| min       0.0000
R = sk** maks - sk** min 3.8491

Tabel Nilai Q/n^0.5 dan R/n^0.5


Q/n^0.5 R/n^0.5
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.1 1.22 1.42 1.34 1.43 1.6

Interpolasi Nilai Q/n^0.5 dan R/n^0.5 untuk n = 12


Q/n^0.5 R/n^0.5
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
12 1.06 1.156 1.316 1.236 1.310 1.424
20 1.1 1.22 1.42 1.34 1.43 1.6

 Menentukan nilai statistik stasiun A


Q = max│sk**│
Q = 2.5218

R = max sk**- min sk**


R = 2.5218–(-1.3273)
= 3.8491

 Menentukan konsistensi
Maka :
Q 2 .5218
= = 0 . 728
√n √ 12
Q
√n dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah 1,06

10
Sehingga :
Q Q
√n berdasarkan hitungan < √n berdasarkan tabel ( 90 % )
0 .728 < 1.06 KONSISTEN

R 3.8491
= 1.11
√n = √12
R
√n dalam tabel diambil ( 90 % ) adalah 1.236

Sehingga :
R R
√n berdasarkan hitungan< √ n berdasarkan tabel ( 90 % )
1.11 <1.236 KONSISTEN

Kesimpulan :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pada stasiun A Sk** maksimum
terjadi pada tahun ke-5 dengan nilai 2.5218 dan Sk** minimum terjadi pada tahun ke-11
dengan nilai -1.3273
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai statistik (Q dan R) dimana Q/√n dan R/√n
lebih kecil dari niai Q/√n dan R/√n pada tabel, maka data curah hujan pada stasiun A
konsisten.

11
3.3. Menghitung Hujan Rancangan Periode Ulang Tertentu
3.3.1. Landasan Teori
Jika suatu data hidrologi ( x ) mencapai suatu harga tertentu ( xi ) atau kurang
dari ( xi ) yang diperkirakan maka akan terjadi sekali dalam T tahun, maka T tahun ini
dianggap sebagai periode ulang dari ( xi ). Periode ulang curah hujan merupakan
kemungkinan terjadinya curah hujan tertentu.
Contoh : T30 = 300 mm
Kemungkinan rata-rata terjadinya curah hujan 300 mm selama 30 tahun sekali. Periode
ulang adalah periode tertentu yang mungkin terjadi banjir rencana ulang. Metode yang
digunakan :
 Hujan Kala Ulang
1. Gumbel
Rumus yang digunakan :
1
yt
XT = b + a ........................................................................ 6
S Yn . S
a = Sn ; b = X - Sn
T-1
YT = - ln ( - ln ( T )).............................................................. 7
Dimana :
XT = curah hujan maksimum untuk periode ulang T.
X = curah hujan rata-rata ( mm )
YT = variasi pengurangan untuk periode T.
Yn = variasi pengurangan karena jumlah sampel n
2. Log person tipe III ( apabila memenuhi syarat )
Rumus :

12
Log XT = log x + KT Sd......................................................
8
n 2

Sd = √ i=1

n
( log xi - log x )
∑ n-1
............................................ 9

log x ∑ lognxi
= i=1 ............................................................... 10
n
n ∑ ( log xi - log x)3
i=1

Cs = ( n - 1 )( n - 2 ) Sd3 ..............................................11
Dimana :
KT = koefisien penambahan karena faktor kepencengan
Log XT = logaritma curah hujan maksimal untuk periode ulang T
Log X = logaritma rata-rata curah hujan
Sd = standar deviasi
Cs = koesfisien kepencengan distribusi data

 Uji kecocokan
1. Uji Chi-kuadrat
Q
∑ ( Oi - Ei )2
i= 1

X h = Ei
2
................................................ 12
Dimana :
X2h = parameter chi kuadrat hitungan
Q = jumlah sub kelompok
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i

Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi


peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data
yang dianalisa atau dengan kata lain apakah distribusi yang telah dipilih benar
atau dapat digunakan untuk menghitung sampel data. Pengambilan keputusan uji
ini menggunakan parameter X2h, oleh karena itu disebut “ uji chi kuadrat “.

13
2. Uji Smirnov-Kolmogorov
Pengujian kecocokan Smirnov-Kolmogorof sering juga disebut uji kecocokan (
non parametik test ), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi
tertentu. Dan pengujian ini dimaksudkan untuk mencocokkan apakah sebaran
yang telah dibuat pada perhitungan sebelumnya benar yaitu berupa garis yang
telah dibuat pada kertas distribusi peluang.
Adapun caranya, yaitu :
a. Mengurutkan data dan menentukan besarnya peluang dari masing masing
data tersebut.
b. Menentukan peluang masing-masing peluang teoritis dari hasil
pengamatan penggambaran data.
c. Dari kedua nilai peluang tersebut, kemudian kita menentukan selisih
besarnya peluang pengamatan dengan peluang teoritis.
d. Berdasarkan tabel nilai kritis uji ( Smirnov-Kolmogorof ), setelah itu kita
bisa menentukan Do.
Do = I P – P’ I
D
Dmaks = 100
e. Bila D < Do, maka distribusi teoritis atau sebaran yang telah digunakan /
dibuat untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima.

 Metode Grafis
Untuk metode grafis terdapat 5 cara yaitu :
a. Weibull
m
Tr = n+1 x 100 %
b. Hazen
(2m-1)
Tr = 2n x 100 %
c. Gringorten
(m - 0,44 )
Tr = (n+0,12) x 100 %

14
d. Bloom
(m - 0,375)
Tr = (n+0,25 ) x 100 %
e. Cunnane
(m - 0,4 )
Tr = (n+0,5) x 100 %
Cara grafis ini dilakukan dengan :
a) Mengurutkan data curah hujan rata-rata dari yang terkecil sampai yang
terbesar
b) Menghitung nilai probabilitas masing-masing frekuensi data dengan
menggunakan cara Weibull, Hazen, Bloom, Gringoerten dan Cunnane
c) Data terdistribusi normal, plot data dan nilai probabilitasnya pada kertas
probabilitas normal.
d) Akan didapatkan besarnya curah hujan sesuai dengan metode T yang di
kehendaki berdasarkan P = 1/T dan plot pada kertas grafik probabilitas
sehingga didapatkan nilai hujan rancangan untuk tiap data ulang.
3.3.2. Perhitungan
TABEL 3.7 DATA CURAH HUJAN MAKSIMUM STASIUN A
Curah Hujan
TAHU
Maksimum Tahunan
N
(mm)
2008 178.09
2009 192.16
2010 97.29
2011 78.18
2012 106.70
2013 52.96
2014 106.51
2015 106.51
2016 76.24
2017 75.18
2018 93.02
2019 84.78

15
Tabel 3.8 Analisis pemilihan agihan ( GUMBEL )

Menentukan nilai Cv, Cs dan Ck berdasarkan tabel analisi Gumbel


Curah hujan rata-rata ( x ).
Σ Xi
X = n
1247,6
= 12
= 103,97

Standar Deviasi ( Sd )

Σ( Xi - X )2
Sd = √ ( n-1 )

16
18688,94
= √ ( 12- 1 )
= 41,22

Koefisien Variasi ( Cv )
Sd
Cv = X
41,22
= 103,97
= 0,396 ~ 0,4

Koefisien kepencengan / kemiringan ( Cs )


n
n ∑ ( Xi - X )3
i=1
3
Cs = ( n - 1 )( n - 2 )Sd
12 x 889495,87
3
= 11 x 10 x 41,22
= 1,386 ~ 1,4

Koefisien Kurtosis ( ketajaman )


n
2
n ∑ ( Xi - X )4
i=1
4
Ck = ( n - 1 )( n - 2 )( n - 3 )Sd
122 x 99. 315 .896
4
= 11 x 10 x 9 x 41,22
= 5,005

Tabel 3.9 Menentukan jenis sebaran


JENIS HASIL
NO KRITERIA
SEBARAN HITUNGAN
Cs = 0  
1 Normal - 
Ck = 3  

17
Log Cs = 3 Cv Cs =1,386 3 Cv = 3 (0.394)
2
normal Cs > 0 Cv = 0,394 = 1,1894
Cs = 1,1306
3 Gumbel Ck = 5,005
Cv = 5,4002
Log  
Kecuali
4 Pearson  
Tipe III kriteria 1,2,3  
Jadi, berdasarkan nilai Cs, Cv dan Ck yang diperoleh maka tidak ada kriteria yang
terpenuhi, sehingga dipakai sebaran Log Pearson tipe III.

 Metode analisis log pearson tipe III


Tabel 3.9 Tabel Agihan Log Person Tipe III (Tiga)
No Xi Log Xi Log X (Log Xi-Log X) (Log Xi-Log X)² (Log Xi-Log X)³
1 52.96 1.724 2.017 -0.293 0.0858 -0.0251
2 75.18 1.876 2.017 -0.141 0.0198 -0.0028
3 76.24 1.882 2.017 -0.135 0.0181 -0.0024
4 78.18 1.893 2.017 -0.124 0.0153 -0.0019
5 84.78 1.928 2.017 -0.089 0.0079 -0.0007
6 93.02 1.969 2.017 -0.048 0.0023 -0.0001
7 97.29 1.988 2.017 -0.029 0.0008 0.0000
8 106.51 2.027 2.017 0.010 0.0001 0.0000
9 106.51 2.027 2.017 0.010 0.0001 0.0000
10 106.70 2.028 2.017 0.011 0.0001 0.0000
11 178.09 2.251 2.017 0.234 0.0546 0.0128
12 192.16 2.284 2.017 0.267 0.0712 0.0190
JUMLAH 1247.61 23.8775 24.2028 -0.3253 0.2763 -0.0013
 
RATA-
RATA
103.97 1.9898 2.017  
 

 Perhitungan parameter statistik log person tipe III


 Nilai rata-rata
Σ log Xi
X = n
23,8775
= 12
= 1,9898

 Standar Deviasi

18
Σ( log Xi - log X )2
Sd ( log ) = √ ( n-1 )

0,2763

= ( 12 - 1 )
= 0.1585

 Koefisien Kepencengan / kemiringan


n
n ∑ ( log Xi - log X )3
i=1

Cs = ( n - 1 )( n - 2 )Sd3

12 x ( -0,0013)
3
= 11x 10 x 0,1585
= -0,0369

 Koefisien Variasi
Sd
Cv = X
0,1585
= 1,9898
= 0,0796

19
 Mencari nilai K berdasakan tabel distribusi Log pearson tipe III
Tabel 3.10 Harga K untuk Distribusi Log Pearson Tipe III

20
Tabel 3.3.4 Nilai K
Cs 0.9 Cs 1
Tahun K Tahun K
5 0.769 5 0.758
10 1.339 10 1.34
25 2.018 25 2.043
50 2.498 50 2.543
100 2.957 100 3.022
200 3.401 200 3.489
1000 4.395 1000 4.54

1. Periode ulang 1 ta

Mencari nilai K berdasakan tabel distribusi Log pearson tipe III diatas

1. Periode ulang 2 tahun ( P = 50 % )


 Cs = 0,00 K = 0,00
Cs = -0.0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 0,017
(-0,0396-0)
x (0,017-0 )
Interpolasi nilai K = 0 + (-0,1-0)
K = 0,006732

2. Periode ulang 5 tahun ( P = 20 % )


 Cs = 0,00 K = 0,842
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 0,836
(-0,0396-(-0,1))
x (0,842-0,836 )
Interpolasi nilai K = 0,836 + (0-(-0,1)
K = 0,839624

3. Periode ulang 10 tahun ( P = 10 % )


 Cs = 0,00 K = 1,282

21
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 1,27
(-0,0396-(-0,1)
x (1,282-1,27 )
Interpolasi nilai K = 1,27 + ( 0-(-0,1)
K = 1,277248

4. Periode ulang 20 tahun ( P = 20 % )


Interpolasi untuk mencari T20 tahun antara 10 tahun dan 25 tahun
 Cs = 0 T10 : K = 1,282
T20 : K = ........
T25 : K = 1,751

(20-10 )
x (1,751-1,282 )
Interpolasi nilai K = 1,282 + (25 -10)
K = 1,5947

 Cs = -0,1 T10 : K = 1,27


T20 : K = ........
T25 : K = 1,761
( 20-10 )
x (1,761-1,27 )
Interpolasi nilai K = 1,27 + (25-10)
K = 1,5973

 Cs = 0,00 K = 1,5947
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 1,5973
(-0,0396-0)
x (1,5973-1,5947 )
Interpolasi nilai K = 1,5947 + (-0,1-0)
K =1,5957

5. Periode ulang 50 tahun ( P = 2 % )


 Cs = 0,00 K = 2,054

22
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 2,00
(-0,0396-(-0,1))
x (2,054-2,00)
Interpolasi nilai K = 2,00 + (0-(-0,1 )
K = 2,0326

6. Periode ulang 100 tahun ( P = 1 % )


 Cs = 0,00 K = 2.326
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 2.252
(-0,0396-(-0,1)
x (2,326-2,252 )
Interpolasi nilai K = 2,252 + ( 0-(-0,1)
K = 2,2967

7. Periode ulang 500 tahun ( P = 0,2 % )


Interpolasi untuk mencari T500 tahun antara 200 tahun dan 1000 tahun
 Cs = 0 T200 : K = 2,576
T500 : K = ........
T1000 : K = 3,090
( 500- 200 )
x ( 3,090-2,576)
Interpolasi nilai K = 2,576 + ( 1000 -200 )
K = 2,7686

 Cs = -0,1 T200 : K = 2,482


T500 : K = ........
T1000 : K = 3,950
( 500- 200 )
x (3,95-2,482)
Interpolasi nilai K = 2,482 + ( 1000 - 200 )
K = 3,0325

 Cs = 0 K = 2,7686
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 3,0325

23
(-0. 0396-0 )
x (3,0325-2,7686 )
Interpolasi nilai K = 2,7686 + (-0,1-0)
K = 2,8731

8. Periode ulang 1000 tahun ( P = 0,1 % )


 Cs = 0,00 K = 3,090
Cs = -0,0396 K = .........
Cs = -0,1 K = 3,950
(-0,0396-0)
x (3 .950-3 . 090 )
Interpolasi nilai K = 3,090 + (-0,1-0)
K = 3,4306

 Perhitungan curah hujan dengan cara analitis log pearson tipe III
Rumus :
Log XT = log X + K Sd ( log )

1. Periode ulang 1 tahun


Log XT = 1,9898 + (0.0067 x 0.1585 )
= 1.9909

XT = 97,9171 mm
 Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan

TABEL 3.10 Nilai K Untuk Masing-Masing Periode Ulang


Periode
Ulang K
Tahun
2 0.0067
5 0.8396
10 1.2772
20 1.5957
50 2.0326
100 2.2967

24
500 2.8731
1000 3.4306

TABEL 3.11 PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN ANALITIS LOG PEARSON


TIPE III
Periode Ulang
Log X K Sd (log) Log XT XT (hujan rancangan)
Tahun
2 1.9898 0.0067 0.1585 1.9909 97.9171
5 1.9898 0.8396 0.1585 2.1229 132.6950
10 1.9898 1.2772 0.1585 2.1922 155.6714
20 1.9898 1.5957 0.1585 2.2427 174.8545
50 1.9898 2.0326 0.1585 2.3119 205.0768
100 1.9898 2.2967 0.1585 2.3538 225.8244
500 1.9898 2.8731 0.1585 2.4451 278.6881
1000 1.9898 3.4306 0.1585 2.5335 341.5628

 Pengujian Chi kuadrat


a. Uji Chi Kuadrat
K = 1 + 3,322 log n
n 12
K= 4.5850
K= 5

1. Penentuan jumlah kelas dengan persamaan Sturgest :


K= 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log ( 12)
= 4,5850 ¿ 5
2. Penentuan range atau jumlah kelas
R = nilai data terbesar – nilai data terkecil
= 192,16– 52,96
= 139,2 mm
3. Penentuan interval kelas
R
I = k
139,2
= 5

25
= 27,84
4. Pembagian Interval
P1 = nilai data terkecil + Interval kelas
= 52,96 + 27,84
= 80,801 mm
P2 = 80,801 + 27,84
= 108,64 mm
P3 = 108,64 + 27,84
= 136,479 mm
P4 = 136,479 + 27,84
= 164,318 mm
P5 =164,318 + 27,84
= 192,157 mm

Tabel 3.12 Pembagian Interval Uji Chi Kuadrat


INTERVAL (P) Oi Ei=(n/K) (Oi-Ei) (Oi-Ei)²
0<P≤80,801 4 2.4 1.6 2.6
80,801 ≤P≤108,64 6 2.4 3.6 12.96
108,64 ≤P≤136,479 0 2.4 -2.4 5.76
136,479 ≤P≤164,318 0 2.4 -2.4 5.76
164,318 ≤P≤192,157 2 2.4 -0.4 0.16
JUMLAH 12 12 4.44089E-16 27.2

5. Menentukan Ei ( sebaran )
n
Ei = k
12
= 5
= 2,4
6. Mencari derajat kebebasan
Dk =k–(p+1)
=5–(1+1)
=3
P = 1 untuk distribusi LOG PERSON TYPE 3

26
Dengan menggunakan derajat kepercayaan ( α ) = 5 % dan nilai Dk = 3
sehingga berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi chi-kuadrat ( uji satu
sisi ) diperoleh nilai derajat kepercayaan sebesar 7,814

7. Uji Kecocokan
Untuk derajat kebebasan ( α ) =5%
X2 hitungan < X2 tabel
2
Σ( Oi - Ei )
= Ei < 7,814
2,267 < 7,814
Jadi, dari hasil pengujian chi-kuadrat, maka persamaan log pearson tipe
III yang digunakan untuk cara analitis dianggap benar dan dapat
diterima.

 Perhitungan Hujan Rancangan PMF


Langkah – langkah perhitungan curah hujan rencana PMF adalah sebagai berikut.

a) Menghitung nilai curah hujan rencana PMP (Probable Maximum Precipitation)

1. Menentukan nilai Xn dan Xn-m Untuk perhitungan nilai X ̅n dan X ̅n-m dapat
dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 3.13 perhitungan nilai curah hujan PMP


(Xi - Ẋ(n-
No. Xi (Xi - Ẋ ) (Xi - Ẋ)2 (Xi - Ẋ(n-m))²
m))
1 52.962 -51.006 2601.595 -42.989 1848.023
2 75.175 -28.793 829.027 -20.776 431.627
3 76.242 -27.726 768.722 -19.709 388.430
4 78.182 -25.786 664.909 -17.769 315.724
5 84.778 -19.190 368.250 -11.173 124.828
6 93.023 -10.945 119.789 -2.928 8.571
7 97.291 -6.677 44.580 1.340 1.797
8 106.506 2.538 6.442 10.555 111.416
9 106.506 2.538 6.442 10.555 111.416
10 106.700 2.732 7.465 10.749 115.549
11 178.092 74.124 5494.392 82.141 6747.204
12 192.157 88.189 7777.329    

27
1247.61 18688.94
Jumlah 0.000 0.000 10204.584
4 3
Rata-
103.968  
Rata

2. Menghitung nilai rata-rata n dan n-m

Xn =
∑ Xi
n
1247.614
= = 103.968
12

Xn -m =
∑ Xi−Xi (12)
n−m
1247.614−192.157
= = 95.951
12−1

3. Menghitung nilai deviasi standart n dan n-m


Sn = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
18688.943
=
√ 12−1
= 41.219

∑ ( Xi−−m)2
Sn-m =
√ n−1−1
10204.584
=
√ 12−1−1
= 30.442

4. Menentukan nilai faktor adjusment rata-rata


−m
Xn =

95.951
=
103.968
= 0.923 (plot ke grafik)
Untuk nilai faktor adjustment rata-rata dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

28
Gambar 3.3 Nilai Faktor Adjusment Rata – Rata
Sumber : Manual on Estimate of Probable Maximum Precipitation (PMP)
Berdasarkan Gambar 3.3 maka diperoleh nilai factor adjustment rata-rata
adalah 0.99

5. Menentukan nilai faktor adjustment deviasi standart


Sn−m
Sn =
Sn
30.442
=
41.219
= 0.739 (plot ke grafik)
Untuk nilai faktor Faktor Adjusment Deviasi Standard dapat dilihat pada
grafik berikut :

29
Gambar 3.4 Faktor Adjusment Deviasi Standard
Sumber : Manual on Estimate of Probable Maximum Precipitation (PMP)
Berdasarkan Gambar 3.4 maka diperoleh nilai factor adjustment rata-rata
adalah 0.89

6. Menentukan nilai faktor koreksi Xn dan Sn

Untuk nilai koreksi Xn dan Sn dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

30
31
Gambar 3.5 Grafik Nilai Faktor Koreksi Xn dan Sn

(Sumber : Manual on Estimate of Probable Maximum Precipitation (PMP))

Berdasarkan Gambar 3.5 maka diperoleh nilai factor koreksi Xn 1.04 dan Sn = 1.20

Menentukan nilai faktor koreksi Xn dan Sn

Ẋn koreksi = Xn x factor adjustment rata-rata x factor koreksi Xn


= 103.968 x 0.99 x 1.04

= 107.045

Sn koreksi =Sn x factor adjustment deviasi standart x factor koreksi Sn


= 41.219 x 0.89 x 1.20

= 44.022

7. Menentukan nilai KM
Untuk menentukan nilai KM dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 3.6 Grafik Nilai Km

32
(Sumber : Manual on Estimate of Probable Maximum Precipitation (PMP))
Berdasarkan Gambar 3.6 maka diperoleh nilai Km = 15 untuk nilai
Xn = 103.968

8. Menghitung nilai curah hujan rencana PMF

X PMP = Xn koreksi + (Km x Sn koreksi)


= 107.045 + (15 x 44.022)
= 767.371

XPMF = XPMP x ARF

Untuk nilai ARF dapa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.14 Nilai ARF


Daerah Aliran (km² ) ARF (Arel Reduction Factor)
01-10 0.99
10-30 0.97
30-30,000 1,152 - 0,1233 log Area

ARF yang dipakai bernilai 0,97 karena luas DAS berada di antara 10-30 km2,
yaitu sebesar 14,07 km2.

Maka, nilai curah hujan rencana PMF adalah :


X PMP = 767.371 x ARF
= 744.350 mm

33
3.4. Hidrograf Banjir Rancangan
3.4.1.Landasan Teori
Hidrograf adalah diagram yang menggambarkan variasi debit atau permukaan air
menurut waktu. Sedangkan hidrograf satuannya adalah suatu limpasan langsung yang di
akibatkan oleh suatu volume hujan efektif, yang terbagi dalam ruang dan waktu.
Hidrograf satuan klasik tidak bisa dibuat karena tidak ada alat atau keterbatasan alat
dan tidak ada AWLR. Oleh karena itu, dibuatlah hidrograf satuan sintesis/ tiruan.
Hidrograf satuan sintesis adalah hidrograf satuan yang diturunkan karena tidak mempunyai
data AWLR dan data hujan jam – jaman ( kareana alat yang digunakan adalah untuk
mengukur hujan secara manual atau harian ).
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai – sungai yang sedikit sekali dilakukan
observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah
pengaliran tersebut terlebih dahulu. Misalnya, waktu untuk mencapai puncak hidrograf,
lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur terpancang, koefisien limpasan, dan sebagainya.
Dalam hal ini, biasanya digunakan hidrograf – hidrograf sintetik, dimana parameter –
parameternya harus disesuaikan terlebih dahulu dengan karakteristik dengan pengaliran
yang ditinjau.
Ada dua cara / metode yang diguanakan untuk membuat hidrograf satuan sintetik,
antara lain :
1. Hidrograf satuan sintetik SNYDER
Ditemukan oleh F.F. SNYDER pada tahun 1938 dari Amerika Serikat.
2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Ditemukan oleh NAKAYASU ( dari jepang ) yang telah menyelidiki hidrograf satuan
pada beberapa sungai dijepang.

34
3.4.2. Hidrograf satuan sintetik NAKAYASU
Langkah – langkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan dengan
metode NAKAYASU adalah sebagai berikut :
1. Mencari nilai waktu konsentrasi ( tg )
 Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
 Untuk L > 15 km
Tg = 0,4 + 0,058 L
Dimana :
L : panjang alur sungai ( km )
Tg : waktu konsentrasi ( jam )
2. Mencari nilai waktu satuan hujan ( tr )
Tr = 0,5 Tg ( jam )
3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr ( jam )
4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak sampai
menjadi 30 % dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α Tg ( jam )
Dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, α = 2
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat (terjadi
pada daerah yang sangat landai ), α = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang lambat
( terjadi pada daerah curam ), α = 3
5. Mencari nilai debit puncak banjir ( Qp )
Qp yang dimaksud disini bukanlah debit maksimum pada penggambaran hidrograf
C A Ro
( m3 / dt )
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T 0,3 )
Dimana :
C = koefisien pengaliran limpasan
A = luas DAS ( Km2 )
Ro = hujan satuan ( 1 mm )

35
6. Menetukan bagian lengkung naik ( rising Climb ) hidrograf satuan ( Qa )
1
Qa = Qp ( Tp ) 2,4
7. Menentukan bagian lengkung turun ( decreasing limb ) hidrograf satuan ( Qd ).
 Qd > 0,3 Qp
t - Tp
Qd = 0,3 Qp ^ (
T 0,3 )
 0,3 Qp > Qd > 0,32 Qp
( t - Tp )+( 0,5 . T 0,3 )
Qd = 0,3 Qp ^ ( 1,5 T 0,3 )
 0,32 Qp > Qd
( t - Tp )+( 0,5 . T 0,3 )
Qd = 0,3 Qp ^ 2 T 0,3 )
Gambar hidrograf banjir rancangan metode NAKAYASU

Q Debit Puncak ( Qp )
0,8 Tr Tg

lengkung naik ( Qa ) lengkung turun ( Qp )

Qp 0,3 Qp
0,32 Qp

Tp T0,3 1,5 T0,3

36
8. Menghitung sebaran hujan jam – jaman ( RT )
R24 t 2/3
( )
RT = ( t ) T
Dimana : RT = intensitas hujan rata – rata dalam T jam
R24 = curah hujan efektif dalam 1 hari
t = waktu konsentrasi hujan
T = waktu mulai hujan
9. Menghitung nisbah jam – jaman ( Rt )
Rt = T RT – ( T – 1 ) ( RT – 1 )
Dimana : Rt = persentase intensitas hujan rata – rata dalam t jam
RT - 1 = nilai intensitas hujan dalam t jam
= nilai RT sebelumnya
10. Menghitung hujan efektif ( Rc )
Rc = Rt x Rn
Rn =CR
Dimana : C = koefisien pengaliran
R = hujan rancangan periode ulang

Tabel 3.15 Koefisien Pengaliran


Koefisien Pengaliran Kondisi Daerah Koefisien

Daerah pegunungan berlereng terjal 0,75-0,90

Daerah perbukitan 0,70-0,80

Tanah bergelombang dan bersemak-semak 0,50-0,75

Tanah dataran yang digarap 0,45-0,65

Persawahan irigasi 0,70-0,80

37
11. Dibuat ordinat hidrograf satuan
Sehingga diperoleh nilai Q total = base flow + Σ Rc
Dibuat grafik yang menghubungkan t sebagai sumbu x dengan Q total sebagai
sumbu y dan di peroleh hidrograf satuan sintetik dengan metode NAKAYASU.
( Sumber : Soemarto. 1987.” Hidrologi Teknik “ Usaha Nasional, Surabaya )

38
3.4.2. Perhitungan
Diketahui :

Q = 100
Base Flow = 0,85 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 3,53 km
Koefisien pengaliran (C) = 0.2 (pengaliran biasa)
Luas DAS ( A ) = 14,07 km2
α = 0,5 (diasumsikan)
Hujan Rancangan = 225.824 mm

1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
= 0,21 x (3,53) 0,7
= 0,508 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 (0,51 )
= 0,254 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 0,508 + 0,8 ( 0, 254)
= 0,711 jam
4. Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dan debit puncak sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2 x 0,51
= 1,016 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )

39
0.5 x 14,07 x 1
= 3,6 ( 0,3 x 0,71 + 1,02 )
= 1.59 m3/ dt

 Limpahan sebelum mencapai debit puncak


 Bagian Lengkung naik (Qd) → 0 ≤ t < Tp
0 ≤t<1
t
)
Qd = Qp ( Tp 2,4

t=0 =0
t=1 = 0.307

 Bagian Lengkung turun (Qd) I → Tp < t < Tp+T0,3


1 < t <1 + 1
1< t < 2

t −Tp
Qd1 =Qp x 0,3 T 0,3

t=2 = 0,354

 Untuk lengkung turun (Qd)II → Tp+ T0.3 < t < Tp+T0.3 +1.5 T0.3
2< t< 4

t −Tp+0,5 (T 0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 1,5 (T 0,3)

t=3 = 0.222
t=4 = 0.101

40
 Untuk lengkung turun (Qd)III→t>Tp+T0,3+0,5 . T0,3
t >4

t −Tp +1,5 ( T 0,3 )


Qd3 = Qp x 0,3 2 ( T 0,3 )

t=5 = 0.051
t=6 = 0.028
t=7 = 0.015
t=8 = 0.009
t=9 = 0.005
t = 10 = 0.003
t = 11 = 0.001
t = 12 = 0.001
t = 13 = 0.000
t = 14 = 0.000
t = 15 = 0.000
t = 16 = 0.000
t = 17 = 0.000
t = 18 = 0.000
t = 19 = 0.000
t = 20 = 0.000
t = 21 = 0.000
t = 22 = 0.000
t = 23 = 0.000
t = 24 = 0.000

41
Tabel 3.16 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (Q100)
Q
NO
Jam ke Bagian Limpasan (m3/dt)
1 0 0.000
2 1 Qd=Qp(t/Tp)^2.4 3.607
3 2 0.345
5 3 0.222
6 4 Qd=Qp*0.3^(t-Tp/T0.3) 0.101
7 5 0.051
8 6 0.028
9 7 0.015
Qd=Qp*0.3^((tTp)+(0.5*T0.3)/1.5*T0.3)
10 8 0.009
11 9 0.005
12 10 0.003
13 11 0.001
14 12 0.001
15 13 0.000
16 14 0.000
17 15 0.000
18 16 0.000
19 17 Qd=Qp*0.3^((t-Tp)+(1.5*T0.3)/2*T0.3) 0.000
20 18 0.000
21 19 0.000
22 20 0.000
23 21 0.000
24 22 0.000
25 23 0.000
26 24 0.000

 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman


Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan digunakan
hujan efektif = 5 jam.

1. Menghitung sebaran hujan jam - jaman (RT)


RT = t = durasi 5 jam

* jam ke - 1 RT = 0.585
* jam ke - 2 RT = 0.368

42
* jam ke - 3 RT = 0.281
* jam ke - 4 RT = 0.232
* jam ke - 5 RT = 0.200

2. Nisbah hujan jam - jaman (Rt)


Rt = T * RT - (T - 1)(RT-1)

* jam ke - 1 Rt = 0.585
* jam ke - 2 Rt = 0.152
* jam ke - 3 Rt = 0.107
* jam ke - 4 Rt = 0.085
* jam ke - 5 Rt = 0.072

3. Curah hujan efektif ( Rc)


Rc = Rt x Rn
Rn = C x R100
112.912

* jam ke - 1 Rc = 66.031
* jam ke - 2 Rc = 17.163
* jam ke - 3 Rc = 12.039
* jam ke - 4 Rc = 9.585
* jam ke - 5 Rc = 8.094

43
Tabel 3.17 Hidrograf Banjir Rancangan Nakayasu Kala Ulang 100 Tahun
Base
Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Q Total
NO Flow
(t) (m3/dt) 66.031 17.163 12.039 9.585 8.094 (m3/dt) (m3/dt)
1 0 0 0.000 0.850 0.850
238.19 239.04
2 1 3.607 0.000 0.850
9 9
3 2 0.345 22.776 61.913 0.000 0.850 85.539
4 3 0.222 14.647 5.920 43.431 0.000 0.850 64.848
5 4 0.101 6.645 3.807 4.153 34.575 0.000 0.850 50.030
29.19
6 5 0.051 3.349 1.727 2.671 3.306 0.850 41.100
7
7 6 0.028 1.851 0.870 1.212 2.126 2.792 0.850 9.701
8 7 0.015 1.023 0.481 0.611 0.965 1.795 0.850 5.725
9 8 0.009 0.566 0.266 0.338 0.486 0.815 0.850 3.320
10 9 0.005 0.313 0.147 0.187 0.269 0.410 0.850 2.175
11 10 0.003 0.173 0.081 0.103 0.149 0.227 0.850 1.583
12 11 0.001 0.096 0.045 0.057 0.082 0.125 0.850 1.255
13 12 0.001 0.053 0.025 0.032 0.045 0.069 0.850 1.074
14 13 0.000 0.029 0.014 0.017 0.025 0.038 0.850 0.974
15 14 0.000 0.016 0.008 0.010 0.014 0.021 0.850 0.918
16 15 0.000 0.009 0.004 0.005 0.008 0.012 0.850 0.888
17 16 0.000 0.005 0.002 0.003 0.004 0.006 0.850 0.871
18 17 0.000 0.003 0.001 0.002 0.002 0.004 0.850 0.862
19 18 0.000 0.002 0.001 0.001 0.001 0.002 0.850 0.856
20 19 0.000 0.001 0.000 0.000 0.001 0.001 0.850 0.854
21 20 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.850 0.852
22 21 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.851
23 22 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
24 23 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
25 24 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.850 0.850
239.04
Debit puncak (Q maks)
9

Dari hasil perhitungan hidrograf banjir nakayasu dapat disimpulkan bahwa debit
puncak banjir rancangan untuk kala ulang 100 tahun adalah sebesar 239.049 m3/dt.

44
Gambar 3.7 Hidrograf Banjir Rancangan Kala Ulang 100 Tahun Metode Nakayasu

45
Diketahui :

Q = 500
Base Flow = 0,85 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 3,53 km
Koefisien pengaliran (C) = 0.2 (pengaliran biasa)
Luas DAS ( A ) = 14,07 km2
α = 0,5 (diasumsikan)
Hujan Rancangan = 278.688 mm

1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
= 0,21 x (3,53) 0,7
= 0,508 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 (0,51 )
= 0,254 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 0,508 + 0,8 ( 0, 254)
= 0,711 jam
4. Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dan debit puncak sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2 x 0,51
= 1,016 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0.5 x 14,07 x 1
= 3,6 ( 0,3 x 0,71 + 1,02 )

46
= 1.59 m3/ dt

 Limpahan sebelum mencapai debit puncak


 Bagian Lengkung naik (Qd) → 0 ≤ t < Tp
0 ≤t<1
t
)
Qd = Qp ( Tp 2,4

t=0 =0
t=1 = 0.307

 Bagian Lengkung turun (Qd) I → Tp < t < Tp+T0,3


1 < t <1 + 1
1< t < 2

t −Tp
Qd1 =Qp x 0,3 T 0,3

t=2 = 0,354

 Untuk lengkung turun (Qd)II → Tp+ T0.3 < t < Tp+T0.3 +1.5 T0.3
2< t< 4

t −Tp+0,5 (T 0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 1,5 (T 0,3)

t=3 = 0.222
t=4 = 0.101

47
 Untuk lengkung turun (Qd)III→t>Tp+T0,3+0,5 . T0,3
t >4

t −Tp +1,5 ( T 0,3 )


Qd3 = Qp x 0,3 2 ( T 0,3 )

t=5 = 0.051
t=6 = 0.028
t=7 = 0.015
t=8 = 0.009
t=9 = 0.005
t = 10 = 0.003
t = 11 = 0.001
t = 12 = 0.001
t = 13 = 0.000
t = 14 = 0.000
t = 15 = 0.000
t = 16 = 0.000
t = 17 = 0.000
t = 18 = 0.000
t = 19 = 0.000
t = 20 = 0.000
t = 21 = 0.000
t = 22 = 0.000
t = 23 = 0.000
t = 24 = 0.000

48
Tabel 3.18 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (Q500)
Q
NO
Jam ke Bagian Limpasan (m3/dt)
1 0 0.000
2 1 Qd=Qp(t/Tp)^2.4 3.607
3 2 0.345
5 3 0.222
6 4 Qd=Qp*0.3^(t-Tp/T0.3) 0.101
7 5 0.051
8 6 0.028
9 7 0.015
Qd=Qp*0.3^((tTp)+(0.5*T0.3)/1.5*T0.3)
10 8 0.009
11 9 0.005
12 10 0.003
13 11 0.001
14 12 0.001
15 13 0.000
16 14 0.000
17 15 0.000
18 16 0.000
19 17 Qd=Qp*0.3^((t-Tp)+(1.5*T0.3)/2*T0.3) 0.000
20 18 0.000
21 19 0.000
22 20 0.000
23 21 0.000
24 22 0.000
25 23 0.000
26 24 0.000

 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman


Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan digunakan
hujan efektif = 5 jam.

1. Menghitung sebaran hujan jam - jaman (RT)


RT = t = durasi 5 jam

* jam ke - 1 RT = 0.585
* jam ke - 2 RT = 0.368

49
* jam ke - 3 RT = 0.281
* jam ke - 4 RT = 0.232
* jam ke - 5 RT = 0.200

2. Nisbah hujan jam - jaman (Rt)


Rt = T * RT - (T - 1)(RT-1)

* jam ke - 1 Rt = 0.585
* jam ke - 2 Rt = 0.152
* jam ke - 3 Rt = 0.107
* jam ke - 4 Rt = 0.085
* jam ke - 5 Rt = 0.072

3. Curah hujan efektif ( Rc)


Rc = Rt x Rn
Rn = C x R100
139.344

* jam ke - 1 Rc = 81.489
* jam ke - 2 Rc = 21.181
* jam ke - 3 Rc = 14.858
* jam ke - 4 Rc = 11.828
* jam ke - 5 Rc = 9.988

50
Tabel 3.19 Hidrograf Banjir Rancangan Nakayasu Kala Ulang 500 Tahun
Base
Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Q Total
Flow
NO
9.98
(t) (m3/dt) 81.489 21.181 14.858 11.828 (m3/dt) (m3/dt)
8
1 0 0 0.000 0.850 0.850
293.96
2 1 3.607 0.000 0.850 294.810
0
3 2 0.345 28.108 76.406 0.000 0.850 105.364
4 3 0.222 18.076 7.306 53.597 0.000 0.850 79.829
5 4 0.101 8.201 4.698 5.125 42.669 0.000 0.850 61.543
6 5 0.051 4.133 2.132 3.296 4.080 36.032 0.850 50.522
7 6 0.028 2.284 1.074 1.495 2.624 3.445 0.850 11.773
8 7 0.015 1.263 0.594 0.753 1.190 2.216 0.850 6.866
9 8 0.009 0.698 0.328 0.417 0.600 1.005 0.850 3.898
10 9 0.005 0.386 0.181 0.230 0.332 0.507 0.850 2.486
11 10 0.003 0.213 0.100 0.127 0.183 0.280 0.850 1.754
12 11 0.001 0.118 0.055 0.070 0.101 0.155 0.850 1.350
13 12 0.001 0.065 0.031 0.039 0.056 0.086 0.850 1.126
14 13 0.000 0.036 0.017 0.021 0.031 0.047 0.850 1.003
15 14 0.000 0.020 0.009 0.012 0.017 0.026 0.850 0.934
16 15 0.000 0.011 0.005 0.007 0.009 0.014 0.850 0.897
17 16 0.000 0.006 0.003 0.004 0.005 0.008 0.850 0.876
18 17 0.000 0.003 0.002 0.002 0.003 0.004 0.850 0.864
19 18 0.000 0.002 0.001 0.001 0.002 0.002 0.850 0.858
20 19 0.000 0.001 0.000 0.001 0.001 0.001 0.850 0.854
21 20 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.001 0.850 0.852
22 21 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.851
23 22 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
24 23 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
25 24 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.850 0.850
Debit puncak (Q maks) 294.810

Dari hasil perhitungan hidrograf banjir nakayasu dapat disimpulkan bahwa debit
puncak banjir rancangan untuk kala ulang 500 tahun adalah sebesar 294.810 m3/dt.

51
Gambar 3.8 Hidrograf Banjir Rancangan Kala Ulang 500 Tahun Metode Nakayasu

52
Diketahui :

Q = 1000
Base Flow = 0,85 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 3,53 km
Koefisien pengaliran (C) = 0.2 (pengaliran biasa)
Luas DAS ( A ) = 14,07 km2
α = 0,5 (diasumsikan)
Hujan Rancangan = 341.5628 mm

1. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
= 0,21 x (3,53) 0,7
= 0,508 jam
2. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 (0,51 )
= 0,254 jam
3. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 0,508 + 0,8 ( 0, 254)
= 0,711 jam
4. Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dan debit puncak sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2 x 0,51
= 1,016 jam
5. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0.5 x 14,07 x 1
= 3,6 ( 0,3 x 0,71 + 1,02 )

53
= 1.59 m3/ dt

 Limpahan sebelum mencapai debit puncak


 Bagian Lengkung naik (Qd) → 0 ≤ t < Tp
0 ≤t<1
t
)
Qd = Qp ( Tp 2,4

t=0 =0
t=1 = 0.307

 Bagian Lengkung turun (Qd) I → Tp < t < Tp+T0,3


1 < t <1 + 1
1< t < 2

t −Tp
Qd1 =Qp x 0,3 T 0,3

t=2 = 0,354

 Untuk lengkung turun (Qd)II → Tp+ T0.3 < t < Tp+T0.3 +1.5 T0.3
2< t< 4

t −Tp+0,5 (T 0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 1,5 (T 0,3)

t=3 = 0.222
t=4 = 0.101

54
 Untuk lengkung turun (Qd)III→t>Tp+T0,3+0,5 . T0,3
t >4

t −Tp +1,5 ( T 0,3 )


Qd3 = Qp x 0,3 2 ( T 0,3 )

t=5 = 0.051
t=6 = 0.028
t=7 = 0.015
t=8 = 0.009
t=9 = 0.005
t = 10 = 0.003
t = 11 = 0.001
t = 12 = 0.001
t = 13 = 0.000
t = 14 = 0.000
t = 15 = 0.000
t = 16 = 0.000
t = 17 = 0.000
t = 18 = 0.000
t = 19 = 0.000
t = 20 = 0.000
t = 21 = 0.000
t = 22 = 0.000
t = 23 = 0.000
t = 24 = 0.000

55
Tabel 3.20 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (Q1000)
Q
NO
Jam ke Bagian Limpasan (m3/dt)
1 0 0.000
2 1 Qd=Qp(t/Tp)^2.4 3.607
3 2 0.345
5 3 0.222
6 4 Qd=Qp*0.3^(t-Tp/T0.3) 0.101
7 5 0.051
8 6 0.028
9 7 0.015
Qd=Qp*0.3^((tTp)+(0.5*T0.3)/1.5*T0.3)
10 8 0.009
11 9 0.005
12 10 0.003
13 11 0.001
14 12 0.001
15 13 0.000
16 14 0.000
17 15 0.000
18 16 0.000
19 17 Qd=Qp*0.3^((t-Tp)+(1.5*T0.3)/2*T0.3) 0.000
20 18 0.000
21 19 0.000
22 20 0.000
23 21 0.000
24 22 0.000
25 23 0.000
26 24 0.000

 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman


Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan digunakan
hujan efektif = 5 jam.

1. Menghitung sebaran hujan jam - jaman (RT)


RT = t = durasi 5 jam

* jam ke - 1 RT = 0.585
* jam ke - 2 RT = 0.368

56
* jam ke - 3 RT = 0.281
* jam ke - 4 RT = 0.232
* jam ke - 5 RT = 0.200

2. Nisbah hujan jam - jaman (Rt)


Rt = T * RT - (T - 1)(RT-1)

* jam ke - 1 Rt = 0.585
* jam ke - 2 Rt = 0.152
* jam ke - 3 Rt = 0.107
* jam ke - 4 Rt = 0.085
* jam ke - 5 Rt = 0.072

3. Curah hujan efektif ( Rc)


Rc = Rt x Rn
Rn = C x R100
170.781

* jam ke - 1 Rc = 99.874
* jam ke - 2 Rc = 25.959
* jam ke - 3 Rc = 18.210
* jam ke - 4 Rc = 14.497
* jam ke - 5 Rc = 12.242

57
Tabel 3.21 Hidrograf Banjir Rancangan Nakayasu Kala Ulang 1000 Tahun
Base
Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Q Total
NO Flow
(t) (m3/dt) 99.874 25.959 18.210 14.497 12.242 (m3/dt) (m3/dt)
1 0 0 0.000 0.850 0.850
2 1 3.607 360.280 0.000 0.850 361.130
3 2 0.345 34.449 93.644 0.000 0.850 128.944
4 3 0.222 22.154 8.954 65.689 0.000 0.850 97.648
5 4 0.101 10.051 5.758 6.281 52.295 0.000 0.850 75.236
6 5 0.051 5.065 2.612 4.039 5.000 44.161 0.850 61.728
7 6 0.028 2.800 1.316 1.833 3.216 4.223 0.850 14.237
8 7 0.015 1.548 0.728 0.923 1.459 2.716 0.850 8.223
9 8 0.009 0.856 0.402 0.510 0.735 1.232 0.850 4.585
10 9 0.005 0.473 0.222 0.282 0.406 0.621 0.850 2.855
11 10 0.003 0.261 0.123 0.156 0.225 0.343 0.850 1.958
12 11 0.001 0.145 0.068 0.086 0.124 0.190 0.850 1.463
13 12 0.001 0.080 0.038 0.048 0.069 0.105 0.850 1.189
14 13 0.000 0.044 0.021 0.026 0.038 0.058 0.850 1.037
15 14 0.000 0.024 0.011 0.015 0.021 0.032 0.850 0.953
16 15 0.000 0.013 0.006 0.008 0.012 0.018 0.850 0.907
17 16 0.000 0.007 0.004 0.004 0.006 0.010 0.850 0.882
18 17 0.000 0.004 0.002 0.002 0.004 0.005 0.850 0.867
19 18 0.000 0.002 0.001 0.001 0.002 0.003 0.850 0.860
20 19 0.000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.002 0.850 0.855
21 20 0.000 0.001 0.000 0.000 0.001 0.001 0.850 0.853
22 21 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.850 0.851
23 22 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.851
24 23 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
25 24 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.850 0.850
Debit puncak (Q maks) 361.130

Dari hasil perhitungan hidrograf banjir nakayasu dapat disimpulkan bahwa debit
puncak banjir rancangan untuk kala ulang 1000 tahun adalah sebesar 361.130 m3/dt.

58
Gambar 3.9 Hidrograf Banjir Rancangan Kala Ulang 1000 Tahun Metode Nakayasu

59
Diketahui :

Q = PMF
Base Flow = 0,85 m3/ dt
Panjang Sungai ( L ) = 3,53 km
Koefisien pengaliran (C) = 0.2 (pengaliran biasa)
Luas DAS ( A ) = 14,07 km2
α = 0,5 (diasumsikan)
Hujan Rancangan = 744.350 mm

6. Waktu konsentrasi ( Tg )
Untuk L < 15 km
Tg = 0,21L0,7
= 0,21 x (3,53) 0,7
= 0,508 jam
7. Waktu satuan hujan ( Tr )
Tr = 0,5 Tg
= 0,5 (0,51 )
= 0,254 jam
8. Waktu satuan hujan dari permukaan hujan sampai puncak banjir ( Tp )
Tp = Tg + 0,8 Tr
= 0,508 + 0,8 ( 0, 254)
= 0,711 jam
9. Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dan debit puncak sampai menjadi 30
% dari debit puncak ( T0,3 )
T0,3 = α x Tg
= 2 x 0,51
= 1,016 jam
10. Debit puncak banjir
C A Ro
Qp = 3,6 ( 0,3 Tp + T0,3 )
0.5 x 14,07 x 1
= 3,6 ( 0,3 x 0,71 + 1,02 )

60
= 1.59 m3/ dt

 Limpahan sebelum mencapai debit puncak


 Bagian Lengkung naik (Qd) → 0 ≤ t < Tp
0 ≤t<1
t
)
Qd = Qp ( Tp 2,4

t=0 =0
t=1 = 0.307

 Bagian Lengkung turun (Qd) I → Tp < t < Tp+T0,3


1 < t <1 + 1
1< t < 2

t −Tp
Qd1 =Qp x 0,3 T 0,3

t=2 = 0,354

 Untuk lengkung turun (Qd)II → Tp+ T0.3 < t < Tp+T0.3 +1.5 T0.3
2< t< 4

t −Tp+0,5 (T 0,3 )
Qd2 = Qp x 0,3 1,5 (T 0,3)

t=3 = 0.222
t=4 = 0.101

61
 Untuk lengkung turun (Qd)III→t>Tp+T0,3+0,5 . T0,3
t >4

t −Tp +1,5 ( T 0,3 )


Qd3 = Qp x 0,3 2 ( T 0,3 )

t=5 = 0.051
t=6 = 0.028
t=7 = 0.015
t=8 = 0.009
t=9 = 0.005
t = 10 = 0.003
t = 11 = 0.001
t = 12 = 0.001
t = 13 = 0.000
t = 14 = 0.000
t = 15 = 0.000
t = 16 = 0.000
t = 17 = 0.000
t = 18 = 0.000
t = 19 = 0.000
t = 20 = 0.000
t = 21 = 0.000
t = 22 = 0.000
t = 23 = 0.000
t = 24 = 0.000

62
Tabel 3.22 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (QPMF)
Q
NO
Jam ke Bagian Limpasan (m3/dt)
1 0 0.000
2 1 Qd=Qp(t/Tp)^2.4 3.607
3 2 0.345
5 3 0.222
6 4 Qd=Qp*0.3^(t-Tp/T0.3) 0.101
7 5 0.051
8 6 0.028
9 7 0.015
Qd=Qp*0.3^((tTp)+(0.5*T0.3)/1.5*T0.3)
10 8 0.009
11 9 0.005
12 10 0.003
13 11 0.001
14 12 0.001
15 13 0.000
16 14 0.000
17 15 0.000
18 16 0.000
19 17 Qd=Qp*0.3^((t-Tp)+(1.5*T0.3)/2*T0.3) 0.000
20 18 0.000
21 19 0.000
22 20 0.000
23 21 0.000
24 22 0.000
25 23 0.000
26 24 0.000

 Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman


Durasi hujan di indonesia antara 3 – 7 jam , maka untuk perhitungan digunakan
hujan efektif = 5 jam.

4. Menghitung sebaran hujan jam - jaman (RT)


RT = t = durasi 5 jam

* jam ke - 1 RT = 0.585
* jam ke - 2 RT = 0.368

63
* jam ke - 3 RT = 0.281
* jam ke - 4 RT = 0.232
* jam ke - 5 RT = 0.200

5. Nisbah hujan jam - jaman (Rt)


Rt = T * RT - (T - 1)(RT-1)

* jam ke - 1 Rt = 0.585
* jam ke - 2 Rt = 0.152
* jam ke - 3 Rt = 0.107
* jam ke - 4 Rt = 0.085
* jam ke - 5 Rt = 0.072

6. Curah hujan efektif ( Rc)


Rc = Rt x Rn
Rn = C x R100
372.175

* jam ke - 1 Rc = 217.649
* jam ke - 2 Rc = 56.572
* jam ke - 3 Rc = 39.684
* jam ke - 4 Rc = 31.592
* jam ke - 5 Rc = 26.678

64
Tabel 3.23 Hidrograf Banjir Rancangan Nakayasu PMF
Base
Jam Qp R1 R2 R3 R4 R5 Q Total
NO Flow
(t) (m3/dt) 217.649 56.572 39.684 31.592 26.678 (m3/dt) (m3/dt)
1 0 0 0.000 0.850 0.850
2 1 3.607 785.140 0.000 0.850 785.990
3 2 0.345 75.074 204.074 0.000 0.850 279.998
4 3 0.222 48.280 19.513 143.153 0.000 0.850 211.797
113.96
5 4 0.101 21.903 12.549 13.688 0.000 0.850 162.955
4
6 5 0.051 11.038 5.693 8.803 10.897 96.238 0.850 133.519
7 6 0.028 6.102 2.869 3.994 7.008 9.202 0.850 30.024
8 7 0.015 3.373 1.586 2.012 3.179 5.918 0.850 16.918
9 8 0.009 1.864 0.877 1.112 1.602 2.685 0.850 8.991
10 9 0.005 1.031 0.485 0.615 0.886 1.353 0.850 5.219
11 10 0.003 0.570 0.268 0.340 0.490 0.748 0.850 3.265
12 11 0.001 0.315 0.148 0.188 0.271 0.413 0.850 2.185
13 12 0.001 0.174 0.082 0.104 0.150 0.229 0.850 1.588
14 13 0.000 0.096 0.045 0.057 0.083 0.126 0.850 1.258
15 14 0.000 0.053 0.025 0.032 0.046 0.070 0.850 1.076
16 15 0.000 0.029 0.014 0.018 0.025 0.039 0.850 0.975
17 16 0.000 0.016 0.008 0.010 0.014 0.021 0.850 0.919
18 17 0.000 0.009 0.004 0.005 0.008 0.012 0.850 0.888
19 18 0.000 0.005 0.002 0.003 0.004 0.007 0.850 0.871
20 19 0.000 0.003 0.001 0.002 0.002 0.004 0.850 0.862
21 20 0.000 0.002 0.001 0.001 0.001 0.002 0.850 0.856
22 21 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.001 0.850 0.853
23 22 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.850 0.851
24 23 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.851
25 24 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.000 0.850 0.850
  0.000 0.850 0.850
Debit puncak (Q maks) 785.990

Dari hasil perhitungan hidrograf banjir nakayasu dapat disimpulkan bahwa debit
puncak banjir rancangan PMF adalah sebesar 785.990 m3/dt.

65
Gambar 3.10 Hidrograf Banjir Rancangan PMF Metode Nakayasu

66
3.5. Penelusuran Banjir Melalui Waduk (Flood Routing)
3.5.1. Landasan Teori
Penelusuran banjir adalah merupakan peramalan hidrograf di suatu titik pada
suatu aliran atau atau bagian sungai yang didasarkan atas pengamatan hidrograf di titik
lain hidrograf banjir apat ditelusuri melalui waduk.
Tujuan penelusuran banjir adalah untuk :
a. Peramalan banjir jangka pendek.
b. Perhitungan hidrograf satuan pada berbagai titik sepanjang sungai dari hidrograf
satuan di suatu titik di sungai tersebut.
c. Peramalan terhadap kelakuan sungai setelah terjadi perubahan keadaan palung
sungai (missal karena adanya pembangunan bendungan / pembuatan tanggul).
d. Derivasi hidrograf antetik
Penelusuran lewat waduk, di mana penampungannya adalahm erupakan fungsi
langsung dari aliran keluar (out flow), maka cara penyelesaiannya dapat
ditempuh dengan cara yang lebih eksak.
Penelusuran lewat waduk, di mana mencari keluaran aliran (out flow) yang melewati
fasilitas pengeluaran yaitu berupa bangunan pelimpah (spillway).
 Prosedur Penghitungan Penelusuran Banjir Melalui Waduk
Pada penelusuran banjir melalui waduk/embung, dimensi dari pelimpah (spillway)
sudah ditetapkan.
1. Dibuat lengkung kapasitas waduk yang dimulai dari elevasi puncak mercu
ambang pelimpah (spillway), bukan dari dasar bendungan/embung.
2. Ditetapkan besarnya pias waktu (Dt) untuk perhitungan penelusuran banjir.
3. Dihitung besaran-besaran berikut, kemudian ditabelkan.
 S/Δt dengan S adalah volume tampungan waduk (m3) dan Dt adalah besarnya
pias waktu (detik).
 Q = C.B.H3/2
Dengan notasi
Q = Debit yang melewati spillway (m3/dt)
C = Koefisien debit di spillway
B = Lebar spillway (m)
H = Kedalaman aliran diatas mercu spillway

67
S Q S Q
 ψ = −Dan ϕ= +
Δt 2 Δt 2

Hasil dari langkah (3) ini ditabelkan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1.

4. Dibuat Tabel 2 dengan penjelasan sebagai berikut ini :

a. Inflow (I) adalah hidrograf banjir rencana yang diperoleh dari metode klasik
atau metode sintetis (Nakayasu, Gama 1 dll)

Untuk langkah waktu (t) pertama.


b. Untuk langkah pertama, Outflow (Q) = 0,00 atau nilai yang ditetapkan
besarnya. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa elevasi muka air
c. Dihitung nilai H dengan menggunakan rumusan pada langkah (3).b.
berdasarkan nilai debit (Q) yang sudah didapat padal angkah (4b).
d. Kolom (I1 + I2)/2, kolom S1, kolom y1, kolom j2dan kolom S2 dikosongkan

Untukl angkah waktu (t) kedua dan seterusnya.


e. Dihitung nilai (I1 + I2)/2 dari debit inflow (I).
f. Berdasarkan nilai H pada Tabel 2 (langkah sebelumnya), dihitung S1dengan
menginterpolasi nilai S padaTabel 1 untuk nilai H yang sesuai.
g. Berdasarkan nilai H yang sama, dihitung besarnya y1 dengan cara
interpolasi nilai pada Tabel 1 untuk nilai H yang sesuai. S Q

Δt 2

h. Dihitung besarnya ϕ2 dengan rumusan sebagai berikut :

I1 + I2
ϕ2 = ψ 1 +
2

i. Dihitung besarnya S2 dengan rumusan sebagai berikut :

I1 + I2
S 2 = S1 + ( 2 )
−Q Δt

68
Q adalah debit outflow pada langkah waktu sebelumnya

j. Berdasarkan nilai S2 pada Tabel 2, dihitung besarnya H dengan cara


interpolasi nilai H pada Tabel 1 untuk nilai S (Tabel 1) yang sama dengan S2
k. Dihitung besarnya Q dengan menggunakan rumusan pada langkah (3).b.
berdasarkan nilai H yang sudah didapat pada langkah (j).
l. Diulangi langkah (e) hingga (k) untuk langkah waktu selanjutnya, dengan
menggunakan nilai H dan Q yang baru.
m. Dibuat grafik hidrograf Inflow (I) dan Outflownya (O).

69
3.5.2. Perhitungan

Gambar 3.11 Gambar Cad Mencari Elevasi dan Luas Tampungan

Tabel 3.24 PerhitunganVolumeTampungan


volume
Luas Sebenarnya
Elevasi volume (m3) komulatif
(m2)
(m3)
105 41908.870 0 0
106 79195.550 59571.72 59571.72
107 143705.340 109860.61 169432.33
108 245511.710 192350.11 361782.44
109 378314.216 309529.69 671312.13
110 537741.371 455697.84 1127009.96
111 688647.315 611641.04 1738651.00
112 857830.193 771691.74 2510342.74
113 1106069.993 979324.74 3489667.49
114 1334508.829 1218503.66 4708171.15
115 1595328.322 1462979.84 6171150.99
116 1905944.957 1748335.73 7919486.72
117 2220564.778 2061252.98 9980739.70

70
118 2506217.711 2361951.36 12342691.06
119 2777416.721 2640656.44 14983347.50
120 3077249.788 2926052.81 17909400.31

Gambar 3.5 Lengkung Kapasitas

71
Tabel 3.25 dan 3.26 Data Lengkung Kapasitas dan Data Hidrograf Banjir

DATA LENGKUNG KAPASITAS DATA HIDROGRAF BANJIR


(dihitung dari puncak mercu pelimpah)

Elevasi Tampungan, S Waktu (t) Debit, QPMF


(m) (m3) Jam (m3/d)
116 0.00 0 0.850
117 2061252.98 1 785.990
118 2361951.36 2 279.998
119 2640656.44 3 211.797
120 2926052.81 4 162.955
5 133.519
6 30.024
7 16.918
8 8.991
9 5.219
    10 3.265
11 2.185
12 1.588
13 1.258
14 1.076
15 0.975
16 0.919
17 0.888
18 0.871
19 0.862
20 0.856
21 0.853
22 0.851
23 0.851
24 0.850
ContohPerhitungan Routing Waduk
a. Kolom ke – 1 = Tinggi elevasi
b. Kolom ke – 2 = H (tinggi muka air) (digunakan per 1 m)
c. Kolom ke – 3 = S ( storage/tampungan ) volume
d. Untuk kolom 4
s 2.06125 x 106
= =¿ 483
∆t 3600
e. Untuk kolom 5
Diket :lebar mercu = 90 m
Cd = 2
H=1
Q = b x Cd x h1.5
= 90 x 2 x1,01.5
= 180 m3/dt
f. Untuk kolom 6
s Q
Ψ = +
∆t 2
¿ 573+¿ 90
¿ 663

g. Untuk kolom 7
s Q
ϕ = −
∆t 2
¿ 573−90
¿ 483
Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan

Elevasi Mercu = 116


Lebar Mercu = 90 m
Koefisien CD = 2.0
t = 1.0 jam

Tabel 3.27 Routing Waduk 1


Elevasi H S S/Dt Q    

(106
(m) (m) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
m3)
             
116 0.0 0 0 0 0 0
2.0612
117 1.0 573 180 663 483
5
2.3619
118 2.0 656 509 911 402
5
2.6406
119 3.0 734 935 1201 266
6
2.9260
120 4.0 813 1440 1533 93
5

Penghitungan Penelusuran Banjir Melalui Waduk/Embung


a. Kolom 1 = Waktu
b. Untuk kolom 2 :
Inflow (I) adalah hidrograf banjir rencana yang diperoleh dari metode sintetis Nakayasu
Untuk langkah waktu (t) pertama:
c. Untuk langkah pertama, Outflow (Q) = Inflow (I) pertama karena ketika ada nilai debit
yang masuk maka akan ada nilai debit yang keluar.
d. Dihitung nilai H dengan menggunakan rumus Q = b x Cd x h1.5 . maka rumus untuk

2
Q 1,5
mencari nilai h = ( ) . Sehingga nilai h =( 0.85 ¿ ¿ 3 = 0.028
b x Cd 90 x 2
e. Kolom (I1 + I2)/2, kolom S1, kolom𝞧1, kolomφ 2 dan kolom S2dikosongkan
Untuk langkah waktu (t) kedua dan seterusnya.
f. Untuk kolom 4
Dik :
I1 = 0.850
I2 = 785.990

I 1 + I2
I=
2
0.85+785.990
¿
2
¿ 393.42
g. Berdasarkan nilai H pada Tabel 2 (langkah sebelumnya), dihitung S 1 dengan
menginterpolasi nilai S pada Tabel 1 untuk nilai H yang sesuai. Rumus Interpotasi
 Rumus Interpotasi
( H 1−H 0 )
S1 = S0 + x ( S2 −S 0 )
( H 2−H 0 )
Untuk nilai S1
Dik :
H0 = 0,00 S0 = 0
H1 = 0,028 S1= ….?
H2= 1,00 S2 = 2.06125

0,028−1
S1= 0+ (( )x (2.06125-0))
1−0
= 0.06 x 106 m3

h. Berdasarkan nilai H yang sama, dihitung besarnya 𝞧1 dengan cara interpolasi nilai
𝞧pada Tabel 1 untuk nilai H yang sesuai.
H0 = 0,00 𝞧0 = 0
H1 = 0,028 𝞧1 = ….?
H2 = 1,00 𝞧2 = 483

0,028−0
𝞧1 = 0 + x (483−0)
1−0
= 13.6 m3/ dt

i. Dihitung besarnyaφ 2 dengan rumusan sebagai berikut :


I 1 + I2
φ 2=Ψ 1 +
2
φ 2=13.6+393.4 2

φ 2=407.02 dt

j. Dihitung besarnya S2 dengan rumusan sebagai berikut :


I 1 + I2
S 2=S1 + ( 2 )
−Q ∆ t

S 2=0.06+ ( 393.42−0.85 ) (1 x 3600 x 10−6)


S 2=¿1.47 106 m3
Q adalah debit outflow pada langkah waktu sebelumnya

k. Berdasarkan nilai S2 pada Tabel 2, dihitung besarnya H dengan cara interpolasi nilai H
pada Tabel 1 untuk nilai S (Tabel 1) yang sama dengan S2

H0 = 0,00 S0 = 0
H1 =….? S 1 = 1.47
H2 = 1,00 S 2 = 2.06125
(1.47−0 )
H1 = 0 + x ( 1−0 )
( 2.06125−0 )
H1 = 0.714

l. Dihitung besarnya Q dengan menggunakan rumus Q = b x Cd x h1.5 . berdasarkan nilai H


yang sudah didapat pada langkah (j).
Q = b x Cd x h1.5
Q = 90 x 2,0 x 0,714 1.5
Q = 108.55 m3/dt

m. Diulangi langkah (e) hingga (k) untuk langkah waktu selanjutnya, dengan menggunakan
nilai H dan Q yang baru.
Tabel 3.28. Penghitungan penelusuran banjir melalui waduk/embung

Elevasi (m)
Waktu Inflow, (I1+I2)/ S1 Outflow,
  S2 H
(t) I 2 Q
(106 (106
Jam (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m) (m3/d)
m3) m3)
                 
0 0.850           0.028 0.85
785.99
1 393.42 0.06 13.6 407.0 1.47 0.714 108.55
0
279.99
2 532.99 1.47 344.4 877.4 3.00 0.000 0.00
8
211.79
3 245.90 0.00 0.0 245.9 0.89 0.429 50.66
7
162.95
4 187.38 0.89 207.2 394.6 1.38 0.668 98.33
5
133.51
5 148.24 1.38 322.5 470.7 1.56 0.755 118.18
9
6 30.024 81.77 1.56 364.5 446.3 1.43 0.692 103.58
7 16.918 23.47 1.43 333.9 357.3 1.14 0.552 73.80
8 8.991 12.95 1.14 266.3 279.3 0.92 0.446 53.55
9 5.219 7.10 0.92 215.1 222.2 0.75 0.365 39.62
10 3.265 4.24 V0.75 175.9 180.2 0.62 0.303 29.98
o
11 2.185 2.73 0.62 146.1 148.8 0.53 0.255 23.20
12 1.588 1.89 0.53 123.1 125.0 0.45 0.218 18.31
13 1.258 1.42 0.45 105.2 106.6 0.39 0.188 14.72
14 1.076 1.17 0.39 90.9 92.1 0.34 0.165 12.04
15 0.975 1.03 0.34 79.5 80.5 0.30 0.146 9.99
16 0.919 0.95 0.30 70.2 71.2 0.27 0.130 8.41
17 0.888 0.90 0.27 62.6 63.5 0.24 0.117 7.17
18 0.871 0.88 0.24 56.3 57.2 0.22 0.106 6.18
19 0.862 0.87 0.22 51.0 51.8 0.20 0.096 5.38
20 0.856 0.86 0.20 46.5 47.4 0.18 0.088 4.73
21 0.853 0.85 0.18 42.7 43.5 0.17 0.082 4.20
22 0.851 0.85 0.17 39.4 40.3 0.16 0.076 3.76
23 0.851 0.85 0.16 36.6 37.4 0.15 0.071 3.39
24 0.850 0.85 0.15 34.1 35.0 0.14 0.066 3.07
Gambar 3.6 Grafik Hubungan Inflow dan OutFlow dikontrol terhdap QPMF

42

Anda mungkin juga menyukai